Anda di halaman 1dari 10

Apa Yang sebenarnya Terjadi di "TELUK BUYAT"

Indah nya TELUK BUYAT - Feb 2013


Buyat, Newmont Minahasa Raya – Dalam benak saya dan juga mungkin kita
semua akan sama saat mendengar kata “BUYAT”. Yaaa Buyat memang tak bisa
di lepaskan dari kasus penambangan, pencemaran lingkungan, penyakit minamata
dan bayi andini, tapi itu dulu saat saya blm menyaksikan dan melihat langsung
apa yang sebenar nya terjadi disana. Sampai akhir nya Februari 2013, saya
beserta temen2 terbang ke Sulawesi Utara, tepat nya mengunjungin Desa
Buyat, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara.

Selama ini yang saya tau tetang kasus buyat cuman sekilas dari koran dan
berita di televisi bahwa ada nya penambangan yang di kelola oleh PT. Newmont
Minahasa Raya (PTNMR), dan dari penambangan ini di isukan ada nya
pencemaran lingkungan di sekitar daerah lingkar tambang terutama di teluk
buyat. Hingga akhir nya banyak yang terserang penyakit kulit, sampai-sampai
satu desa harus di relokasi ke tempat yang sangat jauh.

Tapi setelah saya berkunjung dan berinteraksi langsung dengan masyarakat


desa buyat serta managemen PTNMR, akhir nya dapat penjelasan secara
terbuka dan transparan. Bahwa kasus yang terjadi di Buyat, bermula dari
tuduhan LSM bahwa PT. Newmont Minahasa Raya (PTNMR) mencemari Teluk
Buyat dengan menempatkan sisa olahan limbah industri atau yang banyak
disebut dengan Tailing di Teluk Buyat. Sehingga Teluk Buyat di kabarkan
tercemar logam berat dan ikan-ikan pada mati serta air laut yang sudah keruh
tercemar sehingga mengakibatkan penyakit minamata disana. Minamata sendiri
merupakan sebuah teluk di Jepang, yang tercemar akibat limbah industri yang
terus menerus di buang kesana dan kasus ini terjadi sekitar th 1950.
Warga Buyat dibiayai LSM ke USA Untuk Diberi Pelatihan ttg Penolakan Tambang
Perlu di ketahui 11 Agustus 1995, 32 KK + LSM mengadukan PTNMR ke LBH
dan dianggap melakukan pencemaran padahal saat itu belum beroperasi disana,
perlu diketahui bahwa PTNMR melakukan operasi penambangan sejak 23 Maret
1996 - 2004.
13 Maret 2004, LSM yang mengatas namakan sebagia warga buyat megajukan
Tuntutan Pemulihan Ekonomi Warga Masyarakat Korban Tambang PTNMR
sebesar 15 milliar kepada masyarakat. Akan tetapi tuntutan itu tidak
dikabulkan oleh PTNMR.

Tuntutan LSM Mengatas Nama Warga


Tuntutan LSM Mengatas Nama Warga

Dengan tidak dikabulkan nya tuntutan mereka maka sekitar Juni 2004 lah
muncul kasus bayi andini, dimana bayi tersebut sakit dan di katakan kalo
penyakit nya karena efek pencemaran lingkungan yang di lakukan oleh PTNMR
di desa mereka. Keluarga bayi andini + LSM menolak kalo andini di bawah ke
rumah sakit untuk di obati. Akhir nya bayi diajak keliling melakukan demo di
jakarta, tanpa mendapat perawatan semesti nya dan akhir nya bayi andini
meninggal dunia. Saat pihak PTNMR minta untuk di otopsi dan di lakukan
penelitian, apakah benar bayi andini terkena dampak pencemaran lingkungan.
Pihak keluarga dan LSM menolak itu dan mereka langsung mengubur bayi
tersebut.

Bayi Andini Yang Tak Tertangani Medis Dengan Semesti nya


Setelah kejadian meninggal nya bayi andini ini, akhir nya 68 kepala keluarga
warga Buyat semakin terhasut oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
pindah dari desa mereka yaitu BUYAT PANTE, mereka relokasi ke Desa
Duminanga yang jarak nya sekitar 8 jam perjalanan dari Buyat. Mereka di
janjikan kehidupan yang lebih baik antara lain mendapat kan rumah, uang 30
juta, kendaraan, sawah dll.
Karena warga merasa mendapat angin akan dapat segala fasilitas ditempat
relokasi, akhir nya sebagian warga membakar rumah-rumah mereka. Dan
meninggalkan Desa Buyat Pante dengan mencekam .

Memilih Relokasi Ke Desa Duminanga - 8 Jam Dari Desa Buyat


Oh yaaa sejak kasus ini, yang memang tidak terbukti ada nya pencemaran di
teluk buyat. Maka tuduhan ke PTNMR menjadi berubah-ubah antara lain :
1. Juli 2004 Penyakit Minamata
- Menkes Menyatakan Tidak Ada Minamata di Teluk Buyat.
2. September 2004 Keracunan Mercuri
- Laporan WHO tidak ada keracunan merkuri sekitar Teluk Buyat.
3. November 2004 Keracunan Arsenik
- Hasil Penelitian Fakultas Kedokteran UNSRAT (2005) menyatakan
tidak terjadi keracunan arsenik di sekitar Teluk Buyat.
- Hasil Penelitian MENKES (2005) menyatakan bahwa
kondisi kesehatan tidak ada hubungan nya dengan logam berat.
4. Maret 2005 Penyakit Aneh
- Seminar International (Mei 2005), penyakit di ketahui sebagai
penyakit umum.
5. Agustus 2005 GATAL-GATAL (Dakwaan Pengadilan)

Dari sini sebenar nya memang berat untuk menuduhkan bahwa PTNMR
melakukan pencemaran, karena banyak fakta-fakta yang bisa di tunjukan oleh
PTNMR bahwa mereka telah melakukan sesuai prosedur. Dan juga bisa di
bandingkan antara teluk buyat dan teluk minamata. Coba tengok fakta dan
perbandingan nya :
1. PTNMR hanya melepaskan 11,7% atau 5,95 kg dari total merkuri
yang di ijinkan dilepaskan dalam efluen (58,2 kg) selama masa ijin pembuangan
(STP).
2. PTNMR hanya menempatkan 7% atau 240 kg total Arsenic III yang
di ijinkan dilepas dalam efluen (3637,5 kg) selama periode operasi.

Perbandingan Teluk Minamata Dan Teluk Buyat


Indicators Minamata (CH3HgCl) Buyat (Hg)
Rata-Rata Tahunan Yang Di Buang ~ 750 kg ~ 1,5 kg
Total Mercury Yang Di Buang ~ 200.000 kg ~ 15 kg
Total Mercury Pada Ikan ~ 9 ppm ~ 0,15 ppm
Total Mercury Pada Rambut ~ 20 ppm ~ 3,1 ppm

Akan tetapi tuduhan sudah mengelinding menjadi bola panas dan akhir nya
masuk ke Ranah Peradilan Indonesia. Dan melalui berpuluh-puluh sidang yang
melelahkan dan butuh bertahun-tahun untuk menyelesaikan semua ini, dan akhir
nya 12 Februari 2013, PTNMTR menerima surat putusan dari Pengadilan bahwa
Mahkamah Agung (MA) Menutup Kasus Buyat dan Menyatakan PTNMR tidak
melakukan seperti yang di tuduhkan.
Akhir nya Kasus Buyat Selesai
Sekedar kilas balik, Kenapa PTNMR tidak mau membayar biaya yang di minta
oleh LST yang mengatas namakan warga sebesar 15 Milliar ???? Padahal nilai
15 Milliar ini cukup kecil di mata saya untuk perusahaan sekelas NEWMONT.
Tapi ternyata alasan nya yang di berikan oleh PTNMR sangat tepat dan masuk
akal, yaitu PTNMR tidak mau membayar apapun yang memang mereka tidak
lakukan, mereka mau membuktikan sebagai perusahaan yang bersih dan juga
bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar tambang.

Meskipun akhir nya PTNMR mengelontorkan Jutaan USD untuk menyelesaikan


kasus ini dan juga dana pengembangan pembangunan berkelanjutan pasca
tambang di sekitar lokasi tambang mereka. Dari kasus ini PTNMR belajar
banyak untuk bisa saling terbuka, saling menghormati, saling membutuhkan dan
saling bekerja sama antara pemerintah, warga dan segala aspek yang ada.
Cold Storage Untuk Para Nelayan
9 tahun berselang, kondisi desa buyat sudah banyak berubah. Semakin maju
dan lebih pasti nya lebih tenang dan damai tanpa gejolak. 68 KK yang dulu
mengungsi, sebanyak 40 kk telah kembali ke desa asal mereka yaitu buyat
pante. Hidup mereka di tempat relokasi yaitu desa duminanga, tidaklah sesuai
yang mereka harapkan. Semua yang di janjikan hanya tinggal janji, hidup jauh
lebih sulit di perantauan.

Pesona Keindahan Buyat Jadi Daya Tarik Wisata


Mereka menyesal karena dulu telah di bodohi oleh pihak yang tak bertanggung
jawab. Saat kami datang dan mengobrol dengan mereka, sempet terlontar
mereka minta maaf ke PTNMR yang istilah nya dulu sempet di dholimi sama
mereka . Saat ini mereka tinggal lagi di desa buyat, kembali seperti dulu
menjadi nelayan dengan tangkapan ikan yang berlimpah dan terbukti memang
tidak ada pencemaran.
Dan buyat sekarang telah menjadi andalan wisata minahasa, alam bawah laut
nya begitu mengoda dan mengairahkan untuk diselamin.

Pelabuhan Ikan - Membuktikan Tangkapan Ikan Masih Banyak


Posted by Cumilebay MazToro
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: indonesia, minahasa, newmont, newmont minahasa raya, sulawesi utara, tambang, teluk
buyat

38 comments:

1.

evi08:45:00

Jadi siapa sebetulnya yang benar ya? Siapa sebenarnya yang merugikan warga Buyat?

Reply

Replies

1.

Cumi MzToro11:19:00

Kalo menurut ku sama2 tidak ada yg salah dah tidak ada yang benar. Tetapi
sama2 bisa mengambil hikmah untuk jadi lebih baik.
Warga buyat yg dulu terbodohi oleh pihak yang tak bertanggung jawab, akhir nya
tersadar bahwa daerah mereka mmg tidak ada pencemaran. Sekarang lebih maju
dan lebih damai, dan akhir nya mereka memilih kembali lagi ke desa buyat pante.

LSM yang dulu anti tambang dan membodohi warga, tak tau rimba nya sekarang
dimana. Menghilang di telan bumi hehehehe. Tapi ada yang lucu yaaa, mereka
menolak tambang tetapi mereka mengunakan hasil olahan tambang semisal HP,
Laptop, kalkulator dll. Kalo menurut saya kita baik nya mengontrol prose
pertambangan, selama itu di lakukan dengan baik bertanggung jawab dan tidak
merusak alam yaaa silahkan.

Newmont mengambil pelajaran berharga dari kasus ini, menjadi lebih membumi,
lebih memasyarakat dan pendekatan kepada warga sekitar lebih baik serta ikut
membangun lingkungan sekitar tambang.

2.

Donna Imelda13:13:00

Kak Cum... LSM dulu yang memghasut itu harusnya diperkarakan ya. Terus
kliping2 koran itu dan data dapat dari mana kak cum? aku penasaran euy

3.

Cumilebay MazToro14:42:00

Newmont mengoleksi semua berita ttg diri nya sendiri, kalo mau klipping nya ada
kok

Reply

2.

bocah petualang06:15:00

Memang ga sedikit loh LSM itu yg berkedok nama rakyat, padahal mau cari untung
sendiri. Harus waspada aja..

Reply

Replies

1.
Cumi MzToro09:05:00

Yap rata2 memang begitu, kita harus saling waspada hehehe, tapi sekarang
masyarakat kita mungkin jauh lebih cerdas meskipun masih mudah terprovokasi :(

Reply

3.

jejakbocahilang12:41:00

Cerita menarik ttg Buyat...jujur malah baru tahu kalo ada tragedi bayi Andini gara-gara
Minamata *maklum jarang baca berita*.

Reply

Replies

1.

Cumi MzToro12:59:00

Semoga nambah ilmu yaaa hahahahha :S

Reply

4.

dansapar15:48:00

dari weekend kmrin baca seri minahasa dan manado-nya


berasa kayak ikut liburan
ayo mas lanjutin tulis cerita dari sulawesi utaranya
*setia menunggu*

Reply

Anda mungkin juga menyukai