Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

IGD

RUMAH SAKIT HAPSAH


JL. URIP SUMOHARJO NO. 10
2016

1
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI GAWAT DARURAT

A. Tujuan
Instalasi gawat darurat dapat memberikan pelayanan gawat darurat
kepadamasyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami
kecelakaan, sesuaidengan standar.
Kriteria :
a. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
secara terus menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu.
b. Ada instalasi gawat darurat yang tidak terpisah secara
fungsional dariunit-unit pelayanan lainnya di rumah sakit.
c. Ada kebijakan / peraturan / prosedur tertulis tentang pasien
yang tidaktergolong akut gawat akan tetapi datang untuk
berobat di instalasi gawat darurat.
d. Adanya evaluasi tentang fungsi instalasi gawat darurat
disesuaikan dengankebutuhan masyarakat.
e. Penelitian dan pendidikan akan berhubungan dengan fungsi
instalasi gawat darurat dan kesehatan masyarakat harus
diselenggarakan.

B. Administrasi dan Pengelolaan


Instalasi gawat darurat harus dikelola dan diintegrasikan dengan
instalasi /unit lainnya di rumah sakit.
Kriteria :
a. Ada dokter terlatih sebagai kepala instalasi gawat darurat
yangbertanggungjawab atas pelayanan di instalasi gawat
darurat.
b. Ada perawat sebagai penanggungjawab pelayanan
keperawatan gawat darurat.
c. Semua tenaga dokter dan keperawatan mampu melakukan
teknik pertolonganhidup dasar (Basic Life Support).

2
d. Ada program penanggulangan korban massal, bencana
(disaster plan) terhadap kejadian di dalam rumah sakit ataupun
di luar rumah sakit.
e. Semua staf / pegawai harus menyadari dan mengetahui
kebijakan dan tujuandari unit.Pengertian : meliputi kesadaran
sopan santun, keleluasaan pribadi (privacy), waktu
tunggu,bahasa, pebedaan, rasial / suku, kepentingan konsultasi
dan bantuan sosial sertabantuan keagamaan.
f. Ada ketentuan tertulis tentang manajemen informasi medis
(prosedur) rekammedik.
g. Semua pasien yang masuk harus melalui triase.
Pengertian :
Bila perlu triase dilakukan sebelum identifikasi.Triase harus
dilakukan olehdokter atau perawat senior yang berijazah /
berpengalaman. Triase sangat penting untuk penilaian
kegawatdaruratan pasien dan pemberian pertolongan / terapi
sesuai dengan derajat kegawatdaruratan yang dihadapi.Petugas
triase juga bertanggungjawab dalam organisasi dan
pengawasan penerimaan pasien dandaerah ruang tunggu.
h. Rumah Sakit yang hanya dapat memberi pelayanan terbatas
pada pasien gawatdarurat harus dapat mengatur untuk rujukan
ke rumah sakit lainnya.
Kriteria :
 Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang
dirujuk ke rumah sakit lainnya
 Ada ketentuan tertulis tentang pendamping pasien yang
ditransportasi.
i. Pasien dengan kegawatan yang mengancam nyawa harus
selalu diobservasi dandipantau oleh tenaga terampil dan
mampu.
Pengertian :
Pemantauan terus dilakukan sewaktu transportasi ke bagian lain
dari rumah sakitatau rumah sakit yang satu ke rumah sakit yang

3
lainnya dan pasien harusdidampingi oleh tenaga yang terampil
dan mampu memberikan pertolongan bila timbul kesulitan.
j. Tenaga cadangan untuk unit harus diatur dan disesuaikan
dengan kebutuhan.Kriteria :
 Ada jadwal jaga harian bagi konsulen, dokter dan
perawat serta petugas nonmedis yang bertugas di
instalasi gawat darurat.
 Pelayanan radiologi, hematologi, kimia, mikrobiologi
dan patologi harusdiorganisir / diatur sesuai
kemampuan pelayanan rumah sakit.
 Ada pelayanan transfusi darah selama 24 jam.
 Ada ketentuan tentang pengadaan peralatan obat-
obatan life saving, dan cairan infussesuai dengan
stándar dalam Buku Pedoman Pelayanan Gawat
Darurat Kemenkes yangberlaku.
k. Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan
penerangan yang jelasmengenai penyakit dan pengobatan
selanjutnya.
l. Rekam medik harus disediakan untuk setiap
kunjungan.Pengertian :
Sistem yang optimum adalah bila rekam medik unit gawat
darurat menyatu denganrekam medik rumah sakit. Rekam
medik harus dapat melayani selama 24 jam. Bilahal ini tidak
dapat diselenggarakan setiap pasien harus dibuatkan rekam
mediksendiri. Rekam medik untuk pasien minimal harus
mencantumkan :
 Tanggal dan waktu datang.
 Catatan penemuan klinik, laboratorium, dan radiologi.
 Pengobatan dan tindakan yang jelas dan tepat serta
waktu keluar dari instalasi gawatdarurat.
 Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani.
m. Ada bagan / struktur organisasi tertulis disertai uraian tugas
semua petugaslengkap dan sudah dilaksanakan dengan baik.

4
C. Staf dan Pimpinan Instalasi Gawat Darurat
Instalasi gawat darurat harus dipimpin oleh dokter, dibantu oleh
tenagamedis keperawatan dan tenaga lainnya yang telah mendapat
pelatihanpenanggulangan gawat darurat (PPGD).Kriteria :
a. Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia di Instalasi /
instalasi gawat darurat harus sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.
b. Unit harus mempunyai bagan organisasi yang dapat
menunjukkanhubungan antara staf medis, keperawatan, dan
penunjang medis serta garisotoritas, dan tanggung jawab.
c. Instalasi gawat darurat harus ada bukti tertulis tentang
pertemuan stafyang dilakukan secara tetap dan teratur
membahas masalah pelayanan gawat dan langkah
pemecahannya.
d. Rincian tugas tertulis sejak penugasan harus selalu ada bagi
tiap petugas.
e. Pada saat mulai diterima sebagai tenaga kerja harus selalu ada
bagi tiappetugas.
f. Harus ada program penilaian untuk kerja sebagai umpan balik
untuk seluruh staf
g. Harus ada daftar petugas, alamat dan nomor telefon.

D. Fasilitas dan Peralatan


Fasilitas yang disediakan di instalasi / unit gawat darurat harus
menjaminefektivitas dan efisiensi bagi pelayanan gawat darurat dalam
waktu 24 jam, 7 hariseminggu secara terus menerus.
Kriteria :
a. Di instalasi gawat darurat harus ada petunjuk dan informasi
yang jelas bagimasyarakat sehingga menjamin adanya
kemudahan, kelancaran dan ketertiban dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
b. Letak unit / instalasi harus diberi petunjuk jelas sehingga dapat
dilihat darijalan di dalam maupun di luar rumah sakit.
5
c. Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk
mencapai lokasi instalasi gawat darurat di rumah sakit, dan
kemudahan transportasi pasien dari dan ke arah dalam rumah
sakit.
d. Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai
dengan kondisipenyakitnya.
e. Daerah yang tenang agar disediakan untuk keluarga yang
berduka atau gelisah.
f. Besarnya rumah sakit menentukan perlu tidaknya :
 Ruang penyimpanan alat steril, obat cairan infus, alat
kedokteran serta ruangpenyimpanan lain.
 Ruang kantor untuk kepala staf, perawat, dan lain-lain.
 Ruang pembersihan dan ruang pembuangan.
 Ruang rapat dan ruang istirahat.
 Kamar mandi.
g. Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan
antara instalasi gawatdarurat dengan :
 Unit lain di dalam dan di luar rumah sakit terkait.
 Rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya.
 Pelayanan ambulan.
 Unit pemadam kebakaran.
 Konsulen KSMF di instalasi gawat darurat.
h. Harus ada pelayanan radiologi yang di organisasi dengan baik
serta lokasinya berdekatan dengan instalasi gawat
darurat.Pengertian :
Pelayanan radiologi harus dapat dilakukan di luar jam kerja.
Pelayanan radiologi sangat penting dan dalam unit yang besar
harus terletak di dalam unit.Harus tersedia untuk membaca foto
untuk akomodasi staf radiologi.Tersedianya alat dan obat untuk
Life Saving sesuai dengan standar pada Buku Pedoman
Pelayanan Gawat Darurat yang berlaku.

E. Kebijakan dan Prosedur

6
Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di instalasi
yang selalu ditinjaudan disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat
oleh seluruh petugas.
Kriteria :
a. Ada petunjuk tertulis / SOP untuk menangani :
 kasus perkosaan- kasus keracunan massal
 asuransi kecelakaan
 kasus dengan korban massal
 kasus lima besar gawat darurat murni (true emergency)
sesuai dengan datamorbiditas instalasi / unit gawat
darurat
 kasus kegawatan di ruang rawat
b. Ada prosedur media tertulis yang antara lain berisi :
 Tanggungjawab dokter
 Batasan tindakan medis
 Protokol medis untuk kasus-kasus tertentu yang
mengancam jiwa
c. Ada prosedur tetap mengenai penggunaan obat dan alat untuk
life saving sesuaidengan standar.
d. Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang ibu dalam proses
persalinan normalmaupun tidak normal.

F. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan


Instalasi gawat darurat dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan
pelatihan(in service training) dan pendidikan berkelanjutan bagi
petugas.
Kriteria :
a. Ada program orientasi / pelatihan bagi petugas baru yang
bekerja di instalasi gawatdarurat.
b. Ada program tertulis tiap tahun tentang peningkatan ketrampilan
bagi tenaga di instalasi gawat darurat.

7
c. Ada latihan secara teratur bagi petugas instalasi unit gawat
Darurat dalamkeadaan menghadapi berbagai bencana
(disaster)
d. Ada program tertulis setiap tahun bagi peningkatan ketrampilan
dalam bidanggawat darurat untuk pegawai rumah sakit dan
masyarakat.

G. Evaluasi dan Pengendalian Mutu


Ada upaya secara terus menerus menilai kemampuan dan hasil
pelayanan instalasi/ unit gawat darurat.Kriteria :
a. Ada data dan informasi mengenai :
 Jumlah kunjungan
 Kecepatan pelayanan (respon time)
 Pola penyakit / kecelakaan (10 terbanyak)
 Angka kematian
b. Instalasi gawat darurat harus menyelenggarakan evaluasi
terhadappelayanan kasus gawat darurat sedikitnya satu kali
dalam setahun.
c. Instalasi gawat darurat harus menyelenggarakan evaluasi
terhadap kasus-kasus tertentu sedikitnya satu kali dalam
setahun.

(sumber : Standar Pelayanan Rumah Sakit, Direktorat Rumah Sakit Umum


danPendidikan, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Depkes, 1999, Edisi
Ke-II,Cetakan Kelima)

8
9

Anda mungkin juga menyukai