Anda di halaman 1dari 12

TEORI KEPERAWATAN OREM

DISUSUN OLEH :

1. ANTON JANUARDI
2. ARFANDI
3. ARIF WAHYUDI
4. IRSAN
5. SURYA FERDIAN
6. YUANESA PUSPITASARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KEEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya
makalah yang berjudul “Teori Keperawatan Orem” ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Keberhasilan kami dalam penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk
itu kami mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Pringsewu, Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B. Tujuan Penulisan......................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...............................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keperawatan adalah disiplin ilmu professional yang menerapkan banyak


bentuk pengatahuan dan keterampilan berfikir kritis dalam setiap situasi klien
melalui penggunaan model keperawatan dalam proses keperawatan. Kita percaya
bahwa perawat harus melatih keterampilan berfikir kritis dan menerapkan model
keperawatan pada masing – masing komponen keperawatan. Model keperawatan
yang ada sekarang ini beragam tingkat spesifikasinya. Meskipun begitu, masing –
masing model dapat digunakan dalam praktik keperawatan. Dan setiap model pula
memberikan perspektif yang berbeda.

Seiring dengan pengalaman perawat yang bertambah mereka


mengintegrasi dan mensistensis pengalaman mereka dengan menggunakan model
keperawatan, model tersebut menjadi kerangka kerja praktek yang mendasar dan
terinternalisasi. Oleh karena itu perawat ahli yang telah mengembangkan
keahliannya tidak lagi berfikir tentang setiap model dan konsep dalam
keperawatn, tetapi secara intuitif menerapkan model dan konsep tersebut teradahp
tindakan mereka sehari – hari dalam praktek keperawatan (proses
keperawatan:aplikasi model konseptual,ed4 paula j.christensen, RN, Phd&jeanet
K.Weaney, RN,Phd 1195, by mosby-year bookinc). Salah satu model yang
diterapkan perawat dirumah sakit dalam tindakan sehari – hari salah satunya
adalah dikembangkan oleh Dorothea E. Orem. Teori yang diperkenalkannya adalah teori
self-care deficit yang yang terdiri dari teori self-care dan theory of nusing system. Model
konsep yang diperkenalkan oleh Orem tersebut menekankan bahwa setiap individu
mempunyai kemampuan untuk merawat dirinya sendiri dan anggota keluarganya.

1
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan
kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta
mengatur dalam kebutuhannya.

B. Tujuan

1. Untuk memberikan gambaran konsep dasar teori selfcare serta


penerapannya pada asuhan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan
(Rumah Sakit)

2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang konsep teori


orem

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dorothea Orem


1. Teori Self Care

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang
diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat
maupun sakit” (Orem’s 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu
mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

Model Orem’s, menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang
disebutkan sebagai keperluan self care (sefl care requisite), yaitu:
a. Universal (Universal self care requisites)

Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya


seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk
1) Keseimbangan pemasukan udara; pemeliharaan dalam pengambilan udara
2) Keseimbangan pemasukan air; pemeliaraan pengambilan air
3) Keseimbangan pemasukan makanan; pemeliharaan dalam mengkonsumsi
makanan
4) Pengeluaran melalui proses eliminasi; pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat;
6) Pemeliharaan keseimbangan antara waktu senggang dan interaksi sosial;
7) Pencegahan dari resiko kehidupan, fungsi manusia dan kesejahteraan manusia;
8) Peningkatan fungsi dan perkembangan selama hidup dengan kelompok sosial
sesuai dengan potensi, keterbatasan, minat serta norma.

3
Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan,
penyesuaian terhadap lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan
hidupnya.

b. Development self care requisites

Kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses


perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalam
siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat
berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan
proses perkembangan sepanjang siklus hidup.

c. Health deviation self care requisites

Kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau keturunan,kerusakan


struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara, struktur norma,
penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan
penatalaksanaan terukur beserta pengaruhnya, dan integritas yang dapat
mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care
d. Conditioning Factor

1. Age (Umur) dibedakan menjadi bayi/ anak – anak, remaja (dewasa muda) dan
tua.
2. Gender (Jenis Kelamin) dibedakan menjadi laki – laki dan perempuan
3. Sosial Budaya
Menjaga hubungan terapeutik dalam fungsi psikososial yang berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit; memberikan bantuan kemanusiaan disesuaikan
dengan kebutuhan manusia, kemampuan tindakan dan keterbatasan; menjaga
hubungan antar pribadi intrapersonal maupun hubungan antar kelompok.
4. Lingkungan ;komponen – komponen lingkungan hidup , meliputi kondisi dan
faktor – faktor yang berhubungan dengan lingkungan.

4
5. Status Kesehatan ; dalam melakukan asuhan keperawatan kita harus
memperhatikan hubungan mekanisme fisiologis, psikologis dan struktur
material dalam kaitannya dengan interaksi manusia lain.
6. Gaya Hidup

B. Teori Self Care Defisit


Orang-orang dapat mengambil keuntungan dari perawatan karena mereka
merupakan subjek pembatasan hubungan kesehatan atau turunan kesehatan
yang membuat mereka tidak mampu membuat perawatan mandiri secara
terus menerus atau perawatan dependen atau membuat hasil yang tidak
efektif atau perawatan yang tidak lengkap.

Metode Bantuan yang dilakukan perawat dalam penerapan asuhan


keperawatan dipelayanan Rumah Sakit
Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
a. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
memberikan pelayanan langsung dalam bentuk tindakan keperawatan
b. Mengajarkan klien
Mengajarkan klien tentang prosedur dan aspek-aspek tindakan agar klien
dapat melakukan perawatan dirinya secara mandiri
c. Mengarahkan klien
Memberikan arahan dan memfasilitasi kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhannya secara mandiri
d. Mensupport klien
memberikan dorongan secara fisik dan psikologik agar klien dapat
mengembangkan potensinya agar klien dapat melakukan perawatan secaran
mandiri
e. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan
berkembang.

5
C. Theory of nursing systems
System-sistem keperawatan dibentuk ketika para perawat menggunakan
kemampuan mereka untuk menulis (menentapkan), merancang, dan
memberikan perawatan bagi pasien (sebagai individu atau kelompok) dengan
mengerjakan upaya-upaya khusus dan system-sistem pengupayaan. Upaya-
upaya ini atau system yang mengatur nilai kemampuan individu-individu
berlatih dengan hubungannya untuk merawat mandiri dan memenuhi syarat-
syarat perawatan mandiri bagi individu secara teraupetik. Dasar system deficit
perawatan diri menurut orem adalah:

a. Wholly Compensatory
 Melakukakan perawatan diri kepada pasien secara terapeutik.
 Tindakan perawat dilakukan sebagai kompensasi ketidakmampuan pasien
dalam merawat diri sendiri.
 Mendukung dan melindungi pasien.
Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan tidak berespon terhadap
rangsangan.
b. Partially Compensatory
Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak
karena sakit atau kecelakaan.
1. Perawat melakukan beberapa langkah perawatn diri pasien (bantuan
sebagian).
2. Perawat mengkompensasi keterbatasan perawatan diri pasien (perawat
melakukan tindakan yang tidak bisa dilakukan pasien).
3. Perawat Membantu kebutuhan pasien yang benar – benar diperlukan.
4. Perawat dan klien mengatur perawatan diri yang diperlukan (self agency).
5. Pasien melakukan beberapa langkah perawatan diri yang bisa dilakukan.
6. Pasien menerima perawatan dan bantuan dari perawat.s
c. Supportive Education

6
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
1. Pasien melakukan perawatan diri sendiri
2. Pasien dan perawat bekerjasama dalam pelaksanaan perawatan diri
conditoning factors

Self-care

R R

Self-care agency R Self-care demamds


conditoning factors

<
deficit

R R

Nursing agency

Gambar.2.1. Kerangka kerja konseptual untuk keperawatan. R = Relatoship ;

< = deficit relatonship, current or projectted

7
BAB III

PENUTUP

Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Konsep dan model keperawatan yang dikembangkan oleh Orem lebih


menekankan padakemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatan
dirinya tanpa adaketergantungan dengan orang lain (mandiri).

2.Model konseptual yang dikembangkan oleh Orem terdiri dari tiga yaitutheory
deficit self care, theory self care dan nursing system.

3.Ada tiga tingkatan kemampuan individu untuk mememnuhi kebutuhan self care-
nya yaitu wholly compensatory nursing system, Partly comensatory nursing
system, Supportiveeducative nursing system.

4.Proses keperawatan menurut Orem yaitu melalui 3 (tiga) langkah yaitu


pelaksanaanmanajemen kasus melalui analisis data, mendesain sistem
keperawatan dengan menentukantingkat ketergantungan dan menetapkan
diagnosa keperawatan; perencanaan untuk pemberian asuhan perawatan dan
evaluasi untuk pengontrolan.

5.Teori model dan konsep yang dikemukakan oleh Orem memiliki beberapa
kelebihan dankekurangan yang bisa menjadi pertimbangan untuk perkembangan
teori menjadi lebih baik dan bisa secara luas diaplikasikan di berbagai area
keperawatan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alligood-Tomey, A. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition.


Toronto: Mosby

George, J.B. (1995). Nursing theories: The base for professional nursing practice.
Fourth edition. Connecticut: Appleton & Lange.

Marriner, A. (2004). Nursing Theorists and Their Work.(Ismail Ekawijaya,

penerjemah). Toronto : The Cosmoby (Buku Asli Diterbitkan 1986).

Paula j.christensen &jeanet K.Weaney, Proses Keperawatan:Aplikasi Model


Konseptual,ed4 1195, by mosby-year bookinc

Rangkang “Syeh (2008), Konsep model “self care-theory”, diakses pada tanggal

04 november 2011 melalui http://syehaceh.wordpress.com/2011/11/04/konsep-


model-self-care-theory/

Anda mungkin juga menyukai