com/
No
Singkatan
Kepanjangan
Arti
A
1
aa.
ana
masing - masing
2
a.c.
ante coenam
sebelum makan
3
a.d.
auris dextrae
telinga kanan
4
a.h.
alternis horis
selang satu jam
5
a.l.
auris laevae
telinga kiri
6
a.m.
ante meridiem
sebelum tengah hari
7
a.p.
ante prandium
sebelum sarapan pagi
8
aa p.aeq.
ana partes aequales
masing - masing sama banyak
9
abs.febr.
absente febre
bila tidak demam
10
accur.
accurate
cermat
11
ad.
ad
sampai
12
ad 2 vic.
ad duas vices
untuk dua kali
13
ad aur.
ad aurem
pada telinga
14
ad chart.cer.
ad chartam ceratam
pada kertas berlilin
15p
ad chart.perg.
ad chartam pergameneam
pada kertas perkamen
16
ad grat.sap.
ad gratum saporem
sampai ada rasanya
17
ad hum.
ad humectandum
untuk membasahkan
18
ad infl.
ad inflandum
untuk disemprot
19
ad libit.
ad libitum
sesukanya
20
ad oll.alb.
ad ollam albam
dalam pot putih
21
ad oll.gris.
ad ollam griseam
dalam pot abu-abu
22
ad scatul.
ad scatulam
dalam dus
23
ad us.ext.
ad usum externum
untuk pemakaian luar
24
ad us.in.
ad usum internum
untuk pemakaian dalam
25
ad us.prop.
ad usum proprium
untuk pemakaian sendiri
26
ad vitr.alb.
ad vitrum album
dalam botol putih
27
ad vitr.ampl.
ad vitrum amplum
dalam botol bermulut lebar
28
ad vitr.fusc.
ad vitrum fuscum
dalam botol coklat
29
ad vitr. nigr.
ad vitrum nigrum
dalam botol hitam
30
add.
adde
tambahkan
31
adh.
adhibere
gunakan
32
ads.febr.
adsante febre
diwaktu demam
33
aeq.
aequalis
sama
34
aequab.
aequabilis
rata
35
aff.
affunde
dituangkan
36
aggred.febr.
aggrediente febre
diwaktu demam
37
agit.
agitatio
kocok
38
alb.
alba , albus
putih
39
alt.h.
alternis horis
selang satu jam
40
alt.hor.
alternis horis
selang satu jam
41
alt.d.
alternis die
selang satu hari
42
amb.
ambo
kedua - duanya
43
ampl.
ampulla
ampul
44
ante
ante
sebelum
45
applic.
applicatur
digunakan
46
apt.
aptus
cocok
47
aq.bidest.
aqua bidestillata
air suling dua kali
48
aq.bull.
aqua bulliens
air mendidih
49
aq.coct.
aqua cocta
air matang
50
aq.cois.
aqua communis
air biasa
51
aq.comm.
aqua communis
air biasa
52
aq.dest.
aqua destillata
air suling
53
aq.ferv.
aqua fervida
air panas
54
aq.pat.
aqua patabilis
air minum
55
aur.
auris
telinga
56
aurist.
auristillae
obat tetes telinga
B.
57
b.
bis
dua kali
58
bac.
bacilla
basila (sediaan benntuk batang)
59
bals.peruv.
balsamum peruvianum
peru balsem
60
b.in d.
bis in die
dua kali sehari
61
b.d.d.
bis de die
dua kali sehari
62
bid.
biduum
waktu dua hari
63
bol.
boli
pil besar
C.
64
c.
cum
dengan
65
C., cochl.
cochlear
sendok makan
66
c.m.
cras mane
besok pagi
67
c.n.
cras nocte
besok malam
68
C.p.
cochlear pultis
sendok bubur
69
C.p.
cochlear parvum
sendok bubur
70
C.th.
cochlear thea
sendok teh
71
cal.
calore
oleh panas
72
calef.
calefac
panaskan
73
calid.
calidus
panas
74
caps.
capsulae
kapsul
75
caps.gel.el.
capsulae gelatinosae elasticae
kapsul gelatin lunak
76
caps.gel.op.
capsulae gelatinosae operculatae
kapsul gelatin dengan tutup
77
caut.
caute
hati - hati
78
cer.
cera
malam, lilin
79
chart.
charta
kertas
80
chart.par.
charta paraffinata
kertas paraffin
81
citiss.
citissime
sangat segera
82
cito
cito
segera
83
clarif.
clarificatio
dijernihkan
84
clysm.
clysma
klisma / obat pompa
85
co., comp., cps., cpt.,
compositus
majemuk
86
cochleat.
cochleatim
sendok demi sendok
87
cois., comm.
communis
biasa
88
colat.
colatura
sari, kolatur
89
collut.
collutio
obat cuci mulut
90
collyr.
collyrium
obat cuci mata
91
conc.
concentratus
pekat
92
concus.
concussus
kocok
93
consp.
consperge
taburkan
94
cont.
continuo
segera
95
coq.
coque
masak
96
cord.
cordis
jantung
97
cort.
cortex
kulit
98
crast.
crastinus
besok
99
crem.
cremor
krim
100
cryst.
crystallus
kristal
D.
101
d.
da
berikan
102
d.in 2plo
da in duplo
berikan dua kali jumlahnya
103
d.in dim
da in dimidio
berikan setengahnya
104
d.secund.
diebus secunde
hari kedua
105
d.seq.
die sequente
hari berikutnya
106
d.c.
durante coenam
pada waktu makan
107
d.c.form.
da cum formula
berikan dengan resepnya
108
d.d.
de die
tiap hari
109
d.s.
da signa
berikan dan beri tanda
110
d.s.s.ven.
da sub signo veneni
berilah dengan tanda racun
111
d.t.d.
da tales doses
berikan dalam dosis demikian
112
decanth.
decantha
tuangkan
113
decoct.
decoctum
rebusan
114
dep.
depuratus
murni
115
des.
desodoratus
tidak berbau
116
desinf.
desinfectans
desinfeksi
117
det.
detur
diberikan
118
dext.
dexter
kanan
119
dieb.alt.
diebus alternis
tiap satu hari berikutnya
120
dil.
dilutus / dilutio
diencerkan / pengenceran
121
dim.
dimidius
setengah
122
disp.
dispensa
berikan
123
div.
divide
bagilah
124
div.in.part.aeq.
divide in partes aequales
bagilah dalam bagian - bagian yang sama
125
dulc.
dulcis
manis
126
dup., dupl., dx.
duplex
dua kali
E.
127
e.c.
enteric coated
bersalut enterik
128
elaeos.
elaeosaccharum
gula berminyak
129
emet.
emeticum
obat muntah
130
empl.
emplastrum
plester
131
emuls.
emulsum
emulsi
132
enem.
enema
lavemen/klisma/obat pompa
133
epith.
epithema
obat kompres
134
evap.
evaporetur, evapora
diuapkan, uapkan
135
exhib.
exhibe
berikan
136
expr.
expressio, exprimatur, exprime
penekanan, ditekan, tekanlah
137
ext.s.alut.
extende supra alutam
oleskan pada kulit yang lunak
138
ext.s.cor.
extende supra corium
oleskan pada kulit yang keras
139
ext.ut.
externe untendum
pemakaian sebagai obat luar
140
extemp.
extempore
pada saat itu juga
141
extr.liq.
extractum liquidum
ekstrak cair
142
extr.sicc.
extractum siccum
ekstrak kering
143
extr.spiss.
extractum spissum
ekstrak kental
144
extr.ten.
extractum tenue
ekstrak kental cair
F.
145
f.
fac, fiat, fiant
buat / dibuat
146
far.
farina
tepung
147
f.c.vehic.apt.
fac cum vehiculum apto
buat dengan bahan pembawa yang cocok
148
fl.
flores
bunga
149
fol.
folia
daun
150
f.l.a.
fac lege artis
buatlah sesuai aturan
151
febr.dur.
febre durante
diwaktu demam
152
filtr.
filtra / filtretur
saring
153
form.
formula
susunan (resep)
154
fort.
fortius
kuat
155
frig.
frigidus
dingin
G.
156
g.
gramma
gram
157
gr.
grain
grain ( kira-kira 65 mg)
158
garg.
gargarisma
obat kumur
Singkatan
Kepanjangan
Arti
159
gel.
gelatina
gelatin
160
glob.
globulus
bundar
161
gran.
granulum
butir
162
gross
grosse
kasar
163
gtt.
guttae
tetes
164
gutt.aur.
guttae auriculares
tetes telinga
165
0.5 g.
semi gramma
setengah gram
166
1g
gramma unum
satu gram
167
1.5 g
sesqui gramma
satu setengah gram
168
2g
grammata duo
dua gram
169
3g
grammata tria
tiga gram
170
4g
grammata quattuor
empat gram
171
5g
grammata quinque
lima gram
H.
172
h.
hora
jam
173
h.u.spat.
horae unius spatio
setelah satu jam
174
h.X.mat.
horae decima matutina
jam 10 pagi
175
h.m.
hora matutina
pagi hari
176
h.s.
hora somni
waktu tidur
177
h.v.
hora vespertina
malam hari
178
haust.
haustus
diminum sekaligus
179
hebdom.
hebdomada
untuk seminggu
180
her.praescr.
heri praescriptus
resep kemaren
181
hor.interm.
horis intermediis
diantara jam - jam
182
hui.form.
huius formulae
dari resep ini
I&J
183
i.c.
inter cibos
diantara waktu makan
184
i.m.
intra muskular
kedalam jaringan otot
185
i.m.m.
in manum medici
berikan pada dokter / di tangan dokter
186
i.o.d
in oculo dextro
pada mata kanan
187
i.o.s.
in oculo sinistro
pada mata kiri
188
in 2 vic.
in duabus vicibus
dalam dua kali
189
inj.
injectio
suntikan
190
instill.
instilla
teteskan
No
Singkatan
Kepanjangan
Arti
191
inter., int.
inter
antara
192
interd.
interdum
sewaktu - waktu
193
intr.d.sum.
intra diem sumendum
digunakan dalam satu hari
194
in vit.
in vitro
dalam tabung
195
in viv.
in vivo
dalam tubuh
196
iter.
iteretur
untuk diulang
197
iter.
iteratio
ulangan
198
i.v.
intra vena
kedalam pembuluh darah
199
jentac.
jentaculum
makan pagi
200
jej.
jejune
puasa, perut kosong
L.
201
l.a.
lege artis
menurut aturan
202
lag.gutt.
lagena guttatoria
botol tetes
203
lav.opth.
levementum ophthalmicum
larutan pencuci mata
204
ligand.
ligandus
harus diikat
205
lin.
linimentum
obat gosok
206
liq.
liquor
cairan
207
liq.
liquidus
larutan
208
loc.
locus
tempat
209
loc.aeg.
locus aeger
tempat yang sakit
210
loc.dol.
locus dolens
tempat yang nyeri
211
lot.
lotio
obat cuci / pembasuh
212
m.
misce
campurkan
213
m.et v.
mane et vespere
pagi dan malam
214
m.d.s.
misce da signa
campurkan, berikan tanda
215
m.f.
misce fac
campur dan buat
216
m.f.pulv.
misce fac pulveres
campurkan, buat powder
217
m.i.
mihi ipsi
untuk saya sendiri
218
m.p.
mane primo
pagi - pagi sekali
219
man.
mane
pagi hari
220
mixt.
mixtura
campuran
221
mod.praescr.
modo praescriptio
sesuai aturan
No
Singkatan
Kepanjangan
Arti
N.
222
n.
nocte
malam hari
223
n.dt., ndt., ne det.
ne detur
tidak diberikan
224
N.I.
ne iteretur
tidak boleh diulang
225
narist.
naristillae
obat tetes hidung
226
ne iter.
ne iteretur
jangan diulang
227
neb., nebul.
nebula
obat semprot
228
noct.
nocte
malam hari
229
non rep.
non repetatur
jangan diulang
O.
230
o. 1/4 h.
omni quarta hora
tiap seperempat jam
231
o.alt.hor.
omni alternis horis
tiap selang satu jam
232
o.b.h.
omni bihorio
tiap 2 jam
233
o.b.h.c.
omni bihorio cochlear
tiap 2 jam satu sendok makan
234
o.d.
oculus dexter
mata kanan
235
o.d.s.
oculus dexter et sinister
mata kanan dan kiri
236
o.h.
omni hora
tiap jam
237
o.m.
omni mane
tiap pagi
238
o.n.
omni nocte
tiap malam
239
o.s.
oculus sinister
mata kiri
240
o.u.
oculus uterque
kedua mata
241
oc.
oculus
mata
242
oculent.
oculentum
salep mata
243
omn.bid.
omni biduum
tiap 2 hari
244
ool.min.
olea mineralia
minyak mineral
245
ol.vol.
olea volatilia
minyak menguap/minyak atsiri
246
os., oris
oris
mulut
P.
247
p.aeq.
partes aequales
bagian sama
248
p.d.sing.
pro dosis singularis
untuk satu dosis
249
p.r.n.
pro re nata
bila diperlukan
250
p.c.
post coenam
setelah makan
251
p.m.
post meridiem
sore
No
Singkatan
Kepanjangan
Arti
252
part. Dol.
parte dolente
pada bagian yang sakit
253
past.dentifr.
pasta dentrificia
pasta gigi
254
per bid.
per biduum
dalam 2 hari
255
per trid.
per triduum
dalam 3 hari
256
per vic.
per vices
sebagian - sebagian
257
per.in.mor. / PIM
periculum in mora
bahaya bila tertunda
258
p.i.
pro injectio
untuk suntikan
259
pil.
pilula
pil
260
p.o.
per os / per oral
melalui mulut
262
pon. aur.
pone aurum
dibelakang telinga
263
pond.
pondus
timbangan / berat
264
pot.
potio
obat minum
265
pp., praec.
praecipitatus
endapan
266
prand.
prandium
sarapan pagi
267
pulv.
pulvis
serbuk
268
pulv.adsp.
pulvis adspersorius
serbuk tabur
269
pulv.dentifr.
pulvis dentrificius
serbuk untuk gigi
270
pulv.gross.
pulvis grossus
serbuk kasar
271
pulv.subt.
pulvis subtilis
serbuk halus
272
pulv.sternut.
pulvis sternutatorius
serbuk bersin
273
purg.
purgativus
obat kuras
274
pyx.
pyxis
dus
Q.
275
q.
quantitas
jumlah
276
q.dx.
quantitas duplex
2 kali banyaknya
277
q.h.
quaque hora
tiap jam
278
q.d.
quarter die
4 kali sehari
279
q.l.
quantum libet
banyaknya sesukanya
280
q.pl.
quantum placet
jumlah sesukanya
281
q.q.h.
quarta quaque hora
tiap 4 jam
282
q.s.
quantum satis / sufficit
secukupnya
283
q.v.
quantum vis
banyaknya sesukanya
No
Singkatan
Kepanjangan
Arti
284
R
285
R., Rp., Rcp.
recipe
ambil
286
rec.
recens
segar
287
rec.par.
recenter paratus
dibuat pada saat itu juga
288
reiter.
reiteretur
diulang kembali
289
rem.
remanentia
sisa
290
renov.semel.
renovetur semel
diulang satu kali
291
rep.
repetatur
untuk diulang
S.
292
s.
signa
tandai / tulis
293
S.a.
secundum artem
menurut seni
294
s.d.d.
semel de die
sekali sehari
295
s.n.s.
si necesse sit
bila diperlukan
296
s.o.s.
si opus sit
bila diperlukan
297
s.q.
sufficiente quantitate
dengan secukupnya
298
scat.
scatula
dus
299
se necess.sit
si necesse sit
bila perlu
300
sec.
secundo
kedua
301
semel
semel
satu kali
302
semi h.
semi hora
setengah jam
303
septim.
septimana
satu minggu
304
sesqui
sesqui
satu setengah
305
si op.sit.
si opus sit
bila perlu
306
sig.
signa
tulis / beri tanda
307
sin.
sine
tanpa
308
sine confect.
sine confectione
tanpa etiket aslinya
309
sing.
singulorum
dari tiap
310
sing auror.
singulis auroris
tiap pagi
311
s.c.
sub cutan
dibawah kulit
312
sol., solut.
solutio
larutan
313
solv.
solve
larutkan
314
stat.
statim
segera
315
steril.
sterillisatus
steril
316
subt.
subtilis
halus / tipis
317
sum.
sume, sumatur
ambillah
318
supr.
supra
di atas
No
Singkatan
Kepanjangan
Arti
T.
319
tct., tinct., tra.
tinctura
tingtur
320
t.d.d.
ter de die
tiga kali sehari
321
t.d.s.
ter die sumendum
dipakai tiga kali sehari
322
ter d.d.
ter de die
tiga kali sehari
323
ter in d.
ter in die
tiga kali sehari
324
trit.
tritus
gerus
325
troch.
trochiscus
tablet hisap
326
tuss.
tussis
batuk
U&V
327
u.a.
usus ante
seperti terdahulu
328
u.c.
usus cognitus
cara pakai diketahui
329
u.e.
usus externus
untuk obat luar
330
u.i.
usus internus
untuk obat dalam
331
u.n.
usus notus
cara pakai diketahui
332
u.p.
usus propius
untuk dipakai sendiri
333
u.v.
usus veterinarius
pemakaian untuk hewan
334
ult.prescr.
ultimo prescriptus
resep terakhir
335
ungt.
unguentum
salep
336
ungt.moll.
unguentum molle
salep lunak
337
urgens
urgens
segera
338
vas.
vaselin
vaselin
339
vasc.
vasculum
cangkir
340
vehic.
vehiculum
zat pembantu
341
vesp.
vespere
sore
342
vin.
vinum
anggur
343
virid.
viridus
hijau
342
vit.ov.
vitellum ovum
kuning telur
343
volat.
volatilis
menguap
2.1. Definisi
Terapi dengan menggunakan obat terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas atau mempertahankan hidup pasien. Hal ini biasanya
dilakukan dengan cara: mengobati penyakit pasien, mengurangi atau meniadakan gejala sakit, menghentikan atau memperlambat proses
penyakit serta mencegah penyakit atau gejalanya. Namun ada hal-hal yang tidak dapat disangkal dalam pemberian obat yaitu
kemungkinan terjadinya hasil pengobatan tidak seperti yang diharapkan (Drug Related Problem).
Drug Related Problem (DRP) dapat didefinisikan sebagai kejadian tidak di inginkan yang menimpa pasien yang berhubungan dengan terapi
obat dan secara nyata maupun potensial berpengaruh terhadap perkembangan pasien yang diinginkan.
2.3.2. Efektivitas
a. Pasien menerima regimen terapi yang salah
Terapi multi obat (polifarmasi)
Polifarmasi merupakan penggunaan obat yang berlebihan oleh pasien dan penulisan obat berlebihan oleh dokter dimana pasien
menerima rata-rata 8-10 jenis obat sekaligus sekali kunjungan dokter atau pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui
dapat disembuhkan dengan satu jenis obat. Jumlah obat yang diberikan lebih dari yang diperlukan untuk pengobatan penyakit dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan, seperti pemberian puyer pada anak dengan batuk pilek yang berisi :
- Amoksisillin
- Parasetamol
- Gliseril Guaiakolat
- Deksametason
- CTM
- Luminal
Dari hal tersebut terlihat adanya polifarmasi, seorang farmasis bisa menkonfirmasikan atau mendiskusikan terlebih dahulu kepada dokter
sehingga penggunaan yang tidak perlu seperti deksametason dan luminal sebaiknya tidak diberikan untuk mencegah terjadinya regimen
terapi yang salah.
Frekuensi pemberian
Banyak obat harus diberikan pada jangka waktu yang sering untuk memelihara konsentrasi darah dan jaringan. Namun, beberapa obat
yang dikonsumsi 3 atau 4 kali sehari biasanya benar-benar manjur apabila dikonsumsi sekali dalam sehari.
Contohnya
- frekwensi pemberian amoksisilin 4 kali sehari yang seharusnya 3 kali sehari.
- cara pemberian yang tidak tepat misalnya pemberian asetosal atau aspirin sebelum makan, yang seharusnya diberikan sesudah makan
karena dapat mengiritasi lambung.
Durasi dari terapi
Contohnya penggunaan antibiotik harus diminum sampai habis selama satu kurum pengobatan, meskipun gejala klinik sudah mereda atau
menghilang sama sekali. Interval waktu minum obat juga harus tepat, bila 4 kali sehari berarti tiap enam jam, untuk antibiotik hal ini
sangat penting agar kadar obat dalam darah berada diatas kadar minimal yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit.
b. Pasien menerima obat yang benar tetapi dosisnya terlalu rendah
Pasien menerima obat dalam jumlah lebih kecil dibandingkan dosis terapinya. Hal ini dapat menjadi masalah karena menyebabkan tidak
efektifnya terapi sehingga pasien tidak sembuh, atau bahkan dapat memperburuk kondisi kesehatannya. Hal-hal yang menyebabkan
pasien menerima obat dalam jumlah yang terlalu sedikit antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat, frekuensi dan durasi obat
yang tidak tepat dapat menyebabkan jumlah obat yang diterima lebih sedikit dari yang seharusnya, penyimpanan juga berpengaruh
terhadap beberapa jenis sediaan obat, selain itu cara pemberian yang tidak benar juga dapat mengurangi jumlah obat yang masuk ke
dalam tubuh pasien.
Ada beberapa faktor pendukung yang menyebabkan kejadian tersebut yaitu antara lain obat diresepkan dengan metode fixed model
(hanya merujuk pada dosis lazim) tanpa mempertimbangkan lebih lanjut usia, berat badan, jenis kelamin dan kondisi penyakit pasien
sehingga terjadi kesalahan dosis pada peresepan. Adanya asumsi dari tenaga kesehatan yang lebih menekankan keamanan obat dan
meminimalisir efek toksik terkadang sampai mengorbankan sisi efektivitas terapi. Ketidakpatuhan pasien yang menyebabkan konsumsi
obat tidak tepat jumlah, antara lain disebabkan karena faktor ekonomi pasien tidak mampu menebus semua obat yang diresepkan, dan
pasien tidak paham cara menggunakan obat yang tepat. Misalnya pemberian antibiotik selama tiga hari pada penyakit ISFA Pneumonia.
2.3.3 Keamanan
a. Pasien menerima obat dalam dosis terlalu tinggi
Pasien menerima obat dalam jumlah dosis terlalu tinggi dibandingkan dosis terapinya. Hal ini tentu berbahaya karena dapat terjadi
peningkatan resiko efek toksik dan bisa jadi membahayakan Hal-hal yang menyebabkan pasien menerima obat dalam jumlah dosis terlalu
tinggi antara lain ialah kesalahan dosis pada peresepan obat, frekuensi dan durasi minum obat yang tidak tepat. Misalnya, penggunaan
fenitoin dengan kloramfenikol secara bersamaan, menyebabkan interaksi farmakokinetik yaitu inhibisi metabolisme fenitoin oleh
kloramfenikol sehingga kadar fenitoin dalam darah meningkat.
b. Pasien mengalami efek obat yang tidak diinginkan (Adverse drug reaction)
Dalam terapinya pasien mungkin menderita ADR yang dapat disebabkan karena obat tidak sesuai dengan kondisi pasien, cara pemberian
obat yang tidak benar baik dari frekuensi pemberian maupun durasi terapi, adanya interaksi obat, dan perubahan dosis yang terlalu cepat
pada pemberian obat-obat tertentu.
ADR merupakan respon terhadap suatu obat yang berbahaya dan tidak diharapkan serta terjadi pada dosis lazim yang dipakai oleh
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis maupun terapi.
Pada umumnya ADR dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1. Reaksi tipe A
Reaksi tipe A mencakup kerja farmakologis primer atau sekunder yang berlebihan atau perluasan yang tidak diharapkan dari kerja obat
seperti diuretik mengimbas hipokalemia atau propanolol mengimbas pemblok jantung. Reaksi ini seringkali bergantung dosis dan mungkin
disebabkan oleh suatu penyakit bersamaan, interaksi obat-obat atau obat-makanan. Reaksi tipe A dapat terjadi pada setiap orang.
2. Reaksi tipe B
Reaksi tipe B merupakan reaksi idiosinkratik atau reaksi imunologi. Reaksi alergi mencakup tipe berikut :
a. Tipe I, anafilaktik (reaksi alergi mendadak bersifat sistemik) atau segera (hipersensitivitas)
b. Tipe II, sitotoksik
c. Tipe III, serum
d. Tipe IV, reaksi alergi tertunda misalnya penggunaan fenitoin dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan Steven Johnson syndrome.
3. Reaksi Tipe C (berkelanjutan)
Reaksi tipe C disebabkan penggunaan obat yang lama misalnya analgesik, nefropati.
4. Reaksi Tipe D
Reaksi tipe D adalah reaksi tertunda, misalnya teratogenesis dan karsinogenesis.
5. Reaksi Tipe E
Reaksi tipe E, penghentian penggunaan misalnya timbul kembali karena ketidakcukupan adrenokortikal.
2.3.4. Kepatuhan
Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Kepatuhan pasien untuk minum
obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Persepsi tentang kesehatan
b. Pengalaman mengobati sendiri
c. Pengalaman dengan terapi sebelumnya
d. Lingkungan (teman, keluarga)
e. Adanya efek samping obat
f. Keadaan ekonomi
g. Interaksi dengan tenaga kesehatan (dokter, apoteker, perawat).
Akibat dari ketidakpatuhan (non-compliance) pasien untuk mengikuti aturan selama pengobatan dapat berupa kegagalan terapi dan
toksisitas. Ketidakpatuhan seolah-olah diartikan akibat kelalaian dari pasien, dan hanya pasienlah yang bertanggung jawab terhadap hal-
hal yang terjadi akibat ketidakpatuhannya. Padahal penyebab ketidakpatuhan bukan semata-mata hanya kelalaian pasien dalam mengikuti
terapi yang telah ditentukan, namun banyak faktor pendorongnya, yaitu :
http://pkboll.blogspot.com/2014/02/arti-definisi-dan-tinjauan-etnofarmasi.html
Arti Definisi Dan Tinjauan Etnofarmasi - Kehidupan masyarakat tradisional mempunyai interaksi yang sangat dekat dengan sumberdaya
alam dan lingkungannya. Salah satunya adalah interaksi yang berhubungan dengan pemanfaatan tumbuhan. Interaksi yang ada tersebut
merupakan sebuah pengalaman dari sebuah pengetahuan tradisional yang secara turun-temurun diwariskan dari para leluhur ke generasi-
generasi selanjutnya serta mengembangkan pengetahuan tersebut dengan lingkungan untuk tetap bertahan hidup (Atok, 2009).
Penggunaan sumber daya alam sekitar untuk penyembuhan dapat diasumsikan sebagai bentuk pengobatan tertua di dunia. Hampir setiap
budaya di dunia mempunyai sistem pengobatan tradisional yang khas yang sesuai dengan karakter budaya tersebut. Bahkan di setiap
daerah juga dijumpai berbagai macam jenis sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai obat (Dorly, 2005).
Masyarakat Indonesia sendiri juga terdiri dari beberapa ratus suku yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda. Kebudayaan
tersebut meliputi bahasa, adat-istiadat, serta pengetahuan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam sebagai obat tradisional.
Pengetahuan obat tradisional ini spesifik bagi setiap etnis, sesuai dengan kondisi lingkungan dan tempat tinggal masing-masing suku
tersebut (Muktiningsih et al., 2001). Langkah awal yang dilakukan untuk menggali pengetahuan berbagai suku bangsa dan masyarakat
lokal tentang resep tradisional yang berkhasiat sebagai obat dapat dilakukan dengan pendekatan secara ilmiah (Kuntorini, 2005). Salah
satu pendekatan ilmiah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan secara etnofarmasi dalam masyarakat lokal tersebut
(Pieroni et al., 2002)
Etnofarmasi adalah multidisiplin ilmu yang menghubungkan antara ilmu kefarmasian dengan kultur budaya dalam masyarakat. Dalam
etnofarmasi dipelajari tentang faktor-faktor penentu budaya, pengelompokan, identifikasi, klasifikasi, pengkategorian bahan alam yang
digunakan sebagai obat tradisional (etnobiologi), persiapan bentuk sediaan farmasi (etnofarmasetika), interaksi obat alam tersebut
dengan tubuh (etnofarmakologi), dan aspek sosial-medis dalam masyarakat (etnomedisin) (Pieroni et al., 2002).
Dalam penelitian etnofarmasi, obyek utama penelitian tersebut adalah pada sebuah komunitas yang terisolasi untuk menemukan kembali
resep tradisional komnitas tersebut dan mencoba mengevaluasinya secara biologis maupun secara kultural (Pieroni et al., 2002).
Dalam pelaksanaannya, etnofarmasi juga memerlukan pendekatan dengan masyarakat sama dengan penelitian etnografi sehingga
pengamat terlibat langsung dalam kebudayaan yang sedang diteliti (Haviland, 1999). Kemudian dari hasil penelitian etnofarmasi tersebut
akan didapatkan referensi untuk pengembangan atau penemuan obat baru yang berasal dari bahan alam berdasarkan resep obat
tradisional dari komunitas atau etnis tertentu (Pieroni et al., 2002).
Di Indonesia sendiri penelitian yang spesifik untuk bidang ilmu etnofarmasi masih tergolong sedikit. Karena pada umumnya masih
digolongkan dalam bidang ilmu etnobotani ataupun etnozoologi. Namun beberapa contoh penelitian etnofarmasi yang pernah dilakukan
adalah penelitian yang dilaksanakan pada Suku Tengger Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo Jawa Timur (Aziz, 2010)
terinventarisasi 47 tumbuhan, 3 jenis hewan, dan 5 bahan mineral dalam 60 resep tradisional yang digunakan untuk mengobati 29 jenis
penyakit . Di wilayah Suku Tengger yang lain yaitu Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Jawa Timur (Bhagawan, 2011) telah
terinventarisasi 54 jenis tumbuhan obat, 2 jenis hewan, dan 3 bahan mineral dalam 82 resep tradisional yang digunakan untuk mengobati
26 jenis penyakit. Pada penelitian yang lainnya di Suku Tengger Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Jawa Timur (Pamungkas,
2011) telah terinventarisasi sebanyak 44 jenis tumbuhan obat, 3 jenis hewan, dan 3 bahan mineral yang digunakan dalam 77 resep
tradisional untuk mengobati 28 jenis penyakit.
By: A'dzjio
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang
berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh
Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow
mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma
bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang
disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel
Tengah(Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran
Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom
merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi
julukan "The Power House".
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub
dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas
antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas
Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati
Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol,
Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot).
Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan
katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang
mengatur sintesis protein.
By: ajo
Fungsi Lisosom
Lisosom adalah Fungsi dari organel ini sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya itu bernama
Lisozym.
Lisosom berperan penting dalam matinya sel-sel. Bila sel luka atau mati, lisosomnya membantu dalam menghancurkannya. Hal ini
bermanfaat sekali sehingga sel sekat dapat menggantikan yang rusak. Kematian sel merupakan tingkatan yang penting dalam daur hidup
beberapa organisme.
Fungsi Nukleus
Nuklues berfungsi untuk mengawall segala aktiviti sel. Selain itu, ia bertujuan untuk mengawal pertukaran bahan antara nukleus
dan sitoplasma berlaku melalui liang - liang di membran nuklues. Nuklues juga mempunyai maklumat pewarisan padanya.
Fungsi Vakuola
· Menyimpan pigmen
Fungsi mikrofilamen
· Kontraksi otot
· Pengaliran sitoplasma
Fungsi mikrotubula
Pergerakan organel
fungsi sentriol
· Sentriol juga terdapat sebagai badan basal yang merupakan tempat pembentukan silia.
· Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel {mitosis maupun miosis}.
· Membentuk rangka sel : mikrotubul dan mikrofilamen. Rangka ini yang menunjang sel agar tetap bentuknya, dan membran sel tidak
mengendur atau pecah.
Fungsi Badan Golgi
· Memproses protein-protein yang telah disintesa oleh ribosom dari retikulum endoplasma,
· Membentuk membran plasma dengan memperbanyak elemen membran yang baru bagi membran plasma. Kantung atau membran golgi
sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membrane plasma.
· memproses kembali komponen-komponen membran plasma yang telah memasuki sitosol selama endositosis.
· Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-
bahanlain.
· Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan
lisosom.
Fungsi plastida
Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga dantumbuhan (Kingdom Plantae). Plastida berperan dalam fotosintesis.Plastida,
terutama kloroplas yang mengandung klorofil, pigmen yang memberikan warna hijau bagi tumbuhan dan memungkinkan
terjadinya fotosintesis.
Djohar maknun, M. Si
Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur yang berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. RE merupakan organel yang dapat
ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis, kantung ini
disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. RE labirin yang demikian banyak sehingga RE
meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik.
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang
seperti tabung di dalam sitoplasma.
Ada tiga jenis Retikulum Endoplasma:
RE kasar
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama
RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
RE halus
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses
metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel.
RE sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE
sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot
Fungsi RE
Menjadi tempat penyimpanan kalsium bila sel berkontraksi maka kalsium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol.
Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan oleh sel.
Mensintesis lemak dan kolesterol, yang terjadi dalam hati.
Menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian ke bagian sel yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://fionaangelina.wordpress.com/2007/11/18/retikulum-endoplasma/
Issoegianti. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
PROTEIN
By :ajo
Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh dan
mempertahankan jaringan yang telah ada.
Di dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat penting. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan
komponen terbesar setelah air.
Kekurangan protein dalam waktu lama dapat mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit.
Protein dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus dalam bentuk asam amino
Bila suatu protein dihidrolisis dengan asam, alkali, atau enzim, akan dihasilkan campuran asam-asam amino
Sebuah asam amino terdiri dari gugus amino, sebuah gugus hidroksil, sebuah atom hidrogen, dan gugus R yang terikat pada sebuah atom
C.
Di dalam tubuh manusia terjadi suatu siklus protein, artinya protein dipecah menjadi komponen-komponen yang lebih kecil yaitu asam
amino dan atau peptida. Terjadi juga sintesis protein baru untuk mengganti yang lama.
Waktu yang diperlukan untuk mengganti separuh dari jumlah kelompok protein tertentu dengan protein baru disebut haft timeatau waktu
paruh jangka hidup protein.
Ikatan Peptida
Dua asam amino berikatan melalui suatu ikatan peptida dengan melepas sebuah molekul air. Reaksi keseimbangan ini cenderung untuk
berjalan ke arah hidrolisis daripada sintesis.
Beberapa asam amino, biasanya lebih dari 100 buah, dapat mengadakan ikatan peptida dan membentuk rantai polipeptida yang tidak
bercabang.
Rantai utama yang menghubungkan atom-atom C-C-C disebut rantai kerangka molekul protein, sedangkan atom-atom di sebelah kanan
maupun kiri rantai kerangka disebut gugus R, atau rantai samping
Atom yang dikandung dalam gugus R serta cara melekatnya pada rantai kerangka akan membedakan molekul protein yang satu dari yang
lain
Protein dapat terdiri dari satu atau lebih polipeptida, misalnya mioglobin terdiri dari dua polipeptida dan hemoglobin terdiri dari empat
rantai polipeptida
Ternyata ada 24 jenis rantai cabang (R) yang berbeda ukuran, bentuk, muatan, dan reaktivitasnya. Rantai cabang (R) dapat berupa atom H
pada glisin, metil pada alanin, atau berupa gugus lainnya, baik gugus alifatik, hidroksil, maupun aromatik.
Dalam teknologi pangan, asam amino mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan. Misalnya D-
triptofan mempunyai rasa manis 35 kali kemanisan sukrosa, sebaliknya L-triptofan mempunyai rasa yang sangat pahit. Asam glutamat
sangat penting peranannya dalam pengolahan makanan, karena dapat menimbulkan rasa yang lezat.
Sampai sekarang baru dikenal 24 macam asam amino, yang dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu asam amino eksogen dan
asam amino endogen.
Asam amino endogen dapat dibentuk dalam tubuh manusia, sedangkan 10 asam amino eksogen tidak dapat dibentuk oleh tubuh manusia,
karena itu disebut asam amino esensial, artinya harus didapatkan dari makanan sehari-hari.
Yang tergolong asam amino esensial adalah lisin, leusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, histidin, dan arginin
Fungsi Protein
Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar
peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.
Pengatur pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah
membentuk serabut.
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-
benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lain.
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan
karakter bahan
Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam aminonya.
Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak dapat larut dalam air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak.
Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang, akibatnya protein akan terisah sebagai endapan.
Peristiwa pemisahan protein ini disebut salting out.
Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan menggumpal.
Kebutuhan protein
Kebutuhan manusia akan protein dapat dihitung dengan mengetahui jumlah nitrogen yang hilang. Bila seseorang mengkonsumsi ransum
tanpa protein, maka nitrogen yang hilang tersebut pasti berasal dari protein tubuh yang dipecah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
Kebutuhan protein untuk tubuh manusia rata-rata sebesar 1 g protein/kg berat badan per hari
PERBEDAAN
Sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai beberapa perbedaan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan. Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
SEL TUMBUHAN
SEL HEWAN
· Smooth ER · Smooth ER
· Ribosomes · Ribosomes
· Cytoskeleton · Cytoskeleton
· Cytoplasm · Cytoplasm
· Mitochondria · Mitochondria
· Vesicles · Vesicles
PERBE
DAAN
ORGA
NEL –
ORGA
NEL
PADA
SEL
TUMB
Struktur Plasma membrane Plasma membrane UHAN
tambahan DAN
Flagellum Flagellum (hanya pada gamet) SEL
HEWA
Cilium Dinding sel N
Plasmodesmata 1. DIN
DING
SEL
- Tersusun atas :
a. Yang utama zat kayu yaitu selulosa yang terbuat dari glukosa
d. Glikoprotein
4. Pada dinding sel terdapat noktah (pori) yaitu : bagian dinding sel yang tidak mengalami penebalan untuk berhubungan dengan sel
tetangga
§ Pada sel-sel muda yang sedang tumbuh, sel parenkim dan sel kolenkim
§ Tersusun atas:
1. 9-25 % selulosa
2. hemiselulosa
3. pectin
4. beberapa senyawa
- Dinding sel sekunder
§ Tersusun atas :
2) Hemiselulosa
3) Lignin
7. Beberapa sel mengalami penambahan lignin yang keras dan kaku àdewasa sel2 tersebut mati àkayu
2. PLASTIDA
2. Bermembran rangkap
b. Membrane dalam bersifat selektif permeable, memilih molekul yang keluar masuk dengan transport aktif
- Jenis-jenisnya adalah :
a. Kloroplas
§ Membrane dalam à membentuk tilakoid (Tempat Terjadinya Fotosintesis) Dan Membungkus cairan kloroplas à Stroma
b. Kromoplas
c. Leukoplas
§ Yaitu terdapat pada sel-sel embrional, empulur batang, bagian tumbuhan di dalam tanah yang berwarna putih
d. Amiloplas
3. VAKUOLA
1. Bermembran
6. Tekanan turgor berguna untuk mengatur gerakan osmosis cairan dari luar ke dalam sel
7. Vakuola berisi
§ Metabolit sekunder (senyawa yang tidak diperlukan oleh sel itu sendiri)
§ Antosianin (pigmen sel) à bertanggung jawab terhadap warna pada permukaan buah, bunga dan daun
9. Fungsi vakuola :
§ Menympan pigmen
4. SENTRIOL
Fungsi :
DAFTAR PUSTAKA
-http://id.wikipedia.org/wiki/Sel#Perbedaan_sel_tumbuhan_dan_sel_hewan
by ; ajo alvaro
Pada awal abad 17, Galileo Galilei dengan alat dua lensa, ia menggambarkan struktur tipis dari mata serangga berupa pola geometri.
Galilei yang bukan seorang biologiwan sesungguhnya orang pertama yang mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop Pada
pertengahan abad Robert Hook, seorang kurator dari Inggris melihat gambaran dari suatu sayatan tipis gabus suatu kompartemen atau
ruang-ruang. Disebutnya struktur yang dilihatnya itu dengan nama Latin yaitu cellulae (yang berarti ruangan kecil), itulah asal kata ‘sel’
berasal Pada akhir tahun 1600-an Antony van Leeuwenhoek, seorang penjaga toko bangsa Belanda, dan trampil menyusun lensa-lensa
hingga dapat digunakan untuk melihat dan mengamati beragam protista, spermatozoa, bahkan bakteri, organisme kecil yang tidak dapat
dilihat lagi dua abad kemudian. Tahun 1820-an, peningkatan pada desaian lensa terjadi dan membawa sel menjadi lebih dapat terfokus
diamati. Robert Brown, seorang ahli botani, mengamati adanya titik buran yang selalu ada pada sel telur, sel polen atau serbuk sari, sel
dari jaringan anggrek yang sedang tumbuh. Dia menyebut titik itu sebagai ‘nukleus’. Pada tahun 1838 Matthias Schleiden, juga seorang
ahli botani, berpendapat bahwa nukleus dan perkembangan sel erat hubungannya. Berdasarkan hasil penelitiannya, Schleiden
menyimpulkan bahwa masing-masing sel tanaman mengarah ke suatu kehidupan ganda, satu tergantung pada kehidupannya sendiri dan
yang lain sebagai bagian integral tanaman. Pada tahun 1839, Theodor Schwann, seorang ahli zoologi, berdasarkan hasil penelitiannya
selama bertahun-tahun terhadap struktur dan pertumbuhan jaringan haiwan, mengemukakan bahwa haiwan sama seperti tanaman terdiri
atas sel dan produk-produk sel. Dan bahawa walaupun sel adalah sebahagian daripada organisme, mereka pada tingkat tertentu adalah
kehidupan tersendiri.
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung
di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup
(organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya bakteri,Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh
masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan
kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
Sel selaput penyusun umbi bawang bombay (Allium cepa). Tampak dinding sel dan inti sel (berupa noktah di dalam setiap
‘ruang’). Perbesaran 400 kali.
Setiap jenis sel dikhususkan untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Misalnya sel darah merah yang jumlahnya 25 triliun berfungsi untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Disamping sel darah merah masih terdapat sekitar 75 triliun sel lain yang menyusun tubuh
manusia, sehingga jumlah sel pada manusia sekitar 100 triliun sel.
Walaupun banyak sel yang berbeda satu sama lainnya, tetapi umumnya seluruh sel mempunyai sifar-sifat dasar yang mirip satu sama lain,
misalnya :
1). oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak atau protein pada setiap sel untuk melepaskan energi
4). hampir semua sel mempunyai kemampuan mengadakan reproduksi dan jika sel tertentu mengalami kerusakan maka sel sejenis yang
lain akan beregenerasi
Secara umum sel-sel yang menyusun tubuh manusia mempunyai struktur dasar yang terdiri dari membran sel, protoplasma dan inti sel
(nukleus).
Ketiganya mempunyai komposisi kimia yang terdiri dari air, elektrolit, protein, lemak dan karbohidrat.
a. Air
Medium cairan utama dari sel adalah air, yang terdapat dalam konsentrasi 70-85%. Banyak bahan-bahan kimia sel larut dalam air, sedang
yang lain terdapat dalam bentuk suspensi atau membranous
b. Elektrolit
Elektrolit terpenting dari sel adalah Kalium, Magnesium, Fosfat, Bikarbonat, Natrium, Klorida dan Kalsium. Elekrolit menyediakan bahan
inorganis untuk reaksi selluler dan terlibat dalam mekanisme kontrol sel
c. Protein
Memegang peranan penting pada hampir semua proses fisiologis dan dapat diringkaskan sebagai
berikut :
1. Proses enzimatik
2. Proses transport dan penyimpanan
3. Proses pergerakan
4. Fungsi mekanik
5. Proses imunologis
6. Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf
7. Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi
d. Lemak
Asam lemak yang merupakan komponen membran sel adalah rantai hidrokarbon yang panjang, sedang asam lemak yang tersimpan dalam
sel adalah triasilgliserol, merupakan molekul yang sangat hidrofobik. Karena molekul triasilgliserol ini tidak larut dalam air/larutan garam
maka akan membentuk lipid droplet dalam sel lemak (sel adiposa) yang merupakan sumber energi. Molekul lemak yang menyusun
membran sel mempunyai gugus hidroksil ( fosfolipid dan kolesterol) sehingga dapat berikatan dengan air, sedangkan gugus yang lainnya
hidrofobik (tidak terikat air) sehingga disebut amfifatik.
e. Karbohidrat
Suatu karbohidrat tersusun atas atom C,H, dan O. Karbohidrat yang mempunyai 5 atom C disebut pentosa, 6 atom C disebut hexosa
adalah karbohidrat-karbohidrat yang penting untuk fungsi sel.
Karbohidrat yang tersusun atas banyak unit disebut polisakarida. Polisakarida berperan sebagai sumber energi cadangan dan sebagai
komponen yang menyusun permukaan luar membran sel. Karbohidrat yang berikatan dengan protein (glikoprotein) dan yang berikatan
dengan lemak (glikolipid) merupakan struktur penting dari membran sel. Selain itu glikolipid dan glikoprotein menyusun struktur antigen
golongan darah yang dapat menimbulkan reaksi imunologis.
Demikian pula dengan mahluk hidup lain, senyawa kimia penyusun selnya sama. Senyawa kimia penyusun sel disebut protoplasma.
Protoplasma merupakan substansi yang kompleks. Sebagian besar protoplasma tediri dari air. meski demikian protein memberikan ciri
pada strukturnya. Senyawa organik dalam protoplasma berupa karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat.
Karbohidrat, Protein,Lemak
Satu abad kemudian Rudolf Virchow, seorang ahli fisiologi, melaporkan hasil penelitiannya mengenai pertumbuhan dan reproduksi sel
bahawa sel membelah menjadi dua sel. Setiap sel berasal dari sel yang sudah ada. Analisis mikroskopis (hasil penelitian pada pertengahan
abad 19) membuktikan bahawa sel adalah unit terkecil kehidupan, dan bahawa kehidupan yang berlangsung terus menerus berasal dri
pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal. Konsep-konsep tersebut menjadi teori sel. Jadi ada tiga konsep mengenai sel iaitu:
keberlangsungan kehidupan secara langsung berasal dari pertumbuhan dan pembelahan sel tunggal
Dasar kimia kehidupan sel: masing-masing penyusun sel tersusun atas molekul atau materi. Materi tersusun atas elemen atau atom.
Elemen atau atom adalah satu dasar kimia yang tidak dapat dipecah dengan proses kimia. Atom tersusun atas subpartikel atom yang
disebut neutron, proton, dan elektron.
Neutron dan proton terdapat pada inti atom dan elektron terdapat pada kulit atom. Jumlah proton menunjukkan nombor atom. Contoh
atom helium (simbol He) yang memiliki 2 proton, maka nombor atom He=2. Atom yang sama memiliki sifat, inti dan kulit, yang sama.
Atom yang berbeza memiliki sifat dan jumlah subatom yang berbeza.
Atom yang sama dapat memiliki jumlah neutron yang berbeza, dan mereka disebut isotop. Contoh isotop adalah atom Carbon-12 bisa
ditulis 12C memiliki 6 neutron. Di alam 99% atom Carbon adalah dalam bentuk isotop 12C, dan yang 1% adalah 13C dengan 7 neutron.
Isotop ini telah dimanfaatkan dalam memecahkan banyak masalah biologi dan lain-lain masalah dalam ilmu pengetahuan.
Atom-atom sesama atau atom yang berbeza dapat saling berikatan. Ikatan antara atom membentuk molekul.Ikatan antara atom itu
disebut ikatan kimia.Ikatan kimia antara ion disebut ikatan ion, iaitu elektron dari suatu atom dapat diperoleh dari atau hilang ke atom
lainnya. Banyak jenis ikatan kimia, ada ikatan hidrogen, ikatan antara atom hidrogen, ada ikatan kovalen, dan lain-lain ikatan kimia.Ikatan
hidrogen pada suatu molekul menentukan sifat polaritasi molekul. Ertinya apabila ada ikatan hidrogen pada suatu molekul bererti molekul
itu bersifat polar.
Tubuh kita tidak dapat membuat air tetapi dalam tubuh dapat berlangsung sejumlah reaksi kimia yang menghasilkan materi.Ikatan antara
atom dan bahkan antara molekul menentukan stabilitasi antara komponen yang saling berikatan itu dan kemudian menentukan stabilitasi
struktur dan menentukan fungsi molekul apabila itu adalah molekul yang menyusun kehidupan.
Sel yang terpanjang adalah sel syaraf. Sel yang ukurannya terbesar adalah sel telur burung. Sel darah merah kita termasuk sel yang
ukurannya amat kecil. Ukuran sel dibatasi hukum alam yang mengatur mengenai batas atas dan batas bawah ukuran sel Batas bawah
(minimumnya) sel harus memuat cukup DNA, protein, molekul lain serta struktur internal untuk dapat survive dan bereproduksi. Batas
bawah ukuran sel dibatasi jumlah total volume molekul-molekul dan organelnya untuk aktiviti sel. Maksimum ukuran sel dibatasi oleh
kegunaan yang mencukupi terhadap luas permukaan untuk memperoleh makanan cukup dari lingkungannya dan membuang sampah atau
kotoran yang tidak digunakan. Batas atas ukuran sel ditentukan oleh sebab tersebut kerana plasma membran dari sel kecil dapat melayani
sitoplasmanya yang bervolume kecil lebih mudah dibanding membran sel besar dengan volumenya besar. Sel yang besar memiliki luas
permukaan yang lebih dibanding sel yang kecil.Sel yang besar memiliki rasio rendah antara luas permukaan dan volume dibandingkan sel
yang kecil.
Jenis Sel
Ada dua jenis sel yaitu sel prokariot dan sel eukariot. Sel prokariot ukurannya relatif kecil dengan diameter setengah hingga satu mikro
meter. Sel prokariot tidak memiliki membran nukleus atau inti. DNAnya kontak dengan sitoplasmanya secara tidak langsung. Dalam
sitoplasmanya mengandung ribosom. Sel prokariot dibungkus plasma membran, dinding luar sel yang kompleks, pili, kadang-kadang
berflagela. Sel eukariot ukurannya relatif besar, sekitar 10-100 mm (mikro meter). Bagian dalam sel eukariot sangat kompleks dengan
organel-organel yang dibatasi membran maupun yang tidak dibatasi membran. Sel eukariot adalah sel yang memiliki inti sejati (eu = sejati;
kariot = inti). Inti atau nukleus termasuk organel sel yang dibatasi membran. Organel lain yang dibatasi membran adalah endoplasmik
retikulum, Golgi aparatus, mitokondria, microtubul, sentriol, flagela, dan sitoskeleleton. Sel eukariot haiwan dibatasi oleh plasma
membran saja, sering juga dengan flagela, tidak memiliki dinding sel. Sel eukariot tanaman dibatasi plasma membran dan dinding sel yang
kaku, memiliki vakuola pusat, kloroplast, tidak mempunyai sentriol, biasanya tidak mempunyai flagela.
UNTUK pertama kalinya dalam sejarah para ahli di Belgium telah berhasil merakam dengan sangat jelas proses awal pada reproduksi
manusia, yakni keluarnya sel telur dari ovarium seorang wanita. Ahli ginekologi Dr Jacques Donnez dari Universiti Katolik Louvain (UCL) di
Brussels yang berhasil merakam proses pelepasan oosit dari ovarium ketika ia sedang melakukan operasi histerektomi atau pengangkatan
kandungan (rahim, uterus) seorang wanita.
Secara alami, wanita normal mengeluarkan satu hingga beberapa sel telur setiap bulan ketika memasuki masa-masa subur. Namun begitu,
sejauh ini belum ada ahli yang mampu merakam secara jelas dan detail detik-detik keluarnya sel telur manusia dari organ wanita.
Sel telur dihasilkan oleh folikel-folikel, kantung-kantung berisi cairan, di bahagian dalam ovarium yang pada masa ovulasi akan
mengeluarkan benjolan (protrusi) kecil berwarna kemerahan.
Telur-telur akan muncul pada hujung benjolan tersebut dengan bentuk sel-sel yang mirip jeli. Setelah keluar dan lepas dari benjolan
tersebut, sel-sel kemudian akan berkelana menuju ke tiub falopia di mana nantinya akan dibuahi oleh sel sperma dari seorang lelaki.
Donnez mengatakan, beberapa teori mengindikasikan bahawa pelepasan sel telur dalam ovarium bersifat "eksplosif", namun apa yang
dikajinya ini berlangsung sekitar 15 minit.
UNTUK pertama kalinya dalam sejarah para ahli di Belgia belum lama ini berhasil merekam dengan sangat jelas proses awal pada
reproduksi manusia, yakni keluarnya sel telur dari ovarium seorang wanita.
Adalah ginekolog Dr Jacques Donnez dari Universitas Katolik Louvain (UCL) di Brussels yang berhasil merekam proses pelepasan oosit dari
ovarium ketika ia sedang melakukan operasi histerektomi atau pengangkatan kandungan (rahim, uterus) seorang wanita. Gambar-gambar
yang menakjubkan ini juga dipublikasikan dalam majalah New Scientist.
Secara alami, wanita normal mengeluarkan satu hingga beberapa sel telur setiap bulan ketika memasuki masa-masa subur. Namun begitu,
sejauh ini belum ada ahli yang mampu merekam secara jelas dan detail momen-momen keluarnya sel telur manusi dari organ wanita.
Sel telur dihasilkan oleh folikel-folikel, kantung-kantung berisi cairan, di bagian dalam ovarium yang pada masa ovulasi akan mengeluarkan
benjolan (protrusi) kecil berwarna kemerahan yang terlihat dalam gambar.
Telur-telur akan muncul pada ujung benjolan tersebut dengan bentuk sel-sel yang mirip jeli. Setelah keluar dan lepas dari benjolan
tersebut, sel-sel kemudian akan berkelana menuju tuba falopi di mana nantinya akan dibuahi oleh sel sperma dari seorang pria.Sel telur
dalam gambar tersebut adalah milik seorang perempuan berusia 45 tahun asal Belgia. Donnez mengatakan, beberapa teori
mengindikasikan bahwa pelepasan sel telur dalam ovarium bersifat “eksplosif”, namun apa yang direkamnya ini berlangsung sekitar 15
menit.
DAFTAR PUSTAKA
http://biodas.wordpress.com/rancangan-pembelajara/bahan-ajar/sejarah/
http://id.wikipedia.org/wiki/sel_(Biologi)
http://khyrulhycal313.blogspot.com/2008/11/penemuam-sel-telur-wanita.html
http://ajobiosel.blogspot.com
POKOK BAHASAN 7. ORGANOLOGI
Dalam pokok bahasan organologi ini akan dibahas organ akar, batang dan
daun, sedangkan organ bunga, buah dan bij i akan dibahas dalam bagian III (Struktur
7.1 BATANG
Pada organ batang terdapat 3 bagian pokok yang berkembang dan jaringan
2. Korteks
3. Stele
Epidermis
oleh satu lapis sel. Sel epidermis biasanya berbentuk rektanguler tersusun rapat tanpa
adanya ruang antar sel, dinding luar mengalami penebalan dari zat kutin. Susunan ini
dalamnya dan kerusakan mekanik dan serangan hama. Pada beberapa jenis
tumbuhan, disebelah dalam dan epidermis batang dijumpai satu atau beberapa lapis
sel yang berasal dari initial yang tidak sama dengan epidermis yang disebut
dan spina serta sel silika dan sel gabus. Stomat kelak berkembang menjadi lentisel
Korteks
daerah perifer kadang dijumpai kolenkim yang berkelompok atau membentuk lingkaran
tertutup. Jaringan sklerenkim dapat berupa serabut yang berkelompok dan sklereida
yang soliter. Dijumpai pula adanya berbagai macam idioblast. Pada beberapa
sering disebut sarung tepung. Pada beberapa tumbuhan Dicotyledoneae ada pula
Stele
Stele merupakan daerah disebelah dalam dan endodermis yang terdiri atas
Berdasarkan tipe berkas pengangkut, ada tidaknya empulur dan jendela daun,
1. Protostele
Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan berkas pengakut konsentris
amfikibral.
2. Sifonostele
Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan berkas pengakut konsentris
2.1 Sifonostele ektoflois apabila floem terapat di sebelah luar dan xilem dan
2.2 Sifonostele amfiflois apabila floem terdapat di sebelah dalam dan luar xilem
3. Diktiostele
Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan beberapa kelompok berkas
4. Eustele
Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan tipe berkas pengangkut kolateral
empuhir. Kambium pada stele tipe ini dibedakan menjadi kambium fasikuler
Tipe stele ini dijumpai pada batang dengan berkas pengangkut tipe kolateral
maupun stele.
Jendela daun adalah bagian dan batang atau cabang dimana tidak dijumpai
adanya berkas pengangkut oleh karena danya percabangan kearah samping yaitu ke ranting atau daun
bersifat parenkimatis.
oleh meristem sekunder yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus (felogen).
berkas pengangkut primer yang berasal dari sel-sel prokambium hanya berfungsi pada
oleh jaringan berkas pengangkut sekunder yang dihasilkan oleh kambium vaskuler
Akibat adanya pertumbuhan menebal sekunder ini fungsi epidermis sebagai jaringan
pelindung digantikan oleh jaringan gabus yang dihasilkan oleh kambium gabus.
menjadi jaringan berkas pengangkut primer, sebagian dan prokambium itu tetap
gabus. Kambium gabus dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup, misalnya
Kambium gabus (felogen) ke arah luar membentuk gabus (felem) dan ke arah dalam
gabus sekunder (periderm). Dengan adanya jaringan gabus maka bagian dalam
tumbuhan yang hidup terpisah dari udara luar, sehingga diperlukan adanya hubungan
antara bagian dalam tumbuhan dengan udara luar untuk menunjang berbagai macam
proses kehidupan, untuk itu dijumpai adanya lentisel pada jaringan gabus batang.
akan bertambah. Sel-sel floem primer akan terdesak ke arah luar oleh sel-sel floem
Struktur anomali pada batang secara garis besar terjadi karena 2 macam
penyebab, yaitu:
wajar.
7.2 AKAR
1. Akar primer (akar normal) yang tumbuh sejak tumbuhan masth berupa embrio
2. Akar liar yang muncul dan batang, daun dari jaringan lain yang mungkin secara
Fungsi dari akar primer yaitu untuk menegakan tumbuhan agar bisa berdiri
tegak di atas tanah disamping juga mempunyai fungsi penyerapan air dari bahan-
bahan anorganik dan tanah sedang akar liar mempunyai macam-macam fungsi,
kadang akar ini akan mencapai tanah dan berfungsi seperti akan primer atau kadang
mengalami modifikasi sebagai organ untuk merayap, atau organ penopang ataupun
haustoria.
Anatomi dari akar lebih sederhana dibanding dengan batang dan mempunyai
keragaman yang rendah di banding batang sebagai akibat adanya lingkungan yang
tumbuh ke atas.
4. Pada akar primer, fluem dan xilem tersusun dalam radius yang berbeda
1. Tudung akar
Tudung akar terdapat pada ujung akar berfungsi untuk melmdungi promeristem
akar dan membantu penetrasi akar yang tumbuh ke dalam tanah. Tudung akar
tersusun oleh sel-sel parenkim hidup yang kadang mengandung pati. Pada
kebanyakan tumbuhan, tudung akar membentuk strukutr khusus dan tetap yang
disebut kolumela.
2. Epidermis
Epidermis akar juga dikenal sebagai epiblem atau lapisan piliferous. Sel-sel
walaupun kadang dinding luarnya mengalami kutinisasi. Pada hampir semua akar,
rambut-rambut akar berkembang dari sel-sel epidermis di daerah dekat ujung akar
(meristem apikal). Rambut akar terdiri dari satu sel yang memanjang yang
mempunyai fungsi absorbsi dan untuk pegangan akar pada tanah. Pada spesies
tertentu rambut akar berkembang dan sel khusus di daerah epidermis. Sel ini
disebut trikoblast.
Epidermis akar biasanya dijumpai saat akar masih muda, apabila akar sudah
3. Korteks
Korteks akar pada umumnya tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang-kadang
4. Endodermis
Endodermis tersusun oleh satu lapis sel yang berbeda secara fisiologi, struktur
menjadi:
4.1 endodermis primer yang mengalami penebalan berupa titik-titik caspary dan
4.2 endodermis sekunder, apabila penebalan berupa pita caspary dan zat lignin
lapisan suberin dan selulose pada dinding radial dan tangensial bagian dalam.
5. Stele
langsung berada di sebelah dalam dari lapisan endodermis dan di sébelah luar
akar biasanya tersusun oleh jari-jari xilem (trakea) yang jumlahnya bervariasi
berselang-selmg dengan floem. Pada akar, xilem dan floem tidak teletak dalam
radius yang sama. Xilem mungkin membentuk sumbu sentral ataupun bagian
tengah terisi oleh sel-sel parenkim ataupun sklerenkim seperti apa yang terlihat
pada akar beberapa jenis tumbuhan Monocotyledoneae. Akar dapat terdiri dari 1,
diarch, triarch, tetrach, pentanch atapun polianch. Xilem pada akar disebut xilem
exanch karena protoxilem berada di sebelah luar dani metaxilem (xilem akar selalu
dan akar Dicotyledoneae yang berbentuk perdu atau cabang akar Dicotyledoneae
sekunder, sehingga korteks mempunyai struktur yang tetap. Akar dewasa membentuk
ontogenis kambium terbentuk dari parenkim di sebelah dalam berkas fluem. Pada saat
kambium membentuk sel-sel sekunder, sel-sel perisikel juga membelah dan kedua
kelompok sel-sel meristem ini akan membentuk kambium lengkap sehingga pada
kecepatan pembelahan dan pembentangan antara sisi luar dan dalamnya di sebelah
floem primer dan xilem sekunder. Perkembangan kambium itu lebih lanjut
menghasilkan xilem sekunder yang membungkus xilem primer. Pada saat yang sama
floem sekunder juga terbentuk dari bangunan ini akan menjepit floem primer.
jaringan gabus ke arah luar yang lapisan-lapisan selnya bertambah banyak sehingga
jaringan di luar lapisan gabus (endodermis dan korteks) tidak lagi memperoleh sumber
energi dan jaringan tersebut akan terkelupas. Meskipun sel-sel gabus tidak permeabel
terhadap air, tetapi air masih mungkin masuk ke dalam lewat retakan dan lentisel yang
terbentuk kemudian.
Pada akar tidak dijumpai janingan kulit yang tebal seperti pada batang karena
sklerenkim.
7.3 DAUN
Umumnya ada dua tipe daun, yaitu daun dorsiventral dan daun isobilateral.
Daun dikatakan mempunyai tipe dorsiventral apabila jaringan tiang (palisade) hanya
terdapat pada sisi atas dari daun, sedang daun isobilateral adalah daun yang
mempunyai jaringan tiang pada sisi atas dan sisi bawah. Daun dorsiventral biasanya
tumbuh horizontal, permukaan atas tampak lebih cerah dibanding permukaan bawah,
hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan struktur antara daun bagian atas dan
daun bagian bawah. Tipe daun ini dimiliki hampir semua tumbuhan anggota
permukaan daun menerima sinar matahari dengan intensitas yang sama. Daun
isobilateral mempunyai struktur yang seragam antara permukaan atas dan bawahnya.
Tipe daun ini dapat dijumpai pada beberapa jenis tumbuhan Dicotyledoneae dan
Daun biasanya tersusun oleh berbagai macam jaringan akan tetapi secara
garis besar daun tersusun atas:
3. jaringan pengangkut
4. jaringan penguat
5. jaringan sekretori
Epidermis
dari selapis sel, tetapi ada pula yang terdiri dari beberapa lapis sel, (epidermis ganda)
misalnya pada Ficus, Nerium dan Piper sebagai hasil pembelahan perildinal
jenisnya. Jumlah lapisan epidermis bagian atas biasanya lebih banyak daripada
permukaan bawah. Bila epidermis bawah berlapis banyak maka akan terdapat ruang
Dinding sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel
yang menghadap keluar umumnya berdinding lebih tebal, dapat terdiri dari lignin, tetapi
penebalan itu umunya terdiri dari kutin. Penebalan kutin ini membentuk suatu lapisan
kutikula yang dapat tipis atau tebal tergantung pada jenis serta tempat hidupnya.
Tumbuhan xerofit umumnya berkutikula tebal. Pada beberapa jenis tumbuhan, selain
(disebut daun amfistomatik) atau salah satu permukaan saja, umumnya di bagian
bawah (daun hipostomatik), tetapi pada daun terapung stomata hanya terdapat di
bagian atas (daun epistomatik). Letak stomata dapat sejajar dengan epidermis lainnya
atau kadang-kadang bahkan berada di atas permukaan sel-sel epidermis seperti pada
daun terapung.
alur-alur tertentu (seperti pada daun rumput) atau terdapat pada bangunan khusus
yang menonjol dari permukaan daun (seperti pada daun teratai yang terapung).
Sel-sel epidermis daun tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup,
Stomata berfungsi sebagai jalan bagi pertukaran gas pada tubuh tumbuhan dan
Sel litokis yang merupakan modifikasi dari epidermis, mengandung sistolit yang
terdiri dari kristal kalsium karbonat. Bentuk sistolit tidak teratur, dapat mengisi seluruh
Modifikasi epidermis yang lain ialah sel kipas, terdiri dari sederet sel yang lebih
besar dari epidermis normal dengan dinding tipis dan vakuola besar, terdapat
Mesofil
Mesofil sebagai jaringan dasar terletak antara epidermis atas dan epidermis
jaringan tiang (jaringan palisade) dan jaringan bunga karang (jaringan spons).
daun, selapis atau lebih, rapat satu sama lain dan mengandung banyak kloroplas.
Karena fungsinya untuk menangkap cahaya maka kepadatan jaringan tiang tergantung
pada intensitas cahaya, yaitu yang menerima cahaya langsung lebih padat daripada
dalam teduh.
Jaringan bunga karang tersusun oleh sel-sel yang tak teratur, berdinding tipis,
lepas mengandung kloroplas meskipun jumlah kloroplasnya lebih sedikit dibanding
jumlah kloroplas yang terdapat pada jaringan tiang. Ruang antar sel besar sehingga
memudahkan terjadinya pertukaran gas karena ruang antar sel ini berhubungan
dengan lubang stomata. Karena jaringan tiang mengandung lebih banyak kloroplas,
maka warna daun yang hanya memiliki jaringan tiang di bagian atas saja, permukaan
atasnya akan berwarna lebih gelap dibanding permukaan sebelah bawah. Selain lebih
banyak mengandung kloroplas, jaringan tiang juga lebih efisien dalam fotosintesis
dibanding jaringan bunga karang karena permukaan bebas antar selnya lebih besar
menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang, tetapi tersusun atas sel parenkim
Jaringan Pengangkut
tulang daun. Tumbuhan Dicotyledoneae mempunyai satu ibu tulang daun dan cabang-
cabang yang membentuk jala, sedang pada tumbuhan Monocotyledoneae tulang daun
berderet sejajar sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas-berkas pengangkut kecil
diantaranya.
Fungsi tulang daun sangat penting karena mengangkut air serta zat hara dan
tanah dan menyebarkan hasil fotosintesis ke bagian tubuh yang lain sehingga struktur
jaringan pengangkut ini harus dapat mencapai semua sel mesofil yang terlibat dalam
fotosintesis. Hasil fotosintesis dari sel mesoffi masuk ke floem tulang daun yang kecil.
Di dalam berkas pengangkut, xilem selalu berada di sebelah atas floem karena
tulang daun merupakan kelanjutan dari tangkai daun yang berasal dari batang dimana
xilem di sebelah dalam dari floem di luar. Susunan xilem seperti pada batang, terutama
di ibu tulang daun terdiri dari trakea, trakeid, serabut dan parenkim. Semakin kecil
berkas pengangkut semakin sederhana susunarinya. Floem juga terdiri dan buluh
tapis, sel pengiring dan parenkim floem, kecuali pada Pteridophyta dan
dengan sel-sel mesofil yang lain. Sel-sel tersebut mungkin lebih besar, lebih tebal di
ada dua macam, yaitu benlapis satu atau berlapis dua. Bila dua lapis selubung luar
terdiri dari sel parenkim yang berdinding tipis, dapat mengandung kloroplas atau tidak.
Selubung dalam disebut juga sarung mestom terdiri dari sel parenkim yang lebih kecil
http://biolog-indonesia.blogspot.com/2013/05/organologi-tumbuhan.html
6.1 PENDAHULUAN
sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dan fungsi yang sama. Apabila sel-sel
yang berkumpul tersebut adalah sel-sel tumbuhan maka disebut jaringan tumbuhan.
diri, akan tetapi dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut,
pembelahan sel menjadi terbatas di bagian khusus dan tumbuhan. Jaringan ini tetap
bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem.
Pada dasarnya pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan selain
meristem, seperti pada jaringan korteks batang, akan tetapi jumlah pembelahan ini
sangat terbatas. Sel-sel menistem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara
tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri. Jaringan ini disebut jaringan
dewasa. Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain:
5. Jaringan sekretoris.
6.2 MERISTEM
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa jaringan meristem terdiri dari sekelompok
sel yang tetap dalam fase pembelahan. Sifat-sifat sel meristem adalah sebagai berikut:
2. biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel di antara sel-sel meristem
3. sel-selnya mungkin berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel
yang tipis
4. masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti
sel
5. vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada.
Klasifikasi meristem
1. Meristem apikal: terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar
2. Meristem interkalar: terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput
3. Meristem lateral: terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, contohnya kambium dan kambium gabus
(felogen)
2. Meristem sekunder: apabila sel sudah mengalami deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).
dasar).
Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga daerah, yaitu a. dermatogen, akan
plerom akan berkembang menjadi stele. Sedangkan Schmidt membagi ujung batang
menjadi 2 bagian yaitu korpus dan tunika. Korpus merupakan bagian pusat dan titik
tumbuh. Daerah ini mempunyai area yang luas dan sel-selnya relatif lebih besar. Sel-
sel daerah korpus ini akan membelah secara tak beraturan. Tunika merupakan bagian
paling luar dari titik tumbuh, terdiri dari satu atau beberapa lapis sel, dengan sel-sel
yang relatif lebih kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral).
menjadi meristematik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma yang
dibagian tengahnya terdapat vakuola yang besar. Contohnya adalah kambium dan
kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar dan tumbuhan golongan
terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jarmgan gabus yang sukar
ataupun tidak dapat dilalui air. Sel-sel gabus umunmya bersifat mati.
3. mempunyai vakuola yang besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan
Ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi dapat terjadi dengan cara:
2. Lisigen, apabila ruang yang terjadi karena sel beserta isinya larut, misalnya
3. Sisolisigen, apabila yang yang terjadi barasal dari larutnya sel tertentu diikuti
primer
sekunder
permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan
bij i. Jaringan ini berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh
Epidermis biasanya terdiri dan sam lapis sel yang tersusun rapat tanpa adanya
ruang antan sel. Pada beberapa jems tumbuhan epidermis terdini atas beberapa lapis
sel. Hal ini disebabkan kanena sel-sel protoderm membelah berkali-kali secara
periklinal (sejajar permukaan) sehingga terjadi epidermis berlapis banyak. Contoh sel-
berbentuk tubular dapat dijumpai pada helaian daun Dicotyledonae dan berbentuk
memanjang dijumpai pada helaian daun Monocotyledonae. Pada helaian daun Aloe
hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme. Sel-sel epidermis sebagian
dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sening disebut denvat
epidennis, seperti stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika dan sel gabus.
Stoma
Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada
epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus yang
disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau
berbeda dengan sel-Sel epidermis lainnya, dan disebut sel tetangga. Sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang
mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukaan
(Esau,1972)
epidermis, tipe ini disebut panerofor, atau lebih rendah dari permukaan epidermis, tipe
ini disebut kriptofor atau lebih tinggi dengan pennukaan epidermis dan disebut tipe
ginjal bila dilihat dan atas, sedangkan pada tumbuhan suku rumput-rumputan
(Poaceae) memiliki struktur khusus dan seragam, dengan sel penutup berbentuk
seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing disamping sebuah sel
penutup.
1. Tipe anomositik/ Ranunculaceae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel
yang bentuk maupun ukurannya sama dengan sel epidemis disekitamya. Tipe
2. Tipe anisositik / Cruciferae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel
tetangga yang tidak sama besar. Tipe ini umum dijumpai pada tumbuhan
3. Tipe parasitik / Rubiaceae, yaitu sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau
lebih dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup
serta celah. Tipe ini umum dijumpai pada tumbuhan anggota familia Rubiaceae,
4. Tipe diasitik / Caryophyllaceae, yaitu stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dindmg
bersama dan kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu panjang sel
penutup serta celah. Tipe ini umum dijumpai pada tumbuhan anggota familia
Trikoma
Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, terdiri atas sel
tunggal atau banyak sel. Struktur yang menyerupai trikoma tetapi lebih besar dan
peranan yang sangat penting dalam taksonomi tumbuhan karena kadang familia
2. meneruskan rangsang
1.1 rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, contohnya pada
Lauraceae, Moraceae
1.2 rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, contohnya pada daun dunan
(Durio zibetinus)
1.3 rambut bercabang dan bersel banyak, contohnya pada daun waru
(Hibiscus)
1.4 rambut akar yang menipakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang
Trikoma glanduler dapat bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik.
glanduler yang sederhana, memiliki tangkai dengan kepala bersel satu atau
glanduler, yaitu:
2.1. Trikoma hidatoda, terdiri dari sel tangkai dan beberapa sel kepala dan
2.2. Kelenjar garam, terdiri dari sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang
pendek.
2.3. Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang
2.4. Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung dan
Sel kipas
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku Gramineae
atau Cyperaceae, tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang
lebih besar dibanding sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi
Epidermis ganda
dan Malvaceae dijumpai lebih dari satu lapis sel dibawah epidermis. Epidermis ganda
pada akar anggrek disebut Velamen. Pada epidermis daun beringin (Ficus sp.) selain
adanya epidermis ganda juga terdapat penebalan ke arah sentripetal yang tersusun
atas tangkai selulosa dengan deposisi Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti
sarang lebah yang disebut sistolit dan sel yang mengandungnya disebut litokis.
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup,
dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala
Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap
bagian tumbuhan, contohnya pada batang dan akar parenkim dijumpai diantara
epidermis dan pembuluh angkut, sebagai kortek, parenkim dapat pula dijumpai
sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun, yang kadang
berdeferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang, parenkim dijumpai
terletak dibagian dalam tumbuhan, misalnya empulur batang, akar, umbi, umbi
lapis, dan akar rimpang. Organ tersebut sel-selnya berisi cadangan makanan
3. parenkim air dijumpai pada tumbuah xerofit atau epifit sebagai penimbun air
dapat pula dijumpai pada tangkai daun Canna sp sebagai tempat penyimpanan
udara.
bentuk dan ukurannya tak teratur dengan ruang antar sel yang relatif lebih
besar
banyak mengandung kioroplas, dujumpai pada mesofil daun pinus dan padi.
Jaring kolenkim
perkembangan. Jaringan kolenkim tersusun oleh sel-sel yang hidup, bentuk selnya
sedikit memanjang, umumnya memiliki dinding dengan penebalan yang tak dan hanya
memiliki dinding primer, lunak, lentur dan tidak berlignin. Isi sel dapat mengandung
mirip prokambium dan terlihat pada tingkat awal deferensiasi meristem atau
Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, serta bagian-bagian bunga dan
buah. Pada akar yang terkena sinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim.
tipe, yaitu:
1. kolenkim anguler (kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel
dan memanjang mengikuti sumbu sel, contohnya pada tangai daun Vitis,
3. kolenkim tubular (lakunar), penebalan terdapat pada bagian dinding sel yang
menghadap ruang antar sel, contohnya pada tangkai daun Salvia, Malva dan
Althaea
4. kolenkim tipe cincin, pada penampang lintang lumen sel berbentuk lingkaran
atau seperti lingkaran. Pada waktu menjelang dewasa terlihat bahwa karena
pada tipe sudut penebalan bersambungan pada dinding sel maka lumen tidak
menyudut lagi.
Jaringan skierenkim
umumnya terdiri dan zat lignin, sel-selnya bersifat kenyal (plastis). Pada umumnya sel
sklerenkim tidak lagi mengandung protoplas, atau dengan kata lain sel-selnya telah
mati dengan dinding sel yang tebal, sehingga jaringan sklerenkim hanya dijumpai pada
Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut (serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-sel
baru).
Serabut
Serabut pada umumnya terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk
yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di
xilem apabila serat tersebut terdapat di dalam sistem jaringan xilem dan serat extra
xilem apabila serat terdapat diluar sistem jaringan xilem. Serat-serat sklerenkim
panjang dapat dijumpai pada Agave, Hibiscus sabdarffa dan Hibiscus canabinus.
Sklereid
Sklereid terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu,
pembuluh tapis dan dalam buah atau biji. Sel sklereid bisa terdapat secara soliter
sebagai idioblast atau dalam kumpulan sel dengan jumlah yang besar bahkan pada
1. brakisklereid, merupakan sel batu yang bentuknya seperti insang ikan, dijumpai
pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu seperti pir (Pyrus communis)
(Leguminosae)
dan kadang-kadang sedikit bercabang. Sklereid ini dijumpai dalam kulit bij i dan
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan fluem,
dimana xilem meliputi trakea dan trakeida serta unsur-unsur lain seperti serabut dan
parenkim xilem. Xilem, khususnya trakea dan trakeida berfungsi mengangkut mineral
dan air dan akar sampai daun, sedangkan fluem berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis dari daun ke bagian organ yang lain contohnya batang, akar atau umbi.
Fluem tediri dari buluh tapisan, sel pengiring dan parenkim fluem.
XiIem
berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan
dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin, sehingga xilem berfungsi juga
1. Unsur trakeal
Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta
Unsur trakeal terdiri dari 2 macam sel yaitu trakea dan trakeida.
Trakea (pembuluh kayu) terdiri dari deretan sel yang tersusun memanjang
dengan ujung yang berlubang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya,
sedangkan trakeida merupakan sel panjang dengan ujung yang runcing tanpa
adanya lubang, sehingga pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung
trakeida yang saling menimpa. Bagian trakea yang berlubang disebut lubang
sel yang ditempati, lempeng perforasi skalariform dengan lubang pipih dan sejajar
jalinan lubang membentuk jala. Lempeng perforasi skalariform dan jala disebut
2. Serat xilem
Serat xilem merupakan sel panjang dengan dinding sekunder yang biasanya
berlignin. Ada 2 macam serat pada tumbuhan, yakni serat trakeid dan serat
libriform. Serat libniform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih
tebal dibanding serat trakeid. Dijumpai adanya noktah sederhana pada serat
3. Parenkim xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari sel-sel yang masih hidup. Dijumpai
pada xilem primer maupun xilem sekunder. Pada xilem sekunder dijumpai 2
adanya noktah berhalaman dan noktah biasa. Sel-Sel parenkim xilem berfungsi
sebagai tempat cadangan makanan. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada
kambium. Parenkim jari-jari empulur tersusun dari sel-sel yang pada umumnya
mempunyai 2 bentuk dasar, yakni sel-sel yang bersumbu panjang ke arah radial
Floem
hasil fotosintesis dari daun ke bagian dan tumbuhan yang lama. Floem tersusun
dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur
floem meliputi unsur tapis, sel pengining, sel albumin (pada Gymnospermae),
1. Unsur-unsur tapis
Ciri khas dan unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti
hilang dan protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai daerah noktah yang
tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya
meruncmg di bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral
banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu tapis
dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding ujung sel dibawahnya atau
pembuluh tapis.
2. Set pengiring
3. Sel albumin
buluh tapis yang kaya akan zat putih telur, terletak dekat dengan sel-Sel
4. Parenkim floem
bagian buluh tapis, merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat
penyimpan zat-zat tepung, lemak dan zat-zat organik lainnya.
Kenyatan di alam bahwa keberadan xilem dan floem dalam jaringan primer
mudah dibedakan dengan jaringan parenkim disekitarnya karena relatif lebih kecil
dengan tanpa adanya ruang antar sel, hanya trakea yang sel-selnya lebth besar
menjadi 3 tipe dasar, yakni kolateral, konsentris, dan radial. Masing-masing dari tipe
dasar tersebut terbagi lagi menjadi tipe-tipe lainnya, yaitu: kolateral terbagi lagi menjadi
kolateral terbuka, kolateral tertutup, dan bikolateral. Sedangkan konsentris terbagi lagi
dimana xilem dan floem terletak berdampingan. Floem berada di bagian luar dari xilem.
Apabila di antara xilem dan floem dapat dijumpai adanya kambium maka berkas
floem ke arah luar dan xilem ke arah dalam, sehingga dikenal pula istilah kambium
fasikuler apabila kambium terletak diantara xilem dan floem dari kambium interfasikuler
apabila kambium terletak di luar berkas pengangkut. Berkas pengankut tipe ini
diantara xilem dan floem tidak dijumpai adanya kambium dan dijumpai adanya
parenkim sebagai penghubung maka berkas pengangkut ini mempunyai tipe kolateral
tetutup. Berkas pengakut tipe kolateral tertutup ini kadang dikelilingi jaringan
berkas pengangkut bikolateral apabila dijumpai adanya floem luar dan floem dalam.
Diantara floem luar dan xilem dijumpai adanya kambium. Keberadaan kambium
diantara floem dalam dari xilem masih kurang jelas, mungkin hanya berupa parenkim
penghubung.
dikelilingi floem ataupun sebaliknya. Apabila xilem berada ditengah dan floem
floem di tengah dan xilem mengelilinginya maka disebut berkas pengakut tipe
dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran. Dijumpai pada akar
tumbuhan Dicotyledonae.
6.8 IDIOBLAS
Apabila di dalam jaringan tumbuhan terdapat sel atau sekumpulan sel yang
bentuk dan fungsinya berbeda dengan sel-sel disekitarnya maka disebut idioblast.
Idioblas dapat berupa alat sekresi ataupun kelenjar di dalam jaringan tumbuhan.
Alat sekresi
Alat sekresi merupakan suatu sel atau sekumpulan sel yang berfungsi sebagai
penghasil zat-zat dimana zat-zat mi tidak dikeluarkan oleh sel-sel yang bersangkutan.
Ada beberapa macam alat sekresi pada tumbuhan yakni saluran getah, sel-sel resin
dan minyak, sel-sel lendir, sel-sel zat penyamak, sel-sel resin dan sel-sel kristal.
Saluran getah
Saluran getah merupakan sel atau kumpulan sel yang berisi cairan yang
berwarna putih seperti susu yang disebut lateks. Pada tumbuhan dikenal dua macam
saluran getah yakni buluh getah dan sel getah. Buluh getah tersusun dan rangkaian sel
yang satu sama lain saling berhubungan. Sel-selnya merupakan sel longitudinal yang
selnya telah hilang sama sekali. Buluh getah im kadang-kadang berhubungan lateral
Sedangkan buluh getah biasa (tidak beranastomase) terdapat pada tumbuhan angota
Sel getah merupakan saluran getah yang terdiri dari satu sel yang sangat
panjang. Sel getah tersebut ada yang bercabang masuk ke dalam jaringan, contohnya
familia Apocynaceae, Urticulaceae dan Moraceae, sedangkan sel getah yang tidak
Moraceae.
Sel resin dan minyak merupakan sel yang biasanya mengandung resin, damar
ataupun minyak eteris. Sel resin biasanya mempunyai volume yang lebih besar
dibanding sel-sel disekelilingnya dengan dinding bergabus, bentuk bulat atau seperti
pembuluh. Sel-sel resin umum dijumpai pada tumbuhan golongan Coniferae (Pinus).
Minyak eteris dijumpai di dalam sel sebagi tetes-tetes minyak yang terdapat pada
selsel yang telah man dengan dinding sel yang biasanya bergabus. Minyak eteris akan
Sel lendir
Sel lendir merupakan sel yang hidup, inti selnya sering berbentuk benang.
dinding sel, zat-zat tersebut dikeluarkan, kemudian dinding selnya larut sehingga
Sel penyamak
isodiametns dan menghasilkan zat penyamak. Zat-zat penyamak ini a.l dihasilkan oleh
Mirosin
Sel mirosin merupakan sel yang berisikan senyawa protein berupa mirosin.
Keberadaan sel-sel mirosin sangat sulit untuk bisa dideteksi secara visual, hanya bisa
terlihat apabila direaksikan dengan reagan Millon dan akan menunjukkan warna
merah. Sel-sel mirosin biasanyaa berbentuk seperti bulu-bulu dan banyak dijumpai
Kelenjar merupakan sekumpulan sel yang menghasilkan suatu zat dimana zat
tersebut dikeluarkan dan sel penghasilnya. Ada beberapa macam kelenjar pada
tumbuhan, a.l. kelenjar epitel apabila sel-selnya berdampingan sath dengan yang
laimiya sehingga merupakan suatu lapisan sel, kelenjar rambut dijumpai pada
permukaan organ (epidermis) terdiri dan satu sel atau banyak sel. Kelenjar ini disebut
koleter dan zat yang dthasilkan disebut blastokola. Nektania merupakan kelenjar yang
banyak menghasilkan nektar ataupun madu. Nektania banyak dijumpai pada organ
Artikel / File ini diambil dari elisa.ugmac.id dimana file ini merupakan karya dari dosen Fakultas Biologi UGM pengampu materi kuliah
Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan (SPT)
http://biolog-indonesia.blogspot.com/2013/05/histologi-tumbuhan.html
SITOLOGI
Sitologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel.Jadi pada postingan kali ini kita akan membahas tentang sel. Sebelum
kita mempelajari lebih lanjut tentang sel, kita harus tahu dulu definisi yang benar.
Sel pada istilah biologi, pertama kali diperkenalkan oleh Robert Hooke ketika dia menemukan ruang-ruang kosong pada sayatan gabus
dengan menggunakan mikroskop. Dari sekian definisi yang ada, definisi yang paling saya sukai mengenai sel adalah definisi yang
menyatakan bahwa sel adalah kesatuan struktur dan fungsional terkecil mahkluk hidup. Definisi ini dikemukakan oleh Max Schultze.
Mari kita bahas makna definisi tersebut. Dari definisi tersebut ada kata "kesatuan struktur dan fungsi”. Hal ini mengandung arti bahwa sel
tersusun dari bermacam-macam struktur dimana setiap struktur tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri dalam tujuannya bersatu untuk
melangsungkan proses kehidupan. Kemudian digabungkan dengan kata "terkecil”, hal ini mengandung pengertian bahwa struktur dan
fungsi yang bersatu tersebut bersifat mikrokopis dan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang dapat dijumpai pada
setiap mahkluk hidup.
Kita akan mempelajari macam-macam struktur yang menyusun suatu sel dan fungsinya. Struktur sel setiap mahkluk hidup yang pasti ada
yaitu: membran plasma, ribosom dan cairan plasma.Selain itu ada hal penting yang dimiliki oleh sel sebagai pembeda dengan sel yang lain
yaitu inti sel. Selain itu ada juga struktur yang disebut dinding sel, mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom,
sentriol, mikrotubulus dan mikrofilamen.
1. Membran plasma
Membran plasma merupakan struktur sel yang membatasi antara lingkungan dan sitoplasma. Struktur membran plasma disebut dengan
lapisan fosfolipid mozaik. Lapisan ini tersusun 2 lapis sehingga disebut juga membran dwilapis. Membran plasma disusun oleh molekul
phosphat dan lipid sehingga sering juga disebut lapisan phospholipid,. Karena tersusun dua lapis juga sering disebut phospholipid bilayer,
Lihat gambar 1.
Saya akan menunjukkan kedua lapisan tersebut, Lihat gambar 2 dan gambar 3.
Kemudian saya juga akan menunjukkan yang disebut molekul phophat dan molekul lipid. Molekul phosphat ditunjukkan oleh 2 kuning
vertikal yang menempel pada bentuk bola, sedangkan bentuk bola sendiri adalah molekul phosphat. Phospholipid tersusun atas 1 molekul
phosphat dan 2 molekul lipid ditunjukkan oleh 2 garis vertikal dan 1 buah bola.
jadi sudah jelaslah yang dimaksud dengan phopholipid bilayer yang terususn atas 1 molekul phosphat dan 2 molekul lipid.
Sekarang saya akan menjelaskan karakter yang dibawa oleh masing-masing molekul.
Molekul lipid memiliki karakter tidak larut dalam air (hidrofobik –>hidro=air ; fobik=fobia=takut) sedangkan molekul protein memiliki
karakter larut dalam air (hidrofilik).
Dengan karakter ini menyebabkan sisi sebelah dalam dan luar dari membran plasma adalah lingkungan yang bersifat polar (larut dalam
air). Selain itu air juga tidak akan bisa masuk melalui membran ini. Karena karakter tersebut maka dibutuhkan struktur molekul lain yang
memperbolehkan air dapat masuk ke dalam sel, dalam hal ini membran plasma dilengkapi dengan fitur yang disebut protein integral Lihat
gambar 4.
Gambar 4. protein integral
Protein integral adalah struktur protein yang menghubungkan sisi luar sel dengan sisi dalam sel/sitoplasma yang terletak pada membran
plasma. Dengan bentuk yang seperti ini air dapat masuk ke dalam sel karena karakter protein itu dapat larut dalam air. Pengaturan air
akan masuk ke dalam sel ataupun ke luar dipengaruhi oleh gradien konsentrasi air. Jika konsentrasi air di dalam sel rendah maka air secara
otomatis akan masuk ke dalam sel demikian pula sebaliknya. Hal ini akan saya bahas dalam sub pokok bahasan mengenai osmosis.
Selain itu ada struktur protein lain yang hanya terdapat di daerah tepi luar dari membran plasma, protein yang demikian disebut dengan
protein tepi/protein perifer. Protein ini berfungsi sebagai regulator/pengatur ion channel dan transport membran. Hal ini akan dibicarakan
lebih lanjut pada transport membran. (Silahkan baca artikel lebih detail dihttp://en.wikipedia.org/wiki/Peripheral_membrane_protein).
Karakteristik Mozaik pertama kali diajukan oleh Singer dn Nicolson yang meliputi aspek:
ditunjukkan dengan kehadiran protein, karbohidrat dan steroid kolesterol pada membran. Silahkan download videonya di sini
Sifat lain yang dimiliki oleh membran sel dengan stuktur yang tersusun dari phospholipid adalah selektif permeabel. Kita pahami dari
setiap katanya. Selektif artinya memilih-milih. Permeabel dari kata permition yang berarti izin dan able yang berarti dapat. Dengan kata
lain tidak semua molekul bisa masuk ke dalam sel tanpa sei”izin” dari membran plasma. Contoh molekul yang tidak diizinkan masuk ke
dalam sel adalah molekul yang berukuran besar seperti protein dan polimer, sedangkan monomer dengan mudah masuk ke dalam sel
melewati membran plasma karena ukuran molekulnya yang kecil.
Perkaya informasi tentang membran plasma dengan mendownload file video berikut:
1. osmosis
2. pompa Na-K
3. Difusi terfasilitasi
Molekul lain yang terdapat pada membran plasma adalah glikoprotein.Glikoprotein (bahasa Inggris: glycoprotein) adalah
suatu protein yang mengandung rantai oligosakarida yang mengikat glikan [1] dengan ikatan kovalen pada rantai polipeptidabagian
samping. Struktur ini memainkan beberapa peran penting di antaranya dalam proses proteksi imunologis, pembekuan darah, pengenalan
sel-sel, serta interaksi dengan bahan kimia lain. Selain itu adanya glikoprotein dapat digunakan antar sel untuk saling berkomunikasi.(baca
lebih detail di http://en.wikipedia.org/wiki/Glycoprotein)
Organel-organel berikut (ribosom dan sitoplasma) ini juga pasti dijumpai pada mahkluk hidup.
2. Ribosom
Ribosom merupakan partikel yang kompak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein, dapat dijumpai melekat atau tidak pada permukaan
external dari membran Retikulum Endoplasma, yang berfungsi dalam proses sintesis protein.
Gambar 1. Ribosom 3D
gambar 2. Ribosom
Bentuk universalnya, pada potongan longitudinal berbentuk elips. Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal,
tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien sedimentasi dari
prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S
untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang kecil).
Download detail bahan ajar tentang ribosom level universitas : klik di sini
3. Cairan sel/Sitoplasma
Sitoplasma pada dasarnya adalah substansi yang mengisi sel yang memiliki sifat koloid. Kenampakannya seperti bahan jelly. Sitoplasma
terdiri air , molekul organik-karbohidrat, garam dam enzim yang mengkatalisis reaksi kimia.
gerak brown
siklosis
efek tyndall
elektroforesis
Sitoplasma, melalui mikroskop elektron, muncul sebagai kisi tiga-dimensi yang kaya protein helai tipis. Ini dikenal sebagai kisi kisi
microtrabecular (MTL) dan berfungsi untuk interkoneksi dan mendukung struktur "solid” yang lain yang terdapat pada sitoplasma.
Dengan kata lain, sitoplasma adalah seperti tiang yang menopang atap. Tujuan utama pagar ini adalah mempertahankan bentuk sel dan
menjaga organel yang berada di sitoplasma.
Sitoplasma adalah rumah dari sitoskeleton, jaringan filamen sitoplasma yang bertanggung jawab untuk pergerakan sel, dan memberikan
bentuk sel. Sitoplasma mengandung nutrisi terlarut dan membantu melarutkan produk-produk limbah. Sitoplasma membantu bahan-
bahan dapat bergerak di sekitar sel dengan cara berpindah dan berputar melalui proses yang disebut sitoplasma streaming. Inti sel juga
sering mengalir dalam proses sitoplasma streaming seketika itu juga bisa mengubah bentuk dari sel. Sitoplasma mengandung banyak
garam dan merupakan konduktor listrik yang sangat baik, yang karenanya menciptakan media bagi vesikel, atau mekanik dari sel. Fungsi
dari sitoplasma dan organel yang duduk di dalamnya, sangat penting bagi kelangsungan hidup sel.
http://www.susanahalpine.com/anim/index.htm
Inti sel, retikulum endoplasma, ribosom, aparatus golgi lisosom dan dinding sel
intisel/nukleus
Inti sel atau nukleus sebenarnya adalah bentukan dari sebuah membran fosfolipid bilayer, merupakan struktur yang sama dengan
membran plasma sel.
Secara garis besar, membran inti terdiri atas tiga bagian, yaitu
membran luar,
membran dalam.
Membran luar dari nukleus akan membentuk retikulum endoplasma (RE) kasar. Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian
besar molekul membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi membran. Pori inti nukleus bagaikan
terowongan yang terletak pada membran nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol. Fungsi utama dari pori
nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan
untuk sintesis/pembuatan protein.
subunit anular, –> untuk membentuk spoke yang mengarah menuju tengah dari pori nukleus
subunit lumenal, –> mengandung protein transmembran yang menempelkan kompleks pori nukleus pada membran nukleus
subunit ring. –> membentuk permukaan sitosolik (berhadapan dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari
kompleks pori nukleus.
Meskipun bagian dalam nukleus tidak mengandung badan yang dibatasi oleh membran, isi nukleus tidak seragam dan memiliki beberapa
badan subnukleus yang terbentuk dari protein-protein unik, molekul RNA, serta gugus DNA. Contoh utama dari badan subnukleus adalah
nukleolus, yang terutama terlibat dalam pembentukan ribosom. Setelah diproduksi oleh nukleolus, ribosom diekspor ke sitoplasma untuk
menjalankan fungsi translasi mRNA.
Permasalahan yang dijumpai dan konsep yang salah adalah ketika membandingkan dua isitlah yang disebut dengan membran plasma dan
membran internal ketika digunakan untuk menjelaskan perbedaan prokariotik dan eukariotik. Bahwa sebenarnya inti/nuklues itu
sendirilah yang disebut membran internal.
Pernahkan Anda bayangkan hidup dengan sedikit tenaga, atau kehabisan tenaga, atau bagaimana jika tenaga Anda benar-benar habis. Jika
Tenaga Anda benar-benar habis saya pastikan kini Anda pasti sudah ……
Pengantar di atas hanya untuk mengingatkan bahwa tanpa tenaga/energi tidak akan ada kehidupan. Nah sekarang saatnya kita pelajari
siapa dan bagaimana energi/tenaga itu datang.
Dalam kaitannya dengan sitologi kita akan mempelajari organel yang berkaitan dengan energi yang diberi nama mitokondria dan
kloroplas. Mitokondria dan kloroplas merupakan organ yang penting bagi sel eukariotik, sebab tanpa mitokondria sel akan mati karena
energi tidak akan terbentuk. sedangkan kloroplas berfungsi untuk menyediakan material untuk mendukung proses berlangsungnya
pembuatan energi oleh mitokondria.
Secara mudahnya mitokondria yang berada di dalam sel berperan sebagai penghasil tenaga melalui proses respirasi aerob.
Saya menyediakan 3 gambar mitokondria agar untuk dan 2 gambar kloroplas Anda bandingkan.
A. Mitokondria
Mitokondria dan kloroplas memiliki kemiripan dalam hal jumlah lapisan membrannya yaitu :
Peran utama dari mitokondria adalah memproduksi ATP yang terjadi pada membran bagian dalam. Hasil oksidasi dari proses glikolisis
berupa piruvat dan NADH akan dikonversi menjadi ATP dengan bantuan oksigen sebagai aseptor elektron terakhir dan membentuk air
sebagai hasil sampingannya. Peritiwa konversi ini dikenal dengan respirasi sel, atau respirasi aerob.
Mitokondria berisi ribosom dan DNA, Mitokondria mereplikasi DNAnya dan membagi sebagian besar respon energi yang dibutuhkan oleh
sel. Dengan kata lain, pembagian dan pertumbuhannya tidak berhubungan dengan ‘siklus sel. Ketika energi dibutuhkan oleh sel dalam
jumlah yang banyak, mitokondria akan tumbuh dan selanjutnya memisah. Ketika energi yang dibutuhkan sedikit, maka mitokondria akan
dirusak atau tidak diaktifkan. Pada proses pembelahan sel, mitokondria didistribusikan kepada keturunannya secara acak dalam jumlah
sedikit atau banyak. Sebagai informasi tambahan menurut beberapa literatur diduga bahwa mitokondria diperoleh dari ibu.
B. Kloroplas
Bagian luar kloroplas ditutup oleh selaput yang disusun oleh dua membran yang terpisah. Seperti membran luar pada mitokondria,
membran luar kloroplas juga mengandung porin yang menyebabkan membran ini permeable terhadap molekul dengan ukuran 10.000
dalton. Sebaliknya membran dalam relatif lebih impermeabel. Banyak mesin fotosintesis terdapat pada membran dalam termasuk pigmen
penyerap cahaya, kompleks rantai elektron dan apparatus pensintesis ATP. Membran bagian dalam kloroplas mengandung mesin
transduksi energi yang tersusun dalam suatu kantong pipih yang disebut dengan membran tilakoid. Tilakoid disusun oleh grana. Ruang
sebelah dalam tilakoid disebut dengan lumen sedangkan ruang sebelah luar dari tilakoid pada bagian sebelah dalam membran luar disebut
dengan stroma. Seperti pada matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan ribosom. Diperkirakan pula
terdapat sekitar 60 macam polipeptida pada membran tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas.
Pemahaman pertama menyangkut fotosintesis ditunjukkan oleh C.B. van Niel pada tahun 1930 dengan memberikan reaksi fotosintesis
sebagai berikut:
Energi dari matahari digunakan untuk memecah CO2, melepaskan O2 dan mentransfer atom karbon ke molekul air untuk membentuk
karbohidrat (CH2O). Dari melihat reaksi di atas tampak bahwa reaksi fotosintesis merupakan kebalikan dari reaski respirasi sel. Akan
tetapi tumbuhan tidak menghasilkan makanan dengan hanya membalik reaksi.
Pada respirasi reaksinya merupakan reaksi redoks. Energi dilepas dari gula pada saat elektron yang berikatan dengan hidrogen diangkut ke
oksigen yang membentuk air sebagai hasil samping. Elektron akan kehilangan energi potensialnya karena oksigen elektronegatif yang akan
menarik elektron melalui rantai transport elektron. Mitokondria menggunakan energi ini untuk menghasilkan ATP. Seperti respirasi sel,
fotosintesis juga merupakan reaksi redoks yang membalik arah aliran elektron. Air terurai dan elektron ditransfer bersama dengan ion
hidrogen dari air ke karbondioksida dan mereduksinya menjadi gula. Elektron bertambah energi potensialnya ketika electron ini
dipindahkan dari air ke gula.
Persamaan reaksi fotosintesis tampak seperti suatu reaksi yang sangat sederhana dari suatu proses yang sangat rumit. Akan tetapi
sebenarnya fotosintesis bukanlah merupakan suatu poses tunggal. Fotosintesis terdiri dari dua proses yang masing-masing terdiri dari
banyak tahapan reaksi. Kedua tahap reaksi tersebut terdiri dari reaksi terang (fotolisis) dan reaksi gelap (siklus Calvin).
http://biologi.ucoz.com/index/sitologi/0-40