Anda di halaman 1dari 9

PESIMISME PERADABAN MANUSIA DI ABAD 20 : Pengaruh Ideologi Dan

Kebudayaan

Oleh: Adhytiawan.S ( Mahasiswa Ilmu Sejarah UNS)

Abad ke 20, telah membuat kita semua menjadi kaum pesimis historis yang
mendalam. Pesimis Abad 20 sangat berbeda dengan optimisme pada abad ke 19. Terutama
Masyrakat Eropa, melihat abad 19 sebagai abad pembaharuan global walaupun juga terjadi
perang dan revolusi. Ada dua alasan yang memberikan optimisme masyarakat eropa,
pertama adalah kepercayaan bahwa sains alam modern akan mengembangkan kehidupan
manusia dengan menaklukan penyakit dan kemiskinan. Alam, musuh lama masyarakat eropa
akan dikuasai oleh teknologi modern dan dibuat tunduk untuk memenuhi tujuan kebahagiaan
manusia. Kedua, pemerintahan nasionalis-demokratis meluas ke seluruh negara-negara dunia.
Semangat Revolusi Perancis tahun 1776 melenyapkan Tirani dunia Islam dan otokrasi di Asia
Dan semenanjung arab1.

Bagi Hegel, Revolusi Perancis adalah peristiwa yang telah membawa visi Kristen
mengenai suatu masyrakat yang bebas dan sama. Dalam melakukan Revolusi ini , bekas para
budak mempertaruhkan hidup mereka demi negara dan pangeran besar. Prinsip-princip
kebebasan dan persamaan kemudian dibawa oleh pasukan penakluk Napoleon ke bagian
Eropa lain. Negara Demokrasi Liberal merupakan realisasi dari cita-cita Kristen tentang
kebebasan manusia. Pengertian Liberal Menurut Hegel adalah cermin wajah masyarakat barat
terhadap kehidupan yang bebas untuk mendirikan negara demokrasi 2. Menurut Thomas
Hobbes Dan John Locke dalam American Constitution and Declration of Independent,
masyrakat liberal adalah sebuah kontrak sosial dan kesepakatan timbal balik antar warga
negara untuk tidak mencampuri kehidupan dan hak kepemilikian masing-masing (agama).

Pesimisme Esktrem yang terjadi pada abad 20 disebabkan paling tidak akibat
perpecahan ideologi yang mengakibatkan Perang Dunia yang membuat masyrakat Barat
merasa paling dirugikan. Perang Dunia I merupakan suatu persitiwa kritis yang telah merusak
kepercayaan diri Eropa. Perang itu tentunya telah meruntuhkan peta politik lama yang
mewakili oleh monarki-monarki Jerman , Austria dan Rusia, tetapi dampaknya secara

1
Francis Fukuyama, Pesimisme kita
2
Dikutip dari Hegel dalam works Moscow
psikologis yang dalam. Sejarawan Inggris Arnold Toynbe Dalam A Study Of History “
“Perang Dunia I setelah berakhir menjadi sebuah awal dari bentuk kejahatan baru. Jika Sains
alam modern memungkinkan adanya senjata penghancur dimana sebuah dunia baru
Totalitarianisme telah diciptakan, hal ini akan didukung oleh partai politik dan ideologi yang
berkembang sejak abad 19 dan akan melahirkan dominasi peradaban manusia yang baru3.

Perang-perang sepanjang abad 20 tidak akan pernah terjadi tanpa adanya kemajuan-
kemajuan mendasar pada revolusi industri . Perang fisik dan ideologi yang menguat akan
memberikan dampak sosial-politik setidaknya satu abad selanjutnya. Ide-Ide reaksioner
Ayatullah Khomeini dimasukan ke Iran sebelum revolusi Syi’ah Sebelum tahun 1978 hingga
melahirkan modernisasi ekonomi yang terjadi pada republik Iran. Al-Jazair dan Irak menjadi
mudah untuk mengakses perkembangan Perjuangan Mujahidin Ikhwanul Muslimin yang
tersebar hingga ke seluruh semenanjung arab4.

Sebagian besar negara Eropa sejak pada abad 19 telah berperan pada dunia timur
sebagai penguasa kolonial, kemudian menjadi patron selama perang dingin. Sejarah manusia
justru tidak mengarah pada suatu arah tunggal , akan tetapi menjadi perpecahan peradaban
yang terlihat damai namun justru menyimpan api dalam sekam. Pada zaman kita saat ini,
salah satu manifestasi yang jelas dari pesimisme kita adalah kepercayaan yang nyaris
universal pada alternatif Komunisme dan Demokrasi Liberal.

Demokrasi mungkin berubah menjadi kecelakaan sejarah, kaum kanan tentu saja
tidak pernah percaya bahwa komunisme telah mencapai tingkat legitimasi yang kuat pada
struktur negara dengan penduduk yang dikontrolnya dan melihat dengan sangat jelas
kegagalan ekonomi dari masyarakat sosialis. Namun banyak kaum kanan yang percaya
bahwa sebuah masyarakat gagal seperti uni soviet adalah karena mereka tidak menemukan
kunci menuju kekuasaan Totaliter yang diinginkan Joseph Stalin pada Revolusi Komunis
1917, dimana kelompok birokrat dapat membawa kekuatan organisasi dan teknologi modern
untuk menguasai sebagian besar penduduk5.

Pada akhir abad 20, hampir tidak ada pesaing-pesaing ideologis yang serius terhadap
demokrasi liberal. Kekuatan Islam hancur setelah runtuhnya Khilafah Ustmani tahun 1924.
Gerakan Pembaharuan Islam menjadi mandul ketika berbenturan dengan sistem kekuasaan

3
Arnold Toynbee , A Study Of History I
4
As’Ad Said Ali. Al-Qaeda: tinjauan Sosial dan sepak terjang poltiik , 2004c
5
Ruth Mc Vey, The Rise Communism In Indonesia. Cornell Project 1950
demokrasi. Pemberontakan terjadi hampir di setiap negara-negara Islam di Timur tengah.
Setelah sistem kekuasaan dengan ideologi yang baru seperti demokrasi menguasai Negeri
Islam. Demokrasi akan banyak mengubah banyak sistem kebudayaan masyrakat , terutama
orang-orang Timur. Teori kebudayaan yang dikeluarkan Clifford Geerzt 60 tahun lalu ketika
meneliti orang timur sebagai orientalisme berpendapat, bahwa peradaban barat tidak akan
mampu dibendung oleh nation state maupun agama dan inilah yang terjadi sekarang ini di
abad 21.

Pada tahun 1919 , Woodrow Wilson , Llyold George dan George Clemencau mampu
mengendalikan dunia. Hanya dengan duduk-duduk di Paris mereka dapat menentukan nasib
peradaban manusia dengan menciptakan negara-negara baru sekaligus batas wilayah masing-
masing . Mereka juga mampu menentukan bagaimana Timur Tengah dan wilayah khilafah
Ustmani saat itu mereka pecah menjadi beberapa negara. Hingga dalam jangka waktu seratus
tahun tidak ada yang mampu menandingi mereka bertiga ( Barat) dalam mempengaruhi
peradaban manusia 6.

Barat dan Modernisasi : Penolakan Dari Asia

Ekspansi Barat mampu menawarkan modernisasi maupun westernisasi bagi


masayrakat-masyarakat non-Barat, tokoh-tokoh politik dan intelektual dari masyrakat
tersebut memberikan reaksi terhadap pengaruh barat melalui satu atau lebih dari tiga cara :
menolak modernisasi maupun westernisasi, menerima keduanya, menerima yang pertama dan
menolak yang kedua7.

Penolakan. Sejak tahun 1542 hingga pertengahan abad XIX, Jepang merupakan
negara yang secara terang-terangan menolak barat. Mereka hanya menerima bentuk-bentuk
modernisasi tertentu, seperti penggunaan senjata api dan missi agama kristen. Pada
pertengahan abad XVII, orang-orang barat benar-benar merasa terusir. Penolakan tersebut
berakhir dengan penaklukan terhadap Jepang yang dilakukan Commodore Perry tahun 1854
dan muncul upaya-upaya memahami Barat yang diikuti oleh Gerakan Restorasi Meiji pada
tahun 1868. Selama beberapa abad, Cina juga menolak modernisasi ataupun westernisasi.
Meskipun pada tahun 1601 para missionaris Kristen diizinkan masuk ke Cina, namun pada
1772 mereka diusir. Tidak seperti Jepang, penolakan Cina tidak lepas dari anggapan bahwa
Cina merupakan Kerajaan Timur dan kepercayaan mereka bahwa kebudayaan cina lebih

6
George Mc Kahin . Nasionalisme dan Revolusi .Cornell Project 1949
7
Sammuel Huntington. Clash Of Civilitation.
unggul dari kebudayaan lain. Politik isolisasi cina maupun Jepang dapat dipatahkan oleh
kekuatan Barat, melalui serangan Opium War pada tahun 1839-1842. Dampaknya setelah itu
masyrakat Asia menjadi sulit dan bahkan tidak mampu mendangi kekuatan Barat pada abad
selanjutnya.

Pada abad XX, perkembangan-perkemabangan dalam bidang transportasi dan


teknologi secara umum memberikan dampak yang luar biasa di Asia. Penolakan Modernisasi
dan Westernisasi meledak hampir di seluruh negara Asia terutama Timur Tengah dan Asia
tenggara. Bernard Lewis Dalam Islamic Revolution In The Middle east menulis kaitan
dengan Islam dan penolakan barat. “mereka melemparkan televisi ke sungai, melarang
mengenakan jam tangan , dan menolak kendaraan bermotor. Sekalipun demikian mereka
merupakan kelompok minoritas yang terbatas”8. Fanatisme yang kuat dalam beberapa kasus
selalu berbenturan dengan pemerintahan demokrasi – nasionalis yang sudah menguat di
Timur tengah abad XX. Namun bagaimana pun juga Fanatisme, meminjam istilah Arnold
Toynbee , merupakan sebuah pilihan yang dapat diterima9.

Masyrakat-masyarakat Islam menemukan kesulitan dengan modernisasi,Bernard


menyatakan bahwa Westernisasi menjadi sebab terjadinya berbenturan antara Islam versus
modernitas dalam kaitan dengan persoalan-persoalan ekonomi seperti Puasa, hukum waris,
dan partisipasi wanita Islam dalam lapangan kerja. Tetapi titik Chaos pada masyrakat Islam
bukan pada masalah muamalah sehari-hari , akan tetapi pada suatu sistem masyrakat yang
sudah ditentukan dalam Syariat untuk mengatur masyrakat10. Negara-negara pada abad 20
tidak lagi mengenal hukum Islam atau Syariah, apalagi wacana mengenai Khilafah.
Demokrasi sudah berhasil memenggal kepala khilafah atas nama Totalitarianisme sekalipun
membunuh Komunisme sebagai kekuatan penanding Barat abad 20.

Menurut Bernard Lewis, dalam dunia Islam terdapat sebuah kecenderungan untuk
kembali ke masa lalu untuk menemukan identitas dan loyalitas di dalam komunitas kegamaan
yakni melalui sebuah entitas yang lebih didasarkan pada ajaran spiritualitas dibandung
perebutan wilayah dan kekuasaan. Di India terjadi pembentukan identitas Hindu sebagai
respon dari keterasingan dunia Modern. Di Rusia, kebangkitan keagamaan di dalam gereja
ortodoks yang mempertemukan agama dengan negara, sehingga di Rusia memiliki konstitusi

8
Bernard Lewis. Islamic Revolution In The Middle East. 1970
9
Arnold Toynbe. A Study Of History. London: 1948
10
Bernard Lewis. Muslim Menemukan Eropa . 1975
sesuai dengan kristen ortodoks. Di Afghanistan terjadi Gerakan Fundamentalis Esktrem
disebabkan tekanan-tekanan Uni Soviet pada tahun 1980.

Dalam konteks yang luas kebangkitan agama yang terjadi di seluruh dunia pada
dasarnya adalah reaksi terhadap sekularisme, relativisme moral dan pemuasan diri.

Hampir sepanjang abad 20, masyrakat non-Barat merasa iri terhadap kemajuan yang
dicapai Barat dalam bidang teknologi, militer, dan politik. Pada tahun 1980-an dan 1990-an
proses pribumisasi menjadi mode di seluruh dunia non-Barat, terutama di Asia. Kebangkitan
Islam dan Re-Islamisasi menjadi tema sentral di kalangan umat islam. Di India pada tahun
1950 mulai ada penolakan terhadap Barat dan terjadi perubahan religius di dalam
pemerintahan. Di Asia Timur, kalangan pemerintah menawarkan konfusianisme. Gerakan
pribumisasi kemudian diikuti oleh suatu paradoks demokrasi. Pada tahun 1960 pemerintahan
Pro-Barat di negara berkembang dilanda kudeta dari berbagai gerakan revolusioner.
Kelompok fundamentalis Islam mampu meraih kemenangan dalam berbagai pemilu, ini
terjadi di Al-Jazair dan Algeria tahun 1990-an, dan terjadi seterusnya di Mesir dan Turki di
abad 2111.

Timbulnya kebangkitan agama memberikan dampak psikologis terhadap Barat


terutama kehidupan modern. Pada permulaan abad XX respon terhadap peradaban Barat
umumnya melalui proses ideologi Barat. Pada abad XIX, tokoh elite non-Barat menyerap
nilai liberal Barat dan menggagas nasionalisme- liberal. Menurut Bertran Russel
Nasionalisme maupun sosialisme tidak memiliki pengaruh apapun terhadap dunia Islam.
Agama adalah penggerak kemajuan dan ajaran Islam akan memainkan peran dalam dunia
kontemporer seperti halnya lahirnya kristen protestan pada reformasi Gereja di eropa pada
abad 1612.

Di kalangan umat Islam, banyak dijumpai anak muda yang religius, tetapi orang tua
mereka sekuler. Kasus yang sama juga dijumpai di kalangan masyarakat Hindu, dimana pada
tahun 1990 Hindu berhasil mereformasi kaum tani di India. Di Korea Selatan pada tahun
1995 Kristen Katolik berhasil menggantikan posisi agama leluhur mereka maupun pemahan
Atheis yang pernah subur di Korea pada tahun 1970-an13.

11
Abu Mushab As Suri. Visi Politik Gerakan Jihad abad 20.
12
Bertrand Russel. Sejarah Filsafat Barat.
13
Samuel Huntington . Clash Of Civilitation
Kebangkitan agama di Asia adalah manifestasi paling nyata dari gerakan anti-
Westernisasi yang di wariskan budaya kolonial, tetapi bukan merupakan penolakan terhadap
modernitas14. Titik penolakan yang kuat lebih pada paham-paham sekuler , realitivistik Barat
yang mencirikan budaya Barat. Seolah-olah Bangsa Asia berkata “ Kami akan menjadi
Modern, tapi kami tidak akan seperti anda (Barat)”.

Dalam aspek tertentu, kebangkitan berbeda dengan reformasi yang hanya memiliki
pengaruh terbatas di wilayah. Sebalikya kebangkitan memiliki aspek seluruh masyarakat
yang tidak dibatasi negara. Pada awal 1970 simbol, kepercayaan, praktis dan kebijakan pada
organisasi Islam semakin dipegang teguh dan didukung 1 miliar umat Islam di seluruh dunia
yang membentang dari Maroko sampai Indonesia dan dari Nigeria sampai Kazakhstan.
Proses Islamisasi pertama kali terjadi dalam wilayah kultural dan kemudian bergerak ke
bidang Politik. Para tokoh politik dan intelektual , apakah mereka tertarik atau tidak dengan
cara apapun tidak mampu menghindari proses ini dan harus berusaha beradaptasi.

Pemerintah-pemerintah di negara Islam juga melakukan Islamisasi Hukum. Di


Indonesia dan malaysia konsep hukum Syariat dipadukan dengan hukum sekuler Untuk
memenuhi penghidupan masyarakat muslim sebagai penduduk mayoritas. Di Pakistan Tahun
1975 Jenderal Zia ul-Haq melakukan upaya Islamisasi dalam bidang ekonomi dan hukum,
sehingga Pakistan bisa dikatakan Negara yang paling total menerapkan Syariat Islam di abad
20 . Walaupun pada akhirnya Zia ul Haq berhasil digulingkan Partai Komunis Pakistan pada
1980.15

Manifestasi kebangkitan Islam merupakan produk dan sebuah upaya untuk


mengadaptasikan diri pada modernisasi. Kebangkitan Islam di Akhir abad 20 adalah Produk
dari kemerosotan kekuatan dan citra Barat.

Evaluasi Terhadap Pengaruh Barat

Peradaban barat mampu mempengaruhi peradaban lain yang telah ada sejak tahun
1500. Barat mengalami proses modernisasi dan industrialisasi yang menyebar ke seluruh
dunia,sehingga masyarakat peradaban lain berusaha mengikuti jejak Barat. Kebangkitan
Islam , terutama di Asia menunjukan kepada peradaban lain yang masih hidup akan menjadi

14
Bryand Turner Dalam Sosiologi Agama. Pengantar dan Editor
15
Abdullah Azzam. Langit Cerah di Afghanistan
ancaman bagi Barat. Perang besar senantiasa menunggu peradaban lain yang sebanarnya bisa
saja dihindari Barat atas nama kemanusiaan. Kemorosatan Barat yang secara perlahan akan
dimulai pada awal abad 21 dan barangkali akan berlanjut sampai abad-abad selanjutnya jika
manusia masih ada. Kecuali jika Barat dapat melampui periode kebangkitan revolusi
peradaban, mampu menunjukan pengaruhnya yang akan memperbarahui sistem
kepemimpinan dunia.

Penyebaran kebudayaan di dunia merefleksikan penyebaran kekuasaan. Dalam


sejarah, perluasan kekuasaan sangat niscaya menggambarkan perluasan kebudayaan pula,
begitu pengaruh (power politik) untuk penyebaran kebudayaan. Kekuasaan Romawi mampu
menciptakan sebuah kebudayaan semi-universal di dalam masyrakat klasik. Kekuatan Barat,
dalam bentuk kolonialisme Eropa abad XIX dan hegemoni Amerika pada abad XX, mampu
menyebarkan kebudayaan Barat hampir di seluruh penujura dunia dengan metode ekspansi
wilayah. Sekarang, Kolonialisme Eropa telah berakhir, hegemoni Amerika tidak lagi beraksi.
Secara historis pengikisan kebudayaan Barat diikuti dengan ekspansi bahasa, Keyakinan
serta Institusi-institusi mereka.

Modernisasi umumnya meningkatkan taraf kesejahteraan suatu peradaban di seluruh


dunia. Namun apakah ia mampu menjadi sebab berkembangnya dimensi-dimensi moral dan
kultural dari peradaban ? . Dalam beberapa hal itulah yang menjadi persoalan. Perbudakan ,
penyiksaan dalam ranah hukum semakin lama , semakin tidak diterima di alam modern.
Inilah hasil dari pengaruh dari peradaban Barat terhadap non-Barat dan karena itu pula akan
terjadi suatu kekacauan global ketika Barat dengan modernisasi tidak mampu mengendalikan
kekuasaan Amerika dan Eropa di abad 21.

Pada tahun 1950 Lester Parson mengingatkan bahwa manusia akan memasuki suatu
abad ketika berbagai peradaban yang berbeda mulai belajar hidup berdampingan secara
damai. Saling memahami satu sama lain. Mempelajari sejarah , filsafat dan cita-cita
kebudayaan secara bersamaan16. Sebagai dampak dari kondisi dunia yang semakin
menyempit ini terjadi kesalahpahaman, berbagai ketegangan ,benturan dan bencana. Masa
depan dunia dan peradaban tergantung adanya sikap saling pengertian dan kerja sama
diantara tokoh-tokoh politik , agama dan intelektual dari peradaban besar dunia. Dalam kaitan
Sejarah peradaban hari ini Amerika dan Eropa menjadi harapan besar paradigma Barat untuk
mempersatukan Manusia. Akan tetapi Pesimisme besar terjadi terutama di kalangan

16
Lester Parson . Democracy In World Politic. Princeton
pengamat politik dan kaum intelektual, karena Peradaban besar akan selalu muncul kembali
sepertia halnya Persia dalam masa kenabian Muhammad SAW, lalu lahir kembali pada
menjadi Republik Iran pada 1979.

Kekhawatiran besar hari ini terjadi pada benturan peradaban. Seperti yang sudah
diingaatkan Samuel Huntington dalam Clash Of Civilitation, bahwa barat harus siap
menerima pesaing besar dalam merajai peradaban manusia. Siapakah pesaing itu ? Francis
Fukuyama dalam The End Of History And The Last Man sudah mengatakan pada kita
semua bahwa perang antar peradaban adalah suatu keniscayaan yang harus dipercaya
masyarakat dunia. Dimana pesaing itu adalah penyebab terjadinya perang Global yang jauh
lebih besar dari Perang Dunia sebelumnya, dikarenakan Benturan antar peradaban yang
memuncak . Tentu saja kita harus siap dengan konsekuensi yang terjadi karena ideology dan
prinsip tidak akan punah hingga akhir zaman.
Daftar Pustaka

Francis Fukuyama. The End Of Hsitory And The Last Man. Qalam 1992

Bertran Russel. Sejarah Filsafat Barat. 2002

Samuel P Huntington. Benturan antar peradaban dan masa depan politik dunia. Qalam. 1996

WF Wertheim. Indonesia Society In Transition. Amsterdam 1970

Ruth Mc Vey. The Rise Communism Indonesia. Cornell Project. 1950

Gerge Mc Kahin. Nationalism And Revolution. Cornell Project. 1956

Abdullah Azzam . Langit Cerah di Afghanistan. Jazeera . 2000

Bernard Lewis. Muslim Menemukan Eropa. Ramadhani 1972

Bernard Lewis. Islamic Revolution In The Middle East, Oxford 1970

Arnold Toynbee. A Study Of History. Oxford 1949

Zia Ul Haq. Harapan Muslim di Pakistan.Lahore 1977

Harry J Benda. Bulan Sabit Dan Matahari Terbit . Yale University 1960

Abu Mushad Assuri. Visi Politik Gerakan Jihad abad 20. Jazeera . 2002

Anda mungkin juga menyukai