Anda di halaman 1dari 2

Bicara kebudayaan

Bicara kebudayaan maka kita memiliki pengertian sempit dan luas. Dalam arti sempit, masyarakat
sering mengartikan kebudayaan sebagai pikiran, karya dan hasil karya manusia yang memenuhi
hasratnya akan keindahan, atau singkatnya kesenian. Dalam pengertian yang lebih luas, kebudayaan
adalah seluruh total dari pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya.
Hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. Unsur-unsur kebudayaan itu
sendiri, secara universal, Koetjaraningrat menuturkan ada tujuh:

1. Sistem religi
2. Sistem dan organisasi masyarakat
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian
7. Sistem teknologi
Urutan tersebut dibuat berdasarkan unsur yang paling sukar berubah yakni religi.

Kemudian bagaimanakah wujud kebudayaan itu? ada tiga, wujud ideal, sistem sosial dan kebudayaan
fisik. Wujud ideal adalah adat tata kelakuan, yang paling abstrak takni nilai, kemudian ada norma-
norma dan bentuk yang paling kongkret, sistem hukum. Sistem sosial _ kebudayaan fisik _

Koentjaraningrat. 2015. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Sejarah dan digitalisasi

Arus globalisasi kini telah menjamah berbagai ranah kehidupan manusia, tak terkecuali dunia digital.
Arusnya sangat deras sampai-sampai membentuk sebuah kebudayaan tersendiri. Kini kita mengenal
istilah kebudayaan digital. Saat dimana manusia merasa dunia digital lebih ramah daripada dunia
nyata. Maka orang lebih suka bertegur sapa melalui chatting ketimbang bertemu langsung. Posisi
ilmu sejarah menjadi menarik dalam fenomena ini. Apakah masa depan sejarah juga tidak dapat
dilepaskan dari digitalisasi? Bagaimana bentuk keduanya saling melebur? Dimana peran dan fungsi
sejarawan dalam era digital?

Digitalisasi sekaligus merupakan tantangan baru bagi pemerintah. Dengan cara ini, referensi dapat
diakses secara cepat, tepat, akurat, dan global. Sebagai penyedia akses pendidikan, pemerintah mau
tidak mau harus menjawab tantangan global ini. Upaya ini juga sebagai salah satu solusi
terselenggaranya pelayanan yang baik. Digitalisasi juga solusi atas besarnya dana yang harus
dikeluarkan karena biaya perawatannya tentu tak akan sebesar perpustakaan konvensional.

Pentingnya pengetahuan sejarah menjadikan bangsa tak akan lupa pada jati dirinya. Kita tidak ingin
bangsa ini kembali ke masa di mana sejarah dibelokkan seenak sendiri oleh kekuasaan. Digitalisasi
adalah ikhtiar supaya kita makin merasa memiliki dan mengerti bagaimana harus memperbaiki diri,
dengan melihat dan mengkaji sejarah itu. (10)

— Dhoni Zustiyantoro, dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS Universitas Negeri Semarang
(Unnes)

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/08/02/268969/Era-Digitalisasi-dan-
Makna-Sejarah

sehingga mungkin kita bisa menilik sumber sejarah dari layar handphone.
http://news.detik.com/wawancara/2675347/peter-carey-hargai-sejarah-indonesia-bisa-digitalisasi-
naskah-kuno

dalam sebuah perdebatan akan batas-batas Indonesia yang dibayang

Dua wajah kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai