Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA

PERCOBAAN X

PENGARUH BAHAN PENGHANCUR PADA SEDIAAN TABLET

Oleh:

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Indra Nopian (F.16.056)

Misbahul Jannah (F.16.063)

Nadimah Firza (F.16.065)

Noorjannah (F.16.066)

Zainuddin (F.16.083)

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA

BANJARMASIN

2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum ..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 3
A. Dasar Teori ............................................................................................... 3
B. Deskripsi Bahan ....................................................................................... 5
BAB III METODE PRAKTIKUM .............................................................................. 8
A. Alat dan Bahan ......................................................................................... 8
B. Formulasi .................................................................................................. 8
C. Prosedur Kerja .......................................................................................... 8
BAB IV HASIL ......................................................................................................... 10
A. Hasil ....................................................................................................... 10
B. Pembahasan .......................................................................................... 12
BAB VI KESIMPULAN ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16
PERTANYAAN DAN JAWABAN .......................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi farmasi berkembang dengan pesat seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan.
Maka diperlukan lebih banyak lagi studi teknik pembuatan sediaan obat.
Diharapkan dengan studi ini akan didapatkan suatu produk yang lebih baik dan
lebih efisien.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga
banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan
sediaan tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah
pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding sediaan yang lain
(Lachman dkk., 1994).
Tablet merupakan suatu sediaan farmasetik yang sangat digemari oleh
masyarakat karena penggunaannya yang praktis. Keunggulan tablet
merupakan bentuk sediaan yang kompak dan mudah digunakan, tablet
merupakan bentuk sediaan oral dengan ketepatan ukuran serta variabilitas
kandungan yang paling rendah, dan dapat memberikan stabilitas obat dalam
sediaan yang baik. Pada umumnya dalam pembuatan tablet terdapat zat
tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai bahan
pengisi, pengikat, bahan penghancur, dan bahan pelicin. Selain mengandung
bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang mempunyai
fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan pengisi,
bahan pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok.
Bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak
toksik dan mampu melepaskan obat dalam keadaan relatif konstan pada
jangka waktu tertentu.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet
dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur,
dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode

1
pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian obat secara oral
atau melalui mulut (Ansel, 1989).
Bahan penghancur merupakan salah satu bahan tambahan yang penting
dalam pembuatan tablet, bahan penghancur berfungsi melawan aksi bahan
pengikat dari tablet dan melawan tekanan pada saat penabletan (Banker 1986).
Bahan ini akan menghancurkan tablet bila bersentuhan dengan air atau cairan
saluran pencernaan. Tablet akan hancur menjadi granul selanjutnya pecah
menjadi partikel-partikel halus dan akhirnya obat akan hancur. Dari jenis-jenis
sediaan obat yang ada di pasaran, tablet merupakan bentuk sediaan yang paling
populer di kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan bentuk sediaan tablet
memiliki banyak keuntungan, antara lain massa tablet dapat dibuat dengan
menggunakan mesin dan harganya murah selain itu tablet memiliki takaran
yang tepat, dikemas dengan baik, mudah ditelan serta praktis dalam hal
transportasi dan penyimpanan Sediaan tablet terdiri dari bahan aktif dan bahan
tambahan

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui pengaruh kadar bahan
penghancur terhadap sifat fisik tablet.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau
hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan. Bahan
penghancur dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan
menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian (Banker and Anderson,
1994). Bahan penghancur dapat ditambahkan langsung (pada kempa langsung)
atau dapat ditambahkan secara intragranular, ekstragranular serta kombinasi
intraekstra pada granulasi. Pada penambahan secara intragranular, bahan
pengikat akan berfungsi menghancurkan granul menjadi partikel halus,
sementara penambahan secara ekstragranular akan membantu hancurnya tablet
menjadi granul. Penambahan secara kombinasi lebih efektif (Sulaiman, 2007).
Bahan penghancur dapat dibedakan menjadi beberapa golongan yaitu
golongan yang dapat memperbesar gaya kapiler sehingga tablet dapat lebih
cepat menarik cairan, golongan yang dapat mengembang bila kontak dengan
air, golongan yang dapat melepaskan gas dan golongan yang dapat merusak
bahan pengikat secara enzimatik.
Menurut Ansel (1989), jumlah seluruhnya dari bahan penghancur tidak
selalu ditambahkan dalam campuran obat dan pengisi tetapi sebagian saja dan
sisanya ditambahkan belakangan bersama bahan pelincir. Proses ini
menghasilkan dua kali penghancuran dari tablet, yang pertama memecah tablet
menjadi bagian atau bongkahan kecil menjadi partikel halus. Amilum
merupakan salah satu bahan penghancur yang paling sering digunakan.
Pemeriksaan sifat fisik tablet antara lain :
1. Keseragaman bobot tablet
Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari
keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian kecil dari tablet
atau jika tablet bersalut gula (Anonim, 1995).
2. Kekerasan tablet

Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat


bertahan terhadap berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan,

3
pengepakan dan transportasi. Alat yang bisa digunakan adalah hardness
tester (Banker and Anderson, 1994). Kekerasan adalah parameter yang
menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti
goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan,
pengangkutan dan pemakaian. Kekerasa ini dipakai sebagai ukuran dari
tekanan pengempaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet
adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa, kekerasan tablet
yang baik antara 4-8 kg (Parrott, 1971).
3. Kerapuhan tablet
Kerapuhan adalah parameter lain dari ketahanan tablet dalam melawan
pengikisan dan goncangan. Besaran yang dipakai adalah % bobot yang
hilang selama pengujian. Alat yang digunakan adalah abrasive tester.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerapuhan antara lain banyaknya
kandungan serbuk (fines). Kerapuhan diatas 1% menunjukkan tablet yang
rapuh dan dianggap kurang baik (Banker and Anderson, 1994).
4. Waktu hancur tablet
Waktu hancur adalah penting untuk tablet yang diberikan melalui mulut,
kecuali tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan dan beberapa jenis
tablet lepas lambat (Anonim, 1995). Waktu hancur adalah waktu yang
dibutuhkan tablet untuk hancur dalam medium yang sesuai sehingga tidak
ada bagian tablet yang tertinggal di atas kassa 17 alat uji. Faktor-faktor
yang mempengaruhi waktu hancur adalah sifat fisika kimia granul dan
kekerasan tablet. Waktu hancur tablet tidak bersalut tidak lebih dari 15
menit, untuk tablet bersalut gula bersalut selaput tidak lebih dari 60 menit
(Anonim, 1979). Waktu yang dipersyaratkan untuk tablet ekstrak sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.661/Menteri/SK/VII/1994 adalah tidak lebih dari 20 menit.

4
B. Deskripsi Bahan
1. Paracetamol
Nama IUPAC : N-(4-hydroxyphenyl)ethanamide
Nama Lain : Acetaminophenum
Kepadatan : 1.263 g/cm³
Titik lebur : 169 °C (336 °F) [6][7]
Titik didih : 420 °C (788 °F)
Kelarutan dalam air : 7.21 g/kg (0 °C)[5], 8.21 g/kg (5 °C)[5], 9.44 g/kg (10
°C)[5]10.97 g/kg (15 °C)[5]12.78 g/kg (20 °C)[5]~14 mg/mL (20 °C)
Bioavailabilitas : 63–89%[2]:73
Ikatan protein : 10–25%[3]
Metabolisme : Utama di hati[4]
Waktu paruh : 1–4 jam[4]
Ekskresi : Urin (85–90%)[4]

2. Amilum
a. Organoleptis
Bentuk : Serbuk sangat halus.
Warna : Putih.
Bau : Tidak berbau.
Rasa : Tidak berasa.
b. Sifat Kimia
Rumus Molekul : ( C6H10O-6 )n
Kadar : 5 - 20% sebagai penghancur
pH : 5,5 - 6,5
Kelarutan : - Praktis tidak larut dalam air dingin
- Praktis tidak larut dalam etanol ( 95 % ) P.
c. Penggunaan : Penghancur tablet (disintegrant)
d. OTT :-
e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan
kering.

5
3. Amilum Kering
a. Organoleptis
Bentuk : Serbuk sangat halus.
Warna : Putih.
Bau : Tidak berbau.
Rasa : Tidak berasa.
b. Sifat Kimia
Rumus Molekul : ( C6H10O-6 )n
Kadar : 5 - 20% sebagai penghancur
pH : 5,5 - 6,5
Kelarutan : - Praktis tidak larut dalam air dingin
- Praktis tidak larut dalam etanol ( 95 % ) P.
c. Penggunaan : Penghancur tablet (disintegrant)
d. OTT :-
e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.

4. Gelatin
Kandungan gelatin
Proline or hydroxyproline : 25%
Glycine : 20%
Glutamic acid : 11%
Arginine : 8%
Alanine : 8%
Other essential amino acids : 16%
Other non-essential amino acids : 12%

5. Talkum
Nama Lain : Talcum
a. Organoleptis
Bentuk : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada
kulit,bebas dari butiran.
Warna : Putih atau putih kelabu

6
Bau : Tidak berbau
Rasa : Tidak berasa
b. Sifat Kimia
Rumus Molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4
Kadar : 1 – 5 % sebagai antiadheren dan glidant
pH : 6,5 - 10
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.
c. Penggunaan : Antiadheren dan Glidant
d. OTT : Senyawa ammonium kuartener
e.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu:
1. Hardness Tester
2. Friabilator
3. Disintegration Tester
4. Timbangan analitik
5. Alat-alat gelas
Bahan yang digunakan yaitu:
1. Paracetamol
2. Gelatin 10%
3. Talkum
4. Amilum
5. Amilum Kering

B. Formulasi
R/ Paracetamol 5 gram
Amilum 0,5 gram
Sol. Gelatin 10% qs
Amilum Kering 0,3 gram
Talkum 0,05 gram

C. Prosedur Kerja
1. Uji Keseragaman Bobot

Mengambil 20 tablet dan menimbang masing-masing tablet serta


lakukan pencatatan pada hasil penimbangan

Menghitung rata-rata dari hasil penimbangan

8
2. Uji Kekerasan

Mengambil sebanyak 10 tablet

Lakukan uji kekerasan menggunakan alat hardness tester

Catat hasil yang didapatkan

Hitung koefisien variasi (CV) dengan rumus:

CV = SD x X

3. Uji Kerapuhan

Mengambil sebanyak 10 tablet kemudian lakukan penimbangan pada


masing-masing tablet (sebagai W1)

Lakukan uji kerapuhan menggunakan alat friabilitor dengan kecepatan


25 rpm selama 4 menit

Menimbang tablet yang masih bagus (sebagain W2) serta melakukan


𝑊1−𝑊2
perhitungan: F= 100%
𝑊1

4. Waktu Hancur

Mengambil sebanyak 6 tablet dan memasukkan kedalam tabung alat


disintegration tester yang sudah berisikan 700ml air

Mengamati proses penghancurannya dengan suhu 37oC

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Keseragaman Bobot
No. Bobot penimbangan No. Bobot Penimbangan
1 0,38 gram 11. 0,38 gram
2. 0,34 gram 12. 0,35 gram
3. 0,34 gram 13. 0,46 gram
4. 0,38 gram 14. 0,38 gram
5. 0,47 gram 15. 0,39 gram
6. 0,44 gram 16. 0,40 gram
7. 0,43 gram 17. 0,41 gram
8. 0,39 gram 18. 0,37 gram
9. 0,43 gram 19. 0,40 gram
10. 0,40 gram 20. 0,37 gram
Total : 7,91 gram

Total penimbangan 7,91 𝑔𝑟𝑎𝑚


Sehingga diperoleh : = = 0,39 gram
Banyaknya tablet 20

Dik : X : 0,39 gram


SD: 0,03
𝑆𝐷
Rumus : CV = × 100 %
𝑋
0,03
CV = 0,39 × 100%
= 0,07 %
Sehingga:
Bobot rata-rata = 0,39 gram
- Kolom A>300mg = 5%
0,39 gram x 5% = 0,0195 mg
Rentang bobot untuk 2 tablet = 0,3705 mg – 0,4095 mg
- Kolom B > 300MG = 10%
0,39 gram x 10% = 0,039 mg
Rentang bobot untuk 1 tablet = 0,351 mg – 0,429 mg

Gambar 4.1 Tablet setelah penimbangan keseragaman bobot

10
2. Uji Kekerasan
No. Hasil No. Hasil
1. 0,1kg 6. 0,1 kg
2. 0,1 kg 7. 0,1 kg
3. 0,1 kg 8. 0,1 kg
4. 0,1 kg 9. 0,1 kg
5. 0,1 kg 10. 0,1 kg

0,1 𝑘𝑔
Rata-rata = 0,1 𝑘𝑔 = 1 kg
Sehingga : Uji kekerasan dikatakan baik apabila 4-8 kg. Namun boleh
dibawah 4 kg tetapi uji kerapuhannya harus sesuai (<0,8%). Hasil yang
diperoleh pada Uji kekerasan adalah 1 kg dan Uji kerapuhan adalah 0,2%.

Gambar 4.2 Alat Hardness Tester untuk uji kekerasan

3. Uji Kerapuhan
No. Sebelum uji kerapuhan No. Sesudah uji kerapuahn
1. 0,40 gram 1. 0,36 gram
2. 0,41 gram 2. 0,42 gram
3. 0,38 gram 3. 0,23 gram
4. 0,45 gram 4. 0,30 gram
5. 0,43 gram 5. 0,44 gram
6. 0,40 gram 6. 0,41 gram
7. 0,40 gram 7. 0,36 gram
8. 0,35 gram 8. 0,29 gram
9. 0,43 gram 9. 0,47 gram
10. 0,39 gram 10.
Total 4,04 gram 3,28 gram

Dik : W1 = 0,40 gram


W2 = 0,32 gram
Dit : F = ….?
W1−W2
Jawab : F= 𝑥 100%
𝑊1

11
0,40 gram − 0,32 gram
= 𝑥 100%
0,40 𝑔𝑟𝑎𝑚

0,08
= 𝑥 100% = 0,2 %
0,40

Gambar 4.3 Alat Friabilator untuk uji kerapuhan

4. Waktu Hancur
Suhu : 37,0oC
Waktu : 1,52 detik

Gambar 4.4 Alat Disintegration Tester untuk uji waktu hancur

B. Pembahasan
Pada praktikum kali telah dilakukan percobaan tentang pengaruh bahan
penghancur terhadap sifat fisik tablet dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan tentang formulasi sediaan tablet dan kontrol
kualitasnya ini praktikan melakukan pembuatan tablet yang terdiri dari
pencampuran, granulasi dan pengempaan tablet. Untuk percobaan kali ini
dilakukan beberapa uji evaluasi tablet yaitu uji keseragaman bobot, uji
kekerasan, uji kerapuhan dan uji waktu hancur,

12
Percobaan yang dilakukan yang pertama uji keseragaman bobot dilakukan
dengan menimbang satu persatu tablet sebanyak 20 buah pada neraca analitik
kemudian dilakukan perhitungan X dan kofisien variasinya (SD) yang
bertujuan untuk indicator homogenitas pencampuran formula. Hasil yang
praktikan dapatkan untuk uji keseragaman bobot dengan bobot rata-rata 0,39
gram Kolom A>300mg yaitu sekitar 5%, 0,39 gram x 5% yaitu 0,0195 mg.
Kolom B > 300MG yaitu sekitar 10%, 0,39 gram x 10% yaitu 0,039 mg dalam
Rentang bobot untuk 1 tablet yaitu 0,351 mg – 0,429 mg.
Uji kekerasan tablet pengujian dilakukan menggunakan alat Hardness
tester, tablet yang diuji sebanyak 10 tablet dengan cara satu persatu tablet
dimasukkan kedalam ujung alat pada posisi horizontal kemudian knop diputar
sehingga tertekan, bobot beban pada saat tablet pecah menunjukkan kekerasan
tablet, Menurut literatur pada umumnya tablet dikatakan baik, apabila
mempunyai kekerasan antara 4-8 kg. Kekerasan tablet kurang dari 4 kg
masih dapat diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas yang
ditetapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan
kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini yang dipakai
sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang
diberikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet. Kekerasan
tablet yang lebih dari 8 kg masih dapat diterima, asalkan masih memenuhi
persyaratan waktu hancur/desintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan, untuk
hasil percobaan yang telah praktikan dapatkan menunjukkan hasil kurang dari
4 kg yaitu sekitar 0,1 kg. Berdasarkan hasil dari praktikan lakukan bahwa tablet
paracetamol yang digunakan dalam pengujian tidak memenuhi syarat dalam
hal uji kekerasan. Pada percobaan selanjutnya dilakukan uji kerapuhan tablet,
tablet yang digunakan sebanyak 10 tablet cara melakukan uji ini dengan
membebas debukan 10 tablet menggunakan friabilator, uji ini dilakukan
selama 4 menit atau setara dengan seratus putaran dan setelah itu tablet
dilakukan penimbangan dan diperoleh hasil untuk perhitungan W2, Uji
kerapuhan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi (pengikisan)
yang terjadi pada permukaan tablet. Kerapuhan yang tinggi akan
mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet.

13
Dalam percobaan uji kerapuhan telah didapatkan hasil sebesar 0,2 %
sedangkan menurut literatur yang telah praktikan dapatkan menyebutkan
bahwa suatu kerapuhan/ friabilitas tablet sebaiknya tidak melebihi dari 0,8 %
sehingga dapat dilihat bahwa pada percobaan yang telah praktikan dapatkan
telah memenuhi persyaratan uji kerapuhan yang baik dikarenakan didaptkan
hasil yang tidak melebihi dari 0,8 %. Kemudian dilakukan uji waktu hancur
tablet dengan menggunakan 6 tablet yang dimasukkan kedalam alat uji waktu
hancur yaitu Desintegration tester. Masing-masing tablet dimasukkan kedalam
tabung yang berbeda kemudian dimasukan kedalam penangas air dengan suhu
sekitar 37℃, pengujian dilakukan hingga tablet mulai rapuh kemudian dicatat
waktu yang digunakan sebagai waktu hancur tablet tersebut, waktu hancur
juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat yang tidak
dimaksudkan untuk diabsorpsi tetapi lebih banyak bekerja dalam saluran cerna.
Dalam hal ini daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi
lebih luas untuk bekerja secara lokal dalam tubuh. Waktu hancur dapat
dipengaruhi olehbahan penghancur/desintegran (jenis dan jumlahnya) dan
banyaknya pengikat yang digunakan dalam formulasi tablet, karena
desintegran merupakan bahan yang akan menyebabkan tablet pecah dan hancur
dalam air atau cairan lambung. Tablet yang memiliki waktu hancur yang
sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dapat memberikan efek
terapi yang cepat. Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet
tidak bersalut adalah tidak lebih dari 15 menit, berdasarkan hasil percobaan uji
waktu hancur yang telah praktikan lakukan mendapatkan hasil waktu sekitar
1,52 detik sehingga percobaan untuk waktu hancur telah memenuhi persyaratan
uji yang baik dikarenakan tidak melebihi dari batas maksimal waktu hancur
suatu tablet.

14
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan. percobaan tentang pengaruh
bahan penghancur terhadap sifat fisik tablet dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan tentang formulasi sediaan tablet. Kami telah
melakukan beberapa uji evaluasi tablet yaitu uji keseragaman bobot, uji
kekerasan, uji kerapuhan dan uji waktu hancur.
Pada uji keseragaman bobot dengan bobot rata-rata 0,39 gram Kolom
A>300mg yaitu sekitar 5%, 0,39 gram x 5% yaitu 0,0195 mg. Kolom B >
300MG yaitu sekitar 10%, 0,39 gram x 10% yaitu 0,039 mg dalam Rentang
bobot untuk 1 tablet yaitu 0,351 mg – 0,429 mg.
Pada uji kekerasan tablet menurut literatur pada umumnya tablet dikatakan
baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg sehingga hasil kurang dari
4 kg masih dapat diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas yang
ditetapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan
kompresi dan sifat bahan yang dikempa.
Pada uji kerapuhan telah didapatkan hasil sebesar 0,2 % sedangkan
menurut literatur yang telah praktikan dapatkan menyebutkan bahwa suatu
kerapuhan/ friabilitas tablet sebaiknya tidak melebihi dari 0,8 % sehingga dapat
dilihat bahwa pada percobaan yang telah praktikan dapatkan telah memenuhi
persyaratan uji kerapuhan yang baik dikarenakan didapatkan hasil yang tidak
melebihi dari 0,8 %.
Pada uji waktu hancur yang telah praktikan lakukan mendapatkan hasil
waktu sekitar 1,52 detik sehingga percobaan untuk waktu hancur telah
memenuhi persyaratan uji yang baik dikarenakan tidak melebihi dari batas
maksimal waktu hancur suatu tablet.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ansel.(1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Universitas


Indonesia Press.Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1979). Farmakope Indonesia. Edisi
III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Lachman,L,Lieberman,H.A.,dan Kanig,J.L.,1989,Teori dan Praktek Farmasi
Industri,Universitas Indonesia, Jakarta.

Moechtar, 1990, Farmasi Fisika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Voight,R,1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh


Soewandhi,S.N.,Edisi 2, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

16
PERTANYAAN

1. Apa fungsi bahan penghancur terhadap sifat fisik tablet ?


2. Jelaskan mekanisme aksi dari bahan penghancur pada sediaan tablet ?

JAWABAN

1. membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel-


partikel penyusun, ketika tablet kontak dengan cairan lambung sehingga
akan meningkatkan disolusi tablet.
2. Bahan Penghancur memiliki lima mekanisme sebagai berikut :
1. Penguatan efek kapiler, yaitu dengan mempertahankan struktur pori
tablet kempa dan menunjukkan tegangan permukaan yang rendah
terhadap cairan, yang menyebabkan terjadinya penetrasi air yang cepat
melalui pori tersebut.
2. Penarikan air ke dalam tablet, yang menyebabkan tablet mengembang
dan kemudian pecah menjadi fragmen-fragmen yang sangat
menentukan kelarutan selanjutnya sehingga dapat tercapai ketersediaan
hayati yang diharapkan.
3. Pelepasan gas (terutama CO2), yang dapat merusak struktur tablet.
Mekanisme penghancur seperti ini sering ditemui dalam tablet
effervesen.
4. Pelelehan pada suhu tubuh.
5. Perusakan pengikat oleh reaksi enzimatik.

17

Anda mungkin juga menyukai