Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH AVERTEBRATA AIR

KLASIFIKASI POLYCHAETA
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Sigit Febrianto,S.Kel. M.Si

Disusun Oleh :
1. Mutia Apriliani (26010116120004)
2. Cita Susila (26010116120006)
3. Renanda Nur Erviana (26010116120009)
4. Hasniyah Ikrimah (26010116120010)
5. Trisha Putri Valentina (26010116120015)
6. Erni Dwi Utari (26010116120016)
7. Akwila Gozion (26010116120021)
8. Dwi Krityasari (26010116120024)

Departemen Manajemen Sumberdaya Akuatik


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Annelida yang sering juga disebut Annulata adalah salah satu jenis cacing yang
bersegmen. Jika dilihat dari namanya Annelida yang berasal dari bahasa latin (annulus yang
berarti cincin). Tubuhnya yang bersegmen menyerupai cincin itu sehingga banyak yang
menyebutnya cacing gelang. Annelida merupakan salah satu filum invertebrate yang memiliki
struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan filum-filum invertebrate lainnya.
Tubuhnya berongga (celomata) dan tripoblastik. Beberapa spesies cacing yang termasuk ke
dalam filum Annelida hidup di dalam air tawar, air laut dan juga di darat serta ada juga yang
hidup sebagai parasit. Tubuhnya berkutikula dan licin.
Filum Annelida terdiri dari cacing berbuku-buku seperti cacing tanah. Perkembangan
buku-buku badan ini memungkinkan adanya pembentukan fungsi yang berbeda dalam ruas
badan (segmentasi) yang berbeda. Annelida memiliki coelom yang besar untuk
mengakomodasi organ dalam yang lebih kompleks. Filum ini ditemukan sebagian besar
lingkungan basah seperti air tawar dan dilaut. Panjang anggotanya mulai dari dibawah satu
milimeter sampai tiga meter. Dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu Polychaeta, Oligochaeta,
dan Hirudinea.
Polychaeta adalah kelas cacing annelida yang umumnya hidup di laut,sebagian juga
ditemukan di sungai dan danau (air tawar) dan sebagin lainnya ditemukan di darat
(terrestrial). Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau
setae yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku. Tubuhnya berwarna menarik, seperti
ungu kemerah-merahan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah klasifikasi polychaeta adalah :

Bagaimana klasifikasi dari polychaeta?


1.3 Tujuan

Tujuan pada makalah klasifikasi polychaeta adalah :

Untuk mengetahui klasifikasi dari polychaeta


BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Polychaeta

Polychaeta berasal dari bahasa latin yang terdiri atas Poly dan chetae, poly artinya
banyak sedangkan chetae merupakan bagian yang menyerupai rambut yang terletak di pinggir
kanan dan kiri badan cacing. Ciri khas dari Polychaeta adalah banyaknya chetae yang terlihat
seperti kaki-kaki di seluruh badannya (Rasidi, 2013).

Polychaeta adalah cacing berambut banyak. Cacing ini umumnya hidup dilaut.
Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau seta
yang dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku.Tubuhnya berwarna menarik, seperti
ungu kemerah-merahan. Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang
alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia. Alat ini pun berperan sebagai
alat pernafasan. Sebagian besar berukuran 5-10 cm, tetapi ada yang kurang dari 1 mm dan
ada juga yang mencapai 3 m.

B. Struktur Tubuh Polycaeta


Polychaeta memiliki kepala yang dapat dibedakan dari bagian tubuh lainnya.Bagian
kepala ini dibentuk oleh prostomium( ruas I ) dan peristomium ( ruas II ). Pada prostomium
ini terdapat dua buah tentakel prostomium, sepasang palpus , dan dua pasang bintik mata.
Sedangkan pada peristomium terdapat empat pasang tentakel yang berfungsi sebagai organ
sensori terhadap sentuhan, rasa, menghindari predator dan aktivitas lainnya. Terdapat lobus
pipih pada setiap sisi dari masing-masing ruas yang disebut parapodium yang memiliki
cirrus, lobus repirasi dan rambut.

C. Alat Gerak
Polychaeta dapat bergerak karena adanya perpaduan gerak antar parapodia, otot
dinding tubuh & cairan rongga tubuh. Pada Polychaeta ada yang disebut dengan gerak
undulating. Gerak undulating mengakibatkan cacing dapat menjalar & berenang dengan
cepat.
D. Sistem Resprasi
• Bernafas dengan insang
• Pertukaran gas via permukaan tubuh juga terjadi
• Beberapa jenis tiap ruas terdapat insang, kecuali ujung anterior & posterior
• Pada cacing yang mengalami modifikasi, jumlah & letak insang terbatas pada ruas
tertentu.

E. Sistem Pencernaan
Polychaeta memiliki cara makan yang sesuai dengan kebiasaan hidup. Kebiasan
tersebut dibagi menjadi 3 antara lain:
• Raptorial feeder: avertebrata kecil ditangkap dengan pharink/probosis yang dijulurkan,
terdapat rahang kitin
• Deposit feeder: menelan pasir & lumpur dalam lorong; bahan organik dicerna & partikel
mineral dikeluarkan via anus, atau melalui tentakel cilia yang berlendir
• Filter feeder: tidak punya probosis tutup kepala dilengkapi radiola untuk menyaring detritus
& plankton.

F. Sistem Reproduksi
Reproduksi Seksual
• Dioesious & monoesious
• Seksual via fertilisasi eksterna (ovum & sperma di lepas di air). Zigot → trokofor → juvenil
Reproduksi Aseksual
• Pada Cirratulidae, Sabellidae, Spionidae & Syllidae (Tunas/Budding) dari parapodia. bagian
tubuh menjadi dua bagian.
• Epitoksi (pembentukan individu reproduktif) merupakan fenomena reproduksi khas
polychaeta—hewan tampak jadi dua bagian.

G. Saraf dan Indera


Sistem saraf dan indera pada Polychaeta dibagi menjadi beberapa bagian antara lain
sebagai berikut:
• Sistem saraf tangga tali
• Alat indera utama: mata, “nuchal organ” & statocyst
• Mata berkembang baik (errantia), bintik mata/tidak ada (sedentaria)
• Fungsi mata: fotoreseptor
• Nuchal organ: kemoreseptor untuk mendeteksi makanan
• Sel peraba terdapat diseluruh tubuh, terutama parapodia & kepalaSistem syaraf, indera &
sirkulasi

H. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi dibedakan menjadi beberapa bagian antara lain:
• Cacing yang tidak mempunyai pembuluh darah: protonefridia solenosit
• Cacing yang mempunyai pembuluh darah: metanefridia
- Nefrostom: corong bersilia
- Nefridial kanal: pembuluh ekskresi
- Nefridiophor: lubang ekskresi, bermuara pada neuropodium
• Nefridia juga berfungsi sebagai alat osmoregulasi

I. Peranan Polychaeta
Produksi ikan dan udang di perairan laut sangat bergantung dengan produksi serasah
yang dihasilkan oleh hutan mangrove. Kelompok moluska ekonomis juga sering ditemukan
berasosiasi dengan tumbuhan penyusun hutan mangrove.Polychaeta secara ekologi berperan
penting sebagai makanan hewan dasar seperti ikan dan udang. Pada ekosistem terumbu
karang, polychaeta turut menyumbang kalsium karbonat (CaCO3). Spesies tertentu seperti
Capitella capitata dapat digunakan sebagai indikator pencemaran perairan (Junardi dan Elvi,
2008).
Salah satu sumber daya hayati perairan yang penting dalam ekosistem laut
adalah Polychaeta. Capitella capitata dan Paraprionospio pinnata merupakan spesies dari
anggota Polychaeta yang telah digunakan sebagai bioindikator pencemaran lingkungan
laut. Peranan Polychaeta yang cukup besar ini, baik dalam hal ekologi, bahan makanan,
maupun sebagai bioindikator pencemaran lingkungan laut mendorong penulis untuk
mengetahui lebih jauh tentang jenis-jenis Polychaeta (Erviani et al. 2015).
Beberapa contoh polychaeta yang penting yaitu :
1. Eunice viridis atau cacing wawo
2. Lysidice oele atau cacing palolo
3. Neanthes virens,dan
4. Nereis virens
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Polychaeta adalah cacing berambut banyak. Cacing ini umumnya hidup dilaut. Seluruh
permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau seta yang dilapisi
kutikula sehingga licin dan kaku.Tubuhnya berwarna menarik, seperti ungu kemerah-
merahan.

Proses respirasi , ekskresi , peredaran darah dan system syaraf pada polychaeta hampir
sama dengan yang dimiliki oleh olygochaeta, yang sedikit berbeda adalah dalam
reproduksinya.

Golongan polychaeta pada umumnya dan nereis virens pada khususnya merupakan
hewan berumah dua , tidak memiliki klitelum dan pembuahannya secara aseksual. Sel telur
yang telah dibuahi akan berkembang menjadi larva yang disebut trochophora.
DAFTAR PUSTAKA

Junardi dan E. R. P. Wardoyo. 2008. Struktur Komunitas dan Karakteristik Substrat Cacing
Laut (Polychaeta) di Perairan Pantai Mangrove Peniti, Kalimantan Barat.
Biodiversitas. 9(3): 213-216 hlm.
Rasidi. 2013. Mengenal Jenis-Jenis Cacing Laut Dan Peluang Budidayanya Untuk
Penyediaan Pakan Alami Di Pembenihan Udang. Media Akuakultur. 8(1): 57-62 hlm.

Anda mungkin juga menyukai