Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Cairan tubuh merupakan sarana untuk transport zat makanan maupun sisa-sisa metabolisme yang
membawa nutrein (komponen makanan) mulai dari proses absorpsi mendistribusikan sampai ke
tingkat intraseluler tempat nutrein mengalami proses metabolisme. Hasil metabolisme akan
didistribusikan ke seluruh tubuh dan ekskresinya akan dikeluarkan melalui tubuh. Bagi tubuh
manusia air tersebut berfungsi sebagai pelarut zat gizi, fasilitator pertumbuhan, sebagai katalis
reaksi biologis, pelumas pengatur suhu tubuh, serta sebagai sumber mineral bagi tubuh. Sumber
air yang terdapat bagi tubuh berasal dari minuman, makanan serta air metabolisme dalam tubuh.
(Proverawati & Erna, 2011)

Cairan tubuh dibagi menjadi 2, yaitu intra sel dan ekstra sel. Cairan intraseluler (CIS) cairan yang
berada didalam sel merupakan jumlah cairan terbanyak, kira-kira 70% dari jumlah total air dalam
tubuh. Sedangkan cairan ekstraseluler (CES) merupakan cairan yang berada di luar sel, kira-kira
30% dari cairan seluruh tubuh. (Syaifuddin, 2013).

Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan fisiologis yang digunakan untuk alat
transportasi zat nutrisi, elektrolit dan sisa metabolisme, sebagai komponen pembentuk sel, plasma,
darah, dan komponen tubuh yang lainnya sebagai pengatur suhu tubuh dan seluler. (Maryunani &
Anik. 2015).

Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk metabolisme
tubuh. Beberapa sistem organ di dalam tubuh yang membantu dalam proses pemenuhannya,
diantaranya yaitu ginjal, kulit, paru serta gastrointestinal (Hidayat & Musrifatul Uliyah, 2012).

Keseimbangan cairan dalam tubuh menurut Irianto (2014) dipengaruhi oleh jumlah asupan cairan
(input) dan pengeluaran (output). Asupan cairan yang masuk dalam tubuh berasal dari sumber
makanan dan minuman, cairan yang dibutuhkan oleh tubuh dalan 24jam antara 1800 ml – 2500
ml. Sedangkan pengeluaran (output) didapatkan dalam bentuk urin 1200 ml – 1500 ml/hari,
pengeluaran feses 100 ml/hari, paru-paru pengeluaran sekitar 300 ml – 500 ml/hari, serta
pengeluaran melalui kulit Insesible Water Loss (IWL) 600 ml – 800 ml.
Menurut Sarpini, 2014 keseimbangan cairan tubuh sehari-hari dapat digambarkan sebagai berikut:
Keseimbangan Cairan Tubuh Sehari-Hari
Intake Output
metabolisme 10% 250mL Keringat 8% 200mL
Makanan 30% 750mL Feses 4% 100mL
Minuman 60% 1500mL Kulit/paru 28% 700mL
Urin 60% 1500mL
Total 100% 2500mL Total 100% 2500mL
B. Mekanisme Fisiologis Kebutuhan Cairan
Pengaturan kebutuhan cairan dapat dilakukan melalui system endokrin (ADH, aldosteron,
glukokortikoid), prostaglandin, dan mekanisme rasa haus. (Saputra, Lyndon. (2013). Catatan
Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher)

ADH (antidiuretic hormone)  Mekanisme haus diatur dalam rangka


berperan dalam menigkatkan Glukokortikoid  pemenuhan kebutuhan cairan
reabsorbsi air dalam tahap hormon yang
pembentukan urine disekresikan oleh Rasa haus merupakan faktor pendorong
korteks adrenal  pemasukan air dari luar
Aldosteron  hormone yang meningkatkan
disekresi oleh kelenjar adrenal  reabsorbsi natrium 
Mekanisme rasa haus diawali dengan
bekerja di tubulus ginjal dan volume darah
osmolaritas cairan ekstrasel
meningkatkan absorbsi natrium meningkat & retensi
 retensi natrium  retensi air natrium
Merangsang ginjal melepaskan renin
yang menimbulkan produksi
Prostaglansin  asam lemak alami yang terdapat pada ginjal  angiotensin II sehingga merangsang
berperan mengatur sirkulasi ginjal dan reabsorbsi natrium hipotalamus untuk rasa haus

C. Rencana Asuhan
1. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit yang perlu diperhatikan
meliputi:
1.1 Asupan cairan dan makanan
1.2 Pengeluaran cairan, misalnya melalui urine dan feses
1.3 Penyakit atau cedera yang dapat menyebabkan ganggun keseimbangan cairan dan elektrolit
1.4 Pengobatan tertentu yang sedang dijalani
1.5 Status kehilangan atau kelebihan cairan
1.6 Perubahan berat badan
1.7 Status perkembangan dan faktor biologis
2. Pemeriksaan Fisik : Data Fokus
2.1 Sistem integument, meliputi turgor kulit, pitting edema ( derajat 1 kedalaman 1-3 mm
kembali 3 detik, derajat 2 kedalaman 3-5 mm kembali 5 detik, derajat 3 kedalaman 5-7 mm
kembali 7 detik, derajat 4 kedalaman > 7 mm kembali 7 detik ), tetani, fungsi otot, dan
sensasi rasa
2.2 Sistem kardiovaskuler, meliputi distensi vena jugularis, tekanan darah, dan bunyi jantung
2.3 Sistem penglihatan, meliputi kondisi mata dan cairan mata
2.4 Sistem neurologi, meliputi reflex, tingkat kesadaran, dan gangguan sensorik serta motoric
2.5 Sistem gastrointestinal, meliputi keadaaan mukosa mulut, mulut, lidah, dan bising usus
(Saputra, Lyndon. (2013).
D. Pemeriksaan penunjang

No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Manfaat


Natrium : 135-145 mEq/L
Memantau keseimbangan cairan
Kalium : 3,5-5,3 mEq/L
1 Serum elektrolit didalam tubuh/fungsi fiologis yg
Klorida : 95-105 mEq/L
stabil
Ion bikarbonat: 22-26 Eq/L
Laki-laki 40 – 54%
2 Hematokrit (Ht) Wanita 37 – 47% Mengukur jumlah sel darah merah
Anak-anak 34 – 47%
Pria: 4.5 – 5.9 (4.5 – 5.5)
Mengetahui adanya kelainan sel
3 Eritrosit (juta/ul)
darah merah
Wanita: 4 – 5 (juta/ul)
Pria : 13.5 – 17.5 (13 – 16)
Indeks kapasitas pembawa oksigen
4 Hemoglobin (Hb) (g/dl)
darah (indikator anemia)
Wanita : 12 – 15 (g/dl)
pH : 7,35-7,45
Untuk pengukuran yang tepat dari
Analisis Gas darah arteri Po2 : 80 -100 mmHg
5 kadar oksigen dan karbon dioksida
(AGD) Pco2 : 35-45 mmHg
dalam tubuh
O2 : 94-100%

E. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa 1 : Kekurangan volume cairan
a. Definisi : Penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler. Ini mengacu
pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium
b. Batasan Karakteristik : Penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, penurunan
volume nadi, penurunan turgor kulit, penurunan turgor lidah, penurunan haluaran urin,
penurunan pengisian vena, membrane mukosa kering, kulit kering, peningkatan
hematocrit, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi, peningkatan konsetrasi
urine, penurunan berat badan tiba-tiba, haus, kelemahan, perubahan status mental
c. Faktor Yang Berhubungan : kehilangan cairan aktif, kegagalan mekanisme regulasi
2. Diagnosa 2 : Kelebihan volume cairan
a. Definisi : Peningkatan retensi cairan isotonik
b. Batasan Karakteristik : Bunyi napas adventisius, gangguan elektrolit, anasarca, ansietas,
azotemia, perubahan tekanan darah, perubahan status mental, perubahan status mental,
perubahan pola pernapasan, penurunan hematokrit, penurunan hemoglobin, dispnea,
edema, peningkatan tekanan vena sentral, asupan melebihi haluaran, distensi vena
jugularis, oliguria, ortopnea, efusi pleura, reflex hepatojugular positif, perubahan tekanan
arteri pulmonal, kongesti pulmonal, gelisah, perubahan berat jenis urine, bunyi jantung S3,
penambahan berat badan dalam waktu sangat singkat
c. Faktor Yang Berhubungan : Gangguan mekanisme regulasi, kelebihan asupan cairan,
kelebihan asupan natrium
F. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa 1 : Kekurangan volume cairan
Tujuan (outcome 1) Fluid management Rasional:
criteria): Fluid balance;  Pertahankan catatan  Monitoring jumlah cairan yang
Hydration; Nutritional intake dan output masuk dan keluar dengan baik
Status : Food and Fluid yang akurat  Perubahan status hidrasi, membran
Intake  Monitor status mukosa, turgor kulit
hidrasi (kelembaban menggambarkan berat ringannya
Kriteria Hasil : membran mukosa, kekurangan cairan.
Mempertahankan urine nadi adekuat,  Perubahan jumlah partikel terlarut
output sesuai dengan usia tekanan darah dalam urine
dan BB, BJ urine normal, ortostatik), jika  Perubahan tanda vital dapat
HT normal; Tekanan diperlukan menggambarkan keadaan umum
darah, nadi, suhu tubuh  Monitor hasil lab klien
dalam batas normal; yang sesuai dengan  Memberikan pedoman untuk
Tidak ada tanda tanda retensi cairan (BUN , menggantikan cairan.
dehidrasi, Elastisitas Hmt , osmolalitas  Jika memerlukan cairan tambahan
turgor kulit baik, urin)  Perubahan status nutrisi bisa
membran mukosa  Monitor vital sign menjadi masalah
lembab, tidak ada rasa  Monitor masukan  Meningkatkan jumlah cairan tubuh
haus yang berlebihan makanan / cairan dan  Menyesuaikan dengan kondisi
hitung intake kalori tubuh
harian  Meningkatkan asupan cairan dan
 Kolaborasi nutrisi
pemberian cairan IV  Menghindari terjadinya output
 Monitor status nutrisi belebihan
 Berikan cairan
 Berikan cairan IV
pada suhu ruangan
 Dorong masukan oral
 Berikan penggantian
nesogatrik sesuai
output
Diagnosa 2 : Kelebihan volume cairan
Tujuan (outcome 1) Fluid management Rasional:
criteria): Electrolit and  Pertahankan catatan intake  Monitoring jumlah cairan
acid base balance; Fluid dan output yang akurat yang masuk dan keluar
balance; Hydration  Monitor hasil lab yang sesuai  Perubahan jumlah partikel
dengan retensi cairan (BUN , terlarut dalam urine
Kriteria Hasil: Terbebas Hmt , osmolalitas urin)
dari edema, efusi,  Monitor status hemodinamik,  Peningkatan tekanan darah
anaskara; Bunyi nafas CVP, MAP, PAP, dan PCWP biasanya berhubungan
bersih, tidak ada dengan kelebihan volume
dyspneu/ortopneu; cairan
Terbebas dari distensi  Monitor vital sign  TTV dapat menggambarkan
vena jugularis, reflek keadaan umum klien
hepatojugular (+);  Kaji lokasi dan luas edema  Mengetahui bagian yang
Memelihara tekanan vena mengalami edema
sentral, tekanan kapiler  Monitor masukan makanan /  Kelebihan bisa berakibat
paru, output jantung dan cairan dan hitung intake buruk pada kondisi klien
vital sign dalam batas kalori harian
normal; Terbebas dari  Berikan diuretik sesuai  Diuretik berfungsi untuk
kelelahan, kecemasan
interuksi meningkatkan ekskresi
atau kebingungan;
cairan
Menjelaskan indikator
 Kolaborasi dokter jika tanda  Mencegah terjadinya
kelebihan cairan
cairan berlebih muncul hivopolemi
memburuk
2) Fluid Monitoring
 Monitor intake dan utput  Mengetahui cairan yang
masuk maupun keluar
 Monitor serum dan elektrolit  Mengetahui partikel terlarut
urine di dalam urine
 Monitor BP, HR, dan RR  Perubahan menggambarkan
keadaan umum
 Monitor tekanan darah  Karena adanya GJK ataupun
orthostatik dan perubahan karena obat-obat
irama jantung antihipertensi
 Monitor parameter  Jika terjadinya perubahan
hemodinamik invasive pada sistem peredaran darah
tubuh
 Catat secara akurat intake dan  Pantau jika ada kelebihan
output cairan
 Monitor adanya distensi  Akibat terjadinya retensi
leher, rinchi, oedem perifer cairan
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala dari  Mengetahui jika ada edema
odema
 Beri obat yang dapat  Diuretik bisa meningkatkan
meningkatkan output urin ekskresi cairan

G. Daftar Pustaka
Ed. Herman T.H and Komitsuru. S. (2011). Nanda Internasional Nursing Diagnosis,. Definition
and Clasification 2012-2014.Jakarta: EGC
Guyton, Artur C. (2008). Fisiologi Tubuh Manusia Edisi Ke-6 Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara
Publisher
Hidayat, A. Aziz., & Musifatul Uliyah. (2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia (KDM):
Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya: Health Book
Irianto, Ferli. (2014). Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi (Balance Nutrition In
Reproductive Health). Bandung: ALFABETA
Maryunani, Anik. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor: In Media
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan. Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction
Proverawati, A., & Erna, K. W. (2011). Ilmu Gizi Untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Saputra, Lyndon. (2013). Catatan Ringkasan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Binarupa
Aksara Publisher
Sarpini Rusbandi. 2014. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Edisi Revisi.
Jakarta: InMEDIA
Syaifuddin. (2013). Anatomi Fisiologi. Edisi: 4. Jakarta: EGC

Banjarmasin, Oktober 2018

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Yustan Azidin., Ns., M.Kep) (Yuliyati., S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai