Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERCOBAAN 4

PRAKTIK FIBER OPTIK

REDAMAN BENDING KABEL FIBER OPTIK

DISUSUN OLEH :

Nafila Tsary Irfani

TE-4B / 13

4.31.14.1.14

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
I. Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik kabel fiber optic.
b. Mahasiswa dapat mengetahui redaman akibat bending pada fiber optik.
c. Mahasiswa dapat mengukur redaman akibat bending pada fiber optik.
d. Mahasiswa dapat menganalisa pengaruh bending terhadap redaman fiber optik.

II. Alat dan Bahan


1. Router Alcatel Lucent : 2 buah
2. Kabel Console / Kabel UTP : 3 buah
3. Putty : 1 buah
4. Laptop : 2 buah
5. Kabel fiber optic multimode LC – LC : 7 buah

III. Dasar Teori


Kabel fiber optic sangat bervariasi, mulai dari jenis fiber, konstruksinya dan
material pembungkusnya sampai dengan jumlah fiber core yang terkandung di
dalamnya. Serat optic adalah bahan yang sangat tipis dengan tingkat kemurnian
yang sangat tinggi seperti kaca, yang mana dapat menghantarkan cahaya dari suatu
asal sampai dengan tujuan tertentu dengan tingkat pembiasan yang sangat kecil.

Tipe dari fiber terdiri dari dua jenis tipe kabel fiber optic yaitu – Multimode dan
Singlemode.
1. Singlemode fiber memiliki core yang jauh lebih kecil dengan hanya 9 microns
dan hanya memiliki satu jalur yang dapat membawa satu cahaya dengan
kemampuan jarak tempuh lebih dari 100 kilometer.
2. Multimode fiber dapat membawa beberapa sinar cahaya sekaligus dalam jarak
yang tidak terlalu panjang. Oleh karena batasan kemampuan penggunaan
kurang dari satu kilometer panjang, maka lebih banyak dimanfaatkan untuk
backbone jaringan, umumnya memiliki dua jenis ukuran core yaitu 62.5 dan 50
microns.

Bending fiber optik adalah pelengkungan kabel fiber optik yang terjadi akibat
instalasi kabel, kelebihan panjang abel dan hal lain yang mungkin terjadi.
Kelengkungan pada fiber optik mengakibatkan meningkatnya redaman kabel.
2
Fiber optic mengalami redaman akibat bending, konektor, dan jarak kabel itu
sendiri.
Tabel 1.1 Parameter Pengujian Redaman per kilometer
NO Jenis Redaman
1 850 nm 3 dB per km
2 1300 nm 1 dB per km
“TIA-568”
Jadi 3,5 dan 1,5 dB / km max per EIA / TIA 568 ini secara kasar diterjemahkan
menjadi
a. Loss 0,1 dB per 100 kaki (30 m) untuk 850 nm.
b. Loss 0,1 dB per 300 kaki (100 m) untuk 1300 nm.

Selain parameter redaman akibat jarak tempuh fiber optic, pengujian dengan
parameter redaman akibat konektor dan splicing juga dilakukan. Parameter
pengujian redaman per konektor dan splicing yang di publikasikan oleh TIA.
Pada bending fiber optik dikenal istilah radius critical yang berarti titik kritis dalam
pelengkungan kabel fiber optik. Radius Critical pada kabel fiber optik dapat
diketahui dengan rumus :
3𝑛12 𝜆
𝑅𝑐 =
4𝜋[𝑛12 − 𝑛22 ]3/2
Keterangan :
Rc = Radius critical
N1 = nilai index bias core fiber optik
N2 = nilai index bias clading fiber optik
𝜆 = panjang gelombang sinyal cahaya

Selain radius critical dalam fiber optik bending ada loss akibat bending itu sendiri,
untuk menentukan nilai loss akibat bending dapat diketahui dengan rumus :
𝛼+2
𝛾𝑏𝑒𝑛𝑑 = 10 𝑙𝑜𝑔 𝑎
(2𝛼) (𝑅Δ)
Keterangan :
Δ = beda index bias core dan clading
R = radius pelengkungan
3
a = radius inti serat optik
𝛼 = fiber optik profil (1)
𝛾 = jumlah loss pada fiber optik

IV. Hasil Percobaan


1. Show interface Router 1

2. Show interface Router 3

4
a. Nilai input dan output sinyal cahaya serta hasil ping
No Router Jenis
Gambar Nilai I/O Sinyal
Metro Kabel

Tanpa
bending

Bending
1 (B1)

Router Bending
1
1 2 (B2)

Bending
3 (B3)

Bending
4 (B4)

5
Bending
5 (B5)

Bending
6 (B6)

No Router Jenis
Gambar Nilai I/O Sinyal
Metro Kabel

Tanpa
Bending

Router
2
3

Bending
1 (B1)

6
Bending
2 (B2)

Bending
3 (B3)

Bending
4 (B4)

7
Bending
5 (B5)

Bending
6 (B6)

3. Tabel data redaman kabel fiber optik


Router 1 Router 3 Power Power
Budget Budget Rata-Rata
No Jenis Kabel Tx R3 – Tx R1 – Redaman
Rx Tx Rx Tx
(dBm) (dBm) (dBm) (dBm) Rx R1 Rx R3 (dBm)
(dBm) (dBm)
Tanpa
1. Splicing -4.50 -4.77 -4.22 -4.56 0.06 0.55 0.305
(Normal)
2. B1 -4.49 -4.78 -4.12 -4.56 0.07 0.66 0.365

3. B2 -4.49 -5.08 -4.10 -4.56 0.07 0.98 0.525

4. B3 -4.50 -4.60 -40.00 -4.56 0.06 35.4 17.73

5. B4 -4.50 -4.60 -4.27 -4.56 0.06 0.33 0.195

6. B5 -4.47 -6.55 -4.27 -4.56 0.09 2.28 1.185

7. B6 -4.50 -4.58 -4.40 -4.56 0.06 0.18 0.12

8
4. Tabel data perhitungan redaman bending fiber optik
NO Jenis Kabel Diameter Bending Loss (dB)
1 Fine Kabel - -
2 B1 50 mm -0.346
3 B2 35 mm -0.501
4 B3 30 mm -0.568
5 B4 15 mm -0.869
6 B5 10 mm -1.045
7 B6 5 mm -1.346

5. Tabel redaman bending dari praktikum


Rata-rata Loss
NO Jenis Kabel Loss Pair 1 (dB) Loss Pair 1 (dB)
(dB)
1 Fine Kabel -0.55 -0.06 -0.305
2 B1 -0.66 -0.07 -0.365
3 B2 -0.98 -0.07 -0.525
4 B3 35.4 -0.06 17.73
5 B4 -0.33 -0.06 -0.195
6 B5 -2.28 -0.09 -1.185
7 B6 -0.18 -0.06 -0.12

V. Analisa
Pengujian redaman bending kabel fiber optic ini dilakukan dengan
menggunakan router metro Ethernet tipe alcatel lucent. Instalasi jaringan pada
router diatur dengan menghubungkan port 1/2/7 pada metro-e 1 ke port 1/2/7 metro-
e 2. Kabel yang digunakan untuk menghubungkan antar router ini adalah kabel fiber
optic, yang mana pada percobaan ini kabel akan diganti selama 7 kali dengan
diameter bending yang berbeda-beda. Setelah pengaturan pada router selesai,
saatnya melakukan konfigurasi dengan menghubungkan laptop dan router. Untuk
menghubungkan kedua perangkat ini dapat menggunakan kabel utp atau koneksi
wifi dari access point yang telah di setting sebelumnya. Namun dalam percobaan
kali ini proses menghubungkan laptop dan router menggunakan kabel utp karena
lebih mudah untuk login ke software Putty. Terdapat beberapa konfigurasi yang

9
dilakukan pada router diantaranya konfigurasi port router, konfigurasi router
interface, konfigurasi router mpls, konfig router ldp, konfig router rsvp, dan konfig
router protocol ospf. Hasil tabel data redaman didapatkan dengan memberikan
perintah show router interface.
Pada pengujian pertama dengan menggunakan kabel fiber optic tanpa bending,
rata-rata redaman yang didapatkan sebesar -4.7525 dBm. Redaman ini tergolong
rata-rata redaman yang paling kecil diantara kabel bending yang lain. Hal ini sudah
sesuai dengan teori dimana salah satu faktor yang menyebabkan redaman dalam
serat optik adalah faktor bending atau lengkungan. Saat menggunakan kabel dengan
diameter bending 50 mm, hasil rata-rata redaman yang didapat sebesar -5.0475
dBm. Dengan diameter bending sebesar 35 mm, rata-rata redaman yang didapat
sebesar -4.9425 dBm. Pada percobaan keempat dengan menggunakan kabel dengan
diameter bending 30 mm menghasilkan rata-rata redaman -4.96 dBm.
Menggunakan kabel dengan diameter bending 15 mm menghasilkan rata-rata
redaman -5.2175 dBm. Kabel bending dengan diameter 10 mm menghasilkan
redaman -5.205 dBm. Terakhir percobaan menggunakan kabel dengan diameter
bending 5 mm menghasilkan rata-rata redaman -5.445 dBm. Dari ketujuh hasil
percobaan, hasil rata-rata redaman yang paling kecil adalah saat menggunakan
kabel serat optik tanpa bending. Sedangkan rata-rata redaman paling tinggi saat
menggunakan kabel dengan diameter bending 5 mm. Jika dilihat dari ketujuh nilai
rata-rata hasil pengukuran, redaman yang terjadi saat pengiriman data
menggunakan kabel serat optik tanpa bending masih tergolong sangat tinggi.
Pada tabel kedua dapat dilihat data perhitungan bending loss dari kabel serat
optik yang digunakan. Redaman yang didapat saat menggunakan kabel dengan
diameter bending 50 mm adalah -0.346 dB. Saat menggunakan kabel dengan
diameter bending 35 mm menghasilkan redaman -0.501 dB. Pada bending 3 dengan
diameter 30 mm redamannya adalah -0.568 dB. Dengan diameter bending 15 mm
menghasilkan redaman yang lebih besar dibanding sebelumnya yaitu -0.869 dB.
Semakin kecil diameter bending didapatkan hasil redaman yang semakin besar
seperti ketika menggunakan kabel dengan diameter bending 5 mm menghasilkan
redaman -1.346 dB. Artinya data perhitungan dan data pengukuran langsung
memiliki hasil yang sama, dimana semakin kecil diameter bending justru redaman
yang dihasilkan semakin besar.

10
Dalam percobaan ini juga dilakukan penghitungan redaman dengan
membandingkan masing-masing pair yang digunakan dalam pengiriman data. Pada
tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa loss pair 1 pada kabel dengan diameter bending
5 mm memiliki redaman sebesar -1.65 dB begitu juga dengan loss pair 2 pada kabel
ini sebesar -1.87 dB. Dari tujuh kali percobaan hasil redaman ini merupakan nilai
yang paling besar. Dapat dianalisa bahwa dengan diameter lengkungan yang kecil,
data lebih susah terkirim melewati kabel lengkungan tersebut.

VI. Kesimpulan
Dari percobaan ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Sesuai dengan teori faktor penyebab redaman pada pengiriman menggunakan
kabel fiber optik, redaman atau lengkungan menjadi salah satu faktor penyebab
redaman serat optik. Redaman pada serat optik sangat mempengaruhi
pengiriman data.
2. Pada percobaan ini dihasilkan rata-rata redaman tertinggi yaitu sebesar -5.445
dBm saat transmisi menggunakan kabel fiber optic dengan diameter bending 5
mm. Kemudian redaman yang paling kecil yaitu -4.7525 dBm dengan
menggunakan kabel fiber optic tanpa bending atau lengkungan.
3. Pada perhitungan loss pair fiber optic bending, loss paling besar dihasilkan oleh
kabel dengan diameter bending 5 mm dengan rata-rata redaman sebesar -1.76
dB dan rata-rata loss paling kecil pada kabel tanpa ada bending sebesar -0.375
dB.
4. Loss pada kabel fiber optik dengan bending yang paling tinggi adalah bending
atau lengkungan dengan diameter paling kecil yaitu 5 mm.

11

Anda mungkin juga menyukai