Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PERKERASAN JALAN (NTSI615)


Dosen Pembina : Drs. Boedi Rahardjo, M.Pd., MT

Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup


(Flash and Fire Points by Cleveland Open Cup)

Disusun oleh: Kelompok 5 Offering D


Elina Indra Rahmawati (160523610826)
M. Adrian Nurhidayat A. (160523610898)
Musa Abdul Jabbar (160523610862)
Nabilah Fasya (160523610921)
Nisvi Asari (160523610892)

PROGRAM S1 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengukur suhu dimana aspal mulai dapat mengeluarkan nyala api dan
terbakar akibat pemanasan dengan menggunakan Cleveland Open Cup. Suhu yang
didapatkan ini adalah sebagai simulasi terhadap suhu maksimum yang bisa terjadi pada
aspal sampai aspal mengalami kerusakan permanen.

II. DASAR TEORI


Terdapat dua metode pratikum yang umum dipakai untuk menentukan titik
nyala dari bahan aspal. Pratikum untuk Aspal Cair (Cutback) biasanya dilakukan dengan
menggunakan alat Tagliabue Open Cup, sementara untuk bahan aspal dalam bentuk
padat biasanya digunakan alat Cleveland Open Cup. Kedua metode tersebut pada
prinsipnya adalah sama, walau pada metode Cleveland Open Cup, bahan aspal
dipanaskan di dalam tempat besi yang direndam di dalam bejana air, sedangkan pada
metode Tagliabue Open Cup, pemanasan dilakukan pada tabung kaca yang juga
diletakkan di dalam air.
Pada kedua metode tersebut, suhu dari material aspal ditingkatkan secara bertahap
pada jenjang yang tetap. Seiring kenaikan suhu, titik api kecil dilewatkan di atas
permukaan benda uji yang dipanaskan tersebut. Titik nyala ditentukan sebagai suhu
terendah dimana percikan api pertama kali terjadi sedangkan titik bakar ditentukan
sebagai suhu dimana benda uji terbakar.
Misalnya dari hasil pengujian didapatkan temperatur titik nyala adalah 344°C dan
titik bakar adalah 354°C yang berarti memenuhi syarat minimum temperature titik nyala
oleh Bina Marga untuk aspal PEN 40 – 60 (200 ºC). Titik nyala dan titik bakar aspal
perlu diketahui karena :
 Sebagai indikasi temperatur, pemanasan maximum dimana masih dalam batas-
batas aman pengerjaan.
 Agar karakteristik aspal tidak berubah (rusak) akibat dipanaskan melebihi
temperature titik bakar.
Untuk mendapatkan temperature titik nyala dan titik bakar yang akurat, perlu
diperhatikan dalam pengujiannya sebagai berikut :
 Tersedianya pelindung angin yang menjaga nyala api dari hembusan angin.
 Kecepatan pemanasan dengan menggunakan Bunsen (pengatur besar kecilnya
api).
 Pemberian api pemancing (pilot) dilakukan menjelang temperature mendekati
titik nyala perkiraan dengan memperhatikan :
- Jarak as api pilot terhadap benda uji ± 10 mm.
- Kecepatan lewat api pilot di atas muka benda uji ± 1 detik perjurusan.
- Diameter api pilot berkisar 3.2 mm sampai 4.8 mm
- Cahaya ruangan diatur sedemikian rupa sehingga nyala api pilot dan nyala api
pertama (pijaran api pertama terputus-putus dalam kurun waktu 5 detik) dapat
dilihat jelas (dapat juga dilakukan di ruangan gelap).
 Thermometer harus bersih dan skalanya terbaca jelas, diupayakan memakai
bantuan kaca pembesar dalam pembacaannya.
III. PERALATAN DAN BENDA UJI
a. Alat:
1. Cawan kuningan (clevenland cup) dengan bentuk dan ukuran tertentu
2. Thermometer
3. Nyala penguji, yaitu nyala api yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan
diameter 3,2-4,8 mm dengan panjang 7,5 cm
4. Pemanas terdiri dari logam untuk meletakkan cawan Cleveland
5. Pembakaran gas atau tungku listrik atau pembakar alkohol yang tidak
menimbulkan asap atau nyala disekitar atas cawan
6. Stopwatch
7. Penahan angin; alat yang menahan angin apabila sebagai pemanasan

b. Benda Uji:
1. Aspal ± 100 gram

c. Persiapan Benda Uji :


1. Panaskan contoh aspal antara 148,9ºC − 176ºC sampai cukup cair.
2. Kemudian isikan cawan Cleveland sampai garis dan hilangkan gelembung udara
yang ada pada permukaan cairan.
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Letakkan cawan diatas kompor pemanas tetap dibawah titik tengah cawan.
2. Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik tengah cawan.
3. Pasanglah thermometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4 mm di atas dasar
dan terletak satu garis yang menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros penguji.
Kemudian aturlah titik poros thermometer sehingga terletak pada jarak ¼ diameter cawan
dari tepi.
4. Nyalakan kompor dan atur pemanasan sehingga kenaikan suhu adalah 15ºC tiap menit
sampai mencapai suhu 56ºC dibawah titik nyala yang diperkirakan untuk selanjutnya
kenaikan suhu 5−6ºC/menit.
5. Tepatkan penahan angin di depan nyala penguji.
6. Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanas sehingga kenaikan suhu menjadi (15±1)
per menit sampai benda uji mencapai 56ºC dibawah titik nyala perkiraan.
7. Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 5-6ºC/menit pada suhu 56ºC dan 28ºC dibawah
titik perkiraan.
8. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi 3,2−4,8
mm.
9. Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan)
dalam satu detik. Ulangi setiap kenaikan 2ºC.
10. Lanjutkan pengujian diatas sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik diatas
permukaan benda uji.
11. Bacalah suhu pada thermometer dan catat.
12. Lanjutkan pembacaan suhu sampai terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik diatas
permukaan benda uji. Bacalah suhu pada thermometer dan catat.

V. DATA HASIL PRAKTIKUM


Waktu = Rabu 17 Oktober 2018
Tempat = Laboratorium Perkerasan Jalan Gedung D9 TS UM (D9.106)
LABORATORIUM PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Gedung D9 Lantai 1 Tlp. 0341 – 587082
Jln. Semarang No. 5 Malang 65145

Laporan Ke- : 6 Tanggal Uji : 17 Oktober 2018


Lokasi : Laboratorium Perkerasan Diuji Oleh : Kelompok 5
Jalan D9 TS UM Diperiksa : Drs. Boedi Rahardjo, M.Pd., MT

Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup

No. Kegiatan Uraian


1. Pembukaan Contoh Contoh dipanaskan
Mulai jam = 07.50
Selesai jam = 07.55
2. Pemeriksaan Mulai jam = 08.45
Selesai jam = 09.03

°C di bawah titik
No. Waktu °C Titik Nyala
nyala
1. 56 280
2. 51 285
3. 46 1’ 10” 290
4. 41 2’ 20” 295
5. 36 3’ 35” 300
6. 31 4’ 37” 305
7. 26 5’ 40” 310
8. 21 6’ 59” 315
9. 16 8’ 03” 320
10. 11 9’ 22” 325
11. 6 10’ 31” 330
12. 1 11’ 33” 335
13. 12’ 52” 340 Titik Nyala
14. 13’ 58” 345
15. 15’ 07” 350
16. 16’ 24” 355
17. 17’ 44” 360 Titik Bakar
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan data di atas pada praktikum 4 tentang titik nyala dan titik bakar
dengan cleveland open cup . Tahap pertama yang harus dilakukan yaitu mengambil
benda uji (aspal) untuk dipanaskan pada penggorengan dengan suhu 148,9ºC − 176ºC
sampai meleleh. Tahap pemanasan benda uji dilakukan selama 5 menit yang dimulai
dari pukul 07.50 sampai dengan pukul 07.55. Kemudian pengisian aspal yang telah
meleleh pada cawan Cleveland sampai garis dan mehilangkan gelembung udara yang
ada pada permukaan cairan.
Tahap kedua yaitu meletakkan cawan diatas kompor pemanas tetap dibawah
titik tengah cawan.Selanjutnya memasang thermometer yang tegak lurus di dalam benda
uji dengan jarak 6,4 mm di atas dasar dan terletak satu garis yang menghubungkan titik
tengah cawan dan titik poros penguji. Kemudian mengatur titik poros thermometer
sehingga terletak pada jarak ¼ diameter cawan dari tepi.
Tahap ketiga yaitu pada pukul 8.45, meyalakan kompor dan mengatur
pemanasan sehingga kenaikan suhu saat 15ºC tiap menit sampai mencapai suhu 56ºC
dibawah titik nyala yang diperkirakan untuk selanjutnya kenaikan suhu 5−6ºC/menit.
Tahap ke empat yaitu menyalakan sumber pemanas dan mengatur pemanas
sehingga kenaikan suhu menjadi (15±1) per menit sampai benda uji mencapai 56ºC
dibawah titik nyala perkiraan. Kemudian menyalakan alat penguji dan diatur agar
diameter nyala penguji tersebut menjadi 3,2−4,8 mm. kemudian putarlah nyala penguji
melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan) dalam satu detik. Ulangi setiap
kenaikan 2ºC.
Hal ini dilakukan hingga terlihat nyala singkat diatas benda uji pada suatu
tingkat. Pada saat inilah yang dinamakan titik nyala aspal. Semantara benda uji
mencapai titik nyala, alat penguji tetap diputar mengelilingi cawan hingga terlihat nyala
api sekurang kurangnya 5 detik setelah mucul api. Hal inilah yang dinamakan titik bakar
aspal.
VII. KESIMPULAN
Dari pengujian titik nyala dan titik bakar yang telah dilakukan, diperoleh titik
nyala benda uji berada pada 340⁰C dengan pembacaan waktu 12 menit 52 detik. Dan
titik bakar benda uji berada pada 360⁰C dengan pembacaan waktu 17 menit 44 detik.
Berdasarkan Bina Marga syarat minimum temperature titik nyala untuk aspal PEN 40 –
60 adalah 200⁰C, sehingga hasil pengujian titik nyala dan titik bakar yang telah
dilakukan memenuhi syarat yang ditentukan dan layak digunakan untuk bahan
konstruksi jalan raya.
VIII. LAMPIRAN DOKUMENTASI

Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar gelembung-gelembung udara


cepat keluar.

Pengukuran suhu dari aspal

Mengisikan cawan Cleveland dengan aspal yang telah leleh sampai batas garis
`
Meletakkan cawan diatas kompor pemanas tetap dibawah titik tengah cawan

Pemasangan thermometer yang harus tegak lurus di dalam benda uji dan
memanaskan benda uji kira kira 56° C dibawah titik nyala perkiraan
Menyalakan alat uji dan diputar dari tepi ke tepi cawan hingga mencapai
titik nyala dan titik bakar

Aspal mencapai titik nyala


Aspal mencapai titik bakar

Anda mungkin juga menyukai