Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

STUDIO DAN SITEM PRODUKSI TV

VIDEO SWITCHER

Disusun Oleh :
MOCHAMMAD DWI ARI WIBOWO
4.31.14.1.13
TE-4B

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
1. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui perangkat switcher pada studio
2. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi dan mensimulasikan perangkat switcher
yang disediakan pada studio

2. DASAR TEORI
Pada sebuah studio yang digunakan untuk produksi acara dalam siaran
televisi terdapat perangkat-perangkat yang digunakan untuk mendukung
pembuatan produksi tersebut. Dalam sebuah produksi terdapat dua ruangan yang
digunakan yaitu ruangan studio dan ruangan master control. Umumnya perangkat
yang digunakan telah memenuhi standar produksi secara nasional hingga standar
internasional. Hasil yang diperoleh bergantung pada spesifikasi perangkat dan
proses konfigurasi perangkat tersebut.
Pada praktek ini konfigurasi dilakukan pada switcher. Switcher merupakan
faktor penting dalam sebuah produksi dalam televise. Peran dari switcher yaitu
untu memindahkan gambar yang akan ditampilkan ada layar televisi sesuai
dengan instruksi dai floor director tentang kamera yang aktif sedang merekam
scene. Switcher ini berfungsi untuk mengatur input dan output yang dihasilkan
dari sebuah rekaman yang dilakukan.

Gambar 1. Contoh Switcher


Perangkat Switcher ini memiliki banyak tombol yang dapat dijalankan sesuai
fungsinya. Pada gambar di bawah ini merupakan penjelasan dai fungsi masing-
masing tombol dan port input dan output ke perangkat lain.

Gambar 2. Bagian Switcher PANASONIC AV-HS400AN

Pola dari perpindahan frame dapat diganti-ganti (tidak monoton),


menyesuaikan spesifikasi serta fitur keunggulan dari masing-masing perangkat.
Perpindahan layar menggunakan tuas seperti berikut.

Gambar 3. Tuas perpindahan Switcher


3. ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Camcorder SONY PXWX 180
2. Kabel SDI
3. Switcher SONY MCS 8M

4. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 4. Rangkaian Switcher pada STUDIO 1.

5. LANGKAH KERJA
1. Menghubungkan camcorder ke switcher menggunakan kabel SDI pada studio.
2. Menghubungkan switcher ke monitor.
3. Menyalakan perangkat kamera.
4. Menyalakan perangkat switcher.
5. Menyalakan perangkat monitor.
6. Memilih next transition pada switcher.
6. HASIL
Tabel 1. Hasil Konfigurasi Next Transition Switcher
Kondisi Posisi Hasil
Cam 1

Cam 2

Cam 3

PGM
AUX (yang
ditampilkan)

Cam 1

Cam 2

Cam 3

PGM
AUX (yang
ditampilkan)

7. ANALISIS DATA
Percobaan dimulai dengan menghubungkan ketiga kamera pada studio ke
switcher dan menghubungkan switcher ke monitor lalu menghidupkan semua
perangkat. Percobaan dilakukan dengan memilih kamera mana yang akan
ditampilkan dengan menekan tombol pada bagian crosspoint. Perpindahan kamera
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu menekan tombol PGM pada area crosspoint
atau menggunakan fader pada transition area. Tombol PGM/A bus crosspoint
terdapat 10 tombol, tetapi yang digunakan hanya 1 sampai 3 karena hanya 3 kamera
yang digunakan. Tombol PGM/A digunakan untuk memilih sinyal PGM/A bus.
Pada sistem flip-flop, sinyal line video utama (PGM) selalu terpilih. Tombol PST/B
terdiri dari 10 tombol, sama seperti PGM/A, yang digunakan hanya 3 tombol karena
hanya tersedia 3 kamera. Tombol PST/B bus crosspoint digunakan untuk memilih
sinyal video PST/B bus. Pada sistem flip-flop, gambar yang akan ditampilkan
(PST) selalu terpilih.
Pada tombol AUX bus dedicated crosspoint bagian CLN, PVW, PGM
digunakan untuk memilih sinyal yang ditampilkan sebagai keluaran output AUX
bus. Sedangkan tombol AUX crosspoint digunakan untuk memilih sumber dari bus
mana yang dipilih oleh tombol AUX bus selector. Feder lever pada transition area
dapat digunakan untuk mengeksekusi background atau key transition. Ketika
dipindahkan sampai sejauh feder lever tidak dapat dipindahkan atau digeser, maka
transisi akan lengkap (completed). Ketika dioperasikan selama auto transition, maka
auto transition akan berpindah ke operasi manual segera setelah posisi fader
mengambil alih jumlah dari transisi yang sedang dieksekusi.
Menekan tombol crosspoint berfungsi untuk memilih material yang akan
ditargetkan sebagai background transition. Dengan menekan tombol tersebut, sinyal
akan terpilih dan indikator dari tombol terpilih akan menyala. Warna indikator
lampu dari tombol tergantung pada status operasi seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Light indicator

Warna merah akan menyala ketika input sinyal yang terpilih adalah keluaran ke
PGM dan warna hijau akan terpilih ketika input sinyal yang terpilih buka keluaran
ke PGM. Terdapat 2 pilihan bus mode yaitu sistem A/B atau sistem flip-flop (sistem
PGM/PST). Pada percobaan digunakan sistem flip-flop dimana sinyal yang terpilih
pada PGM/A bus merupakan keluaran sebagai PGM image dan sinyal terpilih pada
PST/B adalah keluaran dari PVW (PST) image seperti contoh pada gambar 6.

Gambar 6. Sistem flip flop

Sebelum transisi sinyal PGM/A pada tombol 1 berwarna merah yang artinya
sinyal dari tombol 1 sedang ditampilkan dan PST?B tombol 2 berwarna hijau yang
artinya sinyal dari tombol 2 akan ditampilkan, kemudian selama transisi warna dari
kedua tombol akan berwarna merah dan setelah transisi, warna tombol PGM/A
tombol 2 akan berubah merah dan PST/B tombol 1 akan berubah hijau yang artinya
sinyal dari PGM/A tombol 2 sedang ditampilkan. Untuk transisi dapat dilakukan
dengan menggeser slider (fader lever) pada transisition area untuk memperoleh
transisi secara halus, sedangkan jika ingin berpindah langsung dapat menekan
tombol pada PGM/A secara langsung tanpa harus menggunakan fader laver.
8. KESIMPULAN
Dari percobaan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1. Video switcher dapat digunakan untuk memilih atau memindah tampilan dari
beberapa kamera.
2. Perpindahan kamera dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu menekan tombol PGM
pada area crosspoint atau menggunakan fader pada transition area.
3. Tombol PGM/A bus crosspoint terdapat 10 tombol, tetapi yang digunakan hanya
1 sampai 3 karena hanya 3 kamera yang digunakan.
4. Tombol PST/B terdiri dari 10 tombol, sama seperti PGM/A, yang digunakan
hanya 3 tombol karena hanya tersedia 3 kamera.
5. Tombol PGM/A digunakan untuk memilih sinyal PGM/A bus dan tombol PST/B
bus crosspoint digunakan untuk memilih sinyal video PST/B bus.
6. Pada sistem flip-flop, akan terpilih sinyal line video utama pada PGM dan
gambar yang akan ditampilkan pada PST.
7. Fader laver pada transition area dapat digunakan untuk mengeksekusi
background atau key transition.
8. Transisi dapat dilakukan dengan menggeser slider pada transisition area untuk
memperoleh transisi secara halus, sedangkan jika ingin berpindah langsung
dapat menekan tombol pada PGM/A secara langsung tanpa harus menggunakan
fader laver.

Anda mungkin juga menyukai