Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

CA COLON

Disusu oleh:
SONYA APRILIA S.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
PRODI NERS
T.A 2018
A. DEFINISI
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya
(Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang
muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon
dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

B. ETIOLOGI

Terdapat empat etiologi utama kanker kolon (Davey, 2006 : 334) yaitu :
1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buah-
buahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani.
2. Kelainan kolon
 Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
 Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi
karsinoma.
 Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko
terkena karsinoma kolon.
3. Genetik

Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai
frekuensi 3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak yang orangtuanya sehat
(FKUI, 2001 : 207).

C. PATOFISIOLOGI
a. Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon
menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon
menurun(descending),kolon sigmoid, dan rektum.Bagian kolon dari usus buntu
hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian
sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".
b. Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau
disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat
cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada
stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam
waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat
terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335). Kanker kolon dan rektum
terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip
jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas
ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke
bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati).Kanker kolon dapat menyebar melalui
beberapa cara yaitu :
1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system portal.
4. Penyebaran secara transperitoneal
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker
menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan
ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi
dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 :177).

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai
empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
dan tidak dapat di operasi lagi.

E. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN

STADIUM TINGKAT PENYEBARAN


TIS Carsinoma in situ
T1 Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2 Sudah mengenai otot dinding
T3 Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4 Sama dengan T3 dengan fistula
N Limfonodus terkena
M Ada metastasis
F. MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON
Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi,
perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan
keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit
kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus besar dan feses masih encer.
Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi
dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang
terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin
dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak
enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigatrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks.
Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar,
sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun
darah segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan darah kronik.
Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau
vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang
bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada
alat-alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto
kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat
memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran
tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini.
Enema barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit.
Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
3. Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma
kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.
4. Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami
perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia.
Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada
GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase
(tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan
feces spesimen.
5. Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat
ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ;
1. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui
lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua sel kanker
telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian
besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor,
merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan
usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan
kehilangan nafsu makan.
3. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy
ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari
satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
4. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma
ini dapat bersifat sementara atau permanen.
A. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1. Identitas pasien
Meliputi nama, umur, jenis, pekerjaan, alamat, tempat tinggal
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada pengkajian ini yang perlu dikaji adanya keluhan pada area abdomen
terjadi pembesaran
3. Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien dengan timbulnya
kanker kolon
4. Riwayat penyakit keluarga
Adalah anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dialami
pasien, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya
5. Riwayat psikososial dan spiritual
Bgaimana hubungan pasien dengan anggota keluarga lain dan lingkungan
sekitar sebelum maupun saat sakit, apakah pasien mengalami kecemasan,
rasa sakit, karena penyakit yang dideritanya dan bagaimana pasien
menggunakan koping mekanisme untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
b. Riwayat biopsikososial spiritual
1. Pola nutrisi
Bagaiman kebiasaan makan, minum sehari – hari, jenis makanan apa saja
yang sering di konsumsi, makanan yang paling disukai, frekuensi
makanannya
2. Pola eliminasi
kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna BAB, BAK, adakah keluar darah,
atau tidak, keras, lembek, cair?
3. Pola istirahat dsn tidur
Kebiasan istirahat tidurberapa jam?
Kebiasan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?
4. Pola personal hygiene
Kebiasan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan atau tidak
menyikat gigi
5. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan sehari – hari, olahraga yang sering dilakukan, aktivitas diluar
kegiatan olahraga, misalnya nmengurusi urusan adat di kampung dan
sekitarnya
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum – minuman keras
ketergantungan dengan obat – obatan (narkoba)
7. Hubungan peran
Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetagga, teman – teman
sekitar lingkungan rumah, aktif dalam kegiatan adat?
8. Pola persepsi dan konsep diri
Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap keluarga,
kebersamaan dengan keluarga
9. Pola nilai kepercayaan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keyakinan terhadap agama
yang dianut, mengerjakan perintah agama yang dianut dan patuh terhadap
perintah dan larangannya
10. Pola reproduksi dan seksual
Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan dengan keluarga
besarnya dan lingkungan sekitar.
c. Riwayat pengkajian nyeri
P: provokasi paliatif
Apa yang menyebabkan gejala? Apa yang bisa memperberat? Apa yang bisa
mengurangi?
Q: quality - quantity
Bagaiman gejala dirasakan, sejauh mana gejal dirasakan?
R: region – radiasi
Dimana gejala yang dirasakan? Apakah menyebar?
S: skal – saverity
Seberapa tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapa?
T: time
Kapan gejala mulai timbul? Seberapa serng gejala dirasakan? Tiaba – tiba atau
bertahap? Seberapa lama gejala dirasakan?
d. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos metis, suhu 37,5 0 C,
nadi 60 – 100 x / menit. RR 16 – 20 x / menit, TD 120 / 80 mmHg
- Pemeriksaan head to toe
- Kepala dan leher
Dengan teknik inspeksi dan palpasi:
a) Rambut dan kulit kepala
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
b) Telinga
Perlukaan, darah, cairan, bau?
c) Mata
Perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil, kondisi
keplopak mata, adanya benda asing, sklera putih?
d) Mulut
Benda asing, gigi, simetris, kering?
e) Hidung
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi, akibat
trauma?
f) Leher
Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid
- Pemeriksaan dada
Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri, inspirasi dan ekspirasi pernafasan, irama,
gerakan cuping hidung, terdengar suara napas tambahan bantu dada?
Palpasi
Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri
dinding dada
Perkusi
Adanya suara – suara sonor pada kedua paru – paru, suara redup pada
batas paru dan hepar
Auskultasi
Terdengar adanya suara vesikuler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan
wheezing
- Kardiovaskuler
Inspeksi
Bentuk dada simetris
Palpasi
Frekuensi dada simetris
Perkusi
Suara pekak
Auskultasi
Irama regular, systole / murmur
- Secara system pencernaan / abdomen
Inspeksi
Pada inspeksi perlu diperlihatkan, apakah abdomen membuncit atau datar,
tapi perut menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, apakah ada
benjolan – benjolan / massa
Palpasi
Adakah nyeri tekan abdomen, adakah masssa (tumor, teses) turgor kulit
perut untuk mengetahui derajatbbildrasi pasien, apakah hepar teraba?
Perkusi
Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan
menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesika urinaria, tumor)
Auskultasi
Secara peristaltic usus dimana nilai normal 5 – 35 x/ menit

B. Analisa data, Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata
maupun potensial berdasarkan data yang telah di kumpulkan (Boedihartono, 1994 :
17).
Diagnosa keperawatan yang muncul meliputi :
a. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal,
kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
b. Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual /
muntah
d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan
otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.

C. Rencana asuhan keperawatan

No Diagnosa Tujuan dari kriteria Intervensi Rasional


keperawatan hasil
1. Nyeri Tujuan : pasien 1) Pantau tempat dan 1) Mengetahui cara
berhubungan mengatakan bahwa respons pasien mengatasi nyeri
dengan insisi rasa nyeri telah terhadap nyeri yang tepat
pembedahan, terkontrol atau hilang. 2) Ajarkan tindakan 2) Pasien merasa
trauma Criteria hasil :pasien untuk lebih nyaman
muskulosklet tampak rileks, dapat meningkatkan dan pasien bisa
al, beristirahat / tidur dan kenyamanan mengatasi
kehancuran melakukan pergerakan perubahan posisi, nyerinya
yang terus- yang berarti sesuai gosokan (massase)
menerus toleransi.. dan teknik
(misalnya relaksasi 3) Meningkatkan
lokalisasi) 3) Ciptakan istirahat dan
lingkungan yang tidur yanf
kondusif untuk adekuat untuk
relaksasi, memfasilitasi
membatasi peredaan nyeri
pengunjung 4) Mengurangi rasa
4) Kolaborasi nyeri
pemberian
analgetik

2. Kerusakan Tujuan: 1) · Pantau 1) Mengetahui


integritas - Luka semakin tanda – tanda penanganan
kulit b/d kering dan kerusakan yang tepat
tindakan menutup integritas kulit 2) Tetap bersih dan
keperawatan - Tidak terjadi menghindari dari
nekrosis 2) Jelaskan dan infeksi
Criteria hasil : ajarkan cara 3) Menghindari
- Tidak ada da perawatan kulit dari infeksi
tanda – tanda pasca oprasi
infeksi seperti pes, 3) Berikan barier
kemerahan, kulit sesuai resep
oodema .
3. Perubahan Tujuan : klien· Kaji sejauh mana R : menganalisa
nutrisi kurang mampu ketidak adekuatan penyebab
dari kebutuhan mempertahankan & nutrisi pasien melaksanakan
tubuh b.d mual meningkatkan intake· Timbang berat intervensi.
/ muntah nutrisi. badan sesuai indikasi R : mengawasi
Criteria hasil : · Anjurkan makan kefektifan secara
- Klien akan sedikit tapi sering diet
memperlihatkan
perilaku R : tidak memberi
mempertahankan atau· Tawarkan minum rasa bosan dan
meningkatkan berat saat makan bila pemasukan nutrisi
badan dengan nilai toleran dapat di tingkatkan
laboratorium normal. · Kolaborasi dengan R : dapat
- Klien mengerti dan ahli gizi pemberian mengurangi mual
mengikuti anjuran diet makanan yang dan menghilangkan
- Tidak ada mual / bervariasi gas.
muntah. R : Menstimulasi
nafsu makan dan
mempertahankan
intake nutrisi yang
adekuat.
4. Konstipasi Tujuan : pola· kaji warna dan R : penting untuk
berhubungan eliminasi dalam konsistensi feses, menilai keefektifan
dengan rentang yang di frekuensi, keluarnya intervensi, dan
penurunan harapkan : feses flatus, bising usus dan memudahkan
frekuensi lembut dan berbentuk. nyeri tekan abdomen rencana selanjutnya.
defekasi yang Criteria hasil : · pantau tanda gejala
normal pada- klien akan rupture usus. R : keadaan ini
seseorang di menunjukkan dapat menjadi
sertai dengan pengetahuan akan penyebab
kesulitan program defekasi kelemahan otot
keluarnya feses yang di butuhkan abdomen dan
yang tidak
- melaporkan penurunan
lengkap atau keluarnya feses· Kaji faktor peristaltik usus,
keluarnya feses dengan berkurangnya penyebab konstipasi yang dapat
yang keras dan nyeri dan mengejan menebabkan
kering konstipasi.
R : mengetahui
dengan jelas faktor
penyebab
memudahkan
pilihan intervensi
yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US : ELSEVIER


2004 Nursing Intervention Classificatio (NIC) US : ELSEVIER
Brunner and Suddart .2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta : EGC
Herdman,T.Heather.2010.Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-2011Jakarta
:EGC
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.

Sjamsuhidajat.R.1997.Buku Ajar Ilmu Bedah .Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai