Anda di halaman 1dari 323

DOKUMEN PEMILIHAN

Nomor : 49/DOK/POKJA.BWS.S-IV/2018
Tanggal : 31 Desember 2018

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI :

PEMBANGUNAN INTAKE DAN JARINGAN PIPA TRANSMISI


AIR BAKU MATA AIR TONDOBULU KEC. SAMPOLAWA
KAB. BUTON SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KELOMPOK KERJA (POKJA)


PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
PEKERJAAN KONSTRUKSI
BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV KENDARI
TAHUN ANGGARAN 2019

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
LEMBAR PENGESAHAN
Nomor : 50/DOK/POKJA.BWS.S-IV/2018
Tanggal : 31 Desember 2018

BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI IV KENDARI

KEGIATAN / PPK : AIR TANAH DAN AIR BAKU - II


NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN INTAKE DAN JARINGAN PIPA
TRANSMISI AIR BAKU MATA AIR TONDOBULU
KEC. SAMPOLAWA KAB. BUTON SELATAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LOKASI : KAB. BUTON SELATAN
PROV. SULAWESI TENGGARA
METODA PENGADAAN : LELANG UMUM / PASCAKUALIFIKASI
SISTEM KONTRAK : HARGA SATUAN
KUALIFIKASI : MENENGAH
KLASIFIKASI : BANGUNAN SIPIL
SUB KLASIFIKASI : JASA PELAKSANA KONSTRUKSI SALURAN
AIR, PELABUHAN, DAM, DAN PRASARANA
SUMBER DAYA AIR LAINNYA (SI 001)
SUMBER DANA : DIPA SNVT PELAKSANAAN JARINGAN
PEMANFAATAN AIR SULAWESI IV
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN ANGGARAN : 2019

Ditetapkan oleh,
PPK Air Tanah dan Air Baku - II
SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sulawesi IV
Provinsi Sulawesi Tenggara

Kasim Sarewo, SE, ST, M.Si


NIP. 196401022007011002

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – I

UMUM

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – II

PENGUMUMAN PEMILIHAN
DENGAN PASCAKUALIFIKASI

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – III

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – IV

LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – V

LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – VI

BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – VII

PETUNJUK PENGISIAN
DATA KUALIFIKASI

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – VIII

TATA CARA
EVALUASI KUALIFIKASI

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – IX

RANCANGAN KONTRAK

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – X

SPESIFIKASI
TEKNIS DAN GAMBAR

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – XI

DAFTAR
KUANTITAS DAN HARGA

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB – XII

BENTUK DOKUMEN LAIN

DOKUMEN PEMILIHAN
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB I
UMUM

A. Dokumen Pemilihan ini disusun untuk membantu peserta dalam meyiapkan Dokumen
Penawaran.

B. Dalam hal terdapat pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data Pemilihan
(LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), maka yang digunakan adalah ketentuan
pada Lembar data Pemilihan (LDP).

C. Dalam dokumen pengadaan digunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai


berikut:

- Tender : Adalah metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia


pekerjaan konstruksi.

- Pekerjaan : adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi


Konstruksi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.

- Kontrak Harga : adalah kontrak dengan harga satuan yang tetap untuk
Satuan setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu yang telah ditetapkan, volume atau kuantitas
pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak
ditandatangani, pembayaran berdasarkan hasil pengukuran
bersama atas realisasi volume pekerjaan dan nilai akhir
Kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan
diselesaikan.

- Harga Perkiraan : yang selanjutnya disingkat HPS adalah perkiraan harga


Sendiri (HPS) barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK.

- Harga Evaluasi : yang selanjutnya disingkat HEA adalah merupakan


Akhir (HEA) penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur
preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan capaian
TKDN dan status perusahaan.

- Kerja Sama : yang selanjutnya disingkat KSO adalah kerja sama usaha
Operasi (KSO) antar penyedia yang masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan
perjanjian tertulis.

- Lembar Data : yang selanjutnya disingkat LDP adalah lembar data


Pemilihan (LDP) pemilihan yang memuat ketentuan dan informasi yang
spesifik sesuai dengan jenis pekerjaan antara lain meliputi
penyiapan, penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata
cara penilaian Dokumen Penawaran, pengumuman
pemenang, sanggahan, dan sanggahan banding.

- Lembar Data : yang selanjutnya disingkat LDK adalah lembar data


Kualifikasi kualifikasi yang memuat ketentuan dan informasi yang
(LDK)
DOKUMEN PEMILIHAN I-1
BWS SULAWESI IV KENDARI
spesifik sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan.

- Pengguna : yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang


Anggaran (PA) kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/ Lembaga/
Perangkat Daerah.

- Kuasa Pengguna : yang selanjutnya disingkat KPA:


Anggaran (KPA) 1. Pada pelaksanaan APBN, KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran
pada Kementerian Negara/ Lembaga yang bersangkutan;
2. Pada pelaksanaan APBD, KPA adalah pejabat yang
diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan
pengguna anggaran dalam melaksanakan tugas dan
fungsi Perangkat Daerah.

- Unit Kerja : yang selanjutnya disingkat UKPBJ adalah unit kerja


Pengadaan pengadaan barang/jasa di kementerian/lembaga/pemerintah
Barang Jasa daerah yang menjadi pusat keunggulan pengadaan
(UKPBJ) barang/jasa.

- Pokja Pemilihan : adalah sumber daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan
UKPBJ untuk mengelola pemilihan Penyedia.

- Pejabat Pembuat : yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
Komitmen (PPK) kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara/ anggaran belanja
daerah.

- Pelaku Usaha : adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik
yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan
dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik
sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang
ekonomi.

- Penyedia : adalah pelaku usaha yang menyediakan barang/jasa


berdasarkan kontrak.

- Subpenyedia : adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan


penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan
sebagian pekerjaan (subkontrak).

- Aparat : adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit,


Pengawasan reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lain
Intern terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah.
Pemerintah
(APIP)

- Surat : yang selanjutnya disingkat SPPBJ adalah surat penunjukan


Penunjukan penyedia barang/jasa kepada penyedia barang/jasa untuk
Penyedia melaksanakan pekerjaan.

DOKUMEN PEMILIHAN I-2


BWS SULAWESI IV KENDARI
Barang/jasa
(SPPBJ)

- Tingkat : yang selanjutnya disingkat TKDN adalah besarnya


Komponen komponen dalam negeri pada barang, jasa, dan gabungan
Dalam Negeri antara barang dengan jasa.
(TKDN)

- Surat Jaminan : adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh penerbit


penjaminan.

- Daftar Kuantitas : adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan
dan Harga kuantitas dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan
bagian dari penawaran.

- Pekerjaan Utama : adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang


terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam Dokumen Pemilihan.

- Mata : adalah mata pembayaran yang pokok dan penting yang


Pembayaran nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
Utama per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari
mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar.

- Harga Satuan : yang selanjutnya disingkat HSP adalah harga satu jenis
Pekerjaan (HSP) pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu.

- Harga Satuan : yang selanjutnya disingkat HSD adalah harga satuan


Dasar (HSD) komponen dari harga satuan pekerjaan (HSP) per satu
satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari);
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per ton);
c. Peralatan (per jam, per hari).

- Metode : adalah metode yang menggambarkan penguasaan


Pelaksanaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari awal sampai
Pekerjaan akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan
uraian/cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan
pekerjaan utama yang dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis.

- Personel : adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang ditempatkan


Manajerial sesuai penugasan pada organisasi pelaksanaan pekerjaan.

- Bagian : adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama atau


Pekerjaan yang pekerjaan spesialis yang ditetapkan sebagaimana
disubkontrakkan tercantum dalam Dokumen Pemilihan, yang pelaksanaannya
diserahkan kepada penyedia barang/jasa dan disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.

DOKUMEN PEMILIHAN I-3


BWS SULAWESI IV KENDARI
- Masa : adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan dihitung
Pelaksanaan berdasarkan SPMK sampai dengan serah terima pertama
Pekerjaan pekerjaan.
(Jangka Waktu
Pelaksanaan
Pekerjaan)

- Keselamatan : adalah segala kegiatan keteknikan konstruksi dalam


Konstruksi mewujudkan proses pekerjaan konstruksi yang handal,
aman, dan ramah lingkungan.

- Keselamatan : yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk


dan kesehatan menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
Kerja (K3) tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.

- Sistem : yang selanjutnya disingkat SMKK adalah bagian dari sistem


Manajemen manajemen pekerjaan konstruksi dalam rangka penerapan
Keselamatan keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan pada
Konstruksi setiap pekerjaan konstruksi.
(SMKK)

- Rencana : yang selanjutnya disingkat RKK adalah dokumen lengkap


Keselamatan rencana penerapan SMKK dan merupakan satu kesatuan
Konstruksi dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang
(RKK) dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh pengguna jasa,
untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penerapan
SMKK.

- Harga Terendah : adalah metode evaluasi dalam hal harga menjadi dasar
penetapan pemenang di antara penawaran yang memenuhi
persyaratan administrasi, teknis, dan kualifikasi.

- Layanan : yang selanjutnya disingkat LPSE adalah layanan


Pengadaan pengelolaan teknologi informasi untuk memfasilitasi
Secara pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
Elektronik
(LPSE)

- Aplikasi : yang selanjutnya disingkat SPSE adalah aplikasi berbasis


perangkat lunak web yang terpasang di server LPSE yang dapat diakses
Sistem melalui website LPSE.
Pengadaan
Secara
Elektronik
(SPSE)

- Pengguna SPSE : adalah perorangan/badan usaha yang memiliki hak akses


kepada Aplikasi SPSE, direpresentasikan oleh user ID dan
password yang diberikan oleh LPSE.

- Satu File : adalah metode penyampaian Dokumen Penawaran yang

DOKUMEN PEMILIHAN I-4


BWS SULAWESI IV KENDARI
terdiri atas persyaratan administrasi, teknis dan penawaran
harga yang dimasukkan dalam 1 (satu) file.

- User ID : adalah nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari
pengguna yang digunakan untuk beroperasi di dalam
Aplikasi SPSE.

- Password : adalah kumpulan karakter atau string yang


digunakan oleh pengguna untuk memverifikasi User ID
kepada Aplikasi SPSE.

- APENDO : adalah aplikasi pengaman dokumen.

- Isian Elektronik : adalah tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis


berisi komponen isian yang dapat diisi oleh pengguna
aplikasi.

: adalah formulir isian elektronik pada aplikasi SPSE yang


- Formulir Isian
digunakan peserta untuk menginputkan dan mengirimkan
Elektronik Data
data kualifikasi.
Kualifikasi

DOKUMEN PEMILIHAN I-5


BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB II
PENGUMUMAN PEMILIHAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI

Pengumuman tender tercantum pada aplikasi SPSE

DOKUMEN PEMILIHAN II - 1
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB III

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)


A. UMUM

1. Identitas Pokja 1.1. Identitas pokja pemilihan sebagaimana tercantum dalam LDP.
dan Lingkup
Pekerjaan Nama paket, lingkup pekerjaan, dan lokasi pekerjaan
1.2. sebagaimana tercantum dalam LDP.

Peserta yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan


1.3. pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat khusus kontrak
. dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga yang tercantum
dalam kontrak.

Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan


2. Sumber Dana sebagaimana tercantum dalam LDP.

Tender ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang
3. Peserta Tender 3.1. berbentuk badan usaha atau KSO yang memenuhi kualifikasi.

Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai HPS diatas


3.2. Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) disyaratkan hanya
untuk pelaksana konstruksi dengan kualifikasi Usaha Menengah
yang Kemampuan Dasarnya (KD) memenuhi syarat.

Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai HPS diatas


Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) disyaratkan
3.3. hanya untuk pelaksana konstruksi dengan kualifikasi Usaha
Besar yang kemampuan dasarnya (KD) memenuhi syarat.

Tender sebagaimana dimaksud pada 3.2 dapat dikerjakan oleh


penyedia jasa dengan kualifikasi Usaha Besar apabila:
3.4. a.Tender gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan kualifikasi
Usaha Menengah yang mendaftar; dan/atau
b. Peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan
ditenderkan tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan oleh penyedia
jasa dengan kualifikasi Usaha Menengah.

Dalam hal peserta melakukan KSO, maka KSO dilakukan


sebelum memasukkan Dokumen Penawaran.
3.5.
Dalam hal peserta melakukan KSO, maka peserta harus
memiliki Perjanjian Kerja Sama Operasi yang memuat persentase
3.6. KSO dan perusahaan yang mewakili KSO tersebut.

KSO harus terdiri atas perusahaan nasional.

3.7. KSO dapat dilakukan antar pelaku usaha yang:


a. memiliki kualifikasi yang setara (Usaha Menengah dengan
3.8. Usaha Menengah, Usaha Besar dengan Usaha Besar),

DOKUMEN PEMILIHAN III- 1


BWS SULAWESI IV KENDARI
b. memiliki kualifikasi yang 1 tingkat dibawahnya (Usaha
Besar dengan Usaha Menengah, Usaha Menengah dengan
Usaha Kecil).
Kualifikasi leadfirm harus setara atau lebih tinggi dari anggota
KSO.

3.9. Peserta KSO dilarang untuk mengubah Perjanjian Kerja


Sama Operasi selama proses tender.

3.10 Penyedia jasa yang akan melakukan KSO untuk memenuhi jenis
pekerjaan yang ditenderkan dapat terdiri atas penyedia jasa
konstruksi umum (general), spesialis, mekanikal/ elektrikal,
dan/atau keterampilan tertentu.

3.11 Perjanjian KSO yang berakhir sebelum penyelesaian pekerjaan,


maka tanggung jawab penyelesaian pekerjaan di bebankan pada
perusahaan yang menjadi leadfirm atau mengacu pada ketentuan
yang tercantum dalam perjanjian KSO.

4. Pelarangan 4.1. Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
terhadap Aturan berkewajiban untuk mematuhi aturan pengadaan dengan tidak
Pengadaan melakukan tindakan sebagai berikut:

a. menyampaikan dokumen atau keterangan palsu/tidak benar


untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. terindikasi melakukan persekongkolan dengan peserta lain
untuk mengatur harga penawaran;
c. terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi, dan/atau Nepotisme
(KKN) dalam pemilihan Penyedia; atau
d. mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat
diterima oleh Pokja Pemilihan.

4.2. Peserta yang terbukti melakukan tindakan sebagaimana


dimaksud pada angka 4.1 dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses pemilihan
atau pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan kepada pihak berwenang.

4.3. Pengenaan Sanksi dilaporkan oleh Pokja Pemilihan kepada


PA/KPA.

4.4. Pengenaan Sanksi Daftar Hitam oleh PA/KPA atas usulan


Pokja Pemilihan.

5. Larangan 5.1. Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya,
Pertentangan menghindari dan mencegah pertentangan kepentingan para pihak
Kepentingan. yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.

5.2. Pertentangan kepentingan sebagaimana dimaksud pada


angka 5.1 antara lain meliputi:
a. Direksi, Dewan Komisaris, atau tenaga tetap suatu Badan
Usaha merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau
tenaga tetap pada Badan Usaha lain yang mengikuti
tender yang sama;

DOKUMEN PEMILIHAN III- 2


BWS SULAWESI IV KENDARI
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan
perancang/ pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan
Konstruksi yang didesain/diawasinya;
c. PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau menjalankan
badan usaha peserta;
d. Beberapa badan usaha yang mengikuti Tender yang sama,
dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak
yang sama, dan/atau kepemilikan sahamnya lebih dari 50%
(lima puluh persen) dikuasai oleh pemegang saham yang
sama.

5.3. Pegawai kementerian/lembaga/perangkat daerah dilarang


menjadi peserta kecuali cuti diluar tanggungan
kementerian/lembaga/ perangkat daerah.

6. Peserta Sanksi daftar hitam dikenakan kepada peserta


Pemilihan/ pemilihan/Penyedia apabila:
Penyedia Yang a. peserta pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan
Dikenakan palsu/tidak benar untuk memenuhi persyaratan yang
Sanksi Daftar ditentukan dalam Dokumen Pemilihan;
Hitam b. peserta pemilihan terindikasi melakukan
persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur harga
penawaran.
Indikasi persekongkolan antar peserta memenuhi sekurang-
kurangnya 2 (dua) indikasi di bawah ini:
1) kesamaan dalam Dokumen Penawaran, antara lain pada:
metode kerja, bahan, alat, analisa pendekatan teknis,
koefisien, harga satuan dasar upah, bahan dan alat, harga
satuan pekerjaan, dan/atau spesifikasi teknis/barang yang
ditawarkan (merk/tipe/jenis) dan/atau dukungan teknis;
2) para peserta yang terindikasi persekongkolan memasukkan
penawaran dengan nilai penawaran mendekati HPS
dan/atau hampir sama;
3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia Barang/
Jasa yang berada dalam 1 (satu) kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi Dokumen Penawaran,
antara lain kesamaan/kesalahan pengetikan, susunan, dan
format penulisan; dan/atau
5) jaminan penawaran diterbitkan dari penerbit penjaminan
yang sama dan nomornya berurutan.

c. peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi,


dan/atau Nepotisme (KKN) dalam pemilihan Penyedia;
d. peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat diterima Pokja Pemilihan;
e. pemenang Pemilihan yang telah menerima Surat
Penunjukan Penyedia Barang Jasa (SPPBJ) mengundurkan
diri sebelum penandatanganan Kontrak dengan alasan yang
tidak dapat diterima oleh PPK;
f. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak
menyelesaikan pekerjaan, atau dilakukan pemutusan kontrak
secara sepihak oleh PPK yang disebabkan oleh kesalahan
Penyedia Barang/Jasa; atau
g. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa
pemeliharaan sebagaimana mestinya.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 3


BWS SULAWESI IV KENDARI
7. Alih Pengalaman 7.1. Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi dengan nilai
dan pagu anggaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
Pendayagunaan rupiah), penyedia jasa pelaksana konstruksi diwajibkan
Produksi Dalam memberikan alih pengalaman/ keahlian melalui sistem kerja
Negeri praktik/magang.

7.2. Peserta berkewajiban menyampaikan penawaran yang


mengutamakan material/ bahan produksi dalam negeri dan
tenaga kerja Indonesia untuk pekerjaan konstruksi yang
dilaksanakan di Indonesia.

7.3. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimungkinkan


menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat lunak yang
berasal dari luar negeri (impor) dengan ketentuan:

a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar


mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat
diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang
masih harus diimpor;
b. berupa bahan baku belum diproduksi di dalam negeri
dan/atau spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi di
dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya
sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang
ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan,
ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk
mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat
diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang
nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli
asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang
dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

7.4. Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan dalam hal:


a. barang/jasa tersebut belum dapat diproduksi/
dihasilkan di dalam negeri;
b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi dan/atau kualifikasi
teknis tenaga ahli dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
dan/atau
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi
kebutuhan.

7.5. Pemberian preferensi harga terhadap penawaran peserta atas


penggunaan produksi dalam negeri ditetapkan dalam LDP.

8. Sertifikat 8.1. Setiap tenaga ahli, teknisi/analis dan operator yang akan
Kompetensi melaksanakan pekerjaan wajib memiliki sertifikat kompetensi
Kerja kerja.

8.2. Sertifikat Kompetensi Kerja tidak dievaluasi pada saat


pemilihan.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 4


BWS SULAWESI IV KENDARI
8.3. Sertifikat Kompetensi Kerja untuk personel manajerial dibuktikan
saat rapat persiapan penunjukan penyedia.

8.4. Peserta yang tidak dapat membuktikan Sertifikat Kompetensi


Kerja untuk personel manajerial yang diusulkan dalam dokumen
penawaran saat rapat persiapan penunjukan penyedia
dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, berupa pembatalan penetapan
pemenang;
b. sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

9. Satu Penawaran 9.1. Setiap peserta, baik tunggal maupun sebagai anggota KSO hanya
Tiap Peserta. boleh memasukkan satu penawaran untuk satu paket pekerjaan.

9.2. Setiap peserta yang termasuk dalam KSO dilarang menjadi


peserta baik secara sendiri maupun sebagai anggota KSO yang
lain pada paket pekerjaan yang sama.

B. DOKUMEN PEMILIHAN

10. Isi Dokumen 10.1. Dokumen Pemilihan terdiri atas Dokumen Tender dan
Pemilihan Dokumen Kualifikasi.

10.2. Dokumen Pemilihan terdiri atas:


a. Umum;
b. Pengumuman;
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pemilihan;
e. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Dokumen Administrasi:
a) Surat Penawaran;
b) Jaminan Penawaran Asli (apabila disyaratkan);
c) Surat perjanjian Kerja Sama Operasi. (apabila
peserta berbentuk KSO)

2) Dokumen Administrasi:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan;
b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
c) Daftar Peralatan Utama;
d) Daftar Personel Manajerial beserta Surat pernyataan
kepemilikan sertifikat kompetensi;
e) Formulir Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK);
f) Daftar Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan
(apabila disyaratkan).

3) Dokumen Penawaran Harga:


a) Sesuai Surat Penawaran dalam Dokumen
Administrasi;
b) Daftar Kuantitas dan Harga;
c) Formulir Analisa Harga Satuan Pekerjaan (khusus
apabila ada evaluasi kewajaran harga di bawah
80% HPS);
Peserta pemilihan akan memenuhi Dokumen
Penawaran Harga pada huruf c) pada saat acara
DOKUMEN PEMILIHAN III- 5
BWS SULAWESI IV KENDARI
klarifikasi kewajaran harga. Analisa Harga Satuan
Pekerjaan bukan merupakan bagian dari Dokumen
Kontrak.

f. Rancangan Kontrak (sudah dilengkapi isiannya oleh


PPK):
1) Surat Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak.

g. Spesifikasi Teknis dan/atau Gambar;


h. Contoh Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Uang Muka (apabila diberikan uang muka);
5) Jaminan Pemeliharaan;
6) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN (apabila
diberikan preferensi harga);
7) Formulir Daftar Barang yang diimpor. (apabila ada
barang yang diimpor).

10.3. Bentuk Dokumen Kualifikasi meliputi:


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas; (Diatur dalam SPSE. Dalam hal KSO,
maka Dokumen Kualifikasi dilengkapi dengan Pakta
Integritas anggota KSO-nya yang disampaikan oleh leadfirm)
c. Formulir Isian Kualifikasi; (Diatur dalam SPSE. Dalam
hal KSO, maka Dokumen Kualifikasi dilengkapi dengan
Formulir Isian Kualifikasi anggota KSO-nya yang
disampaikan oleh leadfirm)
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi bagi peserta
KSO;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

10.4. Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen


Pemilihan. Kelalaian menyampaikan Dokumen
Penawaran dan Dokumen Kualifikasi yang tidak memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Pemilihan merupakan risiko
peserta.

11. Bahasa Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi tertulis


Dokumen dalam proses pemilihan menggunakan Bahasa Indonesia.
Pengadaan.

12. Pemberian 12.1. Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi
Penjelasan. SPSE sesuai jadwal dalam aplikasi SPSE.

12.2. Peserta yang tidak aktif/membuka SPSE dan/atau tidak


bertanya pada saat pemberian penjelasan, tidak dapat dijadikan
dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran.

12.3. Apabila diperlukan, Pokja Pemilihan dapat memberikan


informasi yang dianggap penting terkait dengan Dokumen
Pemilihan.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 6


BWS SULAWESI IV KENDARI
12.4. Apabila diperlukan, Pokja Pemilihan dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan
lapangan. Biaya yang diperlukan peserta dalam rangka
peninjauan lapangan ditanggung oleh masing-masing peserta.

12.5. Pokja Pemilihan menjawab setiap pertanyaan yang masuk,


kecuali untuk substansi pertanyaan yang telah dijawab.

12.6. Apabila diperlukan, Pokja Pemilihan dapat memberikan


penjelasan (ulang).

12.7. Apabila diperlukan, Pokja Pemilihan pada saat berlangsungnya


pemberian penjelasan dapat menambah waktu batas akhir
tahapan tersebut sesuai dengan kebutuhan.

12.8. Dalam hal waktu tahap penjelasan telah berakhir, peserta tidak
dapat mengajukan pertanyaan namun Pokja Pemilihan masih
mempunyai tambahan waktu untuk menjawab pertanyaan yang
masuk pada akhir jadwal.

12.9. Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan dalam


aplikasi SPSE merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan
(BAPP).

12.10. Jika dilaksanakan peninjauan lapangan dapat dibuat Berita


Acara Pemberian Penjelasan Lanjutan dan diunggah melalui
aplikasi SPSE.

12.11. Berita Acara Pemberian Penjelasan Lapangan menjadi bagian


dari Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP).

13. Perubahan 13.1. Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-
Dokumen hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu
Pemilihan ditampung, maka Pokja Pemilihan menuangkan ke dalam
Adendum Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.

13.2. Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, gambar,


dan/atau nilai total HPS, harus mendapatkan persetujuan PPK
sebelum dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan.

13.3. Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak


dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan, maka
ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah Dokumen Pemilihan awal.

13.4. Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu


pemasukan penawaran, Pokja Pemilihan dapat
menetapkan Adendum Dokumen Pemilihan, berdasarkan
informasi baru yang mempengaruhi substansi Dokumen
Pemilihan.

13.5. Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.

13.6. Pokja Pemilihan mengumumkan Adendum Dokumen


Pemilihan dengan cara mengunggah (upload) adendum

DOKUMEN PEMILIHAN III- 7


BWS SULAWESI IV KENDARI
Dokumen Pemilihan melalui aplikasi SPSE paling lambat 3 (tiga)
hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran. Apabila
Pokja Pemilihan akan mengunggah (upload) Adendum
Dokumen Pemilihan kurang dari 3 (tiga) hari kerja sebelum
batas akhir pemasukan penawaran, maka Pokja Pemilihan wajib
mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran.

13.7. Peserta dapat mengunduh (download) Adendum Dokumen


Pemilihan yang diunggah (upload) Pokja Pemilihan pada
aplikasi SPSE (apabila ada).

14. Tambahan Apabila adendum Dokumen Pemilihan mengakibatkan


Waktu kebutuhan penambahan waktu penyiapan Dokumen Penawaran
Pemasukan maka Pokja Pemilihan memperpanjang batas akhir pemasukan
Dokumen penawaran.
Penawaran

C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN

15. Biaya Dalam 15.1. Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
Penyiapan penyampaian penawaran.
Penawaran
15.2. Pokja Pemilihan tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun
yang ditanggung oleh peserta.

16. Bahasa 16.1. Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa


Penawaran Indonesia.

16.2. Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen


Penawaran dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa
Inggris.

16.3. Dokumen penunjang yang berbahasa Inggris perlu disertai


penjelasan dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal terjadi
perbedaan penafsiran, maka yang berlaku adalah penjelasan
dalam Bahasa Indonesia.

17. Dokumen 17.1. Dokumen Penawaran paling kurang terdiri atas:


Penawaran a. Penawaran Administrasi;
b. Penawaran Teknis; dan
c. Penawaran Harga;

17.2. Dokumen Penawaran, meliputi :


a. Dokumen Penawaran Administrasi terdiri atas:
1) Surat Penawaran;
2) Jaminan Penawaran asli; (apabila disyaratkan)
3) Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi (apabila peserta
berbentuk KSO);

b. Dokumen Penawaran Teknis terdiri atas:


1) Metode pelaksanaan pekerjaan;
2) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
3) Daftar isian peralatan utama;
4) Daftar isian personel manajerial beserta Surat
pernyataan kepemilikan sertifikat kompetensi kerja;

DOKUMEN PEMILIHAN III- 8


BWS SULAWESI IV KENDARI
5) Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
6) Daftar isian bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan, dan/atau nominasi subpenyedia jasa
spesialis, dan/atau nominasi subpenyedia kecil
provinsi setempat (apabila disyaratkan); dan
7) Dokumen lain yang disyaratkan (apabila ada).

c. Dokumen Penawaran Harga terdiri atas:

1) Penawaran harga, tercantum dalam Surat Penawaran;


2) Daftar Kuantitas dan Harga;
3) Analisa Harga Satuan Pekerjaan (Khusus apabila ada
evaluasi kewajaran harga di bawah 80% HPS, akan
dipenuhi pada saat acara klarifikasi kewajaran harga).
Analisa Harga Satuan Pekerjaan bukan merupakan
bagian dari dokumen kontrak.

d. Dokumen lain:
1) Formulir rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila
memenuhi syarat untuk diberikan preferensi harga);
2) Daftar barang yang diimpor (Apabila ada).

18. Harga 18.1. Total Harga penawaran ditulis dalam angka dan huruf.
Penawaran

18.2. Peserta mencantumkan harga satuan dan harga total untuk tiap
mata pembayaran/pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

18.3. Biaya overhead (biaya umum) dan keuntungan termasuk untuk


penyelenggaraan biaya pengawasan dan staf lapangan/tenaga
ahli lapangan, administrasi kantor lapangan, konstruksi dan
fasilitas sementara, transportasi, konsumsi, keamanan, kontrol
kualitas dan pengujian, serta semua pajak, bea, retribusi,
tenaga kerja, praktik/magang, dan pungutan lain yang sah yang
harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket Pekerjaan
Konstruksi ini telah diperhitungkan dalam total harga penawaran.

18.4. Komponen/item pekerjaan penyelenggaraan keamanan dan


kesehatan kerja serta Keselamatan Konstruksi dimasukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan biaya berkisar antara
1.0 sampai 2.5% dari nilai pekerjaan atau sesuai dengan
kebutuhan.

18.5. Perkiraan biaya penyelenggaraan keamanan dan kesehatan


kerja serta Keselamatan Konstruksi minimal mencakup
penyiapan RKK, sosialisasi dan promosi K3, alat pelindung
kerja/diri, asuransi dan perijinan, personel K3, fasilitas prasarana
kesehatan, rambu-rambu yang diperlukan, konsultasi dengan
ahli keselamatan konstruksi, dan lain-lain terkait pengendalian
risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi.

18.6. Penyesuaian harga diberlakukan sebagaimana diatur dalam


Syarat-Syarat Umum Kontrak/ Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
Hanya untuk pekerjaan harga satuan dan masa pelaksanaannya
lebih dari 18 (delapan belas) bulan sebagaimana tercantum
dalam LDP.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 9


BWS SULAWESI IV KENDARI
19. Mata Uang 19.1. Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata
Penawaran dan uang sebagaimana tercantum dalam LDP.
Cara
Pembayaran 19.2. Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai
dengan cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan
dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak/Syarat-Syarat Khusus
Kontrak.

20. Masa Berlaku 20.1. Masa berlaku penawaran sesuai dengan ketentuan
Penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.

20.2. Apabila evaluasi penawaran belum selesai dilaksanakan,


sebelum akhir masa berlakunya penawaran, Pokja Pemilihan
meminta kepada seluruh peserta secara tertulis untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran dalam jangka
waktu tertentu dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.

20.3. Apabila penetapan pemenang telah disampaikan dan tidak ada


sanggah/sanggah banding, tetapi DIPA/DPA belum disahkan,
Pokja Pemilihan meminta secara tertulis kepada pemenang
tender untuk memperpanjang masa berlakunya surat
penawaran dan/atau Jaminan Penawaran dalam jangka waktu
tertentu dan diperhitungkan paling kurang sampai perkiraan
tanggal penandatanganan kontrak.

20.4. Berkaitan dengan 20.2 dan 20.3, maka peserta dapat:


a. menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah
penawaran; atau
b. menolak permintaan tersebut dan dapat mengundurkan
diri secara tertulis dengan tidak dikenakan sanksi.

20.5. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak


melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.

21. Pengisian Data 21.1. Peserta berkewajiban untuk mengisi formulir isian elektronik data
Kualifikasi kualifikasi dalam aplikasi SPSE atau mengisi data penyedia pada
aplikasi Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP)

21.2. Peserta tidak perlu mengunggah hasil pemindaian


(Scan) dokumen administrasi kualifikasi pada fasilitas unggahan
Dokumen Penawaran.

21.3. Dengan mengirimkan data kualifikasi melalui SPSE:


a. dalam hal peserta tunggal, Data Kualifikasi dan pernyataan
yang menjadi bagian kualifikasi dianggap telah
ditandatangani dan disetujui.
b. dalam hal peserta pemilihan ber-KSO, data Kualifikasi dan
pernyataan yang menjadi bagian kualifikasi dianggap telah
ditandatangani dan disetujui oleh pejabat yang menurut
perjanjian KSO berhak mewakili/leadfirm KSO.

22. Pakta Integritas 22.1. Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN), serta akan
mengikuti proses pemilihan secara bersih, transparan, dan
profesional.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 10


BWS SULAWESI IV KENDARI
22.2. Dengan mendaftar sebagai peserta tender melalui aplikasi
SPSE, maka peserta telah menandatangani Pakta Integritas,
kecuali untuk peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi
(KSO), maka badan usaha yang ditunjuk mewakili/leadfirm
KSO wajib menyampaikan pakta integritas anggota KSO-
nya melalui fasilitas unggahan lainnya pada formulir isian
elektronik data kualifikasi di aplikasi SPSE.

23. Jaminan 23.1. Dalam hal HPS di atas Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar
Penawaran Asli rupiah), Jaminan Penawaran asli disampaikan sebagai bagian
dari dokumen administrasi.

23.2. Besaran nilai nominal, masa berlaku, dan pencairan


Jaminan Penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.

23.3. Peserta harus menyampaikan Jaminan penawaran asli


secara langsung atau melalui pos/jasa pengiriman diterima
Pokja Pemilihan paling lambat sebelum batas akhir
penyampaian penawaran.

23.4. Dalam hal Jaminan Penawaran asli tidak diterima Pokja


Pemilihan sampai dengan batas waktu yang ditentukan, maka
penawaran dinyatakan gugur.

23.5. Segala risiko keterlambatan dan kerusakan pengiriman Jaminan


Penawaran asli menjadi risiko peserta.

23.6. Penerbit Jaminan Penawaran:


a) Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), diterbitkan
oleh:
1. Bank Umum;
2. Perusahaan Penjaminan;
3. Perusahaan Asuransi;
4. Lembaga khusus yang menjalankan usaha di bidang
pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk mendorong
ekspor Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang Lembaga pembiayaan
ekspor Indonesia; atau
5. Konsorsium perusahaan asuransi umum/Lembaga
penjaminan/ perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship).
huruf a.2 sampai dengan a.5 telah ditetapkan/mendapatkan
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

b) Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas


Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), diterbitkan
oleh:
1. Bank Umum; atau
2. Konsorsium perusahaan asuransi umum/Lembaga
penjaminan/ perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship).
huruf b.2 telah ditetapkan/ mendapatkan rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

DOKUMEN PEMILIHAN III- 11


BWS SULAWESI IV KENDARI
D. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN

24. Persiapan 24.1. Dokumen Penawaran disampaikan oleh peserta terdiri atas 1
Dokumen (satu) Dokumen Penawaran yang telah disandikan/dienkripsi dan
Penawaran terdiri atas:
a. Penawaran administrasi;
b. Penawaran teknis; dan
c. Penawaran harga.

24.2. Dokumen Penawaran disandikan/dienkripsi dengan sistem


pengaman dokumen.

24.3. Peserta mengirimkan Dokumen Penawaran yang telah


disandikan/dienkripsi sesuai jadwal yang ditetapkan.
.
25. Penyampaian 25.1. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Pokja
Dokumen Pemilihan, dengan jadwal sebagaimana tercantum dalam LDP,
Penawaran dengan ketentuan:
a. Peserta mengirimkan Data Kualifikasi melalui formulir isian
elektronik data kualifikasi pada aplikasi SPSE;
b. Peserta mengunggah Dokumen Penawaran terenkripsi hanya
melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal yang ditetapkan;
c. Peserta dapat mengirimkan data kualifikasi secara berulang
sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen
Penawaran. Data kualifikasi yang dikirimkan terakhir akan
menggantikan data kualifikasi yang telah terkirim
sebelumnya;
d. Jika formulir isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada
aplikasi SPSE belum mengakomodir data kualifikasi yang
disyaratkan Pokja Pemilihan (misalnya untuk data kualifikasi
anggota KSO), maka data kualifikasi tersebut diunggah
(upload) oleh yang mewakili/leadfirm KSO pada fasilitas yang
tersedia pada SPSE;
e. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara elektronik,
peserta telah menyetujui pernyataan sebagai berikut:

1) badan usaha yang bersangkutan tidak dalam


pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan;
2) badan usaha tidak masuk dalam daftar hitam;
3) perorangan yang bertindak untuk dan atas nama
badan usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana;
4) data kualifikasi yang diisikan benar dan jika dikemudian
hari ditemukan bahwa data/dokumen yang disampaikan
tidak benar dan ada pemalsuan, maka direktur
utama/pimpinan perusahaan, atau kepala cabang, atau
pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak
mewakili badan usaha yang bekerja sama dan badan
usaha yang diwakili bersedia dikenakan sanksi
administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara
pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
5) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai
pegawai K/L/PD atau pimpinan dan pengurus badan

DOKUMEN PEMILIHAN III- 12


BWS SULAWESI IV KENDARI
usaha sebagai pegawai K/L/PD yang sedang mengambil
cuti diluar tanggungan K/L/PD.

25.2. Dokumen Penawaran administrasi, teknis, dan harga dienkripsi


menggunakan sistem pengaman dokumen.

25.3. Peserta mengunggah (upload) Dokumen Penawaran


administrasi, teknis, dan harga yang telah terenkripsi sesuai
jadwal yang ditetapkan.

25.4. Peserta dapat mengunggah Dokumen Penawaran secara


berulang sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen
Penawaran. Dokumen Penawaran terakhir akan menggantikan
Dokumen Penawaran yang telah terkirim sebelumnya

25.5. Surat Penawaran dan/atau dokumen lain sebagai bagian


dari Dokumen Penawaran yang diunggah (upload) ke dalam
aplikasi SPSE dianggap sah sebagai dokumen elektronik dan
dianggap telah disetujui dan ditandatangani secara elektronik
oleh pemimpin/direktur perusahaan atau kepala cabang
perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik atau pejabat yang
menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama atau pihak yang diberi kuasa oleh
pemimpin atau direktur perusahaan yang nama pemberi
kuasanya tercantum dalam akta pendirian/perubahan.

25.6. Peserta tidak perlu mengunggah (upload) hasil pemindaian


dokumen asli yang bertanda tangan basah dan berstempel,
kecuali surat lain yang memerlukan tanda tangan basah dari
pihak lain.

25.7. Peserta dapat mengunggah (upload) ulang Dokumen Penawaran


untuk mengganti atau menimpa Dokumen Penawaran
sebelumnya, sampai dengan batas akhir pemasukan penawaran.

25.8. Pengguna SPSE wajib mengetahui dan melaksanakan


ketentuan penggunaan sistem pengaman dokumen yang melekat
pada SPSE.

25.9. Untuk Peserta yang berbentuk KSO, pemasukan penawaran


dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk mewakili
KSO/leadfirm.

26. Batas Akhir 26.1. Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui
Waktu aplikasi SPSE kepada Pokja Pemilihan paling lambat pada waktu
Pemasukan yang ditentukan oleh Pokja Pemilihan sebagaimana tercantum
Penawaran. dalam LDP.

26.2. Pokja Pemilihan tidak diperkenankan mengubah waktu


batas akhir pemasukan penawaran kecuali:
a. keadaan kahar;
b. terjadi gangguan teknis;
c. perubahan dokumen pemilihan yang mengakibatkan
kebutuhan penambahan waktu penyiapan Dokumen
Penawaran; atau

DOKUMEN PEMILIHAN III- 13


BWS SULAWESI IV KENDARI
d. tidak ada peserta yang memasukkan penawaran
sampai dengan batas akhir penyampaian penawaran.

26.3. Dalam hal Pokja Pemilihan mengubah waktu batas akhir


pemasukan penawaran maka harus menyampaikan/
menginformasikan pada SPSE alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.

26.4. Dalam hal setelah batas akhir pemasukan penawaran tidak ada
peserta yang memasukkan penawaran, Pokja Pemilihan dapat
memperpanjang batas akhir jadwal pemasukan penawaran.

26.5. Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada


angka 26.4 dilakukan pada hari yang sama dengan batas akhir
pemasukan penawaran.

27. Dokumen Aplikasi SPSE menolak setiap Dokumen Penawaran yang


Penawaran dikirimkan setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran.
Terlambat

E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN

28. Pembukaan 28.1. Jadwal pembukaan penawaran sebagaimana tercantum dalam


Penawaran LDP.

28.2. Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja Pemilihan


mengunduh (download) dan melakukan dekripsi Dokumen
Penawaran dengan menggunakan sistem pengaman dokumen
sesuai waktu yang telah ditetapkan.

28.3. Terhadap Dokumen Penawaran yang tidak dapat dibuka


(didekripsi), Pokja Pemilihan menyampaikan Dokumen
Penawaran tersebut kepada LPSE untuk mendapat keterangan
bahwa Dokumen yang bersangkutan tidak dapat dibuka
dan bila dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan Dokumen
Penawaran tersebut kepada LKPP.

28.4. Berdasarkan keterangan dari LPSE, apabila Dokumen


Penawaran tidak dapat dibuka/didekripsi maka Pokja Pemilihan
dapat menetapkan bahwa Dokumen Penawaran tersebut
tidak memenuhi syarat sebagai penawaran dan penyedia
barang/jasa yang mengirimkan Dokumen Penawaran tersebut
dianggap tidak memasukkan penawaran. Apabila dapat dibuka,
maka Pokja Pemilihan akan melanjutkan proses atas
penawaran yang bersangkutan.

28.5. Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila


Dokumen Penawaran sebagaimana dimaksud pada IKP 17.1
terpenuhi. Surat pengunduran diri (misalnya) tidak termasuk
sebagai penawaran.

28.6. Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta


maka tender dilanjutkan dengan tahap evaluasi penawaran dan
kualifikasi, serta selanjutnya dilakukan:
1) dalam hal terdapat 2 (dua) peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, teknis, dan kualifikasi, dapat

DOKUMEN PEMILIHAN III- 14


BWS SULAWESI IV KENDARI
dilakukan E-Reverse Auction (apabila sudah didukung oleh
SPSE)
2) dalam hal hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, teknis, dan kualifikasi, dilanjutkan
dengan klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga.

28.7. Apabila penawaran yang masuk hanya 1 (satu), maka tender


dilanjutkan seperti proses penunjukan langsung.

28.8. Pokja Pemilihan tidak boleh menggugurkan penawaran pada


waktu pembukaan penawaran, kecuali untuk Dokumen
Penawaran yang sudah dipastikan tidak dapat dibuka
berdasarkan keterangan LPSE.

29. Evaluasi 29.1. Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem harga


Dokumen terendah.
Penawaran
29.2. Pokja melakukan evaluasi Dokumen Penawaran berdasarkan
data yang diunggah (upload) dalam aplikasi SPSE,
dikecualikan untuk evaluasi Jaminan Penawaran dilakukan
berdasarkan dokumen Jaminan Penawaran asli yang
disampaikan.

29.3. Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah mendapat


klarifikasi dari LPSE) akibat kesalahan pengiriman dokumen
oleh Penyedia Jasa, yang mengakibatkan dokumen tersebut
tidak dapat dilakukan evaluasi oleh Pokja Pemilihan, maka
dokumen elektronik tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat.

29.4. Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi aritmatik


dengan ketentuan:
a. volume pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume
dengan harga satuan pekerjaan, dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan
tidak boleh diubah;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap
sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain
dan harga satuan pada Daftar Kuantitas dan Harga tetap
dibiarkan kosong;
d. jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen pemilihan dan harga satuan
pekerjaan dimaksud dianggap nol.

29.5. Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai total harga


penawaran sehingga urutan peringkat dapat menjadi lebih
tinggi atau lebih rendah dari urutan peringkat semula.

29.6. Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai


total HPS dinyatakan gugur.

29.7. Apabila semua harga penawaran setelah koreksi aritmatik di


atas nilai total HPS, tender dinyatakan gagal.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 15


BWS SULAWESI IV KENDARI
29.8. Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja Pemilihan
menyusun urutan dari penawaran terendah.

29.9. Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3


(tiga) penawar yang menawar di bawah dari nilai total HPS maka
proses tender tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi
penawaran.

29.10. Setelah melakukan koreksi aritmatik, Pokja Pemilihan


memeriksa indikasi persekongkolan sebagaimana IKP angka 6.

29.11. Setelah memeriksa indikasi persekongkolan, Pokja


Pemilihan melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.

29.12. Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut:


a. Pokja Pemilihan dilarang menambah, mengurangi,
mengganti, dan/atau mengubah kriteria dan persyaratan
yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini;
b. Pokja Pemilihan dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen
Penawaran;
c. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran
yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan
spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan ini, tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) Penyimpangan Dokumen Penawaran dari Dokumen
Pemilihan yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) Penawaran dari peserta dengan persyaratan
tambahan diluar ketentuan dan syarat-syarat yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau
tidak adil.
e. Pokja Pemilihan dilarang menggugurkan penawaran
dengan alasan:
1) Peserta tidak aktif/tidak membuka SPSE dan/atau tidak
bertanya pada saat pemberian penjelasan; dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial, adalah kesalahan-
kesalahan yang tidak mempengaruhi hasil evaluasi.
f. Para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan
intervensi kepada Pokja Pemilihan selama proses
evaluasi;
g. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi
pengaturan bersama (indikasi kolusi/persekongkolan)
antara peserta, Pokja Pemilihan, UKPBJ, PPK dan/atau
pihak lain yang terlibat, dengan tujuan untuk memenangkan
salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan
peserta lain yang terlibat dikenakan sanksi dalam Daftar
Hitam;

DOKUMEN PEMILIHAN III- 16


BWS SULAWESI IV KENDARI
2) anggota Pokja Pemilihan, PPK dan/atau pihak lain yang
terlibat persekongkolan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak terlibat (apabila
ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud
pada angka 3), maka tender dinyatakan gagal.

h. Apabila indikasi persekongkolan terpenuhi, maka peserta


digugurkan pada tahap evaluasi administrasi, teknis,
dan/atau kualifikasi.
29.13. Evaluasi Administrasi :
a. evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan
terhadap hal-hal yang tidak/belum dinilai pada saat
penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,
apabila :
1) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan
Dokumen Pemilihan terpenuhi, yaitu dengan
dilampirkannya:
a) Surat Penawaran;
b) Jaminan Penawaran Asli (apabila dipersyaratkan);
c) Surat Perjanjian Kerja Sama Operasi (apabila ber-
KSO);
d) Dokumen Penawaran Teknis;
e) Dokumen Penawaran Harga.

2) Surat Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a) bertanggal;
b) jangka waktu berlakunya Surat Penawaran tidak
kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP, dengan ketentuan:
i. apabila ada perbedaan penulisan antara angka dan
huruf maka jangka waktu yang diakui adalah tulisan
huruf;
ii. apabila yang tertulis dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas/tidak bermakna/salah,
maka jangka waktu yang diakui adalah yang tertulis
dalam angka; atau
iii. apabila yang tertulis dalam angka dan dalam huruf
tidak jelas/tidak bermakna/salah, maka penawaran
dinyatakan gugur.
c) Dalam hal terdapat kesalahan pengetikan dalam
penulisan nama Pokja dan/atau nama paket, maka
tidak dapat dinyatakan gugur; dan
d) Dalam hal terdapat kesalahan tanggal, maka
apabila kesalahan tersebut tidak menyebabkan masa
berlaku surat penawaran menjadi kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP maka tidak dapat
dinyatakan gugur.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 17


BWS SULAWESI IV KENDARI
29.14. Evaluasi Teknis:
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi;
b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan
ketentuan:
1) Pokja Pemilihan menilai persyaratan teknis minimal
yang harus dipenuhi dengan membandingkan
pemenuhan persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP;
2) Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP apabila:
a) Metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi
persyaratan substantif yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam menyelesaikan pekerjaan,
meliputi:
(1) Tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai
akhir secara garis besar dan uraian/cara kerja
dari masing-masing jenis pekerjaan utama;
(2) Kesesuaian antara metode kerja dengan
peralatan utama yang ditawarkan/diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan;
(3) Kesesuaian antara metode kerja dengan
spesifikasi/volume pekerjaan yang disyaratkan.
Penilaian metode pelaksanaan tidak mengevaluasi
jobmix/rincian/ campuran/komposisi material dari
jenis pekerjaan.

Dalam menetapkan kriteria evaluasi metode


pelaksanaan pekerjaan, Pokja Pemilihan harus
menguraikan secara detail hal-hal yang akan
dinilai sehingga hasil penilaian bersifat objektif dan
dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam melakukan evaluasi terhadap metode


pelaksanaan pekerjaan, Pokja Pemilihan
membandingkan antara metode kerja yang
ditawarkan oleh peserta dengan metode kerja yang
menjadi bagian persyaratan teknis yang telah
ditetapkan oleh PPK dengan cara menilai
kesesuaian metode tersebut. Apabila tidak sesuai,
Pokja melakukan evaluasi berdasarkan kesesuaian
metode kerja yang ditawarkan dengan peralatan
utama, serta personel berdasarkan keahlian yang
dapat dipertanggungjawabkan.
b) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan tidak melampaui target serta waktu
yang dibutuhkan, maka dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan dan dapat digugurkan pada tahap
evaluasi teknis.
d) Personel manajerial yang ditawarkan sesuai dengan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
dengan ketentuan:
(1) Personel manajerial yang disyaratkan
meliputi jabatan: Manager Pelaksanaan/

DOKUMEN PEMILIHAN III- 18


BWS SULAWESI IV KENDARI
Proyek, Manager Teknik, Manager Keuangan,
dan Ahli/Petugas K3.
(2) Untuk pekerjaan yang diperuntukkan
bagi:
(a) Usaha Kecil tidak mensyaratkan
Tenaga Ahli;
(b) Usaha Menengah dan Usaha Besar tidak
mensyaratkan Tenaga Teknisi atau Analis
dan Operator.
(3) Untuk pekerjaan yang memiliki tingkat risiko
kecil, maka dapat mensyaratkan Petugas K3
atau Ahli K3 sedangkan untuk pekerjaan yang
masuk dalam kategori risiko besar maka
mensyaratkan Ahli K3.
(4) Kompetensi personel manajerial meliputi tingkat
pendidikan dan pengalaman bekerja
sesuai dengan jenis pekerjaan yang
ditenderkan.
(5) Sertifikat Kompetensi Kerja tidak dievaluasi
pada saat pemilihan, dibuktikan saat rapat
persiapan penunjukan penyedia.
(6) Pengalaman kerja yang dihitung adalah
pengalaman sesuai dengan jenis pekerjaan
yang ditenderkan (bukan berdasarkan jabatan
yang ditawarkan).
(7) Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa
memperhatikan lamanya pelaksanaan
konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun
Anggaran).
e) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) Paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran
di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima
miliar rupiah) sampai dengan
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
wajib mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
utama kepada penyedia jasa spesialis (apabila
telah tersedia penyedia jasa spesialis), dan
sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama kepada sub penyedia jasa Usaha Kecil;
dan/atau
(2) Paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran
di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) wajib mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan utama kepada penyedia jasa
spesialis (apabila telah tersedia penyedia jasa
spesialis) dan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa
Usaha Kecil. Peserta dalam penawarannya
sudah menominasikan sub penyedia jasa
spesialis (apabila telah tersedia penyedia jasa
spesialis) dan sub penyedia jasa Usaha Kecil
dari lokasi pekerjaan provinsi setempat, kecuali
tidak tersedia sub penyedia jasa dari provinsi
setempat yang dimaksud, dengan cara
memilih perkerjaan yang disubkontrakkan

DOKUMEN PEMILIHAN III- 19


BWS SULAWESI IV KENDARI
sesuai yang tercantum dalam lembar Data
Pemilihan (LDP);
(3) Penyedia tidak mensubkontrakkan seluruh
pekerjaan utama;
(4) Penyedia Usaha Kecil tidak mensubkontrakkan
pekerjaan yang diperoleh.

f) Dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi


(RKK) memenuhi persyaratan sebagaimana
tercantum dalam LDP, yang memuat:
(1) manajemen risiko dan rencana tindakan
(minimal sesuai identifikasi bahaya yang
ditentukan PPK), meliputi:
(a) Penjelasan manajemen risiko meliputi
mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat
risiko, dan mengendalikan tingkat risiko.
(b) Penjelasan rencana tindakan meliputi
sasaran umum, sasaran khusus, dan
Program K3.
(2) tanda tangan wakil sah badan usaha.

g) Dokumen lain yang disyaratkan (apabila ada)


sebagaimana tercantum dalam LDP, dengan
ketentuan:
(1) Kriteria evaluasi diuraikan secara rinci dan
terukur;
(2) Peryaratan harus mempertimbangkan
persaingan usaha yang sehat dan jangka waktu
pemenuhan persyaratan.

d. Pokja Pemilihan dapat melakukan verifikasi lapangan


dan/atau klarifikasi, khususnya kepada pabrikan/ produsen/
agen/ distributor material/alat untuk menjamin konsistensi
jenis material/alat serta kemampuan untuk menyediakan
material/peralatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan serta
kebenaran penyewaan terhadap pelaksanaan pekerjaan.

e. Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal- hal yang tidak


jelas atau meragukan, Pokja Pemilihan melakukan
klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi, peserta tidak
diperkenankan mengubah substansi penawaran. Hasil
verifikasi lapangan dan/atau klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;

f. Peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan


dengan evaluasi harga;

g. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang


lulus evaluasi teknis, maka evaluasi tetap dilanjutkan
dengan evaluasi harga;

h. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi


aritmatik tidak ada yang memenuhi persyaratan teknis maka
Pokja Pemilihan dapat melakukan evaluasi penawaran
terhadap penawar terendah berikutnya (apabila ada)
dimulai dari evaluasi administrasi;

DOKUMEN PEMILIHAN III- 20


BWS SULAWESI IV KENDARI
i. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka
tender dinyatakan gagal; dan

j. Pokja Pemilihan memasukkan hasil evaluasi teknis pada


aplikasi SPSE, termasuk alasan ketidaklulusan peserta
dalam evaluasi teknis.

29.15. Evaluasi Harga :


a. Unsur – unsur yang perlu dievaluasi adalah hal – hal yang
pokok atau penting, dengan ketentuan :
1) Total harga penawaran terkoreksi dibandingkan nilai total
HPS :
a) Apabila total harga penawaran terkoreksi melebihi nilai
total HPS, dinyatakan gugur; dan
b) Apabila semua harga penawaran terkoreksi di atas nilai
total HPS, tender dinyatakan gagal.

2) Apabila tidak menyampaikan perkiraan biaya


penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta
Keselamatan Konstruksi maka dinyatakan gugur.

3) Dalam hal harga satuan penawaran yang nilainya lebih


besar dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari harga
satuan yang tercantum dalam HPS dilakukan klarifikasi
dengan ketentuan:
a) apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga
satuan tersebut dinyatakan timpang maka harga satuan
timpang hanya berlaku untuk volume sesuai dengan
Daftar Kuantitas dan Harga. Jika terjadi penambahan
volume terhadap pekerjaan yang harga satuannya
dinyatakan timpang, maka pembayaran terhadap
volume tersebut berdasarkan harga satuan hasil
negosiasi;
b) apabila setelah dilakukan klarifikasi, ternyata harga
satuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan/ sesuai
dengan harga pasar maka harga satuan tersebut
dinyatakan tidak timpang.

4) Apabila terdapat mata pembayaran yang harganya nol


atau tidak ditulis maka dilakukan klarifikasi, kegiatan
tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya dianggap
termasuk dalam harga pekerjaan lainnya.

b. Dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan ketentuan


sebagai berikut:
1) Klarifikasi terhadap hasil koreksi aritmatik, apabila
ada koreksi/ perubahan;
2) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) berbeda dibandingkan dengan
perkiraan Pokja Pemilihan (apabila mensyaratkan
TKDN);
3) Klarifikasi/evaluasi kewajaran harga apabila harga
penawaran dibawah 80% (delapan puluh perseratus)
HPS dengan ketentuan:

DOKUMEN PEMILIHAN III- 21


BWS SULAWESI IV KENDARI
a) Peserta menyampaikan Analis Harga Satuan
Pekerjaan;
b) Analisa Harga Satuan Pekerjaan hanya digunakan
untuk evaluasi kewajaran harga penawaran dan tidak
dapat digunakan sebagai dasar pengukuran dan
pembayaran pekerjaan;
c) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar
meliputi harga upah, bahan, dan peralatan dari harga
satuan penawaran, sekurang- kurangnya pada setiap
mata pembayaran utama;
d) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien
dari unsur upah, bahan, dan peralatan dalam Analisa
Harga Satuan sekurang-kurangnya pada setiap
pekerjaan utama, sekurang-kurangnya pada setiap
pekerjaan utama;
e) Hasil penelitian butir c) dan butir d) digunakan untuk
menghitung kewajaran harga tanpa memperhitungkan
keuntungan yang ditawarkan;
f) Harga dalam Analisa Harga Satuan Pekerjaan yang
dinilai wajar dan dapat dipertanggungjawabkan
digunakan untuk menghitung total harga penawaran;
g) Total harga sebagaimana dimaksud pada huruf f)
dihitung berdasarkan volume yang ada dalam Daftar
Kuantitas dan Harga;
h) Apabila total harga penawaran lebih kecil dari hasil
evaluasi sebagaimana huruf g) tersebut, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan gugur harga;
i) Apabila total harga penawaran lebih besar dari hasil
evaluasi sebagaimana huruf g) tersebut, maka harga
penawaran dinyatakan wajar;
j) Apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai
pemenang tender, harus bersedia untuk menaikkan
Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS; dan
k) Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia
menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan menjadi
sebesar 5% HPS, penawarannya digugurkan serta
dikenakan sanksi Daftar Hitam.

c. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan


produksi dalam negeri (apabila memenuhi persyaratan
diberlakukannya preferensi harga) dengan ketentuan
Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang
disampaikan oleh peserta berdasarkan penilaian sendiri (self
assessment), dengan ketentuan :
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan Barang/Jasa bernilai diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada
Barang/Jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar
atau sama dengan 25% (dua puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir
perhitungan TKDN maka peserta dianggap tidak
menginginkan diberlakukan preferensi harga bagi
penawarannya dan tidak menggugurkan.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 22


BWS SULAWESI IV KENDARI
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk
pada ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri yang
membidangi urusan perindustrian dengan tetap
berpedoman pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa.
3) Rumus penghitungan sebagai berikut:

HEA = Harga Evaluasi Akhir


KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) dikali Preferensi tertinggi
Barang/Jasa)
HP = Harga Penawaran setelah Koreksi Aritmatik

4) Nilai penawaran dengan komitmen TKDN tertinggi


akan diberikan preferensi harga maksimum (7,5%
untuk pekerjaan konstruksi dan 25% untuk barang/jasa),
sementara untuk nilai penawaran dengan nilai komitmen
yang lain dihitung secara proporsional, dengan rumus
sebagai berikut:

NPHt : nilai untuk peserta dengan penawaran


komitmen TKDN tertinggi
NPHn : Nilai untuk peserta dengan penawaran
komitmen TKDN dibawahnya
PBt : Harga penawaran dengan komitmen TKDN
tertinggi
PBn : Harga penawaran dengan komitmen TKDN
dibawahnya
Phmaks : Preferensi harga maksimal.

5) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan


HEA yang sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;

6) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga


Penawaran dan hanya digunakan oleh Pokja Pemilihan
untuk keperluan perhitungan HEA guna menetapkan
peringkat pemenang tender.

d. Apabila terdapat calon pemenang memiliki harga penawaran


yang sama, maka Pokja Pemilihan memilih peserta yang
mempunyai Kemampuan Dasar (KD) lebih besar dan hal ini
dicatat dalam Berita Acara Hasil Tender;
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar
akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau
terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan)
sebagaimana ketentuan peraturan dan perundang-
undangan, maka tender dinyatakan gagal dan peserta yang
terlibat dikenakan sanksi Daftar Hitam;
f. Apabila dalam evaluasi harga terdapat hal- hal yang kurang
jelas atau meragukan, Pokja Pemilihan dapat melakukan
klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi, peserta tidak

DOKUMEN PEMILIHAN III- 23


BWS SULAWESI IV KENDARI
diperkenankan mengubah substansi penawaran. Hasil
verifikasi lapangan dan/atau klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;
g. Apabila dalam evaluasi kewajaran harga (apabila ada)
dalam hal klarifikasi, peserta tidak hadir sehingga
tahapan-tahapan Evaluasi Kewajaran Harga tidak dapat
dilaksanakan, maka penawaran digugurkan;
h. Undangan klarifikasi evaluasi kewajaran harga (apabila
ada) disampaikan tertulis secara elektronik dan/atau non
elektronik kepada data kontak penyedia yang terdapat pada
daftar isian kualifikasi;
i. Dalam hal peserta tidak hadir karena tidak dapat mengakses
data kontak (misal akun email atau no telepon), tidak dapat
dibuka/dihubungi, tidak sempat mengakses atau alasan
teknis apapun dari sisi penyedia, maka risiko sepenuhnya ada
pada peserta;
j. Apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik ada yang tidak memenuhi evaluasi harga maka
Pokja Pemilihan dapat melakukan evaluasi terhadap
penawar terendah berikutnya (apabila ada) dimulai dari
evaluasi administrasi;
k. Apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang
lulus evaluasi harga, maka evaluasi dilanjutkan dengan
evaluasi kualifikasi; dan
l. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi harga maka
tender dinyatakan gagal.

29.16. Pokja Pemilihan menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai


calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada).

30. Evaluasi 30.1. Pokja Pemilihan melakukan evaluasi kualifikasi terhadap


Kualifikasi dokumen kualifikasi yang disampaikan (diunggah) oleh
peserta melalui form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi
SPSE atau pada fasilitas upload data kualifikasi lainnya.

30.2. Data kualifikasi pada form elektronik isian kualifikasi dalam


aplikasi SPSE atau pada fasilitas upload data kualifikasi
lainnya merupakan bagian yang saling melengkapi.

30.3. Dalam hal dijumpai perbedaan mengenai isian data kualifikasi


dengan data yang diunggah (upload), maka data yang dianggap
benar adalah data yang terdapat dalam isian kualifikasi
form elektronik SPSE.

30.4. Evaluasi kualifikasi dapat dilakukan bersamaan dengan


tahapan Evaluasi Penawaran.

30.5. Evaluasi kualifikasi menggunakan sistem gugur.

30.6. Evaluasi terhadap Sertifikat Badan Usaha (SBU)


memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a) Masa berlaku Sertifikat Badan Usaha (SBU) berdasarkan
masa berlaku yang tertera / tertulis pada sertifikat tersebut
dengan tidak memperhatikan ketentuan registrasi tahunan.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 24


BWS SULAWESI IV KENDARI
b) Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang habis masa
berlakunya sebelum batas akhir pemasukan Dokumen
Penawaran tidak dapat diterima dan penyedia dinyatakan
gugur.
c) Dalam hal masa berlaku Sertifikat Badan Usaha (SBU)
habis setelah batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran,
maka Peserta harus menyampaikan Sertifikat Badan
Usaha (SBU) yang sudah diperpanjang kepada
Pejabat Pembuat Komitmen pada saat rapat persiapan
penunjukan penyedia.

30.7. Dalam hal peserta ber-KSO, dokumen kualifikasi


dilengkapi dengan Pakta integritas dari anggota KSO-nya.
Apabila tidak ada, maka tidak dievaluasi lebih lanjut dan
dinyatakan gugur kualifikasi.

30.8. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas


maka dilakukan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh
mengubah substansi formulir isian kualifikasi.

30.9. Evaluasi kualifikasi dalam proses pascakualifikasi sudah


merupakan ajang kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat
dilengkapi.

30.10. Selain ketentuan di atas, Peserta dinyatakan lulus kualifikasi


apabila memenuhi ketentuan pada LDK.

31. Pembuktian 31.1. Pembuktian kualifikasi dilakukan terhadap peserta yang


Kualifikasi memenuhi persyaratan kualifikasi

31.2. Undangan pembuktian kualifikasi harus disampaikan tertulis


secara elektronik dan/atau non elektronik.

31.3. Dalam undangan pembuktian kualifikasi sudah menyebutkan


dokumen yang wajib dibawa oleh peserta pada saat pembuktian
kualifikasi.

31.4. Pembuktian kualifikasi tidak dilakukan jika peserta telah


terkualifikasi melalui SIKaP.

31.5. Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE (offline)


dengan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk
kehadiran penyedia dan penyiapan dokumen yang akan
dibuktikan.

31.6. Apabila peserta tidak dapat menghadiri pembuktian kualifikasi


dengan alasan yang dapat diterima, maka Pokja Pemilihan
memperpanjang waktu pembuktian kualifikasi sekurang-
kurangnya 1 (satu) hari kerja.

31.7. Dalam hal peserta tidak hadir karena tidak dapat mengakses
data kontak (misal akun email atau no telepon) tidak dapat
dibuka/dihubungi, tidak sempat mengakses atau alasan teknis
apapun dari sisi peserta, maka risiko sepenuhnya ada pada
peserta.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 25


BWS SULAWESI IV KENDARI
31.8. Wakil peserta yang hadir pada saat pembuktian kualifikasi
adalah:
a. Direksi yang namanya ada dalam akta
pendirian/perubahan atau pihak yang sah menurut akta
pendirian/perubahan;
b. Penerima kuasa dari direksi yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian/perubahan;
c. Pihak lain yang bukan direksi dapat menghadiri
pembuktian kualifikasi selama berstatus sebagai tenaga
kerja tetap (yang dibuktikan dengan bukti setor pajak PPH
Pasal 21 Form 1721 atau Form 1721-I atau Kepesertaan
BPJS Ketenagakerjaan) dan memperoleh kuasa dari Direksi
yang namanya ada dalam akta pendirian/perubahan atau
pihak yang sah menurut akta pendirian/perubahan;
d. Kepala Cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
e. Pejabat yang menurut Perjanjian Kerja Sama Operasi
(KSO) berhak mewakili KSO.

31.9. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan memverifikasi


kesesuaian data pada informasi Formulir elektonik isian
kualifikasi pada SPSE atau fasilitas lain yang disediakan
dengan dokumen asli, salinan dokumen yang sudah dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang dan meminta salinan dokumen
tersebut, dan/atau melalui fasilitas elektronik yang disediakan
oleh penerbit dokumen. Pembuktian kualifikasi terhadap
alamat penyedia, peralatan, dan/atau sumber daya manusia
serta persyaratan kualifikasi lainnya dapat dilakukan dengan
klarifikasi/verifikasi lapangan apabila dibutuhkan.

31.10. Pembuktian kualifikasi untuk memeriksa/ meneliti keabsahan


pengalaman pekerjaan sejenis, dievaluasi dengan cara
melihat dokumen kontrak asli dan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan dari pekerjaan yang telah diselesaikan sebelumnya.

31.11. Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi


dan/atau telah diberikan kesempatan namun tetap tidak
dapat menghadiri pembuktian kualifikasi sesuai dengan 31.6,
maka peserta dinyatakan gugur dan Jaminan Penawaran
(apabila disyaratkan) dicairkan ke Kas Negara/Daerah.

31.12. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data,


maka peserta digugurkan, dikenakan sanksi Daftar Hitam,
Jaminan Penawaran (apabila disyaratkan) dicairkan ke Kas
Negara/Daerah.

31.13. Dalam hal tidak ada peserta yang lulus pembuktian


kualifikasi, maka tender dinyatakan gagal.

32. Penawaran 32.1. Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) penawar yang dinyatakan
Harga Secara lulus administrasi, teknis, dan kualifikasi, Peserta dapat
Berulang (e- diberikan kesempatan untuk berkompetisi kembali dengan
reserve auction) cara menyampaikan penawaran harga lebih dari 1 (satu) kali
dan bersifat lebih rendah dari penawaran sebelumnya.

32.2. Pokja pemilihan mengundang peserta melakukan e-reverse


auction dengan mencantumkan waktu pelaksanaan untuk

DOKUMEN PEMILIHAN III- 26


BWS SULAWESI IV KENDARI
peserta menyampaikan penawaran berulang dalam kurun waktu
yang telah ditetapkan.

32.3. Peserta menyampaikan penawaran harga melalui fitur


pada aplikasi SPSE atau sistem pengaman dokumen
berdasarkan alokasi waktu (batch) atau secara real-time.

32.4. Setelah masa penyampaian penawaran berulang


berakhir maka sistem akan menginformasikan peringkat
berdasarkan urutan posisi penawar (positional bidding)
secara real time.

33. Klarifikasi dan 33.1. Dalam hal hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi
Negosiasi persyaratan administrasi, teknis, dan kualifikasi, dilakukan
Teknis dan klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga
Harga
33.2. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan pekerjaan
yang dapat mempengaruhi harga untuk dilakukan negosiasi.

33.3. Hasil klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dituangkan


dalam berita acara klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga

F. PENETAPAN PEMENANG

34. Penetapan 34.1. Pokja Pemilihan menetapkan pemenang apabila isian yang
Pemenang disampaikan peserta pada formulir isian kualifikasi benar dan
masih berlaku/valid.

34.2. Dalam hal peserta diketahui mengikuti beberapa paket


pekerjaan yang ditenderkan oleh beberapa Pokja Pemilihan
dalam waktu yang bersamaan dan telah ditetapkan menjadi
pemenang pada beberapa paket tersebut, dilakukan perhitungan
ulang sisa kemampuan menangani paket (SKP) (untuk usaha
kecil)/sisa kemampuan nyata (SKN) (untuk usaha menengah
dan besar).

34.3. Dalam hal peserta mengikuti tender beberapa paket pekerjaan


konstruksi dalam waktu penetapan pemenang bersamaan:
a. Menawarkan peralatan yang sama untuk beberapa paket
yang diikuti dan dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada
masing-masing paket pekerjaan, maka hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan
peralatan tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk paket
pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur;
b. Apabila peserta menawarkan peralatan yang sama pada
paket pekerjaan lain/yang sedang berjalan, maka hanya
dapat ditetapkan sebagai pemenang, apabila setelah
dilakukan klarifikasi peralatan tersebut tidak terikat pada
paket lain;
c. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada
1 (satu) paket pekerjaan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan b, dapat dikecualikan dengan syarat waktu penggunaan
alat tidak tumpang tindih (overlap), ada peralatan cadangan
yang diusulkan dalam Dokumen Penawaran yang memenuhi

DOKUMEN PEMILIHAN III- 27


BWS SULAWESI IV KENDARI
syarat, lokasi peralatan yang berdekatan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat digunakan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan, dan/atau kapasitas dan produktivitas
peralatan secara teknis dapat menyelesaikan lebih dari 1
(satu) paket pekerjaan;
d. Menawarkan personil yang sama pada lebih dari 1 (satu)
paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan setelah dilakukan
klarifikasi untuk menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya
dinyatakan personil tidak ada dan dinyatakan gugur;
e. Ketentuan pada huruf d hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan konstruksi, kecuali:
1) Personil yang diusulkan penugasannya sebagai Kepala
Proyek/ General Superintendent (GS);
2) Jadwal penugasan personel tidak tumpang tindih
(overlap) dengan kegiatan lain berdasarkan jadwal
pelaksanaan pekerjaan atau jadwal penugasan;
3) Terdapat personel cadangan yang diusulkan dalam
Dokumen Penawaran yang memenuhi syarat.
f. Menawarkan personel yang sedang bekerja di paket lain,
maka pada saat akan ditetapkan sebagai pemenang
dipastikan sudah tidak terikat pada paket lain.

34.4. Pokja Pemilihan membuat dan menandatangani Berita Acara


Hasil Pemilihan (BAHP) yang paling sedikit memuat:
a. Nama seluruh peserta;
b. Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi dari
masing-masing peserta;
c. Metode evaluasi yang digunakan;
d. Unsur-unsur yang dievaluasi;
e. Rumus yang dipergunakan;
f. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu hal ikhwal
pelaksanaan tender;
g. Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan
evaluasi;
h. Tanggal dibuatnya Berita Acara; dan
i. Pernyataan bahwa tender gagal apabila tidak ada
penawaran yang memenuhi syarat.

34.5. Dalam hal nilai pagu anggaran paling banyak


Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) maka penetapan
pemenang dilakukan oleh Pokja Pemilihan.

34.6. Dalam hal nilai pagu anggaran paling sedikit di atas


Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) maka penetapan
pemenang dilakukan oleh Pengguna Anggaran (PA).

34.7. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang


dan akan mengakibatkan Surat Penawaran dan/atau Jaminan
Penawaran (apabila disyaratkan) habis masa berlakunya, maka
dilakukan konfirmasi kepada semua peserta yang lulus evaluasi
penawaran dan evaluasi kualifikasi untuk memperpanjang masa
berlaku surat penawaran dan/atau Jaminan Penawaran
(apabila disyaratkan) secara tertulis sampai dengan perkiraan
jadwal penandatanganan kontrak.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 28


BWS SULAWESI IV KENDARI
34.8. Dalam hal peserta yang lulus evaluasi penawaran dan evaluasi
kualifikasi tidak bersedia memperpanjang surat penawaran
dan/atau Jaminan Penawaran (apabila disyaratkan)
dianggap mengundurkan diri dan tidak dikenakan sanksi.

35. Pengumuman Pokja Pemilihan mengumumkan pemenang, pemenang


pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) melalui aplikasi SPSE.

36. Sanggah dari 36.1. Sanggahan dari Peserta yang memasukkan penawaran yang
Peserta Tender namanya tertera dalam surat penawaran dan/atau tertera dalam
akta pendirian perusahaan.

36.2. Sanggahan disampaikan secara elektronik melalui aplikasi SPSE


disertai bukti terjadinya penyimpangan.

36.3. Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi penyimpangan


prosedur meliputi:
a. kesalahan dalam melakukan evaluasi;
b. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang
telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
c. rekayasa/persekongkolan tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat; dan/atau
d. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja Pemilihan,
pimpinan UKPBJ, PPK, dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.

36.4. Sanggahan disampaikan dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah


pengumuman pemenang.

36.5. Pokja Pemilihan wajib memberikan jawaban secara elektronik


atas semua sanggahan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah
akhir masa sanggah.

36.6. Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja Pemilihan


menyatakan tender gagal.

36.7. Sanggahan dianggap sebagai pengaduan, dalam hal:


a. sanggahan disampaikan tidak melalui aplikasi SPSE
(offline), kecuali keadaan kahar atau gangguan teknis;
b. sanggahan ditujukan kepada bukan kepada Pokja Pemilihan;
atau
c. sanggahan disampaikan diluar masa sanggah.

36.8. Sanggahan yang dianggap sebagai pengaduan tetap harus


diproses sebagaimana penanganan pengaduan.

37. Sanggah 37.1. Peserta dapat mengajukan sanggah banding apabila tidak
Banding dari setuju atas jawaban sanggah.
Peserta Tender
37.2. Penyanggah menyampaikan sanggah banding secara tertulis
kepada KPA selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah
jawaban sanggah dimuat dalam aplikasi SPSE. Tembusan
sanggah banding disampaikan kepada APIP sesuai LDP.

37.3. Penyanggah banding harus menyerahkan Jaminan Sanggah


Banding yang ditujukan kepada Pokja Pemilihan sebesar 1%

DOKUMEN PEMILIHAN III- 29


BWS SULAWESI IV KENDARI
(satu persen) dari nilai total HPS dengan masa berlaku 30
(tiga puluh) hari kalender sejak tanggal pengajuan sanggah
banding.

37.4. Pokja pemilihan mengklarifikasi atas kebenaran Jaminan


Sanggah Banding kepada penerbit jaminan dan KPA tidak akan
menindaklanjuti Sanggah Banding sebelum mendapatkan hasil
klarifikasi Pokja Pemilihan.

37.5. KPA menyampaikan jawaban Sanggah Banding, dengan


tembusan kepada UKPBJ paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah menerima klarifikasi dari
Pokja Pemilihan. Dalam hal KPA tidak memberikan jawaban
Sanggah Banding, maka KPA dianggap menerima Sanggah
Banding.

37.6. Apabila Sanggah Banding dinyatakan benar/diterima, UKPBJ


memerintahkan Pokja Pemilihan melakukan evaluasi ulang atau
pemilihan penyedia ulang.

37.7. Apabila Sanggah Banding dinyatakan salah/tidak diterima,


maka:
a. Pokja Pemilihan melanjutkan proses pemilihan dengan
menyampaikan hasil pemilihan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen;
b. UKPBJ mencairkan Jaminan Sanggah Banding dan
disetorkan ke Kas Negara/Daerah.

37.8. Sanggah Banding menghentikan proses Tender.

37.9. Sanggah Banding yang disampaikan bukan kepada KPA, atau


disampaikan diluar masa sanggah banding, dianggap sebagai
pengaduan dan diproses sebagaimana penanganan
pengaduan.

G. PENUNJUKAN PEMENANG PENGADAAN

38. Penunjukan 38.1. Pokja Pemilihan menyampaikan Berita Acara Hasil Pemilihan
Penyedia Barang (BAHP) kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan
/ Jasa tembusan kepada Kepala UKPBJ sebagai dasar untuk
menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ).

38.2. Sebelum menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia


Barang/Jasa (SPPBJ), Pejabat Pembuat Komitmen, Pokja
Pemilihan dan pemenang melaksanakan Rapat Persiapan
Penunjukan Penyedia.

38.3. PPK, Pokja Pemilihan dan Pemenang wajib melaksanakan


Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia dengan ketentuan
paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah:
a. masa sanggah berakhir (apabila tidak ada sanggahan);
b. Pokja Pemilihan menjawab semua sanggahan dari
peserta dan masa sanggah banding telah berakhir (apabila
tidak ada sanggah banding); atau

DOKUMEN PEMILIHAN III- 30


BWS SULAWESI IV KENDARI
c. KPA menyatakan sanggah banding salah/tidak
diterima (apabila ada sanggah banding).

38.4. Rapat persiapan penunjukan penyedia, dilaksanakan untuk


memastikan pemenang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. keberlakuan data isian kualifikasi masih berlaku;
b. bukti sertifikat kompetensi personel manajerial;
c. kewajiban melakukan sertifikasi bagi operator, teknisi atau
analis yang belum bersertifikat pada saat pelaksanaan
pekerjaan; dan
d. pelaksanaan alih pengalaman/keahlian bidang konstruksi
melalui sistem kerja praktik/magang, paling sedikit
pembahasan terkait jumlah peserta, durasi pelaksanaan,
dan jenis keahlian.

38.5. Dalam hal Pemenang tidak memenuhi ketentuan


sebagaimana dimaksud pada 38.4 di atas, maka PPK bersama
Pokja Pemilihan melaksanakan rapat persiapan penunjukan
Penyedia bersama Pemenang Cadangan I.

38.6. Dalam hal pemenang cadangan I tidak memenuhi, maka PPK


bersama Pokja Pemilihan melaksanakan rapat persiapan
penunjukan penyedia bersama pemenang cadangan 2 (apabila
ada).

38.7 Dalam hal pemenang cadangan 2 tidak memenuhi, maka


PPK bersama Pokja Pemilihan melaksanakan rapat persiapan
penunjukan penyedia bersama peserta yang memenuhi
persyaratan penawaran dan kualifikasi (apabila ada).

38.8. Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan SPPBJ apabila


pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi masih berlaku,
dengan ketentuan:
a. berdasarkan hasil rapat persiapan penunjukan
penyedia, peserta mampu memenuhi semua persyaratan
pekerjaan;
b. tidak ada sanggah/sanggah banding dari peserta;
c. sanggah/sanggah banding terbukti tidak benar; atau
d. masa sanggah berakhir.

38.9. Proses SPPBJ pada angka 38.8 dilakukan dengan ketentuan:


a. Dilakukan terhadap pemenang;
b. Dalam hal pemenang tidak memenuhi, maka proses
SPPBJ dilakukan kepada pemenang cadangan 1 (apabila
ada);
c. Dalam hal pemenang cadangan 1 tidak memenuhi, maka
proses SPPBJ dilakukan kepada pemenang cadangan 2
(apabila ada);
selama masa surat penawaran dan jaminan penawaran
(apabila disyaratkan) masih berlaku atau sudah diperpanjang
masa berlakunya.

38.10. Proses sebagaimana tercantum pada angka 38.9 dengan


persetujuan KPA, kecuali angka 38.9 huruf a.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 31


BWS SULAWESI IV KENDARI
38.11. Dalam hal tidak ada pemenang, pemenang cadangan 1, dan
pemenang cadangan 2 yang memenuhi, maka SPPBJ tidak
dapat diterbitkan.

38.12. Pejabat Pembuat Komitmen menginputkan data SPPBJ dan


mengunggah hasil pemindaian SPPBJ yang telah diterbitkan
pada aplikasi SPSE dan mengirimkan SPPBJ tersebut melalui
aplikasi SPSE kepada Penyedia yang ditunjuk.

38.13. SPPBJ diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah


pengumuman penetapan pemenang apabila tidak ada
sanggahan atau 2 (dua) hari kerja setelah semua sanggahan
dijawab.

38.14. Dalam hal DIPA/DPA belum terbit, SPPBJ dapat ditunda


diterbitkan sampai batas waktu penerbitan oleh otoritas yang
berwenang.

38.15. Dalam SPPBJ dicantumkan bahwa penyedia harus


menyiapkan Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan
kontrak.

38.16. SPPBJ ditembuskan kepada APIP.

38.17. Dalam hal Pejabat Pembuat Komitmen tidak bersedia


menerbitkan SPPBJ karena tidak sependapat atas penetapan
pemenang, maka:
a. Pejabat Pembuat Komitmen menyampaikan penolakan
tersebut kepada Pokja Pemilihan diserta alasan dan bukti;
b. Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pembahasan
bersama terkait perbedaan pendapat atas hasil pemilihan
penyedia;
c. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan, maka pengambilan
keputusan diserahkan kepada PA/KPA paling lambat 6
(enam) hari kerja setelah tidak tercapai kesepakatan;
d. PA/KPA dapat memutuskan:
i. menyetujui penolakan Pejabat Pembuat Komitmen,
PA/KPA memerintahkan Pokja Pemilihan untuk
melakukan evaluasi ulang, pemasukan penawaran ulang
atau tender ulang; atau
ii. menyetujui hasil pemilihan penyedia, PA/KPA
memerintahkan Pejabat Pembuat Komitmen untuk
menerbitkan SPPBJ paling lambat 5 (lima) hari kerja.
iii. Putusan PA/KPA bersifat final.

e. Dalam hal PA/KPA yang bertindak sebagai Pejabat Pembuat


Komitmen tidak menyetujui hasil pemilihan penyedia, PA/KPA
menyampaikan penolakan tersebut kepada Pokja Pemilihan
diserta alasan dan bukti dan memerintahkan Pokja Pemilihan
untuk melakukan evaluasi ulang, pemasukan penawaran
ulang atau tender ulang paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah hasil pemilihan penyedia diterima.

38.18. Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari


kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 32


BWS SULAWESI IV KENDARI
38.19. PPK dan Penyedia wajib melaksanakan Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak setelah diterbitkan SPPBJ.

38.20. Dalam Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak, paling


sedikit dibahas hal-hal sebagai berikut:
a. Dokumen Kontrak dan kelengkapan;
b. Kelengkapan Rencana Keselamatan Konstruksi;
c. Rencana penandatanganan Kontrak;
d. Jaminan Uang Muka (ketentuan, bentuk, isi, waktu
penyerahan);
e. Jaminan Pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi, waktu
penyerahan);
f. Asuransi; dan/atau
g. Hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat
evaluasi penawaran.

38.21. Pejabat Pembuat Komitmen menginputkan data kontrak dan


mengunggah hasil pemindaian dokumen kontrak yang telah
ditandatangani pada aplikasi SPSE.

38.22. Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut,


dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat
diterima secara obyektif oleh Pokja Pemilihan, maka peserta
yang bersangkutan tidak dikenakan sanksi apapun;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan alasan yang tidak
dapat diterima secara obyektif oleh Pokja Pemilihan, maka
peserta dikenakan sanksi Daftar Hitam dan Jaminan
Penawaran (apabila disyaratkan) dicairkan dan disetorkan ke
Kas Negara/Daerah; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena
masa penawarannya sudah tidak berlaku, maka peserta yang
bersangkutan tidak dikenakan sanksi apapun.

38.23. Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka


penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang
cadangan sesuai dengan urutan peringkat (apabila ada),
selama masa surat penawaran dan jaminan penawaran
(apabila disyaratkan) pemenang cadangan masih berlaku atau
sudah diperpanjang masa berlakunya.

38.24. Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri,


maka tender dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat
laporan dari Pejabat Pembuat Komitmen.

39. BAHP, Berita 39.1. Pokja Pemilihan menuangkan ke dalam BAHP atau Berita
Acara Lainnya Acara tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan
dan Kerahasiaan penyedia secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau
Proses difasilitasi aplikasi SPSE.

39.2. Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana dimaksud pada


angka 39.1 diunggah (upload) oleh Pokja Pemilihan
menggunakan menu upload informasi lainnya pada aplikasi
SPSE.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 33


BWS SULAWESI IV KENDARI
39.3. Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan
dilaksanakan oleh Pokja Pemilihan secara independen.

39.4. Informasi yang berhubungan dengan penelitian,


evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan usulan calon pemenang
tidak boleh diberitahukan kepada peserta, atau orang lain yang
tidak berkepentingan sampai keputusan pemenang
diumumkan.

39.5. Setiap usaha peserta tender mencampuri proses evaluasi


Dokumen Penawaran atau keputusan pemenang akan
mengakibatkan ditolaknya penawaran yang bersangkutan.

39.6. Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara


Hasil Pemilihan (BAHP) oleh Pokja Pemilihan bersifat rahasia
sampai dengan saat pengumuman pemenang.

H. TENDER GAGAL DAN TINDAK LANJUT TENDER GAGAL

40. Tender Gagal 40.1. Pokja Pemilihan menyatakan tender gagal, apabila:
a. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
b. Dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi
persaingan tidak sehat;
c. Harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi dari HPS;
d. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang
tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54
tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya dan Dokumen
Pengadaan ternyata benar;
e. Sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi Dokumen
Pengadaan ternyata benar; dan
f. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2,
setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam
klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.

40.2. PA/KPA menyatakan Tender gagal, apabila KKN melibatkan


Pokja Pemilihan/PPK/Peserta.

40.3. Setelah tender dinyatakan gagal, diumumkan kepada seluruh


peserta.

41. Tindak Lanjut 41.1. Setelah pengumuman adanya tender gagal, Pokja Pemilihan
Tender Gagal atau Pokja Pemilihan pengganti (apabila diganti) meneliti dan
menganalisis penyebab terjadinya tender gagal, menentukan
pilihan langkah selanjutnya, yaitu antara lain melakukan:
a. evaluasi ulang terhadap Dokumen Penawaran yang
telah masuk;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran hanya untuk
peserta yang memasukkan penawaran;
c. tender ulang; atau
d. penghentian proses tender.

41.2. PA/KPA, PPK, dan/atau Pokja Pemilihan dilarang


memberikan ganti rugi kepada peserta tender apabila
penawarannya ditolak atau tender dinyatakan gagal.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 34


BWS SULAWESI IV KENDARI
41.3. Pokja pemilihan melakukan evaluasi penawaran ulang
apabila terdapat kesalahan dalam evaluasi.

41.4. Pokja pemilihan mengundang peserta untuk menyampaikan


penawaran ulang, apabila ditemukan kesalahan dalam
Dokumen Pemilihan atau tidak sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Perundang-undangan terkait Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, dengan terlebih dahulu melakukan
perbaikan Dokumen Pemilihan.

41.5. Pokja pemilihan melakukan tender ulang apabila:


a. tidak ada peserta yang menyampaikan Dokumen
Penawaran setelah ada pemberian waktu perpanjangan;
b. tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran;
c. seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN);
d. seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat;
e. seluruh penawaran harga di atas HPS; dan/atau
f. KKN melibatkan Pokja Pemilihan/PPK.

41.6. Dalam hal tender ulang yang disebabkan oleh KKN yang
melibatkan Pokja Pemilihan/PPK, tender ulang dilakukan
oleh Pokja Pemilihan/PPK yang baru.

41.7. Pokja pemilihan melakukan penghentian proses pemilihan


apabila berdasarkan hasil peninjauan dan komunikasi dengan
PA/KPA/PPK, kebutuhan masih dapat ditunda dan tidak
cukup waktu lagi untuk melaksanakan proses pemilihan
dan/atau pelaksanaan pekerjaan.

41.8. Khusus untuk tender gagal yang disebabkan karena kesalahan


dalam dokumen pemilihan, apabila penyelesaiannya tidak dapat
dilakukan sesuai ketentuan 41.4, maka dilakukan dengan cara
Tender Ulang.

41.9. Dalam hal Tender ulang gagal, Pokja Pemilihan melakukan


Penunjukan Langsung dengan kriteria:
a. persetujuan PA/KPA;
b. kebutuhan tidak dapat ditunda; dan
c. tidak cukup waktu untuk melaksanakan Tender.

I. JAMINAN PELAKSANAAN

42. Jaminan 42.1. Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia sebelum


Pelaksanaan penandatanganan Kontrak.

42.2. Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia


setelah:
a. penyerahan seluruh pekerjaan;
b. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai Kontrak; atau
c. pembayaran termin terakhir/bulan terakhir/sekaligus telah
dikurangi uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak (apabila diperlukan).

42.3. Jaminan Pelaksanaan diserahkan kepada Pejabat Pembuat


Komitmen, memenuhi ketentuan sebagai berikut:

DOKUMEN PEMILIHAN III- 35


BWS SULAWESI IV KENDARI
a. Paket pekerjaan dengan nilai HPS sampai dengan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dapat
diterbitkan oleh:
1) Bank Umum;
2) Perusahaan Penjaminan;
3) Perusahaan Asuransi;
4) Lembaga khusus yang menjalankan usaha di bidang
pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk mendorong
ekspor Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan di bidang Lembaga pembiayaan
ekspor Indonesia; atau
5) Konsorsium perusahaan asuransi umum/Lembaga
penjaminan/ perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship).
huruf a.2 sampai dengan a.5 telah ditetapkan/ mendapatkan
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

b. Paket pekerjaan dengan nilai HPS di atas


Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) diterbitkan oleh:
1) Bank Umum; atau
2) Konsorsium perusahaan asuransi umum/Lembaga
penjaminan/ perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship).
huruf b.2 telah ditetapkan/ mendapatkan rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

c. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal


penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima
pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana
tercantum dalam LDP;
d. Nama Penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam
surat Jaminan Pelaksanaan;
e. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai
jaminan yang ditetapkan;
f. Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan
dalam angka dan huruf;
g. Nama Pejabat Pembuat Komitmen yang menerima
Jaminan Pelaksanaan sama dengan nama Pejabat
Pembuat Komitmen yang menandatangan kontrak;
h. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan
yang tercantum dalam SPPBJ;
i. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pejabat Pembuat Komitmen
diterima oleh penerbit Jaminan;
j. Jaminan Pelaksanaan atas nama KSO ditulis atas nama KSO
atau masing-masing anggota KSO (apabila masing-masing
mengajukan Jaminan Pelaksanaan secara terpisah); dan
k. Memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.

42.4. Pejabat Pembuat Komitmen mengkonfirmasi dan


mengklarifikasi secara tertulis substansi dan keabsahan/keaslian
Jaminan Pelaksanaan kepada penerbit jaminan apabila ada hal
yang meragukan.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 36


BWS SULAWESI IV KENDARI
42.5 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat
Jaminan Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan untuk
menandatangani Kontrak.

42.6. Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Jaminan


Pelaksanaan diatur dalam Syarat- Syarat Umum Kontrak.

J. PENANDATANGANAN KONTRAK

43. Penandatanganan 43.1. Penandatanganan Kontrak dilakukan setelah DIPA/DPA


Kontrak ditetapkan.

43.2. Sebelum penandatanganan kontrak Pejabat Pembuat


Komitmen wajib memeriksa apakah pernyataan dalam Data
Isian Kualifikasi masih berlaku. Apabila salah satu pernyataan
tersebut sudah tidak terpenuhi, maka penandatanganan
kontrak tidak dapat dilakukan.

43.3. Penandatanganan kontrak dilakukan setelah diterbitkan


SPPBJ, dan setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran
terkoreksi antara 80% (delapan puluh perseratus) sampai
dengan 100% (seratus perseratus) nilai total HPS adalah
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.

43.4. Pejabat Pembuat Komitmen dan penyedia tidak


diperkenankan mengubah substansi Dokumen Pemilihan
sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali
mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.

43.5. Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan


melewati batas tahun anggaran, maka penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun
jamak.

43.6. Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia wajib memeriksa


konsep Kontrak meliputi substansi, bahasa, redaksional,
angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.

43.7. Menetapkan urutan hierarki Kontrak Kerja Konstruksi (Surat


Perjanjian Kerja)/ adendum Surat Perjanjian (apabila ada),
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Surat penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis; dan
g. gambar-gambar.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 37


BWS SULAWESI IV KENDARI
dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara
bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan
hierarki hukum.

43.8. Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:


a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri atas:
1) kontrak asli pertama untuk Pejabat Pembuat
Komitmen dibubuhi meterai pada bagian yang
ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi meterai
pada bagian yang ditandatangani oleh Pejabat
Pembuat Komitmen;
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan)
tanpa dibubuhi meterai.

43.9. Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas


nama penyedia adalah direktur utama/pimpinan perusahaan
atau yang namanya tercantum dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

43.10. Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahaan


atau yang namanya tidak disebutkan dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, dapat menandatangani Kontrak,
sepanjang pihak tersebut adalah pengurus/karyawan
perusahaan yang berstatus sebagai tenaga kerja tetap dan
mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah dari
direktur utama/pimpinan perusahaan/ pengurus atau pihak
yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk
menandatangani Kontrak.

43.11. Pejabat Pembuat Komitmen menginputkan data kontrak dan


mengunggah hasil pemindaian dokumen kontrak yang telah
ditandatangani pada aplikasi SPSE.

DOKUMEN PEMILIHAN III- 38


BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB IV

LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A. IDENTITAS 1. Pokja Pemilihan: Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan


POKJA Barang/Jasa Pemerintah Pekerjaan Konstruksi Balai Wilayah
Sungai Sulawesi IV Kendari Tahun Anggaran 2019.

2. Alamat Pokja Pemilihan: Jl. Balai Kota IV No. 1 Kendari, Sulawesi


Tenggara

3. Website LPSE: LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat (https://lpse.pu.go.id)

B. PAKET 1. Nama paket pekerjaan: Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa


PEKERJAAN Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kab. Buton
Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

2. Uraian singkat pekerjaan:


- Pekerjaan Intake : 1 Buah
- Pekerjaan Jaringan Pipa : 18.046 Km
- Pekerjaan Bak Reservoir KSP. 72 M3 : 1 Buah

3. Lokasi pekerjaan: Kecamatan Sampolawa Kab. Buton Selatan


Provinsi Sulawesi Tenggara

4. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan: 270 (Dua Ratus Tujuh Puluh)


hari kalender sejak SPMK.

C. SUMBER DANA Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: SBSN Tahun
Anggaran 2019

D. JADWAL Sebagaimana tercantum dalam aplikasi SPSE


TAHAPAN
PEMILIHAN

E. PENINJAUAN Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:


LAPANGAN Hari : Jumat
(apabila Tanggal : 04 Januari 2019
diperlukan) Waktu : 09.00 : selesai Wita
Tempat : Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari

F. PENYESUAIAN Penyesuaian harga tidak diberikan.


HARGA

G. MATA UANG 1. Mata uang yang digunakan adalah Rupiah


PENAWARAN
DAN CARA 2. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran (termijn)
PEMBAYARAN

H. MASA Masa berlaku penawaran selama 90 (sembilan puluh) hari kalender


BERLAKUNYA sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran, yaitu dari
PENAWARAN tanggal 09 Januari 2019 s.d. 08 April 2019

DOKUMEN PEMILIHAN (LEMBAR DATA PEMILIHAN) IV- 1


BWS SULAWESI IV KENDARI
I. JADWAL Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
PEMASUKAN
DOKUMEN
PENAWARAN

J. BATAS AKHIR Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


WAKTU
PEMASUKAN
PENAWARAN

K. PEMBUKAAN Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


PENAWARAN

L. PENGISIAN Pengisian Dokumen Kualifikasi dalam aplikasi SPSE


DOKUMEN
KUALIFIKASI

M. DOKUMEN 1. Dokumen Penawaran yang diminta, sesuai dengan yang terdapat


PENAWARAN pada IKP

2. Pekerjaan utama yang diuraikan dalam metode pelaksanaan


pekerjaan:
No. Pekerjaan Utama
1. Pekerjaan Intake : 1 Buah
2. Pekerjaan Jaringan Pipa : 18.046 Km
3. Pekerjaan Bak Reservoir KSP. 72 M3 : 1 Buah
(sub item pekerjaan dapat dilihat di RAB)

3. Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk


pelaksanaan pekerjaan, yaitu:
No Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan/Status
1
2
3
Milik
4
sendiri/sewa
5
beli/sewa
6
7
8
Keterangan:
Pencantuman merk, tipe, dan lokasi dalam daftar tidak
menggugurkan, namun untuk keperluan pembuktian lapangan.

4. Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk


pelaksanaan pekerjaan, yaitu:
No Tingkat Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat
Pendidikan/Ijazah pekerjaan yang kerja kompetensi
akan profesional kerja
dilaksanakan (tahun)
1
2
3
4
5
6

DOKUMEN PEMILIHAN (LEMBAR DATA PEMILIHAN) IV- 2


BWS SULAWESI IV KENDARI
7
8
Keterangan:
1. Sertifikat kompetensi kerja tidak dievaluasi pada saat pemilihan,
dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia;
Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya
pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).

5. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan:


No. Jenis Pekerjaan yang wajib disubkontrakkan
Pekerjaan Utama
1. ………………………..
2. ………………………..
dst
Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama
1. ……………………….
2. ……………………….
dst
Pekerjaan yang disubkontrakkan dalam hal:
a. Pokja Pemilihan menetapkan Daftar Pekerjaan yang
disubkontrakkan, maka penyedia wajib mensubkontrakkan
seluruh pekerjaan dalam daftar tersebut;
b. Pokja Pemilihan tidak menetapkan Daftar Pekerjaan yang
disubkontrakkan, maka peserta menentukan sendiri bagian
pekerjaan yang akan disubkontrakkan.

Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan memenuhi ketentuan


sebagai berikut:
a. Pekerjaan utama disubkontrakkan kepada penyedia jasa
spesialis, dan pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada
sub penyedia jasa Usaha Kecil;
b. Dalam hal tender paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran
sampai dengan Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) tidak mensyaratkan bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan, namun dalam pelaksanaan pekerjaan,
subkontrak dapat dilakukan sesuai ketentuan dalam kontrak;
c. Dalam hal Paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran di atas
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) maka:
1) Bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan
merupakan pekerjaan utama, kecuali pekerjaan spesialis;
2) Paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran di atas
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) sampai
dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) wajib
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan utama kepada
penyedia jasa spesialis (apabila telah tersedia penyedia jasa
spesialis), dan pekerjaan yang bukan pekerjaan utama
kepada sub penyedia jasa Usaha Kecil.
3) Paket pekerjaan dengan nilai pagu anggaran di atas Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) wajib
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan utama kepada
penyedia jasa spesialis (apabila telah tersedia penyedia jasa
spesialis), dan pekerjaan yang bukan pekerjaan utama
kepada sub penyedia jasa Usaha Kecil dan dalam
penawarannya sudah menominasikan sub penyedia jasa
Usaha Kecil dari lokasi pekerjaan provinsi setempat, kecuali

DOKUMEN PEMILIHAN (LEMBAR DATA PEMILIHAN) IV- 3


BWS SULAWESI IV KENDARI
tidak tersedia sub penyedia jasa provinsi setempat yang
dimaksud.
d. Peserta tidak mensubkontrakkan seluruh pekerjaan utama.
e. Penyedia Usaha Kecil tidak mensubkontrakkan pekerjaan yang
diperoleh.
6.
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK):
Penyedia menyiapkan penjelasan manajemen risiko serta
penjelasan rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan
identifikasi bahayanya di bawah ini (diisi oleh Pejabat Pembuat
Komitmen):
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya

1.

2.

3.

4.

Catatan: Format dokumen RKK ada pada Bab VI dokumen ini.


7.
Dokumen lain yang disyaratkan:
a. …………………….
b. …………………….
Kriteria pemenuhan evaluasi harus rinci dan terukur.

1. Sanggah disampaikan melalui aplikasi SPSE.


N. SANGAH,
SANGGAH
2. Tembusan sanggah dapat disampaikan di luar aplikasi SPSE (offline)
BANDING DAN
PENGADUAN ditujukan kepada:
a. Pejabat Pembuat Komitmen Air Tanah dan Air Baku - II
b. Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sulawesi
IV Provinsi Sulawesi Tenggara
c. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

3. Sanggah Banding disampaikan di luar aplikasi SPSE (offline)


ditujukan kepada: Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan
Air Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara

4. Pengaduan disampaikan di luar aplikasi SPSE (offline) ditujukan


kepada APIP Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

1. Besarnya nilai nominal Jaminan Penawaran Rp. 506.000.000,-


O. JAMINAN
PENAWARAN
ASLI (apabila 2. Jaminan Penawaran ditujukan kepada Kelompok Kerja (Pokja)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pekerjaan Konstruksi Balai
disyaratkan)
Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari Tahun Anggaran 2019.

DOKUMEN PEMILIHAN (LEMBAR DATA PEMILIHAN) IV- 4


BWS SULAWESI IV KENDARI
3. Masa berlaku Jaminan Penawaran selama 90 (Sembilan) hari
kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.

4. Dalam hal Jaminan Penawaran dicairkan, maka dicairkan dan


disetorkan pada Kas Negara.

P. JAMINAN 1. Besarnya nilai nominal Jaminan Sanggah Banding adalah


SANGGAH Rp. 253.000.000,- .
BANDING
2. Jaminan Sanggah Banding ditujukan kepada Kelompok Kerja (Pokja)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pekerjaan Konstruksi Balai
Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari Tahun Anggaran 2019.

3. Masa berlaku Jaminan Sanggah Banding selama 30 (Tiga Puluh) hari


kalender sejak batas tanggal pengajuan sanggah banding.

4. Dalam hal Jaminan Sanggah Banding dicairkan, maka dicairkan dan


disetorkan pada Kas Negara.

Q. JAMINAN 1. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama 270 (Dua Ratus Tujuh
PELAKSANAAN Puluh) hari kalender sejak penandatanganan kontrak.

2. Besarnya Jaminan Pelaksanaan adalah senilai Uang yang diterima


untuk jaminan pelaksanaan.

3. Jaminan Pelaksanaan ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen


Air Tanah dan Air Baku – II.

4. Dalam hal Jaminan Pelaksanaan dicairkan, maka dicairkan dan


disetorkan pada Kas Negara.

R. JAMINAN UANG 1. Besarnya Jaminan Uang Muka adalah senilai Uang Muka yang
MUKA diterima oleh Penyedia. [jika diberikan uang muka]

2. Jaminan Uang Muka ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen


Air Tanah dan Air Baku – II.
3.
Dalam hal Jaminan Uang Muka dicairkan, maka dicairkan dan
disetorkan pada Kas Negara (apabila ada).

DOKUMEN PEMILIHAN (LEMBAR DATA PEMILIHAN) IV- 5


BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB V

LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)


A. Persyaratan 1. Peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO),
Kualifikasi formulir kualifikasi dan Pakta Integritas ditandatangani oleh
seluruh anggota KSO, kecuali leadfirm mengisi data
kualifikasi melalui SPSE;

2. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha


Jasa Konstruksi (IUJK);

3. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi


Usaha Menengah serta disyaratkan:
a. Klasifikasi Bangunan Sipil
b. Subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air,
Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber Daya Air
Lainnya (SI 001)

4. Untuk pekerjaan yang diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha


Menengah dan Besar, memiliki Kemampuan Dasar (KD)
dengan nilai KD sama dengan 3 x NPt (Nilai pengalaman
tertinggi):
a. untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman
pekerjaan sesuai subklasifikasi SBU yang disyaratkan,
atau
b. untuk kualifikasi Usaha Besar, pengalaman pekerjaan
pada subklasifikasi SBU yang disyaratkan dan jenis
pekerjaan________ [diisi sesuai jenis pekerjaan yang
disyaratkan] serta dapat mensyaratkan kegiatan
pokok/key activities_________ [diisi sesuai kegiatan
pokok/key activities yang disyaratkan], yang sesuai
dengan persyaratan dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir.
Nilai KD sekurang-kurangnya sama dengan HPS;

5. Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu, Sertifikat Manajemen


Lingkungan, serta Sertifikat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja; (hanya disyaratkan untuk Pekerjaan Konstruksi yang
bersifat Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau diperuntukkan
bagi Kualifikasi Usaha Besar);

6. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan


(SPT Tahunan) tahun pajak 2018.

7. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan


perusahaan (apabila ada perubahan);

8. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak


menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait,
tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak
berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan
mengambil cuti diluar tanggungan Negara;

DOKUMEN PEMILIHAN (LEMBAR DATA KUALIFIKASI) V- 1


BWS SULAWESI IV KENDARI
9. Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang baru berdiri
kurang dari 3 (tiga) tahun;

10. Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan


perhitungan:
SKP = 5 – P, dimana P adalah Paket pekerjaan yang
sedang dikerjakan (hanya untuk pekerjaan yang
diperuntukkan bagi Kualifikasi Usaha Kecil)

11. Memiliki paling kurang:


a. 1 (satu) tenaga tetap bersertifikat terampil (SKT) yang
sesuai dengan Klasifikasi SBU yang disyaratkan (Untuk
Usaha Kecil);
b. 1 (satu) tenaga tetap bersertifikat ahli (SKA) Muda yang
sesuai dengan Subklasifikasi SBU yang disyaratkan
(untuk Usaha Menengah); dan
c. 1 (satu) tenaga tetap bersertifikat ahli (SKA) Madya
yang sesuai dengan Subklasifikasi SBU yang
disyaratkan (untuk Usaha Besar).

12. Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai paling


kurang sama dengan 10% (sepuluh perseratus) dari nilai
total HPS, yang disertai dengan laporan keuangan (untuk
pekerjaan yang diperuntukkan bagi Usaha Menengah dan
Besar. Khusus untuk Usaha Besar, laporan keuangan wajib
telah diaudit);

13. dalam hal peserta akan melakukan KSO:


a. wajib mempunyai perjanjian KSO yang memuat
persentase KSO dan perusahaan yang
mewakili/leadfirm KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 2, 3, 6, 7, 8, 9, 10, dan
11 dilakukan untuk setiap perusahaan yang tergabung
dalam KSO;
c. evaluasi pada angka 3 (apabila meminta lebih dari 1
jenis SBU umum atau SBU spesialis), 5, dan 12
dilakukan secara saling melengkapi oleh seluruh
anggota KSO; dan
d. evaluasi pada angka 4 hanya dilakukan kepada leadfirm.

DOKUMEN PEMILIHAN (LEMBAR DATA KUALIFIKASI) V- 2


BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA TUNGGAL/KSO


CONTOH

, 20
Nomor :
Lampiran :
Kepada Yth. :
Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pekerjaan
Konstruksi Balai Wilayah Sungai Suawesi IV Kendari Tahun Anggaran 2019
di

Perihal : Penawaran Pekerjaan Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air
Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kab. Buton Selatan Provinsi
Sulawesi Tenggara

Sehubungan dengan pengumuman tender Pasca kualifikasi dan Dokumen Pemilihan


Nomor : 49/DOK/POKJA.BWS.S-IV/2018 tanggal 31 Desember 2018
dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pemilihan dan Berita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pemilihan], dengan ini kami mengajukan
penawaran untuk pekerjaan Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku
Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kab. Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
sebesar Rp ________________ ( ________________) termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Penawaran ini berlaku selama (__dalam huruf ) hari kalender sejak
batas akhir pemasukan penawaran.

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:


1. Jaminan Penawaran Asli;
2. Surat perjanjian Kerja Sama Operasi, (apabila ber-KSO);
3. Dokumen Penawaran teknis, terdiri atas:
a. Metode pelaksanaan pekerjaan;
b. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;
c. Daftar isian Peralatan utama;
d. Daftar isian Personel manajerial;
e. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
f. Daftar isian bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan (apabila disyaratkan); dan
g. Dokumen lain yang disyaratkan (apabila ada).
4. Dokumen Penawaran Harga terdiri atas:
a. Daftar Kuantitas dan Harga;
5. Dokumen lain:
a. Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),
(apabila memenuhi syarat untuk diberikan preferensi harga); dan
b. Daftar barang yang diimpor (apabila ada)

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan
akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan serta Pokja
Pemilihan tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila
dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia
dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan
kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Fa/KSO
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

…………………….
Jabatan
DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 1
BWS SULAWESI IV KENDARI
B. BENTUK PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) – (apabila ber-KSO)

CONTOH

SURAT PERJANJIAN KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan tender pekerjaan Maka kami:

[nama perusahaan peserta 1]

[nama perusahaan peserta 2]

[nama perusahaan peserta 3]

[dan seterusnya]

bermaksud untuk mengikuti tender dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam
bentuk Kerja Sama Operasi (KSO).

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:

1. Secara bersama-sama:

a. Membentuk KSO dengan nama KSO adalah ______________________

b. Menunjuk [nama perusahaan dari anggota KSO


ini] sebagai perusahaan utama (leading firm) untuk KSO dan mewakili serta
bertindak untuk dan atas nama KSO.

c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik


secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan
dokumen kontrak.

2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam KSO adalah:

[nama perusahaan peserta 1]sebesar %( persen)

[nama perusahaan peserta 2]sebesar %( persen)

[nama perusahaan peserta 3]sebesar % (_ persen

[dst]

3. Masing-masing peserta anggota KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut
pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari KSO.

4. Pembagian sharing dalam KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran
maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Pejabat Pembuat Komitmen dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-
masing anggota KSO.

5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian
ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar
peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain- lain.

6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama KSO diberikan kepada


[nama individu dari perusahaan leadfirm KSO] dalam kedudukannya sebagai direktur
utama/direktur pelaksana [nama perusahaan
dari leadfirm KSO] berdasarkan perjanjian ini.

7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.


DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 2
BWS SULAWESI IV KENDARI
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila tender tidak
dimenangkan oleh perusahaan KSO

9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ( _) yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI, semua anggota KSO membubuhkan tanda tangan


di pada hari tanggal bulan
,tahun __________________

[Peserta 1] [Peserta 2] [Peserta 3]

(_ ) (_ ) (_ ) [dst]

Catatan:

Apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka Surat Perjanjian Kerja Sama
Operasi ini harus dinotariatkan.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 3


BWS SULAWESI IV KENDARI
C. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK – (apabila disyaratkan)

CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai JAMINAN
PENAWARAN No._________

Yang bertanda tangan dibawah ini: dalam jabatan

selaku ____________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
_________________________ [nama bank] berkedudukan di __________________
[alamat]

untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:

Nama : [Pokja Pemilihan]

Alamat : ___________________________

selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ______________(terbilang ____________________) sebagai


Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan pekerjaan
_________________ dengan bentuk garansi bank, apabila:

Nama : [peserta pelelangan]

Alamat : _________________________ utnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :

1. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);

2. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;

3. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80%
HPS;

4. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau

5. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.

sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh yang dijamin.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 4


BWS SULAWESI IV KENDARI
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Garansi Bank berlaku selama ( ) hari kalender,


dan efektif mulai dari tanggal [diisi sesuai dengan tanggal batas
akhir pemasukan penawaran]

2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang


diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.

5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak
lain.

6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri

Dikeluarkan di :
Pada tanggal :

[Bank]

Meterai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ............[bank]
[Nama dan Jabatan]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 5


BWS SULAWESI IV KENDARI
D. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN
PENJAMINAN (apabila disyaratkan)

CONTOH

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PENAWARAN

Nomor Jaminan: Nilai: __________________


1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],
[alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
___________________ [nama penerbit jaminan], [alamat], sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan
tegas terikat pada [nama Pokja Pemilihan], [alamat]
sebagai pelaksana pelelangan pekerjaan , selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
(terbilang )

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah
80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak
e. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan efektif mulai
tanggal [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]

4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.

5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah


diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ________________
pada tanggal _________________

TERJAMIN
PENJAMIN
Materai
Rp.6000,00
( ) ( )
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ...............[penerbit jaminan]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 6


BWS SULAWESI IV KENDARI
E. BENTUK JAMINAN SANGGAHAN BANDING DARI BANK

CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK

sebagai

JAMINAN SANGGAHAN BANDING No._____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini : _______________________________ dalam jabatan


selaku dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
_______________ [nama bank] berkedudukan di ___________ [alamat] untuk selanjutnya
disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:

Nama : [Pokja Pemilihan]

Alamat : ___________________________

selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp

(terbilang ) sebagai Jaminan Sanggahan Banding dalam


mengajukan sanggahan banding untuk pelelangan pekerjaan ____________________
dengan bentuk garansi bank, apabila:

Nama : [peserta pelelangan]

Alamat : ____________________________

selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf ..........) hari kalender, dari
tanggal .................. s.d. ..................

2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari Penerima Jaminan paling lambat
14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana
tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut
di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Sanggahan Banding tidak benar dari Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat
Sanggahan Banding yang diajukan Yang Dijamin tidak benar.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 7


BWS SULAWESI IV KENDARI
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang
Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.

5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak
lain.

6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
...............................................................................................................................

Dikeluarkan di : ______________________

Pada tanggal : ______________________

[Bank]

Meterai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
menkonfirmasi Garnsi [Nama dan Jabatan]
ini ke ...................[bank]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 8


BWS SULAWESI IV KENDARI
F. BENTUK JAMINAN SANGGAHAN BANDING DARI
ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN

CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

JAMINAN SANGGAHAN BANDING

Nomor Jaminan: Nilai: ________________________

1. Dengan ini dinyatakan bahwa kami : ___________________________ [nama],


_______________________ [alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan [nama penerbit jaminan], [alamat]
sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan
dengan tegas terikat pada _____________________[nama Pokja Pemilihan],
__________ [alamat] sebagai Pelaksana Pelelangan,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
_____________________________(terbilang )

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar berkaitan dengan
sanggahan banding terhadap hasil pelelangan yang
diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ______________ ( ) hari kalender dan


efektif mulai dari tanggal sampai dengan tanggal _________________

4. Jaminan ini berlaku apabila:

Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN dinyatakan tidak benar.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat Sanggahan Banding yang diajukan TERJAMIN tidak benar.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah


diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 9


BWS SULAWESI IV KENDARI
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_______ [Penerbit Jaminan]
Dikeluarkan di

pada tanggal

TERJAMIN PENJAMIN

Meterai Rp6000,00

[Nama &Jabatan] [Nama &Jabatan]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 10


BWS SULAWESI IV KENDARI
G. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan sesuai dengan ketentuan dalam IKP dan LDP. Jika diperlukan,
keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 11


BWS SULAWESI IV KENDARI
H. DATA PERALATAN

CONTOH

No Jenis Merk Lokasi Kapasitas Jumlah Kepemilikan


dan Tipe
1 /status
2
dst

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 12


BWS SULAWESI IV KENDARI
I. DATA PERSONEL MANAJERIAL

CONTOH

Tingkat Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat


Pendidikan/ pekerjaan yang Kerja Kompetensi
No Nama Ijazah akan Profesional Kerja
dilaksanakan (Tahun)

1
2
dst

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 13


BWS SULAWESI IV KENDARI
J. BENTUK SURAT PERNYATAAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA

CONTOH

[KOP SURAT BADAN USAHA]

PERNYATAAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : _________________________________________

Jabatan : _________________________________________

Alamat : _________________________________________

No. KTP : _________________________________________

Dengan ini menyatakan bahwa Personel Manajerial yang saya usulkan dalam Dokumen
Penawaran, sudah memiliki SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Dokumen Pemilihan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung
jawab, apabila di kemudian hari ditemukan data lain/keterangan yang berbeda dengan surat
pernyataan ini, saya tidak akan menuntut dan bersedia dikenakan sanksi sebagai berikut:

a. sanksi administratif, berupa pembatalan sebagai pemenang; dan

b. sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

, 20

Yang membuat pernyataan,

( )

[nama jelas]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 14


BWS SULAWESI IV KENDARI
K. BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN (APABILA DISYARATKAN)

CONTOH

No. Jenis Pekerjaan yang Nama dan alamat sub penyedia


disubkontrakkan

A. Subpenyedia Spesialis

1. ......

1. ...... 2. ......

Dst.

1. ......

2. ..... 2. ......

Dst.

Dst. Dst. Dst.

B. Subpenyedia Kecil Provinsi

Setempat
1. ......

1. ...... 2. ......

Dst.

1. ......

2. ...... 2. ......

Dst.

Dst. Dst. Dst.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 15


BWS SULAWESI IV KENDARI
L. BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

CONTOH

BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI

RENCANA KESELAMATAN KONSULTAN

[Logo &Nama Perusahaan] [digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi

A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal

A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

B. Perencanaan keselamatan konstruksi

B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)

B.3. Standar dan peraturan perundangan

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi

C.1.Sumber Daya

C.2. Kompetensi

C.3. Kepedulian

C.4. Komunikasi

C.5. Informasi Terdokumentasi

D. Operasi Keselamatan Konstruksi

D.1. Perencanaan Operasi

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi

E.1. Pemantauan dan evaluasi

E.2. Tinjauan manajemen

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 16


BWS SULAWESI IV KENDARI
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : …………………………….… [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : .........................................

Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya ………… [pilih yang dan atas


nama sesuai dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada …………… [isi sesuai
dengan nama Pokja Pemilihan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan
demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan
konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;

2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;

3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;

4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;

5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan

6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)

………… [tempat], ….. [tanggal] ………… [bulan] 20…. [tahun]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],

[nama lengkap]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 17


BWS SULAWESI IV KENDARI
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : ………………………………… [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : ...............................................

Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya …………… [pilih yang sesuai dan


cantumkan nama]

2. Nama : ............ [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : ……………

Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya …………… [pilih yang


sesuai dan cantumkan nama]

3.. [dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada …………… [isi sesuai
dengan nama Pokja Pemilihan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan
demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan
konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;

2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;

3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;

4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;

5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan

6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)

………… [tempat], ….. [tanggal] ………… [bulan] 20…. [tahun]

[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia]

[tanda tangan], [tana tangan], [tanda tangan],

[nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan /KSO]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 18


BWS SULAWESI IV KENDARI
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN


RISIKO K3

Nama Perusahaan : ..................

Kegiatan : ..................

Lokasi : .................

Tanggal dibuat : .................. halaman : ….. / …..

PENILAIAN RISIKO

NO JENIS/TI IDENTIFIKASI DAMPAK


PE BAHAYA
KEKERAPAN KEPARAHAN TINGKAT SKALA PENETAPAN
PEKERJ
RISIKO SKALA
PRIORIT PENETAPAN
PENGENDALI
AAN PRIORITAS PENG
AS AN RISIKO K3
ENDA
LIAN
RISIK
O K3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:

Kolom (1), (2), (3) mengikuti tabel dalam LDP huruf M.6

Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia

Dibuat oleh,

PJT (Penanggung Jawab


Teknis)

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 19


BWS SULAWESI IV KENDARI
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)

TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3

Nama Perusahaan : .................

Kegiatan : ..................

Lokasi : .................

Tanggal dibuat : ..................

SASARAN PROGRAM
KHUSUS
NO TIPE/JENIS PENGENDALIAN
PEKERJAAN RISIKO
URAIAN TOLOK SUMBER JANGKA INDIKATOR MONITORING PENANGGUN
UKUR DAYA WAKTU PENCAPAIAN G JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Dibuat oleh,

PJT (Penanggung Jawab Teknis)

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 20


BWS SULAWESI IV KENDARI
M. BENTUK SURAT PERJANJIAN SEWA PERALATAN

CONTOH

[ Kop Perusahaan Lessor/ penyedia peralatan ]

SURAT PERJANJIAN SEWA PERALATAN

No. ……………………….

ANTARA

PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan]

DAN

PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan]

Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ….., yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………………………

Jabatan : ………………………

Alamat : ………………………

Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia
peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

Nama : ………………………

Jabatan : ………………………

Alamat : ………………………

Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan
Lessee/penerima peralatan], selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Sewa berupa:

Tahun

No Peralatan Merk Tipe Spesifikasi Pembuatan

1.

2.

dst..

Untuk selanjutnya disebut sebagai PERALATAN. Perjanjian Sewa antara PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA ini dilangsungkan dan diterima berdasarkan kesepakatan yang termuat
secara tertulis dalam pasal- pasal berikut:

Pasal 1

PENERIMAAN PERALATAN

PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK PERTAMA
dalam kondisi baik.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 21


BWS SULAWESI IV KENDARI
Pasal 2

NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN

Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara kedua belah
pihak yang akan disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai Pemenang
dalam Paket Pekerjaan ……………[diisi nama paket]

Pasal 3

JANGKA WAKTU SEWA PERALATAN

Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama berjalannya
Paket Pekerjaan ……[diisi nama paket] terhitung setelah PIHAK KEDUA dinyatakan
sebagai pemenang dan telah keluar Surat Perintah Kerja dari Pemberi Tugas.

Pasal 4

TANDA TERIMA PEMBAYARAN

1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan
kepadanya kwitansi tanda terima dari PIHAK PERTAMA.

2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi yang
dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA

Pasal 5

PEMBATALAN

1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA berturut- turut
sesuai dengan pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa memerlukan teguran terlebih
dahulu dari PIHAK PERTAMA, telah cukup bukti bahwa PIHAK KEDUA dalam keadaan
lalai atau wanprestasi.

2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini batal
dengan sendirinya tanpa diperlukan putusan dari pengadilan negeri yang berarti kedua
belah pihak telah menyetujui untuk melepaskan segala ketentuan yang telah termuat
dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.

3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA yang
atas kuasanya dengan hak substitusi untuk mengambil PERALATAN milik PIHAK
PERTAMA, baik yang berada di tempat PIHAK KEDUA atau tempat pihak lain yang
mendapati hak daripadanya.

4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila PIHAK
KEDUA tidak memenangkan pelelangan Paket Pekerjaan ……………[diisi
nama paket].

Pasal 6

TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA

1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap operasi
dan akan memobilisasi ke Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK KEDUA.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 22


BWS SULAWESI IV KENDARI
2) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan operator yang berpengalaman, helper dan
mekanik sesuai dengan kebutuhan.

3) PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA tidak


dibenarkan memindahkan atau mengoperasikan PERALATAN tersebut di tempat lain,
selain dari yang tertulis dalam surat perjanjian ini kecuali dalam keadaan kahar seperti:
kebakaran, gempa bumi, dan lainnya.

Pasal 7

TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA

1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan alat yang disewanya.

2) PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau mengalihkan tanggung jawab


terhadap PERALATAN kepada pihak lain dalam bentuk dan cara apapun, baik sebagian
maupun seluruhnya.

Pasal 8

LAIN-LAIN

Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat oleh kedua belah pihak.

Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya yang
berkekuatan hukum yang sama dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh kedua pihak

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

PT. ……… [diisi nama perusahaan PT. ……… [diisi nama perusahaan

perusahaan Lessor/ penyedia peralatan] Lessor/ penyedia peralatan]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 23


BWS SULAWESI IV KENDARI
N. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN) [apabila diberikan preferensi harga]

FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI


(TKDN) GABUNGAN BARANG DAN JASA

Nama Penyedia :
Alamat :
Nama Gabungan barang dan jasa :
Pengguna Gabungan barang dan jasa :
No. Dokumen Gabungan barang dan jasa :
Nilai Gabungan Barang dan Jasa TKDN Barang & Jasa
Uraian (Rp) (%)

KDN KLN Total Barang/Jasa


(1) (2) (3) (4) (5)

Barang

I. Material langsung (Bahan


Baku) (1A) (1B) (1C=1A+1B) (1D=1A/3Cx100%)

II. Peralatan (Barang Jadi) (2A) (2B) (2C=2A+1B) (2D=2A/3Cx100%)


A. Sub Total Barang (3A) (3B) (3C=3A+3B) (3D=3A/3Cx100%)

Jasa

- Manajemen Proyek dan


Perekayasaan (4A) (4B) (4C=4A+4B) (4D=4A/8Cx100%)

- Alat/Fasilitas Kerja (5A) (5B) (5C=5A+5B) (5D=5A/8Cx100%)


- Konstruksi dan Fabrikasi (6A) (6B) (6C=6A+6B) (6D=6A/8Cx100%)
- Jasa Umum (7A) (7B) (7C=7A+7B) (7D=7A/8Cx100%)
B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C=8A+8B) (8D=8A/8Cx100%)
C. Total Biasa (A+B) (9A) (9B) (9C=9A+9B) (9D=9C/9Ax100%)

Penjelasan :

Kolom (1)

Barang:

Biaya material langsung (bahan baku) adalah biaya material terpakai yang digunakan untuk
membuat suatu produk jadi sehingga mempunyai fungsi tertentu contoh pelat, besi beton,
besi siku, H-Beam, tiang pancang, dan pipa.

Biaya peralatan terpasang (barang jadi ) adalah biaya produk jadi yang sudah mempunyai
fungsi tertentu dan akan diintegrasikan atau dipasang pada suatu produk akhir atau paket
pekerjaan gabungan barang dan jasa, contoh pompa, compressor, electrical equipment.

Jasa:

Manajemen Proyek dan Perekayasaan adalah biaya seluruh tenaga kerja yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek mulai dari manajerial sampai dengan tenaga kerja pendukung
langsung yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan proyek, contoh manajer proyek, site
manager, supervisor, drafter dan engineer.

Alat Kerja/Fasilitas Kerja adalah biaya alat kerja/fasilitas kerja yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan jasa yang bersangkutan dan pada akhir pekerjaan tetap menjadi
milik dari penyedia barang/jasa, seperti biaya sewa alat berat, mobil dan sebagainya.

Biaya Konstruksi/Fabrikasi adalah biaya tenaga kerja yang terlibat langsung pada
proses pekerjaan di lapangan atau di workshop (pekerjaan fabrikasi) dan/atau biaya untuk
DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 24
BWS SULAWESI IV KENDARI
pekerjaan konstruksi yang diikat dalam suatu kontrak kerja yang merupakan fungsi langsung
pada suatu pekerjaan di lapangan, contoh tukang dan tenaga terampil lainnya, contoh jenis
pekerjaan teknisi instalasi, perawatan, welder, operator, helper, subkontraktor konstruksi,
subkontraktor pembersihan lahan, dan subkontraktor pemasangan pondasi.

Biaya Jasa Umum dinilai berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan
pekerjaan jasa atau yang berhubungan dengan kegiatan pekerjaan jasa, contoh biaya
kalibrasi, sertifikasi, mobilisasi dan demobilisasi, biaya listrik, biaya asuransi, biaya
penginapan, biaya perjalanan dinas, jasa pengiriman/kurir.

Kolom (2)

Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya material langsung (bahan baku),
peralatan (barang jadi), tenaga kerja dan konsultan, alat kerja/fasilitas kerja, dan jasa umum
yang berasal dari dalam negeri.

Kolom (3)

Biaya Komponen Luar Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku),
Peralatan (Barang Jadi), tenaga kerja dan konsultan, Alat/Fasilitas Kerja, dan jasa umum
yang berasal dari luar negeri.

Kolom (4)

Total biaya KDN dan KLN

Kolom (5)

% TKDN Gabungan Total Biaya KDN (9A)


= __________________________________________x 100%
Barang & Jasa (9D) Total Biaya Gabungan Barang dan Jasa (9C)

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 25


BWS SULAWESI IV KENDARI
O. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR

DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR3

NO NAMA SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH HARGA NEGARA


BARANG/URAIAN ASAL

TOTAL HARGA

3 Diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 26


BWS SULAWESI IV KENDARI
P. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 27


BWS SULAWESI IV KENDARI
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan KSO]

PAKTA INTEGRITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : ____________________[nama wakil sah


badan usaha]
No.Identitas :
_________________ [diisi dengan no.
Jabatan : KTP/SIM/Paspor]
Bertindak untuk dan : ___________________________
atas nama
PT/CV/Firma/Koperasi
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

2. Nama : _____________________[nama wakil sah


badan usaha]
No.Identitas :
_________________ [diisi dengan no.
Jabatan : KTP/SIM/Paspor]
Bertindak untuk dan : __________________________
atas nama
PT/CV/Firma/Koperasi
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

3. -------------------------- [dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah


anggota KSO]

dalam rangka pengadaan ___________ [isi nama paket] pada __________ [isi sesuai
dengan nama Pokja Pemilihan] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia
menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__ _____[tempat], ___________ [tanggal] [bulan] 20___ [tahun] [Nama


Penyedia][Nama Penyedia][Nama Penyedia]

[tanda tangan],[tanda tangan],[tanda tangan],


[nama lengkap][nama lengkap][nama lengkap]
[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota KSO

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 28


BWS SULAWESI IV KENDARI
Q. ISIAN DATA KUALIFIKASI

Isian Data Kualifikasi bagi Peserta Tunggal atau Peserta sebagai Leadfirm KSO
berbentuk Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 29


BWS SULAWESI IV KENDARI
FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNTUK ANGGOTA KSO

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : _ ______________[nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : __________[diisi sesuai jabatan dalam akta notaris]

Bertindak untuk : PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang


sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
dan atas nama
_______ ________________________________
Alamat :
_______ _________________________________
Telepon/Fax :
__________________________________________
Email :

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama KSO


berdasaran _______________ [akta pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian
Kerja Sama Operasi, disebutkan secara jelas nomor dan tanggal akta
pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian Kerja Sama Operasi];

2. saya bukan sebagai pegawai K/L/PD [bagi pegawai K/L/PD yang sedang cuti diluar
tanggungan K/L/PD ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai K/L/PD yang
sedang cuti diluar tanggungan K/L/PD”];

3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;

4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para
pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;

5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;

6. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam;

7. data-data badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI - 30


BWS SULAWESI IV KENDARI
A. Data Administrasi

1. Nama Badan Usaha : _______________________________________

2. Usaha : Pusat Cabang

3. Alamat Kantor Pusat : _______________________________________

No. Telpon : _______________________________________

No. Fax : _______________________________________

E- Mail : _______________________________________

4. Alamat Kantor Cabang : _______________________________________

No. Telpon : _______________________________________

No. Fax : _______________________________________

E-Mail : _______________________________________

B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian Perusahaan / Anggaran Dasar Koperas

a. Nomor : __________________________________
b. Tanggal : __________________________________
c. Nama Notaris : __________________________________
d. Nomor Pengesahan Kementerian : __________________________________
Hukum dan HAM (untuk yang
berbentuk PT)

2. Akta / Anggaran Dasar Perubahan Terakhir

a. Nomor : _______________________________________

b. Tanggal : _______________________________________

c. Nama Notaris : _______________________________________

C. Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. Identitas Jabatan dalam Badan


Usaha

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI- 31


BWS SULAWESI IV KENDARI
D. Izin Usaha

1. Surat Izin Usaha Jasa : a. Nomor ……………


Konstrusi
b. Tanggl ……………

2. : ……………………….
Masa Berlaku Izin Usaha
3. : ………………………..
Instansi Penerbit

E. Sertifikat Badan Usaha

1. Sertifiat Badan Usaha : a. Nomor ……………

b. Tanggl ……………

2. Masa Berlaku : ……………………….

3. Instansi Penerbit : ………………………..

4. Kualifikasi : ………………………..

5. Klarfikasi : ………………………..

6. Subklasifikasi : ………………………..

F. Sertifikat Lainya (apabila dipersyaratkat)

: a. Nomor ……………

b. Tanggl ……………

: a. Nomor ……………

b. Tanggl ……………

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI- 32


BWS SULAWESI IV KENDARI
G. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)

No. Nama No. Identitas Alamat Persentase

2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : _________________________

b. Bukti Laporan Pajak : _No. _________


___ Tanggal
_ ____ _
Tahun terakhir

H. Data Tenaga Tetap (Tenaga ahli/terampil badan usaha)


No Bukti Setor
Pajak PPH
No Nama Jabatan Pengalaman Sertifikat Pasal
Kerja Kompetensi 1721/1721-I
Profesional Kerja atau No BPJS
(tahun) Ketenagakerjaa
n

1 2 4 5 6 7 8

I. Data Pengalaman Perusahaan

(nilai paket tertinggi pengalaman sesuai yang disyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir)

Tanggal
Kontrak Selesai
Nama Sub Pekerjaan/
Paket Klasifikasi PHO
No. Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Berdasarkan

BA
Alamat/ No /
Nilai Kontrak Serah
Telepon Tangga
Terima
l

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI- 33


BWS SULAWESI IV KENDARI
J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir

(untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru
berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)
Pemberi Tugas /
Tanggal
Pejabat Pembuat
Kontrak Selesai
Komitmen/Pejabat
Ringkasan Pekerjaan/
Nama Paket Pembuat Komitmen
No. Lingkup Lokasi PHO
Pekerjaan Pekerjaan Berdasarkan

Alamat/ No / BA
Nama Nilai Kontrak
Telepon Tang Serah
gal Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0

K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (Wajib diisi untuk menghitung


SKP dan/atau SKN)
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Kontrak Progres Terakhir
Pembuat
Nama Klasifikasi/Sub Komitmen
No. Paket Klasifikasi Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan
Kontrak Prestasi
Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

L. Kualifikasi Keuangan

Laporan Keuangan/Neraca Tahun Terakhir (Terlampir)

Nomor : _______

Tanggal : _______

Nama Auditor : _______

Kekayaan Bersih : _______

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI- 34


BWS SULAWESI IV KENDARI
Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak
benar dan/atau ada pemalsuan, maka badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan
sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara
perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

___ _____[tempat], [tanggal] [bulan] 20__ [tahun]

PT/CV/Firma/Koperasi

___ _____[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,- dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha)

[jabatan pada badan usaha]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN PENAWARAN) VI- 35


BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB VII
PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI
I. Petunjuk Pengisian Untuk Peserta Bukan KSO mengikuti petunjuk dan penggunaan
aplikasi SPSE (User Guide)

II. KSO (apabila ber-KSO)


Untuk peserta yang berbentuk KSO masing – masing anggota KSO wajib mengisi
formulir isian kualifikasi untuk masing – masing kualifikasi badan usahanya dengan
petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang dapat
dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax, dan email kantor cabang yang
dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.

B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diiisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit Akta Pendirian
perusahaan/Anggaran Dasar koperasi, serta untuk badan usaha yang berbentuk
Perseroan Terbatas diisi nomor pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
2. Diiisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir
badan usaha, apabila ada. Khusus untuk Perseroan Terbatas, jika terdapat
perubahan nama anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris, pada Pembuktian
Kualifikasi peserta diminta menunjukkan asli dan memberikan salinan Bukti
Pemberitahuan dari Notaris selaku Kuasa Direksi yang telah diajukan melalui
Sisminbakum atas Akta Perubahan Terakhir.

C. Pengurus Badan Usaha


Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, dan jabatan dalam badan usaha.

D. Izin Usaha
Tabel izin usaha :
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku surat izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

E. Sertifikat Badan Usaha


Tabel Sertifikat Badan usaha :
1. Diisi dengan jenis Sertifikat Badan usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku Sertifikat Badan usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit Sertifikat Badan usaha.
4. Diisi dengan kualifikasi usaha.
5. Diisi dengan klasifikasi usaha.
6. Diisi dengan Subklasifikasi usaha.

F. Sertifikat Lainnya [apabila disyaratkan]


1. Diisi dengan jenis sertifikat, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku sertifikat.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit sertifikat.

DOKUMEN PEMILIHAN (PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI) VII - 1


BWS SULAWESI IV KENDARI
G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor identitas KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik
saham/pesero dan persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak
a. Diisi NPWP badan usaha
b. Diisi nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT
Tahunan.

H. Data Tenaga Tetap (Tenaga ahli/terampil badan usaha)


Diisi dengan nama, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3) dan nomor dan
tahun penerbitan ijazah, jabatan, lama pengalaman kerja profesional, Sertifikat
Kompetensi Kerja dan nomor Bukti Setor Pajak PPH Pasal 1721/1721-I atau nomor
keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan.

I. Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, subklasifikasi pekerjaan yang disyaratkan,
ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen/ Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan/PHO
berdasarkan kontrak, dan tanggal berita acara serah terima, untuk masing-masing
paket pekerjaan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir. Data ini digunakan untuk
menghitung Kemampuan Dasar (KD) (Usaha Kecil tidak disyaratkan).

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir


Diisi dengan nama paket pekerjaan, ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak,
tanggal selesai paket pekerjaan/PHO berdasarkan kontrak, dan tanggal berita acara
serah terima, untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk
perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini.

K. Data Pekerjaan yang sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, klasifikasi/subklasifikasi pekerjaan, lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak,
serta persentase progres menurut kontrak, dan prestasi kerja terakhir. Data ini
digunakan untuk menghitung Sisa Kemampuan Paket (SKP) dan Sisa kemampuan
nyata (SKN) (apabila disyaratkan).

L. Kualifikasi Keuangan
Diisi dengan nomor dan tanggal laporan keuangan/neraca tahun terakhir, nama
auditor/konsultan akuntan publik yang menyiapkan laporan keuangan/neraca tahun
terakhir, dan kekayaan bersih perusahaan berdasarkan laporan keuangan/neraca
tahun terakhir. Penyedia menyampaikan Laporan Keuangan/Neraca Tahun Terakhir.

DOKUMEN PEMILIHAN (PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI) VII - 2


BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB - VIII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sesuai yang
tercantum dalam Lembar Data Kualifikasi.

B. Tata cara penilaian untuk setiap persyaratan kualifikasi:


1. Persyaratan Izin Usaha Jasa Konstruksi, Sertifikat Badan Usaha, Sertifikat lainnya
(apabila disyaratkan) dengan ketentuan:
a. Pokja pemilihan melihat kesesuaian antara persyaratan pada LDK dengan
Formulir Isian Kualifikasi yang telah diisi oleh peserta pada SPSE.

b. Pokja memeriksa masa berlaku izin/sertifikat dengan ketentuan:


1) Izin/sertifikat wajib masih berlaku berdasarkan masa berlaku yang
tertera/tertulis pada izin/sertifikat tersebut;
2) Izin/sertifikat yang habis masa berlakunya sebelum batas akhir
pemasukan Dokumen Penawaran tidak dapat diterima dan penyedia
dinyatakan gugur;
3) Dalam hal masa berlaku izin/sertifikat habis setelah batas akhir pemasukan
Dokumen Penawaran, maka Peserta harus menyampaikan izin/sertifikat yang
sudah diperpanjang kepada Pejabat Pembuat Komitmen sebelum
penandatanganan kontrak.

c. Pokja Pemilihan dapat memeriksa kesesuaian izin/sertifikat dengan menghubungi


penerbit dokumen, dan/atau mengecek melalui layanan daring (online) milik
penerbit dokumen yang tersedia.

2. Persyaratan Kemampuan Dasar (KD) (apabila disyaratkan), dengan ketentuan:


a. Perhitungan Kemampuan Dasar (KD)

KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada pekerjaan sesuai yang disyaratkan
dalam
10 (sepuluh) tahun terakhir.

b. dalam hal KSO, yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang mewakili
/leadfirm KSO;

c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;

d. pengalaman perusahaan dinilai dari pengalaman tertinggi pada pekerjaan sesuai


yang disyaratkan dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir, nilai kontrak dan status
peserta pada saat menyelesaikan kontrak pekerjaan tersebut.

e. Nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan


sekarang (present value) menggunakan perhitungan sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang


Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada)
saat serah terima pertama
DOKUMEN PEMILIHAN (TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI) VIII - 1
BWS SULAWESI IV KENDARI
Io = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima
pertama
Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila
belum ada, dapat dihitung dengan regresi linier berdasarkan
indeks bulan-bulan sebelumnya)

Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar dari
pekerjaan.

3. Persyaratan NPWP dan kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT


Tahunan) dapat dikecualikan untuk peserta yang secara peraturan perpajakan belum
diwajibkan memiliki laporan perpajakan tahun terakhir, misalnya baru berdiri sebelum
batas waktu laporan pajak tahun terakhir.

4. Persyaratan akta pendirian perusahaan disertai dengan akta perubahan perusahaan


(apabila ada perubahan). Akta asli/legalisir wajib dibawa pada saat pembuktian
kualifikasi.

5. Pernyataan Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan


pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana,
dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang
bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara, dengan ketentuan:

a. Ketentuan ini berbentuk pernyataan oleh peserta pada aplikasi SPSE. Tidak perlu
dinyatakan dalam surat pernyataan, kecuali untuk KSO;
b. Apabila suatu saat ditemukan bukti bahwa peserta mengingkari pernyataan
ini/menyampaikan informasi yang tidak besar terhadap pernyataan ini, maka
dapat menjadi dasar untuk pengenaan sanksi daftar hitam.

6. Persyaratan pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4


(empat) tahun terakhir, dengan ketentuan:
a. Pengalaman diambil dari daftar pengalaman pada isian kualifikasi yang dibuktikan
pada saat pembuktian kualifikasi dengan membawa Kontrak Asli dan Berita Acara
Serah Terima;
b. Khusus untuk pengalaman sebagai subkontraktor, maka selain membawa dan
memperlihatkan kontrak subkontrak, juga harus dilengkapi dengan surat
referensi dari PPK/Pemilik Pekerjaan yang menyatakan bahwa peserta memang
benar adalah subkontrak untuk pekerjaan dimaksud.

7. Persyaratan Sisa Kemampuan Paket (SKP) (apabila disyaratkan), dengan


ketentuan:
a. Rumusan SKP
SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan. KP = 5
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
b. Peserta wajib mengisi daftar pekerjaan yang sedang dikerjakan;
c. Apabila ditemukan bukti peserta tidak mengisi daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan walaupun sebenarnya ada pekerjaan yang sedang dikerjakan, maka
apabila pekerjaan tersebut menyebabkan SKP peserta tidak memenuhi, maka
dinyatakan gugur, dikenakan sanksi daftar hitam, dan pencairan jaminan
penawaran (apabila ada).

DOKUMEN PEMILIHAN (TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI) VIII - 2


BWS SULAWESI IV KENDARI
8. Persyaratan Tenaga Tetap, dengan ketentuan pembuktian Tenaga Tetap
dilakukan pada tahap pembuktian kualifikasi dengan meminta peserta membawa:
a. Bukti setor pajak PPH Pasal 21 Form 1721 atau Form 1721-I, atau
b. Bukti kepersertaan BPJS Ketenagakerjaan yang mencantumkan nama jelas serta
nama perusahaan yang sama dengan nama perusahaan peserta tender.
c. SK, Susunan Organisasi, atau Daftar Gaji tidak dapat menjadi bukti tenaga kerja
tetap.

9. Persyaratan Sisa Kemampuan Nyata (SKN) (apabila disyaratkan), dengan


ketentuan:
a. Rumusan Sisa Kemampuan Nyata (SKN)
SKN = KN - Σnilai kontrak paket pekerjaan yang sedang
KN = fp x MK
dikerjakan
MK = fl x KB
KN = Kemampuan Nyata

fp = Faktor perputaran modal (untuk usaha menengah dan


besar, fp = 7)
MK = Modal Kerja
fl = Faktor likuiditas (untuk usaha menengah dan besar, fl =
KB = 0,6)
Kekayaan Bersih/total ekuitas yang dilihat dari
neraca keuangan tahun terakhir

b. Σnilai kontrak paket pekerjaan diambil dari daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan dalam Formulir Isian Kualifikasi.
c. SKN harus sama atau lebih besar dari 10% (sepuluh perseratus) nilai total HPS.
d. Apabila ditemukan bukti peserta tidak mengisi daftar pekerjaan yang sedang
dikerjakan walaupun sebenarnya ada pekerjaan yang sedang dikerjakan, maka
apabila pekerjaan tersebut menyebabkan SKN peserta tidak memenuhi, maka
dinyatakan gugur, dikenakan sanksi daftar hitam, dan pencairan jaminan
penawaran (apabila ada).

10. Persyaratan surat keterangan dukungan keuangan (apabila disyaratkan)


diterbitkan dari bank pemerintah/swasta dengan nilai paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS.

C. Pokja Pemilihan memeriksa membandingkan/mengevaluasi/ membuktikan antara


persyaratan pada Dokumen Kualifikasi dengan data isian peserta dalam hal:
1. kelengkapan Dokumen Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

D. Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi meterai tidak digugurkan,
peserta diminta untuk membayar denda meterai sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

E. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja Pemilihan dapat
meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi/konfirmasi secara tertulis namun tidak
boleh mengubah substansi Formulir Isian Kualifikasi termasuk dapat melakukan
peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.

F. Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, sehingga data yang


kurang tidak dapat dilengkapi.
DOKUMEN PEMILIHAN (TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI) VIII - 3
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB IX. RANCANGAN KONTRAK
I. SURAT PERJANJIAN
CONTOH 1 - PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan

Paket Pekerjaan Konstruksi


............................................... [diisi nama paket pekerjaan] Nomor :
............................................................................. [diisi nomor Kontrak]

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja


Konstruksi Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan
ditandatangani di .............. pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun
.............. [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat
Penetapan Pemenang Nomor.…… tanggal ……., Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor ……. tanggal ……., [jika kontrak tahun jamak
ditambahkan surat persetujuan pejabat yang berwenang, misal: “dan Surat
Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN)/Nota Kesepakatan bersama
antara ….. (diisi kepala daerah pemda setempat) dan DPRD …. (diisi DPRD
daerah setempat) (untuk sumber dana APBD) Nomor
................................................ tanggal..... perihal .....”], antara:

Nama : ………….. [nama PPK]


NIP : ………….. [NIP PPK]
Jabatan : PPK .............................................. [sesuai SK
Pengangkatan]
Berkedudukan di : ………….. [alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q.
Satuan Kerja ……. berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal …….
tentang ……. [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan:

Nama : ………….. [nama wakil Penyedia]


Jabatan : ………….. [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ………….. [alamat Penyedia]
Akta Notaris Nomor : ………….. [sesuai akta notaris]
Tanggal : ………….. [tanggal penerbitan akta]
Notaris : ………….. [nama notaris penerbit akta]

yang bertindak untuk dan atas nama ………….. [nama badan usaha] selanjutnya
disebut “Penyedia”.

Dan dengan memperhatikan:


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2016;
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015.

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 1


BWS SULAWESI IV KENDARI
(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini melalui Surat
Penunjukan Penyediaan Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan
Pekerjaan Konstruksi ................... [diisi nama paket pekerjaan] sebagaimana
diterangkan dalam dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan
Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
tenaga kerja konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui
untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani
Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkon- firmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi .......... [diisi
nama paket pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN

Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri dari:


1. ..................................
2. ..................................
3. dst.
[Catatan: ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan
tersebut sesuai dengan dokumen identifikasi kebutuhan dalam Renstra]

Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN PEMBAYARAN

(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp. ……….. (………..
ditulis dalam huruf ……..) dengan kode akun kegiatan ……….;
(2) Kontrak ini dibiayai dari ……….. [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor :
............ atas nama Penyedia : .................
[Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan
untuk masing-masing Tahun Anggarannya]

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 2


BWS SULAWESI IV KENDARI
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK

(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan


bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari adendum Surat
Perjanjian (apabila ada), Surat Perjanjian, Surat Penawaran, Daftar Kuantitas
dan Harga, Syarat-Syarat Umum Kontrak, Syarat-Syarat Khusus Kontrak
beserta lampirannya berupa lampiran A (daftar harga satuan timpang,
subpenyedia, personel manajerial, dan peralatan utama), lampiran B
(Rencana Keselamatan Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar- gambar, dan
dokumen lainnya seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan, jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan
Penandatanganan Kontrak, Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan
Kontrak.
(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. Surat Perjanjian;
c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. Spesifikasi teknis; dan
g. Gambar-gambar.

Pasal 5
MASA KONTRAK

(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan
Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung
sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …)
hari kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak
dihitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan selama
.................................................. (.......dalam huruf......) hari kalender.

Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani


Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat dalam
2 (dua) rangkap, masing- masing dibubuhi dengan meterai, mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi meterai.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama PPK


.................................................................................... . . . . . . . . . . . .[.diisi nama[ sesuai SK]

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 3


BWS SULAWESI IV KENDARI
Pengangkatan]
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk PPK maka rekatkan meterai Rp
6.000,- )] [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
ini untuk Penyedia maka rekatkan
meterai
Rp 6.000,- )]
[nama lengkap] [jabatan]

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 4


BWS SULAWESI IV KENDARI
CONTOH 2 - PENYEDIA KSO

SURAT PERJANJIAN Kontrak Harga Satuan

Paket Pekerjaan Konstruksi


............................................... [diisi nama paket pekerjaan] Nomor :
............................................................................. [diisi nomor Kontrak]

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah Kontrak Kerja


Konstruksi Harga Satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan
ditandatangani di .............. pada hari .......... tanggal ….... bulan ................. tahun
.............. [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat
Penetapan Pemenang Nomor.…… tanggal ……., Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor ……. tanggal ……., [jika kontrak tahun jamak
ditambahkan surat persetujuan pejabat yang berwenang, misal: “dan Surat
Menteri Keuangan (untuk sumber dana APBN)/Nota Kesepakatan bersama
antara ….. (diisi kepala daerah pemda setempat) dan DPRD …. (diisi DPRD
daerah setempat) (untuk sumber dana APBD) Nomor
............................................... tanggal ..... perihal .....”], antara:

Nama : ………….. [nama PPK]


NIP : ………….. [NIP PPK]
Jabatan : PPK.................................. [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ………….. [alamat PPK]

yang bertindak untuk dan atas nama*) Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat Jenderal ……. c.q. Satuan
Kerja ……. berdasarkan Surat Keputusan ……. Nomor ……. tanggal ……. tentang
……. [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”, dengan :

Nama : ………….. [nama wakil KSO]


Jabatan : ………….. [sesuai surat perjanjian KSO]
Berkedudukan di : ………….. [alamat wakil KSO]

yang bertindak untuk dan atas nama ..................... [nama badan usaha KSO]
sebagai badan usaha Kerja Sama Operasi (KSO) yang beranggotakan sebagai
berikut:

1. .......................... [nama Penyedia 1];


2. .......................... [nama Penyedia 2];
3.
dst.

yang masing-masing anggotanya bertanggungjawab secara tanggung renteng atas


semua kewajiban terhadap PPK sebagaimana diatur dalam Kontrak ini
berdasarkan surat Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) Nomor ............... tanggal
........... selanjutnya disebut “Penyedia”.

Dan dengan memperhatikan:


1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2016;
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
barang/Jasa Pemerintah;

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 5


BWS SULAWESI IV KENDARI
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31/PRT/M/2015.

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:

(a) telah dilakukan proses pemilihan Penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini melalui Surat
Penunjukan Penyediaan Barang/ Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi ................... [diisi nama paket pekerjaan] sebagaimana diterangkan
dalam dokumen Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, tenaga
kerja konstruksi, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan
dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani
Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan Penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak :
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkon- firmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui
untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket Pekerjaan Konstruksi .......... [diisi
nama paket pekerjaan] dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut.

Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN

Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini.

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri dari:


1. ..................................
2. ..................................
3. dst.
[Catatan: ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan
tersebut sesuai dengan dokumen identifikasi kebutuhan dalam Renstra]

Pasal 3
HARGA KONTRAK, SUMBER PEMBIAYAAN DAN
PEMBAYARAN

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 6


BWS SULAWESI IV KENDARI
(1) Harga Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp. ……….. (………..
ditulis dalam huruf ……..) dengan kode akun kegiatan ……….;
(2) Kontrak ini dibiayai dari ……….. [diisi sumber pembiayaannya];
(3) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank ..... rekening nomor : ............
atas nama Penyedia : .................

[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan


untuk masing-masing Tahun Anggarannya]

Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK

(1) Kelengkapan dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian


yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini terdiri dari adendum Surat
Perjanjian (apabila ada), Surat Perjanjian, Surat Penawaran, Daftar Kuantitas
dan Harga, Syarat-Syarat Umum Kontrak, Syarat-Syarat Khusus Kontrak
beserta lampirannya berupa lampiran A (daftar harga satuan timpang,
subpenyedia, personel manajerial, dan peralatan utama), lampiran B (Rencana
Keselamatan Konstruksi), spesifikasi teknis, gambar- gambar, dan dokumen
lainnya seperti: Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa, Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan, jaminan-jaminan, Berita Acara Rapat Persiapan Penandatanganan
Kontrak, Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.

(2) Jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki sebagai berikut:

a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


b. Surat Perjanjian;
c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis; dan
g. gambar-gambar.

Pasal 5
MASA KONTRAK

(1) Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan
Akhir Pekerjaan;
(2) Masa Pelaksanaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak, dihitung
sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK sampai dengan
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan selama ………. (… dalam huruf …)
hari kalender;
(3) Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak
dihitung sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan selama
.................................................. (.......dalam huruf......) hari kalender.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 7


BWS SULAWESI IV KENDARI
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani
Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat dalam
2 (dua) rangkap, masing- masing dibubuhi dengan meterai, mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi meterai.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama PPK

…………………………………………………………………..(diisi sesuai SK)


Pengangkatan
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk PPK maka rekatkan meterai Rp
6.000,- )]
(tanda tangan dan cap (jika Salinan
asli ini untuk Penyedia maka rekatkan meterai
Rp. 6.000)

[nama lengkap]
[jabatan]

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 8


BWS SULAWESI IV KENDARI
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)

A. Ketentuan Umum

1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum


Kontrak selanjtutnya disebut SSUK harus mempunyai arti
atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut:

1.1. Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang


selanjutnya disingkat APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
1.2. Pemerintah

Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah


bagian pekerjaan utama atau bagian pekerjaan bukan
utama yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Pemilihan yang pelaksanaannya
diserahkan kepada Penyedia lain (subpenyedia)
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK

1.3. Daftar Kuantitas dan Harga adalah daftar


kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah
biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran

1.4. Direksi Lapangan adalah tenaga/tim pendukung


yang dibentuk/ditetapkan oleh PPK, terdiri dari 1
(satu) orang atau lebih, untuk mengelola
administrasi Kontrak dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan

1.5. Harga Kontrak adalah total harga pelaksanaan


pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.

1.6. Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya


disingkat HPS adalah perkiraan harga barang/jasa
yang ditetapkan oleh PPK.

1.7. Harga Satuan Pekerjaan yang selanjutnya


disingkat HSP adalah harga satu jenis pekerjaan
tertentu per satu satuan tertentu.

1.8. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka


waktu yang sudah terinci berdasarkan Masa
Pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan
lapangan bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.

1.9. Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang


terjadi di luar kehendak para pihak dalam Kontrak dan
tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi
tidak dapat dipenuhi.

1.10. Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan


keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya
bangunan setelah penyerahan akhir hasil Jasa
Konstruksi.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 9


BWS SULAWESI IV KENDARI
1.11. Kerja Sama Operasi yang selanjutnya disingkat KSO
adalah kerja sama usaha antar Penyedia yang
masing-masing pihak mempunyai hak kewajiban
dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan
perjanjian tertulis

1.12. Kontrak Kerja Konstruksi selanjutnya disebut Kontrak


adalah keseluruhan dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara PPK dengan Penyedia dalam
pelaksanaan jasa konsultansi konstruksi atau
pekerjaan konstruksi.

1.13. Kontrak Harga Satuan adalah Kontrak dengan harga


satuan yang tetap untuk setiap satuan atau unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
yang telah ditetapkan, volume atau kuantitas
pekerjaannya masih bersifat perkiraan
pada saat Kontrak ditandatangani, pembayaran
berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi
volume pekerjaan dan nilai akhir Kontrak ditetapkan
setelah seluruh pekerjaan diselesaikan

1.14. Kuasa Pengguna Anggaran pada pelaksanaan APBN


yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan
sebagian kewenangan dan tanggung jawab
Penggunaan Anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.

1.15. Kuasa Pengguna Anggaran pada pelaksanaan APBD


yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian
kewenangan Pengguna Anggaran dalam
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat
Daerah.

1.16. Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya


Kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatanganan
Kontrak sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan.

1.17. Masa Pelaksanaan adalah jangka waktu untuk


melaksanakan seluruh pekerjaan terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja sampai dengan Tanggal
Penyerahan Pertama Pekerjaan.

1.18. Masa Pemeliharaan adalah jangka waktu untuk


melaksanakan kewajiban pemeliharaan oleh
Penyedia, terhitung sejak Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan.

1.19. Mata Pembayaran Utama adalah mata


pembayaran yang pokok dan penting yang nilai bobot
kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
perseratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai
dari mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar;

1.20. Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 10


BWS SULAWESI IV KENDARI
yang menggambarkan penguasaan penyelesaian
pekerjaan yang sistematis dari awal sampai akhir
meliputi tahapan/urutan pekerjaan utama dan
uraian/cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan
pekerjaan utama yang dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis

1.21. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang


selanjutnya disingkat PPHP adalah tim yang
bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa

1.22. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya


disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan
oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau
melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran
belanja daerahPejabat Pembuat Komitmen yang
selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
negara/anggaran belanja daerah;

1.23. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau


sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan.

1.24. Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang secara


langsung menunjang terwujudnya dan berfungsinya
suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Dokumen
Pemilihan.

1.25. Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau


badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik
sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai
bidang ekonomi.

1.26. Pengawas Pekerjaan atau Direksi Teknis adalah tim


pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang
bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

1.27. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA


adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga/Perangkat Daerah.

1.28.
Penyedia adalah Pelaku Usaha yang
menyediakan barang/jasa berdasarkan Kontrak.

1.29. Personel Manajerial adalah tenaga ahli atau


tenaga teknis yang ditempatkan sesuai
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 11
BWS SULAWESI IV KENDARI
penugasan pada organisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.30. Sanksi Daftar Hitam adalah sanksi yang diberikan


kepada Peserta pemilihan/Penyedia berupa larangan
mengikuti Pengadaan Barang/Jasa di seluruh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah dalam
jangka waktu tertentu.

1.31. Subpenyedia adalah Penyedia yang mengadakan


perjanjian kerja tertulis dengan Penyedia penanggung
jawab Kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).

1.32. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan


adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan
Asuransi/lembaga keuangan khusus yang
menjalankan usaha di bidang pembiayaan,
penjaminan, dan asuransi untuk mendorong ekspor
Indonesia/Konsorsium Perusahaan Asuransi
Umum/Konsorsium Lembaga
Penjaminan/Konsorsium Perusahaan. Penjaminan
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan

1.33. Surat Perintah Mulai Kerja yang selanjutnya


disingkat SPMK adalah surat yang diterbitkan oleh
PPK kepada Penyedia untuk memulai
melaksanakan pekerjaan
1.34.
Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada SPMK yang diterbitkan oleh PPK
untuk memulai melaksanakan pekerjaan

1.35. Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan adalah


tanggal serah terima pertama pekerjaan selesai
(Provisional Hand Over/PHO) dinyatakan dalam Berita
Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan yang
diterbitkan oleh PPK

1.36. Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan adalah


tanggal serah terima akhir pekerjaan selesai
(Final Hand Over/FHO) dinyatakan dalam Berita Acara
Serah Terima Akhir Pekerjaan yang diterbitkan
oleh PPK

1.37. Tenaga Kerja Konstruksi adalah tenaga kerja


yang bekerja di sektor konstruksi yang meliputi ahli,
teknisi atau analis, dan operator

2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan


Konstruksi ini tetapi tidak dapat bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat Perjanjian.

3. Bahasa dan Hukum 3.1. Bahasa Kontrak harus dalam bahasa Indonesia.

3.2. Dalam hal Kontrak dilakukan dengan pihak asing


harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris. Dalam hal terjadi perselisihan dengan pihak
asing digunakan Kontrak dalam bahasa Indonesia.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 12


BWS SULAWESI IV KENDARI
3.3. Hukum yang digunakan adalah hukum yang
berlaku di Indonesia.

4. Korespondensi 4.1. Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e- mail


dan/atau faksimili dengan alamat tujuan para pihak
yang tercantum dalam SSKK

4.2. Semua pemberitahuan, permohonan, atau


persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus
dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan
secara langsung kepada Wakil Sah Para Pihak dalam
SSKK, atau jika disampaikan melalui surat tercatat
dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang
tercantum dalam SSKK

5. Wakil Sah Para 5.1 Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan
Pihak untuk dilakukan, dan setiap dokumen yang
disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat
berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia
hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh Wakil Sah
Para Pihak atau pejabat yang disebutkan dalam
SSKK.

5.2 Kewenangan Wakil Sah Para Pihak diatur dalam Surat


Keputusan dari Para Pihak dan harus disampaikan
kepada masing-masing pihak.

5.3 Direksi Lapangan yang ditunjuk menjadi Wakil


Sah PPK memiliki tugas :
a. melaksanakan pendelegasian sesuai dengan
pelimpahan dari PPK;
b. mengelola administrasi kontrak; dan
c. mengendalikan pelaksanaan pekerjaan

6. Larangan Korupsi, 6.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa


Kolusi dan pemerintah, para pihak dilarang untuk :
Nepotisme (KKN), a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk
Penyalahgunaan memberi atau menerima hadiah atau imbalan
Wewenang serta berupa apa saja atau melakukan tindakan lainnya
Penipuan untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui
atau patut dapat diduga berkaitan dengan
pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
dan/atau
c. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak
benar dokumen dan/atau keterangan lain yang
disyaratkan untuk penyusunan dan pelaksanaan
Kontrak ini.

6.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan


termasuk semua anggota KSO (apabila berbentuk
KSO) dan subpenyedianya (jika ada) tidak pernah dan
tidak akan melakukan tindakan yang dilarang pada
pasal 6.1 di atas.

6.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti


melakukan larangan-larangan di atas dapat dikenakan
sanksi-sanksi administratif oleh PPK sebagai berikut:
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK;
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 13
BWS SULAWESI IV KENDARI
c. sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia atau
Jaminan Uang Muka dicairkan dan disetorkan
sebagaimana ditetapkan dalam SSKK; dan
d. pengenaan Sanksi Daftar Hitam.
[catatan: pengenaan Sanksi Daftar Hitam
ditetapkan oleh PA/KPA atas usulan PPK.
PA/KPA menyampaikan dokumen
penetapan Sanksi Daftar Hitam kepada:
1) Penyedia yang dikenakan Sanksi Daftar
Hitam; dan
2) unit kerja yang melaksanakan fungsi
layanan pengadaan secara elektronik,
untuk ditayangkan dalam Daftar Hitam
Nasional]

6.4 Pengenaan sanksi administratif di atas


dilaporkan oleh PPK kepada PA/KPA

6.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan


dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan

7. Asal 7.1 Penyedia harus menyampaikan asal


Material/Bahan material/bahan yang terdiri dari rincian komponen
dalam negeri dan komponen impor.

7.2 Asal material/bahan merupakan tempat


material/bahan diperoleh, antara lain tempat
material/bahan ditambang, tumbuh, atau
diproduksi

8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan


yang akurat dan sistematis sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Tenaga Kerja


Konstruksi yang bersangkutan berkewajiban untuk membayar
semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang
dibebankan oleh p eraturan perpajakan atas pelaksanaan
Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan ini
dianggap telah termasuk dalam Harga Kontrak

10. Pengalihan Seluruh 10.1 Pengalihan seluruh Kontrak hanya


Kontrak diperbolehkan dalam hal pergantian nama Penyedia,
baik sebagai akibat peleburan (merger) maupun
akibat lainnya.

10.2 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak


diputuskan sepihak oleh PPK dan Penyedia dikenakan
sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 41.2.

11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu pihak terhadap


pelanggaran ketentuan tertentu Kontrak oleh pihak yang
lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang
lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika dapat dibuktikan
secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang
melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab


penuh terhadap Tenaga Kerja Konstruksi dan
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 14
BWS SULAWESI IV KENDARI
subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka

13. KSO KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang
disebut dalam Surat Perjanjian untuk bertindak atas
nama KSO dalam pelaksanaan hak dan kewajiban
terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.

14. Pengawasan 14.1. PPK menetapkan Pengawas Pekerjaan (Direksi


Pelaksanaan Teknis) untuk melakukan pengawasan
Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak ini.
Pengawas Pekerjaan dapat berasal dari personel
PPK atau Penyedia Jasa Pengawasan (Konsultan
Pengawas).

14.2. Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas


Pekerjaan bertindak profesional. Jika tercantum
dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan yang berasal
dari Personel PPK dapat bertindak sebagai Wakil Sah
PPK.

15. Tugas dan 15.1. Semua gambar dan rencana kerja yang
Wewenang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
Pengawas Kontrak, untuk pekerjaan permanen maupun
Pekerjaan pekerjaan sementara mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan

15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan


terlebih dahulu ada pekerjaan sementara yang tidak
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga di
dalam Kontrak maka Penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan
pekerjaan sementara tersebut untuk mendapatkan
pernyataan tidak berkeberatan (no objection) untuk
dilaksanakan dari Pengawas Pekerjaan. Pernyataan
tidak berkeberatan atas rencana pekerjaan sementara
ini tidak melepaskan Penyedia dari tanggung
jawabnya sesuai Kontrak.

15.3 Pengawas Pekerjaan melaksanakan tugas dan


wewenang paling sedikit meliputi:
a. mengevaluasi dan menyetujui rencana
mutu pekerjaan konstruksi Penyedia Jasa
pelaksana konstruksi;
b. memberikan ijin dimulainya setiap tahapan
pekerjaan;
c. memeriksa dan menyetujui kemajuan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak;
d. memeriksa dan menilai mutu dan
keselamatan konstruksi terhadap hasil akhir
pekerjaan;
e. menghentikan setiap pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan;
f. bertanggungjawab terhadap hasil
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi sesuai tugas
dan tanggungjawabnya;
g. memberikan laporan secara periodik kepada PPK
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 15


BWS SULAWESI IV KENDARI
15.4 Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan perintah
Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini

16. Penemuan- Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan


penemuan kepada pihak yang berwenang semua penemuan
benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan
kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan
perundang-undangan dikuasai oleh negara

17. Akses ke Lokasi 17.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK,
Kerja Wakil Sah PPK, Pengawas Pekerjaan dan/atau pihak
yang mendapat izin dari PPK ke lokasi kerja dan lokasi
lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan
dilaksanakan

17.2 Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan


dan ketersediaan jalur akses menuju lapangan.
Penyedia harus berupaya menjaga setiap jalan atau
jembatan dari kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas
Penyedia atau akibat personel Penyedia. Kecuali
ditentukan lain maka:

a. Penyedia harus bertanggung jawab atas


pemeliharaan yang mungkin diperlukan
akibat penggunaan jalur akses;
b. Penyedia harus menyediakan rambu
atau petunjuk sepanjang jalur akses, dan
mendapatkan perizinan yang mungkin
disyaratkan oleh otoritas terkait untuk
penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk;
c. Biaya karena ketidaklayakan atau tidak
tersedianya jalur akses untuk digunakan
oleh Penyedia, harus ditanggung
Penyedia;
dan
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim
yang mungkin timbul akibat penggunaan
jalur akses.
17.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang
mungkin timbul selain penggunaan jalur akses
tersebut.

B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK

18. Masa Kontrak ini berlaku efektif sejak penandatanganan Surat


Pelaksanaan Perjanjian oleh Para Pihak sampai dengan Tanggal
Kontrak Penyerahan Akhir Pekerjaan dan hak dan kewajiban Para
Pihak yang terdapat dalam Kontrak sudah terpenuhi

B.1. Pelaksanaan Pekerjaan

19. Penyerahan Lokasi 19.1 Sebelum penyerahan lokasi kerja, dilakukan


Kerja peninjauan lapangan bersama oleh para pihak.

19.2 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja


sesuai dengan kebutuhan Penyedia yang tercantum
dalam rencana kerja yang telah disepakati oleh para
pihak dalam Rapat Persiapan Penandatanganan
Kontrak, untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 16


BWS SULAWESI IV KENDARI
hambatan kepada Penyedia sebelum SPMK
diterbitkan.

19.3 Hasil peninjauan dan penyerahan dituangkan dalam


Berita Acara Penyerahan Lokasi Kerja.

19.4 Jika dalam peninjauan lapangan bersama ditemukan


hal-hal yang dapat mengakibatkan perubahan isi
Kontrak maka perubahan tersebut harus dituangkan
dalam adendum Kontrak

19.5 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai


kebutuhan Penyedia yang tercantum dalam rencana
kerja (sesuai pasal 19.2) untuk melaksanakan
pekerjaan dan terbukti merupakan suatu hambatan,
maka kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa
Kompensasi

20. Surat Perintah 20.1 PPK menerbitkan SPMK paling lambat 14 (empat
Mulai Kerja (SPMK) belas) hari kerja sejak tanggal penandatanganan
Kontrak atau 14 (empat belas) hari kerja sejak
penyerahan lokasi kerja pertama kali.

20.2 Dalam SPMK dicantumkan seluruh lingkup pekerjaan


dan Tanggal Mulai Kerja.

21. Rencana Mutu 21.1 Penyedia berkewajiban untuk


Pekerjaan mempresentasikan dan menyerahkan RMPK sebagai
Konstruksi (RMPK) penjaminan dan pengendalian mutu pelaksanaan
pekerjaan pada rapat persiapan pelaksanaan Kontrak,
kemudian dibahas dan disetujui oleh PPK.

21.2 RMPK disusun paling sedikit berisi:


a. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Method
Statement );
b. Rencana Pemeriksaan dan Pengujian/
Inspection and Test Plan (ITP);
c. Pengendalian Subpenyedia dan Pemasok

21.3 Penyedia wajib menerapkan dan mengendalikan


pelaksanaan RMPK secara konsisten untuk.
mencapai mutu yang dipersyaratkan pada
pelaksanaan pekerjaan ini

21.4 RMPK dapat direvisi sesuai dengan kondisi pekerjaan.

21.5 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RMPK


jika terjadi Adendum Kontrak dan/atau Peristiwa
Kompensasi.

21.6 Pemutakhiran RMPK harus menunjukkan


perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan
dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran RMPK harus mendapatkan persetujuan
PPK.

21.7 Persetujuan PPK terhadap RMPK tidak mengubah


kewajiban kontraktual Penyedia

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 17


BWS SULAWESI IV KENDARI
22. Rencana 22.1 Penyedia berkewajiban untuk
Keselamatan dan mempresentasikan dan menyerahkan RKK pada saat
Kesehatan Kerja rapat persiapan pelaksanaan Kontrak, kemudian
(RKK) pelaksanaan RKK dibahas dan disetujui oleh
PPK

22.2 Para Pihak wajib menerapkan dan


mengendalikan pelaksanaan RKK secara
konsisten

22.3 RKK menjadi bagian dari Dokumen Kontrak

22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RKK


sesuai dengan kondisi pekerjaan, jika terjadi perubahan
maka dituangkan dalam adendum Kontrak

22.5 Pemutakhiran RKK harus mendapat persetujuan PPK

22.6 Persetujuan PPK terhadap pelaksanaan RKK


tidak mengubah kewajiban kontraktual Penyedia

23. Rapat Persiapan 23.1 Paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sejak
Pelaksanaan diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan
Kontrak pekerjaan, PPK bersama dengan Penyedia, unsur
perancangan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak

23.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat


persiapan pelaksanaan kontrak meliputi:
a. RMPK;
b. Pelaksanaan RKK;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian
tentang metode kerja yang memperhatikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material,
mobilisasi peralatan dan Tenaga Kerja Konstruksi;
g. penyusunan rencana
pengukuran/pemeriksaan bersama; dan.
h. hal-hal lain yang dianggap perlu

23.3 Hasil rapat persiapan pelaksanaan Kontrak


dituangkan dalam Berita Acara Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak

24. Mobilisasi 24.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai


dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai kebutuhan dan
rencana kerja..

24.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup


pekerjaan, yaitu:
a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
termasuk instalasi alat;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah,
gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 18


BWS SULAWESI IV KENDARI
c. mendatangkan personil-personil.

24.3 Mobilisasi peralatan dan Tenaga Kerja Konstruksi


dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan.

25. Pengukuran / 25.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK dan
Pemeriksaan Pengawas Pekerjaan bersama-sama dengan Penyedia
Bersama melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail
terhadap kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana
mata pembayaran, Tenaga Kerja Konstruksi, dan
Peralatan Utama (Mutual Check 0%).

25.2 Pada tahapan pengukuran/pemeriksaan bersama,


PA/KPA telah membentuk Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak.

25.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita


Acara. Apabila dalam
pengukuran/pemeriksaan bersama mengakibatkan
perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam
adendum Kontrak

25.4 Tenaga Kerja Konstruksi dan/atau Peralatan Utama


yang sesuai dengan persyaratan Kontrak dapat segera
dimobilisasi.
25.5 Tindak lanjut hasil pemeriksaan bersama Tenaga Kerja
Konstruksi dan/atau Peralatan Utama mengikuti
ketentuan pasal 65 dan 66.

26. Penggunaan 26.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia


Produksi Dalam berkewajiban mengutamakan material/bahan produksi
Negeri dalam negeri dan tenaga kerja Indonesia untuk
pekerjaan yang dilaksanakan di Indonesia sesuai
dengan yang disampaikan pada saat penawaran.

26.2 Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi, bahan baku,


Tenaga Kerja Konstruksi, dan perangkat lunak yang
digunakan mengacu kepada dokumen
a. formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN), untuk Penyedia
yang mendapat preferensi harga; dan
b. daftar barang yang diimpor, untuk barang yang
diimpor

26.3 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan


ditemukan ketidaksesuaian dengan dokumen pada
pasal 26.2, maka akan dikenakan sanksi sesuai
peraturan perundangan yang berlaku

B.2. Pengendalian Waktu

27. Masa Pelaksanaan 27.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, Penyedia
berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan
pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan RMPK, serta menyelesaikan
pekerjaan paling lambat selama Masa Pelaksanaan
yang dinyatakan dalam SSKK.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 19


BWS SULAWESI IV KENDARI
27.2 Apabila Penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai Masa Pelaksanaan
karena di luar pengendaliannya yang dapat dibuktikan
demikian, dan Penyedia telah melaporkan kejadian
tersebut kepada PPK, dengan disertai bukti-bukti yang
dapat disetujui PPK, maka PPK dapat memberlakukan
Peristiwa Kompensasi dan melakukan penjadwalan
kembali pelaksanaan tugas Penyedia dengan
membuat adendum Kontrak.

27.3 Jika pekerjaan tidak selesai sesuai Masa Pelaksanaan


bukan akibat Keadaan Kahar atau Peristiwa
Kompensasi atau karena kesalahan atau kelalaian
Penyedia maka Penyedia dikenakan denda.

27.4 Apabila diberlakukan serah terima sebagian pekerjaan


(secara parsial), Masa Pelaksanaan dibuat
berdasarkan bagian pekerjaan tersebut sesuai dengan
SSKK.

27.5 Bagian pekerjaan pada pasal 27.4 adalah bagian


pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pemilihan

28. Penundaan oleh Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis


Pengawas penyedia untuk menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap
Pekerjaan perintah penundaan ini harus segera ditembuskan kepada
PPK.

29. Rapat Pemantauan 29.1 Pengawas Pekerjaan atau Penyedia dapat


menyelenggarakan rapat pemantauan, dan meminta
satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut. Rapat
pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaan atas sisa
pekerjaan serta untuk menindaklanjuti peringatan dini.

29.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh


Pengawas Pekerjaan dalam berita acara rapat, dan
rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihak-pihak
yang menghadiri rapat.

29.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan,


Pengawas Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam
rapat atau setelah rapat melalui pernyataan tertulis
kepada semua pihak yang menghadiri rapat.

30. Peringatan Dini 30.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini


mungkin Pengawas Pekerjaan atas peristiwa atau
kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi mutu
pekerjaan, menaikkan Harga Kontrak atau menunda
penyelesaian pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia untuk menyampaikan secara
tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi
tersebut di atas terhadap Harga Kontrak dan Masa
Pelaksanaan. Pernyataan perkiraan ini harus sesegera
mungkin disampaikan oleh Penyedia..

30.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan


Pengawas Pekerjaan untuk mencegah atau
mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 20


BWS SULAWESI IV KENDARI
B.3. Penyelesaian Kontrak

31. Serah Terima 31.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


Pekerjaan perseratus), sesuai dengan ketentuan yang tertuang
dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan
secara tertulis kepada PPK untuk serah terima
pertama pekerjaan.

31.2 PPK memerintahkan Pengawas Pekerjaan untuk


melakukan pemeriksaan terhadap hasil
pekerjaan.

31.3 Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian hasil


pekerjaan terhadap kriteria/spesifikasi yang
tercantum dalam Kontrak.

31.4 Hasil pemeriksaan dari Pengawas Pekerjaan


disampaikan kepada PPK, apabila dalam
pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak
dan/atau cacat hasil pekerjaan, PPK memerintahkan
Penyedia untuk memperbaiki dan/atau melengkapi
kekurangan pekerjaan.

31.5 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah


sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak maka PPK dan Penyedia menandatangani
Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan.

31.6 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh


lima perseratus) dari Harga Kontrak, sedangkan yang
5% (lima perseratus) merupakan retensi selama
masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan
sebesar 100% (seratus perseratus) dari Harga
Kontrak dan Penyedia harus menyerahkan Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari
Harga Kontrak.

31.7 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan


selama Masa Pemeliharaan sehingga kondisi tetap
seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.

31.8 Masa Pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan


permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk
pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan dan
dapat melampaui Tahun Anggaran. Lamanya Masa
Pemeliharaan ditetapkan dalam SSKK.

31.9 Setelah Masa Pemeliharaan berakhir, Penyedia


mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK
untuk penyerahan akhir pekerjaan.

31.10 Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan,


Penyedia telah melaksanakan semua
kewajibannya selama Masa Pemeliharaan dengan
baik dan telah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak maka PPK dan Penyedia
menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir
Pekerjaan.

31.11 PPK wajib melakukan pembayaran sisa Harga


Kontrak yang belum dibayar atau

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 21


BWS SULAWESI IV KENDARI
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan PPK wajib
melakukan pembayaran sisa Harga Kontrak
yang belum dibayar atau
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.

31.12 Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban


pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka Kontrak
dapat diputuskan sepihak oleh PPK dan Penyedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam pasal
41.4.
31.13 Setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima
Akhir Pekerjaan, PPK menyerahkan hasil pekerjaan
kepada PA/KPA.

31.14 PA/KPA meminta PPHP untuk melakukan


pemeriksaan administratif terhadap hasil
pekerjaan yang diserahterimakan

31.15 PPHP melakukan pemeriksaan administratif proses


pengadaan barang/jasa sejak
perencanaan pengadaan sampai dengan serah
terima hasil pekerjaan, meliputi dokumen
program/penganggaran, surat penetapan PPK,
dokumen perencanaan pengadaan, RUP/SIRUP,
dokumen persiapan pengadaan, dokumen pemilihan
Penyedia, dokumen Kontrak dan perubahannya serta
pengendaliannya, dan dokumen serah terima hasil
pekerjaan

31.16 Apabila hasil pemeriksaan administrasi


ditemukan ketidaksesuaian/kekurangan, PPHP
melalui PA/KPA memerintahkan PPK untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan
dokumen administratif

31.17 Hasil pemeriksaan administratif dituangkan dalam


Berita Acara

31.18 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan


perbagian pekerjaan (secara parsial) yang
ketentuannya ditetapkan dalam SSKK

31.19 Bagian pekerjaan yang dapat dilakukan serah


terima pekerjaan sebagian atau secara parsial yaitu:

a. bagian pekerjaan yang tidak tergantung satu


sama lain; dan
b. bagian pekerjaan yang fungsinya tidak terkait
satu sama lain dalam pencapaian kinerja
pekerjaan

31.20 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan secara


parsial, maka cara pembayaran, ketentuan denda
dan kewajiban pemeliharaan tersebut di atas
disesuaikan

31.21 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah


serah terima pertama pekerjaan untuk bagian
pekerjaan (PHO parsial) tersebut dilaksanakan
sampai Masa Pemeliharaan bagian pekerjaan
tersebut berakhir sebagaimana yang tercantum
dalam SSKK

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 22


BWS SULAWESI IV KENDARI
31.22 Serah terima pertama pekerjaan untuk bagian
pekerjaan (PHO parsial) dituangkan dalam Berita
Acara

32. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan
selesai/pengakhiran pekerjaan.

33. Pedoman 33.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada


Pengoperasian dan PPK tentang pedoman pengoperasian dan
Perawatan/ perawatan/pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
Pemeliharaan
33.2 Apabila Penyedia tidak memberikan pedoman
pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan, PPK
berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.
B.4. Adendum

34. Perubahan Kontrak 34.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.

34.2 Perubahan Kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui


oleh para pihak, yang diakibatkan beberapa hal berikut
meliputi:
a. perubahan pekerjaan
b. perubahan harga kontrak
c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan/atau Masa Pelaksanaan;
d. perubahan Kontrak yang disebabkan
masalah administrasi perubahan Kontrak
yang disebabkan masalah administrasi.

34.3 Untuk kepentingan perubahan Kontrak, PPK dapat


meminta pertimbangan dari Pengawas Pekerjaan dan
Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

35. Perubahan 35.1 Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi


Pekerjaan lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar
dan/atau spesifikasi teknis yang ditentukan dalam
dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat
melakukan perubahan pekerjaan, yang meliputi:
a. menambah atau mengurangi volume yang
tercantum dalam kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan

35.2 Dalam hal tidak terjadi perubahan kondisi lapangan


seperti yang dimaksud pada pasal 35.1 namun ada
perintah perubahan dari PPK, PPK bersama Penyedia
dapat menyepakati perubahan pekerjaan yang
meliputi ;
a. menambah dan/atau mengurangi jenis
kegiatan/pekerjaan;
b. mengubah spesifikasi teknis dan/atau
gambar pekerjaan; dan/atau;
c. mengubah jadwal pelaksanaan pekerjaan

35.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 23


BWS SULAWESI IV KENDARI
tertulis kepada penyedia kemudian dilanjutkan dengan
negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam Kontrak awal.

35.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita


Acara sebagai dasar penyusunan adendum kontrak.

35.5 Dalam hal perubahan pekerjaan sebagaimana


dimaksud pada pasal 35.1 dan 35.2
mengakibatkan penambahan Harga Kontrak,
perubahan Kontrak dilaksanakan dengan
ketentuan penambahan Harga Kontrak akhir tidak
melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang
tercantum dalam Kontrak awal dan tersedianya
anggaran

36. Perubahan Harga 36.1 Perubahan Harga Kontrak dapat diakibatkan oleh:.
a. perubahan pekerjaan;
b. penyesuaian harga; dan/atau
c. Peristiwa Kompensasi.

36.2 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan


dilaksanakan berubah akibat perubahan pekerjaan
lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari kuantitas
awal, maka pembayaran volume selanjutnya dengan
menggunakan harga satuan yang disesuaikan dengan
negosiasi.

36.3 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga


satuan timpang, maka harga satuan timpang tersebut
hanya berlaku untuk kuantitas pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan. Untuk kuantitas
pekerjaan tambahan digunakan harga satuan
berdasarkan hasil negosiasi.

36.4 Apabila ada daftar mata pembayaran yang


masuk kategori harga satuan timpang, maka
dicantumkan dalam Lampiran A SSKK.

36.5 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka


Penyedia jasa harus menyerahkan rincian harga
satuannya kepada PPK. Penentuan harga satuan mata
pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi.

36.6 Ketentuan penggunaan rumusan penyesuaian harga


adalah sebagai berikut:
a) harga yang tercantum dalam Kontrak dapat
berubah akibat adanya penyesuaian harga sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b) penyesuaian harga diberlakukan pada
Kontrak Tahun Jamak dengan yang masa
pelaksanaannya lebih dari 18 (delapan belas)
bulan;
c) penyesuaian harga satuan diberlakukan mulai
bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan
pekerjaan;
d) penyesuaian harga satuan berlaku bagi
seluruh kegiatan/mata pembayaran, kecuali
komponen keuntungan, biaya tidak langsung
(overhead cost) dan harga satuan timpang
sebagaimana tercantum dalam penawaran;
e) penyesuaian harga satuan diberlakukan
sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 24


BWS SULAWESI IV KENDARI
tercantum dalam Kontrak awal/adendum Kontrak;
f) penyesuaian harga satuan bagi komponen
pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut;
g) jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru
sebagai akibat adanya adendum Kontrak
dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan
ke-13 (tiga belas) sejak adendum Kontrak tersebut
ditandatangani;
h) indeks yang digunakan dalam pelaksanaan
Kontrak terlambat disebabkan oleh
kesalahan Penyedia adalah indeks terendah
antara jadwal Kontrak dan realisasi pekerjaan;
i) jenis pekerjaan yang lebih cepat
pelaksanaannya diberlakukan penyesuaian harga
berdasarkan indeks harga pada saat
pelaksanaan.

36.7 Ketentuan lebih lanjut terkait penyesuaian harga


diatur dalam SSKK.

36.8 Ketentuan ganti rugi akibat Peristiwa Kompensasi


mengacu pada pasal Peristiwa Kompensasi

37. Perubahan Jadwal 37.1 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat


Pelaksanaan diakibatkan oleh:
Pekerjaan dan/atau a. perubahan pekerjaan;
Masa Pelaksanaan b. perpanjangan Masa Pelaksanaan; dan/atau
c. Peristiwa Kompensasi.
37.2 Perpanjangan Masa Pelaksanaan dapat diberikan
oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar
untuk hal-hal sebagai berikut ;
a. perubahan pekerjaan;
b. Peristiwa Kompensasi; dan/atau
c. Keadaan Kahar.

37.3 Masa Pelaksanaan dapat diperpanjang paling kurang


sama dengan waktu terhentinya Kontrak akibat
Keadaan Kahar atau waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan akibat dari ketentuan
pada pasal 37.2 huruf a atau b..

37.4 PPK dapat menyetujui perpanjangan Masa


Pelaksanaan atas Kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan tertulis yang
diajukan oleh Penyedia dalam jangka waktu sesuai
pertimbangan yang wajar setelah Penyedia meminta
perpanjangan. Jika Penyedia lalai untuk memberikan
peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat
bekerja sama untuk mencegah keterlambatan
sesegera mungkin, maka keterlambatan seperti ini
tidak dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang
Masa Pelaksanaan..

37.5 PPK berdasarkan pertimbangan pengawas pekerjaan


dan panitia peneliti pelaksanaan Kontrak harus telah
menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk
berapa lama

37.6 Persetujuan perubahan jadwal pelaksanaan dan/atau


perpanjangan Masa Pelaksanaan dituangkan
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 25
BWS SULAWESI IV KENDARI
dalam Adendum Kontrak

37.7 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui Masa
Pelaksanaan maka Penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Masa Pelaksanaan berdasarkan data
penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan
Pengawas Pekerjaan memperpanjang Masa
Pelaksanaan secara tertulis. Perpanjangan Masa
Pelaksanaan harus dilakukan melalui adendum
Kontrak.

B.5. Keadaan Kahar

38. Keadaan Kahar 38.1 Contoh Keadaan Kahar tidak terbatas pada: bencana
alam, bencana non alam, bencana sosial,
pemogokan, kebakaran, kondisi cuaca ekstrem, dan
gangguan industri lainnya..

38.2 Tidak termasuk Keadaan Kahar adalah hal-hal


merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian para pihak.

38.3 Dalam hal terjadi keadaan kahar, PPK atau Penyedia


memberitahukan tentang terjadinya Keadaan Kahar
kepada salah satu pihak secara tertulis dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
menyadari atau seharusnya menyadari atas kejadian
atau terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan
bukti serta hasil identifikasi kewajiban dan kinerja
pelaksanaan yang terhambat dan/atau akan
terhambat akibat Keadaan Kahar tersebut.

38.4 Bukti Keadaan Kahar dapat berupa :


a. pernyataan yang diterbitkan oleh
pihak/ instansi yang berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan/atau
b. foto/video dokumentasi Keadaan Kahar yang
telah diverifikasi kebenarannya.

38.5 PPK meminta Pengawas Pekerjaan untuk melakukan


penelitian terhadap penyampaian pemberitahuan
Keadaan Kahar dan bukti sebagaimana dimaksud
pada pasal 38.4.

38.6 Dalam Keadaan Kahar, kegagalan salah satu


Pihak untuk memenuhi kewajibannya yang ditentukan
dalam Kontrak bukan merupakan cidera janji atau
wanprestasi apabila telah dilakukan sesuai pada pasal
38.3. Kewajiban yang dimaksud adalah hanya
kewajiban dan kinerja pelaksanaan terhadap
pekerjaan/bagian pekerjaan yang terdampak dan/atau
akan terdampak akibat dari Keadaan Kahar

38.7 Dalam hal terjadi Keadaan Kahar, pelaksanaan


Kontrak dapat dihentikan. Penghentian Kontrak
karena Keadaan Kahar dapat bersifat ;
a. sementara hingga keadaan kahar berakhir atau;
b. permanen apabila akibat Keadaan Kahar tidak

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 26


BWS SULAWESI IV KENDARI
memungkinkan dilanjutkan/diselesaikannya
pekerjaan

38.8 Penghentian Kontrak karena Keadaan Kahar


dilakukan secara tertulis oleh PPK dengan disertai
alasan penghentian pekerjaan.

38.9 Dalam hal pelaksanaan Kontrak dilanjutkan, para


pihak dapat melakukan perubahan Kontrak.
Masa Pelaksanaan dapat diperpanjang sekurang-
kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya
Kontrak akibat Keadaan Kahar. Perpanjangan Masa
Pelaksanaan dapat melewati Tahun Anggaran.

38.10 Selama masa Keadaan Kahar, jika PPK


memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk
sedapat mungkin meneruskan pekerjaan, maka
Penyedia berhak untuk menerima pembayaran
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan
mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai
dengan kondisi yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam Keadaan Kahar. Penggantian biaya
ini harus diatur dalam suatu adendum Kontrak

38.11 Dalam hal pelaksanaan Kontrak dihentikan, para


pihak menyelesaikan hak dan kewajiban sesuai
Kontrak. Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sesuai dengan prestasi atau
kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai
setelah dilakukan pengukuran/pemeriksaan bersama
atau berdasarkan hasil audit

B.6. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

39. Penghentian Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena terjadi


Kontrak Keadaan Kahar sebagaimana dimaksud pada pasal 38.

40. Pemutusan 40.1 Pemutusan Kontrak dapat dilakukan oleh PPK atau
Kontrak Penyedia.

40.2 Pemutusan kontrak dilakukan sekurang-


kurangnya 14 (empat belas) hari kalender setelah
PPK/Penyedia menyampaikan pemberitahuan
rencana Pemutusan Kontrak secara tertulis kepada
Penyedia/PPK.

40.3 Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak oleh salah


satu pihak maka PPK membayar kepada
Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan yang telah diterima oleh PPK dikurangi
denda yang harus dibayar Penyedia (apabila ada),
serta Penyedia menyerahkan semua hasil
pelaksanaan kepada PPK dan selanjutnya menjadi
hak milik PPK

41. Pemutusan 41.1 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab


Kontrak oleh PPK Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat
melakukan pemutusan Kontrak apabila:
a. Penyedia terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses
pengadaan yang diputuskan oleh Instansi yang
berwenang;

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 27


BWS SULAWESI IV KENDARI
b. pengaduan tentang penyimpangan
prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan benar oleh
Instansi yang berwenang;

c. Penyedia berada dalam keadaan pailit;

d. Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam


sebelum penandatanganan Kontrak;

e. Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah


mendapat Surat Peringatan Kontrak Kritis
berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali;

f. Penyedia tidak mempertahankan


berlakunya Jaminan Pelaksanaan;

g. Penyedia lalai/cidera janji dalam


melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan;

h. berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak akan


mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan;

i. setelah diberikan kesempatan


menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima
puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia tidak
dapat menyelesaikan pekerjaan;

j. Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28


(dua puluh delapan) hari kalender dan penghentian
ini tidak tercantum dalam jadwal pelaksanaan
pekerjaan serta tanpa persetujuan pengawas
pekerjaan; atau

k. Penyedia mengalihkan seluruh Kontrak bukan


dikarenakan pergantian nama Penyedia.

41.2 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada Masa


Pelaksanaan karena kesalahan Penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. sisa uang muka harus dilunasi oleh
Penyedia atau Jaminan Uang Muka
dicairkan (apabila diberikan);
c. Penyedia membayar denda (apabila ada); dan
d. Penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam

41.3 Pencairan jaminan sebagaimana dimaksud pada pasal


41.2 di atas, dicairkan dan disetorkan sesuai
ketentuan dalam SSKK.

41.4 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada Masa


Pemeliharaan karena kesalahan Penyedia, maka:
a. PPK berhak untuk tidak membayar retensi atau
Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan
b. Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.

41.5 Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi


atau uang pencairan Jaminan Pemeliharaan
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 28
BWS SULAWESI IV KENDARI
untuk membiayai pembiayaan/pemeliharaan
maka PPK wajib menyetorkan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.

41.6 Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara


sepihak oleh PPK karena kesalahan Penyedia, maka
Pokja Pemilihan dapat menunjuk pemenang cadangan
berikutnya pada paket pekerjaan yang sama atau
Penyedia yang mampu dan memenuhi syarat.

42. Pemutusan Kontrak Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267


oleh Penyedia Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Penyedia
dapat melakukan pemutusan Kontrak apabila:

a. setelah mendapatkan persetujuan PPK,


Pengawas Pekerjaan memerintahkan Penyedia
untuk menunda pelaksanaan pekerjaan atau
kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak
ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari
kalender;
b. PPK tidak menerbitkan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati
sebagaimana tercantum dalam SSKK.

43. Berakhirnya Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai


Kontrak dan hak dan kewajiban para pihak yang terdapat
dalam Kontrak sudah terpenuhi.

44. Keterlambatan 44.1 Apabila Penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan


Pelaksanaan sesuai jadwal, maka PPK harus memberikan
Pekerjaan dan peringatan secara tertulis atau memberlakukan
Kontrak Kritis ketentuan kontrak kritis.

44.2. Kontrak dinyatakan kritis apabila:

a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% -


70% dari Kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana
lebih besar 10%;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% -
100% dari Kontrak), selisih keterlambatan
antara realisasi fisik pelaksanaan dengan
rencana lebih besar 5%;
c. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% -
100% dari Kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana
pelaksanaan kurang dari 5% dan akan melampaui
tahun anggaran berjalan.

44.3 Penanganan kontrak kritis dilakukan dengan rapat


pembuktian (show cause meeting/SCM)
a. Pada saat Kontrak dinyatakan kritis,
Pengawas Pekerjaan memberikan peringatan
secara tertulis kepada Penyedia dan selanjutnya
menyelenggarakan Rapat Pembuktian (SCM)
Tahap I.

b. Dalam SCM Tahap I, PPK, Pengawas


Pekerjaan dan Penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 29
BWS SULAWESI IV KENDARI
dicapai oleh Penyedia dalam periode waktu
tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam
Berita Acara SCM Tahap I.

c. Apabila Penyedia gagal pada uji coba


pertama, maka PPK menerbitkan Surat
Peringatan Kontrak Kritis I dan harus
diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas
dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh Penyedia dalam waktu tertentu
(uji coba kedua) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM Tahap II.

d. Apabila Penyedia gagal pada uji coba kedua,


maka PPK menerbitkan Surat Peringatan Kontrak
Kritis II dan harus diselenggarakan SCM
Tahap III yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh Penyedia dalam waktu tertentu (uji
coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara
SCM Tahap III.

e. Apabila Penyedia gagal pada uji coba ketiga,


maka PPK menerbitkan Surat Peringatan Kontrak
Kritis III dan PPK dapat melakukan pemutusan
Kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.

f. Apabila uji coba berhasil, namun pada


pelaksanaan pekerjaan selanjutnya Kontrak
dinyatakan kritis lagi maka berlaku ketentuan
SCM dari awal

45. Pmberian 45.1 Dalam hal diperkirakan Penyedia gagal


Kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai Masa Pelaksanaan
berakhir, namun PPK menilai bahwa Penyedia
mampu menyelesaikan pekerjaan, PPK dapat
memberikan kesempatan kepada Penyedia
untuk menyelesaikan pekerjaan.

45.2 Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk


menyelesaikan pekerjaan dimuat dalam adendum
Kontrak yang didalamnya mengatur:
a. waktu pemberian kesempatan penyelesaian
pekerjaan;
b. pengenaan sanksi denda keterlambatan
kepada Penyedia;
c. perpanjangan masa berlaku Jaminan
Pelaksanaan; dan
d. sumber dana untuk membiayai
penyelesaian sisa pekerjaan yang akan
dilanjutkan ke Tahun Anggaran berikutnya dari
DIPA/DPA Tahun Anggaran berikutnya,
apabila pemberian kesempatan melampaui
Tahun Anggaran.

45.3 Pemberian kesempatan kepada Penyedia


menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima
puluh) hari kalender, sejak Masa Pelaksanaan
berakhir.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 30


BWS SULAWESI IV KENDARI
45.4 Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan dapat melampaui Tahun
Anggaran.

46. Peninggalan Semua bahan, perlengkapan, peralatan, hasil


pekerjaan sementara yang masih berada di lokasi
kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian
atau kesalahan Penyedia, dapat dimanfaatkan
sepenuhnya oleh PPK tanpa kewajiban
perawatan/pemeliharaan. Pengambilan kembali
semua peninggalan tersebut oleh Penyedia hanya
dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Penyedia

47. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus
Penyedia dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam melaksanakan
kontrak, meliputi:
a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan harga dan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik
kepada PPK;
d. melaksanakan, menyelesaikan dan menyerahkan
pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara
cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan
untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
g. mengambil langkah-langkah yang memadai dalam
rangka memberi perlindungan kepada setiap orang yang
berada di tempat kerja maupun masyarakat dan
lingkungan sekitar yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi dan proses produksi;
h. melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan
yang sesuai dengan kewenangan Pengawas
Pekerjaan dalam Kontrak ini;
i. hak dan kewajiban lain yang timbul akibat lingkup
pekerjaan ditentukan di SSKK

48. Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


Dokumen- menginformasikan dokumen Kontrak atau dokumen lainnya
Dokumen Kontrak yang berhubungan dengan Kontrak untuk kepentingan pihak
dan Informasi lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar,
serta informasi lain yang berkaitan dengan Kontrak, kecuali
dengan izin tertulis dari PPK sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 31


BWS SULAWESI IV KENDARI
49. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau
Intelektual klaim dari pihak ketiga yang disebabkan penggunaan atau
atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual oleh Penyedia.

50. Penanggungan 50.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


Risiko membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk, tuntutan
tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian
yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan
kesalahan atau kelalaian berat PPK) sehubungan
dengan klaim yang timbul dari hal-hal berikut terhitung
sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan ;
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta
benda Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan
tenaga kerja konstruksi;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian tenaga kerja
konstruksi;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga.

50.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan


Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan, semua risiko
kehilangan atau kerusakan hasil pekerjaan ini,
bahan dan perlengkapan merupakan risiko Penyedia,
kecuali kerugian atau kerusakan tersebut
diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK.

50.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh Penyedia


tidak membatasi kewajiban penanggungan
dalam pasal ini.

50.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap hasil pekerjaan


atau bahan yang menyatu dengan hasil pekerjaan
sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan
Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan harus diganti
atau diperbaiki oleh Penyedia atas
tanggungannya sendiri jika kehilangan atau
kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau
kelalaian Penyedia.

51. Perlindungan 51.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas


Tenaga Kerja biaya sendiri untuk mengikutsertakan Tenaga Kerja
Konstruksinya pada program Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan

51.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan


memerintahkan Tenaga Kerja Konstruksinya untuk
mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia beserta Tenaga
Kerja Konstruksinya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut

51.3 Penyedia berkewajiban untuk menyediakan kepada


setiap Tenaga Kerja Konstruksinya (termasuk
Tenaga Kerja Konstruksi Subpenyedia, jika ada)

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 32


BWS SULAWESI IV KENDARI
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan
memadai

51.4 Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia untuk


melaporkan kecelakaan berdasarkan hukum yang
berlaku, Penyedia wajib melaporkan kepada PPK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini
dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian

52. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah- langkah


Lingkungan yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam
maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan
lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai pengelolaan lingkungan hidup

53. Asuransi 53.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak


SPMK sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan untuk barang yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan
atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan akibat kecelakaan, kehilangan, serta
risiko lain yang tidak dapat diduga.

53.2 Penyedia wajib menyediakan asuransi bagi pihak


ketiga sebagai akibat kecelakaan di lokasi kerja.

53.3 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam


penawaran dan termasuk dalam Harga Kontrak.

54. Tindakan Penyedia 54.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


yang Mensyaratkan dahulu persetujuan tertulis PPK sebelum melakukan
Persetujuan PPK tindakan-tindakan berikut::
atau Pengawas a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam
Pekerjaan Lampiran A SSKK;
b. menunjuk Personel Manajerial yang
namanya tidak tercantum dalam Lampiran A
SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan RMPK dan RKK;

d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

54.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih


dahulu persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan
sebelum melakukan tindakan- tindakan berikut:
a. melaksanakan setiap tahapan pekerjaan
berdasarkan rencana kerja dan metode kerja;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis
asuransi;
c. mengubah Personel Manajerial dan/atau
Peralatan Utama;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

55. Laporan Hasil 55.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama


Pekerjaan pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume
pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 33


BWS SULAWESI IV KENDARI
pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.

55.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan


pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan
pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang
berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.

55.3 Laporan harian berisi:


a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi
pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja konstruksi untuk tiap
macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan
peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap
kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan.

55.4 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman


laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal- hal
penting yang perlu ditonjolkan..

55.5 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan


mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.

55.6 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan


pekerjaan konstruksi, PPK dan Penyedia membuat
foto-foto dokumentasi dan video pelaksanaan
pekerjaan di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.

55.7 Laporan hasil pekerjaan dibuat oleh Penyedia,


diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan, dan
disetujui oleh PPK/pihak PPK.

56. Kepemilikan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan


Dokumen dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang
dipersiapkan oleh Penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling
lambat pada waktu pemutusan atau penghentian atau akhir
Masa Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua
dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya
kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah
salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan
(jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak
tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam SSKK.

57. Kerjasama Antara 57.1 Penyedia hanya boleh melakukan subkontrak


Penyedia dan sebagian pekerjaan utama kepada Penyedia Spesialis
Sub Penyedia dan/atau pekerjaan bukan pekerjaan utama kepada
Penyedia Usaha Kecil.

57.2 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian


pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut

57.3 Subpenyedia dilarang mengalihkan atau

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 34


BWS SULAWESI IV KENDARI
mensubkontrakkan pekerjaan.

57.4 Apabila Penyedia yang ditunjuk merupakan Penyedia


Usaha Kecil, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan sendiri oleh Penyedia yang ditunjuk dan
dilarang dialihkan atau disubkontrakkan kepada
pihak lain

57.5 Penyedia Usaha Non Kecil yang melakukan


kerjasama dengan Subpenyedia hanya boleh
melaksanakan sesuai dengan daftar bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan (apabila ada) yang
dituangkan dalam Lampiran A SSKK

57.6 Lampiran A SSKK (Daftar Pekerjaan yang


Disubkontrakkan dan Subpenyedia) tidak boleh
diubah kecuali atas persetujuan tertulis dari PPK dan
dituangkan dalam adendum Kontrak

57.7 Pelaksanaan Kerjasama Antara Penyedia dan


Subpenyedia diawasi oleh Pengawas Pekerjaan dan
Penyedia melaporkan secara periodik kepada PPK.

57.8 Apabila Penyedia melanggar ketentuan


sebagaimana diatur pada pasal 57.4 atau 57.5 maka
akan dikenakan denda senilai pekerjaan yang
disubkontrakkan tersebut.

58. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan


lokasi kerja termasuk jalan akses bersama-sama dengan
penyedia yang lain (jika ada) dan pihak-pihak lainnya yang
berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang perlu, PPK
dapat memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi
kerja.

59. Alih Pengalaman/ Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi


Keahlian dengan nilai pagu anggaran di atas
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah),
Penyedia diwajibkan memberikan alih pengalaman/keahlian
bidang konstruksi melalui sistem kerja praktik/magang sesuai
dengan jumlah yang disepakati pada saat Rapat Persiapan
Penunjukan Penyedia.

60. Pembayaran Denda


Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi
finansial berupa denda sebagai akibat wanprestasi atau
cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban Penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan Penyedia.
Pembayaran denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual Penyedia.

61. Jaminan 61.1 Jaminan yang digunakan dalam pelaksanaan


Kontrak ini dapat berupa bank garansi atau
surety bond. Jaminan bersifat tidak bersyarat,
mudah dicairkan, dan harus dicairkan oleh
penerbit jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah surat perintah pencairan dari PPK atau
pihak yang diberi kuasa oleh PPK diterima

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 35


BWS SULAWESI IV KENDARI
61.2 Penerbit Jaminan selain Bank Umum harus telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa
Kuangan (OJK)

61.3 Penggunaan Jaminan Pelaksanaan, Jaminan


Uang Muka dan Jaminan Pemeliharaan sebagai,
berikut ;
a. paket pekerjaan sampai dengan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
dapat diterbitkan oleh:
1) Bank Umum;
2) Perusahaan Asuransi;
3) Perusahaan Penjaminan;
4) lembaga keuangan khusus yang
menjalankan usaha di bidang pembiayaan,
penjaminan, dan asuransi untuk mendorong
ekspor Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang
lembaga pembiayaan ekspor Indonesia; atau
5) Konsorsium Perusahaan Asuransi
Umum/Konsorsium Lembaga
Penjaminan/Konsorsium Perusahaan
Penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship).
b. Paket pekerjaan di atas Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) dapat diterbitkan oleh:
1) Bank Umum; atau
2) Konsorsium Perusahaan Asuransi
Umum/Konsorsium Lembaga
Penjaminan/Konsorsium Perusahaan
Penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship).

61.4 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK


setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan
Penandatanganan Kontrak dengan besar:
a. 5% (lima perseratus) dari Harga Kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total HPS untuk
harga penawaran atau penawaran terkoreksi di
bawah 80% (delapan puluh perseratus) nilai total
HPS.

61.5 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan paling kurang


sejak tanggal penandatanganan Kontrak sampai
dengan Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan
(Provisional Hand Over/PHO).

61.6 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah


pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari Harga
Kontrak;

61.7 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK


dalam rangka pengambilan uang muka yang
besarannya paling kurang sama dengan besarnya
uang muka yang diterima Penyedia.

61.8 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara


proporsional sesuai dengan sisa uang muka yang
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 36
BWS SULAWESI IV KENDARI
diterima.

61.9 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka paling


kurang sejak tanggal persetujuan pemberian uang
muka sampai dengan Tanggal Penyerahan Pertama
Pekerjaan (PHO);

61.10 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah


pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus);

61.11 Pengembalian Jaminan Pemeliharaan dilakukan


paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
Masa Pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan Kontrak

61.12 Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan paling kurang


sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan
sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan
(Final Hand Over/FHO)

D. HAK DAN KEWAJIBAN PPK

62. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang
PPK harus dilaksanakan oleh PPK dalam melaksanakan
Kontrak, meliputi :
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan
yang dilaksanakan oleh Penyedia;
b. menerima laporan-laporan secara
periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
c. menerima hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan pekerjaan dan ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak.
d. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam Kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;
e. memberikan fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak; dan
f. menilai kinerja Penyedia.

63. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana


dan prasarana atau kemudahan lainnya (jika ada)
yang tercantum dalam SSKK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan ini

64. Peristiwa 64.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada


Kompensasi Penyedia yaitu:
a. PPK mengubah jadwal pekerjaan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada
Penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang
dibutuhkan;
d. Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai
jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak
Penyedia untuk melakukan pengujian tambahan
yang setelah dilaksanakan pengujian
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 37
BWS SULAWESI IV KENDARI
ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan
pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi
tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya yang
disebabkan/tidak disebabkan oleh PPK; atau
h. ketentuan lain dalam SSKK.

64.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan


pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban
untuk membayar ganti rugi dan/atau
memberikan perpanjangan Masa Pelaksanaan

64.3 Ganti rugi akibat Peristiwa Kompensasi hanya dapat


dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
Penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian
nyata

64.4 Perpanjangan Masa Pelaksanaan hanya dapat


diberikan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh Penyedia
kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan
waktu akibat Peristiwa Kompensasi.

64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau


perpanjangan Masa Pelaksanaan jika Penyedia gagal
atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam
mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa
Kompensasi

E. TENAGA KERJA KONSTRUKSI DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA

65. Tenaga Kerja 65.1 Setiap Tenaga Kerja Konstruksi yang bekerja
Konstruksi pada pekerjaan ini wajib memiliki sertifikat
kompetensi kerja

65.2 Tenaga Kerja Konstruksi selain Personel


Manajerial yang bekerja/akan bekerja pada pekerjaan
ini dan belum memiliki sertifikat kompetensi kerja,
maka Penyedia wajib memastikan dipenuhinya
persyaratan sertifikat kompetensi kerja sepanjang
Masa Pelaksanaan

66. Peristiwa 66.1 Personel Manajerial yang ditempatkan dan


Kompensasi diperkerjakan harus sesuai dengan yang tercantum
dalam Lampiran A SSKK

66.2 Peralatan Utama yang ditempatkan dan digunakan


untuk pelaksanaan pekerjaan adalah peralatan yang
laik dan harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Lampiran A SSKK.

66.3 Penggantian Personel Manajerial dan/atau Peralatan


Utama tidak boleh dilakukan kecuali atas persetujuan
tertulis dari PPK dan dituangkan dalam
adendum Kontrak.
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 38
BWS SULAWESI IV KENDARI
66.4 Jika penggantian Personel Manajerial dan/atau
Peralatan Utama perlu dilakukan, maka Penyedia
berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan
kualifikasi yang setara atau lebih baik dari tenaga
kerja konstruksi dan/atau peralatan yang digantikan
tanpa biaya tambahan apapun

66.5 PPK dapat menyetujui penempatan/penggantian


Personel Manajerial dan/atau Peralatan Utama
menurut kualifikasi yang dibutuhkan setelah
mendapat rekomendasi dari Pengawas Pekerjaan.

66.6 Jika PPK menilai bahwa Personel Manajerial :


1) tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
2) berkelakuan tidak baik; dan/atau
3) mengabaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya;
maka Penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dan menjamin Personel
Manajerial tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak diminta oleh PPK

66.7 Personel Manajerial berkewajiban untuk menjaga


kerahasiaan pekerjaannya jika diperlukan oleh PPK,
Personel Manajerial dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di
bawah sumpah.

66.8 Apabila ada penambahan Personel Manajerial


dan/atau Peralatan Utama maka penambahan
tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari PPK dan dituangkan dalam Lampiran A SSKK

F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA

67. Harga Kontrak 67.1 PPK membayar kepada Penyedia atas


pelaksanaan pekerjaan dalam Kontrak sebesar
Harga Kontrak.

67.2 Harga Kontrak telah memperhitungkan


meliputi:
a. beban pajak;
b. keuntungan dan biaya overhead (biaya
umum);
c. biaya pelaksanaan pekerjaan; dan;
d. biaya penyelenggaraan keamanan dan
kesehatan kerja serta keselamatan konstruksi.

67.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang


tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.

68. Pembayaran 68.1 Uang muka

a. Uang muka dibayar untuk membiayai


mobilisasi peralatan/tenaga kerja konstruksi,
pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
bahan/material dan/atau untuk persiapan teknis
lain.
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 39
BWS SULAWESI IV KENDARI
b. Untuk usaha kecil, uang muka dapat
diberikan paling tinggi 30% (tiga puluh perseratus)
dari Harga Kontrak.

c. Untuk usaha non kecil, uang muka dapat


diberikan paling tinggi 20% (dua puluh perseratus)
dari Harga Kontrak

d. Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat


diberikan paling tinggi 15% (lima belas perseratus)
dari Harga Kontrak

e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan


dibayar setelah Penyedia menyerahkan Jaminan
Uang Muka paling sedikit sebesar uang muka
yang diterima

f. Dalam hal diberikan uang muka, maka


Penyedia harus mengajukan permohonan
pengambilan uang muka secara tertulis kepada
PPK disertai dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak dan rencana pengembaliannya

g. PPK harus mengajukan Surat Permintaan


Pembayaran (SPP) kepada Pejabat
Penandatanganan Surat Perintah Membayar
(PPSPM) untuk permohonan tersebut pada huruf f,
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Jaminan
Uang Muka diterima

h. Pengembalian uang muka harus


diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap pembayaran
prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas
pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus

68.2 Prestasi pekerjaan


pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati
dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan:
a. Penyedia telah mengajukan tagihan disertai
laporan kemajuan hasil pekerjaan;
b. pembayaran dilakukan tidak boleh melebihi
kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai
dan diterima oleh PPK;
c. pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang
sudah terpasang.
d. pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan atau sistem termin sesuai ketentuan
dalam SSKK
e. pembayaran harus memperhitungkan:
1). angsuran uang muka,
2). peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian permanen dari hasil pekerjaan yang
akan diserahterimakan (material on site)
yang sudah dibayar sebelumnya;
3). denda (apabila ada),dan
4). Pajak; dan atau
5). uang retensi;

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 40


BWS SULAWESI IV KENDARI
f. untuk Kontrak yang mempunyai
subkontrak, permintaan pembayaran harus
dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
Subpenyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.
Pembayaran kepada Subpenyedia dilakukan
sesuai prestasi pekerjaan yang selesai
dilaksanakan oleh Subpenyedia tanpa harus
menunggu pembayaran terlebih dahulu dari
PPK.
g. pembayaran terakhir hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan ditandatangani oleh PPK dan
Penyedia;
h. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja
setelah pengajuan permintaan pembayaran dari
Penyedia diterima harus sudah mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran kepada Pejabat
Penandatanganan Surat Perintah Membayar
(PPSPM);
i. apabila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan
untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta Penyedia untuk
menyampaikan perhitungan prestasi sementara
dengan mengesampingkan hal- hal yang
sedang menjadi perselisihan.

68.3 Bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian


permanen dari hasil pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam SSKK. Bahan
dan/atau peralatan yang menjadi bagian dari hasil
pekerjaan memenuhi ketentuan:
a. bahan dan/atau peralatan yang belum dilakukan
uji fungsi (commisioning), serta merupakan
bagian dari pekerjaan utama harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut::
1) Berada di lokasi pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Kontrak dan
perubahannya;
2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
3) Bersertifikat garansi dari produsen/agen
resmi yang ditunjuk oleh produsen;
4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian
fisik yang diterima;
5) Dilarang dipindahkan dari area lokasi
pekerjaan dan/atau dipindahtangankan oleh
pihak manapun; dan
6) Keamanan penyimpanan dan risiko
kerusakan sebelum diserahterimakan
secara satu kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia

b. Sertifikat uji mutu dan sertifikat garansi tidak


diperlukan dalam hal peralatan dan/atau bahan
dibuat/dirakit oleh Penyedia Barang/Jasa;
c. Besaran yang akan dibayarkan dari material on
site (berkisar antara 50% sampai dengan 70%).
d. besaran nilai pembayaran dan jenis material on
site dicantumkan di dalam SSKK.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 41


BWS SULAWESI IV KENDARI
68.4 Denda dan ganti rugi
a. Denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada Penyedia, antara lain: denda
keterlambatan dalam penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan, denda keterlambatan dalam
perbaikan Cacat Mutu, denda terkait
pelanggaran ketentuan subkontrak;
b. Ganti rugi merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada PPK maupun Penyedia karena
terjadinya cidera janji/wanprestasi. Besarnya
sanksi ganti rugi adalah sebesar nilai kerugian
yang ditimbulkan;
c. Besarnya denda keterlambatan yang
dikenakan kepada Penyedia atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan adalah:
1) 1‰ (satu perseribu) dari harga bagian
Kontrak yang tercantum dalam Kontrak
(sebelum PPN); atau
2) 1‰ (satu perseribu) dari Harga
Kontrak (sebelum PPN);
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. Besarnya ganti rugi sebagai akibat Peristiwa
Kompensasi yang dibayar oleh PPK atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar
bunga dari nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, sepanjang telah diputuskan oleh
lembaga yang berwenang.
e. Pembayaran denda dan/atau ganti rugi
diperhitungkan dalam pembayaran prestasi
pekerjaa
f. Ganti rugi kepada Penyedia dapat
mengubah Harga Kontrak setelah
dituangkan dalam adendum kontrak
g. Pembayaran ganti rugi dilakukan oleh PPK,
apabila Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai perhitungan dan data-data.

69. Hari Kerja 69.1 Orang hari standar atau satu hari orang bekerja
adalah 8 (delapan) jam, terdiri atas 7 (tujuh) jam kerja
(efektif) dan 1 (satu) jam istirahat

69.2 Penyedia tidak diperkenankan melakukan


pekerjaan apapun di lokasi kerja pada waktu yang
secara ketentuan peraturan perundang - undangan
dinyatakan sebagai hari libur atau di luar jam kerja
normal, kecuali:
a. dinyatakan lain di dalam Kontrak;
b. PPK memberikan izin; atau
c. pekerjaan tidak dapat ditunda, atau untuk
keselamatan/perlindungan masyarakat, dimana
Penyedia harus segera
memberitahukan urgensi pekerjaan tersebut
kepada Pengawas Pekerjaan dan PPK

69.3 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan


datanya disimpan oleh Penyedia. Daftar
pembayaran masing-masing pekerja dapat diperiksa
oleh PPK.

69.4 Untuk pekerjaan yang dilakukan di luar hari kerja


efektif dan jam kerja normal harus mengikuti
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 42
BWS SULAWESI IV KENDARI
ketentuan Menteri yang membidangi
ketenagakerjaan

69.5 Pelaksanaan pekerjaan di luar hari kerja efektif


dan/atau jam kerja normal harus diawasi oleh
Pengawas Pekerjaan

70. Perhitungan Akhir 70.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan


terakhir dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan berita acara serah
terima pertama pekerjaan telah ditandatangani
oleh kedua pihak.

70.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, Penyedia


berkewajiban untuk menyerahkan kepada Pengawas
Pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan terakhir
yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian
tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban
untuk menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
terhitung sejak tagihan dan dokumen penunjang
dinyatakan lengkap dan diterima oleh Pengawas
Pekerjaan

71. Penangguhan 71.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap


angsuran prestasi pekerjaan penyedia jika penyedia
gagal atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya,
termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.

71.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada


penyedia tentang penangguhan hak pembayaran,
disertai alasan-alasan yang jelas mengenai
penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan
untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.

71.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan


dengan proporsi kegagalan atau kelalaian penyedia.

71.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan


pembayaran akibat keterlambatan penyerahan
pekerjaan dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.

G. Pengawasan Mutu

72. Pengawasan dan PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan


Pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat memerintahkan
kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan
pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia.

73. Penilaian 73.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat


Pekerjaan melakukan penilaian sementara atas hasil pekerjaan
Sementara oleh yang dilakukan oleh penyedia.
PPK
73.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap
mutu dan kemajuan fisik pekerjaan.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 43


BWS SULAWESI IV KENDARI
74. Pemeriksaan dan 74.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa
Pengujian Cacat setiap hasil pekerjaan dan memberitahukan Penyedia
Mutu secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang
ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan Penyedia untuk menemukan dan
mengungkapkan Cacat Mutu , serta menguji hasil
pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas
Pekerjaan mengandung Cacat Mutu . Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak.

74.2 Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan


memerintahkan Penyedia untuk melakukan pengujian
Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi
Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan
adanya cacat mutu maka Penyedia berkewajiban
untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika
tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba
tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.

75. Perbaikan Cacat 75.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan
Mutu pemberitahuan Cacat Mutu kepada Penyedia segera
setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut. Penyedia
bertanggung jawab atas Cacat Mutu selama Masa
Kontrak.

75.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut,


Penyedia berkewajiban untuk memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.

75.3 Jika Penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam


jangka waktu yang ditentukan maka PPK, berdasarkan
pertimbangan Pengawas Pekerjaan, berhak untuk
secara langsung atau melalui pihak ketiga yang
ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan tersebut.
Penyedia segera setelah menerima klaim PPK
secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya
perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh
penggantian biaya dengan memotong pembayaran
atas tagihan Penyedia yang jatuh tempo (jika ada)
atau uang retensi atau pencairan Jaminan
Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai utang
Penyedia kepada PPK yang telah jatuh tempo.

75.4 PPK mengenakan denda keterlambatan untuk setiap


keterlambatan perbaikan Cacat Mutu dan
mengenakan Sanksi Daftar Hitam kepada Penyedia
jika tidak melaksanakan perbaikan cacat mutu.
Besaran denda keterlambatan dan jangka waktu
perbaikan akibat Cacat Mutu ini ditentukan dalam
SSKK.

76. Kegagalan 76.1 Apabila terjadi Kegagalan Bangunan maka PPK


Bangunan dan/atau Penyedia terhitung sejak Tanggal
Penyerahan Akhir Pekerjaan bertanggung jawab atas
Kegagalan Bangunan sesuai dengan kesalahan
masing-masing selama Umur Konstruksi yang
tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun, dan dalam SSKK agar dicantumkan
lama pertanggungan terhadap Kegagalan Bangunan
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 44
BWS SULAWESI IV KENDARI
yang ditetapkan apabila rencana Umur Konstruksi
kurang dari
10 (sepuluh) tahun.

76.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK
beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan,
tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian
yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan
kesalahan atau kelalaian PPK) sehubungan dengan
klaim kehilangan atau kerusakan harta benda, dan
cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang
timbul dari kegagalan bangunan.

76.3 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk


menyimpan dan memelihara semua dokumen yang
digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama
Umur Konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi
tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun..

H. Penyelesaian Perselisihan

77. Penyelesaian 77.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-


Perselisihan / sungguh menyelesaikan secara damai semua
Sengketa perselisihan yang timbul dari atau berhubungan
dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau
setelah pelaksanaan pekerjaan ini dengan prinsip
dasar musyawarah untuk mencapai kemufakatan.

77.2 Dalam hal musyawarah para pihak sebagaimana


dimaksud pada pasal 77.1 tidak dapat mencapai
suatu kemufakatan, maka penyelesaian
perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam
Kontrak dapat dilakukan melalui, alternatif
penyelesaian sengketa, dewan sengketa
(menggantikan mediasi/konsiliasi), dan/atau arbitrase

77.3 Penyelesaian perselisihan/sengketa yang dipilih


ditetapkan dalam SSKK.

78. Itikad Baik 78.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling
percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam Kontrak.

77.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian


dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-
masing pihak. Apabila selama Kontrak, salah satu
pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan
yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 45


BWS SULAWESI IV KENDARI
III. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK KONTRAK

SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK

Pasal Ketentua Data


dalam n
SSUK
4.1 & 4.2 Korespond Alamat Para Pihak sebagai berikut:
ensi
Satuan Kerja PPK : PPK .............. [diisi nama satuan
kerja PPK]
Nama : .................................... [diisi nama PPK]
Alamat : .................................. [diisi alamat PPK]
Website : ................................. [diisi website PPK]
E-mail : ......... [diisi email PPK]
Faksimili : .......... [diisi nomor faksimili PPK]

Penyedia : ....................... [diisi nama badan usaha/nama


KSO]
Nama : .......... [diisi nama yang ttd surat
perjanjian]
Alamat : .......... [diisi alamat Penyedia]
E-mail : .......... [diisi email Penyedia]
Faksimili : .......... [diisi nomor faksimili Penyedia]

4.2 & 5.1 Wakil Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:
Sah
Para Pihak Untuk PPK:
Nama :......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah PPK]
Berdasarkan Surat Keputusan PPK
…… nomor .…. tanggal ……. [diisi nomor dan tanggal
SK pengangkatan Wakil Sah PPK]
Untuk Penyedia:
Nama : ......... [diisi nama yang ditunjuk
menjadi Wakil Sah Penyedia]
Berdasarkan Surat Keputusan …… nomor
.…. tanggal ……. [diisi nomor dan tanggal SK
pengangkatan Wakil Sah Penyedia]

6.3 & Pencairan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada .....................


41.3 & Jaminan [diisi nama kantor Kas Negara/Kas Daerah]
41.5
27.1 Masa Masa Pelaksanaan selama ........ [diisi jumlah hari kalender
Pelaksanaa dalam angka dan huruf] hari kalender terhitung sejak Tanggal
n Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 46


BWS SULAWESI IV KENDARI
27.4 Masa 1. Masa Pelaksanaan bagian pekerjaan …………… [diisi
Pelaksana bagian pekerjaannya] selama .......... [diisi jumlah hari
an untuk kalender dalam angka dan huruf] hari kalender terhitung
Ser sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK.
ah Terima 2. Masa Pelaksanaan bagian pekerjaan …………… [diisi
Sebagian bagian pekerjaannya] selama ......... [diisi jumlah hari
Pekerjaan kalender dalam angka dan huruf] hari kalender terhitung
(Secara sejak Tanggal Mulai Kerja yang tercantum dalam SPMK.
Parsial) 3. Dst.

Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah terima
sebagian pekerjaan (secara parsial)

31.8 Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama ......... [diisi jumlah hari
Pemelihara kalender dalam angka dan huruf] hari kalender terhitung
an sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).

31.18 Serah Dalam Kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan


Terima sebagian atau secara parsial untuk bagian sebagai berikut:
Sebagian 1. ............................................................................................
Pekerjaan
2. ............................................................................................
3. Dst

[diisi bagian pekerjaan yang akan dilakukan serah terima


sebagian pekerjaan (secara parsial)]
31.21 Masa 1. Masa Pemeliharaan bagian pekerjaan …………… [diisi
Pemelihara bagian pekerjaannya] selama .......... [diisi jumlah hari
an untuk kalender dalam angka dan huruf] hari kalender
Ser terhitung sejak tanggal penyerahan pertama bagian
ah Terima pekerjaan …………… [diisi bagian pekerjaannya].
Sebagian 2. Masa Pemeliharaan bagian pekerjaan …………… [diisi
Pekerjaan bagian pekerjaannya] selama ......... [diisi jumlah hari
(Secara kalender dalam angka dan huruf] hari kalender
Parsial) terhitung sejak tanggal penyerahan pertama bagian
pekerjaan …………… [diisi bagian pekerjaannya].
3. Dst.

Catatan:
Ketentuan di atas diisi apabila diberlakukan serah terima
sebagian pekerjaan (secara parsial) dan sudah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan.

33.1 Pedoman Gambar ”As built” dan/atau pedoman pengoperasian dan


Pengopera perawatan/pemeliharaan harus diserahkan paling lambat .....
sian dan (...... dalam huruf ........) hari kalender setelah Tanggal
Penyerahan Pertama Pekerjaan.
Perawatan/
Pemelihara
an
36.7 Penyesuaia Penyesuaian harga …………….. [dipilih: diberikan/tidak
n diberikan] dalam hal diberikan maka rumusannya
Harga sebagai berikut:
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat
pekerjaan dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga
penawaran;
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 47
BWS SULAWESI IV KENDARI
a = Koefisien tetap yang terdiri atas
keuntungan dan overhead, dalam
hal penawaran tidak mencantumkan
besaran komponen keuntungan dan
overhead maka a = 0,15
b, c, = Koefisien komponen kontrak
d seperti tenaga kerja, bahan, alat kerja,
dsb; Penjumlahan a+b+c+d+ ....dst
adalah 1,00
Bn, = Indeks harga komponen pada b u l a n
Cn, saat pekerjaan dilaksanakan
Dn
Bo, = Indeks harga komponen pada
Co, bulan penyampaian penawaran.
Do

Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal sebagai


berikut:
a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat kerja,
bahan bakar, dan sebagainya ditetapkan seperti contoh
sebagai berikut:

b) Koefisien komponen kontrak ditetapkan oleh PPK dari


perbandingan antara harga bahan, tenaga kerja, alat kerja,
dan sebagainya (apabila ada) terhadap Harga Satuan dari
pembobotan HPS dan dicantumkan dalam Dokumen
Pemilihan (Rancangan Kontrak).
c) Indeks harga yang digunakan bersumber dari
penerbitan BPS.
d) Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam pener- bitan
BPS, digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh
instansi teknis.
e) Rumusan penyesuaian Harga Kontrak ditetapkan
sebagai berikut:
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+
........................................................... dst
Pn = Harga Kontrak setelah dilakukan
penyesuaian Harga Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen
pekerjaan setelah dilakukan penyesuaian harga
menggunakan rumusan penye- suaian Harga
Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen
pekerjaan yang dilaksanakan.
f) Penyedia dapat mengajukan tagihan secara berkala
paling cepat 6 (enam) bulan setelah pekerjaan yang
diberikan penyesuaian harga tersebut dilaksanakan.
g) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK,
DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) apabila Penyedia telah mengajukan tagihan disertai
IX - 48
BWS SULAWESI IV KENDARI perhitungan beserta data-data dan telah dilakukan audit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
42.b Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP
Tagihan oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah
........... (...... dalam huruf .........) hari kerja terhitung sejak
tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak
diperselisihkan diterima oleh PPK.

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 49


BWS SULAWESI IV KENDARI
47.(i) Hak dan Hak dan kewajiban Penyedia :
Kewajiban 1. ……….
Penyedia 2. ……….
3. Dst

[diisi hak dan kewajiban Penyedia yang timbul akibat


lingkup pekerjaan selain yang sudah tercantum
dalam SSUK]

54.1.(d) Tindakan Tindakan lain oleh Penyedia yang


Penyedia memerlukan persetujuan PPK adalah .....................
yang [diisi selain yang sudah tercantum dalam SSUK,
Mensyaratkan apabila ada]
Persetujuan
PPK
54.2.(d) Tindakan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan
Penyedia persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah
yang ........................... [diisi selain yang sudah tercantum
Mensyaratkan dalam SSUK, apabila ada]
Persetujuan
Pengawas
Pekerjaan

56 Kepemilikan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan


Dokumen dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan
sebagai berikut:
........................ [diisi batasan/ketentuan yang
dibolehkan
dalam penggunaannya, misalnya: untuk penelitian/riset
63 Fasilitas PPK akan memberikan fasilitas berupa : ...................
[diisi fasilitas milik PPK yang akan diberikan kepada
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini
(apabila ada)]
64.1.(h) Peristiwa
Kompensasi

Termasuk Peristiwa Kompensasi yang dapat


diberikan kepada Penyedia adalah ...................... [diisi
apabila ada Peristiwa Kompensasi lain, selain yang
telah tertuang dalam SSUK]

68.1.(e) Besaran Uang Uang muka diberikan paling tinggi sebesar


Muka .....%
( .....dalam huruf.....) dari Harga Kontrak.

68.2.(d) Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara


Prestasi :
Pekerjaan ........... [diisi dengan memilih Termin/Bulanan]

Dokumen penunjang yang disyaratkan


untuk mengajukan tagihan pembayaran prestasi
pekerjaan :
1. ……….
2. ……….
3. Dst
[diisi dokumen yang disyaratkan]

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 50


BWS SULAWESI IV KENDARI
68.3.(d) Pembayaran Penentuan dan besaran pembayaran untuk bahan
Bahan dan/atau peralatan yang menjadi bagian permanen dari
dan/atau pekerjaan utama (material on site), ditetapkan
Peralatan sebagai berikut:
1. ....[diisi bahan/peralatan].... dibayar .......% dari harga
satuan pekerjaan;
2. ....[diisi bahan/peralatan].... dibayar .......% dari harga
satuan pekerjaan;
3. ..................... dst.
[contoh peralatan: eskalator, lift, pompa air stationer,
turbin, peralatan elektromekanik; contoh bahan
fabrikasi: sheet pile, geosintetik, konduktor, tower,
insulator; contoh bahan jadi: beton pracetak]

68.4.(c) Denda akibat Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk
Keterlambatan setiap hari keterlambatan adalah 1/1000 (satu
perseribu) dari ....... (sebelum PPN) [diisi dengan
memilih salah satu dari Harga Kontrak atau harga
bagian Kontrak yang tercantum dalam Kontrak dan
belum diserahterimakan apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial]
75.4 Perbaikan Denda keterlambatan akibat Cacat Mutu untuk setiap
Cacat Mutu hari keterlambatan adalah sebesar 1/1000 (satu
perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka
waktu perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk perbaikan dan ditetapkan
oleh PPK.
76.1 Umur a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki Umur
Konstruksi dan Konstruksi selama ........ (.........dalam
Pertanggungan huruf.................) tahun sejak
terhadap Tanggal Penyerahan Akhir Pekerjaan.
Kegagalan [diisi sesuai dengan yang tertuang dalam
Bangunan dokumen perancangan]
b. Pertanggungan terhadap Kegagalan
Bangunan ditetapkan selama ........ (.........dalam
huruf...........) tahun sejak Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan. [diisi sesuai dengan umur rencana
pada huruf a apabila umur konstruksinya tidak
lebih dari 10 (sepuluh) tahun]

77.4 Penyelesaian Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai,


Perselisihan/S maka para pihak sepakat menyelesaikan
e ngketa perselisihan/sengketa melalui :

1. …………. [apabila menggunakan alternatif


penyelesaian sengketa dipilih mediasi/konsiliasi]
menunjuk ………… [diisi nama
mediator/konsiliator]
atau
Dewan Sengketa menunjuk ………… [diisi nama
sejumlah anggota dewan sengketa]
2. Arbitrase menunjuk ………… [diisi nama lembaga
arbitrase yang berbadan hukum]
[dapat dipilih 1 (satu) atau lebih pilihan penyelesaian
sengketa berdasarkan hasil kesepakatan saat Rapat
Persiapan Penandatanganan Kontrak]

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 51


BWS SULAWESI IV KENDARI
LAMPIRAN A SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK

DAFTAR HARGA SATUAN TIMPANG

Harga
Harga %
Mata Satuan Satuan
No Kuantitas Satuan Terhada Keteranga
Pembayara Ukuran Penawara n
n HPS p HPS
n (Rp)
1 ……….. ……….. ……….. ………..(Rp) ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst

DAFTAR PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN DAN SUBPENYEDIA

a. Pekerjaan Utama
Bagian Pekerjaan Nama Alamat Kualifikasi
No Keterangan
yang Subpenyedi Subpenyedi Subpenyedi
1 ………..
Disubkontrakkan ………..
a ………..a ………..
a ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst

b. Pekerjaan bukan Pekerjaan Utama


Bagian Pekerjaan Nama Alamat Kualifikasi
No Keterangan
yang Subpenyedi Subpenyedi Subpenyedi
1 ………..
Disubkontrakkan ………..a ………..a ………..
a ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst

DAFTAR PERSONEL MANAJERIAL

Jabatan Pengalama
Nama Sertifikat
dalam Tingkat n Kerja
No Personel Kompeten Keteranga
Pekerjaa Pendidikan/Ijazah Sesuai n
Manajerial si Kerja
n ini Jabatan
1 ……….. ……….. ……….. ………..
(Tahun) ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst

DAFTAR PERALATAN
UTAMA

Nama
Merk Statu
No Peralata Kapasita Jumlah Kondisi s Keterangan
dan s
n Utama Kepemilikan
1 ……….. Tipe
……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
2 ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ……….. ………..
3 Dst

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 52


BWS SULAWESI IV KENDARI
LAMPIRAN B SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN
KONSTRUKSI

.............................................R..E..N
...C
...A..N
...A
....K..E..S..E..L..A..M
....A
. TAN
KONSTRUKSI

[Logo & Nama Perusahaan] [digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang. B.2.
Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan Operasi
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 53


BWS SULAWESI IV KENDARI
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai
dengan format di bawah ini:

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa


Kemitraan/KSO]

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN

KONSTRUKSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : …………… [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan :
.......................................................................... Bertindak untuk
: PT/CV/Firma/atau lainnya ………… [pilih yang dan atas nama
sesuai dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada


…………… [isi sesuai dengan nama Pokja Pemilihan] berkomitmen
melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten
bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar
kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar
mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur
(SOP)

………… [tempat], ….. [tanggal] ………… [bulan] 20….

[tahun] [Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 54


BWS SULAWESI IV KENDARI
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:


1. Nama : …………… [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : .....................................................................
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya …………… [pilih
yang sesuai dan cantumkan nama]
2. Nama : ............ [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan : ……………
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya …………… [pilih
yang sesuai dan cantumkan nama]
3. . [dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota
kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada


…………… [isi sesuai dengan nama Pokja Pemilihan] berkomitmen
melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:

1. Memenuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan; dan
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP)

………… [tempat], ….. [tanggal] ………… [bulan] 20…. [tahun]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan /KSO]

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 55


BWS SULAWESI IV KENDARI
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan
Peluang.

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENETAPAN


PENGENDALIAN RISIKO K3

Nama Perusahaan :
.................. Kegiatan
: .................. Lokasi
: .................
Tanggal dibuat : .................. halaman :
….. / …..

PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIP IDENTIFIKA SKALA PENETAPAN
NO DAMPAK TINGKA
E SI KEKERAPA KEPARAHA PRIORIT PENGENDALIAN
PEKERJA BAHAYA N N T AS RISIKO K3
AN RISIKO
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Keterangan:
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia

Dibuat oleh,

PJT (Penanggung Jawab Teknis)

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 56


BWS SULAWESI IV KENDARI
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)

TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
: ................. Kegiatan
: .................. Lokasi
: ................. Tanggal dibuat
: ..................

SASARAN KHUSUS PROGRA


M
TIPE/JENI PENGENDALI
NO S AN TOLO SUMBE JANGK INDIKATO PENANGGU
PEKERJA RISIKO URAIAN K R A R MONITORING NG
AN UKUR DAYA WAKT PENCAPAI JAWAB
U AN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Dibuat oleh,

PJT (Penanggung Jawab


Teknis)

DOKUMEN PEMILIHAN (SSUK) IX - 57


BWS SULAWESI IV KENDARI
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

BAB XII
SPESIFIKASI TEKNIK

UMUM
IDENTIFIKASI PEKERJAAN
Lokasi Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air
Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
berada di Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan dengan lingkup
pekerjaan meliputi :
- Pembuatan Intake = 1 Buah
- Jaringan Pipa Transmisi = 18,05 Km
- Pembuatan Bak Recervoar Kap. 72m3 = 1 Buah

PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

2.1 Pengadaan Pipa


Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan
fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan
bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau
dalam gambar / drawing.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material
sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua
pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan untuk
pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32o C. Tekanan
kerja normal tidak akan lebih dari 8 bar dan uji tekanan di lapangan tidak lebih
dari 10 bar.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan
Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai
dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa
Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik
yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.
REFERENSI STANDARD
Referensi pada standard dalam dokumen tender ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu
atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan
standard lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya
sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen tender ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas),
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 1
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar
negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib
memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar
Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki
standar-standar sebagai berikut :

▪ ISO - International for Standardization Organization


▪ JIS - Japanesse Industrial Standard
▪ BS - British Standard
▪ DIN - Deutsche Industrie Norm
▪ AWWA - American Water Works Association
▪ ASTM - American Society for Testing and Materials
▪ ANSI - American National Standard Institute.

BAHAN PIPA DAN FITTING


Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri maka Penyedia Jasa
Pengadaan harus melampirkan surat dari pabrik untuk izin penggunaan SII / SNI yang
dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan dapat menunjukkan pengalaman minimal
3 (tiga) tahun.
Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum dalam
dokumen tender ini, dengan syarat bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas
keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen
tender ini.
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum dalam
dokumen tender ini, peserta petenderan harus menyertakan gambar-gambar detail
junction (gambar detail penyembungan pipa) disertai dengan jumlah dan spesifikasi dari
tiap material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah tropis dengan
temperatur air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius dan pH antara 6 sampai
dengan 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk hal-hal khusus
yang membutuhkan lain.

TEKANAN KERJA / WORKING PRESSURE


Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 06-0084-1987
dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan kerja pipa.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan
kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa Pengadaan harus
dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting pipa di lapangan pada pipa/fitting
pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 2
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas. Bila ternyata hasil
pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa Pengadaan
harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang
ditentukan.

2.6. Pengujian “Quality Assurance” (Jaminan Kualitas)


Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit
yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk mengunjungi tempat
pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut, dengan biaya penyedia Jasa.

2.7. Pengujian Tekanan Hidrostatis


Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar
SNI 06-2549-1991.
Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan
paling sedikit 42 N/mm 1

2.8. Pengujian Lain.


Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan lain-lain
harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.

2.9. Valve

1. Umum
▪ Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan
dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang
disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan dikeluarkan oleh
satu pabrik.
▪ Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan
huruf timbul yang dapat menunjukkan (bila diperlukan) :
▪ Nama pemilik proyek
▪ Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
▪ Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
▪ Tekanan kerja
▪ Diameter nominal
▪ Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
▪ Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa
atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
▪ Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight joint are
made in the thread”

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 3
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

▪ Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan


flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
▪ Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui. Penyedia Jasa
Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna
Barang.
▪ Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh Valve
harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan untuk flange
harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
▪ Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah jarum
jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk
menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
▪ Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing.
▪ Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan seperti
gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
▪ Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari
flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan
sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat
dari karet sintetis.
▪ Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan
kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan besarnya
maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
▪ Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan lain-
lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic
coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direksi
Pengawas.
▪ Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan. Coating
dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum coating
setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air harus dari
jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh dgiunakan.
▪ Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set untuk
setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.
▪ Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang menerangkan
bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi ini.

2. Gate Valve
▪ Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve yang
ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
▪ Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids” (AWWA C
500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya dan
didesain khusus untuk tekanan kerja
▪ Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 4
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

(Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebab 20 buah yang seukuran.
Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
▪ Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka
material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
▪ Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
▪ Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid
wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal
mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi
terbuka.
▪ Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing
box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari
asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp
atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas
persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring
seal dan paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-collar dan dapat
dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya
dalam posisi terbuka penuh.

▪ Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel.


▪ Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.

▪ Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron , rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup
harus disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan “………………………….."
pada bagian atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan baut.
Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah
dicoating dengan anti karat.

▪ Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).

3. Katup Udara (Air Release Valve)


• Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai berikut :
a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
c. dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
d. dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
e. aman terhadap vakum.
• Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap dengan

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 5
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada uraian
pekerjaan.
• Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit,
stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
• Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
• Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
• Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
• Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara
terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan
spesifikasi sebagai berikut :
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber
seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti
'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504)
atau standard Internasional lain yang disetujui yang sama atau lebih tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90 o dari posisi
terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal.
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan perbaikan,
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus
dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak
mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g. Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification for
Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B(ASTM
Designation A 126) atau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti standard
JIS-8 2213.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang.

Ukuran Pipa Diameter Nominal Air Valve


(mm) Tipe Air Valve (mm)

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 6
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih kecil
kecil / tunggal

350 dan lebih besar Tipe dengan dua


Orifice atau kombinasi 75 mm dan lebih besar

1). Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil


Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara
otomatis yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan
pada saat aliran air dalam penuh.

2). Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi


Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan
secara otomatis, sehingga akan :
a. Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer,
dan menampung banyak udara selama operasi pengurasan saluran
pipa.
b. Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam
kondisi tekanan rendah, mengisi badan valve selama operasi pengisian.
c. Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi, dan
d. Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air
penuh dalam pipa.
4. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut b all
valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini dikondisikan unluk
tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm 2) dan memiliki ujung flange. Ball valve
harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan
valve dan bola, stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus
diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dilapangan tanpa menggunakan alat
khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk packing
stem yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa
pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari ductile cast iron pada tiap
operasi.
5. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric dengan
badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi dengan
chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi
dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple
Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat
dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.
6. Check Valve
• Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve / KIep
Tabok dengan sambungan flange.
• Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat dibuka

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 7
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

sewaktu-waktu bila diperlukan.


• Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besamya diameter,
tekanan kerja, dan arah aliran air.
• Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
• Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang berkualitas baik.
• Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
• Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan
cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan
harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa
menggunakan peralatan khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya.
• Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal
dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah aliran
bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
7. Gate Valve Perunggu (Bronze)
• Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau
ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2). Valve harus
dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
• Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat dari
perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji),
skrup dalam dan tangkai pengungkit.
• Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111,
kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196
N/mm 2 (20 kg/m 2 ). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas
atau dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga
yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32 kg/m2).
Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.

3. PENGADAAN PIPA BAJA DAN PERLENGKAPANNYA

3.1. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
▪ SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
▪ SNI 0039-2013 Pipa Baja Bergalvanis
▪ SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
▪ SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
▪ SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
▪ SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
▪ SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang
kelabu.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 8
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

▪ SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu,


penyambung.
▪ SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
▪ SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
▪ SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
▪ SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular
untukjaringan pipa bertekanan, bagian 2.
▪ SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan servis
untuk sambungan las.
▪ SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur
las.
▪ SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam penilaian
perusahaan yang menggunakan las sebagai cara utama
pabrikasi.
▪ SNI 07- 3078-1992 Flensa logam – flensa besi tuang.
▪ SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
▪ SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar
pada pelapisan air dari baja
▪ SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las tumpu.
▪ SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
▪ ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressuretight Joins are Made on The
Threads
▪ ISO 1459 Metalic croating – Protection Against Corrosion by Hot Dip
Galvanzing Guilding Principles
▪ ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on Fabricated
Ferrous Products Requirments
▪ ASTM A 283F Flow and Intermediate tensile Strenght Carbon Steel Plates,
Shapes and Bars
▪ ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural
Quality
▪ AWWA C 200 Steel Water Pipi 6 Inches and Larger
▪ AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel Water
Pipelines Enamel and Tape Hot Applied
▪ AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel
Water Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
▪ AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
▪ AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation.
▪ AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and Exterior
Steel Water Pipe.
▪ JIS G 3101 Rolled Steel for General Structure.
▪ JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 9
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

▪ JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.


▪ JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.
▪ JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
▪ JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings
▪ JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings
▪ JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes
▪ JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
▪ JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.

3.2. Pipa Baja Dan Fitting

1. Material Dan Fabrikasi


Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di
pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak
kurang dari 226 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
▪ SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
▪ SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
▪ SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
▪ ASTM A 283, Grade D
▪ ASTM A 570, Grade 33
▪ JIS G 3101, Class 2
▪ JIS G 3452, SGP
▪ JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus
cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas
persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang
sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan
keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter
atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk
bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle)
penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 10
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

2. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum dilapisi pelindung dalam
dan luar sebagai berikut :

DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA BAJA

Diameter Nominal Diameter Luar Ketebalan Dinding Minimum


(mm) (mm) (mm)
100 114.3 4.5
150 168.3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6,0
400 406.4 6.0

3. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang
sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian
luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang
dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus
sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan standar berikut ini :
▪ Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
▪ Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus
terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari
22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga
potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus
terdiri dari empat potongan bend.
3.3. Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)

1. Proteksi Bagian Luar


a. Pemasangan Bawah Tanah
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi coal
tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana
dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan coal
tar enamel adalah sebagai berikut ;
▪ Primer : Type B sesuai dengan bagian A.2.4 dari AWWA C.203
▪ Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA C203.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 11
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
• Primer, Type B yang dispesifikasikan di atas
• Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4 mm +/-
0,8 mm.
• Bonded asbestos felt
• Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8 mm minimum.
• Bonded asbestos felt; dan
• Satu lapisan water resistant whitewash
Sistim pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih dari pada
yang dispesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan Enggineer tetapi segala
sistem proteksi yang menggunakan polyethylene tape tidak diperkenankan.

b. Pemasangan Di Atas Tanah


Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar di
luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan
pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini :
▪ Persiapan permukaan : SSPC-SP-6 atau SP-3
▪ Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20 mikron.
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35
mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel
Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan Etching Primer,
Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead Anticorrosive Paint,
Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau sesuai dengan
persetujuan Pengguna Barang.

3.4. Lapisan Pelindung Dalam

1. Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan dalam dari
adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai dengan AWWA
C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus menggunakan epoxy atau coal tar epoxy
sebagai lapisan dalam sesuai dengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air bersih
harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan
masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum. Penyedia Jasa
Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin persyaratan untuk saluran
air minum.

2. Lapisan Adukan Semen (Cement Mortar Lining)


Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar internasional
lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi dari pada standar yang
telah disebutkan diatas.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali pada

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 12
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan harus
dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa. Ketebalan lapisan harus
mengikuti tabel dibawah ini.

KETEBALAN CEMENT MORTAR LINING

Ketebalan Lining Toleransi untuk


( mm )
( mm) Ujung Pipa

100 sampai 250 6 -1.6 to +3.2


300 sampai 600 8 -1.6 to +3.2

3. Sistem Lapisan Epoxy Atau Coal Tar Epoxy


Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan AWWA C.210
dan dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari sebagai berikut :
a. Sistem pelapisan dengan epoxy

i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak
mengandung coal tar.
b. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
ii) Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan epoxy
yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini harus memenihi
persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem altematif ini dianggap sebagai
lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang dari 400
mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.

Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa :

1. Ujung Rata / Datar


Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm, Lining yang sesuai
spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan permukaan luar, lebih dari
370 mm dari ujung pipa harus di cat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti yang
dispesifikasikan pada bagian 7.3.1. Proteksi Bagian Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung
datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang
pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalam tanah. Ukuran dari plat adalah
panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 13
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

2. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawah ini :
Cutback Lining
Nominal Cutback
Tar Epoxy Mortar
Coating
(mm) (mm) (mm)
80 - 350 100 80 3±1

400 - 700 150 80 3±1

Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub bagian
sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.

3. Ujung Flange

Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan dari
flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada 7.3.1
Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam.

4. Coating Dan Lining Untuk Pipa-Pipa Khusus Dan Fitting


Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting khusus berikut
ini harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada bagian
7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam
(Coating dan Lining) ;
• Double Flange Short Piece digunakan untuk air valve assembly
• Short Piece digunakan untuk valve assembly
• Flange dan spigot digunakan untuk valve assembly
• Blank Flange

5. Lapisan Pelindung Sambungan

a. Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi terhadap korosi
pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di lapangan dan tertanam di dalam
tanah, dan harus diselubungi oleh lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable
sleeve or sheet).
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai dengan
spesifikasi dan memasukkannya kedalam Bill of Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit
ini harus mencukupi untuk menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan
tambahan (allowance) 20 %. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perincian dari
volume bahan tersebut.

b. Selubung Atau Lembaran Tahan Panas-Susut (Heat Shrinkable Sleeve Or Sheet)


Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar dan
dalam. Lapisan luar menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam butyl

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 14
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

rubber based adhesive.


Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan
minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :

Diameter Pipa Ketebalan Minimum Ketebalan Minimum dan


(mm) Lapisan Luar Lapisan Dalam
(mm) (mm)
< = 350 0.6 0.6

400 0.9 0.6

450 1.2 0.6

Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisandalam adalah sebagai berikut :


❖ Karakteristik Fisik Lapisan Luar
▪ Spesific gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
▪ Kekuatan Tarik :
- circumferential (Min., N/mm2) : 17.7 (JIS K 6760)
- axial (Min., N/mm2) : 14.7 (JIS K 6760)
▪ Elongasi :
- circumferential (Min.,N/mm2) : 250 (JIS K 6760)
- axial (Min.,N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
▪ Identification hardness
(Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
▪ Dielectric Strenght
(Min., kV/mm) : 30 (JIS K 6911)
▪ Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JISK6911)
▪ Shrinkage*
- circumferential (Min.,N/mm2) : 40
- circumferential (Min.,N/mm2) : 8

Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan


* Pada 200 derajad celcius untuk 20 menit.

Kriteria Fisik Lapisan Dalam


▪ Spesific Grafity (Min) : 1.0 (JIS K 7112)
▪ Consistency (Max) : 80 (JIS K 2220)
▪ Softening Point (Min degrees C) : 60 (JIS K 2207)

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 15
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

▪ Penetration (Max) : 90 (JIS K 2207)


Catatan : (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan.

Penyedia barang harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan heat-shrink flame.


Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak sebelum
pembakaran dan stop valve, three-layer heavy duty hose, pengatur tekanan gas dengan
pengukur tekanan dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakar dan
pengatur tekanan gas harus juga disediakan.

6. Pengecatan Tanda (Marking)


Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas pada bagian
tengahnya. Bahan cat tersebut harus dari long oil alkyd resin seperti berikut ini atau dari mutu
yang setara.
P.T. Dimet Indonesia VYGARD 260
ICI ICI SUPER
P.T. ICI Paint Indonesia STRUCTURE FINISH
NIPPON PAINT BODELAC 9000
P.T. Nippon Paint Indonesia ALKYD RESIN

7. Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum Corrosion Protection Tape)


Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan korosi dan
harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang menyerap dengan
kandungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi organik, serta pengawet organik.
Bahan ini harus didesain untuk perlindungan korosi tinggi dan tahan lama dengan
mengikat adhesif, insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti
mikroorganisme,dll.
Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus dilindungi dengan
pita pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus harus berupa PVC adhesif
atau material lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Pita pembungkus harus dari
pabrik yang sama dengan pelindung korosi petrolatum.

8. Sambungan Fleksible Dan Kopling


a. Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja maksimum
sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg /cm2) kecuali ditentukan lain.

b. Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
• AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
• JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
• JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
• JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 16
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

• JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service


• JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
• JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings
• JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service

3.5. Sambungan Fleksibel Mekanikal


Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau kombinasi gaya-gaya
yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear deflection, distorsi dan gaya-gaya
lain pada jalur pipa.
Sambungan mekanikal fleksibel harus setara dengan Closer Joint, Type CL-A yang
diproduksi oleh Victaulic Company Japan Ltd, atau yang setara dan disetujui.

1. Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk memenuhi kondisi operasi
sebagai berikut :
(a). Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan berat
jenis 2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
(b). Lendutan geser minimum sebesar 100 mm.
(c). Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini :

Diameter Panjang Maksimum Minimum Ekspansi Minimum Kontraksi


Nominal Peletakan yang diizinkan Yang diizinkan
(mm) (mm) (mm) (mm)

300 to 400 1600 230 80


500 & 600 1700 270 80

2. Bahan-Bahan Dan Konstruksinya


Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring karet
dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta ujung
flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran atau pelat baja
yang mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan JIS
G 3101 Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502 class 2
FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus dari styrene
butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.

3. Coating.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus dilapisi
primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe yang kontak langsung

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 17
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini.
Semua permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi
sistem epoxy atau sistem coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam 7.3.2.3

3.6. Sleeve Coupling

1. Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk ujung
pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua) end ring, dan
mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain dan diproduksi sesuai
dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik serta mendapat persetujuan
Pengguna Barang.

2. Bahan-Bahan dan Konstruksinya

a. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang digunakan
dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast iron (besi tuang)
yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari
persyaratan dibawah ini.

• Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36

▪ Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12

▪ Malleable Cast Iron


ASTM A 47 Grade 32510 or 35018 .
JIS G 5702 Class 3 FCMB 340
BS 6681 Grade B32-10 or W34-04
DIN 1692 GTS 35 or GTS 4t

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 18
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Panjang Center Sleeve harus memenuhi persyaratan berikut ini :

Diameter Nominal Panjang Minimum Center Sleeve


(mm) (mm)

12.5 - 50 89

65 - 250 102

300 - 450 127

b. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang divulkanisir
dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau
ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan.

c. End Rings / Ring Ujung


End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang (malleable cast
iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :
• Carbon Steel
ASTM A 576 Grade 1020
JIS G 3101 Class 2
BS 6681 Grade 43 A .
DIN 17100 RST 36

• Ductile Iron dan Malleable Cast Iron

Sama dengan standard yang telah dispesifikasikan pada bagian sebelumnya 7.5.2.a.
Center Sleeve.
d. Mur dan Baut
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari
persyaratan dari JIS G B101 Class 2.

3.7 Lapisan Coating


a. Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special hot fusion
bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering sebesar 150 mikron. Baut
dan mur harus di galvanisir dan ditambah lapisan special nylon coating tersebut,
sehingga ketebalan kering lapisan mencapai 75 mikron.

b. Sarana di atas tanah

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 19
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada bagian luarnya dan
sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan bagian dalamnya sesuai dengan yang
ditentukan pada bagian 7.3.2.3. Semua permukaan end rings yang terlihat / terpapar harus
dicat dengan lapisan primer seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.7.
Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.

3.8. Special Sleeve Couplings

1. Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos dari
berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti diberikan
dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket
serta mur dan baut untuk pemasangan coupling.
Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut :

Diameter Nominal Range Diameter Luar (mm)


(mm) Dan Toleransinya (°I°)
Min - max

50 60.2±1.0 - 63.0+0.6
80 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
100 110.0±0.6 - 118.0+1.7
150 160.0±0.6 - 170.0+1.2
200 200.0 ± 0.6 - 222.0 + 0.9
250 250.0 ± 0.6 - 273.0 + 0.7

2. Konstruksi Dan Bahan


Center sleeve dan end ringharus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang yang bisa
ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau BS 6681 Grade
B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Mur dan baut harus
dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar JIS G 3101 Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang di
vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile butadiene
rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.
Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari persyaratan JIS G
3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan special
hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum
sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan lapisan
galvanis ditambah special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan kering
lapisan minimum sebesar 70 mikron.

3.9. Flange Insulasi


Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 20
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk menjaga
agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang dispesifikasikan
untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi tidak boleh kurang dari
50 megohms sebelum dan sesudah pekt'rjaan pengetesan hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur yang diinsulasi
oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi dan pencuci logam.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum dengan
kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insula.

4. PENGADAAN PIPA POLIETILENA DAN PERLENGKAPANNYA

4.1. Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.

Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
▪ SNI 4829-2015 Pipa polietilena untuk air minum
▪ SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa Polietilena
▪ SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum
▪ ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply spesifications
▪ ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination of carbon
black content by calcinations pyrolysis – Test method and
basic spesification
▪ ISO / TR 10837 – 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us
in gas pipes and fitting’s
▪ ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound’s
▪ ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : Determination of tensile
properties
▪ ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
▪ ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids –
resistance to internal pressure – Test Method
▪ ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow rate (MFR)
and melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics
▪ ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion – part 1 :
determination methods
▪ ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall thickenesses
▪ AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure aplication

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 21
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

▪ ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene plastics pipe and


fittings material
▪ JIS 6762 – 1998 Double wall polyethylene pipes for water supply

4.2. Spesifikasi Teknis

1. Ovalitas

Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus sesuai dengan
kelas N. Kelas N :
a. Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1) mm,
dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan 0,02dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan
menjadi 0,1 mm

Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan pipa
jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk
penggulungan ulang

2. Panjang Pipa

Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari persetujuan
antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m. Diameter drum
gulungan minimum harus 18 x dn.

4.3. Sifat Mekanik

1. Ketahanan Hidrostatik

Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana tabel
dibawah ini

KETAHANAN HIDROSTATIK PIPA

TEGANGAN UJI (Mpa)


JENIS BAHAN
1000 jam pada
100 jam pada 200C 165 jam1) pada 800C
800C

PE 100 12.4 5.5 5.0

PE 80 9.0 4.6 4.0

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 22
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Catatan :
1)
Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah

KETAHANAN HIDROSTATIK PADA KEKUATAN SUHU 80oC


KEBUTUHAN UJI ULANG

PE 80 PE 100
Tegangan Waktu Kegagalan Tegangan Waktu Kegagalan
MPa Minumum (jam) MPa Minumum (jam)
4.6 165 5.5 165

4.5 219 5.4 233

4.4 283 5.3 332

4.3 394 5.2 476

4.2 533 5.1 688

4.1 727 5.0 1000

4.0 1000

2. Kuat Tarik

Nilai kuat tarik minimu harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400 %, bila diuji
pada suhu 200C

3. Sifat Fisik

Stabilitas Panas

Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus 20
menit jika diuji pada suhu 2000C. Contoh yang diuji supaya diambil dari permukaan
sebelah dalam pipa
Nilai Perubahan Arah Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %

4.5. Dimensi Pipa


1. Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang pipa
polietilena untuk air minum
2. Bahan Baku Pipa
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus merupakan bahan

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 23
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum yang dikeluarkan oleh
pemasok bahan baku, hal tersebut dibuktikan dengan Certificate Badan Independen
BODYCOTE
4.6. Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical
Joint.
Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan
diameter 20 – 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion
dapat digunakan untuk semua ukuran pipa.
4.7. Pengujian Pipa
Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991 tentang
metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI 06-4821-1998 tentang
metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum.
4.8. Penandaan Pipa
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
✓ Nama pabrik pembuat atau merek dagang
✓ Dimensi luar pipa
✓ Tekanan kerja nominal
✓ Jenis material yang digunakan
✓ Seri pipa
✓ Tanggal produksi

5. PENGADAAN PIPA DUCTILE DAN PERLENGKAPANNYA

5.1. Umum

Referensi
Standar yang digunakan adalah :
▪ ISO 2531
▪ BS 4772

5.2 Spesifikasi Teknis

1. Ketebalan Dinding Pipa

NOMINAL KETEBALAN DINDING PIPA (mm)


DIAMETER
K=9 K = 12 K = 14
80 6.0 7.0 8.1
100 6.1 7.2 8.4

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 24
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

150 6.3 7.8 9.1


200 6.4 8.4 9.8
250 6.8 9.0 10.5
300 7.2 9.6 11.2
350 7.7 10.2 11.9
400 8.1 10.8 12.6
450 8.6 11.4 13.3
500 9.0 12.0 14.0
600 9.9 13.2 15.4
700 10.8 14.4 16.8

NOMINAL KETEBALAN DINDING PIPA (mm)


DIAMETER
K=9 K = 12 K = 14
800 M, 15.6 18.2
900 12.6 16.8 19.6
1000 13.5 18.0 21.0
1200 15.3 20.4 23.8
1400 17.1 22.8 26.6
1600 18.9 25.2 29.4
1800 20.7 27.6 32.2
2000 22.5 30.0 35.0

Catatan :
K = 9, untuk pipa
K = 12, untuk elbows
K = 14, untuk tees

2. Panjang Pipa

NOMINAL DIAMETER PANJANG PIPA (m)

80 4-6
100 4-6

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 25
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

150 4-6
200 4-6
250 4-6
300 4-6
350 4-6
400 4-6
450 4-6
500 4-6

NOMINAL
PANJANG PIPA (m)
DIAMETER

600 4–6
700 4–6
800 4–6
900 4–6
1000 4–6
1200 4–6
1400 4–6
1600 4–6
1800 4–6
2000 4–6

5.3. Tekanan Hidrostatic

DIAMETER PIPA FITTING

DN 80 - DN 300 50 bar 25 bar

DN 350 - DN 600 40 bar 16 bar

DN 700 - DN 1000 32 bar 10 bar

DN 1100 - DN 2000 25 bar 10 bar

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 26
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

5.4. Sistem Penyambungan

Sistem penyambungan pipa ductile, dapat dilakukan dengan cara-cara, sebagai berikut :
a. Push on joint
b. Mechanical joint
c. Locking joint

6. PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

6.1. LINGKUP PEKERJAAN


Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan
bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dengan cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada,
pengujian, penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan
yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang
ditetapkan dalam spesifikasi teknis ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan
sesuai dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di
Indonesia dan menurut peintah direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau
daerah sekitarnya disimpan oleh pemilik dan kontraktor akan diijinkan dan
menelitinya di kantor proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis
selalu berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar
yang digunakan, menggunakan Standar Nasioanal Indonesia (SNI). Dalam hal
belum diatur dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :
AISI : American Iron and Steel Institute
ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA : American Water Works Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of water supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures’s Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standar Nasional Indonesia

6.2. PENYERAHAN GAMBAR KERJA DAN GAMBAR PELAKSANAAN


Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi
sebelum pekerjaan dimulai
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan
skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut
harus diserahkan selama selama pekerjaan berlangsung maupun setelah
penyelesaian pekerjaan.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 27
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan pipa


(fitting/accessories) perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve
(katup), lubang kontrol (manholes) ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus
diperlihatkan dengan adanya pengikatan terhadap muka tanah pada bangunan
permanen.

6.3 TANDA PAPAN NAMA


Kontraktor harus menyediakan memasang dan memelihara sejumlah tanda atau
papan nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor; nama proyek; dan
juga lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama
pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya dimaksud
sebagai informasi kepada masyarakat luas.
Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh direksi. Pada saat
penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.

6.4. RAMBU-RAMBU LALU LINTAS


Dimana yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-rambu (tanda-
tanda) untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu-rambu tersebut harus jelas
untuk menjamin keselamatan lalu lintas.
Bila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk, kontraktor harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah
termasuk dalam kontrak.

6.5. SUMBER TENAGA DAN PENERANGAN


Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan untuk
pemakaian tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan pekerjaan.
Harus tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara
wajar bila keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.

7. TRASE DAN ELEVASI PIPA

7.1. Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa


Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi
(ketinggian) jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase tersebut
di lapangan. Kontraktor harus membayar sejumlah biaya untuk pemeriksaan dan
pematokan tersebut kepada instansi yang berwenang.

7.2. Tanggung Jawab Kontraktor


Kontraktor harus bertanggung jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk
diletakan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan
fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud ini,
kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas biaya
kontraktor sendiri.

7.3 Penyimpangan Akibat Bangunan Lain


Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan mempengaruhi
pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan rencana, maka pemilik
berhak untuk merubah rencana tersebut.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 28
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Jika menurut direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan


perubahan volume pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor, maka perubahan
volume pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan
dengan hal tersebut dalam persyaratan umum.

7.4 Kedalaman Pipa


Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.

8. JALAN SEMENTARA

8.1. Umum

Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak,
kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah ini.
Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan
sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah tersebut
pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang
diperoleh tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi berdasarkan
gambar perencanaan dan berada dibawah pengarahan direksi.

Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut :


a. Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut.
Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa. Kontraktor harus
memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang berwenang atau direksi, karena
trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan Rencana Tata Kota.
b. Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran dinding,
pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus dilaksanakan
sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan untuk
membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.

8.2. Pembuatan Jalan Sementara

Pembuatan jalan sementara apabila menurut direksi diperlukan, harus dilakukan atau
diatur dengan baik sebagai berikut :

a. Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada dengan
kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai
petunjuk direksi.
b. Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah ”tanah merah atau yang
sejenis sesuai persetujuan direksi” yang dipadatkan dengan baik dengan ketebalan
minimum 0,5 m.
c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang dipadatkan
dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi dengan kerikil.
d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum
tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainya
pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus bertanggung jawab terhadap
biaya perbaikan tersebut.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 29
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

8.3. Pekerjaan Perbaikan Kembali


Setelah penyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh direksi, jalan
sementara tersebut harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula.
Semua bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah atas harus dikembalikan
menutup lokasi pekerjaan semula
Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara memadai,
sampai serupa keadaan semula.

9. PEMBANGUNAN KANTOR SEMENTARA DAN GUDANG MILIK KONTRAKTOR

Kontraktor harus menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan digunakan
sendiri oleh kontraktor agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kantor sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik, membangun dan
mengawasi pekerjaan sesuai dengan kontrak dan gudang sementara kontraktor
untuk penyimpanan alat, mesin dan bahan lainnya menyangkup mateial penyambung
(jointing material).
Kontraktor harus menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau
gudang dan memberi tahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh
direksi.
Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang tersebut,
kontraktor harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan direksi.

9.1. Kantor Sementara Kontraktor


Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan perabot kantor, ruang
rapat dan ruangan kerja untuk direksi dan stafnya.
Kontraktor harus menyimpan paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal
pelaksanaan dan data-data terkait dengan kontrak dan gambar kerja dan/atau
gambar pelaksanaan.
Kantor harus dilengkapi dengan :
a. Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai
b. Kamar kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya

9.2. Gudang sementara Kontraktor


Kontraktor harus mengatur gudang sementara dengan atap yang memadai untuk
melindunginya dari hujan dan dengan peralatan pengatur sirkulasi udara. Lantai
gudang harus bebas dari rembesan air tanah dan sekiling gudang dijaga dari
kemungkinan pencurian dan kerusakan selama periode pelaksanaan pembangunan.

10. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN

10.1. UMUM
Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan
dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara
yang baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti
pembongkaran; penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan
kembali; pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan
penopangan; peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara
perlindungan lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi
lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 30
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak
dan memungkinkan diperintahkan oleh direksi

10.2. PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN


Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau
melakukan pengurugan.
Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan,
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu
disingkirkan secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat
di area yang akan digali.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor
tanpa persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor dengan cara yang
baik, kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara
waktu dan nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya
akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.

10.3.PENGERINGAN (DEWATERING)
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan
serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan
lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa
atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar keruskan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan
atau yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang
mudah dilihat dan terbaca dengan jelas.

PENGGALIAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE) DAN LUBANG


PENGUJIAN (TEST PIT)

Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tepat
bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau
rusak karena kelalainnya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, kontraktor harus melakukan pencarian tersebut atas
biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, kontraktor harus
menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika ditentukan lain
oleh direksi. Disamping itu kontraktor harus menggali lubang pengujian yang cukup untuk
menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang diperlukan untuk membuat
konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di
depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 31
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

11. PENGGALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN

11.2. Umum
Sebelum penggalian, kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan,
menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya
mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena
pekerjaan kontraktor pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik.
Setelah perbaikan kembali, kontraktor harus memeriksa secara bulanan cekungan
yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus
diperbaiki sampai pada ketinggian semula.

11.2. Daerah Lansekap / Pertamanan


Pada daerah lansekap yang ada, kontraktor harus menyingkirkan semua benda
pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman, semak
belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur
pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktornya sebelumnya
harus mendapatkan ijin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang
memeliharanya dan melaoporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya
kompensasi ditanggung oleh kontraktor sendiri.

11.3 Daerah Berumput


Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah
dari bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada
kedalaman terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan
rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama
berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian
urugan.
Bilamana karena pekerjaan kontraktor, tenah berumput menjadi rusak untuk
diletakan kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan dan menempatkan
tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan
memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.

11.4. Daerah Berbatu


Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai
untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan bila
dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi
mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakan diatas tanah
berbatu tersebut.

11.5. Daerah Persawahan / Perkebunan


Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, kontraktor sebelumnya
harus mendapatkan ijin dari pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan ditanggung

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 32
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

oleh kontraktor sendiri. Bila melewati saluran-saluran air (irigasi), harus diusahakan
tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak saluran irigasi tersebut.

11.6. Jalan Batu dan Bahu Jalan


Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras harus
diganti dengan batu sebaimana telah ditentukan.

11.7. Jalan yang Diperkeras


Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebaimana yang diperlihatkan dalam
gambar atau sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan umum setempat.

11.8. Jalur Pejalan Kaki


Jalur pejalan kaki harus diganti sebaimana yang diperlihatkan dalam gambar.

11.9. Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan


Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama
sedemikian pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua
pemotongan beton harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka perlu
digunakan alat pemotong.

12. PENGGALIAN
Bagian berikut yaitu “PENGGALIAN” harus digunakan bagi pekerjaan semua
pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.

12.1. Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan dalam
gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak sesuai
untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan
penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan,
pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air,
termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai
sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan
maupun kepemilikan yang berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya
dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan
penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lain-lain,
yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang
ada disekitarnya.
12.2. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan,
utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Di daerah di
dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, kontraktor harus melakukan tindakan

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 33
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan, atau menyebabkan


kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.
Lebih lanjut kontraktor harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan adanya
uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah atau telah terganggu selama
penggalian dan pemasangan jalur pipa.
12.3. Penggalian Tanpa Ijin
Kontraktor tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang ditujukan
dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian tanpa ijin harus diurug
kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian yang tidak diijinkan tersebut
memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, kontraktor harus menyediakan
dan menempatkan bahan tersebut dengan baik.

12.4. Galian Terbuka


1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan kedalaman yang
diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa sebagaimana yang
diijinkan oleh direksi dan/atau persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan
Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar
pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.

2. Lebar Galian Terbuka


Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan disambung
dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang telah
ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat memberikan
kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan penopang lainnya, maupun
penanganan khusus lainnya.

3. Lubang Galian Untuk Penyambungan


Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.

1. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang diijinkan
direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan perletakan
pipa terakhir.

Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus dilakukan dalam 24
jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan
pelat baja yang ditopang dengan cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu
lintas kendaraan.

5. Galian Terbuka dan Jarak Pipa


Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus dan
seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak terganggu pada setiap titik
diantara lubang galian sambungan.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 34
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus diurug
kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada kedalaman
yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan tangan
(manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan fitting
untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa dan fitting
dengan diameter lebih besar 600 mm.

6. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk


Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang baik
seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan direksi bahan tersebut harus
disingkirkan, kontraktor harus menggali dan menyingkirkan bahan tersebut.

7. Penopangan dan Penurapan


Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian tidak
gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan jalan
dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas
atau yang diperintahkan oleh direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap, tetapi jika
terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum memasang
penopang dan turap, kontraktor harus memberi tahu lokasi galian dengan turap dan
penopang beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari
direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka diperkerasan sepanjang
jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati-hati
tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada, atau
kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali dengan
pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat yang sesuai dengan
membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama pekerjaan
berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan lain-lain, untuk ditimbun
pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas dan
kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di fihak
direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan hak seperti
itu tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada
pihak ketiga yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai
akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau
bergeraknya tanah.

8. Penimbunan Bahan Galian


Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa sehingga tidak
terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan nasional. Bahan hasil
galian dapat ditimbun di bagian jalan lain dengan syarat menggunakan kotak penampung
tanag galian agar tidak menghambat arus lalu lintas.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 35
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang dengan
cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, kontraktor harus mengangkut bahan
galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.

13. URUGAN
Bagian berikut mengenai ”URUGAN” harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan
pemasangan dan penyambungan pipa.

13.1. Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan
tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan
yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi
menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, kontraktor
harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana ditentukan dan
diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa terpasang,
diperiksa dan disetujui direksi.

13.2. Bahan Urugan


Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk
urugan ditentukan sebagai berikut :

1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang
tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm dalam
bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar, semak
atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).

2. Urugan Pasir
Urugan pasir hanya diperuntukkan pada trace jaringan didaerah-daerah perlintasan jalan
raya, semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan
lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat bahan
keseluruhan.

3. Urugan Kerikil

Bila diperlukan urugan kerikil, kerikil yang dipakai harus berupa kerikil alam, memiliki
partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan
tidak mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau
bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.

13.3. Urugan Pada galian

1. Lapisan Alas

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 36
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Khususnya diperlintasan jalan raya/jaringan yang memotong jalan raya, bahan bagi
lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan ketebalan tidak
lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui
direksi pada kepadatan kering maksimum 95 %.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti pasir
pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh direksi.

2. Urugan di Bawah Pipa


Semua galian diurug kembali dengan menggunakan bahan yang disetujui oleh direksi,
menggunakan tenaga manusia dimulai dari alas dibawah pipa hingga garis tengah pipa,
diletakan secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan
tongkat pemadat pada ketebalan kering maksimum 95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing-masing
sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam ”Urugan
Sampai Permukaan” harus diterapkan bagi pengurugannya.

3. Urugan di Atas Pipa


Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10 cm diatas pipa
baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau cara mekanis
lainnya yang telah disetujuinya.

Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar rencana,
dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan
dengan tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95 %.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC dan tidak
merusak pipa.

4. Urugan Sampai Permukaan


Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus diurug dengan
peralatan tangan (manual) atau yang disetujui, ditempatkan berlapis dengan ketebalan
tidak melebihi 20 cm, dan dipadatkan dengan tongkat pemadat untuk mencegah
amblasnya permukaan tanah setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak merusak
pipa

14. PENGUJIAN KEPADATAN DI LAPANGAN

Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan
dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam
ASTM D-1556.

Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standard


compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa, dan diatas
zona pipa.
15. PERLINDUNGAN TERHADAP LERENG SUNGAI, SALURAN DAN SELOKAN

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 37
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng
dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna
mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.

Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN”.

Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari
bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.

Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.

Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan
selokan.

Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu untuk
persetujuan direksi.

Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.

Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang diperlukan.
Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 – 3) m2 pasangan batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

16. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS

16.1. KONSTRUKSI JEMBATAN PIPA

16.1.1. Umum

Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya yang


diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk pekerjaan
konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau
ditentukan disini.

Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan ”flexible”
dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment jembatan dan jalur
pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan
kondisi lapangan.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 38
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah
penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar sesuai
dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini.

Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.

Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan membantun


Pemilik mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam pelaksanaan
pekerjaan perlintasan ini.

16.1.2. Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan

Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut, harus


menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan
semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan
sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan kembali atau,
membuat lapis lindung (revetment) pada sungai atau saluran dimana diperlukan,
termasuk perhitungan yang diperlukan serta menyerahkannya kepada Direksi untuk
persetujuannya, sebelum memulai pekerjan pembanbunannya.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah,
air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh Pemborong
dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa di bor.

Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga
air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per liter.

Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus
dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak menbandunb Khlorida yang
berlebihan.

Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode kontak
selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum
pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung klorin di atas,
Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksil Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.

DESINFEKSI PIPA

Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan maka terlebih
dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa
dan membersihkan pipa dari kuman-kuman penyakit dengan larutan desinfektan.

16.1.3. Perancah

Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau saluran
dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan mengecat
pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 39
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di


lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga dapat me-
nopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau
kejutan dari pelaksanaan pancang.

16.1.4. Konstruksi Bangunan Bawah

Kontraktor harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk pembuatan


bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi kering dan aman.

1. Pondasi

Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau yang
diperlihatkan dalam gambar.

a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di lapangan
sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana
penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam
gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum diperoleh
persetujuan dari Direksi.

Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir
atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm dan
dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana disetujui oleh
direksi.

Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian yang


direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas daya
dukung.

Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan
diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi
tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus menggali lebih dalam lagi di bawah
gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi.

b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa, dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.
2. Pekerjaan Beton

Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi, Kontraktor
harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian selanjutnya, yaitu "Pekerjaan

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 40
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Beton".

Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 kg/cm' ).
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan
cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran
beton.

16.1.5. Konstruksi Pilar

Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan
dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Kontraktor harus memilih
secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan ketinggian yang
benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang
cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan,
semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar
kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu
aliran sungai atau saluran.

16.1.6. Konstruksi Bangunan Atas

Kontraktor harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton expose dan
peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding.

16.1.6. Pemasangan Pipa

Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa “fittng” dan “coupling”
sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.

1. Anti Lendutan (cambering)

Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di
bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.

Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan
pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti lendutan dan
harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuannya setelah pekerjaan
pemasangan pipa.

2. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)

"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap pendukung
berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.

"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin yang
dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam pipa.

Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan Direksi
atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 41
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang memenuhi
standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk cincin harus dilas
merata melingkari pipa baja.

3. Pengujian Pengecatan

(a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini.

Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam (interior), sambungan
las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.

(b) Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan


Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian
radiografi hasil pengelasan.

Pengujian radiografi harus dilakukan oleh penguji yang mampu, memiliki pengalaman
dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan penguijian.
Kontraktor harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya untuk
persetujuan Direksi. Semua pelaksanaan pengujian harus dikerjakan dengan dihadiri
oleh Direksi atau Wakilnya.

Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104 "Method qf
Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara pengujian radiografi dan
klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau standar lain yang dapat diterima oleh
Direksi.

Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai berikut :

Kelas 1 2 3
Ti ngkatan 1 sampai 4 1 sampai 4 tidak ada tingkatan

Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3 dan kelas
2, tingkat 1 sampai 3.

Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada yang
disebutkan di atas, Kontr aktor harus menuelas dan menguji Ulang atas beban
biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima oleh Direksi.

(c) Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam


Semua pipa baja yang terekpos, "Fitting", sambungan dan pipa yang akan dipendam
dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan dxlam bab III butir
8.4. LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN LAPISAN PELINDUNG DALAM.

17. PERLINTASAN DENGAN JALAN KERETA API

17.1. Umum

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 42
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Perlintasan Jalur Pipa dengan Jalan Kereta Api harus dikerjakan oleh Kontraktor.

Gorong-gorong jalur pipa dan lubang kontrol di kedua sisi jalur jalan kereta api (KA)
akan dikerjakan oleh Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA).

Kontraktor harus membayar kepada PERUMKA semua biaya yang diperlukan bagi
pembangunan tersebut termasuk pajak bila memang dikenakan.

Waktu kerja bagi Bangunan Perlintasan dengan jalan Kereta Api sesuai dengan perintah
Direksi atau PERUMKA.

17.2. Pemasangan Pipa

Setelah PERUMKA membuat gorong-gorong, Kontraktor hams memasang pipa dan


"valve" sesuai dengan butir-butir yang relevan dalam ketentuan ini.

Pondasi dan penopang pipa harus disediakan dalam gorong-gorong sebagaimana


diperlihatkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.

Semua sambungan dalam gorong-gorong harus disambung sebagaimana


diperlihatkan dalam gambar dan oleh sekeliling pipa yang menembus dinding lubang
kontrol hams diisi dengan semen yang tidak mengerut
18. PEKERJAAN PENEMBUSAN PIPA (PIPE DRIVING WORK)

18.1. Umum

Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh Pemilik bila pipa induk
berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameter 600 mm atau tebih kecil,
bahan pipa unluk penembusan harus digunakan sebagai selubung (casing) dan harus
disediakan oleh Kontraktor.

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, bahan, perkakas dam peralatan,


kecuali yang ditetapkan dalam BAGIAN SYARAT KHUSUS dan keperluan lain guna
melaksanakan pekerjaan penembusan pipa sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
dan/atau ditetapkan di sini.

Sebelum pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyelidiki struktur lapisan bawah


yang ada, utilitas dan sumur yang berada di sekitar lokasi pekerjaan supaya tidak
merusak fasilitas tersebut selama tahap pembangunan.

Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan, Kontraktor harus membuat


pengukuran secara mekanis dan mendata ketinggian tanah, permukaan jalan yang ada
dan muka air sumur, jika ada, dan harus melakukan penanggulangan yang memadai
terhadap penurunan ketinggian tersebut. Bilamana diketahui adanya penurunan
ketinggian, Kontraktor harus segera menghentikan pekerjaan penembusan dan hal
tersebut segera pula dilaporkan ke Direksi.

Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah, peralatan


dan lainnya yang diakibatkan pekerjaan penembusan harus diperbaiki dan/atau
diperbarui olch Kontraktor atas beban biayanya sendiri serta memuaskan Direksi .

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 43
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Kontraktor harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar sesuai dengan
butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.

Kontraktor atas biayanya sendiri harus mencek semua ukuran yang diperlihatkan
dalam gambar den-an mensurvai sendiri lokasi pekerjaan.

18.2. Penyelidikan Tanah

Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Kontraktor diijinkan untuk melihat dan
memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang memperlihatkan keadaan
tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.

Kontraktor harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup pengujian
penetrasi standar (standard - penetration test) di lubang bor. Konsolidasi dan
pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari pengeboran
tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser, permeabilitas,
nilai banding rongga (void ratio) dan kandungan air.

Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

18.3. Gambar Kerja, Perhitungan dan Data yang Berkaitan Lainnya

Kontraktor berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus menghitung


tenaga penembusan (driving power) yang diperlukan. Bila memang diperlukan sekali,
untuk membelokkan pipa dengan sambungan "solvent cement" agar membentuk
lengkungan dengan jari-jari panjang besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk dari
pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

18.4. Tanah Penutup Kedalaman Pipa

Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan
setempat.

18.5. Ruang Penembus (driving pit)

Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup bagi
pekerja untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung pipa secara aman din
efisien dalam ruang, tersebut.

Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas haurus
benar-bcnar dipenuhi oleh Kontraktor.

Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa
yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan.

Setiap ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk menaruh
pipa dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 44
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

1. Penurapan dan Penopangan

Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (Steel seet pile) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalarn gambar dan
sebagaimana ditentukan di sini.

Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang dipasang
sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai pedoman
pemancangan guna mencegah turap melintir atau melengkung selama pemancangan

Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang dari 8
(delapan) meter. Ukuran dan
dimensi penopang baja harus direncanakan sedemikian agar mampu mendukung; tiang
turap yang dipancang disisi luarnya.

Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang turap
dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau demikian
kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap.
2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan

Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada permukaan dasar
ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh permukaannya.
Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E
dengan ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta
penyambungan pipa dengan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
dengan lebar 2 meter.

Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya dorong
secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti ditunjukkan pada
gambar.
Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan. Kontraktor harus,
berdasarkan pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan tulangan beton yang
diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan harus
menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan kekuatan dan tata-letak tulangannya.

18.6. Ruang Penerima Tembusan (arriving pit)

Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Kontraktor sedemikian
rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi yang
tepat serta dapat untuk menyambungkan dengan pipa biasa seperti ditunjukkan pada
gambar setelah ujung pipa penembus diangkat.

18.7. Penembusan Pipa-Pipa

Kontraktor harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi Pabrik pembuatnya
serta persyaratan berikut ini :

1. Persiapan

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 45
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi
yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus tersebut dipotong
dengan pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa ditembuskan pada
bukaan yang dibuat.

Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa tembus
yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan sedemikian rupa
rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketrampilan tinagi.

Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan turap harus diisi
dengan karung pasir atau materiallainnya yang disetului oleh Direksi untuk mencegah
masuknya gumpalan tanah ke dalam ruvn-an penembus.

2. Pemasangan Ujung Pipa Penembusan dan Bantalan Pendorong (leading pipe)

Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus
dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukkan pada
gambar.
Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus sebabai usaha
meneruskan gaya dorong secara tersebar dan merata pada seluruh permukaan dari ujung
pipa tembus yang didorong.

3. Penembusan

Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan semua
terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara
pipa dengan tanah.
Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran kekuatan
untuk kondisi tertentu, Kontraktor harus dengan segera menghentikan pekerjaan
penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini tanpa menunda, kepada Direksi
yang akan memberikan petunjuk/pengarahan yang sesuai.

Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan, perlu
diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut bekerja
secara serempak.

4. Penyambungan Pipa-Pipa Penembus

Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu penyambungan,
penyambungan dengan berikutnya dilakukan di dalam ruang penembus.

Penyambungan harus dilakukah sesuai dengan persyaratan dari bab-bab yang telah
disebutkan terlebih dahulu sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dengan cara
memuaskan Direksi.

5. Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa

Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang lebih satu
meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama pembuangan tanah,

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 46
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan pada lapisan lindung dalam
pipa.

6. Survey

Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor melakukan pengukuran datar, titik


henti dan survai lainnya diperlukan untuk penembusan pipa sehingga berlangsung
dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta.

18.8. Pengujian Sambungan

Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji tekanan air
sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran teijadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian,
Kontraktor harus memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya hingga -
memuaskan Direksi.

18.9. Pemasangan Pipa-Pipa

Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh Direksi.


Kontraktor harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut sebagaimana pada
gambar yang diserahkan Kontraktor:

• Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan langsung
sebagai bagian dari jalur pipa utama

• Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa tembus
dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa-pipa lain seperti
Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang kedalam
selubung tersebut.

1. Pemasangan Pipa Ductile Cast Iron

Pipa harus disambungkan dengan penyambung ditunjukkan pada gambar. Semua


bagian pipa yang menanjak termasuk “bend” atau "fitting" harus dilindungi dengan
selimut beton bertulang dengan cara yang sama seperti blok-blok penahan tekanan
untul "blend” vertikal.
Penyambungan dari pipa-pipa harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada butir
sebelumnya.

2. Pemasangan Pipa Baja atau PVC

a) Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya di
dalam ruang penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan di dorong
masuk ke dalam selubung dengan peralatan dan cara yang memadai serta hati-hati.

b) Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus melaksanakan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 47
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian,
Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan biaya sendiri hingga
memenuhi syarat.

c) Perlindungan dengan Beton


Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk "bend" atau
`fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang sebagaimana layaknya
pembuatan blok beton penahan tekanan untuk "bend" vertikal.
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya.
d) Penyelubungan dengan Beton
Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipa-pipa yang
dimasukkan ke dalamnya harus diiisi dengan beton tumbuk (kelas E) memakai
pompa beton. Ukuran maksimum batuan untuk beton kelas E sebesar 25 mm.

18.10. Pengurugan Ruang Penembus

Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton penahan
desakan, bila diminta oleh Direksi, harus dibuang dari ruang-ruang tersebut.

Setelah pekerjaan penembusan dan penyambungan pipa sebagaimana dimaksudkan


telah selesai dilapisi dengan lapisan pelindung luar dan lapisan pelindung dalam pada
setiap sambungan pipa baja seperti dijelaskan dimuka, serta Direksi menyetujui untuk
keperluan tersebut, Kontraktor harus mengurug ruang-ruang yang dimaksud.

Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga ke
dasar selubung beton.

Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan menggunakan


pemadat tangan atau peralatan yang oisetujui. Bagian selanjutnya, diatas timbunan
pasir atau batu pecah hingga sampai pada permukaan awal harus diurug dengan
material terpilih sesuai dengan persyaratan pada butir yang sesuai dengan spesifikasi
ini.

19. PERLETAKAN PIPA DIBAWAH AIR

19.1. Penyelam

Setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan dalam air, Kontraktor harus menyediakan biaya
bagi penyelam-penyelam Bilamana diperlukan berdasarkan instruksi Kontraktor atau
Direksi.

Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalam dan
Kontraktor harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu termasuk ” pipe
locator” (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air. Kontraktor harus
mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan penyelam.

19.2. Survey dan Penyelidikan


Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus melakukan survey antara lain :
1) Kedalaman sungai rata-rata.
2) Perbedaan muka air pada saat pasang.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 48
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

3) Kecepatan arus sungai.


4) Penyelidikan tanah di sungai.

19.3. Persiapan Pekerjaan Bawah Air

Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan bawah air. Kontraktor harus mempersiapkan


antara lain:
1) Mengajukan usulan metoda kerja.
2) Mengatur dan merangkai perpipaan yang akan dipasang.
3) Mengatur lalu lintas sungai bila ada.
4) Mengurus perijinan untuk memulai kerja kepada Direksi.

19.4. Tegangan Tarik (Tensile Stress)

Dalam mengajukan usulan metoda kerja, Kontraktor harus memperhitungkan tegangan


tarik maksimum yang diijinkan pada setiap tempat di dinding pipa, pada setiap saat
selama pekerjaan penempatan pipa sehubungan dengan pembelokan, penarikan, beban
tanah, beban luar (eksternal) lainnya, tekanan internal dan lain-lain tidak lebih dari 20
kg/mm2.

19.5. Penempatan Pipa

Urutan pelaksanaan pekerjaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh Kontraktor,
adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan dimulai.


2) Memonitor progres, pekerjaan selama pengerukan
3) Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa profile parit,
yang diinginkan telah dicapai.
4) Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa pada
parit yang telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah pengerukan
selesai, survey setelah pengerukan bersamaan dengan survey pra penarikan pipa.
5) Memonitor pekerjaan penempatan pipa, untuk memastikan posisi perpipaan clan
penempatan head.
6) Melaksanakan survey setelah penempatan (as built survey 1), untuk memastikan
posisi perpipaan.
7) Bila penimbunan diperlukan, memonitor, penimbunan parit kembali terutama bila
terjadi sesuatu.
8) Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk memastikan
penimbunan parit dengan kerikil dan lempung telah dilaksanakan dengan baik.
9) Bila perlu, dapat dilakukan survey-survey lain atas perrnintaan Engineer

19.6. Pengujian Setelah Penempatan Pipa

Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut :

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 49
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

1) Pengujian Tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa.


2) Pengujian Kalibrasi, yaitu untuk memastikan internal diameter di sepanjang pipa, tidak
lebih dari 5 persen kurang lebihnya daripada nominal internal diameter di setiap
tempat.

20. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

20.1. UMUM

20.1.1. Lingkup Pekerjaan

Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan
penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi dengan spesifikasi ini dan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.

20.1.2. Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya

Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada pekerjaan.
Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan
direksi atas beban biaya kontraktor.

Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh pemilik
sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.

Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.

Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak
dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi kompensasi kepada pemilik.

21. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL)

20.1. Umum

Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan pipa dan
penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.

Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan
penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.

Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk direksi
selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada
pada setiap akhir hari kerja.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 50
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment
akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.

Pipa, valve, dan fitting harus dipeiksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus diberi tanda
secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.

Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian dan
didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
”coupling”.

Jika kontraktor mengusulkan menggunakan ”Heat – shinkable sleeves” untuk lapisan


pelindung sambungan daripada ”Heat – shinkable sleeves”, ”sleeves” tersebut perlu
dipasang pada pipa sebelum diletakan.

Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk ”Heat –
shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.

20.2. Pemasangan Pipa

1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian

Peralatan Perkakas, dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh komperator untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa
“fitting”, dan “valve” harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu,
dengan batasan diameter memakai “crane”, Derek, tali, atau dengan mesin, perkakas,
atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar mencegah
kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan
pelindung dalam (Linning). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan
atau dilemparkan kedalam galian.

Jika kerusakan terjadi pada pipa “valve” atau perlengkapan dapa saat penanganannya,
harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan menentukan perbaikan yang
diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan

Semua pipa ”Fitting” harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan, pada
saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.

Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganannya.

Pipa atau ”Fitting” yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh
direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 51
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

3. Pembersihan Pipa dan ”Fitting”

Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.

Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya
dalam pipa.

4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
pada saat pipa diletakan pada jalur.

Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun
benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.

Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian
yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui
dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke
sambungan.

Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.

5. Pemotongan Pipa

Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.

Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.

Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.

Tidak boleh ada ”Fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong untuk
pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada
kontraktor dari direksi.

20.3. Penyambungan dengan Pengelasan di Lapangan

1. Umum

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 52
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan persyaratan yang ditentukan
berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar
ataupun pedoman (code) berikut ini.
(a) Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
(b) Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan

Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam
agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.

Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas
permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi.

Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI LAPANGAN”
dalam 9.2.4 atau cara yang diterima oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setitap sambungan, dengan
cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.

Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt
joint) sesuai yang ditentukan.

2. Juru Las (Welder)

Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk
persetujuan Direksi.

Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh bada berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau
yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.

Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 %
untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)

Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC
atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau
pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut
harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm
dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter
800 mm dan yang lebih besar.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 53
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi pipa
agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan
ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-
3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung
luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat
alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.

Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.

Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca


seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam
kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari
Direksi.

Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.

20.4. Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan.

1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di lapangan
harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan perwarna (dye penetrant test).

Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang memiliki
sertifikat dari badan yang berwenang.

Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa yang


diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang
disebutkan untuk persetujuan Direksi.

Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian
tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.

Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali disetujui
lain oleh Direksi.

Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab
dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.

Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian


sambungan dengan pengelasan yang dilakukan di lapangan kepada Direksi. Laporan

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 54
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya; yang
ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.

2. Pemeriksaan Secara Amatan (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan berikut
ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus mengelas dan
menguji kembali atas biayanya sendiri.
• Adanya lubang (pit) di permukaan
• Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
• Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
• Adanya tumpang tindih adanya (overlap)
• Adanya penguatan berlebihan
Ketebalan Dinding Maximum Reinforcement
(mm) (mm)

12,1 atau lebih kecil 3,2

Lebih besar dari 12,7 4,8

• Butiran yang tidak merata (unven beads), dan


• Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan harus
memenuhi rekomendasi pabrik.

Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya kontraktor
sendiri.

Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh
perusahaan pemeriksa yang independen

21. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLY VINILCHLORIDE

21.1. Umum

Singkatan ”Pefice” yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun gambar
berarti poly vinil cloride.

Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, ”valve dan Fitting”

Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peraltan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.

21.2. Pemasangan Pipa

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 55
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

1. Penurunan Pipa Kedalaman Galian


Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan dan
digunakan oleh kontraktor bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan.
Semua Pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan
menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang
sesuai, sedemikian rupa untuk mensegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan
pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam
galian.

Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi
harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau ssudah
pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan
dan kerusakan.
Ujung ”Spigot” harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak selama
penanganannya. Pipa atau ”Fitting” rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan
oleh Direksi.

3. Pembersihan Pipa dan ”Fitting”


Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus dsingkirkan dari ”bell”,
ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa dipasang bagian
dalam ”bell” harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari lemak
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah terpasang
harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran. Tindakan
pengahan harus berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan dan penyumbatan
kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.

4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadual
perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke posisinya
alignment dan gradien akhir harus dicek dengan peraltan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk kedalam
pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak boleh ada
sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan ditengah
bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata,
kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 56
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi. Khususnya pada musim hujan,
kontraktor harus melakukan tindakan untuk mencegah air hujan/atau sampah dan benda
lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa
tersebut terapung
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus
dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan
dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong resong (Beviled)
dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung potongan serong harus
sama denan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan
membuat ujung potongan serong harus sesuai denga rekomendasi pabrik. Tanda
kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat diujung spigot pipa yang dipotong
dilapangan untuk menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam
sambungan pipa.

21.3. Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Cloride yang dipakai dalam Proyek),
sebagai berikut :

a. ”Push-On Rabering” yang dipakai untuk pipa diameter 50 mm – 300 mm


b. Sambungan ”Solvencement”, yang dipakai untuk pipa diameter 20 mm – 40 mm

Semua bahan pelicin (lubrican) untuk sambungan ”Push-On Raubbering” dan


”solvencement” untuk sambungan ”Solvencement” untuk PVC harus disediakan oleh
kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan
untuk Direksi

1. Penyambungan pipa dengan sambungan ”Push-On Rubbering” ”Socket” dan


”Spigot” pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum cincing karet (rubbering)
dipasang ditempatnya.

”Spigot” kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah disetujui dan
pipa ditekan masuk ke ”Socket”.

Penekanan pipa ”Socket” harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang sedang
dipasang.

Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus dibuganakan untuk mensegah
kemungkinan terjadinya kerusakan ”Socket’ tersebut pada mana batang tersebut ditekan.
Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus terletak merata diatas bahan alasnya
(Badding material).

Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan ”Push-on” agar
membentuk lengkungan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai
dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

2. Penyambungan Pipa Dengan Sambungan ”solvencement”

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 57
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

”Socket” dan ”spigot” pipa, harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung spigot
dilumuri ”Solvencement” yang telah disetujui oleh Direksi.
”Solvencement’ dalam jumlah yang mencuki dilumurkan secara merata diujung ”Spigot”.
Penekanan ”Spigot” yang telah diberi ”Solvencement” ke ”Socket” tersebut harus
dilakukan engan hati-hati. Konraktor agar melakukan dengan hati-hati supaya tidak
menyebabkan kerusakan pada pipa yang baru dipasang.

Pipa yang baru selesai disambung dengan ”Solvencement”, tidak boleh


digeser/dipindahkan ataupun dibat lengkung.

Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan


”Solvencement” agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang, besarnya belokan
harus seuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi.

22. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA ”POLYETHYLINE”

22.1. Umum

Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, Pipa ’POLYETHYLINE” disingkat dengan
nama ”PE” termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum spesifikasi pipanya adalah PE
100 yang diproduksi dari jenis HDPE atau MDPE.

Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa ”Valve” dan ”Fitting”.

Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.

22.2. Pemasangan Pipa

1. Penurunan Pipa Kedalam Galian


Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memuaskan Direksi harus disediakan
dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan kelancaran pekerjaan.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam galiannya dapat
dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru diturunkan atau diturunkan dulu
kedalam galian dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam
bentuk batang.
Semua pipa, ”Fitting” dan ”Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu, dengan
menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang
sesuai sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan
pelindung luar dan dalamnnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh
dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 58
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Jika terjadi kerusakan pada pipa, ”Fitting”, ”Valve” atau perlengkapan lain dalam
penangannannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi. Direksi
harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan.


Pipa, ”Valve” dan ”Fitting” harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Ahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah
pemasangan pada kedududkan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan
dan kerusakan.
Pipa atau ”Fitting” yang rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan Direksi.

22.3. Penyambungan Pipa

Jenis sambungan pipa Polyetheline adalah sebagai berikut :

a. Sambungan mekanis :
• Mechanical-join: sambungan plastik, injection
(20 mm-63 mm) imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
• Sambungan dari metal

b. Welding (heat fusion) :


• But welding ( 63 mm – 250 mm)
• Socket welding (20 mm – 125 m)
• Saddle welding

c. Electro welding (25 mm – 125 mm)


• Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.

Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh kontraktor.


Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan Direksi.

1. Penyambungan Dengan Sambungan Mekanis


Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan.
Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya penyambungan-
penyambungan yang biasa dilakukan.

2. Penyambungan Pipa dengan Welding (Heat fusion)

• Butt weldding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan
diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua
permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu
sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu.
Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat dibuka.

• Socket welding

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 59
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pipa dipotong tegak luru dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian
dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit bagian
ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang sudah ditentukan.
Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket sambungan ke dalam
spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa
harus segera dimasukkan kedalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat
sampai dingin.

• Sudle Welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle dengan tekanan
tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan sambung segera
pipa dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat.
Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang biasanya sudah
ada pada sambungannya.

3. Penyambungan dengan Elektro Welding

Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan yang harus
sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh produsen
sambungan tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang akan disambung harus
dubersihkan dengan cairan pembersih.Sambung pipa dengan sambungan yang akan
dilas. Kemudian kabel dari kontrol box disambung kedalam sambungan yang
tersedia. Hidupkan kontrol box dan secara otomatis akan berhenti sendiri bila proses
penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam akan keluar dari lubang
indikator pada sambungan.

23. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DUCTILE CAST IRON

23.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik pekakas dan peralatan
untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara pemasangan pipa dan penggunaan
perkakas dan juga peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan
penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk direksi
selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua celah/lubang yang ada
pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyamen
akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang harus diberi tanda
secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.

23.2. Pemasangan Pipa

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 60
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian


Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa,
fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan
batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap
bahan lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining).
Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam
galian.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara teliti dari retak dan kerusakan lainnya pada
saat benda berada diatas galian sebelum saat pemasangan dalam posisi akhir.
Ujung spigot harus diperiksa dengan teliti karena daerah ini merupakan yang paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganan.
Pipa atau fitting yang rusak harus diletakan terpisah untuk diperiksa oleh direksi yang
akan menetapkan perbaikan yang diperlukan atau menoaknya.

3. Pembersihan Pipa dan Fitting


Semua gumpalam, gelembung udara, dan kelebihan lapisan pelindung harus
disingkirkan dari bell dan ujung spigot setiap pipa dan sebelum pipa dipasang
bagian luar ujung spigot dan bagian dalam bell harus diseka bersih, kering dan
bebas minyak atau lemak.

4. Pemasangan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
saat dipasang dalam jalurnya. Selama pemasangan berlangsung, benda, perkakas, kain
atau bahan lainnya tidak boleh diletakan dalam pipa
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus ditempatkan pada
lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur yang benar. Pipa dimantapkan
pada tempatnya dengan bahan urugan yang telah disetujui yang kemudian dipadatkan
kecuali pada bagian bell. Langkah pencegahan harus dilakukan guna mencegah tanah
atau bahan lainnya masuk kedalam ruang sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh direksi.

5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk tujuan lain harus
dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapi dan tenaga terlatih
tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya serta
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang sesuai terhadap sumbu pipa.

23.3. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Mechanical

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 61
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Penyambungan pipa yang ditentukan berikut ini hanya memperlihatkan penerapannya


secara umum. Untuk rincian pekerjaan penyambungan, kontraktor harus memahami
petunjuk dari pabrik atau mengikuti perintah direksi.
Semua pipa yang ditentukan dalam bagian ini, mencakup pipa fitting dari jenis
sambungan yang sama/sejenis.

1. Pemasangan Perlengkapan
Di bagian luar spigot dan di bagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan mekanik
(mechanical joint) ini harus dibersihkan dengan kain yang bersih agar bebas dari kotoran.
Bis – tekan (gland) dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan diujung spigot
dengan bibir bis-tekan menghadap kearah ujung bell atau socket.

2. Pembautan Sambungan
Seluruh bagian pipa harus ditekan/didorong masuk guna menempatkan ujung spigot pada
bell. Cincin karet sedemikian harus ditekan keposisinya dalam bell, perhatian perlu
diberikan untuk menempatkan cincin karet secara merata disekeliling sambungan.

Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk pembautan,
semua baut dimasukan dan sekrup diputar dengan tangan. Semua sekrup dikencangkan
dengan kunci puntir (wrench) yang sesuai.

Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan bergantian agar
diperoleh tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan.
Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan pastikan bahwa
semua sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque) yang telah ditentukan.
Puntiran baut bagi setiap ukuran baut harus sesuai dengan standar pabriknya tetapi
secara umum adalah sebagai berikut :

Diameter Nominal Pipa Standar Momen Puntir


Ukuran Sekrup (mm)
(mm) (kg-m)

16 75 6
20 100 – 600 10
24 700 – 800 14
30 900 atau lebih besar 20

3. Sudut Belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan Mekanik


Bilamana diperlukan untuk membelokan pipa dengan sambungan mekanik agar supaya
membentuk lengkungan berjari-jari panjang, besarnya penyimpangan harus sesuai
dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

23.4. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Push On

1. Pemasangan

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 62
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang lebih kecil
dan dengan memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus dan fitting atau
fittingnya itu sendiri disambungkan.
Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting harus dilakukan
dengan bahan pelicin (lubricant) yang disetujui oleh direksi.
Kontraktor harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada direksi
sebelum menggunakan bahan pelicin tersebut dalam pekerjaannya dalam waktu yang
cukup bagi direksi untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittingnya sendiri harus harus
digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan lainnya dimana direksi
menerima dan menyetujuinya.
Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba disambungkan
dengan socket jenis sambungan push on.

Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa jenis push on harus dibersihkan dengan
kain bersih agar bebas dari kotoran.

Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin karet harus
dilepas dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang telah ditunjukan oleh
pabrik.
Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
direksi. Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket dan cincin karet
sekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai.
Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan jika cincin
karet terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus dilepas dan
pemasangan pipa harus diulangi lagi.
Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan penyambungan dan harus dikembalikan kepada pemilik
dengan diberi tanda yang jelas dan catatan yang memberitahukan keadaan kerusakan
tersebut.
Pipa yang telah tersambung harus dipisahkan/dilepas dengan hati-hati dengan alat yang
telah disetujui oleh direksi serta tidak dilakukan dengan kasar.

2. Sudut Belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan Push On


Bilamana diperlukan membelokan pipa sambungan push on agar membentuk belokan
dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik
dan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

23.5. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Flens (flanged)


Setelah membersihkan seluruh permukaan flens bahan sambungan harus dikencangkan
dengan kunci puntir yang sesuai. Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu
sama lain harus dikencangkan bergantian agar diperoleh tekanan yang merata diseluruh
permukaan flens.

Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan merata. Semua
mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah ditentukan menggunakan
kunci puntir sebagaimana yang diperlihatkan berikut ini :

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 63
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Diameter Nominal Pipa Standar Momen Puntir


Ukuran Baut (mm)
(mm) (kg-m)

16 75 - 200 6
20 200 - 300 9
22 350 - 400 12
24 450 - 600 18
30 700 - 1200 33
36 1350 - 1800 50
42 2000 - 2400 58
48 2600 70

23.6. Penyambungan dengan Sambungan Penahan (restraint joint)

1. Umum
Kontraktor harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis sambungan mekanik
dan fitting sebagaimana ditentukan atau diperlihatkan dalam gambar untuk mencegah
kemungkinan pipa dan fitting lepas dari sambungan akibat dorongan (thrust) atau
pergerakan (movements)

2. Pemasangan
Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh direksi harus sesuai dengan
petunjuk pabrik.

Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan reducer pada
umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak mengurangi pengarah
sambungan penahan. Kontraktor harus mengukur sambungan dengan pipa guna
memastikan kebutuhan diatas.

Tambahan sambungan penahan harus dipasang pada sambungan dengan fitting tersebut
bila pipa dipotong untuk penyesuaiannya atau untuk menjaga alinyamen pada fitting
tersebut sesuai perintah direksi.

Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan dipasang,
kecuali diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut tetapi tidak terbatas pada :

Tee .........3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung spigot dan brach’s
socket end.
Reducer ....2 set untuk semua ukuran reducer pada socket dan ujung spigot

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 64
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Bend ........2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada socket dan ujung
spigot.
- Semua ukuran bend dengan sudut belokan 90 derajat dan 45
derajat
- Bend dengan diameter 200 mm dan yang lebih besar mempunyai
sudut belokan 22 ½ derajat
- Bend dengan diameter 300 mm dan yang lebih besar mempunyai
sudut belokan 11 ¼ derajat.
Blow off ...1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung cabang socket

Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot harus dipasang
hanya bila memang diperintahkan direksi.

Kontraktor harus memasang semua tambahan sambungan penahan sebagaimana yang


diperintahkan oleh direksi atas biaya kontraktor sendiri.

23.7. Pemasangan Sambungan Flexibel dan Coupling

1. Umum
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada jalur dan
ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Ujung flange atau coupling sambungan tersebut harus dibersihkan sebelum pemasangan.
Semua ujung flange harus dipasang dan dikencangkan sebagaimana telah ditentukan.
Penyambungan coupling harus sesuai dengan petunjuk pabrik.

2. Sambungan Flexible
Semua sambungan flexible harus dipasang dibawah tanah untuk penyambungan pipa
yang terpendam dan pipa yang terbungkus dalam bangunan beton.

Tekukan, kontraksi, ekspansi ataupun transformasi lainnya pada sambungan tersebut


harus dihindari sebelum pemasangan.

Perhatian perlu diperhatikan selama transportasi, penurunan dan pemasangan guna


menghindari kemungkinan terjadinya transformasi yang disebutkan tadi pada sambungan
flexible. Oleh karenanya, kontraktor tidak boleh melepas rusuk (ribs), pelindung atau
perlengkapan lain yang disertakan pada sambungan sebebelum pekerjaan
penyambungan selesai.

3. Sleeve Coupling
Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau sesuai
standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh sambungan tersebut.

24. PEMASANGAN GALVANIZED IRON PIPE

24.1. Umum

Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti
Galvanized Iron Pipe.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 65
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan
yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

24.2. Pemasangan Pipa

1. Penurunan Pipa Ke Dalam Galian


Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa,
fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan
batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap
bahan lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining).
Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam
galian.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan pada
saat berada diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.

Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus
diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang menentukan perbaikan yang
diperlukan ataupun menolaknya.

3. Pembersihan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil pengaku
tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.

4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa
pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun
benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian
yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui
dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke
sambungan.
Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat
dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh direksi.

5. Pemotongan Pipa

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 66
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Pemotongan pipa untuk menyisipkan ”Tee”, ”Bend” atau ”Valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada ”fitting” seperti ”Bend”, ”Tee”, dan ”flange dan spigot” dipotong untuk
pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada
kontraktor dari direksi.

24.3. Penyambungan Pipa Galvanized


Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang ditentukan
sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung pipa harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas dan
baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai kencang betul.

24.4. Penyambungan Dengan Pengelasan

1. Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada
standar ataupun pedoman (code) berikut ini.

a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)


b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan

Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam
agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.

Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas
permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi.

Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan
cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.

Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt
joint) sesuai yang ditentukan

2. Juru Las (welder)


Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk
persetujuan Direksi.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 67
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau
yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.

Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 %
untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)

Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC
atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau
pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur tersebut
harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm
dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter
800 mm dan yang lebih besar.

Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi pipa
agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan
ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-
3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan
karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).

Bila pipa akan dipotong di laangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung
luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat
alur sebagaimana yang ditentukan.
“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.

Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca


seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam
kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari
Direksi.

Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 68
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

24.5. Pengujian Tanpa Merusak pada Pipa dengan Sambungan Pengelasan di


Lapangan.

1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di lapangan
harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant test).

Pengujian harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa yang independen yang memiliki
sertifikat dari badan yang berwenang.

Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai lembaga pemeriksa yang diusulkan


beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan
untuk persetujuan Direksi.

Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian
tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.

Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali disetujui
lain oleh Direksi.

Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab
dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan.

Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian


sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi. Laporan harus
berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya; yang ditandatangani
oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi.

2. Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan berikut
ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus mengelas dan
menguji kembali atas biayanya sendiri.
• Adanya lubang (pit) di permukaan
• Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
• Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
• Adanya tumpang tindih (overlap)
• Adanya penguatan berlebihan

Ketebalan Dinding Maximum Reinforcement


(mm) (mm)
12,1 atau lebih kecil 3,2

Lebih besar dari 12,7 4,8

• Butiran yang tidak merata (unven beads), dan


• Adanyakerusakan akibat nyala (are strike)

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 69
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna

Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan harus
memenuhi rekomendasi pabrik.

Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya kontraktor
sendiri.

Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh
perusahaan pemeriksa yang independen

25. LAPISAN PELINDUNG LUAR (PROTECTIVE COATING) DAN LAPISAN


PELINDUNG DALAM (LINNING)

25.1. Umum.
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting" termasuk
"coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang menghasilkan
produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh Pemilik,
harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan akan
dipilih oleh Direksi.

25.2. Pelapisan Pipa Baja dan "Fitting"

1. Pipa Baja yang Terekspos


Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus diberi tiga lapisan
cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik, dan
dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus
diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus
dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :
• Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan kering, 35 microns.
• Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kering 25 microns.
• Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.
Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive Paint. Class 2" atau
"JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2" atau yang setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika dimungkinkan haruslah produk dari pabrik yang
sama sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk tersebut
haruslah produk terdaftar.
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana ditentukan
untuk pipa dan "fitting".

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 70
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

2. Pipa Baja yang Terendam


Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek terdiri
dari :
1) "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk sambungan dengan
pengelasan)
2) "Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve Coupling°), dan
3) Petrolatum Corrosin Protective Tape S' Nsteni" (untuk sambungan expansi)
(expansion joints).

Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak dapat
dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti sebagaimana yang
ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.

(a) "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet"


Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah harus dilindungi dengan
"Head-shrinkable sleeve" atau "sheet".
Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik.
Kontraktor dalam melakukan pekerjaan pemasangan, harus dibawah petunjuk instruktur
yang ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut. Nama pemasok bahan akan
diberitahukan kepada Kontraktor oleh Pemilik, dan semua biaya bagi penugasan
Instruktur tersebut menjadi beban Kontraktor.

1) "Head-Shrinkable Sleeve" :

Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum
pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan harus
dipotong dengan panjang yang sesuai, dan disisipkan ke pipa sebelum
ditempatkan dalam galian. "Sleeve" tersebut harus berada di tempat yang tidak
terpengaruh oleh panas pengelasan.

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa


Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah pengelasan
harus disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai, dan setiap
permukaan pipa yang akan ditutup dengan "sleeve" harus dihaluskan terlebih
dahulu.

Pemanasan Pendahuluan pada Pipa


Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu dengan
pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan "wrapping" harus
diletakkan ditempatnya untuk menutupi daerah sambungan, setelah
menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping".
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di
lapangan harus lebih besar dari 50 mm.

Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve"


Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui oleh Direksi
dan dilakukan mulai dari bagian tengah "sleeve". Udara yang berada di antara

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 71
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

"sleeve" dan pipa, harus disingkirkan seluruh secara perlahan dan pasti.
Pengerutan akan berlanjut secara merata, sampai sifat adhesive "sleeve"
timbul.

2) "Head- Shrinkable Sheet"

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa


Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) "Head-Shrinkable Sleeve". kata
"Sleeve" harus dibaca "sheet",

Pemanasan Pendahuluan Pipa


Bagian yang akan ditutup dengan "sheet", harus dipanaskan dahulu dengan
pembakar sampai kurang lebih 60 derajat.
Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di lapangan
harus lebih darl 50 mm, dan tumpang tindih untuk "sheet" itu sendiri harus
lebih dari 100 mm.

Pemanasan dan Pengerutan "Sheet"


Setelah melakukan 'sheet" pada pipa, "sheet" tersebut harus dikerutkan
dengan pembakar, secara merata, dan udara yang berada diantara -sheet" dan
pipa harus disingkirkan seluruhnya secara perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari "sheet".

(b) Pelapisan"Epoxy" atau Pelapisan "Coat Tar Epoxy"


"Sleeve coupling" yang disediakan oleh Pemilik haurs dilindungi dengan bahan
khusus. Kontraktor harus menangani bahan tersebut dengan sangat hati-hati jangan
sampai merusak ataupun menggores permukaan bahan pelapis.
Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada permukaan
lapisan pelindung "sleeve coupling" harus diberi lapisan kembali sebagaimana
berikut ini.
Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy°' atau pelapisan "coal tar epoxy'', tenaga
kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan pelapisan
tersebut untuk persetujuan Direksi.
1) Pelapisan "Epoxy"
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer.
- Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.

2) Pelapisan "Coal Tar Epoxy"


- Satu (1) lapisan "epoxy primer',
- Dua (2) lapisan "epoxy finish coat"

(c) Pipa Pelindung Korosi "Petrolatum"


Semua sambungan "expansion" harus dilindungi dengan pelindung korosi
"petrolatum" Bahan harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pemasangan di bawah pengawasan
instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan.
Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan tersebut

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 72
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

dengan data pengalaman instruktur yang akan ditugaskan oleh pabrik, untuk
persetujuan Direksi.
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebut, harus dilanjutkan ke bagian
beton tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum" harus
dibersihkan. Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan
seluruhnya dari permukaan yang akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup dengan
pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (fifter) sampai permukaan rata
dan halus. Pasta tersebut dan bahan pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik,
pita pelindung korosi "petrolatum".
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan yang cukup agar
cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita harus
ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus menyediakan pita
yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas biaya Kontraktor sendiri.

26. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI

26.1. UMUM

Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan
pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya,
harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam
keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (thrus block permanen)
sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian tekanan
air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan
dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan ( electric piston type
test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang
tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian
pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan
ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 73
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

26.2. UJI TEKAN


Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat
pengujian.

26.1.1. Batasan Tekanan


Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk katup
atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah melebihi
tekanan yang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian yang diuji
dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau katup
buterfly.

26.1.2. Tekanan Udara


Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian
yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara
menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan
tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk
menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.
26.1.3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan
hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, kontraktor harus
memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan
bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus
ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat
atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.
26.1.4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara
cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada
saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian akan
diulangi sampai memuaskan pemilik.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 74
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa
Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

26.2. UJI KEBOCORAN


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan

26.2.1 Definisi Kebocoran


Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa yang baru
dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi
(0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah
dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan
tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.

26.2.2 Kebocoran yang diijinkan


Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang ditentukan
dalam persamaan berikut :

SD P
L=
133200
Dimana :
L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau gauge
Dalam satuan metrik :
SD P
Lm =
2816

Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar

Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter
nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran sebesar
0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 75
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Tabel 11.1
Bocoran yang diijinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa

Tekanan uji Diameter Normal Pipa (inch)


rata-rata psi
(bar) 3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54

450 (31) 0,48 0,64 0,95 1,27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0,45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05

• Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari setiap
pipa
• Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785

DOKUMEN TENDER T.A 2019 SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI – IV KENDARI XII - 76
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
26.2.3. Penerimaan Hasil Pemasangan
Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila pada suatu
uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang disyaratkan pada butir
10.3.3., kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan melakukan perbaikan seperlunya
sampai kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan, dan atas biaya sendiri.
Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

27. PENGGELONTORAN PIPA


Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biava Kontraktor dan
Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan Penggelontoran
memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang (drainase
branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan cabang
pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan
kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun hasil
pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh Direksi.

28. DESINFEKSI
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi,
semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada
dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut
ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah
diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.

Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor,


tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan
Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 77
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

PEKERJAAN PASANGAN BATU


1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu
dan adukan semen.
Pedoman ini mencakup pekerjaan pasangan batu yang meliputi bronjong, pasangan batu
Kali, pasangan batu kosong, plesteran dan siaran serta pekerjaan adukan semen.
Pedoman ini mencakup pekerjaan penyediaan baik batu yang diisikan ke dalam bronjong
kawat (gabion) maupun pasangan batu kosong pada landasan yang disetujui sesuai
dengan detail yang ditunjukkan dalam pada Gambar sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 15-0302-1989 : Semen Pozolan Kapur
- SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
- SNI 15-0129-1994 : Semen Portland Putih
- SNI 15-0302-1999 : Semen Portland Pozolan
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi
Los Angeles
- SNI 03-3046-1992 : Kawat Bronjong dan Bronjong Berlapis PVC (Polivinil
Chlorida)
- SNI 15-3758-1995 : Semen Aduk Pasangan
- SNI 03-0090-1999 : Spesifikasi Bronjong Kawat
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk digunakan dalam
Beton
- SNI 03-6882-2002 : Spesifikasi Mortar Untuk Pekerjaan Pasangan

American Standard Test Method


- ASTM C 91 : Masonry cement
- ASTM C 207 : Hydrated Lime
- ASTM C 270 : Mortar for Unit Masonry
- ASTM C 476 : Mortar and Grout for Reinforcement of Masonry
3. ISTILAH DAN DIFINISI
Agregat halus : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas
0,25 mm sampai 4 mm yang biasa disebut pasir
Agregat kasar : adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4
mm sampai 31,5 mm yang biasa disebut kerikil.
Semen Portland : adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen portland yang terutama, terdiri
dari Kalsium Silikat Hidrat yang bersifat hidrolis dan
digiling bersama-sama dengan bahan tambahan satu
atau lebih bentuk kristal senyawa Kalsium Sulfat.
Batu alam : adalah suatu gabungan daripada hablur mineral yang
bersatu dan memadat, sehingga memiliki derajat
kekerasan tertentu, yang berbentuk secara alamiah

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 78
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
melalui proses pelelehan, pembekuan, pengendapan dan
perubahan alamiah.
Batu candi : adalah batu kasar (granit, andesit dan sejenis) yang
dibentuk secara khusus untuk dipergunakan sebagai
lapisan tahan gerusan
Batu pecah : adalah hasil pecahan batu alam dalam bentuk butiran asli
atau dibelah menjadi ukuran butiran yang cukup besar
untuk dipergunakan dalam pembuatan bangunan dasar
Bronjong : adalah suatu konstruksi yang tersusun dari batuan pecah
dan di ikat oleh anyaman kawat
Pasangan batu kosong : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan
material yang berupa batu kosong yang berfungsi untuk
melindungi bahaya gerusan.
Pasangan batu belah : adalah suatu konstruksi yang disusun dengan bahan
material yang berupa batu kali, pasir dan semen
Portland.
Plesteran : adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai penutup
/ pengikat ujung pasangan batu
Siaran : adalah sutau konstruksi yang berfungsi untuk menutup /
mengikat / memperkuat antara batu muka.
4. PERSYARATAN BAHAN
4.1. Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari
jenis yang diketahui awet.
Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau
lemah.
b. Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu bulat, batu kali yang
dipecah salah satu sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.
c. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
d. Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih.
e. Ukuran batu berkisar antara diameter 15-30 cm. Batu bulat atau batu kali
hanya boleh digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai
persetujuan Direksi dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.
Batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm hanya boleh dipergunakan
sebagai batuan pengisi/pengunci.
4.2. Pasir
a. Pasir yang dimaksud disini lebih diutamakan pasir alam (pasir pasang) yang
diambil dari sungai atau sumber lain yang telah disetujui oleh Direksi.
b. Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik,
sampah kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan
lainnya, seperti air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu
pasangan batu.
4.3. Material Cement
a. Bahan material cement yang dipakai adalah jenis PC yang ada dipasaran dan
harus memenuhi standart.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 79
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
b. Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air
atau bahan organic lainnya tidak boleh dipakai
c. Dalam menyimpan material di gudang lapangan, tempat penyimpanan harus
kering dan diberi alas minimum 30 cm diatas permukaan tanah dan tinggi
tumpukan maksimum 3 m.
4.4. Air
Air yang dipergunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak, bahan
organic atau bahan kimia.
5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Bongkaran Pasangan Batu Kali / Gunung dan dibersihkan
a. Batu bekas bongkaran harus dibersihkan dari spesi, dan bekas spesi dan batu
yang kecil tidak boleh dipakai untuk isian pasangan tapi harus dibuang diluar
lokasi pekerjaan.
b. Apabila batu bekas bongkaran yang sudah dibersihkan akan dipakai kembali
untuk isian pasangan batu yang baru maka volume bongkaran dapat
diperhitungkan sebesar 65 % dari volume bongkaran pasangan.
c.. Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (Unit)
M3
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum
dan keuntungan
[

5.2. Pasangan Batu Kosong


a. Dalam pelaksanaannya batu yang dipakai harus batu pecah dengan ukuran
antara 20 cm sampai dengan 30 cm yang disusun rapi sehingga permukaan
batu kosong menjadi rata.
b. Pondasi yang akan diber batu kosong harus kuat atau sesuai petunjuk Direksi
sehingga pasangan batu kosong menjadi stabil dan tak akan longsong.
c. Perhitungan dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
M 3.
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya Umum
dan keuntungan.
5.3. Pasangan Batu Belah 1 PC : 3 PS
a. Sebagai pengikat satu batu dengan batu yang lain dipergunakan spesi yang
merupakan adukan cement, pasir dan air. Dan perbandingan campuran spesi
adalah 1 PC (Portland Cement) : 3 PS (Pasir) dengan kebutuhan semen
sebesar = 202 kg, diaduk secara merata dengan air, guna mencapai
campuran yang homogen maka diwajibkan untuk memakai mixer / molen.
b. Tebal lapisan spesi pada permukaan batuan minimum 1,5 cm agar supaya
ikatan antar batu menjadi kuat.
c. Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan
minta persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
d. Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan
setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2
DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA
BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 80
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar
terikat kuat dengan adukan. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan
sampai penuh/mampat dengan menggunakan sendok adukan.
e. Untuk bangunan dengan pasangan batu yang tingginya lebih dari 1 meter,
maka tinggi pengerjaan pasangan batu maksimum 1 meter. Penghentian
pelaksanaan tidak boleh dibuat rata melainkan dibuat bertangga agar
sambungan pasangan lama dan pasangan berikut diatasnya bisa terjadi satu
ikatan yang kuat.
f. Untuk meletakkan pasangan baru diatas pasangan lama maka permukaan
pasangan lama harus dibersihkan dan disiram dengan air cement sebagai
bahan pengikat.
g. Perhitungan dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan ( Unit )
M3
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, “ Biaya umum
dan keuntungan.
5.4. Pasangan Batu Belah 1 PC : 4 PS
a. Spesifikasi teknis untuk pasangan batu belah 1 PC : 4 PS sama dengan
spesifikasi pasangan batu belah 1 PC : 3 PS akan tetapi perbandingan
campuran spesi adalah 1 PC (Portland Cement) : 4 PS (Pasir) dengan
kebutuhan semen sebesar = 163 kg.
b. Perhitungan dan Pembayaran :
Volume Pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yan
telah disetujui oleh Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (Unit )
M3
Harga satuan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi Upah
tenaga,bahan material yang dipakai, peralatan yang digunakan, Biaya umum
dan keuntungan.

PEKERJAAN BETON
1. RUANG LINGKUP
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode kerja pelaksanaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran dalam pelaksanaan pekerjaan
beton. Pedoman ini mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh bangunan beton bertulang,
beton tanpa tulangan, beton pracetak, beton untuk bangunan baja komposit dan
waterstop. Pedoman ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pengadaan penutup beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan
atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.
2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat
Halus dan Kasar
- SNI 03-1969-1990 : Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air
Agregat Kasar
- SNI 03-1972-1990 : Metode Pengujian Slump Beton
DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA
BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 81
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- SNI 03-1973-1990 : Metoda Pengujian Berat Isi Beton
- SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
- SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los
Angeles.
- SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton
Segar.
- SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk
Campuran Beton
- SNI 03-2461-1991 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Struktur
- SNI 03-2491-1991 : Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
- SNI 03-2492-1991 : Metode Pengambilan dan Pengujian Beton Inti
- SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium
- SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton
- SNI 03-2530-1991 : Metode Pengujian Kehalusan Semen Portland
- SNI 03-2531-1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland
- SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk
Campuran Mortar dan Beton
- SNI 03-2823-1992 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Memakai Gelagar
Sederhana Dengan Sistem Beban Titik di Tengah
- SNI 03-2834-1992 : Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
- SNI 03-2854-1992 : Spesifikasi Kadar Ion Klorida dalam Beton
- SNI 03-2914-1992 : Spesifikasi Beton Bertulang Kedap Air
- SNI 03-2915-1992 : Spesifikasi Beton Tahan Sulfat
- SNI 03-3402-1994 : Metode Pengujian Berat Isi Beton Ringan Struktural
- SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat
Terhadap Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.
- SNI 03-3418-1994 : Metode Pengujian Kandungan Udara Pada Beton Segar
- SNI 03-3419-1994 : Metode Pengujian Abrasi Beton di Laboratorium
- SNI 03-3421-1994 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Isolasi Ringan di
Lapangan
- SNI 03-3449-1994 : Tata Cara Rencana Pembuatan Campuran Beton Ringan
dengan Agregat Ringan
- SNI 03-3976-1995 : Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton
- SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir
Mudah Pecah dalam Agregat
- SNI 03-4142-1996 : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat Yang
Lolos No.200 (0,075 mm).
- SNI 03-4154-1996 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji
Sederhana Yang dibebani Terpusat Langsung
- SNI 03-4155-1996 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji
Patahan Balok Bekas Uji Lentur
- SNI 03-4156-1996 : Metode Pengujian Bliding dari Beton Segar
- SNI 03-4169-1996 : Metode Pengujian Modulus Elastisitas Statis Dan Rasio
Poison Beton dengan Kompresor Ekstensometer
- SNI 03-4430-1997 : Metode Pengujian Kuat Tekan Elemen Struktur Beton
Dengan Alat Palu Beton Tipe n dan nr

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 82
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal Dengan
Dua Titik Pembebanan
- SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
- SNI 03-4805-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland Dalam Beton
Keras Yang Memakai Semen Hidrolik
- SNI 03-4806-1998 : Metode Pengujian Kadar Semen Portland dalam Beton
Segar dengan Titrasi Volumetri
- SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar
Semen Portland
- SNI 03-4807-1998 : Metode Pengujian untuk Menentukan Suhu Beton Segar
Semen Volumetri
- SNI 03-4809-1998 : Metode Pengujian untuk membandingkan berbagai Beton
Berdasarkan Kuat Lekat Yang Timbul Terhadap Tulangan
- SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Lapangan
- SNI 03-4811-1998 : Metode Pengujian Rangkak Pada Beton Yang Tertekan
- SNI 03-4812-1998 : Metode Pengujian Kuat Tarik Beton Secara Langsung
- SNI 03-4817-1998 : Spesifikasi Lembaran Bahan Penutup untuk Perawatan
Beton
- SNI 03-4820-1998 : Tata Cara Penggunaan Peralatan Untuk Penentuan
Perubahan Panjang, Pasta, Mortar Dan Beton Semen
Yang Sudah Mengeras
- SNI 03-6369-2000 : Tata Cara Pembuatan Kaping Untuk Benda Uji Silinder
Beton
- SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Dengan
Cetakan Silinder Di Dalam Tempat Cetakan
- SNI 06-6430-2000 : Metode Pengujian Ekspansi dan Bliding
- SNI 06-6430.1-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Graut untuk Beton
dengan Agregat Praletak di Laboratorium
- SNI 03-6430.2-2000 : Metode Pengujian Waktu Pengikatan Graut Untuk
Beton dengan Agregat Praletak di Laboratorium
- SNI 03-6451-2000 : Metode Pengujian Kuat Lentur Adukan Semen Hidraulik
- SNI 03-6477-2000 : Metode Penentuan 10 % Kehalusan untuk Agregat
- SNI 03-6805-2002 : Metode Pengujian untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan
Beton pada Umur Awal dan Memproyeksikan Kekuatan
Pada Umur Berikutnya
- SNI 03-6806-2002 : Tata Cara Perhitungan Beton Tidak Bertulang Struktural
- SNI 03-6807-2002 : Metode Pengujian Kemampuan Mempertahankan Air
pada Campuran Graut untuk Beton Agregat Praletak di
Laboratorium
- SNI 03-6808-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Graut Untuk Beton Agregat
Praletak (Metode Pengujian Corong Alir)
- SNI 03-6809-2002 : Tata Cara Estimasi Kekuatan Beton dengan Metode
Maturity
- SNI 03-6810-2002 : Metode Pengujian Kadar Bahan Padat Total dan Bahan
Anorganik dalam Air Untuk Campuran Beton
- SNI 03-6811-2002 : Spesifikasi Bahan Pencampur Untuk Beton Semprot

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 83
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos Yang Dilas Untuk
Tulangan Beton
- SNI 03-6814-2002 : Tata Cara Pelaksanaan Sambungan Mekanis untuk
Tulangan Beton
- SNI 03-6815-2002 : Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton
- SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan Dalam Beton
- SNI 03-2461-2002 : Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan Struktur
- SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam Beton
- SNI 03-6717-2002 : Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh Agregat
- SNI 03-6889-2002 : Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat

3. ISTILAH DAN DEFINISI


3.1. Agregat halus adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 0,25 mm
sampai 4 mm.
3.2. Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai diameter butir di atas 4 mm
sampai 31.5 mm
3.3. Benda uji beton inti adalah benda uji beton berbentuk silinder hasil pengeboran
beton pada bangunan yang sudah dilaksanakan.
3.4. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrualik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan membentuk masa padat
3.5. Beton ringan adalah beton yang berat izin maksimum 1,9 ton/m3
3.6. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa
saat karakteristiknya tidak berubah (masih plastis dan belum terjadi pengikatan).
3.7. Beton siklop adalah beton yang terdiri dari campuran mutu beton fc’=14,5 Mpa
dengan batu-batu pecah ukuran maksimum 25 cm.
3.8. Construction joint adalah sambungan konstruksi beton
3.9. Fly ash adalah residu halus yang dihasilkan dari sisa proses pembakaran batu bara.
3.10. Form in place merupakan salah satu metode perawatan beton dengan tetap
mempertahankan cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama waktu
yang diperlukan beton dalam masa perawatan.
3.11. Kaping adalah pemberian lapisan perata pada permukaan bidang tekan benda uji.
3.12. Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan
oleh mesin tekan.
3.13. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang
bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa
membentuk senyawa bersifat cementitious.
3.14. Segregasi adalah terpisahnya antara pasta semen dan agregat dalam suatu
adukan.
3.15. Silica fume adalah bahan pozzolanic yang sangat halus yang mengandung silica
amorf yang dihasilkan dari elemen silica atau senyawa ferro-silica.
3.16. Slump beton adalah besaran kekentalan (viscosity) / plastisitas dan kohesif daro
beton segar.
3.17. Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam campuran
dengan cukup banyak dan sangat berbeda

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 84
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
Ketentuan dan persyaratan umum yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi
teknis pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :

4.1. Toleransi
1) Bangunan Beton
a) Batas penyimpangan pada gambar-gambar plat, balok mendatar dan
pengganti pagar.
Terlihat : 1 cm setiap 3 m
Tertimbun : 5 cm setiap 3 m
b) Penyimpangan dalam dimensi potongan melintang dari kolom, pilar,
lantai, dinding, balok dan sebagainya.
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
c) Penyimpangan pada plat jembatan
Minus : 1 cm
Plus : 2 cm
d) Dasar Pondasi
Penyimpangan ukuran-ukuran dalam perencanaan
Minus : 1 cm
Plus : 5 cm
e) Salah penempatan atau penyimpangan 2% dari lebar dasar pondasi,
terhadap rencana tidak lebih dari 5 cm.
f) Pengurangan ketebalan : 5%
g) Penyimpangan lokasi dan ukuran pada lantai dan dinding yang terbuka :
5 cm
h) Penyimpangan dari garis unting pada sisi dinding tembok untuk pintu
dan bangunan-bangunan air yang serupa : 0,1%
i) Penempatan tulangan baja
Penyimpangan untuk beton pelindung : 10%
Penyimpangan dari tempat yang seharusnya : 2 cm
j) Perletakan beton pra cetak
Penyimpangan terhadap trase yang seharusnya dibangun 1% dari
panjang beton pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm
Penyimpangan terhadap elevasi rencana adalah 1% dari panjang beton
pra cetak yang ada, dan tidak lebih dari 5 cm.
Penyimpangan garis unting setiap beton pra cetak yang ditempatkan
vertical tidak boleh lebih dari 1 cm setiap 3 m.
2) Pekerjaan Water Stop
Penyimpangan pemasangan as dari water stop untuk kearah kanan dan kiri
+5 mm
4.2. Persyaratan Bahan
1) Bangunan Beton
a) Semen
(1) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen
portland yang memenuhi SNI 15-2049-1994. Apabila
menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan
gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak
DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA
BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 85
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
boleh lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
(2) Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang
boleh digunakan, kecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di
dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk semen, maka
Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran
beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
b) Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air yang diusulkan
dapat digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur
7 hari dan 28 hari Memenuhi karakteristik kuat tekan yang ditentukan
c) Agregat
(1) Ketentuan Agradasi Agregat
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan
yang diberikan, tetapi bahan yang tidak memenuhi
ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi
sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum
antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan
acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
(2) Sifat-sifat Agregat
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang
diperoleh dari pemecahan batu atau koral, atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
- Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang
ditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus
memenuhi sifat-sifat lainnya bila contoh-contoh diambil dan
diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
d) Batu untuk Beton Siklop
Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, rongga
dan tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing,
bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi
ikatan dengan beton. Ukuran batu yang digunakan untuk beton siklop
tidak boleh lebih besar dari 25 cm.
e) Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan
kinerja beton dapat berupa bahan kimia atau bahan limbah yang
berupa serbuk halus sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton
dengan persetujuan Direksi.
f) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran
beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses
pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 86
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan
standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991. Bahan
tambah dapat diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai
berikut :
- Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan
pengunaannya bertujuan untuk mengurangi water-cement rasio
dalam campuran sesuai dengan workability yang diinginkan, atau
untuk meningkatkan workability ada angka water-cement rasio
yang telah ditetapkan.
- Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan
Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu pengikatan pasta
semen, sehingga akan memperlambat pengerasan dari beton.
Bahan tambah jenis ini digunakan jika iklim di tempat pengecoran
terlalu panas, dimana waktu pengikatan pasta semen dalam
keadaan normal menjadi sangat pendek dikarenakan suhu yang
tinggi.
- Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan
Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan pasta
semen, yang akan mempercepat pengerasan dari beton sehingga
mempercepat kekuatan beton, dan dapat digunakan dalam pabrik
pembuatan beton precast (dimana perlu pelepasan bekisting
secepatnya), atau pekerjaan perbaikan yang sangat penting
- Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan
memperlambat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability, dimana beton
mempunyai kekuatan tinggi dapat dibuat workabel tanpa
mengurangi density, ketahanan dan kekuatannya. Perlambatan
waktu pengikatan sangat berguna untuk waktu pengangkutan
adukan beton yang lama ke tempat pengecoran, pengecoran
dalam kondisai yang sangat panas dan menghindari cold joint.
- Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan
mempercepat waktu pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability dan memberikan
kekuatan awal yang tinggi, atau memberikan kekuatan awal yang
lebih tinggi pada workability yang sama. Bahan tambah ini
digunakan pada precast karena memungkinkan pelepasan
bekisting lebih awal dan dipakai untuk pekerjaan perbaikan
dimana kekuatan awal sangat diperlukan.
- Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi
atau superplasticizer.
Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang
mengurangi air dalam campuran dengan cukup banyak dan
sangat berbeda dengan Tipe A, D atau E. Penggunaan bahan ini
digunakan membuat beton alir (flow concrete) untuk menjangkau
tempat yang tak terjangkau oleh pengetar dan beton pompa
(pumping concrete) pada jenis bangunan yang rumit.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 87
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan tingkat
angka tinggi tau superplasticizer dan bahan memperlambat waktu
pengikatan. Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F
dan Tipe B, tetapi slump loss-nya lebih kecil bila dibandingkan
dengan beton yang menggunakan superplasticizer.

2) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash,
Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan
tambah yang digunakan harus sesuai atas persetujuan Direksi
3) Pekerjaan Waterstop
a) Waterstop yang dipergunakan harus terbuat dari bahan polyvinychlorida
dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang diberikan pada
gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
b) Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu
campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100%
didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.
4.3. Persyaratan Kerja
1) Pengajuan Kesiapan Kerja
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi
seluruh sifat bahan sesuai dengan Pasal ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan
pengecoran beton dimulai.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil
pengujian pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi
Pekerjaan sehingga data tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari,
7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran
e) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci
untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah
dimulai.
f) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton untuk mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang disyaratkan disertai dengan
metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan, tanggung
jawab personil dan jadwal pelaksanaannya
2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat
yang terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu
dengan ketinggian tidak urang dari 30 cm dari permukaan tanah serta
ditutup dengan lembaran plastik (polyethylene) selama penyimpanan
dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam tempat penyimpanan

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 88
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi melebihi 8
sak ke arah atas.
b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar
matahari dan hujan pepanjang waktu pengecoran.
c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis
agregat atau ukuran yang berbeda tidak tercampur.
3) Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari
secara langsung.
Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran jika :
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.
- Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
4) Pencampuran dan Penakaran
a) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus berdasarkan hasil tes
campuran
b) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaan
dengan rancangan campuran serta bahan yang diusulkan dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi
dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
5) Permukaan Tampak
a) Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih
dan tidak keropos.
b) Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
c) Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap
beton yang kelihatan cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu
dan diganti atau diperbaiki dengan cara seperti yang diinginkan oleh
Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.
6) Blockout
a) Blockout harus dibuat jika akan memasang bagian–bagian bangunan
dari pekerjaan besi. Permukaan dimana beton block (blockout) akan
dibuat, dikasarkan, dibersihkan, dan dijaga agar tetap lembab untuk
paling sedikit 4 jam. Sesudah permukaan demikian disetujui Direksi
Pekerjaan, maka pekerjaan logam dan lainnya seperti tersebut diatas,
dapat dilaksanakan. Penyedia Jasa dapat memasang tulangan (jika
diperlukan) dan adukan beton dengan 500 kg semen atau lebih per
meter kubik, atau beton dari tipe yang sama.
b) Pada saat pengisian beton blockout, haruslah dilakukan berhati–hati,
harus bersatu dengan beton lama, mempunyai ikatan yang baik dengan
beton lama dan semua pekerjaan besinya.
7) Waterstop
a) Untuk penempatan waterstop tipe split flange yang tepat, sebelum
pengecoran beton berakhir bagian split flange harus disambungkan
dengan cara yang disetujui.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 89
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
b) Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung waterstop
kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan ujung–
ujungnya sampai meleleh dan menyambungkannya sampai membentuk
sambungan yang diinginkan.
c) Pemanasan ujung material dikerjakan dengan menggunakan mesin
penyambung yang disarankan oleh pabrik yang membuat waterstop
atau mesin listrik lain yang disetujui.

5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
5.1. Pekerjaan Beton
1) Pembetonan
a) Penyiapan tempat kerja
(i) Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan
diganti dengan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk
dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru.
Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
(ii) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi
atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan
dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta menggaru
tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga
dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan.
Jika diperlukan harus disediakan jalan kerja yang stabil untuk
menjamin dapat diperiksanya seluruh sudut pekerjaan dengan
mudah dan aman
(iii) Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton
harus dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di
atas tanah yang berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila
beton akan dicor di dalam air, maka harus dilakukan dengan cara
dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada
dasar sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan Direksi
Pekerjaan.
(iv) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan
benda lain yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau
selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak
bergeser pada saat pengecoran.
(v) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka
bahan lantai kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.
(vi) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan
untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja
tulangan atau pengecoran beton.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 90
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
(vii) Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi
ketentuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau kedalaman pondasi dan/atau menggali
dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah
pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
(viii) Penyedia Jasa harus memastikan lokasi pengecoran bebas dari
resiko terkena air hujan dengan memasang tenda seperlunya.
Direksi Pekerjaan berhak menunda pengecoran sebelum tenda
terpasang dengan benar. Penyedia Jasa juga harus memastikan
lokasi pengecoran bebas dari resiko terkena air pasang atau muka
air tanah dengan penanganan seperlunya.
b) Cetakan Beton
(i). Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus
dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh
kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran
beton
(ii). Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat
dari kayu, besi atau bahan lainnya yang cukup kuat sesuai dengan
ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
(iii) Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan
berat sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi,
angin dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
(iv). Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi
keberhasilannya.
(v). Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus
bebas dari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat
lainnya. Mengisi celah–celah sambungan cetakan beton harus
berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah–celah harus diisi
secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
(vi). Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
(vii). Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang
pada posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk
menutup lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 91
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
diperbolehkan membuat lubang didalam beton tanpa persetujuan
Direksi Pekerjaan
(viii). Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak
diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
(ix). Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah
cetakan dibongkar
(x). Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan
ujungnya tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton
yang terbentuk. Semua permukaan cetakan yang menempel
dengan beton harus dilumasi dengan oli untuk memastikan bahwa
cetakan dapat dibuka dengan mudah.
(xi). Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan
dipasang dan harus berhati–hati mencegah pelumas jangan
sampai mengenai besi tulangan. Sebelum pengecoran dan
pembesian semua celah–celah cetakan yang telah diisi harus
dibersihkan dan dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap
untuk pengecoran maka harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
Tidak diperkenankan mengecor bila cetakan belum disetujui
Direksi Pekerjaan.
(xii). Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan
sekurang– kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan
siap untuk diperiksa.
c) Pencampuran Beton
(i) Perbandingan Campuran
. Beton harus mengandung semen, agregat bergradasi baik, air dan
bahan additive bila diperlukan, dicampurkan bersama – sama dan
digunakan untuk menghasilkan kekuatan yang diharapkan.
(ii). Beton diklasifikasikan berdasarkan tekanan pada 7 hari dan umur
28 hari dengan ukuran maksimum agregat dan dibuat mengikuti
tabel di bawah ini :
Tabel 1 Klasifikasi Beton berdasarkan Besarnya Tekanan
Kuat Kuat Ukuran Nilai factor Perkiraan
Tekan Tekan agregat air semen kebutuhan
Tipe Campuran Beton umur 7 umur 28 maksimum maksimum semen
hari hari (mm) (%) (kg/m3)
(kg/cm2) (kg/cm2)
AR fc’ = 26,4 MPa 195 300 20 50 400
(K-300)
147 225 40 (20)
A fc’ = 19,3 Mpa 50 330 (350)
(K-225)
B fc’ = 14,5 Mpa 114 175 40 50 310
(K-175)
C fc’ = 9,8MPa 62 40 57 250
125
(K-125)
65 100 40 200
D fc’ = 7,4 Mpa 60
(K-100)

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 92
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara

Tabel 2 Klasifikasi Jenis Beton


Tipe Uraian
AR Beton bertulang untuk melapis permukaan lantai bendung,
mercu dan tembok bendung.
A Beton, pipa beton pra cetak, tiang beton pra cetak dan
B sebagainya.
C Beton bertulang untuk bangunan lainnya dan linning beton.
D Beton tumbuk.
Beton tumbuk untuk lantai kerja dan pengisi.

(iii). Proporsi campuran untuk masing–masing klas beton diatas akan


diberikan oleh Direksi, berdasarkan hasil–hasil test percobaan
campuran yang dikerjakan Penyedia Jasa.
(iv). Penyedia Jasa dapat merubah proporsi dari waktu ke waktu untuk
mendapatkan kepadatan maksimum dari beton, kemudahan
pengerjaan, kekentalan dan kekuatan dengan faktor air semen
yang sekecil mungkin dengan persetujuan Direksi tidak ada
tambahan biaya atas perubahan tersebut.
(v). Kandungan air di dalam beton akan diatur oleh Direksi, dalam
batas yang ditetapkan untuk mendapatkan faktor air semen pada
beton dengan kekentalan yang benar. Tidak diperkenankan
penambahan air untuk mengatasi mengerasnya beton sebelum
ditempatkan. Keseragaman kekentalan beton pada setiap adukan
adalah perlu. Slump dari pada adukan beton harus mengikuti tabel
di bawah ini, setelah beton diendapkan.
Tabel 3 Nilai Slump Beton
Tipe Tipe Konstruksi Besaran Nilai Slum
Campuran
AR Mercu lantai dan tembok 7,5 – 2,5
bendung.
Unit beton pra cetak
A Plat dan balok jembatan 12,5 – 5,0
B Klas I dan Klas II. 15,0 – 7,5
Plat, dinding, balok dari
tembok dan dermaga. 12,5 – 5,0
C
Talud pada transisi.
Konstruksi massal.
Trotoar, gorong-gorong 5,0 – 2,5
D
pondasi 7,5 – 2,5
7,5 – 5,0
9,0 – 2,5
d) Penakaran
(i). Penyedia Jasa harus menyediakan alat penakar yang disetujui
Direksi
Pekerjaan dan harus memelihara serta mengoperasikan peralatan
seperti yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 93
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
menentukan jumlah dari masing–masing bahan yang
dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
(ii). Peralatan harus mampu memproduksi beton sebanyak 1 (satu)
hingga 5 (lima) meter kubik atau lebih per jam secara keseluruhan
dengan mencampurkan agregat, semen, bahan additive (bila
perlu), dan air menjadi suatu campuran yang merata tanpa
pemisahan–pemisahan. Juga mampu mengimbangi perubahan–
perubahan kadar air dari agregat, serta merubah berat material–
material yang ikut tercakup.
(iii). Jumlah masing–masing bahan yang membentuk beton tersebut
dapat ditentukan dengan timbangan kecuali jumlah air yang
diukur dengan takaran. Meskipun demikian material beton dapat
juga diukur secara volume, bilamana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
(iv). Penyedia Jasa juga harus menyediakan penguji berat yang
standar dan peralatan lain yang diperlukan untuk mengecek
operasi dan tiap–tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta
melakukan pengujian periodik terhadap perubahan harga
pengukuran dalam pekerjaan–pekerjaan adukan.
e) Mesin Pengaduk Beton
(i). Material beton harus dimasukkan dalam pengaduk yang
berpenakar dalam waktu yang tidak lebih dari satu setengah
menit, kecuali sejumlah air yang diperlukan sudah ada dalam alat
pengaduk tersebut.
(ii). Seluruh air pencampur harus diberikan sebelum seperempat
waktu pencampuran terlampaui. Waktu pencampuran adukan
yang volumenya lebih besar dari 0,75 m3 harus ditambah
seperempat menit pada setiap penambahan 0,5 m3 .
(iii). Alat pencampur beton tidak boleh dibebani volume yang melebihi
kapasitas maksimum, atau dioperasikan melebihi kecepatan yang
dianjurkan pabrik pembuatnya. Alat tersebut dapat menghasilkan
beton dengan kekentalan dan warna yang merata secara menerus
dan disetujui Direksi Pekerjaan.
(iv). Semua peralatan pencampur harus selalu dibersihkan sebelum
melakukan pekerjaan. Pencampuran pertama setelah
pembersihan, tidak boleh digunakan dalam pekerjaan. Blades
penumbuk yang ada dalam alat pencampur perlu diganti bila telah
aus menjadi 2 cm.
f) Truk Pencampur
(i). Material beton juga dicampur di dalam truk pencampur. Drum–
drum yang ada pada truk pencampur harus berputar dengan
kecepatan yang dianjurkan oleh Pabrik
(ii). Operasi pencampuran dapat dimulai dalam waktu 30 menit
setelah bahan–bahan pencampur tersebut berada di dalam
pencampur, setelah itu beton dapat diangkut menuju tempat
pekerjaan dan satu jam setelah penambahan air pengecoran
harus selesai.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 94
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
(iii). Pada saat cuaca panas atau pada kondisi adukan beton yang
cepat mengeras, waktu pencampuran harus kurang dari 1 jam,
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
g) Mencampur Beton dengan Tenaga Manusia
(i). Pekerjaan mencampur beton dengan manual tidak diijinkan
kecuali jika situasi tidak memungkinkan untuk menggunakan
mesin pencampur setelah mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan.
(ii). Dalam keadaan seperti itu, beton harus diaduk dengan tangan,
sedekat mungkin ke lokasi dimana beton akan ditempatkan. Harus
dilakukan dibak pengaduk yang bersih dan kedap air. Jika bak
dibuat dari kayu, maka sela–sela kayu harus ditutup agar tidak
ada kehilangan air dari adukan
(iii). Semua agregat dan semen harus diaduk–aduk dalam keadaan
kering sekurang–kurangnya 3 kali. Kemudian air ditambahkan
berangsur-angsur dipuncak adukan, selanjutnya agregat kembali
diaduk dalam keadaan basah, sekurang–kurangnya 3 (tiga) kali
sebelum adukan diangkat ketempat pengecoran
2) Pengecoran
a) Pelaksanaan Pengecoran
(i). Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara
tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton,
atau meneruskan pengecoran beton jika pengecoran beton telah
ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
(ii) Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu
beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton. Direksi
Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa acuan, tulangan dan mengeluarkan
persetujuan tertulis untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti
yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan
pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan.
(iii) Walaupun persetujuan untuk memulai pengecoran sudah
diterbitkan, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan jika
Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan
operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan
(iv). Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi
dengan air atau diolesi pelumas di sisi dalamnya yang tidak
meninggalkan bekas.
(v). Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa hingga
penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya
pemisahan butiran.
(vi). Adukan beton dicor lapis demi lapis dengan ketebalan tertentu,
berurutan mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat
menyatu dengan lapisan dibawahnya, adukan beton digetar dari
lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator).

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 95
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
(vii). Tidak diperkenankan melakukan pengecoran bila persiapan besi
tulangan dan bagian – bagian yang ditanam, cetakan dan
perancah belum diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan secara
tertulis.
(viii). Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai
terjadi pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar
cetakan cukup rapat, dicor terlebih dahulu lapisan selimut beton
setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang dibutuhkan
oleh beton diatasnya.
(ix) Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian lebih dari
yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang.
Semua pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit telah
keluar dari mesin pengaduk, kecuali jika ditentukan lain oleh
Direksi.
(x). Beton jangan dicor di dalam atau pada aliran kecuali jika
ditentukan atau disetujui sebelumnya. Air yang mengumpul
selama pengecoran harus segera dibuang. Beton jangan dicor
diatas beton lain yang baru saja dicor selama lebih dari 30 menit,
kecuali jika ada konstruksi sambungan yang akan ditentukan
kemudian
(xi). Jika pelaksanaan pengecoran dihentikan, lokasi sambungan harus
ditempatkan pada posisi yang benar secara vertikal maupun
horizontal, dengan permukaan dibuat kasar atau bergerigi untuk
menahan gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton
berikutnya, seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan .
(xii). Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat
kasar atau disambungkan untuk menyingkap agregat. Permukaan
beton harus tetap lembab dan dilindungi dengan mortel semen
(perbandingan berat) 1 : 2 setebal 1 cm.
(xiii) Beton harus dicor pada posisi dan urutan – urutan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
Beton yang dicor ditempatkan langsung pada cetakannya
sedemikian rupa untuk menghindari pemisahan butiran dan
penggeseran tulangan beton, acuan, atau bagian – bagian yang
tertanam, serta membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih
tebal dari 40 cm padat.
(xiv) Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan
ditentukan pada gambar atau menurut petunjuk Direksi
Pekerjaan.
(xv) Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau dijatuhkan
kereta dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh
Direksi Pekerjaan untuk menjatuhkan ketempat penampungan
sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop sebelum
dicorkan.
(xvi) Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 96
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
secara menerus sampai dengan selesai. Bila perlu Penyedia Jasa
harus bekerja lembur untuk mencapai target tersebut.
b) Pemadatan
(i). Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam
atau dari luar acuan yang telah disetujui. Jika diperlukan dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin kepadatan yang tepat dan memadai. Alat penggetar
tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari
satu titik ke titik lain di dalam acuan.
(ii). Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan
semua sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar
terisi tanpa menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan
gelembung udara terisi.
(iii). Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi
pada hasil pemadatan yang diperlukan.
(iv). Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan
sekurang- kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif
0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya dapat
menghasilkan getaran yang merata.
(v). Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan
beton di dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat
melakukan penetrasi sampai kedalaman 10 cm dari dasar beton
yang baru dicor sehingga menghasilkan kepadatan yang
menyeluruh pada bagian tersebut. Apabila alat penggetar tersebut
akan digunakan pada posisi yang lain maka, alat tersebut harus
ditarik secara perlahan dan dimasukkan kembali pada posisi lain
dengan jarak tidak lebih dari 45 cm. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 15 detik atau permukaan beton
sudah mengkilap.
(vi). Jumlah minimum alat penggetar mekanis
(vii). Apabila kecepatan pengecoran 20 m3 /jam, maka harus
digunakan alat penggetar yang mempunyai dimensi lebih besar
dari 7,5 cm.
(viii). Dalam segala hal, pemadatan beton harus sudah selesai sebelum
terjadi waktu ikat awal (initial setting).
3) Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)
a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk
setiap jenis bangunan yang diusulkan beserta lokasi sambungan
pelaksanaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana untuk
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Sambungan pelaksanaan tidak
boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen bangunan
kecuali ditentukan demikian.
b) Sambungan pelaksanaan pada tembok sayap tidak diijinkan. Semua
sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu
memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan
gaya geser minimum.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 97
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
c) Jika sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus
melewati sambungan sedemikian rupa sehingga membuat
bangunan tetap monolit.
d) Pada sambungan pelaksanaan harus disediakan lidah alur dengan
ke dalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat serta antara
dasar pondasi dan dinding. Untuk pelaksanaan pengecoran pelat
yang terletak di atas permukaan dengan cara manual, sambungan
konstruksi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga pelat-pelat
mempunyai luas maksimum 40 m2.
e) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk kemungkinan adanya sambungan pelaksanaan
tambahan jika pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan
akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian
pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
f) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bonding agent yang dapat
digunakan untuk pelekatan pada sambungan pelaksanaan dan cara
pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya
g) Pada lingkungan air asin atau korosif, sambungan pelaksanaan
tidak diperkenankan berada pada 75 cm di bawah muka air
terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi kecuali ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
4) Beton Siklop
a) Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati dan tidak boleh dijatuhkan
dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yang
dikhawatirkan akan merusak bentuk cetakan atau pasangan-
pasangan lain yang berdekatan
b) Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum
ditempatkan. Volume total batu pecah tidak boleh melebihi
sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop.
c) Untuk dinding penahan tanah dan pilar yang lebih tebal dari 60 cm,
tiap bat harus dilindungi dengan adukan beton setebal 15 cm; jarak
antar batu pecah maksimum 30 cm dan jarak terhadap permukaan
minimum 15 cm. Permukaan bagian atas dilindungi dengan beton
penutup (caping).
5) Lining Beton
a) Lining beton harus dilaksanakan ditempat yang telah ditunjukkan pada
Gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
b) Beton yang digunakan harus dicor ditempat itu juga dan harus sesuai
dengan ketentuan.
c) Lining harus dilaksanakan setelah penggalian saluran dan tanggul
selesai dilakukan, pada saat perapian sedang dikerjakan.
d) Pelaksanaan lining dibuat mengikuti Gambar atau petunjuk Direksi,
dilaksanakan sesuai dengan gambar–gambar detail yang ada terutama
yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
e) Sambungan lining harus diisi bitumen (aspal pasir) sesuai gambar atau
petunjuk Direksi Pekerjaan.
6) Pekerjaan Pondasi Beton

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 98
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
a) Sebelum menempatkan beton pada pondasi, Penyedia Jasa harus
membersihkan semua kotoran yang ada termasuk minyak, serpihan
tanah, reruntuhan, plastik, sisa kertas dan genangan air yang ada
sesuai dengan permintaan Direksi Pekerjaan.
b) Selama pengecoran Penyedia Jasa harus menjaga permukaan yang
dicor bersih dari genangan air.
c) Pengecoran beton belum boleh dilaksanakan sebelum Direksi Pekerjaan
memeriksa dan menyetujui persiapan pekerjaan pondasi tersebut.
d) Lapisan lantai kerja beton dapat dicor setelah pekerjaan persiapannya
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Ketebalan lapisan lantai kerja beton
harus dibuat sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi
Pekerjaan.
e) Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, sebelum melakukan
pengecoran, permukaan tanah atau kerikil harus disiram air semen
setelah bersih.
f) Jika permukaan tersebut berupa cadas, permukaannya dibersihkan dan
dibuat bergerigi agar terbentuk ikatan yang kuat, baru adukan semen
ditempatkan diatasnya.
g) Adukan semen tersebut harus mempunyai perbandingan semen–pasir
yang sama dengan perbandingan semen pasir yang digunakan untuk
beton.
h) Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerja beton
atau proteksi pondasi dibuat dengan cara lain.
7) Pengerjaan Akhir
a) Pembongkaran Cetakan akhir
- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom
yang tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah
pengecoran beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang
ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau
bangunan busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian kuat
tekan beton menunjukkan paling sedikit 85 % dari kekuatan
rancangan beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan
untuk pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok
pengarah (parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus
dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran
dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan
tanpa mengabaikan perawatan.
b) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
- Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan
segera setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat
atau logam yang telah digunakan untuk memegang acuan, dan
acuan yang melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong
kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton.
Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh
sambungan cetakan harus dibersihkan.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 99
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera
setelah pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan
penambalan atas kekurang sempurnaan minor yang tidak akan
mempengaruhi bangunan atau fungsi lain dari pekerjaan beton.
Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan
lekukan dengan adukan semen.
- Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat
keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh
(sound), membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap
permukaan beton.
Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan pasta (semen dan
air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang.
Selanjutnya lubang harus diisi dengan adukan yang kental yang
terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir dan
dipadatkan. Adukan tersebut harus dibuat dan didiamkan sekira
30 menit sebelum dipakai agar dicapai penyusutan awal, kecuali
digunakan jenis semen tidak susut (non shrinkage cement).
c) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir
berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
- Bagian atas pelat, kerb, dan permukaan horisontal lainnya
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru
dengan mistar bersudut untuk memberikan bentuk serta
ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran beton dan
harus diselesaikan secara manual sampai rata dengan
menggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang,
atau dengan cara lain yang sesuai sebelum beton mulai mengeras.
- Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti
untuk trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan
penyapuan, atau cara lain sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, sebelum beton mulai mengeras.
- Permukaan yang tidak horisontal yang telah ditambal atau yang
masih belum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak
kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen
pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir
halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan
untuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan
sampai seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang,
dan seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata.
Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harus dibiarkan
tertinggal di tempat.

d) Perawatan Beton
(1) Perawatan dengan Pembasahan
(i). Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan
gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 100
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh
temperatur yang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan
untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada
semen dan pengerasan beton.
(ii). Pekerjaan perawatan harus segera dimulai setelah beton
mulai mengeras (sebelum terjadi retak susut basah) dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air.
Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh
dalam waktu paling sedikit 7 hari. Semua bahan perawatan
atau lembaran bahan penyerap air harus menempel pada
permukaan yang dirawat.
(iii). Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut harus
dipertahankan dalam kondisi basah sampai acuan dibongkar,
untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan
pengeringan beton.
(iv). Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapis
aus harus dirawat setelah permukaannya mulai mengeras
(sebelum terjadi retak susut basah) dengan ditutupi oleh
lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21
hari.
(v). Beton semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang
tinggi, harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70 %
dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari.
(2) Perawatan dengan Uap
(i). Beton yang dirawat dengan uap untuk mendapatkan
kekuatan awal yang tinggi, tidak diperkenankan
menggunakan bahan tambahan kecuali atas persetujuan
Direksi Pekerjaan.
(ii). Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus
sampai waktu dimana beton telah mencapai 70 % dari
kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. Perawatan
dengan uap untuk beton harus mengikuti ketentuan di
bawah ini :
- Tekanan uap pada ruang uap selama perawatan beton
tidak boleh melebihi tekanan luar.
- Temperatur pada ruang uap selama perawatan beton
tidak boleh melebihi 380 C selama 2 jam sesudah
pengecoran selesai, dan kemudian temperatur
dinaikkan berangsur-angsur sehingga mencapai 650 C
dengan kenaikan temperatur maksimum 140 C / jam
secara bertahap.
- Perbedaan temperatur pada dua tempat di dalam
ruangan uap tidak boleh melebihi 5,50C.
- Penurunan temperatur selama pendinginan
dilaksanakan secara bertahap dan tidak boleh lebih dari
110 C per jam.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 101
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
-Perbedaan temperatur beton pada saat dikeluarkan
dari ruang penguapan tidak boleh lebih dari 110C
dibanding udara luar.
- Selama perawatan dengan uap, ruangan harus selalu
jenuh dengan uap air.
- Semua bagian bangunanal yang mendapat perawatan
dengan uap harus dibasahi selama 4 hari sesudah
selesai perawatan uap tersebut.
(iii). Penyedia Jasa harus membuktikan bahwa peralatannya
bekerja dengan baik dan temperatur di dalam ruangan
perawatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan dan tidak
tergantung dari cuaca luar.
(iv). Pipa uap harus ditempatkan sedemikian rupa atau balok
harus dilindungi secukupnya agar beton tidak terkena
langsung semburan uap, yang akan menyebabkan
perbedaan temperatur pada bagian-bagian beton.
(3) Perawatan dengan Cara Lain
(i). Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaan
beton segera esudah air meningggalkan permukaan (kering),
terlebih dahulu setelah beton dibuka cetakannya dan
finishing dilakukan. Jika seandainya hujan turun maka harus
dibuat pelindung sebelum lapisan membran cukup kering,
atau seandainya lapisan membran rusak maka harus
dilakukan pelapisan ulang lagi.
(ii). Selimut kedap air
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaan beton
dengan bahan lembaran kedap air yang bertujuan mencegah
kehilangan kelembaban ari permukaan beton. Beton harus
basah pada saat lembaran kedap air ini dipasang. Lembaran
bahan ini aman untuk tidak terbang/pindah tertiup angin dan
apabila ada kerusakan/sobek harus segera diperbaiki selama
periode perawatan berlangsung.
(iii) Form-In-Place
Perawatan yang dilakukan dengan tetap mempertahankan
cetakan sebagai dinding penahan pada tempatnya selama
waktu yang diperlukan beton dalam masa perawatan
5.2. Pekerjaan Waterstop
1) Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang waterstop dari bahan
polyvinychlorida dalam bentuk ukuran tertentu pada lokasi seperti yang
diberikan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Untuk penempatan
yang tepat, waterstop tipe split flange, sebelum pengecoran beton berakhir
bagian split flange harus disambungkan dengan cara yang disetujui sehingga
tidak ada beton atau mortel dapat masuk kedalam celah–celah diantara dua
bagian split dari flangenya tersebut.
2) Penyedia Jasa harus menyediakan semua material, peralatan dan tenaga
listrik yang diperlukan untuk menyambung dan memasang waterstop

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 102
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
tersebut. Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung
waterstop kearah memanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan
ujung–ujungnya sampai meleleh dan menyambungkannya sampai
membentuk sambungan yang diinginkan.
Pemanasan ujung material tersebut dikerjakan dengan menggunakan mesin
penyambung yang disarankan oleh pabrik yang membuat waterstop atau
mesin listrik lain yang disetujui.
3) Untuk mendapatkan as waterstop sesuai gambar, Penyedia Jasa harus
memasangnya dengan hati-hati dan tepat berikut menyambungnya.
4) Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu
campuran plastik elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100%
didapat, homogen dan tidak berlubang-lubang atau cacat lainnya.
5) Waterstop harus diuraikan disini harus memenuhi kelayakan fisik sebagai
berikut :
Berat jenis : 1,33 ± 0,03 pada suhu 230 c
Tegangan tarik : 155 sampai 176 kg/cm2 pada suhu 230 c
Kekenyalan : 360 % sampai 400 % pada suhu 230 c
Batas kerapuhan : - 480 c
Durometer : 65 - 75

6. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
beton, bekisting dan waterstop harus memuat :
6.1. Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan)
harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa
bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus
sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pekerjaan Beton, Bekisting dan
Waterstop.
6.2. Pengawasan
Direksi pekerja harus menempatkan seorang personal khusus yang mempunyai
keahlian untuk melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan persyaratan kerja
6.3. Perencanaan Campuran
1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran
a) Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya
dinyatakan dengan nilai “slump”) seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas. Kelecakan
(workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah,
gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga
pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus
dan padat.
b) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan yang disyaratkan, atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 103
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-
1974-1990, SNI 03-4810-1998, SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.
c) Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di
bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak
diperkenankan mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari hasil
yang rendah tersebut diketahui dengan pasti dan diambil tindakan-
tindakan yang menjamin bahwa produksi beton berikutnya memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat
diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana
disyaratkan di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang
disyaratkan jika hasil pengujian serangkaian benda uji dari suatu bagian
pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil dari kuat tekan beton
karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan.
d) Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau
memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengambil tindakan perbaikan
dalam meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian kuat
tekan beton umur 3 hari. Dalam keadaan demikian, Penyedia Jasa
harus segera menghentikan pengecoran beton yang diragukan tetapi
dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton
umur 7 hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada
waktu tersebut Direksi Pekerjaan akan menelaah kedua hasil pengujian
umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan
perbaikan yang dipandang perlu.
e) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat
mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton. Tindakan
tersebut tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton
umur 3 hari saja, kecuali bila Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
sepakat dengan perbaikan tersebut.
2) Penyesuaian Campuran
a) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang
sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan
rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang
semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah
ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang
memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah
dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan
bila telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar
semen dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan
dengan syarat disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 104
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak
boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut
secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil
pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
d) Bahan Tambahan (admixture)
Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jenis dan takaran bahan
tambahan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu harus dibuktikan
kebenarannya melalui pengujian campuran di laboratorium. Ketentuan
mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991.
Bila akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat
halus, sebagian besar berupa mineral yang bersifat cementious seperti
abu terbang (fly ash), mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron
furnace slag), yang umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan
utama beton, maka penggunaan bahan tersebut harus berdasarkan
hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasil kuat tekan
yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang diinginkan pada
Gambar Rencana dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton, maka
bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton. Bahan
tambahan ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan kinerja beton
segar (fresh concrete).
Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai
berikut :
- Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah
air;
- Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa
mengurangi kelecakan
- Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
- Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss;
- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi)
- Mengurangi terjadinya bleeding;
- Mengurangi terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan
tambahan campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan
sebagai berikut :
- Meningkatkan kekuatan pada beton muda
- Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses
pengerasan beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal
yang tinggi.
- Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut
- Meningkatkan keawetan jangka panjang beton
- Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton)

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 105
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
- Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat
- Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama
- Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan
- Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan
Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu dilakukan
secara hati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai manual
penggunaannya, serta dengan proses pengadukan yang baik, agar
pengaruh penambahannya pada kinerja beton bisa dicapai secara
merata pada semua bagian beton. Dalam hal ini perlu dimengerti
bahwa dosis yang berlebih akan dapat mengakibatkan menurunnya
kinerja beton, atau dalam hal yang lebih parah, dapat menimbulkan
kerusakan pada beton.
3) Pelaksanaan Pencampuran
a) Penakaran Agregat
(i). Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat,
untuk mutu beton fc’ < 19,3 MPa diijinkan ditakar menurut
volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan
semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan
satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus
ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran
tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur
(ii). Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD-saturated surface dry). Apabila hal tersebut tidak
dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai dengan
kondisi agregat di lapangan. Untuk mendapatkan kondisi agregat
yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala paling
sedikit 12 jam sebelum penakaran untuk menjamin kondisi jenuh
kering permukaan
(iii) Penyedia Jasa harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi yang
masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk
keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan
agregat pada perangkat ready mix
b) Pencampuran
(i). Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat
menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
(ii). Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan
alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah
air yang digunakan dalam setiap penakaran.
(iii). Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut,
pertama masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat
sehingga mencapai kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya
masukkan seluruh semen yang sudah ditakar hingga tercampur
dengan agregat secara merata. Terakhir masukkan sisa air untuk
menyempurnakan campuran.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 106
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
(iv). Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan
ke dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan
harus sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran
tercapai. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3
atau kurang harus sekira 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar
waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3
(v). Bila tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Direksi
Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara
manual dan harus dilakukan sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara
manual harus dibatasi hanya pada beton non-bangunanal.
4) Pengujian Campuran
a) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran
beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan
kecuali disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Nilai slump
pada setiap campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (±
2 cm) yang disyaratkan
b) Pengujian Kuat Tekan
(i). Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah
benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah
beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk
setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah pada tiap
hari pengecoran.
(ii). Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus
menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter
150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI
03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan
diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang
akan dirawat di laboratorium.
(iii) Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas
pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara terpisah
dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.
(iv). Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari
pencampuran secara manual, setiap 10 meter kubik beton harus
dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap komponen bangunan yang
dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.
(v). Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil
produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk
setiap truk). 1set = 3 buah benda uji
(vi). Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat
tekan beton umur 28 hari.
(vii). Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat
perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji
dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut
harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 107
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang
berdekatan nilainya.
(viii). Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik
dari benda uji lebih besar atau sama dengan fc rencana. fc
karakteristik dihitung dengan rumus sebagai berikut :
fc’= fcm ± k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar dari
hasil uji tekan, dan k adalah konstanta yang tergantung pada
jumlah hasil kuat tekan dari benda uji (k=1,64 untuk jumlah hasil
kuat tekan benda uji lebih besar atau sama dengan dari 30

n 0f – f 2 dimana,
fc’ = Kuat tekan beton karakteristik
S = ci cm l n - l fci = Kuat tekan beton yang diuji
fcm = Kuat tekan beton rata-rata

(ix). Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah
0,85 fc’.
(x). Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi,
maka harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari
hasil uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk
memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan tidak
membahayakan.
(xi). Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan
bahwa kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka
diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang
diragukan berdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal
ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti pada
daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk setiap hasil uji
tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu rendah seperti
disebutkan di atas.
(xii). Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa
dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata
kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari
0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai
kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini, perbedaan umur
beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur
beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton (yaitu
28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan
dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang
dihasilkan.
c) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau
pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi :
(i). Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact
Echo, Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 108
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
lainnya (hasil pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar
penerimaan);
(ii). Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang
dipertanyakan;
(iii). Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
(iv). Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
5) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a). Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi
yang disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan,atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran
yang disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan antara lain
b) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
c). Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
d) Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh
pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus.
e). Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat
meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah
dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga
untuk melaksanakannya.
f). Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai
dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan
detail rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan.

7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan beton harus memuat :
7.1. Pengukuran
1) Pekerjaan Beton
a) Cara Pengukuran
(i). Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton
yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan pada Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan dengan batas toleransi yang diijinkan dan
dibayar ukuran minimal yang masih masuk dalam toleransi. Tidak
ada pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang
ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau
oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja
tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan
(weephole).
(ii). Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai
pemompaan, penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 109
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
(iii). Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan
dengan bangunan yang telah selesai dan diterima akan diukur
untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Bagian lain dalam
Spesifikasi ini.
(iv). Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar
sebagai beton bangunan atau beton tidak bertulang. Beton
Bangunan harus beton yang disyaratkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan sebagai fc’=21,7 MPa (K-250) atau lebih
tinggi dan Beton Tak Bertulang harus beton yang disyaratkan atau
disetujui untuk fc’=14,5 MPa (K-175) atau fc’=9,8 Mpa (K-125).
Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi
diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan)
beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
(i). Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana
pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
(ii). Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap
peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture),
juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau
bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu
yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

BESI TULANGAN
1. Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir
yang memenuhi ketentuan standar JIS atau ASTM A615, Grade 60 atau SII 0376-84,
dengan karakteristik sebagai berikut:
Property Besi Ulir Besi Polos
Tensile strength (kg/mm2) 45-57 45-57
Yield point (kg/mm2) 30 atau lebih 30 atau lebih
Elongation (%) 16 atau lebih 18 atau lebih
Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa untuk pengadaan besi
tulangan yang akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap
pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus melakukan
uji material bila diminta Pengguna Jasa dengan prosedur baku uji yang disetujui
Pengguna Jasa
Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui Pengguna Jasa
Dua besi tulangan dengan diameter yang sama yang diambil secara random dari besi
tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak boleh berbeda lebih dari 2% (dua
DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA
BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 110
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan harus bersih dari karat, oli,
kotoran dan tidak cacat.
.2 Gambar Pembesian
Penyedia Jasa wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan sebelum
pemasangannya di lokasi pekerjaan.

3 Pemasangan Besi Tulangan


Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus
dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada
cetakan beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan
kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses
penuangan dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat
desak tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan
desain tebal selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat
sebelum beton dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya
yang menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan
beton.
Penyedia Jasa wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada Pengguna Jasa untuk melakukan pemeriksaan kesiapan
pelaksanaan secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi.
4. Penyambungan Besi Tulangan
Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh Pengguna Jasa
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa persetujuan Pengguna Jasa Penyambungan harus dilakukan
dengan overlap sepanjang mungkin.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari
30 (tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi
tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut
beton tetap memenuhi ketentuan.
5. Selimut Beton
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan
ketentuan dalam gambar, atau atas perintah Pengguna Jasa
6. Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan
Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat ton untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 111
Pembangunan Intake dan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku Mata Air Tondobulu Kec. Sampolawa Kabupaten
Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara
untuk besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar
dan gambar pembesian/penulangan yang disetujui Pengguna Jasa
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti
sbb:
Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) 8 10 12 16 19 22 25 28 32

Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar diatas, Pengguna Jasa
akan menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan
ketentuan dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan akan diperhitungkan dalam
pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan
ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan
besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.

DOKUMEN 2018 - SNVT. PJPA. SULAWESI IV PROV. SULTRA


BWS SULAWESI IV KENDARI XII - 112
BAB XI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi
Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan


terpasang yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur dan diverifikasi oleh para
pihak, serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, kecuali bagian pekerjaan Material on-Site (bagian pekerjaan di lapangan).

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan,
personel, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi tenaga kerja/BPJS, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban
yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas
dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu
pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikenakan/dibebankan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus


dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran
terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran yang terkait.

6. Dalam tender dilakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan
sebagai berikut:
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat
Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan
maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.

DOKUMEN PEMILIHAN (DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA) XI - 1


BWS SULAWESI IV KENDARI
DOKUMEN PEMILIHAN (DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA) XI - 2
BWS SULAWESI IV KENDARI
.

DOKUMEN PEMILIHAN (DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA) XI - 3


BWS SULAWESI IV KENDARI
DOKUMEN PEMILIHAN (DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA) XI - 4
BWS SULAWESI IV KENDARI
BAB XII
BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat K/L/PD]

Nomor : ....................... ....................,.............. 20 ....


Lampiran : .......................

Kepada Yth.
............................................
di ..........................

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket


Pekerjaan ………...........................

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor : ......................................


tanggal ............................. perihal ...................................... dengan penawaran terkoreksi
sebesar Rp............................... (...............................) kami nyatakan diterima/disetujui.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebesar Rp. ………. (……….. Rupiah)
[5% dari nilai kontrak untuk nilai penawaran/terkoreksi antara 80% sampai dengan 100% HPS
atau 5% dari HPS untuk nilai penawaran/terkoreksi dibawah 80% HPS] dengan masa berlaku
selama …. (………………) hari kalender [sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu
pelaksanaan] dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah diterbitkannya SPPBJ.

Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi
terhadap penawaran Saudara, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan
Perundangan terkait Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta petunjuk teknisnya.

Satuan Kerja .................................


Pejabat Pembuat Komitmen ………

[tanda tangan]

[nama lengkap] [jabatan]


NIP. ..............................

Tembusan Yth. :
1. .............................. [PA/KPA K/L/D/I]
2. .............................. [APIP K/L/D/I]
3. .............................. [Pokja Pemilihan]
......... dst

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 1


BWS SULAWESI IV KENDARI
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/PD]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)


Nomor : ......................................
Paket Pekerjaan : ........................................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


_______________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama


ini memerintahkan :
_______________ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
_______________ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
1. Macam pekerjaan: __________;
2. Tanggal mulai kerja: __________;
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________)[hari kalender/bulan/tahun] dan pekerjaan
harus sudah selesai pada tanggal __________
5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan
Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari
Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak.

__________, __ __________ 20__

Untuk dan atas nama __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP : __________

Menerima dan menyetujui :


Untuk dan atas nama __________

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 2


BWS SULAWESI IV KENDARI
C. BENTUK SURAT JAMINAN

Jaminan Pelaksanaan dari Bank


[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
Sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: ________________________________ dalam jabatan


selaku ________________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
________________________________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat].
untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :

Nama : ________________________ [Nama PPK]


Alamat : _______________________________________________
selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp__________________ (terbilang _______________) dalam bentuk garansi


bank sebagai Jaminan Pelaksanaan atas pekerjaan _________________ berdasarkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. ________________ tanggal
_________________, apabila:
Nama : ________________________ [Nama Penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________ .
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam
butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan
Wanprestasi dari Penerima Jaminan dan pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 3


BWS SULAWESI IV KENDARI
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________ .
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]
Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi
Bankdisarankan untuk
mengkonfirmasi
Garansi
ini ke ……..[bank]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 4


BWS SULAWESI IV KENDARI
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan : ………………………………………. Nilai ………………………………

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________


[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _____________________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen],
_________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan __________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
No. _______________ tanggal ________________untuk pelaksanaan tender pekerjaan
______________yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan
benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di …………………………
Pada tanggal ………………………….

TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp. 6000,00

………………………………. …………………………..
Untuk keyakinan, pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke ……
[Penerbit Jaminan]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 5


BWS SULAWESI IV KENDARI
Jaminan Uang Muka dari Bank
[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
Sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: _____________________ dalam jabatan selaku


___________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
______________________ [nama bank] berkedudukan di ____________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama : ________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _________________ (terbilang _________________________) dalam


bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan _________________
berdasarkan Kontrak No. ________________ tanggal __________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi kewajibannya dalam
melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan atas uang muka yang
diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________s.d.____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir
1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)setelah menerima tuntutan
pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 6


BWS SULAWESI IV KENDARI
Dikeluarkan di : _____________

Pada tanggal : _____________

[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi
Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi
Garansi ini ke
………[bank]
________________
[Nama dan Jabatan]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 7


BWS SULAWESI IV KENDARI
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________


[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas
terikat pada _____________________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen],
_________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut
PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _______________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. _______________
tanggal_____________________dari PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai
dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________

4. Jaminan ini berlaku apabila:


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada
PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar menurut Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)setelah menerima
tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan
PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

Untuk kenyakinan, pemegang Jaminan


disarankan untuk mengkonfirmasi
Jaminan ini ke ……… [Penerbit Jaminan]
____________________________ ____________________________

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 8


BWS SULAWESI IV KENDARI
Jaminan Pemeliharaan dari Bank
[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
Sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini : ____________________________________________


dalam jabatan selaku _________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama _______________ [nama bank] berkedudukan di ______________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama : ________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _______________________ (terbilang


__________________________________) dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan
Pemeliharaan atas pekerjaan _________________ berdasarkan Kontrak No.
_______________ tanggal ________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan
berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________s.d.____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir
1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional)setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang
diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing
pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri
________.

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 9


BWS SULAWESI IV KENDARI
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]
Materai Rp.6000,00

________________
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
ke…… [bank]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 10


BWS SULAWESI IV KENDARI
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN
Nomor Jaminan : __________________ Nilai : ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan
tegas terikat pada _____________________ [nama PPK], ______________________
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas
uang sejumlah Rp ________________ (terbilang _____________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan ____________________ yang
telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa
(SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ___________ tanggal _________________
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (______dalam huruf______) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
4. Jaminan ini dicairkan apabila :
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN
berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi
Jaminan ini ke ……..
[Penerbit Jaminan]

DOKUMEN PEMILIHAN (BENTUK DOKUMEN LAIN) XII - 11


BWS SULAWESI IV KENDARI

Anda mungkin juga menyukai