Nomor : 49/DOK/POKJA.BWS.S-IV/2018
Tanggal : 31 Desember 2018
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
LEMBAR PENGESAHAN
Nomor : 50/DOK/POKJA.BWS.S-IV/2018
Tanggal : 31 Desember 2018
Ditetapkan oleh,
PPK Air Tanah dan Air Baku - II
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sulawesi IV
Provinsi Sulawesi Tenggara
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – I
UMUM
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – II
PENGUMUMAN PEMILIHAN
DENGAN PASCAKUALIFIKASI
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – III
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – IV
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – V
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – VI
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – VII
PETUNJUK PENGISIAN
DATA KUALIFIKASI
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – VIII
TATA CARA
EVALUASI KUALIFIKASI
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – IX
RANCANGAN KONTRAK
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – X
SPESIFIKASI
TEKNIS DAN GAMBAR
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – XI
DAFTAR
KUANTITAS DAN HARGA
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – XII
DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB I
UMUM
A. Dokumen Pemilihan ini disusun untuk membantu peserta dalam meyiapkan Dokumen
Penawaran.
B. Dalam hal terdapat pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data Pemilihan
(LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), maka yang digunakan adalah ketentuan
pada Lembar data Pemilihan (LDP).
- Kontrak Harga : adalah kontrak dengan harga satuan yang tetap untuk
Satuan setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu yang telah ditetapkan, volume atau kuantitas
pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak
ditandatangani, pembayaran berdasarkan hasil pengukuran
bersama atas realisasi volume pekerjaan dan nilai akhir
Kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan
diselesaikan.
- Kerja Sama : yang selanjutnya disingkat KSO adalah kerja sama usaha
Operasi (KSO) antar penyedia yang masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan
perjanjian tertulis.
- Pokja Pemilihan : adalah sumber daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan
UKPBJ untuk mengelola pemilihan Penyedia.
- Pejabat Pembuat : yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
Komitmen (PPK) kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara/ anggaran belanja
daerah.
- Pelaku Usaha : adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik
sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang
ekonomi.
- Daftar Kuantitas : adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan
dan Harga kuantitas dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran.
- Harga Satuan : yang selanjutnya disingkat HSP adalah harga satu jenis
Pekerjaan (HSP) pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu.
- Harga Terendah : adalah metode evaluasi dalam hal harga menjadi dasar
penetapan pemenang di antara penawaran yang memenuhi
persyaratan administrasi, teknis, dan kualifikasi.
- User ID : adalah nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari
pengguna yang digunakan untuk beroperasi di dalam
Aplikasi SPSE.
DOKUMEN PEMILIHAN II - 1
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB III
1. Identitas Pokja 1.1. Identitas pokja pemilihan sebagaimana tercantum dalam LDP.
dan Lingkup
Pekerjaan Nama paket, lingkup pekerjaan, dan lokasi pekerjaan
1.2. sebagaimana tercantum dalam LDP.
Tender ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang
3. Peserta Tender 3.1. berbentuk badan usaha atau KSO yang memenuhi kualifikasi.
3.10 Penyedia jasa yang akan melakukan KSO untuk memenuhi jenis
pekerjaan yang ditenderkan dapat terdiri atas penyedia jasa
konstruksi umum (general), spesialis, mekanikal/ elektrikal,
dan/atau keterampilan tertentu.
4. Pelarangan 4.1. Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
terhadap Aturan berkewajiban untuk mematuhi aturan pengadaan dengan tidak
Pengadaan melakukan tindakan sebagai berikut:
5. Larangan 5.1. Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya,
Pertentangan menghindari dan mencegah pertentangan kepentingan para pihak
Kepentingan. yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
8. Sertifikat 8.1. Setiap tenaga ahli, teknisi/analis dan operator yang akan
Kompetensi melaksanakan pekerjaan wajib memiliki sertifikat kompetensi
Kerja kerja.
9. Satu Penawaran 9.1. Setiap peserta, baik tunggal maupun sebagai anggota KSO hanya
Tiap Peserta. boleh memasukkan satu penawaran untuk satu paket pekerjaan.
B. DOKUMEN PEMILIHAN
10. Isi Dokumen 10.1. Dokumen Pemilihan terdiri atas Dokumen Tender dan
Pemilihan Dokumen Kualifikasi.
2) Dokumen Administrasi:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan;
b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
c) Daftar Peralatan Utama;
d) Daftar Personel Manajerial beserta Surat pernyataan
kepemilikan sertifikat kompetensi;
e) Formulir Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK);
f) Daftar Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan
(apabila disyaratkan).
12. Pemberian 12.1. Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi
Penjelasan. SPSE sesuai jadwal dalam aplikasi SPSE.
12.8. Dalam hal waktu tahap penjelasan telah berakhir, peserta tidak
dapat mengajukan pertanyaan namun Pokja Pemilihan masih
mempunyai tambahan waktu untuk menjawab pertanyaan yang
masuk pada akhir jadwal.
13. Perubahan 13.1. Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-
Dokumen hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu
Pemilihan ditampung, maka Pokja Pemilihan menuangkan ke dalam
Adendum Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.
15. Biaya Dalam 15.1. Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
Penyiapan penyampaian penawaran.
Penawaran
15.2. Pokja Pemilihan tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun
yang ditanggung oleh peserta.
d. Dokumen lain:
1) Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila
memenuhi syarat untuk diberikan preferensi harga);
2) Daftar barang yang diimpor (Apabila ada).
18. Harga 18.1. Total Harga penawaran ditulis dalam angka dan huruf.
Penawaran
18.2. Peserta mencantumkan harga satuan dan harga total untuk tiap
mata pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
20. Masa Berlaku 20.1. Masa berlaku penawaran sesuai dengan ketentuan
Penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
21. Pengisian Data 21.1. Peserta berkewajiban untuk mengisi formulir isian elektronik data
Kualifikasi kualifikasi dalam aplikasi SPSE atau mengisi data penyedia pada
aplikasi Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP)
22. Pakta Integritas 22.1. Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN), serta akan
mengikuti proses pemilihan secara bersih, transparan, dan
profesional.
23. Jaminan 23.1. Dalam hal HPS di atas Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar
Penawaran Asli rupiah), Jaminan Penawaran asli disampaikan sebagai bagian
dari dokumen administrasi.
24. Persiapan 24.1. Dokumen Penawaran disampaikan oleh peserta terdiri atas 1
Dokumen (satu) Dokumen Penawaran yang telah disandikan/dienkripsi dan
Penawaran terdiri atas:
a. Penawaran administrasi;
b. Penawaran teknis; dan
c. Penawaran harga.
26. Batas Akhir 26.1. Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui
Waktu aplikasi SPSE kepada Pokja Pemilihan paling lambat pada waktu
Pemasukan yang ditentukan oleh Pokja Pemilihan sebagaimana tercantum
Penawaran. dalam LDP.
26.4. Dalam hal setelah batas akhir pemasukan penawaran tidak ada
peserta yang memasukkan penawaran, Pokja Pemilihan dapat
memperpanjang batas akhir jadwal pemasukan penawaran.
31.7. Dalam hal peserta tidak hadir karena tidak dapat mengakses
data kontak (misal akun email atau no telepon) tidak dapat
dibuka/dihubungi, tidak sempat mengakses atau alasan teknis
apapun dari sisi peserta, maka risiko sepenuhnya ada pada
peserta.
32. Penawaran 32.1. Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) penawar yang dinyatakan
Harga Secara lulus administrasi, teknis, dan kualifikasi, Peserta dapat
Berulang (e- diberikan kesempatan untuk berkompetisi kembali dengan
reserve auction) cara menyampaikan penawaran harga lebih dari 1 (satu) kali
dan bersifat lebih rendah dari penawaran sebelumnya.
33. Klarifikasi dan 33.1. Dalam hal hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi
Negosiasi persyaratan administrasi, teknis, dan kualifikasi, dilakukan
Teknis dan klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga
Harga
33.2. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan pekerjaan
yang dapat mempengaruhi harga untuk dilakukan negosiasi.
F. PENETAPAN PEMENANG
34. Penetapan 34.1. Pokja Pemilihan menetapkan pemenang apabila isian yang
Pemenang disampaikan peserta pada formulir isian kualifikasi benar dan
masih berlaku/valid.
36. Sanggah dari 36.1. Sanggahan dari Peserta yang memasukkan penawaran yang
Peserta Tender namanya tertera dalam surat penawaran dan/atau tertera dalam
akta pendirian perusahaan.
37. Sanggah 37.1. Peserta dapat mengajukan sanggah banding apabila tidak
Banding dari setuju atas jawaban sanggah.
Peserta Tender
37.2. Penyanggah menyampaikan sanggah banding secara tertulis
kepada KPA selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah
jawaban sanggah dimuat dalam aplikasi SPSE. Tembusan
sanggah banding disampaikan kepada APIP sesuai LDP.
38. Penunjukan 38.1. Pokja Pemilihan menyampaikan Berita Acara Hasil Pemilihan
Penyedia Barang (BAHP) kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan
/ Jasa tembusan kepada Kepala UKPBJ sebagai dasar untuk
menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ).
39. BAHP, Berita 39.1. Pokja Pemilihan menuangkan ke dalam BAHP atau Berita
Acara Lainnya Acara tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan
dan Kerahasiaan penyedia secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau
Proses difasilitasi aplikasi SPSE.
40. Tender Gagal 40.1. Pokja Pemilihan menyatakan tender gagal, apabila:
a. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
b. Dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi
persaingan tidak sehat;
c. Harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi dari HPS;
d. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang
tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54
tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya dan Dokumen
Pengadaan ternyata benar;
e. Sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi Dokumen
Pengadaan ternyata benar; dan
f. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2,
setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam
klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.
41. Tindak Lanjut 41.1. Setelah pengumuman adanya tender gagal, Pokja Pemilihan
Tender Gagal atau Pokja Pemilihan pengganti (apabila diganti) meneliti dan
menganalisis penyebab terjadinya tender gagal, menentukan
pilihan langkah selanjutnya, yaitu antara lain melakukan:
a. evaluasi ulang terhadap Dokumen Penawaran yang
telah masuk;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran hanya untuk
peserta yang memasukkan penawaran;
c. tender ulang; atau
d. penghentian proses tender.
41.6. Dalam hal tender ulang yang disebabkan oleh KKN yang
melibatkan Pokja Pemilihan/PPK, tender ulang dilakukan
oleh Pokja Pemilihan/PPK yang baru.
I. JAMINAN PELAKSANAAN
J. PENANDATANGANAN KONTRAK
C. SUMBER DANA Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: SBSN Tahun
Anggaran 2019
1.
2.
3.
4.
Q. JAMINAN 1. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama 270 (Dua Ratus Tujuh
PELAKSANAAN Puluh) hari kalender sejak penandatanganan kontrak.
R. JAMINAN UANG 1. Besarnya Jaminan Uang Muka adalah senilai Uang Muka yang
MUKA diterima oleh Penyedia. [jika diberikan uang muka]
, 20
Nomor :
Lampiran :
Kepada Yth. :
Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pekerjaan
Konstruksi Balai Wilayah Sungai Suawesi IV Kendari Tahun Anggaran 2019
di
Perihal : Penawaran Pekerjaan Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air
Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kab. Buton Selatan Provinsi
Sulawesi Tenggara
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan
akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan serta Pokja
Pemilihan tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila
dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia
dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan
kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Fa/KSO
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
…………………….
Jabatan
DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 1
BWS SULAWESI IV KENDARI
B. BENTUK PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) – (apabila ber-KSO)
CONTOH
[dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti tender dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam
bentuk Kerja Sama Operasi (KSO).
1. Secara bersama-sama:
[dst]
3. Masing-masing peserta anggota KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut
pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari KSO.
4. Pembagian sharing dalam KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran
maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-
masing anggota KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian
ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar
peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain- lain.
(_ ) (_ ) (_ ) [dst]
Catatan:
Apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka Surat Perjanjian Kerja Sama
Operasi ini harus dinotariatkan.
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai JAMINAN
PENAWARAN No._________
selaku ____________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
_________________________ [nama bank] berkedudukan di __________________
[alamat]
PENJAMIN
Alamat : ___________________________
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
3. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;
4. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh yang dijamin.
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak
lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
[Bank]
Meterai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ............[bank]
[Nama dan Jabatan]
CONTOH
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah
80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak
e. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan efektif mulai
tanggal [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
TERJAMIN
PENJAMIN
Materai
Rp.6000,00
( ) ( )
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ...............[penerbit jaminan]
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai
PENJAMIN
Alamat : ___________________________
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp
Alamat : ____________________________
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
1. Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf ..........) hari kalender, dari
tanggal .................. s.d. ..................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari Penerima Jaminan paling lambat
14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana
tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Sanggahan Banding tidak benar dari Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat
Sanggahan Banding yang diajukan Yang Dijamin tidak benar.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak
lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
...............................................................................................................................
Dikeluarkan di : ______________________
[Bank]
Meterai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
menkonfirmasi Garnsi [Nama dan Jabatan]
ini ke ...................[bank]
CONTOH
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar berkaitan dengan
sanggahan banding terhadap hasil pelelangan yang
diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
pada tanggal
TERJAMIN PENJAMIN
Meterai Rp6000,00
[Cantumkan dan jelaskan sesuai dengan ketentuan dalam IKP dan LDP. Jika diperlukan,
keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
CONTOH
CONTOH
1
2
dst
CONTOH
Nama : _________________________________________
Jabatan : _________________________________________
Alamat : _________________________________________
Dengan ini menyatakan bahwa Personel Manajerial yang saya usulkan dalam Dokumen
Penawaran, sudah memiliki SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Dokumen Pemilihan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung
jawab, apabila di kemudian hari ditemukan data lain/keterangan yang berbeda dengan surat
pernyataan ini, saya tidak akan menuntut dan bersedia dikenakan sanksi sebagai berikut:
, 20
( )
[nama jelas]
CONTOH
A. Subpenyedia Spesialis
1. ......
1. ...... 2. ......
Dst.
1. ......
2. ..... 2. ......
Dst.
Setempat
1. ......
1. ...... 2. ......
Dst.
1. ......
2. ...... 2. ......
Dst.
CONTOH
DAFTAR ISI
C.1.Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
Jabatan : .........................................
dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada …………… [isi sesuai
dengan nama Pokja Pemilihan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan
demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan
konstruksi:
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
Jabatan : ...............................................
Jabatan : ……………
dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada …………… [isi sesuai
dengan nama Pokja Pemilihan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan
demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan
konstruksi:
Kegiatan : ..................
Lokasi : .................
PENILAIAN RISIKO
Keterangan:
Kolom (1), (2), (3) mengikuti tabel dalam LDP huruf M.6
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
Dibuat oleh,
Kegiatan : ..................
Lokasi : .................
SASARAN PROGRAM
KHUSUS
NO TIPE/JENIS PENGENDALIAN
PEKERJAAN RISIKO
URAIAN TOLOK SUMBER JANGKA INDIKATOR MONITORING PENANGGUN
UKUR DAYA WAKTU PENCAPAIAN G JAWAB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Dibuat oleh,
CONTOH
No. ……………………….
ANTARA
DAN
Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ….., yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia
peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan
Lessee/penerima peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Tahun
1.
2.
dst..
Untuk selanjutnya disebut sebagai PERALATAN. Perjanjian Sewa antara PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA ini dilangsungkan dan diterima berdasarkan kesepakatan yang termuat
secara tertulis dalam pasal- pasal berikut:
Pasal 1
PENERIMAAN PERALATAN
PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK PERTAMA
dalam kondisi baik.
Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara kedua belah
pihak yang akan disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai Pemenang
dalam Paket Pekerjaan ……………[diisi nama paket]
Pasal 3
Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama berjalannya
Paket Pekerjaan ……[diisi nama paket] terhitung setelah PIHAK KEDUA dinyatakan
sebagai pemenang dan telah keluar Surat Perintah Kerja dari Pemberi Tugas.
Pasal 4
1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan
kepadanya kwitansi tanda terima dari PIHAK PERTAMA.
2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi yang
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 5
PEMBATALAN
1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA berturut- turut
sesuai dengan pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa memerlukan teguran terlebih
dahulu dari PIHAK PERTAMA, telah cukup bukti bahwa PIHAK KEDUA dalam keadaan
lalai atau wanprestasi.
2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini batal
dengan sendirinya tanpa diperlukan putusan dari pengadilan negeri yang berarti kedua
belah pihak telah menyetujui untuk melepaskan segala ketentuan yang telah termuat
dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA yang
atas kuasanya dengan hak substitusi untuk mengambil PERALATAN milik PIHAK
PERTAMA, baik yang berada di tempat PIHAK KEDUA atau tempat pihak lain yang
mendapati hak daripadanya.
4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila PIHAK
KEDUA tidak memenangkan pelelangan Paket Pekerjaan ……………[diisi
nama paket].
Pasal 6
1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap operasi
dan akan memobilisasi ke Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK KEDUA.
Pasal 7
Pasal 8
LAIN-LAIN
Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya yang
berkekuatan hukum yang sama dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh kedua pihak
PT. ……… [diisi nama perusahaan PT. ……… [diisi nama perusahaan
Nama Penyedia :
Alamat :
Nama Gabungan barang dan jasa :
Pengguna Gabungan barang dan jasa :
No. Dokumen Gabungan barang dan jasa :
Nilai Gabungan Barang dan Jasa TKDN Barang & Jasa
Uraian (Rp) (%)
Barang
Jasa
Penjelasan :
Kolom (1)
Barang:
Biaya material langsung (bahan baku) adalah biaya material terpakai yang digunakan untuk
membuat suatu produk jadi sehingga mempunyai fungsi tertentu contoh pelat, besi beton,
besi siku, H-Beam, tiang pancang, dan pipa.
Biaya peralatan terpasang (barang jadi ) adalah biaya produk jadi yang sudah mempunyai
fungsi tertentu dan akan diintegrasikan atau dipasang pada suatu produk akhir atau paket
pekerjaan gabungan barang dan jasa, contoh pompa, compressor, electrical equipment.
Jasa:
Manajemen Proyek dan Perekayasaan adalah biaya seluruh tenaga kerja yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek mulai dari manajerial sampai dengan tenaga kerja pendukung
langsung yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan proyek, contoh manajer proyek, site
manager, supervisor, drafter dan engineer.
Alat Kerja/Fasilitas Kerja adalah biaya alat kerja/fasilitas kerja yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan jasa yang bersangkutan dan pada akhir pekerjaan tetap menjadi
milik dari penyedia barang/jasa, seperti biaya sewa alat berat, mobil dan sebagainya.
Biaya Konstruksi/Fabrikasi adalah biaya tenaga kerja yang terlibat langsung pada
proses pekerjaan di lapangan atau di workshop (pekerjaan fabrikasi) dan/atau biaya untuk
DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 24
BWS SULAWESI IV KENDARI
pekerjaan konstruksi yang diikat dalam suatu kontrak kerja yang merupakan fungsi langsung
pada suatu pekerjaan di lapangan, contoh tukang dan tenaga terampil lainnya, contoh jenis
pekerjaan teknisi instalasi, perawatan, welder, operator, helper, subkontraktor konstruksi,
subkontraktor pembersihan lahan, dan subkontraktor pemasangan pondasi.
Biaya Jasa Umum dinilai berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan
pekerjaan jasa atau yang berhubungan dengan kegiatan pekerjaan jasa, contoh biaya
kalibrasi, sertifikasi, mobilisasi dan demobilisasi, biaya listrik, biaya asuransi, biaya
penginapan, biaya perjalanan dinas, jasa pengiriman/kurir.
Kolom (2)
Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya material langsung (bahan baku),
peralatan (barang jadi), tenaga kerja dan konsultan, alat kerja/fasilitas kerja, dan jasa umum
yang berasal dari dalam negeri.
Kolom (3)
Biaya Komponen Luar Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku),
Peralatan (Barang Jadi), tenaga kerja dan konsultan, Alat/Fasilitas Kerja, dan jasa umum
yang berasal dari luar negeri.
Kolom (4)
Kolom (5)
TOTAL HARGA
3 Diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor
Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas
PAKTA INTEGRITAS
dalam rangka pengadaan ___________ [isi nama paket] pada __________ [isi sesuai
dengan nama Pokja Pemilihan] dengan ini menyatakan bahwa:
2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia
menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.
Isian Data Kualifikasi bagi Peserta Tunggal atau Peserta sebagai Leadfirm KSO
berbentuk Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/PD [bagi pegawai K/L/PD yang sedang cuti diluar
tanggungan K/L/PD ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai K/L/PD yang
sedang cuti diluar tanggungan K/L/PD”];
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para
pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam;
E- Mail : _______________________________________
E-Mail : _______________________________________
a. Nomor : __________________________________
b. Tanggal : __________________________________
c. Nama Notaris : __________________________________
d. Nomor Pengesahan Kementerian : __________________________________
Hukum dan HAM (untuk yang
berbentuk PT)
a. Nomor : _______________________________________
b. Tanggal : _______________________________________
2. : ……………………….
Masa Berlaku Izin Usaha
3. : ………………………..
Instansi Penerbit
b. Tanggl ……………
4. Kualifikasi : ………………………..
5. Klarfikasi : ………………………..
6. Subklasifikasi : ………………………..
: a. Nomor ……………
b. Tanggl ……………
: a. Nomor ……………
b. Tanggl ……………
2. Pajak
1 2 4 5 6 7 8
(nilai paket tertinggi pengalaman sesuai yang disyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir)
Tanggal
Kontrak Selesai
Nama Sub Pekerjaan/
Paket Klasifikasi PHO
No. Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Berdasarkan
BA
Alamat/ No /
Nilai Kontrak Serah
Telepon Tangga
Terima
l
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
(untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru
berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)
Pemberi Tugas /
Tanggal
Pejabat Pembuat
Kontrak Selesai
Komitmen/Pejabat
Ringkasan Pekerjaan/
Nama Paket Pembuat Komitmen
No. Lingkup Lokasi PHO
Pekerjaan Pekerjaan Berdasarkan
Alamat/ No / BA
Nama Nilai Kontrak
Telepon Tang Serah
gal Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
L. Kualifikasi Keuangan
Nomor : _______
Tanggal : _______
PT/CV/Firma/Koperasi
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang dapat
dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax, dan email kantor cabang yang
dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
D. Izin Usaha
Tabel izin usaha :
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku surat izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
L. Kualifikasi Keuangan
Diisi dengan nomor dan tanggal laporan keuangan/neraca tahun terakhir, nama
auditor/konsultan akuntan publik yang menyiapkan laporan keuangan/neraca tahun
terakhir, dan kekayaan bersih perusahaan berdasarkan laporan keuangan/neraca
tahun terakhir. Penyedia menyampaikan Laporan Keuangan/Neraca Tahun Terakhir.
A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sesuai yang
tercantum dalam Lembar Data Kualifikasi.
KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada pekerjaan sesuai yang disyaratkan
dalam
10 (sepuluh) tahun terakhir.
b. dalam hal KSO, yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang mewakili
/leadfirm KSO;
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar dari
pekerjaan.
a. Ketentuan ini berbentuk pernyataan oleh peserta pada aplikasi SPSE. Tidak perlu
dinyatakan dalam surat pernyataan, kecuali untuk KSO;
b. Apabila suatu saat ditemukan bukti bahwa peserta mengingkari pernyataan
ini/menyampaikan informasi yang tidak besar terhadap pernyataan ini, maka
dapat menjadi dasar untuk pengenaan sanksi daftar hitam.
b. Σnilai kontrak paket pekerjaan diambil dari daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan dalam Formulir Isian Kualifikasi.
c. SKN harus sama atau lebih besar dari 10% (sepuluh perseratus) nilai total HPS.
d. Apabila ditemukan bukti peserta tidak mengisi daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan walaupun sebenarnya ada pekerjaan yang sedang dikerjakan, maka
apabila pekerjaan tersebut menyebabkan SKN peserta tidak memenuhi, maka
dinyatakan gugur, dikenakan sanksi daftar hitam, dan pencairan jaminan
penawaran (apabila ada).
D. Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi meterai tidak digugurkan,
peserta diminta untuk membayar denda meterai sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
E. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja Pemilihan dapat
meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi/konfirmasi secara tertulis namun tidak
boleh mengubah substansi Formulir Isian Kualifikasi termasuk dapat melakukan
peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q.
Satuan Kerja ……. berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal …….
tentang ……. [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan:
yang bertindak untuk dan atas nama ………….. [nama badan usaha] selanjutnya
disebut “Penyedia”.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi .......... [diisi
nama paket pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp. ……….. (………..
ditulis dalam huruf ……..) dengan kode akun kegiatan ……….;
(2) Kontrak ini dibiayai dari ……….. [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor :
............ atas nama Penyedia : .................
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan
untuk masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 5
MASA KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan
Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung
sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …)
hari kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak
dihitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan selama
.................................................. (.......dalam huruf......) hari kalender.
yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan
Kerja ……. berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. tentang
……. [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan :
yang bertindak untuk dan atas nama ..................... [nama badan usaha KSO]
sebagai badan usaha Kerja Sama Operasi (KSO) yang beranggotakan sebagai
berikut:
(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini melalui Surat
Penunjukan Penyediaan Barang/ Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi ................... [diisi nama paket pekerjaan] sebagaimana diterangkan
dalam dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, tenaga
kerja konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan
dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani
Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan Penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkon- firmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi .......... [diisi
nama paket pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN
PEMBAYARAN
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
Pasal 5
MASA KONTRAK
(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan
Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung
sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …)
hari kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak
dihitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan selama
.................................................. (.......dalam huruf......) hari kalender.
[nama lengkap]
[jabatan]
A. Ketentuan Umum
1.28.
Penyedia adalah Pelaku Usaha yang
menyediakan barang/jasa berdasarkan Kontrak.
3. Bahasa dan Hukum 3.1. Bahasa Kontrak harus dalam bahasa Indonesia.
5. Wakil Sah Para 5.1 Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan
Pihak untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang
disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat
berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia
hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh Wakil Sah
Para Pihak atau pejabat yang disebutkan dalam
SSKK.
13. KSO KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang
disebut dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas
nama KSO dalam pelaksanaan hak dan kewajiban
terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.
15. Tugas dan 15.1. Semua gambar dan rencana kerja yang
Wewenang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
Pengawas Kontrak, untuk pekerjaan permanen maupun
Pekerjaan pekerjaan sementara mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan
17. Akses ke Lokasi 17.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK,
Kerja Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau pihak
yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja dan lokasi
lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan
dilaksanakan
20. Surat Perintah 20.1 PPK menerbitkan SPMK paling lambat 14 (empat
Mulai Kerja (SPMK) belas) hari kerja sejak tanggal penandatanganan
Kontrak atau 14 (empat belas) hari kerja sejak
penyerahan lokasi kerja pertama kali.
23. Rapat Persiapan 23.1 Paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
Pelaksanaan diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
Kontrak pekerjaan, PPK bersama dengan Penyedia, unsur
perancangan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak
25. Pengukuran / 25.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK dan
Pemeriksaan Pengawas Pekerjaan bersama-sama dengan Penyedia
Bersama melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail
terhadap kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana
mata pembayaran, Tenaga Kerja Konstruksi, dan
Peralatan Utama (Mutual Check 0%).
27. Masa Pelaksanaan 27.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, Penyedia
berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan
pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan RMPK, serta menyelesaikan
pekerjaan paling lambat selama Masa Pelaksanaan
yang dinyatakan dalam SSKK.
32. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan
selesai/pengakhiran pekerjaan.
34. Perubahan Kontrak 34.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
36. Perubahan Harga 36.1 Perubahan Harga Kontrak dapat diakibatkan oleh:.
a. perubahan pekerjaan;
b. penyesuaian harga; dan/atau
c. Peristiwa Kompensasi.
38. Keadaan Kahar 38.1 Contoh Keadaan Kahar tidak terbatas pada: bencana
alam, bencana non alam, bencana sosial,
pemogokan, kebakaran, kondisi cuaca ekstrem, dan
gangguan industri lainnya..
40. Pemutusan 40.1 Pemutusan Kontrak dapat dilakukan oleh PPK atau
Kontrak Penyedia.
47. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus
Penyedia dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam melaksanakan
kontrak, meliputi:
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga dan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik
kepada PPK;
d. melaksanakan, menyelesaikan dan menyerahkan
pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara
cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan
untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
g. mengambil langkah-langkah yang memadai dalam
rangka memberi perlindungan kepada setiap orang yang
berada di tempat kerja maupun masyarakat dan
lingkungan sekitar yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi dan proses produksi;
h. melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan
yang sesuai dengan kewenangan Pengawas
Pekerjaan dalam Kontrak ini;
i. hak dan kewajiban lain yang timbul akibat lingkup
pekerjaan ditentukan di SSKK
62. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang
PPK harus dilaksanakan oleh PPK dalam melaksanakan
Kontrak, meliputi :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan
yang dilaksanakan oleh Penyedia;
b. menerima laporan-laporan secara
periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
c. menerima hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan dan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak.
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam Kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;
e. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak; dan
f. menilai kinerja Penyedia.
65. Tenaga Kerja 65.1 Setiap Tenaga Kerja Konstruksi yang bekerja
Konstruksi pada pekerjaan ini wajib memiliki sertifikat
kompetensi kerja
69. Hari Kerja 69.1 Orang hari standar atau satu hari orang bekerja
adalah 8 (delapan) jam, terdiri atas 7 (tujuh) jam kerja
(efektif) dan 1 (satu) jam istirahat
G. Pengawasan Mutu
75. Perbaikan Cacat 75.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan
Mutu pemberitahuan Cacat Mutu kepada Penyedia segera
setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut. Penyedia
bertanggung jawab atas Cacat Mutu selama Masa
Kontrak.
H. Penyelesaian Perselisihan
78. Itikad Baik 78.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling
percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam Kontrak.
4.2 & 5.1 Wakil Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:
Sah
Para Pihak Untuk PPK:
Nama :......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah PPK]
Berdasarkan Surat Keputusan PPK
…… nomor .…. tanggal ……. [diisi nomor dan tanggal
SK pengangkatan Wakil Sah PPK]
Untuk Penyedia:
Nama : ......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah Penyedia]
Berdasarkan Surat Keputusan …… nomor
.…. tanggal ……. [diisi nomor dan tanggal SK
pengangkatan Wakil Sah Penyedia]
Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah terima
sebagian pekerjaan (secara parsial)
31.8 Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama ......... [diisi jumlah hari
Pemelihara kalender dalam angka dan huruf] hari kalender terhitung
an sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).
Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah terima
sebagian pekerjaan (secara parsial) dan sudah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan.
68.4.(c) Denda akibat Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk
Keterlambatan setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu
perseribu) dari ....... (sebelum PPN) [diisi dengan
memilih salah satu dari Harga Kontrak atau harga
bagian Kontrak yang tercantum dalam Kontrak dan
belum diserahterimakan apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial]
75.4 Perbaikan Denda keterlambatan akibat Cacat Mutu untuk setiap
Cacat Mutu hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.
76.1 Umur a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki Umur
Konstruksi dan Konstruksi selama ........ (.........dalam
Pertanggungan huruf.................) tahun sejak
terhadap Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan.
Kegagalan [diisi sesuai dengan yang tertuang dalam
Bangunan dokumen perancangan]
b. Pertanggungan terhadap Kegagalan
Bangunan ditetapkan selama ........ (.........dalam
huruf...........) tahun sejak Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan. [diisi sesuai dengan umur rencana
pada huruf a apabila umur konstruksinya tidak
lebih dari 10 (sepuluh) tahun]
Harga
Harga %
Mata Satuan Satuan
No Kuantitas Satuan Terhada Keteranga
Pembayara Ukuran Penawara n
n HPS p HPS
n (Rp)
1 ……….. ……….. ……….. ………..(Rp) ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
a. Pekerjaan Utama
Bagian Pekerjaan Nama Alamat Kualifikasi
No Keterangan
yang Subpenyedi Subpenyedi Subpenyedi
1 ………..
Disubkontrakkan ………..
a ………..a ………..
a ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
Jabatan Pengalama
Nama Sertifikat
dalam Tingkat n Kerja
No Personel Kompeten Keteranga
Pekerjaa Pendidikan/Ijazah Sesuai n
Manajerial si Kerja
n ini Jabatan
1 ……….. ……….. ……….. ………..
(Tahun) ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
DAFTAR PERALATAN
UTAMA
Nama
Merk Statu
No Peralata Kapasita Jumlah Kondisi s Keterangan
dan s
n Utama Kepemilikan
1 ……….. Tipe
……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst
.............................................R..E..N
...C
...A..N
...A
....K..E..S..E..L..A..M
....A
. TAN
KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
[tanda tangan],
[nama lengkap]
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
Nama Perusahaan :
.................. Kegiatan
: .................. Lokasi
: .................
Tanggal dibuat : .................. halaman :
….. / …..
PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIP IDENTIFIKA SKALA PENETAPAN
NO DAMPAK TINGKA
E SI KEKERAPA KEPARAHA PRIORIT PENGENDALIAN
PEKERJA BAHAYA N N T AS RISIKO K3
AN RISIKO
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Keterangan:
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
Dibuat oleh,
Dibuat oleh,
BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIK
UMUM
IDENTIFIKASI PEKERJAAN
Lokasi Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air
Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
berada di Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan dengan lingkup
pekerjaan meliputi :
- Pembuatan Intake = 1 Buah
- Jaringan Pipa Transmisi = 18,05 Km
- Pembuatan Bak Recervoar Kap. 72m3 = 1 Buah
Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar
negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib
memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar
Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki
standar-standar sebagai berikut :
diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas. Bila ternyata hasil
pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa Pengadaan
harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang
ditentukan.
2.9. Valve
1. Umum
▪ Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan
dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang
disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan dikeluarkan oleh
satu pabrik.
▪ Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan
huruf timbul yang dapat menunjukkan (bila diperlukan) :
▪ Nama pemilik proyek
▪ Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
▪ Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
▪ Tekanan kerja
▪ Diameter nominal
▪ Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
▪ Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa
atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
▪ Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight joint are
made in the thread”
2. Gate Valve
▪ Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve yang
ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
▪ Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids” (AWWA C
500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya dan
didesain khusus untuk tekanan kerja
▪ Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T
(Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebab 20 buah yang seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
▪ Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka
material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
▪ Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
▪ Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid
wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal
mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi
terbuka.
▪ Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing
box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari
asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp
atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas
persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring
seal dan paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-collar dan dapat
dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya
dalam posisi terbuka penuh.
▪ Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron , rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup
harus disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan “………………………….."
pada bagian atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan baut.
Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah
dicoating dengan anti karat.
▪ Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada uraian
pekerjaan.
• Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit,
stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
• Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
• Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
• Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
• Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara
terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan
spesifikasi sebagai berikut :
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber
seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti
'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504)
atau standard Internasional lain yang disetujui yang sama atau lebih tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90 o dari posisi
terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal.
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan perbaikan,
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus
dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak
mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification for
Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B(ASTM
Designation A 126) atau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti standard
JIS-8 2213.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang.
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil / tunggal
3.1. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
▪ SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
▪ SNI 0039-2013 Pipa Baja Bergalvanis
▪ SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
▪ SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
▪ SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
▪ SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
▪ SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang
kelabu.
2. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum dilapisi pelindung dalam
dan luar sebagai berikut :
3. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang
sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian
luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang
dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus
sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan standar berikut ini :
▪ Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
▪ Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus
terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari
22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga
potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus
terdiri dari empat potongan bend.
3.3. Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
• Primer, Type B yang dispesifikasikan di atas
• Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4 mm +/-
0,8 mm.
• Bonded asbestos felt
• Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8 mm minimum.
• Bonded asbestos felt; dan
• Satu lapisan water resistant whitewash
Sistim pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih dari pada
yang dispesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan Enggineer tetapi segala
sistem proteksi yang menggunakan polyethylene tape tidak diperkenankan.
1. Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan dalam dari
adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai dengan AWWA
C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus menggunakan epoxy atau coal tar epoxy
sebagai lapisan dalam sesuai dengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air bersih
harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan
masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum. Penyedia Jasa
Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin persyaratan untuk saluran
air minum.
sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan harus
dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa. Ketebalan lapisan harus
mengikuti tabel dibawah ini.
i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak
mengandung coal tar.
b. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan epoxy
yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini harus memenihi
persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem altematif ini dianggap sebagai
lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang dari 400
mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
2. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawah ini :
Cutback Lining
Nominal Cutback
Tar Epoxy Mortar
Coating
(mm) (mm) (mm)
80 - 350 100 80 3±1
Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub bagian
sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.
3. Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan dari
flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada 7.3.1
Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam.
a. Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi terhadap korosi
pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di lapangan dan tertanam di dalam
tanah, dan harus diselubungi oleh lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable
sleeve or sheet).
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai dengan
spesifikasi dan memasukkannya kedalam Bill of Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit
ini harus mencukupi untuk menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan
tambahan (allowance) 20 %. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perincian dari
volume bahan tersebut.
b. Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
• AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
• JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
• JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
• JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
1. Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk memenuhi kondisi operasi
sebagai berikut :
(a). Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan berat
jenis 2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
(b). Lendutan geser minimum sebesar 100 mm.
(c). Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini :
3. Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus dilapisi
primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe yang kontak langsung
dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini.
Semua permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi
sistem epoxy atau sistem coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam 7.3.2.3
1. Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk ujung
pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua) end ring, dan
mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain dan diproduksi sesuai
dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik serta mendapat persetujuan
Pengguna Barang.
a. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang digunakan
dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast iron (besi tuang)
yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari
persyaratan dibawah ini.
• Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
▪ Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
12.5 - 50 89
65 - 250 102
b. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang divulkanisir
dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau
ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan.
Sama dengan standard yang telah dispesifikasikan pada bagian sebelumnya 7.5.2.a.
Center Sleeve.
d. Mur dan Baut
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari
persyaratan dari JIS G B101 Class 2.
Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada bagian luarnya dan
sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan bagian dalamnya sesuai dengan yang
ditentukan pada bagian 7.3.2.3. Semua permukaan end rings yang terlihat / terpapar harus
dicat dengan lapisan primer seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.7.
Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.
1. Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos dari
berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti diberikan
dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket
serta mur dan baut untuk pemasangan coupling.
Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut :
50 60.2±1.0 - 63.0+0.6
80 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
100 110.0±0.6 - 118.0+1.7
150 160.0±0.6 - 170.0+1.2
200 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
250 250.0 ± 0.6 - 273.0 + 0.7
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk menjaga
agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang dispesifikasikan
untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi tidak boleh kurang dari
50 megohms sebelum dan sesudah pekt'rjaan pengetesan hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur yang diinsulasi
oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi dan pencuci logam.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum dengan
kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insula.
4.1. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
▪ SNI 4829-2015 Pipa polietilena untuk air minum
▪ SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa Polietilena
▪ SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum
▪ ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply spesifications
▪ ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination of carbon
black content by calcinations pyrolysis – Test method and
basic spesification
▪ ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us
in gas pipes and fitting’s
▪ ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound’s
▪ ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : Determination of tensile
properties
▪ ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
▪ ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids –
resistance to internal pressure – Test Method
▪ ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow rate (MFR)
and melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics
▪ ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion – part 1 :
determination methods
▪ ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall thickenesses
▪ AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure aplication
1. Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus sesuai dengan
kelas N. Kelas N :
a. Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1) mm,
dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan 0,02dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan
menjadi 0,1 mm
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan pipa
jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk
penggulungan ulang
2. Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari persetujuan
antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m. Diameter drum
gulungan minimum harus 18 x dn.
1. Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana tabel
dibawah ini
Catatan :
1)
Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah
PE 80 PE 100
Tegangan Waktu Kegagalan Tegangan Waktu Kegagalan
MPa Minumum (jam) MPa Minumum (jam)
4.6 165 5.5 165
4.0 1000
2. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimu harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400 %, bila diuji
pada suhu 200C
3. Sifat Fisik
Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus 20
menit jika diuji pada suhu 2000C. Contoh yang diuji supaya diambil dari permukaan
sebelah dalam pipa
Nilai Perubahan Arah Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %
baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum yang dikeluarkan oleh
pemasok bahan baku, hal tersebut dibuktikan dengan Certificate Badan Independen
BODYCOTE
4.6. Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical
Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan
diameter 20 – 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion
dapat digunakan untuk semua ukuran pipa.
4.7. Pengujian Pipa
Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991 tentang
metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI 06-4821-1998 tentang
metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum.
4.8. Penandaan Pipa
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
✓ Nama pabrik pembuat atau merek dagang
✓ Dimensi luar pipa
✓ Tekanan kerja nominal
✓ Jenis material yang digunakan
✓ Seri pipa
✓ Tanggal produksi
5.1. Umum
Referensi
Standar yang digunakan adalah :
▪ ISO 2531
▪ BS 4772
Catatan :
K = 9, untuk pipa
K = 12, untuk elbows
K = 14, untuk tees
2. Panjang Pipa
80 4-6
100 4-6
150 4-6
200 4-6
250 4-6
300 4-6
350 4-6
400 4-6
450 4-6
500 4-6
NOMINAL
PANJANG PIPA (m)
DIAMETER
600 4–6
700 4–6
800 4–6
900 4–6
1000 4–6
1200 4–6
1400 4–6
1600 4–6
1800 4–6
2000 4–6
Sistem penyambungan pipa ductile, dapat dilakukan dengan cara-cara, sebagai berikut :
a. Push on joint
b. Mechanical joint
c. Locking joint
8. JALAN SEMENTARA
8.1. Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak,
kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah ini.
Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan
sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah tersebut
pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang
diperoleh tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi berdasarkan
gambar perencanaan dan berada dibawah pengarahan direksi.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan untuk
membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.
Pembuatan jalan sementara apabila menurut direksi diperlukan, harus dilakukan atau
diatur dengan baik sebagai berikut :
a. Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada dengan
kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai
petunjuk direksi.
b. Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah ”tanah merah atau yang
sejenis sesuai persetujuan direksi” yang dipadatkan dengan baik dengan ketebalan
minimum 0,5 m.
c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang dipadatkan
dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi dengan kerikil.
d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum
tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainya
pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus bertanggung jawab terhadap
biaya perbaikan tersebut.
Kontraktor harus menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan digunakan
sendiri oleh kontraktor agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kantor sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik, membangun dan
mengawasi pekerjaan sesuai dengan kontrak dan gudang sementara kontraktor
untuk penyimpanan alat, mesin dan bahan lainnya menyangkup mateial penyambung
(jointing material).
Kontraktor harus menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau
gudang dan memberi tahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh
direksi.
Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang tersebut,
kontraktor harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan direksi.
10.1. UMUM
Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan
dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara
yang baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti
pembongkaran; penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan
kembali; pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan
penopangan; peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara
perlindungan lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi
lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan
yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak
dan memungkinkan diperintahkan oleh direksi
10.3.PENGERINGAN (DEWATERING)
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan
serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan
lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa
atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar keruskan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan
atau yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang
mudah dilihat dan terbaca dengan jelas.
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tepat
bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau
rusak karena kelalainnya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, kontraktor harus melakukan pencarian tersebut atas
biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, kontraktor harus
menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika ditentukan lain
oleh direksi. Disamping itu kontraktor harus menggali lubang pengujian yang cukup untuk
menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang diperlukan untuk membuat
konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di
depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
11.2. Umum
Sebelum penggalian, kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan,
menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya
mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena
pekerjaan kontraktor pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik.
Setelah perbaikan kembali, kontraktor harus memeriksa secara bulanan cekungan
yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus
diperbaiki sampai pada ketinggian semula.
oleh kontraktor sendiri. Bila melewati saluran-saluran air (irigasi), harus diusahakan
tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak saluran irigasi tersebut.
12. PENGGALIAN
Bagian berikut yaitu “PENGGALIAN” harus digunakan bagi pekerjaan semua
pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.
12.1. Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan dalam
gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak sesuai
untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan
penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan,
pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air,
termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai
sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan
maupun kepemilikan yang berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya
dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan
penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lain-lain,
yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang
ada disekitarnya.
12.2. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan,
utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Di daerah di
dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, kontraktor harus melakukan tindakan
1. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang diijinkan
direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan perletakan
pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus dilakukan dalam 24
jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan
pelat baja yang ditopang dengan cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu
lintas kendaraan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus diurug
kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada kedalaman
yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan tangan
(manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan fitting
untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa dan fitting
dengan diameter lebih besar 600 mm.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang dengan
cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, kontraktor harus mengangkut bahan
galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.
13. URUGAN
Bagian berikut mengenai ”URUGAN” harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan
pemasangan dan penyambungan pipa.
13.1. Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan
tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan
yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi
menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, kontraktor
harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana ditentukan dan
diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa terpasang,
diperiksa dan disetujui direksi.
1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang
tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm dalam
bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar, semak
atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).
2. Urugan Pasir
Urugan pasir hanya diperuntukkan pada trace jaringan didaerah-daerah perlintasan jalan
raya, semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan
lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat bahan
keseluruhan.
3. Urugan Kerikil
Bila diperlukan urugan kerikil, kerikil yang dipakai harus berupa kerikil alam, memiliki
partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan
tidak mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau
bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.
1. Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Khususnya diperlintasan jalan raya/jaringan yang memotong jalan raya, bahan bagi
lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan ketebalan tidak
lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui
direksi pada kepadatan kering maksimum 95 %.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti pasir
pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh direksi.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar rencana,
dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan
dengan tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95 %.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC dan tidak
merusak pipa.
Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan
dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam
ASTM D-1556.
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng
dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna
mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN”.
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari
bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan
selokan.
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu untuk
persetujuan direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang diperlukan.
Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 – 3) m2 pasangan batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
16.1.1. Umum
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan ”flexible”
dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment jembatan dan jalur
pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan
kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah
penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar sesuai
dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga
air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus
dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak menbandunb Khlorida yang
berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode kontak
selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum
pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung klorin di atas,
Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksil Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.
DESINFEKSI PIPA
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan maka terlebih
dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa
dan membersihkan pipa dari kuman-kuman penyakit dengan larutan desinfektan.
16.1.3. Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau saluran
dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan mengecat
pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien.
1. Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau yang
diperlihatkan dalam gambar.
a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di lapangan
sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana
penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam
gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum diperoleh
persetujuan dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir
atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm dan
dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana disetujui oleh
direksi.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan
diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi
tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus menggali lebih dalam lagi di bawah
gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi.
b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa, dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.
2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi, Kontraktor
harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian selanjutnya, yaitu "Pekerjaan
Beton".
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 kg/cm' ).
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan
cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran
beton.
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan
dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Kontraktor harus memilih
secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan ketinggian yang
benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang
cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan,
semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar
kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu
aliran sungai atau saluran.
Kontraktor harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton expose dan
peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding.
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa “fittng” dan “coupling”
sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di
bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan
pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti lendutan dan
harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuannya setelah pekerjaan
pemasangan pipa.
"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap pendukung
berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin yang
dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan Direksi
atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang memenuhi
standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk cincin harus dilas
merata melingkari pipa baja.
3. Pengujian Pengecatan
(a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam (interior), sambungan
las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.
Pengujian radiografi harus dilakukan oleh penguji yang mampu, memiliki pengalaman
dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan penguijian.
Kontraktor harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya untuk
persetujuan Direksi. Semua pelaksanaan pengujian harus dikerjakan dengan dihadiri
oleh Direksi atau Wakilnya.
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104 "Method qf
Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara pengujian radiografi dan
klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau standar lain yang dapat diterima oleh
Direksi.
Kelas 1 2 3
Ti ngkatan 1 sampai 4 1 sampai 4 tidak ada tingkatan
Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3 dan kelas
2, tingkat 1 sampai 3.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada yang
disebutkan di atas, Kontr aktor harus menuelas dan menguji Ulang atas beban
biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima oleh Direksi.
17.1. Umum
Perlintasan Jalur Pipa dengan Jalan Kereta Api harus dikerjakan oleh Kontraktor.
Gorong-gorong jalur pipa dan lubang kontrol di kedua sisi jalur jalan kereta api (KA)
akan dikerjakan oleh Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA).
Kontraktor harus membayar kepada PERUMKA semua biaya yang diperlukan bagi
pembangunan tersebut termasuk pajak bila memang dikenakan.
Waktu kerja bagi Bangunan Perlintasan dengan jalan Kereta Api sesuai dengan perintah
Direksi atau PERUMKA.
18.1. Umum
Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh Pemilik bila pipa induk
berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameter 600 mm atau tebih kecil,
bahan pipa unluk penembusan harus digunakan sebagai selubung (casing) dan harus
disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar sesuai dengan
butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.
Kontraktor atas biayanya sendiri harus mencek semua ukuran yang diperlihatkan
dalam gambar den-an mensurvai sendiri lokasi pekerjaan.
Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Kontraktor diijinkan untuk melihat dan
memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang memperlihatkan keadaan
tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.
Kontraktor harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup pengujian
penetrasi standar (standard - penetration test) di lubang bor. Konsolidasi dan
pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari pengeboran
tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser, permeabilitas,
nilai banding rongga (void ratio) dan kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan
setempat.
Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup bagi
pekerja untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung pipa secara aman din
efisien dalam ruang, tersebut.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas haurus
benar-bcnar dipenuhi oleh Kontraktor.
Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa
yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan.
Setiap ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk menaruh
pipa dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:
Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (Steel seet pile) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalarn gambar dan
sebagaimana ditentukan di sini.
Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang dipasang
sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai pedoman
pemancangan guna mencegah turap melintir atau melengkung selama pemancangan
Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang dari 8
(delapan) meter. Ukuran dan
dimensi penopang baja harus direncanakan sedemikian agar mampu mendukung; tiang
turap yang dipancang disisi luarnya.
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang turap
dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau demikian
kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap.
2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan
Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada permukaan dasar
ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh permukaannya.
Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E
dengan ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta
penyambungan pipa dengan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
dengan lebar 2 meter.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya dorong
secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti ditunjukkan pada
gambar.
Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan. Kontraktor harus,
berdasarkan pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan tulangan beton yang
diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan harus
menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan kekuatan dan tata-letak tulangannya.
Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Kontraktor sedemikian
rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi yang
tepat serta dapat untuk menyambungkan dengan pipa biasa seperti ditunjukkan pada
gambar setelah ujung pipa penembus diangkat.
Kontraktor harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi Pabrik pembuatnya
serta persyaratan berikut ini :
1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi
yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus tersebut dipotong
dengan pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa ditembuskan pada
bukaan yang dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa tembus
yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan sedemikian rupa
rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketrampilan tinagi.
Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan turap harus diisi
dengan karung pasir atau materiallainnya yang disetului oleh Direksi untuk mencegah
masuknya gumpalan tanah ke dalam ruvn-an penembus.
Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus
dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukkan pada
gambar.
Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus sebabai usaha
meneruskan gaya dorong secara tersebar dan merata pada seluruh permukaan dari ujung
pipa tembus yang didorong.
3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan semua
terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara
pipa dengan tanah.
Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran kekuatan
untuk kondisi tertentu, Kontraktor harus dengan segera menghentikan pekerjaan
penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini tanpa menunda, kepada Direksi
yang akan memberikan petunjuk/pengarahan yang sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan, perlu
diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut bekerja
secara serempak.
Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu penyambungan,
penyambungan dengan berikutnya dilakukan di dalam ruang penembus.
Penyambungan harus dilakukah sesuai dengan persyaratan dari bab-bab yang telah
disebutkan terlebih dahulu sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dengan cara
memuaskan Direksi.
Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang lebih satu
meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama pembuangan tanah,
perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan pada lapisan lindung dalam
pipa.
6. Survey
Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji tekanan air
sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran teijadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian,
Kontraktor harus memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya hingga -
memuaskan Direksi.
• Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan langsung
sebagai bagian dari jalur pipa utama
• Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa tembus
dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa-pipa lain seperti
Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang kedalam
selubung tersebut.
a) Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya di
dalam ruang penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan di dorong
masuk ke dalam selubung dengan peralatan dan cara yang memadai serta hati-hati.
b) Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus melaksanakan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi.
Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian,
Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan biaya sendiri hingga
memenuhi syarat.
Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton penahan
desakan, bila diminta oleh Direksi, harus dibuang dari ruang-ruang tersebut.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga ke
dasar selubung beton.
19.1. Penyelam
Setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan dalam air, Kontraktor harus menyediakan biaya
bagi penyelam-penyelam Bilamana diperlukan berdasarkan instruksi Kontraktor atau
Direksi.
Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalam dan
Kontraktor harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu termasuk ” pipe
locator” (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air. Kontraktor harus
mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan penyelam.
Urutan pelaksanaan pekerjaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh Kontraktor,
adalah sebagai berikut :
20.1. UMUM
Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan
penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi dengan spesifikasi ini dan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada pekerjaan.
Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan
direksi atas beban biaya kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh pemilik
sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak
dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi kompensasi kepada pemilik.
20.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan pipa dan
penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan
penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk direksi
selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada
pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment
akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus dipeiksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus diberi tanda
secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian dan
didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
”coupling”.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk ”Heat –
shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.
Peralatan Perkakas, dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh komperator untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa
“fitting”, dan “valve” harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu,
dengan batasan diameter memakai “crane”, Derek, tali, atau dengan mesin, perkakas,
atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar mencegah
kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan
pelindung dalam (Linning). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan
atau dilemparkan kedalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa “valve” atau perlengkapan dapa saat penanganannya,
harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan menentukan perbaikan yang
diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
Semua pipa ”Fitting” harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan, pada
saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau ”Fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh
direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya
dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun
benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian
yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui
dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke
sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”Fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong untuk
pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada
kontraktor dari direksi.
1. Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan persyaratan yang ditentukan
berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar
ataupun pedoman (code) berikut ini.
(a) Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
(b) Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam
agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas
permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi.
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI LAPANGAN”
dalam 9.2.4 atau cara yang diterima oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setitap sambungan, dengan
cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt
joint) sesuai yang ditentukan.
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk
persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh bada berwenang.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 %
untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC
atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau
pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi pipa
agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan
ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-
3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung
luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat
alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di lapangan
harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan perwarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang memiliki
sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian
tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali disetujui
lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab
dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya; yang
ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya kontraktor
sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh
perusahaan pemeriksa yang independen
21.1. Umum
Singkatan ”Pefice” yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun gambar
berarti poly vinil cloride.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, ”valve dan Fitting”
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peraltan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi
harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadual
perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke posisinya
alignment dan gradien akhir harus dicek dengan peraltan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk kedalam
pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak boleh ada
sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan ditengah
bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata,
kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi. Khususnya pada musim hujan,
kontraktor harus melakukan tindakan untuk mencegah air hujan/atau sampah dan benda
lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa
tersebut terapung
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus
dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan
dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong resong (Beviled)
dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung potongan serong harus
sama denan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan
membuat ujung potongan serong harus sesuai denga rekomendasi pabrik. Tanda
kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat diujung spigot pipa yang dipotong
dilapangan untuk menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam
sambungan pipa.
21.3. Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Cloride yang dipakai dalam Proyek),
sebagai berikut :
”Spigot” kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah disetujui dan
pipa ditekan masuk ke ”Socket”.
Penekanan pipa ”Socket” harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang sedang
dipasang.
Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus dibuganakan untuk mensegah
kemungkinan terjadinya kerusakan ”Socket’ tersebut pada mana batang tersebut ditekan.
Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus terletak merata diatas bahan alasnya
(Badding material).
Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan ”Push-on” agar
membentuk lengkungan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai
dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
”Socket” dan ”spigot” pipa, harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung spigot
dilumuri ”Solvencement” yang telah disetujui oleh Direksi.
”Solvencement’ dalam jumlah yang mencuki dilumurkan secara merata diujung ”Spigot”.
Penekanan ”Spigot” yang telah diberi ”Solvencement” ke ”Socket” tersebut harus
dilakukan engan hati-hati. Konraktor agar melakukan dengan hati-hati supaya tidak
menyebabkan kerusakan pada pipa yang baru dipasang.
22.1. Umum
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, Pipa ’POLYETHYLINE” disingkat dengan
nama ”PE” termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum spesifikasi pipanya adalah PE
100 yang diproduksi dari jenis HDPE atau MDPE.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa ”Valve” dan ”Fitting”.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, ”Fitting”, ”Valve” atau perlengkapan lain dalam
penangannannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi
harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
a. Sambungan mekanis :
• Mechanical-join: sambungan plastik, injection
(20 mm-63 mm) imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
• Sambungan dari metal
• Butt weldding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan
diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu
sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu.
Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat dibuka.
• Socket welding
Pipa dipotong tegak luru dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian
dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit bagian
ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang sudah ditentukan.
Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket sambungan ke dalam
spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa
harus segera dimasukkan kedalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat
sampai dingin.
• Sudle Welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle dengan tekanan
tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan sambung segera
pipa dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat.
Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang biasanya sudah
ada pada sambungannya.
Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan yang harus
sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh produsen
sambungan tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang akan disambung harus
dubersihkan dengan cairan pembersih.Sambung pipa dengan sambungan yang akan
dilas. Kemudian kabel dari kontrol box disambung kedalam sambungan yang
tersedia. Hidupkan kontrol box dan secara otomatis akan berhenti sendiri bila proses
penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam akan keluar dari lubang
indikator pada sambungan.
23.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik pekakas dan peralatan
untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara pemasangan pipa dan penggunaan
perkakas dan juga peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan
penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk direksi
selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua celah/lubang yang ada
pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyamen
akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang harus diberi tanda
secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
4. Pemasangan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
saat dipasang dalam jalurnya. Selama pemasangan berlangsung, benda, perkakas, kain
atau bahan lainnya tidak boleh diletakan dalam pipa
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus ditempatkan pada
lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur yang benar. Pipa dimantapkan
pada tempatnya dengan bahan urugan yang telah disetujui yang kemudian dipadatkan
kecuali pada bagian bell. Langkah pencegahan harus dilakukan guna mencegah tanah
atau bahan lainnya masuk kedalam ruang sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk tujuan lain harus
dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapi dan tenaga terlatih
tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya serta
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang sesuai terhadap sumbu pipa.
1. Pemasangan Perlengkapan
Di bagian luar spigot dan di bagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan mekanik
(mechanical joint) ini harus dibersihkan dengan kain yang bersih agar bebas dari kotoran.
Bis – tekan (gland) dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan diujung spigot
dengan bibir bis-tekan menghadap kearah ujung bell atau socket.
2. Pembautan Sambungan
Seluruh bagian pipa harus ditekan/didorong masuk guna menempatkan ujung spigot pada
bell. Cincin karet sedemikian harus ditekan keposisinya dalam bell, perhatian perlu
diberikan untuk menempatkan cincin karet secara merata disekeliling sambungan.
Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk pembautan,
semua baut dimasukan dan sekrup diputar dengan tangan. Semua sekrup dikencangkan
dengan kunci puntir (wrench) yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan bergantian agar
diperoleh tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan.
Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan pastikan bahwa
semua sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque) yang telah ditentukan.
Puntiran baut bagi setiap ukuran baut harus sesuai dengan standar pabriknya tetapi
secara umum adalah sebagai berikut :
16 75 6
20 100 – 600 10
24 700 – 800 14
30 900 atau lebih besar 20
1. Pemasangan
Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang lebih kecil
dan dengan memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus dan fitting atau
fittingnya itu sendiri disambungkan.
Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting harus dilakukan
dengan bahan pelicin (lubricant) yang disetujui oleh direksi.
Kontraktor harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada direksi
sebelum menggunakan bahan pelicin tersebut dalam pekerjaannya dalam waktu yang
cukup bagi direksi untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittingnya sendiri harus harus
digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan lainnya dimana direksi
menerima dan menyetujuinya.
Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba disambungkan
dengan socket jenis sambungan push on.
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa jenis push on harus dibersihkan dengan
kain bersih agar bebas dari kotoran.
Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin karet harus
dilepas dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang telah ditunjukan oleh
pabrik.
Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
direksi. Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket dan cincin karet
sekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai.
Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan jika cincin
karet terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus dilepas dan
pemasangan pipa harus diulangi lagi.
Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan penyambungan dan harus dikembalikan kepada pemilik
dengan diberi tanda yang jelas dan catatan yang memberitahukan keadaan kerusakan
tersebut.
Pipa yang telah tersambung harus dipisahkan/dilepas dengan hati-hati dengan alat yang
telah disetujui oleh direksi serta tidak dilakukan dengan kasar.
Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan merata. Semua
mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah ditentukan menggunakan
kunci puntir sebagaimana yang diperlihatkan berikut ini :
16 75 - 200 6
20 200 - 300 9
22 350 - 400 12
24 450 - 600 18
30 700 - 1200 33
36 1350 - 1800 50
42 2000 - 2400 58
48 2600 70
1. Umum
Kontraktor harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis sambungan mekanik
dan fitting sebagaimana ditentukan atau diperlihatkan dalam gambar untuk mencegah
kemungkinan pipa dan fitting lepas dari sambungan akibat dorongan (thrust) atau
pergerakan (movements)
2. Pemasangan
Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh direksi harus sesuai dengan
petunjuk pabrik.
Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan reducer pada
umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak mengurangi pengarah
sambungan penahan. Kontraktor harus mengukur sambungan dengan pipa guna
memastikan kebutuhan diatas.
Tambahan sambungan penahan harus dipasang pada sambungan dengan fitting tersebut
bila pipa dipotong untuk penyesuaiannya atau untuk menjaga alinyamen pada fitting
tersebut sesuai perintah direksi.
Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan dipasang,
kecuali diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut tetapi tidak terbatas pada :
Tee .........3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung spigot dan brach’s
socket end.
Reducer ....2 set untuk semua ukuran reducer pada socket dan ujung spigot
Bend ........2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada socket dan ujung
spigot.
- Semua ukuran bend dengan sudut belokan 90 derajat dan 45
derajat
- Bend dengan diameter 200 mm dan yang lebih besar mempunyai
sudut belokan 22 ½ derajat
- Bend dengan diameter 300 mm dan yang lebih besar mempunyai
sudut belokan 11 ¼ derajat.
Blow off ...1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung cabang socket
Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot harus dipasang
hanya bila memang diperintahkan direksi.
1. Umum
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada jalur dan
ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Ujung flange atau coupling sambungan tersebut harus dibersihkan sebelum pemasangan.
Semua ujung flange harus dipasang dan dikencangkan sebagaimana telah ditentukan.
Penyambungan coupling harus sesuai dengan petunjuk pabrik.
2. Sambungan Flexible
Semua sambungan flexible harus dipasang dibawah tanah untuk penyambungan pipa
yang terpendam dan pipa yang terbungkus dalam bangunan beton.
3. Sleeve Coupling
Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau sesuai
standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh sambungan tersebut.
24.1. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti
Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan
yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus
diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang menentukan perbaikan yang
diperlukan ataupun menolaknya.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun
benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian
yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui
dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke
sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong untuk
pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada
kontraktor dari direksi.
1. Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada
standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam
agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas
permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan
cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt
joint) sesuai yang ditentukan
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 %
untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC
atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau
pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi pipa
agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan
ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-
3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di laangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung
luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat
alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di lapangan
harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa yang independen yang memiliki
sertifikat dari badan yang berwenang.
Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian
tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali disetujui
lain oleh Direksi.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab
dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.
Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan harus
memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya kontraktor
sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh
perusahaan pemeriksa yang independen
25.1. Umum.
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting" termasuk
"coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang menghasilkan
produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh Pemilik,
harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan akan
dipilih oleh Direksi.
Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak dapat
dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti sebagaimana yang
ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.
1) "Head-Shrinkable Sleeve" :
Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum
pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan harus
dipotong dengan panjang yang sesuai, dan disisipkan ke pipa sebelum
ditempatkan dalam galian. "Sleeve" tersebut harus berada di tempat yang tidak
terpengaruh oleh panas pengelasan.
"sleeve" dan pipa, harus disingkirkan seluruh secara perlahan dan pasti.
Pengerutan akan berlanjut secara merata, sampai sifat adhesive "sleeve"
timbul.
dengan data pengalaman instruktur yang akan ditugaskan oleh pabrik, untuk
persetujuan Direksi.
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebut, harus dilanjutkan ke bagian
beton tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum" harus
dibersihkan. Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan
seluruhnya dari permukaan yang akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup dengan
pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (fifter) sampai permukaan rata
dan halus. Pasta tersebut dan bahan pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik,
pita pelindung korosi "petrolatum".
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan yang cukup agar
cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita harus
ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus menyediakan pita
yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas biaya Kontraktor sendiri.
26.1. UMUM
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan
pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya,
harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam
keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (thrus block permanen)
sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian tekanan
air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan
dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan ( electric piston type
test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang
tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian
pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan
ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya.
SD P
L=
133200
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau gauge
Dalam satuan metrik :
SD P
Lm =
2816
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter
nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran sebesar
0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.
Tabel 11.1
Bocoran yang diijinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa
450 (31) 0,48 0,64 0,95 1,27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0,45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05
• Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari setiap
pipa
• Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785
28. DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi,
semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada
dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut
ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah
diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.
2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur
- SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
- SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih
- SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi
Los Angeles
- SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil
Chlorida)
- SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan
- SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam
Beton
- SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan
PEKERJAAN BETON
1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan
beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton bertulang,
beton tanpa tulangan, beton pracetak, beton untuk bangunan baja komposit dan
waterstop. Pedoman ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan
atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat
Halus dan Kasar
- SNI 03-1969-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air
Agregat Kasar
- SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton
DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA
BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 81
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- SNI 03-1973-1990 : Metoda Pengujian Berat Isi Beton
- SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
Angeles.
- SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton
Segar.
- SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk
Campuran Beton
- SNI 03-2461-1991 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur
- SNI 03-2491-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
- SNI 03-2492-1991 : Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti
- SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium
- SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton
- SNI 03-2530-1991 : Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland
- SNI 03-2531-1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland
- SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk
Campuran Mortar dan Beton
- SNI 03-2823-1992 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Memakai Gelagar
Sederhana Dengan Sistem Beban Titik di Tengah
- SNI 03-2834-1992 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
- SNI 03-2854-1992 : Spesifikasi Kadar Ion Klorida dalam Beton
- SNI 03-2914-1992 : Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
- SNI 03-2915-1992 : Spesifikasi Beton Tahan Sulfat
- SNI 03-3402-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Beton Ringan Struktural
- SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat
Terhadap Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.
- SNI 03-3418-1994 : Metode Pengujian Kandungan Udara Pada Beton Segar
- SNI 03-3419-1994 : Metode Pengujian Abrasi Beton di Laboratorium
- SNI 03-3421-1994 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Isolasi Ringan di
Lapangan
- SNI 03-3449-1994 : Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan
dengan Agregat Ringan
- SNI 03-3976-1995 : Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton
- SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir
Mudah Pecah dalam Agregat
- SNI 03-4142-1996 : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat Yang
Lolos No.200 (0,075 mm).
- SNI 03-4154-1996 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji
Sederhana Yang dibebani Terpusat Langsung
- SNI 03-4155-1996 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji
Patahan Balok Bekas Uji Lentur
- SNI 03-4156-1996 : Metode Pengujian Bliding dari Beton Segar
- SNI 03-4169-1996 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis Dan Rasio
Poison Beton dengan Kompresor Ekstensometer
- SNI 03-4430-1997 : Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton
Dengan Alat Palu Beton Tipe n dan nr
4.1. Toleransi
1) Bangunan Beton
a) Batas penyimpangan pada gambar-gambar plat, balok mendatar dan
pengganti pagar.
Terlihat : 1 cm setiap 3 m
Tertimbun : 5 cm setiap 3 m
b) Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom, pilar,
lantai, dinding, balok dan sebagainya.
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
c) Penyimpangan pada plat jembatan
Minus : 1 cm
Plus : 2 cm
d) Dasar Pondasi
Penyimpangan ukuran-ukuran dalam perencanaan
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
e) Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar pondasi,
terhadap rencana tidak lebih dari 5 cm.
f) Pengurangan ketebalan : 5%
g) Penyimpangan lokasi dan ukuran pada lantai dan dinding yang terbuka :
5 cm
h) Penyimpangan dari garis unting pada sisi dinding tembok untuk pintu
dan bangunan-bangunan air yang serupa : 0,1%
i) Penempatan tulangan baja
Penyimpangan untuk beton pelindung : 10%
Penyimpangan dari tempat yang seharusnya : 2 cm
j) Perletakan beton pra cetak
Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1% dari
panjang beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm
Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang beton
pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang ditempatkan
vertical tidak boleh lebih dari 1 cm setiap 3 m.
2) Pekerjaan Water Stop
Penyimpangan pemasangan as dari water stop untuk kearah kanan dan kiri
+5 mm
4.2. Persyaratan Bahan
1) Bangunan Beton
a) Semen
(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994. Apabila
menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan
gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak
DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA
BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 85
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang
boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di
dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka
Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran
beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air yang diusulkan
dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur
7 hari dan 28 hari Memenuhi karakteristik kuat tekan yang ditentukan
c) Agregat
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan
yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi
ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi
sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum
antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan
acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
(2) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang
diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang
ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil dan
diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
d) Batu untuk Beton Siklop
Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, rongga
dan tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing,
bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi
ikatan dengan beton. Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop
tidak boleh lebih besar dari 25 cm.
e) Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan
kinerja beton dapat berupa bahan kimia atau bahan limbah yang
berupa serbuk halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton
dengan persetujuan Direksi.
f) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran
beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses
pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam
2) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash,
Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan
tambah yang digunakan harus sesuai atas persetujuan Direksi
3) Pekerjaan Waterstop
a) Waterstop yang dipergunakan harus terbuat dari bahan polyvinychlorida
dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang diberikan pada
gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu
campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100%
didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.
4.3. Persyaratan Kerja
1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil
pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi
Pekerjaan sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari,
7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran
e) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci
untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah
dimulai.
f) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan
metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung
jawab personil dan jadwal pelaksanaannya
2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat
yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu
dengan ketinggian tidak urang dari 30 cm dari permukaan tanah serta
ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan
dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
5.1. Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(i) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan
diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk
dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru.
Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(ii) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi
atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru
tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga
dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan.
Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk
menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan
mudah dan aman
(iii) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di
atas tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila
beton akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara
dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada
dasar sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Direksi
Pekerjaan.
(iv) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
(v) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka
bahan lantai kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
(vi) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan
untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja
tulangan atau pengecoran beton.
d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
(i). Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan
gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan
6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
6.1. Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan)
harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa
bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus
sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pekerjaan Beton, Bekisting dan
Waterstop.
6.2. Pengawasan
Direksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai
keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja
6.3. Perencanaan Campuran
1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya
dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas. Kelecakan
(workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah,
gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga
pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus
dan padat.
b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila
n 0f – f 2 dimana,
fc’ = Kuat tekan beton karakteristik
S = ci cm l n - l fci = Kuat tekan beton yang diuji
fcm = Kuat tekan beton rata-rata
(ix). Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah
0,85 fc’.
(x). Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi,
maka harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari
hasil uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk
memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan tidak
membahayakan.
(xi). Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan
bahwa kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka
diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang
diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal
ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti pada
daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk setiap hasil uji
tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu rendah seperti
disebutkan di atas.
(xii). Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata
kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari
0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai
kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini, perbedaan umur
beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur
beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton (yaitu
28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan
dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang
dihasilkan.
c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau
pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi :
(i). Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact
Echo, Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji
BESI TULANGAN
1. Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir
yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84,
dengan karakteristik sebagai berikut:
Property Besi Ulir Besi Polos
Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57
Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih
Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa untuk pengadaan besi
tulangan yang akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap
pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus melakukan
uji material bila diminta Pengguna Jasa dengan prosedur baku uji yang disetujui
Pengguna Jasa
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui Pengguna Jasa
Dua besi tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random dari besi
tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda lebih dari 2% (dua
DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA
BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 110
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan harus bersih dari karat, oli,
kotoran dan tidak cacat.
.2 Gambar Pembesian
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan sebelum
pemasangannya di lokasi pekerjaan.
Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31
Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, Pengguna Jasa
akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan
ketentuan dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan diperhitungkan dalam
pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan
ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan
besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.
Keterangan
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi
Teknis dan Gambar.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan,
personel, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi tenaga kerja/BPJS, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban
yang diatur dalam Kontrak.
4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas
dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu
pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
6. Dalam tender dilakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan
sebagai berikut:
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat
Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan
maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.
Kepada Yth.
............................................
di ..........................
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebesar Rp. ………. (……….. Rupiah)
[5% dari nilai kontrak untuk nilai penawaran/terkoreksi antara 80% sampai dengan 100% HPS
atau 5% dari HPS untuk nilai penawaran/terkoreksi dibawah 80% HPS] dengan masa berlaku
selama …. (………………) hari kalender [sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu
pelaksanaan] dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya SPPBJ.
Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi
terhadap penawaran Saudara, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan
Perundangan terkait Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta petunjuk teknisnya.
[tanda tangan]
Tembusan Yth. :
1. .............................. [PA/KPA K/L/D/I]
2. .............................. [APIP K/L/D/I]
3. .............................. [Pokja Pemilihan]
......... dst
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP : __________
[tanda tangan]
GARANSI BANK
Sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
[Bank]
Materai Rp.6000,00
________________
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi
Bankdisarankan untuk
mengkonfirmasi
Garansi
ini ke ……..[bank]
JAMINAN PELAKSANAAN
Dikeluarkan di …………………………
Pada tanggal ………………………….
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp. 6000,00
………………………………. …………………………..
Untuk keyakinan, pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke ……
[Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
Sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi kewajibannya dalam
melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan atas uang muka yang
diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi
Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi
Garansi ini ke
………[bank]
________________
[Nama dan Jabatan]
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _______________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. _______________
tanggal_____________________dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
GARANSI BANK
Sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
[Bank]
Materai Rp.6000,00
________________
[Nama dan Jabatan]
JAMINAN PEMELIHARAAN
Nomor Jaminan : __________________ Nilai : ___________________
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi
Jaminan ini ke ……..
[Penerbit Jaminan]