Anda di halaman 1dari 97

http://iwansulistyawan.blogspot.

com/

BAHASA LATIN, SINGKATAN DAN ARTINYA


101-120

No
Singkatan
Kepanjangan
Arti
A
1
aa.
ana
masing - masing

2
a.c.
ante coenam
sebelum makan

3
a.d.
auris dextrae
telinga kanan

4
a.h.
alternis horis
selang satu jam

5
a.l.
auris laevae
telinga kiri

6
a.m.
ante meridiem
sebelum tengah hari

7
a.p.
ante prandium
sebelum sarapan pagi

8
aa p.aeq.
ana partes aequales
masing - masing sama banyak

9
abs.febr.
absente febre
bila tidak demam

10
accur.
accurate
cermat

11
ad.
ad
sampai

12
ad 2 vic.
ad duas vices
untuk dua kali

13
ad aur.
ad aurem
pada telinga

14
ad chart.cer.
ad chartam ceratam
pada kertas berlilin

15p
ad chart.perg.
ad chartam pergameneam
pada kertas perkamen

16
ad grat.sap.
ad gratum saporem
sampai ada rasanya

17
ad hum.
ad humectandum
untuk membasahkan

18
ad infl.
ad inflandum
untuk disemprot

19
ad libit.
ad libitum
sesukanya

20
ad oll.alb.
ad ollam albam
dalam pot putih

21
ad oll.gris.
ad ollam griseam
dalam pot abu-abu

22
ad scatul.
ad scatulam
dalam dus

23
ad us.ext.
ad usum externum
untuk pemakaian luar

24
ad us.in.
ad usum internum
untuk pemakaian dalam

25
ad us.prop.
ad usum proprium
untuk pemakaian sendiri

26
ad vitr.alb.
ad vitrum album
dalam botol putih

27
ad vitr.ampl.
ad vitrum amplum
dalam botol bermulut lebar

28
ad vitr.fusc.
ad vitrum fuscum
dalam botol coklat

29
ad vitr. nigr.
ad vitrum nigrum
dalam botol hitam

30
add.
adde
tambahkan

31
adh.
adhibere
gunakan

32
ads.febr.
adsante febre
diwaktu demam

33
aeq.
aequalis
sama

34
aequab.
aequabilis
rata

35
aff.
affunde
dituangkan

36
aggred.febr.
aggrediente febre
diwaktu demam

37
agit.
agitatio
kocok

38
alb.
alba , albus
putih

39
alt.h.
alternis horis
selang satu jam

40
alt.hor.
alternis horis
selang satu jam

41
alt.d.
alternis die
selang satu hari

42
amb.
ambo
kedua - duanya

43
ampl.
ampulla
ampul

44
ante
ante
sebelum

45
applic.
applicatur
digunakan

46
apt.
aptus
cocok

47
aq.bidest.
aqua bidestillata
air suling dua kali

48
aq.bull.
aqua bulliens
air mendidih

49
aq.coct.
aqua cocta
air matang

50
aq.cois.
aqua communis
air biasa

51
aq.comm.
aqua communis
air biasa

52
aq.dest.
aqua destillata
air suling

53
aq.ferv.
aqua fervida
air panas

54
aq.pat.
aqua patabilis
air minum

55
aur.
auris
telinga
56
aurist.
auristillae
obat tetes telinga

B.

57
b.
bis
dua kali

58
bac.
bacilla
basila (sediaan benntuk batang)

59
bals.peruv.
balsamum peruvianum
peru balsem

60
b.in d.
bis in die
dua kali sehari

61
b.d.d.
bis de die
dua kali sehari

62
bid.
biduum
waktu dua hari

63
bol.
boli
pil besar

C.

64
c.
cum
dengan

65
C., cochl.
cochlear
sendok makan

66
c.m.
cras mane
besok pagi

67
c.n.
cras nocte
besok malam

68
C.p.
cochlear pultis
sendok bubur
69
C.p.
cochlear parvum
sendok bubur

70
C.th.
cochlear thea
sendok teh

71
cal.
calore
oleh panas

72
calef.
calefac
panaskan

73
calid.
calidus
panas

74
caps.
capsulae
kapsul

75
caps.gel.el.
capsulae gelatinosae elasticae
kapsul gelatin lunak

76
caps.gel.op.
capsulae gelatinosae operculatae
kapsul gelatin dengan tutup

77
caut.
caute
hati - hati

78
cer.
cera
malam, lilin

79
chart.
charta
kertas

80
chart.par.
charta paraffinata
kertas paraffin

81
citiss.
citissime
sangat segera

82
cito
cito
segera
83
clarif.
clarificatio
dijernihkan

84
clysm.
clysma
klisma / obat pompa

85
co., comp., cps., cpt.,
compositus
majemuk

86
cochleat.
cochleatim
sendok demi sendok

87
cois., comm.
communis
biasa

88
colat.
colatura
sari, kolatur

89
collut.
collutio
obat cuci mulut

90
collyr.
collyrium
obat cuci mata

91
conc.
concentratus
pekat

92
concus.
concussus
kocok

93
consp.
consperge
taburkan

94
cont.
continuo
segera

95
coq.
coque
masak

96
cord.
cordis
jantung

97
cort.
cortex
kulit

98
crast.
crastinus
besok

99
crem.
cremor
krim

100
cryst.
crystallus
kristal

D.

101
d.
da
berikan

102
d.in 2plo
da in duplo
berikan dua kali jumlahnya

103
d.in dim
da in dimidio
berikan setengahnya

104
d.secund.
diebus secunde
hari kedua

105
d.seq.
die sequente
hari berikutnya

106
d.c.
durante coenam
pada waktu makan

107
d.c.form.
da cum formula
berikan dengan resepnya

108
d.d.
de die
tiap hari

109
d.s.
da signa
berikan dan beri tanda

110
d.s.s.ven.
da sub signo veneni
berilah dengan tanda racun
111
d.t.d.
da tales doses
berikan dalam dosis demikian

112
decanth.
decantha
tuangkan

113
decoct.
decoctum
rebusan

114
dep.
depuratus
murni

115
des.
desodoratus
tidak berbau

116
desinf.
desinfectans
desinfeksi

117
det.
detur
diberikan

118
dext.
dexter
kanan

119
dieb.alt.
diebus alternis
tiap satu hari berikutnya

120
dil.
dilutus / dilutio
diencerkan / pengenceran

121
dim.
dimidius
setengah

122
disp.
dispensa
berikan

123
div.
divide
bagilah

124
div.in.part.aeq.
divide in partes aequales
bagilah dalam bagian - bagian yang sama

125
dulc.
dulcis
manis

126
dup., dupl., dx.
duplex
dua kali

E.

127
e.c.
enteric coated
bersalut enterik

128
elaeos.
elaeosaccharum
gula berminyak

129
emet.
emeticum
obat muntah

130
empl.
emplastrum
plester

131
emuls.
emulsum
emulsi

132
enem.
enema
lavemen/klisma/obat pompa

133
epith.
epithema
obat kompres

134
evap.
evaporetur, evapora
diuapkan, uapkan

135
exhib.
exhibe
berikan

136
expr.
expressio, exprimatur, exprime
penekanan, ditekan, tekanlah

137
ext.s.alut.
extende supra alutam
oleskan pada kulit yang lunak
138
ext.s.cor.
extende supra corium
oleskan pada kulit yang keras

139
ext.ut.
externe untendum
pemakaian sebagai obat luar

140
extemp.
extempore
pada saat itu juga

141
extr.liq.
extractum liquidum
ekstrak cair

142
extr.sicc.
extractum siccum
ekstrak kering

143
extr.spiss.
extractum spissum
ekstrak kental

144
extr.ten.
extractum tenue
ekstrak kental cair

F.

145
f.
fac, fiat, fiant
buat / dibuat

146
far.
farina
tepung

147
f.c.vehic.apt.
fac cum vehiculum apto
buat dengan bahan pembawa yang cocok

148
fl.
flores
bunga

149
fol.
folia
daun
150
f.l.a.
fac lege artis
buatlah sesuai aturan

151
febr.dur.
febre durante
diwaktu demam

152
filtr.
filtra / filtretur
saring

153
form.
formula
susunan (resep)

154
fort.
fortius
kuat

155
frig.
frigidus
dingin

G.

156
g.
gramma
gram

157
gr.
grain
grain ( kira-kira 65 mg)

158
garg.
gargarisma
obat kumur
Singkatan
Kepanjangan
Arti

159
gel.
gelatina
gelatin

160
glob.
globulus
bundar

161
gran.
granulum
butir

162
gross
grosse
kasar

163
gtt.
guttae
tetes

164
gutt.aur.
guttae auriculares
tetes telinga

165
0.5 g.
semi gramma
setengah gram

166
1g
gramma unum
satu gram

167
1.5 g
sesqui gramma
satu setengah gram

168
2g
grammata duo
dua gram

169
3g
grammata tria
tiga gram

170
4g
grammata quattuor
empat gram

171
5g
grammata quinque
lima gram
H.

172
h.
hora
jam

173
h.u.spat.
horae unius spatio
setelah satu jam

174
h.X.mat.
horae decima matutina
jam 10 pagi

175
h.m.
hora matutina
pagi hari

176
h.s.
hora somni
waktu tidur

177
h.v.
hora vespertina
malam hari

178
haust.
haustus
diminum sekaligus

179
hebdom.
hebdomada
untuk seminggu

180
her.praescr.
heri praescriptus
resep kemaren

181
hor.interm.
horis intermediis
diantara jam - jam

182
hui.form.
huius formulae
dari resep ini

I&J
183
i.c.
inter cibos
diantara waktu makan

184
i.m.
intra muskular
kedalam jaringan otot

185
i.m.m.
in manum medici
berikan pada dokter / di tangan dokter

186
i.o.d
in oculo dextro
pada mata kanan

187
i.o.s.
in oculo sinistro
pada mata kiri

188
in 2 vic.
in duabus vicibus
dalam dua kali

189
inj.
injectio
suntikan

190
instill.
instilla
teteskan

No
Singkatan
Kepanjangan
Arti

191
inter., int.
inter
antara

192
interd.
interdum
sewaktu - waktu

193
intr.d.sum.
intra diem sumendum
digunakan dalam satu hari

194
in vit.
in vitro
dalam tabung

195
in viv.
in vivo
dalam tubuh

196
iter.
iteretur
untuk diulang

197
iter.
iteratio
ulangan

198
i.v.
intra vena
kedalam pembuluh darah

199
jentac.
jentaculum
makan pagi

200
jej.
jejune
puasa, perut kosong

L.

201
l.a.
lege artis
menurut aturan

202
lag.gutt.
lagena guttatoria
botol tetes

203
lav.opth.
levementum ophthalmicum
larutan pencuci mata
204
ligand.
ligandus
harus diikat

205
lin.
linimentum
obat gosok

206
liq.
liquor
cairan

207
liq.
liquidus
larutan

208
loc.
locus
tempat

209
loc.aeg.
locus aeger
tempat yang sakit

210
loc.dol.
locus dolens
tempat yang nyeri

211
lot.
lotio
obat cuci / pembasuh

212
m.
misce
campurkan

213
m.et v.
mane et vespere
pagi dan malam

214
m.d.s.
misce da signa
campurkan, berikan tanda

215
m.f.
misce fac
campur dan buat
216
m.f.pulv.
misce fac pulveres
campurkan, buat powder

217
m.i.
mihi ipsi
untuk saya sendiri

218
m.p.
mane primo
pagi - pagi sekali

219
man.
mane
pagi hari

220
mixt.
mixtura
campuran

221
mod.praescr.
modo praescriptio
sesuai aturan

No
Singkatan
Kepanjangan
Arti

N.

222
n.
nocte
malam hari
223
n.dt., ndt., ne det.
ne detur
tidak diberikan

224
N.I.
ne iteretur
tidak boleh diulang

225
narist.
naristillae
obat tetes hidung

226
ne iter.
ne iteretur
jangan diulang

227
neb., nebul.
nebula
obat semprot

228
noct.
nocte
malam hari

229
non rep.
non repetatur
jangan diulang

O.

230
o. 1/4 h.
omni quarta hora
tiap seperempat jam

231
o.alt.hor.
omni alternis horis
tiap selang satu jam

232
o.b.h.
omni bihorio
tiap 2 jam

233
o.b.h.c.
omni bihorio cochlear
tiap 2 jam satu sendok makan

234
o.d.
oculus dexter
mata kanan

235
o.d.s.
oculus dexter et sinister
mata kanan dan kiri

236
o.h.
omni hora
tiap jam

237
o.m.
omni mane
tiap pagi

238
o.n.
omni nocte
tiap malam

239
o.s.
oculus sinister
mata kiri

240
o.u.
oculus uterque
kedua mata

241
oc.
oculus
mata

242
oculent.
oculentum
salep mata

243
omn.bid.
omni biduum
tiap 2 hari

244
ool.min.
olea mineralia
minyak mineral

245
ol.vol.
olea volatilia
minyak menguap/minyak atsiri

246
os., oris
oris
mulut

P.

247
p.aeq.
partes aequales
bagian sama

248
p.d.sing.
pro dosis singularis
untuk satu dosis

249
p.r.n.
pro re nata
bila diperlukan

250
p.c.
post coenam
setelah makan

251
p.m.
post meridiem
sore

No
Singkatan
Kepanjangan
Arti

252
part. Dol.
parte dolente
pada bagian yang sakit

253
past.dentifr.
pasta dentrificia
pasta gigi

254
per bid.
per biduum
dalam 2 hari

255
per trid.
per triduum
dalam 3 hari

256
per vic.
per vices
sebagian - sebagian

257
per.in.mor. / PIM
periculum in mora
bahaya bila tertunda

258
p.i.
pro injectio
untuk suntikan

259
pil.
pilula
pil

260
p.o.
per os / per oral
melalui mulut

262
pon. aur.
pone aurum
dibelakang telinga

263
pond.
pondus
timbangan / berat

264
pot.
potio
obat minum

265
pp., praec.
praecipitatus
endapan

266
prand.
prandium
sarapan pagi

267
pulv.
pulvis
serbuk

268
pulv.adsp.
pulvis adspersorius
serbuk tabur

269
pulv.dentifr.
pulvis dentrificius
serbuk untuk gigi

270
pulv.gross.
pulvis grossus
serbuk kasar

271
pulv.subt.
pulvis subtilis
serbuk halus

272
pulv.sternut.
pulvis sternutatorius
serbuk bersin

273
purg.
purgativus
obat kuras

274
pyx.
pyxis
dus

Q.

275
q.
quantitas
jumlah

276
q.dx.
quantitas duplex
2 kali banyaknya

277
q.h.
quaque hora
tiap jam

278
q.d.
quarter die
4 kali sehari

279
q.l.
quantum libet
banyaknya sesukanya

280
q.pl.
quantum placet
jumlah sesukanya

281
q.q.h.
quarta quaque hora
tiap 4 jam

282
q.s.
quantum satis / sufficit
secukupnya

283
q.v.
quantum vis
banyaknya sesukanya

No
Singkatan
Kepanjangan
Arti

284
R

285
R., Rp., Rcp.
recipe
ambil

286
rec.
recens
segar

287
rec.par.
recenter paratus
dibuat pada saat itu juga

288
reiter.
reiteretur
diulang kembali

289
rem.
remanentia
sisa

290
renov.semel.
renovetur semel
diulang satu kali

291
rep.
repetatur
untuk diulang

S.

292
s.
signa
tandai / tulis

293
S.a.
secundum artem
menurut seni

294
s.d.d.
semel de die
sekali sehari

295
s.n.s.
si necesse sit
bila diperlukan

296
s.o.s.
si opus sit
bila diperlukan

297
s.q.
sufficiente quantitate
dengan secukupnya

298
scat.
scatula
dus

299
se necess.sit
si necesse sit
bila perlu

300
sec.
secundo
kedua

301
semel
semel
satu kali

302
semi h.
semi hora
setengah jam
303
septim.
septimana
satu minggu

304
sesqui
sesqui
satu setengah

305
si op.sit.
si opus sit
bila perlu

306
sig.
signa
tulis / beri tanda

307
sin.
sine
tanpa

308
sine confect.
sine confectione
tanpa etiket aslinya

309
sing.
singulorum
dari tiap

310
sing auror.
singulis auroris
tiap pagi

311
s.c.
sub cutan
dibawah kulit

312
sol., solut.
solutio
larutan

313
solv.
solve
larutkan

314
stat.
statim
segera

315
steril.
sterillisatus
steril

316
subt.
subtilis
halus / tipis
317
sum.
sume, sumatur
ambillah

318
supr.
supra
di atas

No
Singkatan
Kepanjangan
Arti

T.

319
tct., tinct., tra.
tinctura
tingtur

320
t.d.d.
ter de die
tiga kali sehari

321
t.d.s.
ter die sumendum
dipakai tiga kali sehari

322
ter d.d.
ter de die
tiga kali sehari

323
ter in d.
ter in die
tiga kali sehari

324
trit.
tritus
gerus

325
troch.
trochiscus
tablet hisap

326
tuss.
tussis
batuk
U&V

327
u.a.
usus ante
seperti terdahulu

328
u.c.
usus cognitus
cara pakai diketahui

329
u.e.
usus externus
untuk obat luar

330
u.i.
usus internus
untuk obat dalam

331
u.n.
usus notus
cara pakai diketahui

332
u.p.
usus propius
untuk dipakai sendiri

333
u.v.
usus veterinarius
pemakaian untuk hewan

334
ult.prescr.
ultimo prescriptus
resep terakhir

335
ungt.
unguentum
salep

336
ungt.moll.
unguentum molle
salep lunak

337
urgens
urgens
segera

338
vas.
vaselin
vaselin

339
vasc.
vasculum
cangkir

340
vehic.
vehiculum
zat pembantu

341
vesp.
vespere
sore

342
vin.
vinum
anggur

343
virid.
viridus
hijau

342
vit.ov.
vitellum ovum
kuning telur

343
volat.
volatilis
menguap

DIPOSKAN OLEH ONE84_GANTENG DI 21.01 TIDAK ADA KOMENTAR:

JUMAT, 03 JULI 2009

DRUG RELATED PROBLEM

2.1. Definisi
Terapi dengan menggunakan obat terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas atau mempertahankan hidup pasien. Hal ini biasanya
dilakukan dengan cara: mengobati penyakit pasien, mengurangi atau meniadakan gejala sakit, menghentikan atau memperlambat proses
penyakit serta mencegah penyakit atau gejalanya. Namun ada hal-hal yang tidak dapat disangkal dalam pemberian obat yaitu
kemungkinan terjadinya hasil pengobatan tidak seperti yang diharapkan (Drug Related Problem).
Drug Related Problem (DRP) dapat didefinisikan sebagai kejadian tidak di inginkan yang menimpa pasien yang berhubungan dengan terapi
obat dan secara nyata maupun potensial berpengaruh terhadap perkembangan pasien yang diinginkan.

2.2. Komponen DRP


Suatu kejadian dapat disebut DRP bila memenuhi dua komponen berikut :
1. Kejadian tidak diinginkan yang dialami pasien
Kejadian ini dapat berupa keluhan medis, gejala, diagnosis penyakit, ketidakmampuan (disability) atau sindrom; dapat merupakan efek
dari kondisi psikologis, fisiologis, sosiokultural atau ekonomi.
2. hubungan antara kejadian tersebut dengan terapi obat
Bentuk hubungan ini dapat berupa konsekuensi dari terapi obat maupun kejadian yang memerlukan terapi obat sebagai solusi maupun
preventif.
Sebagai pengemban tugas pelayanan kefarmasian, seorang farmasis memiliki tanggung jawab terhadap adanya DRP yaitu dalam hal:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menyelesaikan masalah
3. Melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya DRP

2.3. Klasifikasi DRP


2.3.1. Indikasi
Pasien mengalami masalah medis yang memerlukan terapi obat (indikasi untuk penggunaan obat), tetapi tidak menerima obat untuk
indikasi tersebut.
a. Pasien memerlukan obat tambahan
Keadaan yang ditemukan pada DRP adalah suatu keadaan ketika pasien menderita penyakit sekunder yang mengakibatkan keadaan yang
lebih buruk daripada sebelumnya, sehingga memerlukan terapi tambahan. Penyebab utama perlunya terapi tambahan antara lain ialah
untuk mengatasi kondisi sakit pasien yang tidak mendapatkan pengobatan, untuk menambahkan efek terapi yang sinergis, dan terapi
untuk tujuan preventif atau profilaktif. Misalnya, penggunaan obat AINS biasanya dikombinasikan dengan obat antihistamin 2 dengan
tujuan untuk mencegah terjadinya iritasi lambung.
b. Pasien menerima obat yang tidak diperlukan
Pada kategori ini termasuk juga penyalahgunaan obat, swamedikasi yang tidak benar, polifarmasi dan duplikasi. Merupakan
tanggungjawab farmasi agar pasien tidak menggunakan obat yang tidak memiliki indikasi yang tepat. DRP kategori ini dapat menimbulkan
implikasi negatif pada pasien berupa toksisitas atau efek samping, dan membengkaknya biaya yang dikeluarkan diluar yang seharusnya.
Misalnya, pasien yang menderita batuk dan flu mengkonsumsi obat batuk dan analgesik-antipiretik terpisah padahal dalam obat batuk
tersebut sudah mengandung paracetamol.

2.3.2. Efektivitas
a. Pasien menerima regimen terapi yang salah
 Terapi multi obat (polifarmasi)
Polifarmasi merupakan penggunaan obat yang berlebihan oleh pasien dan penulisan obat berlebihan oleh dokter dimana pasien
menerima rata-rata 8-10 jenis obat sekaligus sekali kunjungan dokter atau pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui
dapat disembuhkan dengan satu jenis obat. Jumlah obat yang diberikan lebih dari yang diperlukan untuk pengobatan penyakit dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan, seperti pemberian puyer pada anak dengan batuk pilek yang berisi :
- Amoksisillin
- Parasetamol
- Gliseril Guaiakolat
- Deksametason
- CTM
- Luminal
Dari hal tersebut terlihat adanya polifarmasi, seorang farmasis bisa menkonfirmasikan atau mendiskusikan terlebih dahulu kepada dokter
sehingga penggunaan yang tidak perlu seperti deksametason dan luminal sebaiknya tidak diberikan untuk mencegah terjadinya regimen
terapi yang salah.
 Frekuensi pemberian
Banyak obat harus diberikan pada jangka waktu yang sering untuk memelihara konsentrasi darah dan jaringan. Namun, beberapa obat
yang dikonsumsi 3 atau 4 kali sehari biasanya benar-benar manjur apabila dikonsumsi sekali dalam sehari.
Contohnya
- frekwensi pemberian amoksisilin 4 kali sehari yang seharusnya 3 kali sehari.
- cara pemberian yang tidak tepat misalnya pemberian asetosal atau aspirin sebelum makan, yang seharusnya diberikan sesudah makan
karena dapat mengiritasi lambung.
 Durasi dari terapi
Contohnya penggunaan antibiotik harus diminum sampai habis selama satu kurum pengobatan, meskipun gejala klinik sudah mereda atau
menghilang sama sekali. Interval waktu minum obat juga harus tepat, bila 4 kali sehari berarti tiap enam jam, untuk antibiotik hal ini
sangat penting agar kadar obat dalam darah berada diatas kadar minimal yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit.
b. Pasien menerima obat yang benar tetapi dosisnya terlalu rendah
Pasien menerima obat dalam jumlah lebih kecil dibandingkan dosis terapinya. Hal ini dapat menjadi masalah karena menyebabkan tidak
efektifnya terapi sehingga pasien tidak sembuh, atau bahkan dapat memperburuk kondisi kesehatannya. Hal-hal yang menyebabkan
pasien menerima obat dalam jumlah yang terlalu sedikit antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat, frekuensi dan durasi obat
yang tidak tepat dapat menyebabkan jumlah obat yang diterima lebih sedikit dari yang seharusnya, penyimpanan juga berpengaruh
terhadap beberapa jenis sediaan obat, selain itu cara pemberian yang tidak benar juga dapat mengurangi jumlah obat yang masuk ke
dalam tubuh pasien.
Ada beberapa faktor pendukung yang menyebabkan kejadian tersebut yaitu antara lain obat diresepkan dengan metode fixed model
(hanya merujuk pada dosis lazim) tanpa mempertimbangkan lebih lanjut usia, berat badan, jenis kelamin dan kondisi penyakit pasien
sehingga terjadi kesalahan dosis pada peresepan. Adanya asumsi dari tenaga kesehatan yang lebih menekankan keamanan obat dan
meminimalisir efek toksik terkadang sampai mengorbankan sisi efektivitas terapi. Ketidakpatuhan pasien yang menyebabkan konsumsi
obat tidak tepat jumlah, antara lain disebabkan karena faktor ekonomi pasien tidak mampu menebus semua obat yang diresepkan, dan
pasien tidak paham cara menggunakan obat yang tepat. Misalnya pemberian antibiotik selama tiga hari pada penyakit ISFA Pneumonia.

2.3.3 Keamanan
a. Pasien menerima obat dalam dosis terlalu tinggi
Pasien menerima obat dalam jumlah dosis terlalu tinggi dibandingkan dosis terapinya. Hal ini tentu berbahaya karena dapat terjadi
peningkatan resiko efek toksik dan bisa jadi membahayakan Hal-hal yang menyebabkan pasien menerima obat dalam jumlah dosis terlalu
tinggi antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat, frekuensi dan durasi minum obat yang tidak tepat. Misalnya, penggunaan
fenitoin dengan kloramfenikol secara bersamaan, menyebabkan interaksi farmakokinetik yaitu inhibisi metabolisme fenitoin oleh
kloramfenikol sehingga kadar fenitoin dalam darah meningkat.
b. Pasien mengalami efek obat yang tidak diinginkan (Adverse drug reaction)
Dalam terapinya pasien mungkin menderita ADR yang dapat disebabkan karena obat tidak sesuai dengan kondisi pasien, cara pemberian
obat yang tidak benar baik dari frekuensi pemberian maupun durasi terapi, adanya interaksi obat, dan perubahan dosis yang terlalu cepat
pada pemberian obat-obat tertentu.
ADR merupakan respon terhadap suatu obat yang berbahaya dan tidak diharapkan serta terjadi pada dosis lazim yang dipakai oleh
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis maupun terapi.
Pada umumnya ADR dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. Reaksi tipe A
Reaksi tipe A mencakup kerja farmakologis primer atau sekunder yang berlebihan atau perluasan yang tidak diharapkan dari kerja obat
seperti diuretik mengimbas hipokalemia atau propanolol mengimbas pemblok jantung. Reaksi ini seringkali bergantung dosis dan mungkin
disebabkan oleh suatu penyakit bersamaan, interaksi obat-obat atau obat-makanan. Reaksi tipe A dapat terjadi pada setiap orang.
2. Reaksi tipe B
Reaksi tipe B merupakan reaksi idiosinkratik atau reaksi imunologi. Reaksi alergi mencakup tipe berikut :
a. Tipe I, anafilaktik (reaksi alergi mendadak bersifat sistemik) atau segera (hipersensitivitas)
b. Tipe II, sitotoksik
c. Tipe III, serum
d. Tipe IV, reaksi alergi tertunda misalnya penggunaan fenitoin dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan Steven Johnson syndrome.
3. Reaksi Tipe C (berkelanjutan)
Reaksi tipe C disebabkan penggunaan obat yang lama misalnya analgesik, nefropati.
4. Reaksi Tipe D
Reaksi tipe D adalah reaksi tertunda, misalnya teratogenesis dan karsinogenesis.
5. Reaksi Tipe E
Reaksi tipe E, penghentian penggunaan misalnya timbul kembali karena ketidakcukupan adrenokortikal.

2.3.4. Kepatuhan
Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Kepatuhan pasien untuk minum
obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Persepsi tentang kesehatan
b. Pengalaman mengobati sendiri
c. Pengalaman dengan terapi sebelumnya
d. Lingkungan (teman, keluarga)
e. Adanya efek samping obat
f. Keadaan ekonomi
g. Interaksi dengan tenaga kesehatan (dokter, apoteker, perawat).
Akibat dari ketidakpatuhan (non-compliance) pasien untuk mengikuti aturan selama pengobatan dapat berupa kegagalan terapi dan
toksisitas. Ketidakpatuhan seolah-olah diartikan akibat kelalaian dari pasien, dan hanya pasienlah yang bertanggung jawab terhadap hal-
hal yang terjadi akibat ketidakpatuhannya. Padahal penyebab ketidakpatuhan bukan semata-mata hanya kelalaian pasien dalam mengikuti
terapi yang telah ditentukan, namun banyak faktor pendorongnya, yaitu :

a. Obat tidak tersedia


Tidak tersedianya obat yang dibutuhkan pasien diapotek terdekat menyebabkan pasien enggan untuk menebus obat keapotek lain.
b. Regimen yang kompleks
Jenis sediaan obat terlalu beragam, misalnya pada saat bersamaan pasien mendapat sirup, tablet, tablet hisap, dan obat inhaslasi, hal ini
dapat menyebabkan pasien enggan minum obat.
c. Usia lanjut
Misalnya, banyak pasien geriatrik menggunakan lima atau eman obat-obatan beberapa kali dalam sehari pada waktu yang berbeda.
Kesamaan penampilan seperti ukuran, warna, atau bentuk obat-obat tertentu dapat berkontribusi pada kebingungan. Beberapa pasien
geriatrik dapat mengalami hilang daya ingat yang membuat ketidak patuhan lebih mungkin.
d. Lamanya terapi
Pemberian obat dalam jangka panjang misalnya pada penderita TBC, DM, arthritis, hipertensi dapat mempengaruhi kepatuhan pasien,
dimana pasien merasa bosan dalam penggunaan obat tersebut yang menyebabkan efek terapi tidak tercapai.
e. Hilangnya gejala
Pasien dapat merasa lebih baik setelah menggunaan obat dan merasa bahwa ia tidak perlu lebih lama menggunakan obatnya setelah reda.
Misalnya, ketika seorang pasien tidak menghabiskan obatnya selama terapi antibiotik setelah ia merasa bahwa infeksi telah terkendali. Hal
ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kembali infeksi, sehingga pasien wajib diberi nasehat untuk menggunakan seluruh obat selama
terapi antibiotik.
f. Takut akan efek samping,
Timbulnya efek samping setelah meminum obat, seperti : ruam kulit dan nyeri lambung atau timbulnya efek ikutan seperti urin menjadi
merah karena minum obat rimpafisin dapat menyebabkan pasien tidak mau menggunakan obat.
g. Rasa obat yang tidak enak
Masalah rasa obat-obatan paling umum dihadapi dengan penggunaan cairan oral oleh anak-anak, misalnya dalam formulasi obat cair oral
bagi anak-anak penambahan penawar rasa dan zat warna dilakukan untuk daya tarik, sehingga mempermudah pemberian obat dan
meningkatkan kepatuhan.
h. Tidak mampu membeli obat
Ketidakpatuhan sering terjadi dengan penggunaan obat yang relatif mahal, pasien akan lebih enggan mematuhi instruksi penggunaan obat
yang lebih mahal.
i. Pasien lupa dalam pengobatan.
j. Kurangnya pengetahuan terhadap kondisi penyakit, pentingnya terapi dan petunjuk penggunaan obat.
Pasien biasanya mengetahui relatif sedikit tentang kesakitan mereka, apalagi manfaat dan masalah terapi yang diakibatkan oleh obat.
Biasanya pasien menetapkan pikiran sendiri berkenaan dengan kondisi dan pengharapan yang berkaitan dengan efek terapi obat. Jika
terapi tidak memenuhi harapan, mereka cenderung tidak patuh. Oleh karena itu diperlukan edukasi pada pasien tentang kondisi
penyakitnya, manfaat serta keterbatasan terapi obat.
Dari beberapa faktor pendorong terjadinya ketidakpatuhan, apoteker memiliki peran untuk meningkatkan kepatuhan pasien dengan
memberikan informasi tentang pentingnya pengobatan pada keadaan penyakit pasien. Selain itu, diperlukan juga komunikasi yang efektif
antara dokter dan apoteker sehingga upaya penyembuhan kondisi penyakit pasien dapat berjalan dengan baik.

2.3.5. Pemilihan Obat


Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis ditegakkan dengan benar. Obat yang dipilih untuk mengobati setiap
kondisi harus yang paling tepat dari yang tersedia. Banyak reaksi merugikan dapat dicegah, jika dokter serta pasien melakukan
pertimbangan dan pengendalian yang baik. Pasien yang bijak tidak menghendaki pengobatan yang berlebihan. Pasien akan bekerjasama
dengan dokter untuk menyeimbangkan dengan tepat keseriusan penyakit dan bahaya obat. Dengan demikian obat yang dipilih haruslah
yang memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit.

2.3.6 Interaksi Obat


Interaksi obat adalah peristiwa dimana kerja obat dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan bersamaan atau hampir bersamaan. Efek obat
dapat bertambah kuat atau berkurang karena interaksi ini akibat yang dikehendaki dari interaksi ini ada dua kemungkinan yakni
meningkatkan efek toksik atau efek samping atau berkurangnya efek klinik yang diharapkan. Interaksi obat dapat terjadi sebagai berikut:
1. Obat-Makanan
Interaksi obat-makanan perlu mendapat perhatian dalam kegiatan pemantauan terapi obat. Ada 2 jenis yang mungkin terjadi:
a. Perubahan parameter farmakokinetik (absorpsi dan eliminasi). Misalnya, obat antibiotik tidak boleh dicampur dengan susu karena akan
membenuk ikatan sehingga obat tdak dapat diabsorbsi dan menurunkan efektifitas.
b. Perubahan dalam efikasi terapi obat (misalnya, makanan protein tinggi meningkatkan kecepatan metabolisme teophillin). Sebagai
tambahan, banyak obat diberikan pada saat lambung kosong. Sebaliknya, terapi obat dapat mengubah absorpsi secara merugikan dari
penggunaan suatu bahan gizi.
2. Obat-Uji Laboratorium
Interaksi obat-uji laboratorium terjadi apabila obat mempengaruhi akurasi uji diagnostik. Interaksi ini dapat terjadi melalui gangguan
kimia. Misalnya, laksatif antrakuinon dapat mempengaruhi uji urin untuk urobilinogen atau oleh perubahan zat yang diukur. Apabila
mengevaluasi status kesehatan pasien apoteker harus mempertimbangkan efek terapi obat pada hasil uji diagnostik.
3. Obat-Penyakit
Interaksi obat-penyakit juga merupakan masalah yang perlu dipantau. Apoteker harus mengevaluasi pengaruh efek merugikan suatu obat
pada kondisi medik pasien. Dalam pustaka medik, interaksi obat-penyakit sering disebut sebagai kontraindikasi absolut dan relatif.
Misalnya, penggunaan kloramfenikol dapat menyebabkan anemia aplastik, dan penggunaan antibiotik aminoglikosida dapat menyebabkan
nefrotoksik.
4. Obat-Obat
Interaksi antara obat-obat merupakan masalah yang perlu dihindari. Semua obat termasuk obat non resep harus dikaji untuk interaksi
obat. Apoteker perlu mengetahui interaksi obat-obat yang secara klinik signifikan. Suatu interaksi dianggap signifikan secara klinik jika hal
itu mempunyai kemungkinan menyebabkan kerugian atau bahaya pada pasien. Interaksi antar obat dapat berakibat merugikan atau
menguntungkan. Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan toksisitas dan/atau mengurangi efektivitas
obat yang berinteraksi, terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit.
Mekanisme interaksi obat, yakni :
a. Interaksi farmasetik (inkompatibilitas)
Inkompatibilitas ini terjadi di luar tubuh (sebelum obat diberikan) antara obat yang tidak dapat dicampur (inkompatibel). Pencampuran
obat demikian menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara fisik atau kimiawi yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan
endapan, perubahan warna dan lain-lain, atau mungkin juga tidak terlihat. Interaksi ini biasanya berakibat inaktifasi obat.
Bagi tenaga kesehatan, interaksi farmasetik yang penting adalah interaksi antar obat suntik dan interaksi antara obat suntik dengan cairan
infus.
b. Interaksi farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik terjadi bila salah satu obat mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat kedua sehingga
kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun. Akibatnya, terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat tersebut.
Interaksi farmakokinetik tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, sekalipun struktur
kimianya mirip, karena antara obat segolongan terdapat variasi sifat-sifat fisiko kimia yang menyebabkan variasi sifat-sifat
farmakokinetiknya. Misalnya, penggunaan ketokonazol dan paracetamol secara bersamaan, menyebabkan inhibisi metabolisme
paracetamol oleh ketokonazol sehingga kadar paracetamol meningkat.
c. Interaksi farmakodinamik.
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama
sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik atau antagonistik. Interaksi farmakodinamik merupakan sebagian besar dari interaksi obat
yang penting dalam klinik. Berbeda dengan interaksi farmakokinetik, interaksi farmakodinamik seringkali dapat diekstrapolasikan ke obat
lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena penggolongan obat memang berdasarkan persamaan efek
farmakodinamiknya. Misalnya, penggunaan warfarin dan aspirin dapat meningkatkan terjadinya perdarahan.

http://pkboll.blogspot.com/2014/02/arti-definisi-dan-tinjauan-etnofarmasi.html

Arti Definisi Dan Tinjauan Etnofarmasi - Kehidupan masyarakat tradisional mempunyai interaksi yang sangat dekat dengan sumberdaya
alam dan lingkungannya. Salah satunya adalah interaksi yang berhubungan dengan pemanfaatan tumbuhan. Interaksi yang ada tersebut
merupakan sebuah pengalaman dari sebuah pengetahuan tradisional yang secara turun-temurun diwariskan dari para leluhur ke generasi-
generasi selanjutnya serta mengembangkan pengetahuan tersebut dengan lingkungan untuk tetap bertahan hidup (Atok, 2009).
Penggunaan sumber daya alam sekitar untuk penyembuhan dapat diasumsikan sebagai bentuk pengobatan tertua di dunia. Hampir setiap
budaya di dunia mempunyai sistem pengobatan tradisional yang khas yang sesuai dengan karakter budaya tersebut. Bahkan di setiap
daerah juga dijumpai berbagai macam jenis sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai obat (Dorly, 2005).

Masyarakat Indonesia sendiri juga terdiri dari beberapa ratus suku yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda. Kebudayaan
tersebut meliputi bahasa, adat-istiadat, serta pengetahuan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam sebagai obat tradisional.
Pengetahuan obat tradisional ini spesifik bagi setiap etnis, sesuai dengan kondisi lingkungan dan tempat tinggal masing-masing suku
tersebut (Muktiningsih et al., 2001). Langkah awal yang dilakukan untuk menggali pengetahuan berbagai suku bangsa dan masyarakat
lokal tentang resep tradisional yang berkhasiat sebagai obat dapat dilakukan dengan pendekatan secara ilmiah (Kuntorini, 2005). Salah
satu pendekatan ilmiah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan secara etnofarmasi dalam masyarakat lokal tersebut
(Pieroni et al., 2002)

Etnofarmasi adalah multidisiplin ilmu yang menghubungkan antara ilmu kefarmasian dengan kultur budaya dalam masyarakat. Dalam
etnofarmasi dipelajari tentang faktor-faktor penentu budaya, pengelompokan, identifikasi, klasifikasi, pengkategorian bahan alam yang
digunakan sebagai obat tradisional (etnobiologi), persiapan bentuk sediaan farmasi (etnofarmasetika), interaksi obat alam tersebut
dengan tubuh (etnofarmakologi), dan aspek sosial-medis dalam masyarakat (etnomedisin) (Pieroni et al., 2002).

Dalam penelitian etnofarmasi, obyek utama penelitian tersebut adalah pada sebuah komunitas yang terisolasi untuk menemukan kembali
resep tradisional komnitas tersebut dan mencoba mengevaluasinya secara biologis maupun secara kultural (Pieroni et al., 2002).

Dalam pelaksanaannya, etnofarmasi juga memerlukan pendekatan dengan masyarakat sama dengan penelitian etnografi sehingga
pengamat terlibat langsung dalam kebudayaan yang sedang diteliti (Haviland, 1999). Kemudian dari hasil penelitian etnofarmasi tersebut
akan didapatkan referensi untuk pengembangan atau penemuan obat baru yang berasal dari bahan alam berdasarkan resep obat
tradisional dari komunitas atau etnis tertentu (Pieroni et al., 2002).

Di Indonesia sendiri penelitian yang spesifik untuk bidang ilmu etnofarmasi masih tergolong sedikit. Karena pada umumnya masih
digolongkan dalam bidang ilmu etnobotani ataupun etnozoologi. Namun beberapa contoh penelitian etnofarmasi yang pernah dilakukan
adalah penelitian yang dilaksanakan pada Suku Tengger Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo Jawa Timur (Aziz, 2010)
terinventarisasi 47 tumbuhan, 3 jenis hewan, dan 5 bahan mineral dalam 60 resep tradisional yang digunakan untuk mengobati 29 jenis
penyakit . Di wilayah Suku Tengger yang lain yaitu Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Jawa Timur (Bhagawan, 2011) telah
terinventarisasi 54 jenis tumbuhan obat, 2 jenis hewan, dan 3 bahan mineral dalam 82 resep tradisional yang digunakan untuk mengobati
26 jenis penyakit. Pada penelitian yang lainnya di Suku Tengger Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Jawa Timur (Pamungkas,
2011) telah terinventarisasi sebanyak 44 jenis tumbuhan obat, 3 jenis hewan, dan 3 bahan mineral yang digunakan dalam 77 resep
tradisional untuk mengobati 28 jenis penyakit.

Anatomi, Fisiologi Dan Reproduksi Sel

By: A'dzjio

Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang
berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.

Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh
Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma

Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow
mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).

ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL

Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).


2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).

1. Selaput Plasma (Plasmalemma)


Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak
atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer

Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma
bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).

Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.

Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.

Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang
disebut Dinding Sel (Cell Wall).

Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel
Tengah(Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain

Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran
Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.

2. Sitoplasma dan Organel Sel


Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang
bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.

Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.

Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

a. Retikulum Endoplasma (RE.)


Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)

Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom
merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.

Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.


Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

c. Miitokondria (The Power House)


Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista

Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi
julukan "The Power House".

d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)


Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.

Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub
dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).

2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.

3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas
antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas
Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati
Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol,
Flagela dan Silia.

j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot).
Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan
katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).

3. Inti Sel (Nukleus)

Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :


• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).

Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang
mengatur sintesis protein.

Fungsi bagian-bagian sel

By: ajo

Fungsi Lisosom

Lisosom adalah Fungsi dari organel ini sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya itu bernama
Lisozym.

Lisosom berperan penting dalam matinya sel-sel. Bila sel luka atau mati, lisosomnya membantu dalam menghancurkannya. Hal ini
bermanfaat sekali sehingga sel sekat dapat menggantikan yang rusak. Kematian sel merupakan tingkatan yang penting dalam daur hidup
beberapa organisme.

Fungsi Nukleus

Nuklues berfungsi untuk mengawall segala aktiviti sel. Selain itu, ia bertujuan untuk mengawal pertukaran bahan antara nukleus
dan sitoplasma berlaku melalui liang - liang di membran nuklues. Nuklues juga mempunyai maklumat pewarisan padanya.
Fungsi Vakuola

· Tempat cadangan makanan

· Menyimpan pigmen

· Menyimpan minyak atsiri

· Menyimpan sisa metabolisme; asam oksalat, getah karet, alkaloid

· Mendekatkan sitoplasma ke dinding, agar keluar-masuk zat lancar dan cepat

· Membuat sel muda jadi tegang-kukuh

Fungsi mikrofilamen

· Mempertahankan bentuk sel (unsur penahan tarikan)

· Perubahan bentuk sel

· Kontraksi otot

· Pengaliran sitoplasma

· Motilitas sel (seperti pada pseudopodia)

· Pembelahan sel (pembentukan alur pembelahan)

Fungsi mikrotubula

Mempertahankan bentuk sel (“blog” penahan tekanan)

Motilitas sel (seperti pada silia atau flagel)

Pergerakan kromosom dalam pembelahan sel

Pergerakan organel

Pembentukan sentriol, benda basal dan flagel

fungsi sentriol

· Sebagai pengatur pembentukan serat gelendong

· Serta orientasi pembelahan sel

· Mengatur pembentukan sitoskelet

· Mengatur pergerakan organel gerak dan kromosom waktu pembelahan

· Sentriol juga terdapat sebagai badan basal yang merupakan tempat pembentukan silia.

· Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel {mitosis maupun miosis}.

· Membentuk rangka sel : mikrotubul dan mikrofilamen. Rangka ini yang menunjang sel agar tetap bentuknya, dan membran sel tidak
mengendur atau pecah.
Fungsi Badan Golgi

· Mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dibebas-kan dari sel,

· Memproses protein-protein yang telah disintesa oleh ribosom dari retikulum endoplasma,

· Mensintesa polisakarida tertentu dan glycolipids,

· Memilih protein untuk berbagai lokasi di dalam sel,

· Membentuk membran plasma dengan memperbanyak elemen membran yang baru bagi membran plasma. Kantung atau membran golgi
sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membrane plasma.

· memproses kembali komponen-komponen membran plasma yang telah memasuki sitosol selama endositosis.

· Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-
bahanlain.

· Membentuk dinding sel tumbuhan

· Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan
lisosom.

Fungsi plastida

Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga dantumbuhan (Kingdom Plantae). Plastida berperan dalam fotosintesis.Plastida,
terutama kloroplas yang mengandung klorofil, pigmen yang memberikan warna hijau bagi tumbuhan dan memungkinkan
terjadinya fotosintesis.

Tugas kelompok biologi sel

Djohar maknun, M. Si

Retikulum endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur yang berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. RE merupakan organel yang dapat
ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis, kantung ini
disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. RE labirin yang demikian banyak sehingga RE
meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang
seperti tabung di dalam sitoplasma.
Ada tiga jenis Retikulum Endoplasma:
 RE kasar
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama
RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
 RE halus
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses
metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel.
 RE sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE
sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot

Fungsi RE
 Menjadi tempat penyimpanan kalsium bila sel berkontraksi maka kalsium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol.
 Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan oleh sel.
 Mensintesis lemak dan kolesterol, yang terjadi dalam hati.
 Menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
 Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian ke bagian sel yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://fionaangelina.wordpress.com/2007/11/18/retikulum-endoplasma/
Issoegianti. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

PROTEIN

By :ajo

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh dan
mempertahankan jaringan yang telah ada.

Di dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat penting. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan
komponen terbesar setelah air.

Kekurangan protein dalam waktu lama dapat mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit.

Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus dalam bentuk asam amino

Bila suatu protein dihidrolisis dengan asam, alkali, atau enzim, akan dihasilkan campuran asam-asam amino

Sebuah asam amino terdiri dari gugus amino, sebuah gugus hidroksil, sebuah atom hidrogen, dan gugus R yang terikat pada sebuah atom
C.

Di dalam tubuh manusia terjadi suatu siklus protein, artinya protein dipecah menjadi komponen-komponen yang lebih kecil yaitu asam
amino dan atau peptida. Terjadi juga sintesis protein baru untuk mengganti yang lama.

Waktu yang diperlukan untuk mengganti separuh dari jumlah kelompok protein tertentu dengan protein baru disebut haft timeatau waktu
paruh jangka hidup protein.

Ikatan Peptida

Dua asam amino berikatan melalui suatu ikatan peptida dengan melepas sebuah molekul air. Reaksi keseimbangan ini cenderung untuk
berjalan ke arah hidrolisis daripada sintesis.

Beberapa asam amino, biasanya lebih dari 100 buah, dapat mengadakan ikatan peptida dan membentuk rantai polipeptida yang tidak
bercabang.

Rantai utama yang menghubungkan atom-atom C-C-C disebut rantai kerangka molekul protein, sedangkan atom-atom di sebelah kanan
maupun kiri rantai kerangka disebut gugus R, atau rantai samping

Atom yang dikandung dalam gugus R serta cara melekatnya pada rantai kerangka akan membedakan molekul protein yang satu dari yang
lain

Protein dapat terdiri dari satu atau lebih polipeptida, misalnya mioglobin terdiri dari dua polipeptida dan hemoglobin terdiri dari empat
rantai polipeptida

Ternyata ada 24 jenis rantai cabang (R) yang berbeda ukuran, bentuk, muatan, dan reaktivitasnya. Rantai cabang (R) dapat berupa atom H
pada glisin, metil pada alanin, atau berupa gugus lainnya, baik gugus alifatik, hidroksil, maupun aromatik.
Dalam teknologi pangan, asam amino mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan. Misalnya D-
triptofan mempunyai rasa manis 35 kali kemanisan sukrosa, sebaliknya L-triptofan mempunyai rasa yang sangat pahit. Asam glutamat
sangat penting peranannya dalam pengolahan makanan, karena dapat menimbulkan rasa yang lezat.

Sampai sekarang baru dikenal 24 macam asam amino, yang dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu asam amino eksogen dan
asam amino endogen.

Asam amino endogen dapat dibentuk dalam tubuh manusia, sedangkan 10 asam amino eksogen tidak dapat dibentuk oleh tubuh manusia,
karena itu disebut asam amino esensial, artinya harus didapatkan dari makanan sehari-hari.

Yang tergolong asam amino esensial adalah lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan arginin

Fungsi Protein

Sebagai enzim

Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar
peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.

Alat pengangkut dan penyimpan

Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.

Pengatur pergerakan

Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.

Penunjang mekanis

Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah
membentuk serabut.

Pertahanan tubuh atau imunisasi

Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-
benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lain.

Media perambatan impuls syaraf

Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

Pengendalian pertumbuhan

Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan
karakter bahan

Sifat-sifat fisikokimia protein

Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam aminonya.

Berat molekul protein sangat besar

Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak dapat larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak.

Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang, akibatnya protein akan terisah sebagai endapan.
Peristiwa pemisahan protein ini disebut salting out.

Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan menggumpal.

Protein dapat bereaksi dengan asam dan basa

Kebutuhan protein

Kebutuhan manusia akan protein dapat dihitung dengan mengetahui jumlah nitrogen yang hilang. Bila seseorang mengkonsumsi ransum
tanpa protein, maka nitrogen yang hilang tersebut pasti berasal dari protein tubuh yang dipecah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
Kebutuhan protein untuk tubuh manusia rata-rata sebesar 1 g protein/kg berat badan per hari

PERBEDAAN

SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

Sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai beberapa perbedaan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Sel tumbuhan Sel hewan

Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan. Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.

Mempunyai bentuk yang tetap. Tidak mempunyai bentuk yang tetap.

Mempunyai dinding sel. Tidak mempunyai dinding sel.

Mempunyai klorofil. Tidak mempunyai klorofil.

Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel


Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar. beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak
sebesar yang dimiliki tumbuhan).

Menyimpan makanan dalam bentuk biji


Menyimpan tenaga dalam bentuk biji (granul) kanji.
(granul) glikogen.

SEL TUMBUHAN

SEL HEWAN

TIPIKAL SEL HEWAN TIPIKAL SEL TUMBUHAN

Organel · Nucleus · Nucleus

o Nucleolus (di dalam nucleus) o Nucleolus (di dalam nucleus)

· Rough endoplasmic reticulum (ER) · Rough ER

· Smooth ER · Smooth ER

· Ribosomes · Ribosomes

· Cytoskeleton · Cytoskeleton

· Golgi apparatus · Golgi apparatus (dictiosomes)

· Cytoplasm · Cytoplasm

· Mitochondria · Mitochondria

· Vesicles · Vesicles

· Lysosomes · Chloroplast dan plastid lainya

· Centrosome o Central vacuole (besar)

o Centrioles o Tonoplast (central vacuole membrane)


o Vacuoles · Peroxisome Perba
nding
· Vacuoles an
antara
· Glyoxysome strukt
ur sel
hewa
n
denga
n sel
tumb
uhan

PERBE
DAAN
ORGA
NEL –
ORGA
NEL

PADA
SEL
TUMB
Struktur Plasma membrane Plasma membrane UHAN
tambahan DAN
Flagellum Flagellum (hanya pada gamet) SEL
HEWA
Cilium Dinding sel N

Plasmodesmata 1. DIN
DING
SEL

1. Hanya ada pada tumbuhan

- Tersusun atas :

a. Yang utama zat kayu yaitu selulosa yang terbuat dari glukosa

b. Pectin terbuat dari polisakarida

c. Hemiselulosaterbuat dari polisakarida

d. Glikoprotein

2. Dibentuk oleh diktiosom

3. Berperan dalam turgiditas sel (kekakuan sel)

4. Pada dinding sel terdapat noktah (pori) yaitu : bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan untuk berhubungan dengan sel
tetangga

5. Pada noktah tersebut terdapat plasmodesmata

6. Terdapat 2 jenis dinding sel :

- Dinding sel primer

§ Pada sel-sel muda yang sedang tumbuh, sel parenkim dan sel kolenkim

§ Tersusun atas:

1. 9-25 % selulosa

2. hemiselulosa

3. pectin

4. beberapa senyawa
- Dinding sel sekunder

§ Pada sel dewasa yang dibentuk disebelah dalam dinding primer

§ Tersusun atas :

1) Kandungan selulosa lebih banyak (41-45)%

2) Hemiselulosa

3) Lignin

7. Beberapa sel mengalami penambahan lignin yang keras dan kaku àdewasa sel2 tersebut mati àkayu

2. PLASTIDA

1. Hanya pada tumbuhan

2. Bermembran rangkap

a. Membrane luar à untuk melewatkan molekul berukuran kecil

b. Membrane dalam bersifat selektif permeable, memilih molekul yang keluar masuk dengan transport aktif

3. Organel yang mengandung pigmen

- Jenis-jenisnya adalah :

a. Kloroplas

§ Plastida yang mengandung klorofil

§ Hanya dijumpai pada sel autotrof eukariotik

§ Membrane dalam à membentuk tilakoid (Tempat Terjadinya Fotosintesis) Dan Membungkus cairan kloroplas à Stroma

§ Stroma untuk penyimpanan HASIL FOTOSINTESIS à amilum

§ Tilakoid bertumpuk disebut grana

b. Kromoplas

§ Bertugas menyintesis dan menyimpan pigmen merah, jingga, atau kuning

§ Missal : pada tomat dan wortel

c. Leukoplas

§ Tidak mengandung pigmen warna

§ Terdapat pada jaringan yang tidak terkena cahaya

§ Yaitu terdapat pada sel-sel embrional, empulur batang, bagian tumbuhan di dalam tanah yang berwarna putih

d. Amiloplas

§ Tidak mengandung pigmen

§ Berfungsi dalam penyimpanan amilum (pati)

§ Missal pada umbi

3. VAKUOLA

1. Bermembran

2. Berisi cairan vakuola

3. Pada hewan à vesikula


4. Pada tumbuhan :

§ Tumbuhan muda vakuola kecil2

§ Tumbuhan dewasa vakuola besar-besar

5. Berhubungan dengan tekanan turgor

6. Tekanan turgor berguna untuk mengatur gerakan osmosis cairan dari luar ke dalam sel

7. Vakuola berisi

§ Senyawa cadangan makanan (as.amino, gula, beberrapa as.organik dan protein)

§ Metabolit sekunder (senyawa yang tidak diperlukan oleh sel itu sendiri)

8. Contoh metabolit sekunder :

§ Antosianin (pigmen sel) à bertanggung jawab terhadap warna pada permukaan buah, bunga dan daun

9. Fungsi vakuola :

§ Tempat cadangan makanan

§ Menympan pigmen

§ Menyimpan minyak atsiri

§ Menyimpan sisa metabolisme à asam oksalat, getah karet, alkaloid

10. Macam-macam vakuola :

§ Vakuola kontraktil à untuk bergerak pada organisme tingkat rendah

§ Vakuola makanan à pada tumbuhan

4. SENTRIOL

Hanya terdapat pada sel hewan

Sepasang struktur seperti silinder yang memiliki lubang tengah

Tersusun dari protein mikrotubulus

Pasangan sentriol terletak menyudut

Tampak seperti jala berlekatan dengan kromosom saat sel membelah

Jala tersebut disebut benang spindle

Fungsi :

Mengatur polaritas pembelahan sel hewan

Mengatur pemisahan kromosom selama pembelahan sel

DAFTAR PUSTAKA

- Campbell. Neil A. 2002. Biologi edisi kelima-jilid 1. Jakarta : Erlangga

-http://id.wikipedia.org/wiki/Sel#Perbedaan_sel_tumbuhan_dan_sel_hewan

- http://biologi.blogsome.com/2007/06/25/plastida/ tanggal 10 mei pukul 01.30 WIB.

- Yatim, Wildan. 1992. Biologi Sel. Bandung: Tarsito

SEJARAH SELPENEMUAN SEL

by ; ajo alvaro
Pada awal abad 17, Galileo Galilei dengan alat dua lensa, ia menggambarkan struktur tipis dari mata serangga berupa pola geometri.
Galilei yang bukan seorang biologiwan sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop Pada
pertengahan abad Robert Hook, seorang kurator dari Inggris melihat gambaran dari suatu sayatan tipis gabus suatu kompartemen atau
ruang-ruang. Disebutnya struktur yang dilihatnya itu dengan nama Latin yaitu cellulae (yang berarti ruangan kecil), itulah asal kata ‘sel’
berasal Pada akhir tahun 1600-an Antony van Leeuwenhoek, seorang penjaga toko bangsa Belanda, dan trampil menyusun lensa-lensa
hingga dapat digunakan untuk melihat dan mengamati beragam protista, spermatozoa, bahkan bakteri, organisme kecil yang tidak dapat
dilihat lagi dua abad kemudian. Tahun 1820-an, peningkatan pada desaian lensa terjadi dan membawa sel menjadi lebih dapat terfokus
diamati. Robert Brown, seorang ahli botani, mengamati adanya titik buran yang selalu ada pada sel telur, sel polen atau serbuk sari, sel
dari jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Dia menyebut titik itu sebagai ‘nukleus’. Pada tahun 1838 Matthias Schleiden, juga seorang
ahli botani, berpendapat bahwa nukleus dan perkembangan sel erat hubungannya. Berdasarkan hasil penelitiannya, Schleiden
menyimpulkan bahwa masing-masing sel tanaman mengarah ke suatu kehidupan ganda, satu tergantung pada kehidupannya sendiri dan
yang lain sebagai bagian integral tanaman. Pada tahun 1839, Theodor Schwann, seorang ahli zoologi, berdasarkan hasil penelitiannya
selama bertahun-tahun terhadap struktur dan pertumbuhan jaringan haiwan, mengemukakan bahwa haiwan sama seperti tanaman terdiri
atas sel dan produk-produk sel. Dan bahawa walaupun sel adalah sebahagian daripada organisme, mereka pada tingkat tertentu adalah
kehidupan tersendiri.

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung
di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup
(organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri,Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.

Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh
masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan
kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

Sel selaput penyusun umbi bawang bombay (Allium cepa). Tampak dinding sel dan inti sel (berupa noktah di dalam setiap
‘ruang’). Perbesaran 400 kali.

Setiap jenis sel dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Misalnya sel darah merah yang jumlahnya 25 triliun berfungsi untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Disamping sel darah merah masih terdapat sekitar 75 triliun sel lain yang menyusun tubuh
manusia, sehingga jumlah sel pada manusia sekitar 100 triliun sel.

Walaupun banyak sel yang berbeda satu sama lainnya, tetapi umumnya seluruh sel mempunyai sifar-sifat dasar yang mirip satu sama lain,
misalnya :

1). oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak atau protein pada setiap sel untuk melepaskan energi

2). mekanisme umum merubah makanan menjadi energi

3). setiap sel melepaskan hasil akhir reaksinya ke cairan disekitarnya

4). hampir semua sel mempunyai kemampuan mengadakan reproduksi dan jika sel tertentu mengalami kerusakan maka sel sejenis yang
lain akan beregenerasi

Secara umum sel-sel yang menyusun tubuh manusia mempunyai struktur dasar yang terdiri dari membran sel, protoplasma dan inti sel
(nukleus).

Ketiganya mempunyai komposisi kimia yang terdiri dari air, elektrolit, protein, lemak dan karbohidrat.

a. Air
Medium cairan utama dari sel adalah air, yang terdapat dalam konsentrasi 70-85%. Banyak bahan-bahan kimia sel larut dalam air, sedang
yang lain terdapat dalam bentuk suspensi atau membranous

b. Elektrolit
Elektrolit terpenting dari sel adalah Kalium, Magnesium, Fosfat, Bikarbonat, Natrium, Klorida dan Kalsium. Elekrolit menyediakan bahan
inorganis untuk reaksi selluler dan terlibat dalam mekanisme kontrol sel

c. Protein
Memegang peranan penting pada hampir semua proses fisiologis dan dapat diringkaskan sebagai
berikut :
1. Proses enzimatik
2. Proses transport dan penyimpanan
3. Proses pergerakan
4. Fungsi mekanik
5. Proses imunologis
6. Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf
7. Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi

d. Lemak
Asam lemak yang merupakan komponen membran sel adalah rantai hidrokarbon yang panjang, sedang asam lemak yang tersimpan dalam
sel adalah triasilgliserol, merupakan molekul yang sangat hidrofobik. Karena molekul triasilgliserol ini tidak larut dalam air/larutan garam
maka akan membentuk lipid droplet dalam sel lemak (sel adiposa) yang merupakan sumber energi. Molekul lemak yang menyusun
membran sel mempunyai gugus hidroksil ( fosfolipid dan kolesterol) sehingga dapat berikatan dengan air, sedangkan gugus yang lainnya
hidrofobik (tidak terikat air) sehingga disebut amfifatik.

e. Karbohidrat
Suatu karbohidrat tersusun atas atom C,H, dan O. Karbohidrat yang mempunyai 5 atom C disebut pentosa, 6 atom C disebut hexosa
adalah karbohidrat-karbohidrat yang penting untuk fungsi sel.
Karbohidrat yang tersusun atas banyak unit disebut polisakarida. Polisakarida berperan sebagai sumber energi cadangan dan sebagai
komponen yang menyusun permukaan luar membran sel. Karbohidrat yang berikatan dengan protein (glikoprotein) dan yang berikatan
dengan lemak (glikolipid) merupakan struktur penting dari membran sel. Selain itu glikolipid dan glikoprotein menyusun struktur antigen
golongan darah yang dapat menimbulkan reaksi imunologis.

Demikian pula dengan mahluk hidup lain, senyawa kimia penyusun selnya sama. Senyawa kimia penyusun sel disebut protoplasma.
Protoplasma merupakan substansi yang kompleks. Sebagian besar protoplasma tediri dari air. meski demikian protein memberikan ciri
pada strukturnya. Senyawa organik dalam protoplasma berupa karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat.

Contoh-contoh rantai senyawa penyusun:

Karbohidrat, Protein,Lemak

Darimana Asal Sel?

Satu abad kemudian Rudolf Virchow, seorang ahli fisiologi, melaporkan hasil penelitiannya mengenai pertumbuhan dan reproduksi sel
bahawa sel membelah menjadi dua sel. Setiap sel berasal dari sel yang sudah ada. Analisis mikroskopis (hasil penelitian pada pertengahan
abad 19) membuktikan bahawa sel adalah unit terkecil kehidupan, dan bahawa kehidupan yang berlangsung terus menerus berasal dri
pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal. Konsep-konsep tersebut menjadi teori sel. Jadi ada tiga konsep mengenai sel iaitu:

semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel

sel adalah unit terkecil yang memiliki semua persyaratan hidup

keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal

Molekul Kehidupan Sel

Dasar kimia kehidupan sel: masing-masing penyusun sel tersusun atas molekul atau materi. Materi tersusun atas elemen atau atom.
Elemen atau atom adalah satu dasar kimia yang tidak dapat dipecah dengan proses kimia. Atom tersusun atas subpartikel atom yang
disebut neutron, proton, dan elektron.

Neutron dan proton terdapat pada inti atom dan elektron terdapat pada kulit atom. Jumlah proton menunjukkan nombor atom. Contoh
atom helium (simbol He) yang memiliki 2 proton, maka nombor atom He=2. Atom yang sama memiliki sifat, inti dan kulit, yang sama.
Atom yang berbeza memiliki sifat dan jumlah subatom yang berbeza.

Atom yang sama dapat memiliki jumlah neutron yang berbeza, dan mereka disebut isotop. Contoh isotop adalah atom Carbon-12 bisa
ditulis 12C memiliki 6 neutron. Di alam 99% atom Carbon adalah dalam bentuk isotop 12C, dan yang 1% adalah 13C dengan 7 neutron.
Isotop ini telah dimanfaatkan dalam memecahkan banyak masalah biologi dan lain-lain masalah dalam ilmu pengetahuan.

Atom-atom sesama atau atom yang berbeza dapat saling berikatan. Ikatan antara atom membentuk molekul.Ikatan antara atom itu
disebut ikatan kimia.Ikatan kimia antara ion disebut ikatan ion, iaitu elektron dari suatu atom dapat diperoleh dari atau hilang ke atom
lainnya. Banyak jenis ikatan kimia, ada ikatan hidrogen, ikatan antara atom hidrogen, ada ikatan kovalen, dan lain-lain ikatan kimia.Ikatan
hidrogen pada suatu molekul menentukan sifat polaritasi molekul. Ertinya apabila ada ikatan hidrogen pada suatu molekul bererti molekul
itu bersifat polar.

Tubuh kita tidak dapat membuat air tetapi dalam tubuh dapat berlangsung sejumlah reaksi kimia yang menghasilkan materi.Ikatan antara
atom dan bahkan antara molekul menentukan stabilitasi antara komponen yang saling berikatan itu dan kemudian menentukan stabilitasi
struktur dan menentukan fungsi molekul apabila itu adalah molekul yang menyusun kehidupan.

Ukuran Sel Bervariasi

Sel yang terpanjang adalah sel syaraf. Sel yang ukurannya terbesar adalah sel telur burung. Sel darah merah kita termasuk sel yang
ukurannya amat kecil. Ukuran sel dibatasi hukum alam yang mengatur mengenai batas atas dan batas bawah ukuran sel Batas bawah
(minimumnya) sel harus memuat cukup DNA, protein, molekul lain serta struktur internal untuk dapat survive dan bereproduksi. Batas
bawah ukuran sel dibatasi jumlah total volume molekul-molekul dan organelnya untuk aktiviti sel. Maksimum ukuran sel dibatasi oleh
kegunaan yang mencukupi terhadap luas permukaan untuk memperoleh makanan cukup dari lingkungannya dan membuang sampah atau
kotoran yang tidak digunakan. Batas atas ukuran sel ditentukan oleh sebab tersebut kerana plasma membran dari sel kecil dapat melayani
sitoplasmanya yang bervolume kecil lebih mudah dibanding membran sel besar dengan volumenya besar. Sel yang besar memiliki luas
permukaan yang lebih dibanding sel yang kecil.Sel yang besar memiliki rasio rendah antara luas permukaan dan volume dibandingkan sel
yang kecil.

Jenis Sel

Ada dua jenis sel yaitu sel prokariot dan sel eukariot. Sel prokariot ukurannya relatif kecil dengan diameter setengah hingga satu mikro
meter. Sel prokariot tidak memiliki membran nukleus atau inti. DNAnya kontak dengan sitoplasmanya secara tidak langsung. Dalam
sitoplasmanya mengandung ribosom. Sel prokariot dibungkus plasma membran, dinding luar sel yang kompleks, pili, kadang-kadang
berflagela. Sel eukariot ukurannya relatif besar, sekitar 10-100 mm (mikro meter). Bagian dalam sel eukariot sangat kompleks dengan
organel-organel yang dibatasi membran maupun yang tidak dibatasi membran. Sel eukariot adalah sel yang memiliki inti sejati (eu = sejati;
kariot = inti). Inti atau nukleus termasuk organel sel yang dibatasi membran. Organel lain yang dibatasi membran adalah endoplasmik
retikulum, Golgi aparatus, mitokondria, microtubul, sentriol, flagela, dan sitoskeleleton. Sel eukariot haiwan dibatasi oleh plasma
membran saja, sering juga dengan flagela, tidak memiliki dinding sel. Sel eukariot tanaman dibatasi plasma membran dan dinding sel yang
kaku, memiliki vakuola pusat, kloroplast, tidak mempunyai sentriol, biasanya tidak mempunyai flagela.

Penemuan Sel Terbaru : Sel Telur Wanita

UNTUK pertama kalinya dalam sejarah para ahli di Belgium telah berhasil merakam dengan sangat jelas proses awal pada reproduksi
manusia, yakni keluarnya sel telur dari ovarium seorang wanita. Ahli ginekologi Dr Jacques Donnez dari Universiti Katolik Louvain (UCL) di
Brussels yang berhasil merakam proses pelepasan oosit dari ovarium ketika ia sedang melakukan operasi histerektomi atau pengangkatan
kandungan (rahim, uterus) seorang wanita.

Secara alami, wanita normal mengeluarkan satu hingga beberapa sel telur setiap bulan ketika memasuki masa-masa subur. Namun begitu,
sejauh ini belum ada ahli yang mampu merakam secara jelas dan detail detik-detik keluarnya sel telur manusia dari organ wanita.

Sel telur dihasilkan oleh folikel-folikel, kantung-kantung berisi cairan, di bahagian dalam ovarium yang pada masa ovulasi akan
mengeluarkan benjolan (protrusi) kecil berwarna kemerahan.

Telur-telur akan muncul pada hujung benjolan tersebut dengan bentuk sel-sel yang mirip jeli. Setelah keluar dan lepas dari benjolan
tersebut, sel-sel kemudian akan berkelana menuju ke tiub falopia di mana nantinya akan dibuahi oleh sel sperma dari seorang lelaki.

Donnez mengatakan, beberapa teori mengindikasikan bahawa pelepasan sel telur dalam ovarium bersifat "eksplosif", namun apa yang
dikajinya ini berlangsung sekitar 15 minit.

Penemuan sel manusia

UNTUK pertama kalinya dalam sejarah para ahli di Belgia belum lama ini berhasil merekam dengan sangat jelas proses awal pada
reproduksi manusia, yakni keluarnya sel telur dari ovarium seorang wanita.

Adalah ginekolog Dr Jacques Donnez dari Universitas Katolik Louvain (UCL) di Brussels yang berhasil merekam proses pelepasan oosit dari
ovarium ketika ia sedang melakukan operasi histerektomi atau pengangkatan kandungan (rahim, uterus) seorang wanita. Gambar-gambar
yang menakjubkan ini juga dipublikasikan dalam majalah New Scientist.

Secara alami, wanita normal mengeluarkan satu hingga beberapa sel telur setiap bulan ketika memasuki masa-masa subur. Namun begitu,
sejauh ini belum ada ahli yang mampu merekam secara jelas dan detail momen-momen keluarnya sel telur manusi dari organ wanita.

Sel telur dihasilkan oleh folikel-folikel, kantung-kantung berisi cairan, di bagian dalam ovarium yang pada masa ovulasi akan mengeluarkan
benjolan (protrusi) kecil berwarna kemerahan yang terlihat dalam gambar.

Telur-telur akan muncul pada ujung benjolan tersebut dengan bentuk sel-sel yang mirip jeli. Setelah keluar dan lepas dari benjolan
tersebut, sel-sel kemudian akan berkelana menuju tuba falopi di mana nantinya akan dibuahi oleh sel sperma dari seorang pria.Sel telur
dalam gambar tersebut adalah milik seorang perempuan berusia 45 tahun asal Belgia. Donnez mengatakan, beberapa teori
mengindikasikan bahwa pelepasan sel telur dalam ovarium bersifat “eksplosif”, namun apa yang direkamnya ini berlangsung sekitar 15
menit.

DAFTAR PUSTAKA

http://biodas.wordpress.com/rancangan-pembelajara/bahan-ajar/sejarah/

http://id.wikipedia.org/wiki/sel_(Biologi)

http://khyrulhycal313.blogspot.com/2008/11/penemuam-sel-telur-wanita.html

http://ajobiosel.blogspot.com
POKOK BAHASAN 7. ORGANOLOGI

Dalam pokok bahasan organologi ini akan dibahas organ akar, batang dan

daun, sedangkan organ bunga, buah dan bij i akan dibahas dalam bagian III (Struktur

dan Perkembangan Mikroskopik Organ Reproduksi pada Tumbuhan).

7.1 BATANG

Pada organ batang terdapat 3 bagian pokok yang berkembang dan jaringan

protoderm, prokambium dan meristem dasar, yaitu:

1. Epidermis dan derivatnya

2. Korteks

3. Stele

Ketiga bagian tersebut di atas akan tampak jelas pada tumbuhan

Dicotyledoneae sedangkan pada tumbuhan Monocotyledoneae batas antara korteks

dan stele kurang jelas.

Epidermis

Epidermis pada tumbuhan Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae tersusun

oleh satu lapis sel. Sel epidermis biasanya berbentuk rektanguler tersusun rapat tanpa

adanya ruang antar sel, dinding luar mengalami penebalan dari zat kutin. Susunan ini

menyebabkan terjadinya pengurangan transpirasi dan melindungi jaringan di sebelah

dalamnya dan kerusakan mekanik dan serangan hama. Pada beberapa jenis

tumbuhan, disebelah dalam dan epidermis batang dijumpai satu atau beberapa lapis

sel yang berasal dari initial yang tidak sama dengan epidermis yang disebut

hypodermis. Struktur hipodermis ini berbeda dengan sel-sel penyusun korteks.

Derivat epidermis yang dapat dijumpai adalah, stomata, trikoma, emergensia

dan spina serta sel silika dan sel gabus. Stomat kelak berkembang menjadi lentisel

Korteks

Daerah korteks terutama tersusun oleh parenkim sebagai jaringan dasar, di

daerah perifer kadang dijumpai kolenkim yang berkelompok atau membentuk lingkaran

tertutup. Jaringan sklerenkim dapat berupa serabut yang berkelompok dan sklereida

yang soliter. Dijumpai pula adanya berbagai macam idioblast. Pada beberapa

tumbuhan, parenkim korteks bagian tepi mengandung kloroplas sehingga mampu

mengadakan proses fotosintesis, partenkim ini disebut klorenkim.

Bagian korteks yang paling dalam disebut floeoterma. Pada batang

Dicotyledoneae muda biasanya lapisan floeoterma berisi butir-butir pati sehingga

sering disebut sarung tepung. Pada beberapa tumbuhan Dicotyledoneae ada pula

yang floeothermanya mengalami penebalan membentuk pita Caspaiy sehingga lapisan


ini disebut endodennis. Pada batang yang telah tua biasanya endodermis telah rusak.

Pada tumbuhan Monocotyledoneae, korterks kadang terdeferensiasi secara baik atau

kadang sangat sempit bahkan tidak dapat dibedakan dengan stele.

Stele

Stele merupakan daerah disebelah dalam dan endodermis yang terdiri atas

perikambium, parenkim dan berkas pengangkut.

Berdasarkan tipe berkas pengangkut, ada tidaknya empulur dan jendela daun,

maka stele dapat dibagi menjadi beberapa tipe:

1. Protostele

Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan berkas pengakut konsentris

amfikibral.

1.1 Protosrtele haplostele apabila xilem berupa bangunan membulat ditengah

dan dikelilingi oleh floem

1.2 Protostele aktinostele apabila xilem berupa bangunan seperti bintang di

bagian tengah dan dikelilingi floem

1.3 Protostele plektostele apabila xilem merupakan lempengan-lempengan

yang saling berhubungan dan dikelilingi floem

1.4 Protostele campuran apbila xilem merupakan kelompok kecil-kecil yang

masing-masing dikeliuingi floem

2. Sifonostele

Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan berkas pengakut konsentris

amfikibral dan di bagian tengah batang terdapat empulur.

2.1 Sifonostele ektoflois apabila floem terapat di sebelah luar dan xilem dan

ditengah batang terdapat empulur

2.2 Sifonostele amfiflois apabila floem terdapat di sebelah dalam dan luar xilem

dan ditengahnya terdapat empulur.

3. Diktiostele

Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan beberapa kelompok berkas

pengangkut yang masing-masing terdiri atas xilem yang dikelilingi floem,

dibagian tengahnya terdapat empulur dan ada jendela daun.

4. Eustele

Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan tipe berkas pengangkut kolateral

terbuka atau bikolateral, di bagian tengahnya terdapat empulur dan jan-jan

empuhir. Kambium pada stele tipe ini dibedakan menjadi kambium fasikuler

(mtrafasikuler) dan kambium interfasikuler.


5. Ataktostele

Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan berkas pengangkut tipe kolateral

tertutup yang tersebar di sehiruh penampang batang, baik di daerah korteks

maupun stele.

Jendela daun adalah bagian dan batang atau cabang dimana tidak dijumpai

adanya berkas pengangkut oleh karena danya percabangan kearah samping yaitu ke ranting atau daun

Empulur merupakan daerah di sebelah dalam dan berkas pengangkut yang

bersifat parenkimatis.

Pertumbuhan Sekunder Batang

Pertumbuhan menebal yang terjadi pada tumbuhan disebut pertumbuhan

sekunder akibat adanya penambahan jaringan sekunder. Jaringan sekunder dihasilkan

oleh meristem sekunder yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus (felogen).

Pada tumbuhan Dicotyledoneae yang berkayu dan Gymnospermae, jaringan

berkas pengangkut primer yang berasal dari sel-sel prokambium hanya berfungsi pada

saat tumbuhan dalam fase perkembangan kemudian fungsi pengangkutan digantikan

oleh jaringan berkas pengangkut sekunder yang dihasilkan oleh kambium vaskuler

Akibat adanya pertumbuhan menebal sekunder ini fungsi epidermis sebagai jaringan

pelindung digantikan oleh jaringan gabus yang dihasilkan oleh kambium gabus.

Pada tumbuhan Monocotyledoneae dan beberapa jenis lainnya, semua sel

penyusun prokambium berdiferensiasi menjadi jaringan berkas pengangkut primer

sedangkan pada tumbuhan Dicotyledoneae dan Gymnospermae selam berdiferensiasi

menjadi jaringan berkas pengangkut primer, sebagian dan prokambium itu tetap

bersifat menistematik dan berkembang menjadi kambium. Kambium kearah dalam

menghasilkan xilem sekunder dan ke arah luar menghasilkan floem sekunder.


Setelah kambium mengadakan pertumbuhan sekunder, terbentuklah kambium

gabus. Kambium gabus dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup, misalnya

epidermis, parenkim korteks yang sel-selnya dapat berubah menjadi meristematik.

Kambium gabus (felogen) ke arah luar membentuk gabus (felem) dan ke arah dalam

membentuk parenkim (feloderm). Felogen, felem dan feloderm membentuk jaringan

gabus sekunder (periderm). Dengan adanya jaringan gabus maka bagian dalam

tumbuhan yang hidup terpisah dari udara luar, sehingga diperlukan adanya hubungan

antara bagian dalam tumbuhan dengan udara luar untuk menunjang berbagai macam

proses kehidupan, untuk itu dijumpai adanya lentisel pada jaringan gabus batang.

Jaringan gabus menggantikan epidermis sebagai jaringan pelindung.

Sebagai akibat adanya pertumbuhan menebal sekunder, maka diameter batang

akan bertambah. Sel-sel floem primer akan terdesak ke arah luar oleh sel-sel floem

sekunder hasil pembelahan kambium. Untuk mengimbangi pertumbuhan menebal

sekunder sebagai aktivitas menistem kambium, sel-sel parenkim penyusun jari-jari

empulur mengadakan dilatasi, yaitu pembentangan dan pembelahan sel ke arah

tangensial atau periklinal untuk mengimbangi adanya pertumbuhan menebal sekunder.

Struktur anomali pada batang:

Struktur anomali pada batang secara garis besar terjadi karena 2 macam
penyebab, yaitu:

1. Kambium mempunyai struktur yang normal, akan tetapi aktifitasnya tidak

beraturan sehingga terjadilah berkas pengangkut dengan struktur yang tidak

wajar.

2. Adanya kambium tambahan (kambium asesoris) disampmg kambium yang

normal sehingga terbentuk lebih dan satu lingkaran berkas pengangkut.

7.2 AKAR

Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi dalam 2 kategori:

1. Akar primer (akar normal) yang tumbuh sejak tumbuhan masth berupa embrio

dan biasanya ada selama tumbuhan itu hidup

2. Akar liar yang muncul dan batang, daun dari jaringan lain yang mungkin secara

permanen atau hanya temporer.

Fungsi dari akar primer yaitu untuk menegakan tumbuhan agar bisa berdiri

tegak di atas tanah disamping juga mempunyai fungsi penyerapan air dari bahan-

bahan anorganik dan tanah sedang akar liar mempunyai macam-macam fungsi,

kadang akar ini akan mencapai tanah dan berfungsi seperti akan primer atau kadang

mengalami modifikasi sebagai organ untuk merayap, atau organ penopang ataupun
haustoria.

Anatomi dari akar lebih sederhana dibanding dengan batang dan mempunyai

keragaman yang rendah di banding batang sebagai akibat adanya lingkungan yang

relatif seragam di dalam tanah.

Karakteristik akar secara umum:

1. mempunyai tendensi untuk tumbuh ke bawah atau kesamping dibandmg untuk

tumbuh ke atas.

2. tidak dijumpai adanya kiorofil

3. Tidak dijumpai adanya daun dan tunas

4. Pada akar primer, fluem dan xilem tersusun dalam radius yang berbeda

5. Ujung akar mempunyai zone pertumbuhan yang pendek

6. Dijumpai adanya rambut akar di daerah dekat ujung akar

Karakter anatomi akar:

Pada potongan membujur akar primer dapat dijumpai adanya,

1. Tudung akar

Tudung akar terdapat pada ujung akar berfungsi untuk melmdungi promeristem

akar dan membantu penetrasi akar yang tumbuh ke dalam tanah. Tudung akar
tersusun oleh sel-sel parenkim hidup yang kadang mengandung pati. Pada

kebanyakan tumbuhan, tudung akar membentuk strukutr khusus dan tetap yang

disebut kolumela.

2. Epidermis

Epidermis akar juga dikenal sebagai epiblem atau lapisan piliferous. Sel-sel

epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tidak mengandung kurikula,

walaupun kadang dinding luarnya mengalami kutinisasi. Pada hampir semua akar,

rambut-rambut akar berkembang dari sel-sel epidermis di daerah dekat ujung akar

(meristem apikal). Rambut akar terdiri dari satu sel yang memanjang yang

mempunyai fungsi absorbsi dan untuk pegangan akar pada tanah. Pada spesies

tertentu rambut akar berkembang dan sel khusus di daerah epidermis. Sel ini

disebut trikoblast.

Epidermis akar biasanya dijumpai saat akar masih muda, apabila akar sudah

dewasa, epidermisnya telah mengalami kerusakan dan fungsinya digantikan oleh

lapisan terluar dari korteks yang disebut eksodermis

3. Korteks

Korteks akar pada umumnya tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang-kadang

mengandung karbohidrat dan kadang juga mengandung kristal. Lapisan


sklerenkim umum dijumpai pada akar tumbuhan Monocotyledoneae dibanding

akar tumbuhan Dicotyledoneae. Kolenkim sangat jarang dijumpai pada akar.

Lapisan terluar dari korteks kadang berdeferensiasi menjadi lapisan eksodermis

yang dinding sel-selnya mengalami penebalan dengan zat suberin, sedangkan

lapisan terdalam dan korteks biasanya berdeferensiasi menjadi endodermis.

4. Endodermis

Endodermis tersusun oleh satu lapis sel yang berbeda secara fisiologi, struktur

dan fungsi dengan lapisan sel di sekitarnya.

Berdasarkan perkembangan dinding selnya, endodermis dapat dibedakan

menjadi:

4.1 endodermis primer yang mengalami penebalan berupa titik-titik caspary dan

suberin dan kutm

4.2 endodermis sekunder, apabila penebalan berupa pita caspary dan zat lignin

4.3 endodermis tersier apabila penebalan membentuk huruf U yang mengandung

lapisan suberin dan selulose pada dinding radial dan tangensial bagian dalam.

Di antara sel-sel endodermis terdapat beberapa sel yang tidak mengalami

penebalan dinding, yaitu sel-sel yang terletak berhadapan dengan protoxilem.


Sel-sel ini disebut sel peresap.

5. Stele

Lapisan sel terluar dari stele adalah pansikel/parikambium, sehingga letaknya

langsung berada di sebelah dalam dari lapisan endodermis dan di sébelah luar

dari berkas pengangkut. Perisikel mempunyai kemampuan untuk mengadakan

pertumbuhan meristematik sebagai titik awal tumbuhnya primordia akar ke arah

samping (cabang akar, akar adventitious/lateral). Lapisan berkas pengangkut pada

akar biasanya tersusun oleh jari-jari xilem (trakea) yang jumlahnya bervariasi

berselang-selmg dengan floem. Pada akar, xilem dan floem tidak teletak dalam

radius yang sama. Xilem mungkin membentuk sumbu sentral ataupun bagian

tengah terisi oleh sel-sel parenkim ataupun sklerenkim seperti apa yang terlihat

pada akar beberapa jenis tumbuhan Monocotyledoneae. Akar dapat terdiri dari 1,

2, 3 4, 5 atau banyak jari-jari xilem, secara berurutan akan disebut monarch,

diarch, triarch, tetrach, pentanch atapun polianch. Xilem pada akar disebut xilem

exanch karena protoxilem berada di sebelah luar dani metaxilem (xilem akar selalu

mengadakan pertumbuhan sentripetal). Parenkim yang dijumpai di antana berkas

xilem dan berkas fluem disebut jaringan conjunctive.

Pertumbuhan Sekunder Akar


Pertumbuhan sekunder pada akar sangat bervariasi. Akar Monocotyledoneae

dan akar Dicotyledoneae yang berbentuk perdu atau cabang akar Dicotyledoneae

yang berbentuk pohon atau Gymnospermae tidak mengadakan pertumbuhan

sekunder, sehingga korteks mempunyai struktur yang tetap. Akar dewasa membentuk

eksoderis sebagai penguat dan endodermisnya berada pada fase tersier.

Tumbuhan yang akarnya mengalami pertumbuhan sekunder, sebagai akibat

adanya aktivitas kambium vaskuler, ukuran garis tengahnya bertambah. Secara

ontogenis kambium terbentuk dari parenkim di sebelah dalam berkas fluem. Pada saat

kambium membentuk sel-sel sekunder, sel-sel perisikel juga membelah dan kedua

kelompok sel-sel meristem ini akan membentuk kambium lengkap sehingga pada

irisan melintang terlihat berkelok-kelok. Pada akhir perkembangannya, kambium tidak

berkelok-kelok lagi tetapi tersusun membulat oleh karena adanya perbedaan

kecepatan pembelahan dan pembentangan antara sisi luar dan dalamnya di sebelah

floem primer dan xilem sekunder. Perkembangan kambium itu lebih lanjut

menghasilkan xilem sekunder yang membungkus xilem primer. Pada saat yang sama

floem sekunder juga terbentuk dari bangunan ini akan menjepit floem primer.

Setelah kambium mengadakan pertumbuhan sekunder, terbentuklah kambium


gabus di bagian korteks di sebelah dalam endodermis. Kambium gabus ini membentuk

jaringan gabus ke arah luar yang lapisan-lapisan selnya bertambah banyak sehingga

jaringan di luar lapisan gabus (endodermis dan korteks) tidak lagi memperoleh sumber

energi dan jaringan tersebut akan terkelupas. Meskipun sel-sel gabus tidak permeabel

terhadap air, tetapi air masih mungkin masuk ke dalam lewat retakan dan lentisel yang

terbentuk kemudian.

Pada akar tidak dijumpai janingan kulit yang tebal seperti pada batang karena

sel-sel mati di bagian luar akar akan cepat hancur.

Karakter anatomi yang penting dan akan tumbuhan Dicotyledoneae adalah:

1. berkas xilem bervariasi dari diarch sampai hexanch

2. perisikel mengadakan aktifitas membentuk cabang akar dan meristem

sekunder (kambium dan felogen)

3. kambium akan muncul sebagai menstem skunder

4. tidak dijumpai adanya parenkim sentral

Karakter anatomi yang penting dan akar tumbuhan Monocotyledoneae adalah:

1. Berkas xilem biasanya polyarch

2. Perisikel mengadakan aktifitas membentuk akar cabang saja


3. Tidak dijumpai adanya kambium

4. Parenkim pusat berkembang dengan baik atau kadang berkembang menjadi

sklerenkim.

7.3 DAUN

Umumnya ada dua tipe daun, yaitu daun dorsiventral dan daun isobilateral.

Daun dikatakan mempunyai tipe dorsiventral apabila jaringan tiang (palisade) hanya

terdapat pada sisi atas dari daun, sedang daun isobilateral adalah daun yang

mempunyai jaringan tiang pada sisi atas dan sisi bawah. Daun dorsiventral biasanya

tumbuh horizontal, permukaan atas tampak lebih cerah dibanding permukaan bawah,

hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan struktur antara daun bagian atas dan

daun bagian bawah. Tipe daun ini dimiliki hampir semua tumbuhan anggota

Dicotyledoneae. Sedangkan daun isobilateral tumbuh vertikal sehingga kedua

permukaan daun menerima sinar matahari dengan intensitas yang sama. Daun

isobilateral mempunyai struktur yang seragam antara permukaan atas dan bawahnya.

Tipe daun ini dapat dijumpai pada beberapa jenis tumbuhan Dicotyledoneae dan

hampir semua tumbuhan Monocotyledoneae.

Daun biasanya tersusun oleh berbagai macam jaringan akan tetapi secara
garis besar daun tersusun atas:

1. jaringan pelindung (epidermis dan derivatnya)

2. jaringan dasar (mesofil)

3. jaringan pengangkut

4. jaringan penguat

5. jaringan sekretori

Epidermis

Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri

dari selapis sel, tetapi ada pula yang terdiri dari beberapa lapis sel, (epidermis ganda)

misalnya pada Ficus, Nerium dan Piper sebagai hasil pembelahan perildinal

protoderm. Jumlah lapisan Sel epidermis antara 2 sampai 16 tergantung pada

jenisnya. Jumlah lapisan epidermis bagian atas biasanya lebih banyak daripada

permukaan bawah. Bila epidermis bawah berlapis banyak maka akan terdapat ruang

substomata yang besar antara sel penutup dengan jaringan mesofil.

Dinding sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel

yang menghadap keluar umumnya berdinding lebih tebal, dapat terdiri dari lignin, tetapi

penebalan itu umunya terdiri dari kutin. Penebalan kutin ini membentuk suatu lapisan

kutikula yang dapat tipis atau tebal tergantung pada jenis serta tempat hidupnya.
Tumbuhan xerofit umumnya berkutikula tebal. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain

kutin masth terdapat lapisan lilin di atasnya.

Stomata sebagai derivat epidermis, dapat berada di kedua permukaan daun

(disebut daun amfistomatik) atau salah satu permukaan saja, umumnya di bagian

bawah (daun hipostomatik), tetapi pada daun terapung stomata hanya terdapat di

bagian atas (daun epistomatik). Letak stomata dapat sejajar dengan epidermis lainnya

(stomata paneropor), tenggelam dibandingkan deretan epidermis (stomata kriptopor)

atau kadang-kadang bahkan berada di atas permukaan sel-sel epidermis seperti pada

daun terapung.

Stomata dapat tersebar merata di seluruh permukaan daun, tersusun menurut

alur-alur tertentu (seperti pada daun rumput) atau terdapat pada bangunan khusus

yang menonjol dari permukaan daun (seperti pada daun teratai yang terapung).

Sel-sel epidermis daun tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup,

tetapi daun tumbuhan tenggelam dalam air epidermisnya mengandung kloroplas.

Stomata berfungsi sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tubuh tumbuhan dan

sebagai pengatur besarnya transpirasi.

Trikomata, baik yang berfungsi sebagai rambut pelindung maupun sebagai


rambut kelenjar, banyak terdapat di pennukaan daun. Bentuknya bermacam-macam.

Sel litokis yang merupakan modifikasi dari epidermis, mengandung sistolit yang

terdiri dari kristal kalsium karbonat. Bentuk sistolit tidak teratur, dapat mengisi seluruh

ruang sel litokis.

Modifikasi epidermis yang lain ialah sel kipas, terdiri dari sederet sel yang lebih

besar dari epidermis normal dengan dinding tipis dan vakuola besar, terdapat

dipermukaan atas daun dan berfungsi pada peristiwa menggulungnya daun.

Mesofil

Mesofil sebagai jaringan dasar terletak antara epidermis atas dan epidermis

bawah. Pada kebanyakan tumbuhan Dicotyledoneae, mesofil berdiferensiasi menjadi

jaringan tiang (jaringan palisade) dan jaringan bunga karang (jaringan spons).

Sel-sel penyusun jaringan tiang bentuknya silindris, tegak pada permukaan

daun, selapis atau lebih, rapat satu sama lain dan mengandung banyak kloroplas.

Karena fungsinya untuk menangkap cahaya maka kepadatan jaringan tiang tergantung

pada intensitas cahaya, yaitu yang menerima cahaya langsung lebih padat daripada

dalam teduh.

Jaringan bunga karang tersusun oleh sel-sel yang tak teratur, berdinding tipis,
lepas mengandung kloroplas meskipun jumlah kloroplasnya lebih sedikit dibanding

jumlah kloroplas yang terdapat pada jaringan tiang. Ruang antar sel besar sehingga

memudahkan terjadinya pertukaran gas karena ruang antar sel ini berhubungan

dengan lubang stomata. Karena jaringan tiang mengandung lebih banyak kloroplas,

maka warna daun yang hanya memiliki jaringan tiang di bagian atas saja, permukaan

atasnya akan berwarna lebih gelap dibanding permukaan sebelah bawah. Selain lebih

banyak mengandung kloroplas, jaringan tiang juga lebih efisien dalam fotosintesis

dibanding jaringan bunga karang karena permukaan bebas antar selnya lebih besar

(karena bentuk sel membulat).

Daun tumbuhan anggota suku rumput-rumputan, mesofil tidak berdiferensiasi

menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang, tetapi tersusun atas sel parenkim

yang struktur dan ukurannya seragam.

Jaringan Pengangkut

Berkas pengangkut pada daun membentuk bangunan kompleks yang disebut

tulang daun. Tumbuhan Dicotyledoneae mempunyai satu ibu tulang daun dan cabang-

cabang yang membentuk jala, sedang pada tumbuhan Monocotyledoneae tulang daun

berderet sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas-berkas pengangkut kecil
diantaranya.

Fungsi tulang daun sangat penting karena mengangkut air serta zat hara dan

tanah dan menyebarkan hasil fotosintesis ke bagian tubuh yang lain sehingga struktur

jaringan pengangkut ini harus dapat mencapai semua sel mesofil yang terlibat dalam

fotosintesis. Hasil fotosintesis dari sel mesoffi masuk ke floem tulang daun yang kecil.

Sel khusus yang berfungsi sebagai penghantar senyawa-senyawa organik dan

sel mesofil ke floem disebut sel transfer.

Di dalam berkas pengangkut, xilem selalu berada di sebelah atas floem karena

tulang daun merupakan kelanjutan dari tangkai daun yang berasal dari batang dimana

xilem di sebelah dalam dari floem di luar. Susunan xilem seperti pada batang, terutama

di ibu tulang daun terdiri dari trakea, trakeid, serabut dan parenkim. Semakin kecil

berkas pengangkut semakin sederhana susunarinya. Floem juga terdiri dan buluh

tapis, sel pengiring dan parenkim floem, kecuali pada Pteridophyta dan

Gymnospermae floem tanpa sel pengiring.

Sel-sel yang mengelilingi berkas pengangkut menunjukkan morfologi berbeda

dengan sel-sel mesofil yang lain. Sel-sel tersebut mungkin lebih besar, lebih tebal di

dindingnya, kloroplasnya lebih sedikit. Sel-sel ini membentuk selubung berkas

epngangkutyang dapat melebar ke permukaan atas atau bawah daun mencapi


epidermis.

Selubung berkas pengangkut pada tumbuhan angota suku rumput-rumputan

ada dua macam, yaitu benlapis satu atau berlapis dua. Bila dua lapis selubung luar

terdiri dari sel parenkim yang berdinding tipis, dapat mengandung kloroplas atau tidak.

Selubung dalam disebut juga sarung mestom terdiri dari sel parenkim yang lebih kecil

dengan dinding lebih tebal.

http://biolog-indonesia.blogspot.com/2013/05/organologi-tumbuhan.html

POKOK BAHASAN 6. HISTOLOGI

6.1 PENDAHULUAN

Histologi didefinisikan sebagai ilmu tentang jaringan. Jaringan adalah

sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dan fungsi yang sama. Apabila sel-sel

yang berkumpul tersebut adalah sel-sel tumbuhan maka disebut jaringan tumbuhan.

Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel-sel melakukan pembelahan

diri, akan tetapi dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut,

pembelahan sel menjadi terbatas di bagian khusus dan tumbuhan. Jaringan ini tetap

bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem.

Pada dasarnya pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan selain

meristem, seperti pada jaringan korteks batang, akan tetapi jumlah pembelahan ini
sangat terbatas. Sel-sel menistem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara

morfofisiologi (mengalami deferensiasi) membentuk berbagai macam jaringan dan

tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri. Jaringan ini disebut jaringan

dewasa. Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain:

1. Jaringan pelindung (epidermis)

2. Jaringan dasar (parenkim)

3. Jaringan penguat (penyokong)

4. Jaringan pengangkut (vaskuler)

5. Jaringan sekretoris.

6.2 MERISTEM

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa jaringan meristem terdiri dari sekelompok

sel yang tetap dalam fase pembelahan. Sifat-sifat sel meristem adalah sebagai berikut:

1. terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan

2. biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel di antara sel-sel meristem

3. sel-selnya mungkin berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel

yang tipis

4. masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti

sel
5. vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada.

Klasifikasi meristem

Meristem dikelompokan berdasarkan berbagai kriteria, antara lam: posisinya dalam

tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jarmgan yang dthasilkannya, strukturnya, taraf

perkembangannya dan fungsinya.

Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi:

1. Meristem apikal: terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar

2. Meristem interkalar: terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput

3. Meristem lateral: terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, contohnya kambium dan kambium gabus
(felogen)

Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi:

1. Meristem primer: apabila sel embrionik (meristem apikal)

2. Meristem sekunder: apabila sel sudah mengalami deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).

Merisem primer berasal dan sel

berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Haberlandt akan berkembang menjadi

protoderm, prokambium dan meristem dasar. Protoderm akan berdeferensiasi menjadi


jaringan epidermis, prokambium akan berdeferensiasi menjadi sistem jaringan

pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan

dasar).

Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga daerah, yaitu a. dermatogen, akan

berkembang menjadi epidermis; b. periblem, akan berkembang menjadi korteks; dan c.

plerom akan berkembang menjadi stele. Sedangkan Schmidt membagi ujung batang

menjadi 2 bagian yaitu korpus dan tunika. Korpus merupakan bagian pusat dan titik
tumbuh. Daerah ini mempunyai area yang luas dan sel-selnya relatif lebih besar. Sel-

sel daerah korpus ini akan membelah secara tak beraturan. Tunika merupakan bagian

paling luar dari titik tumbuh, terdiri dari satu atau beberapa lapis sel, dengan sel-sel

yang relatif lebih kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral).

Meristem sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah keadaannya

menjadi meristematik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma yang

dibagian tengahnya terdapat vakuola yang besar. Contohnya adalah kambium dan

kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar dan tumbuhan golongan

Dicotyledonae dan Gymnospermae serta beberapa tumbuhan dan golongan

Monocotyledonae (A gave, Aloe, Jucca dan Draceana). Sedangkan kambium gabus

terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jarmgan gabus yang sukar

ataupun tidak dapat dilalui air. Sel-sel gabus umunmya bersifat mati.

6.3 JARINGAN DEWASA

Sifat-sifat jaringan dewasa:

1. tidak mempunyai aktifitas untuk memperbanyak diri,

2. mempunyai ukuran yang relatifbesar dibanding sel-sel meristem,

3. mempunyai vakuola yang besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan

selaput yang menempel pada dinding sel,


4. kadang-kadang selnya telah mati,

5. selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya,

6. di antara sel-sel nya dijumpai ruang antar sel.

Ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi dapat terjadi dengan cara:

1. Sisogen, apabila sel-selnya saling menjauhi sehingga terbentuk ruang di

antaranya, misalnya ruang antar sel pada tangkai daun teratai

2. Lisigen, apabila ruang yang terjadi karena sel beserta isinya larut, misalnya

ruang minyak pada daun jeruk

3. Sisolisigen, apabila yang yang terjadi barasal dari larutnya sel tertentu diikuti

oleh saling menjauhi sel-sel disekitarnya, misalnya ruang antar protoxilem

4. Reksigen, apabila sel-sel mengalami robekan karena tertarik pertumbuhan di

sekitarnya, misalnya pada berkas pengangkut batang jagung.

Menunut asal meristem, jaringan dewasa dibedakan menjadi:

1. jaringan primer, apabila Jaringan tersebut sel-selnya berasal dari meristem

primer

2. Jaringan sekunder, apabila jaringan tersebut sel-selnya berasal dari Merisem

sekunder

6.4 JARINGAN PELINDUNG (EPIDERMIS)


Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang berada paling luar, pada

permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan

bij i. Jaringan ini berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh

luar yang akan merugikan pertumbuhannya, sehingga jaringan epidermis sering

disebut jaringan pelindung.

Epidermis biasanya terdiri dan sam lapis sel yang tersusun rapat tanpa adanya

ruang antan sel. Pada beberapa jems tumbuhan epidermis terdini atas beberapa lapis

sel. Hal ini disebabkan kanena sel-sel protoderm membelah berkali-kali secara

periklinal (sejajar permukaan) sehingga terjadi epidermis berlapis banyak. Contoh sel-

sel epidermis velamen pada akar anggrek.

Sel-sel epidermis mempunyai bentuk yang bervariasi, misalnya epidermis

berbentuk tubular dapat dijumpai pada helaian daun Dicotyledonae dan berbentuk

memanjang dijumpai pada helaian daun Monocotyledonae. Pada helaian daun Aloe

cristala sel epidermis berbentuk heksagonal. Sel-sel epidermis memiliki protoplas

hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme. Sel-sel epidermis sebagian

dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sening disebut denvat

epidennis, seperti stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika dan sel gabus.
Stoma

Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada

epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang

disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau

berbeda dengan sel-Sel epidermis lainnya, dan disebut sel tetangga. Sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang

mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukaan

Gambar 6.2. Stomata pada epidermis

daun tebu (Saccharum officinarum(

(Esau,1972)

epidermis, tipe ini disebut panerofor, atau lebih rendah dari permukaan epidermis, tipe

ini disebut kriptofor atau lebih tinggi dengan pennukaan epidermis dan disebut tipe

menonjol. Pada tumbuhan Dicotyledoneae, sel penutup biasanya berbentuk seperti

ginjal bila dilihat dan atas, sedangkan pada tumbuhan suku rumput-rumputan

(Poaceae) memiliki struktur khusus dan seragam, dengan sel penutup berbentuk

seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing disamping sebuah sel

penutup.

Berdasarkan susunan sel-sel tetangga yang ada disamping Sel penutup,

stomata pada tumbuhan Dicotyledoneae dikelompokkan menjadi 4 tipe:

1. Tipe anomositik/ Ranunculaceae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel
yang bentuk maupun ukurannya sama dengan sel epidemis disekitamya. Tipe

ini umumnya dijumpai pada tumbuhan familia Ranunculaceae, Caparidaceae,

Cucurbetaceae dan Malvaceae

2. Tipe anisositik / Cruciferae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel

tetangga yang tidak sama besar. Tipe ini umum dijumpai pada tumbuhan

anggota familia Cruciferae, dan Solanaceae

3. Tipe parasitik / Rubiaceae, yaitu sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau

lebih dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup

serta celah. Tipe ini umum dijumpai pada tumbuhan anggota familia Rubiaceae,

Magnoliaceae, dan Mimosaceae

4. Tipe diasitik / Caryophyllaceae, yaitu stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dindmg

bersama dan kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu panjang sel

penutup serta celah. Tipe ini umum dijumpai pada tumbuhan anggota familia

Caryophyllaceae, dan Acanthaceae.

Trikoma

Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, terdiri atas sel

tunggal atau banyak sel. Struktur yang menyerupai trikoma tetapi lebih besar dan

terbentuk dari Jaringan epidermis atau di bawah epidermis disebut emergensia,


sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebut spina. Trikoma mempunyai

peranan yang sangat penting dalam taksonomi tumbuhan karena kadang familia

tertentu dapat dikenal dari macam trikomanya.

Fungsi trikoma bagi tumbuhan meliputi:

1. mengurangi penguapan (apabila terdapat pada epidermis daun)

2. meneruskan rangsang

3. mengurangi gangguan hewan

4. membantu penyebaran bij i

5. Membantu penyerbukan bunga

6. Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah

Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekresi, trikoma dapat dibedakan:

1. Trikoma yang tidak menghasilkan sekret (trikoma non-glanduler):

1.1 rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, contohnya pada

Lauraceae, Moraceae

1.2 rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, contohnya pada daun dunan

(Durio zibetinus)

1.3 rambut bercabang dan bersel banyak, contohnya pada daun waru
(Hibiscus)

1.4 rambut akar yang menipakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang

yang tegak lurus permukaan akar.

2. Trikoma yang menghasilkan sekret (trikoma glanduler)

Trikoma glanduler dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.

Trikoma pada daun tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan trikoma

glanduler yang sederhana, memiliki tangkai dengan kepala bersel satu atau

bersel banyak. Pada tumbuhan sering dijumpai berbagai macam trikoma

glanduler, yaitu:

2.1. Trikoma hidatoda, terdiri dari sel tangkai dan beberapa sel kepala dan

mengeluarkan larutan yang berisi asam organik.

2.2. Kelenjar garam, terdiri dari sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang

pendek.

2.3. Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang

kental dan mampu mengeluarkan madu kepermukaan sel

2.4. Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung dan

ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal.

Sel kipas
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku Gramineae

atau Cyperaceae, tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang

lebih besar dibanding sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi

penguapan sebagai akibat menggulungnya daun.

Epidermis ganda

Pada tumbuhan anggota suku Moraceae (Ficus sp), Piperaceae, Begomaceae

dan Malvaceae dijumpai lebih dari satu lapis sel dibawah epidermis. Epidermis ganda

pada akar anggrek disebut Velamen. Pada epidermis daun beringin (Ficus sp.) selain

adanya epidermis ganda juga terdapat penebalan ke arah sentripetal yang tersusun

atas tangkai selulosa dengan deposisi Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti

sarang lebah yang disebut sistolit dan sel yang mengandungnya disebut litokis.

6.5 JARINGAN DASAR (PARENKIM)

Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup,

dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala

kegiatan proses fisiologis.

Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap

bagian tumbuhan, contohnya pada batang dan akar parenkim dijumpai diantara

epidermis dan pembuluh angkut, sebagai kortek, parenkim dapat pula dijumpai
sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun, yang kadang

berdeferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang, parenkim dijumpai

sebagai parenkim penyimpan cadangan makanan pada buah dan biji.

Berdasarkan fungsinya, parenkim dibedakan menjadi:

1. parenkim asimilasi, yaitu parenkim yang bertugas melakukan proses

pembuatan zat-zat makanan, terletak dibagian tumbuhan berwarna hijau.

2. parenkim penimbun berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan,

terletak dibagian dalam tumbuhan, misalnya empulur batang, akar, umbi, umbi

lapis, dan akar rimpang. Organ tersebut sel-selnya berisi cadangan makanan

berupa gula, tepung, lemak dan protein.

3. parenkim air dijumpai pada tumbuah xerofit atau epifit sebagai penimbun air

untuk menghadapi masa kering

4. parenkim udara dijumpai pada alat pengapung tumbuhan. Parenkim udara

dapat pula dijumpai pada tangkai daun Canna sp sebagai tempat penyimpanan

udara.

5. parenkim angkut terdapat pada janngan pengakut yang sel-selnya berbentuk

memanjang menurut arah pengakutannya.

Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi:


1. parenkim palisade merupakan parenkim penyusun mesoffi, kadang pada bij i

berbentuk sel panjang, tegak mengandung banyak kloroplas

2. parenkim bunga karang juga merupakan parenkim penyusun mesofil daun,

bentuk dan ukurannya tak teratur dengan ruang antar sel yang relatif lebih

besar

3. parenkim bintang (aktinenkim) berbentuk seperti bintang bersambungan

ujungnya dijumpai pada tangkai daun Canna sp

4. parenkim lipatan, dinding selnya mengadakan lipatan ke arah dalam serta

banyak mengandung kioroplas, dujumpai pada mesofil daun pinus dan padi.

6.6 JARINGAN PENGUAT (MEKANIK)

Jaringan penguat merupakan jaringan yang memberikan kekuatan bagi tubuh

tumbuhan agar dapat melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhannya.

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan mekanik dibedakan menjadi jaringan

kolenkim dan jaringan skierenkim.

Jaring kolenkim

Jaringan kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat terutama pada

organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan

perkembangan. Jaringan kolenkim tersusun oleh sel-sel yang hidup, bentuk selnya
sedikit memanjang, umumnya memiliki dinding dengan penebalan yang tak dan hanya

memiliki dinding primer, lunak, lentur dan tidak berlignin. Isi sel dapat mengandung

kloroplas dan tanin.

Secara ontogem jaringan kolenkim berkembang dan sel-sel memanjang yang

mirip prokambium dan terlihat pada tingkat awal deferensiasi meristem atau

berkembang dan sel-sel isodiametris pada jaringan meristem dasar.

Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, serta bagian-bagian bunga dan

buah. Pada akar yang terkena sinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim.

Pada kebanyakan tumbuhan Monokotyledoneae tidak dapat dijumpai adanya kolenkim

j ika sel kleremkim dibentuk sejak tanaman masih muda.

Berdasarkan penebalan dinding selnya, kolenkim dapat dibedakan menjadi 4

tipe, yaitu:

1. kolenkim anguler (kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel

dan memanjang mengikuti sumbu sel, contohnya pada tangai daun Vitis,

Begonia, Solanum tuberosum dan Atropa belladona.

2. kolenkim lameler (kolenkim lempeng), penebalan dinding sel terutama pada

dinding tangensial (sejajar pennukaan organ) sehingga pada inisan melintang


terlihat seperti papan yang berderet-deret, contohnya pada korteks batang

Sambucun j avanica dan Sambucus nigra.

3. kolenkim tubular (lakunar), penebalan terdapat pada bagian dinding sel yang

menghadap ruang antar sel, contohnya pada tangkai daun Salvia, Malva dan

Althaea

4. kolenkim tipe cincin, pada penampang lintang lumen sel berbentuk lingkaran

atau seperti lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa terlihat bahwa karena

pada tipe sudut penebalan bersambungan pada dinding sel maka lumen tidak

menyudut lagi.

Jaringan skierenkim

Sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal

umumnya terdiri dan zat lignin, sel-selnya bersifat kenyal (plastis). Pada umumnya sel

sklerenkim tidak lagi mengandung protoplas, atau dengan kata lain sel-selnya telah

mati dengan dinding sel yang tebal, sehingga jaringan sklerenkim hanya dijumpai pada

organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.

Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut (serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-sel

baru).

Serabut
Serabut pada umumnya terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk

lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serabut biasanya merupakan suatu seludang

yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di

dalam xilem dan fluem.

Berdasarkan tempatnya, serat sklerenkim dibedakan menjadi 2 yaitu serat

xilem apabila serat tersebut terdapat di dalam sistem jaringan xilem dan serat extra

xilem apabila serat terdapat diluar sistem jaringan xilem. Serat-serat sklerenkim

mempunyai ukuran antara 2 mm sampai dengan 25 cm. Serat sklerenkim yang

panjang dapat dijumpai pada Agave, Hibiscus sabdarffa dan Hibiscus canabinus.

Sklereid

Sklereid terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu,

pembuluh tapis dan dalam buah atau biji. Sel sklereid bisa terdapat secara soliter

sebagai idioblast atau dalam kumpulan sel dengan jumlah yang besar bahkan pada

tempurung kelapa (Cocos nucfera) hampir Seluruhnya terdiri dari sklereid.

Secara ontogenis, sklereid berkembang dari sel-sel parenkim melalui

penebalan skunder dinding selnya.

Berdasarkan bentuknya, sklereid dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:

1. brakisklereid, merupakan sel batu yang bentuknya seperti insang ikan, dijumpai
pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu seperti pir (Pyrus communis)

2. makrosklereid, merupakan sebutan bagi skiereid yang bentuknya seperti

tongkat dan dijumpai pada kulit bij i tumbuhan suku kacang-kacangan

(Leguminosae)

3. osteoskiereid apabila berbentuk seperti tulang dengan ujung yang membesar

dan kadang-kadang sedikit bercabang. Sklereid ini dijumpai dalam kulit bij i dan

kadang-kadang dalam daun Dicotyledoneae.

4. asteroslereid merupakan sklereid yang bercabang-cabang berbentuk seperti

bintang dan sering terdapat pada daun.

5. trikoslereid merupakan sklereid yang memanjang seperti benang dengan satu

percabangan yang teratur

6.7 JARINGAN PENGANGKUT

Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan fluem,

dimana xilem meliputi trakea dan trakeida serta unsur-unsur lain seperti serabut dan

parenkim xilem. Xilem, khususnya trakea dan trakeida berfungsi mengangkut mineral

dan air dan akar sampai daun, sedangkan fluem berfungsi mengangkut hasil

fotosintesis dari daun ke bagian organ yang lain contohnya batang, akar atau umbi.

Fluem tediri dari buluh tapisan, sel pengiring dan parenkim fluem.
XiIem

Xilem merupakan suatu Jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari

berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan

dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin, sehingga xilem berfungsi juga

sebagai jaringan penguat.

Unsur-unsur xilem terdiri dari:

1. Unsur trakeal

Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta

zat terlarut di dalamnya, dengan sel-sel yang memanjang, tidak mengandung

protoplas (bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah.

Unsur trakeal terdiri dari 2 macam sel yaitu trakea dan trakeida.

Trakea (pembuluh kayu) terdiri dari deretan sel yang tersusun memanjang

dengan ujung yang berlubang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya,

sedangkan trakeida merupakan sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa

adanya lubang, sehingga pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung

trakeida yang saling menimpa. Bagian trakea yang berlubang disebut lubang

perforasi. Pada tumbuhan dikenal 3 macam lempeng perforasi, yaitu lempeng


perforasi sederhana dengan sebuah lubang yang memenuhi seluruh dinding ujung

sel yang ditempati, lempeng perforasi skalariform dengan lubang pipih dan sejajar

lempeng sehmga menunjukkan bentuk tangga, lempeng perforasi jala dengan

jalinan lubang membentuk jala. Lempeng perforasi skalariform dan jala disebut

juga lempeng perforasi mejemuk.

2. Serat xilem

Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya

berlignin. Ada 2 macam serat pada tumbuhan, yakni serat trakeid dan serat

libriform. Serat libniform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih

tebal dibanding serat trakeid. Dijumpai adanya noktah sederhana pada serat

librifom, sedangkan serat trakeid memiliki noktah terlindung.

3. Parenkim xilem

Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Dijumpai

pada xilem primer maupun xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai 2

macam parenkim yaitu parenkim kayu dan parerakim jari-jari empulur.

Parenkim kayu sel-selnya dibentuk oleh sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur

trakea yang sering mengalami penebalan sekunder pada dindingnya. Dijumpai

adanya noktah berhalaman dan noktah biasa. Sel-Sel parenkim xilem berfungsi
sebagai tempat cadangan makanan. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada

saat-saat giatnya pertumbuhan kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan

kambium. Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya

mempunyai 2 bentuk dasar, yakni sel-sel yang bersumbu panjang ke arah radial

dari sel-sel bersumbu panjang ke arah vertikal.

Floem

Sebagaimana telah dikemukakan di muka, floem merupakan Jaringan

pengangkut yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan

hasil fotosintesis dari daun ke bagian dan tumbuhan yang lama. Floem tersusun

dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur

floem meliputi unsur tapis, sel pengining, sel albumin (pada Gymnospermae),

serat-serat pembuluh tapis dan parenkim buluh tapis.

1. Unsur-unsur tapis

Ciri khas dan unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti

hilang dan protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang

termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-poni.

Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur

tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya
meruncmg di bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral

banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis

dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding ujung sel dibawahnya atau

di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut

pembuluh tapis.

2. Set pengiring

Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel

pengiring biasanya merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel

parenkim dengan sel-sel yang bersifat hidup.Sel pengiring diduga berperan

dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.

3. Sel albumin

Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim

buluh tapis yang kaya akan zat putih telur, terletak dekat dengan sel-Sel

tapis pada tumbuhan Gymnospermae. Diduga sel-sel albumin mempunyai

fungsi serupa dengan sel pengiring.

4. Parenkim floem

Parenkim fluem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di

bagian buluh tapis, merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat
penyimpan zat-zat tepung, lemak dan zat-zat organik lainnya.

Tipe-tipe berkas pengangkut

Kenyatan di alam bahwa keberadan xilem dan floem dalam jaringan primer

selalu berpasangan dan menipakan suatu berkas yang disebut pengangkut.

Dalam pengamatan di bawah mikroskop, berkas pengangkut dapat dengan

mudah dibedakan dengan jaringan parenkim disekitarnya karena relatif lebih kecil

dengan tanpa adanya ruang antar sel, hanya trakea yang sel-selnya lebth besar

dibanding selsel disekitarnya. Komponen-komponen xilem sel-selnya berdinding tebal

dan mengalami lignifikasi.

Berdasarkan posisilletak xilem dan floemnya, berkas pengakut dibedakan

menjadi 3 tipe dasar, yakni kolateral, konsentris, dan radial. Masing-masing dari tipe

dasar tersebut terbagi lagi menjadi tipe-tipe lainnya, yaitu: kolateral terbagi lagi menjadi

kolateral terbuka, kolateral tertutup, dan bikolateral. Sedangkan konsentris terbagi lagi

menjadi konsentris amphikibral dan konsentris amfivasal.

Berkas pengangkut tipe kolateral didefinisikan sebagai berkas pengangkut

dimana xilem dan floem terletak berdampingan. Floem berada di bagian luar dari xilem.

Apabila di antara xilem dan floem dapat dijumpai adanya kambium maka berkas

pengangkut ini mempunyai tipe kolateral terbuka. Selain berfungsi sebagai


penghubung antara xilem dan floem, kambium juga berperan dalam pembentukan

floem ke arah luar dan xilem ke arah dalam, sehingga dikenal pula istilah kambium

fasikuler apabila kambium terletak diantara xilem dan floem dari kambium interfasikuler

apabila kambium terletak di luar berkas pengangkut. Berkas pengankut tipe ini

dijumpai pada tumbuhan golongan Dicotyledonae dan Gymnospermae. Apabila

diantara xilem dan floem tidak dijumpai adanya kambium dan dijumpai adanya

parenkim sebagai penghubung maka berkas pengangkut ini mempunyai tipe kolateral

tetutup. Berkas pengakut tipe kolateral tertutup ini kadang dikelilingi jaringan

sklerenkim yang sering disebut sebagai seludang berkas pengakut. Berkas

pengangkut tipe ini dijumpai pada tumbuhan golongan Monocotyledonae. Sedangkan

berkas pengangkut bikolateral apabila dijumpai adanya floem luar dan floem dalam.

Diantara floem luar dan xilem dijumpai adanya kambium. Keberadaan kambium

diantara floem dalam dari xilem masih kurang jelas, mungkin hanya berupa parenkim

penghubung.

Berkas pengakut tipe konsentris merupakan berkas pengakut dimana xilem

dikelilingi floem ataupun sebaliknya. Apabila xilem berada ditengah dan floem

mengelilingnya maka disebut berkas pengangkut konsentris amphikibral. Umum


dijumpai pada tumbuhan golongan paku-pakuan (Pteridophyta), sedangkan apabila

floem di tengah dan xilem mengelilinginya maka disebut berkas pengakut tipe

konsentris amphivasal, contohnya pada Cirdyline sp dan rizhoma Acorus calamus.

Berkas pengangkut tipe radial merupakan berkas pengangkut dimana xilem

dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran. Dijumpai pada akar

tumbuhan Dicotyledonae.

6.8 IDIOBLAS

Apabila di dalam jaringan tumbuhan terdapat sel atau sekumpulan sel yang

bentuk dan fungsinya berbeda dengan sel-sel disekitarnya maka disebut idioblast.

Idioblas dapat berupa alat sekresi ataupun kelenjar di dalam jaringan tumbuhan.

Alat sekresi

Alat sekresi merupakan suatu sel atau sekumpulan sel yang berfungsi sebagai

penghasil zat-zat dimana zat-zat mi tidak dikeluarkan oleh sel-sel yang bersangkutan.

Ada beberapa macam alat sekresi pada tumbuhan yakni saluran getah, sel-sel resin

dan minyak, sel-sel lendir, sel-sel zat penyamak, sel-sel resin dan sel-sel kristal.

Saluran getah

Saluran getah merupakan sel atau kumpulan sel yang berisi cairan yang

berwarna putih seperti susu yang disebut lateks. Pada tumbuhan dikenal dua macam
saluran getah yakni buluh getah dan sel getah. Buluh getah tersusun dan rangkaian sel

yang satu sama lain saling berhubungan. Sel-selnya merupakan sel longitudinal yang

dinding melintangnya biasanya memiliki lubang-lubang kecil (perforasi) atau dinding

selnya telah hilang sama sekali. Buluh getah im kadang-kadang berhubungan lateral

sehingga membentuk jaringan seperti jala, contohnya pada tumbuhan anggota

Compositae, Campanulaceae, Caricaceae, Papilionaceae dan Euphorbiacae.

Sedangkan buluh getah biasa (tidak beranastomase) terdapat pada tumbuhan angota

familia Convolvulaceae, Labiatae dan Musaceae.

Sel getah merupakan saluran getah yang terdiri dari satu sel yang sangat

panjang. Sel getah tersebut ada yang bercabang masuk ke dalam jaringan, contohnya

familia Apocynaceae, Urticulaceae dan Moraceae, sedangkan sel getah yang tidak

bercabang dijumpai pada tumbuhan anggota Euophorbiaceae, Apocynaceae dan

Moraceae.

Sel resin dan minyak

Sel resin dan minyak merupakan sel yang biasanya mengandung resin, damar

ataupun minyak eteris. Sel resin biasanya mempunyai volume yang lebih besar

dibanding sel-sel disekelilingnya dengan dinding bergabus, bentuk bulat atau seperti

pembuluh. Sel-sel resin umum dijumpai pada tumbuhan golongan Coniferae (Pinus).
Minyak eteris dijumpai di dalam sel sebagi tetes-tetes minyak yang terdapat pada

selsel yang telah man dengan dinding sel yang biasanya bergabus. Minyak eteris akan

membiaskan cahaya apabila terkena sinar matahan.

Sel lendir

Sel lendir merupakan sel yang hidup, inti selnya sering berbentuk benang.

Selsel lendir kadang tersusun membentuk lapisan-lapisan. Lendir dihasilkan oleh

dinding sel, zat-zat tersebut dikeluarkan, kemudian dinding selnya larut sehingga

terbentuk ruang lendir yang terjadi secara lisigen.

Sel penyamak

Sel penyamak berada secara kelompok ataupun tersendiri, berbentuk

isodiametns dan menghasilkan zat penyamak. Zat-zat penyamak ini a.l dihasilkan oleh

tumbuhan Arecatechu (pinang), Terminalia cateppa (ketapang) dan Uncaria (gambir).

Mirosin

Sel mirosin merupakan sel yang berisikan senyawa protein berupa mirosin.

Keberadaan sel-sel mirosin sangat sulit untuk bisa dideteksi secara visual, hanya bisa

terlihat apabila direaksikan dengan reagan Millon dan akan menunjukkan warna

merah. Sel-sel mirosin biasanyaa berbentuk seperti bulu-bulu dan banyak dijumpai

pada tumbuhan Raphanaus ativus, Brassica oleraceae.


Kelenjar

Kelenjar merupakan sekumpulan sel yang menghasilkan suatu zat dimana zat

tersebut dikeluarkan dan sel penghasilnya. Ada beberapa macam kelenjar pada

tumbuhan, a.l. kelenjar epitel apabila sel-selnya berdampingan sath dengan yang

laimiya sehingga merupakan suatu lapisan sel, kelenjar rambut dijumpai pada

permukaan organ (epidermis) terdiri dan satu sel atau banyak sel. Kelenjar ini disebut

koleter dan zat yang dthasilkan disebut blastokola. Nektania merupakan kelenjar yang

banyak menghasilkan nektar ataupun madu. Nektania banyak dijumpai pada organ

bunga yang berfungsi untuk menarik serangga pada proses penyerbukan.

Artikel / File ini diambil dari elisa.ugmac.id dimana file ini merupakan karya dari dosen Fakultas Biologi UGM pengampu materi kuliah
Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan (SPT)

http://biolog-indonesia.blogspot.com/2013/05/histologi-tumbuhan.html

SITOLOGI

Sitologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel.Jadi pada postingan kali ini kita akan membahas tentang sel. Sebelum
kita mempelajari lebih lanjut tentang sel, kita harus tahu dulu definisi yang benar.

Sel pada istilah biologi, pertama kali diperkenalkan oleh Robert Hooke ketika dia menemukan ruang-ruang kosong pada sayatan gabus
dengan menggunakan mikroskop. Dari sekian definisi yang ada, definisi yang paling saya sukai mengenai sel adalah definisi yang
menyatakan bahwa sel adalah kesatuan struktur dan fungsional terkecil mahkluk hidup. Definisi ini dikemukakan oleh Max Schultze.

Mari kita bahas makna definisi tersebut. Dari definisi tersebut ada kata "kesatuan struktur dan fungsi”. Hal ini mengandung arti bahwa sel
tersusun dari bermacam-macam struktur dimana setiap struktur tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri dalam tujuannya bersatu untuk
melangsungkan proses kehidupan. Kemudian digabungkan dengan kata "terkecil”, hal ini mengandung pengertian bahwa struktur dan
fungsi yang bersatu tersebut bersifat mikrokopis dan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang dapat dijumpai pada
setiap mahkluk hidup.

Kita akan mempelajari macam-macam struktur yang menyusun suatu sel dan fungsinya. Struktur sel setiap mahkluk hidup yang pasti ada
yaitu: membran plasma, ribosom dan cairan plasma.Selain itu ada hal penting yang dimiliki oleh sel sebagai pembeda dengan sel yang lain
yaitu inti sel. Selain itu ada juga struktur yang disebut dinding sel, mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom,
sentriol, mikrotubulus dan mikrofilamen.

Mari kita pelajaari 1 persatu.

1. Membran plasma
Membran plasma merupakan struktur sel yang membatasi antara lingkungan dan sitoplasma. Struktur membran plasma disebut dengan
lapisan fosfolipid mozaik. Lapisan ini tersusun 2 lapis sehingga disebut juga membran dwilapis. Membran plasma disusun oleh molekul
phosphat dan lipid sehingga sering juga disebut lapisan phospholipid,. Karena tersusun dua lapis juga sering disebut phospholipid bilayer,
Lihat gambar 1.

Gambar 1. model struktur membran plasma

Saya akan menunjukkan kedua lapisan tersebut, Lihat gambar 2 dan gambar 3.

gambar 2. lapisan pertama dwilayer

Kemudian saya juga akan menunjukkan yang disebut molekul phophat dan molekul lipid. Molekul phosphat ditunjukkan oleh 2 kuning
vertikal yang menempel pada bentuk bola, sedangkan bentuk bola sendiri adalah molekul phosphat. Phospholipid tersusun atas 1 molekul
phosphat dan 2 molekul lipid ditunjukkan oleh 2 garis vertikal dan 1 buah bola.

jadi sudah jelaslah yang dimaksud dengan phopholipid bilayer yang terususn atas 1 molekul phosphat dan 2 molekul lipid.

gambar 3. lapisan kedua

Sekarang saya akan menjelaskan karakter yang dibawa oleh masing-masing molekul.

Molekul lipid memiliki karakter tidak larut dalam air (hidrofobik –>hidro=air ; fobik=fobia=takut) sedangkan molekul protein memiliki
karakter larut dalam air (hidrofilik).

Dengan karakter ini menyebabkan sisi sebelah dalam dan luar dari membran plasma adalah lingkungan yang bersifat polar (larut dalam
air). Selain itu air juga tidak akan bisa masuk melalui membran ini. Karena karakter tersebut maka dibutuhkan struktur molekul lain yang
memperbolehkan air dapat masuk ke dalam sel, dalam hal ini membran plasma dilengkapi dengan fitur yang disebut protein integral Lihat
gambar 4.
Gambar 4. protein integral

Protein integral adalah struktur protein yang menghubungkan sisi luar sel dengan sisi dalam sel/sitoplasma yang terletak pada membran
plasma. Dengan bentuk yang seperti ini air dapat masuk ke dalam sel karena karakter protein itu dapat larut dalam air. Pengaturan air
akan masuk ke dalam sel ataupun ke luar dipengaruhi oleh gradien konsentrasi air. Jika konsentrasi air di dalam sel rendah maka air secara
otomatis akan masuk ke dalam sel demikian pula sebaliknya. Hal ini akan saya bahas dalam sub pokok bahasan mengenai osmosis.

Selain itu ada struktur protein lain yang hanya terdapat di daerah tepi luar dari membran plasma, protein yang demikian disebut dengan
protein tepi/protein perifer. Protein ini berfungsi sebagai regulator/pengatur ion channel dan transport membran. Hal ini akan dibicarakan
lebih lanjut pada transport membran. (Silahkan baca artikel lebih detail dihttp://en.wikipedia.org/wiki/Peripheral_membrane_protein).

Karakteristik Mozaik pertama kali diajukan oleh Singer dn Nicolson yang meliputi aspek:

1. Membran tersusun atas fosfolipid bilayer

2. membran plasma berupa fluida 2 dimensi : lipid dan protein

ditunjukkan dengan kehadiran protein, karbohidrat dan steroid kolesterol pada membran. Silahkan download videonya di sini

Sifat lain yang dimiliki oleh membran sel dengan stuktur yang tersusun dari phospholipid adalah selektif permeabel. Kita pahami dari
setiap katanya. Selektif artinya memilih-milih. Permeabel dari kata permition yang berarti izin dan able yang berarti dapat. Dengan kata
lain tidak semua molekul bisa masuk ke dalam sel tanpa sei”izin” dari membran plasma. Contoh molekul yang tidak diizinkan masuk ke
dalam sel adalah molekul yang berukuran besar seperti protein dan polimer, sedangkan monomer dengan mudah masuk ke dalam sel
melewati membran plasma karena ukuran molekulnya yang kecil.

Tema lain yang berkaitan dengan membran plasma :

–> Osmosis dan difusi

Perkaya informasi tentang membran plasma dengan mendownload file video berikut:

1. osmosis

2. pompa Na-K

3. Difusi terfasilitasi

Molekul lain yang terdapat pada membran plasma adalah glikoprotein.Glikoprotein (bahasa Inggris: glycoprotein) adalah
suatu protein yang mengandung rantai oligosakarida yang mengikat glikan [1] dengan ikatan kovalen pada rantai polipeptidabagian
samping. Struktur ini memainkan beberapa peran penting di antaranya dalam proses proteksi imunologis, pembekuan darah, pengenalan
sel-sel, serta interaksi dengan bahan kimia lain. Selain itu adanya glikoprotein dapat digunakan antar sel untuk saling berkomunikasi.(baca
lebih detail di http://en.wikipedia.org/wiki/Glycoprotein)

Ribosom dan sitoplasma

Organel-organel berikut (ribosom dan sitoplasma) ini juga pasti dijumpai pada mahkluk hidup.

2. Ribosom

Ribosom merupakan partikel yang kompak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein, dapat dijumpai melekat atau tidak pada permukaan
external dari membran Retikulum Endoplasma, yang berfungsi dalam proses sintesis protein.
Gambar 1. Ribosom 3D

gambar 2. Ribosom

Bentuk universalnya, pada potongan longitudinal berbentuk elips. Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal,
tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.

Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari
prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S
untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).

Download detail bahan ajar tentang ribosom level universitas : klik di sini

3. Cairan sel/Sitoplasma

Sitoplasma pada dasarnya adalah substansi yang mengisi sel yang memiliki sifat koloid. Kenampakannya seperti bahan jelly. Sitoplasma
terdiri air , molekul organik-karbohidrat, garam dam enzim yang mengkatalisis reaksi kimia.

karena sifat koloidnya maka sitoplasma bisa menunjukkan/memiliki karakter:

gerak brown

siklosis

efek tyndall
elektroforesis

Sitoplasma, melalui mikroskop elektron, muncul sebagai kisi tiga-dimensi yang kaya protein helai tipis. Ini dikenal sebagai kisi kisi
microtrabecular (MTL) dan berfungsi untuk interkoneksi dan mendukung struktur "solid” yang lain yang terdapat pada sitoplasma.
Dengan kata lain, sitoplasma adalah seperti tiang yang menopang atap. Tujuan utama pagar ini adalah mempertahankan bentuk sel dan
menjaga organel yang berada di sitoplasma.

Sitoplasma adalah rumah dari sitoskeleton, jaringan filamen sitoplasma yang bertanggung jawab untuk pergerakan sel, dan memberikan
bentuk sel. Sitoplasma mengandung nutrisi terlarut dan membantu melarutkan produk-produk limbah. Sitoplasma membantu bahan-
bahan dapat bergerak di sekitar sel dengan cara berpindah dan berputar melalui proses yang disebut sitoplasma streaming. Inti sel juga
sering mengalir dalam proses sitoplasma streaming seketika itu juga bisa mengubah bentuk dari sel. Sitoplasma mengandung banyak
garam dan merupakan konduktor listrik yang sangat baik, yang karenanya menciptakan media bagi vesikel, atau mekanik dari sel. Fungsi
dari sitoplasma dan organel yang duduk di dalamnya, sangat penting bagi kelangsungan hidup sel.

http://www.susanahalpine.com/anim/index.htm

Inti sel, retikulum endoplasma, ribosom, aparatus golgi lisosom dan dinding sel

Inti sel – Nukleus

intisel/nukleus

Inti sel atau nukleus sebenarnya adalah bentukan dari sebuah membran fosfolipid bilayer, merupakan struktur yang sama dengan
membran plasma sel.

Secara garis besar, membran inti terdiri atas tiga bagian, yaitu

membran luar,

ruang perinuklear, dan

membran dalam.

Membran luar dari nukleus akan membentuk retikulum endoplasma (RE) kasar. Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian
besar molekul membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi membran. Pori inti nukleus bagaikan
terowongan yang terletak pada membran nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol. Fungsi utama dari pori
nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan
untuk sintesis/pembuatan protein.

Pori nukleus tersusun atas 4 subunit, yaitu :

subunit kolom, –> pembentukan dinding pori nukleus

subunit anular, –> untuk membentuk spoke yang mengarah menuju tengah dari pori nukleus

subunit lumenal, –> mengandung protein transmembran yang menempelkan kompleks pori nukleus pada membran nukleus
subunit ring. –> membentuk permukaan sitosolik (berhadapan dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari
kompleks pori nukleus.

Meskipun bagian dalam nukleus tidak mengandung badan yang dibatasi oleh membran, isi nukleus tidak seragam dan memiliki beberapa
badan subnukleus yang terbentuk dari protein-protein unik, molekul RNA, serta gugus DNA. Contoh utama dari badan subnukleus adalah
nukleolus, yang terutama terlibat dalam pembentukan ribosom. Setelah diproduksi oleh nukleolus, ribosom diekspor ke sitoplasma untuk
menjalankan fungsi translasi mRNA.

Permasalahan yang dijumpai dan konsep yang salah adalah ketika membandingkan dua isitlah yang disebut dengan membran plasma dan
membran internal ketika digunakan untuk menjelaskan perbedaan prokariotik dan eukariotik. Bahwa sebenarnya inti/nuklues itu
sendirilah yang disebut membran internal.

Mitokondria dan Kloroplas

Pernahkan Anda bayangkan hidup dengan sedikit tenaga, atau kehabisan tenaga, atau bagaimana jika tenaga Anda benar-benar habis. Jika
Tenaga Anda benar-benar habis saya pastikan kini Anda pasti sudah ……

Pengantar di atas hanya untuk mengingatkan bahwa tanpa tenaga/energi tidak akan ada kehidupan. Nah sekarang saatnya kita pelajari
siapa dan bagaimana energi/tenaga itu datang.

Dalam kaitannya dengan sitologi kita akan mempelajari organel yang berkaitan dengan energi yang diberi nama mitokondria dan
kloroplas. Mitokondria dan kloroplas merupakan organ yang penting bagi sel eukariotik, sebab tanpa mitokondria sel akan mati karena
energi tidak akan terbentuk. sedangkan kloroplas berfungsi untuk menyediakan material untuk mendukung proses berlangsungnya
pembuatan energi oleh mitokondria.

Secara mudahnya mitokondria yang berada di dalam sel berperan sebagai penghasil tenaga melalui proses respirasi aerob.

Saya menyediakan 3 gambar mitokondria agar untuk dan 2 gambar kloroplas Anda bandingkan.

A. Mitokondria

Mitokondria dan kloroplas memiliki kemiripan dalam hal jumlah lapisan membrannya yaitu :

dua lapis membran fosofolipid bilayer.


memiliki cairan

Peran utama dari mitokondria adalah memproduksi ATP yang terjadi pada membran bagian dalam. Hasil oksidasi dari proses glikolisis
berupa piruvat dan NADH akan dikonversi menjadi ATP dengan bantuan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir dan membentuk air
sebagai hasil sampingannya. Peritiwa konversi ini dikenal dengan respirasi sel, atau respirasi aerob.

Mitokondria berisi ribosom dan DNA, Mitokondria mereplikasi DNAnya dan membagi sebagian besar respon energi yang dibutuhkan oleh
sel. Dengan kata lain, pembagian dan pertumbuhannya tidak berhubungan dengan ‘siklus sel. Ketika energi dibutuhkan oleh sel dalam
jumlah yang banyak, mitokondria akan tumbuh dan selanjutnya memisah. Ketika energi yang dibutuhkan sedikit, maka mitokondria akan
dirusak atau tidak diaktifkan. Pada proses pembelahan sel, mitokondria didistribusikan kepada keturunannya secara acak dalam jumlah
sedikit atau banyak. Sebagai informasi tambahan menurut beberapa literatur diduga bahwa mitokondria diperoleh dari ibu.

B. Kloroplas

Bagian luar kloroplas ditutup oleh selaput yang disusun oleh dua membran yang terpisah. Seperti membran luar pada mitokondria,
membran luar kloroplas juga mengandung porin yang menyebabkan membran ini permeable terhadap molekul dengan ukuran 10.000
dalton. Sebaliknya membran dalam relatif lebih impermeabel. Banyak mesin fotosintesis terdapat pada membran dalam termasuk pigmen
penyerap cahaya, kompleks rantai elektron dan apparatus pensintesis ATP. Membran bagian dalam kloroplas mengandung mesin
transduksi energi yang tersusun dalam suatu kantong pipih yang disebut dengan membran tilakoid. Tilakoid disusun oleh grana. Ruang
sebelah dalam tilakoid disebut dengan lumen sedangkan ruang sebelah luar dari tilakoid pada bagian sebelah dalam membran luar disebut
dengan stroma. Seperti pada matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan ribosom. Diperkirakan pula
terdapat sekitar 60 macam polipeptida pada membran tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas.

Kloroplas dan fotosintesis

Pemahaman pertama menyangkut fotosintesis ditunjukkan oleh C.B. van Niel pada tahun 1930 dengan memberikan reaksi fotosintesis
sebagai berikut:

CO2 + H2O à (CH2O) + O2.

Energi dari matahari digunakan untuk memecah CO2, melepaskan O2 dan mentransfer atom karbon ke molekul air untuk membentuk
karbohidrat (CH2O). Dari melihat reaksi di atas tampak bahwa reaksi fotosintesis merupakan kebalikan dari reaski respirasi sel. Akan
tetapi tumbuhan tidak menghasilkan makanan dengan hanya membalik reaksi.

Pada respirasi reaksinya merupakan reaksi redoks. Energi dilepas dari gula pada saat elektron yang berikatan dengan hidrogen diangkut ke
oksigen yang membentuk air sebagai hasil samping. Elektron akan kehilangan energi potensialnya karena oksigen elektronegatif yang akan
menarik elektron melalui rantai transport elektron. Mitokondria menggunakan energi ini untuk menghasilkan ATP. Seperti respirasi sel,
fotosintesis juga merupakan reaksi redoks yang membalik arah aliran elektron. Air terurai dan elektron ditransfer bersama dengan ion
hidrogen dari air ke karbondioksida dan mereduksinya menjadi gula. Elektron bertambah energi potensialnya ketika electron ini
dipindahkan dari air ke gula.

Persamaan reaksi fotosintesis tampak seperti suatu reaksi yang sangat sederhana dari suatu proses yang sangat rumit. Akan tetapi
sebenarnya fotosintesis bukanlah merupakan suatu poses tunggal. Fotosintesis terdiri dari dua proses yang masing-masing terdiri dari
banyak tahapan reaksi. Kedua tahap reaksi tersebut terdiri dari reaksi terang (fotolisis) dan reaksi gelap (siklus Calvin).

http://biologi.ucoz.com/index/sitologi/0-40

Anda mungkin juga menyukai