PENDAHULUAN
1
atau bekerja dekat. Dalam beberapa kasus, mata yang sama mungkin berubah setiap
waktu. Dalam kasus lain, mata bisa berubah bergantian (American Optometric
Association, 2017).
Didalam penelitian jumlah penderita strabismus dibagian rawat jalan VI
rumah sakit mata ”DR. YAP” Yogyakarta pada 1 januari tahun 2003 sampai dengan
31 desember 2004 adalah 84 kasus, dengan jumlah kasus strabismus tipe esotropia
sebanyak 31 orang, jumlah kasus tipe eksotropia sebanyak 40 orang dan jumlah
strabismus tipe lain-lain sebanyak 13 orang.(fk uii.ac.id)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Otot penggerak bola mata disebut juga otot ekstraokuler yang sangat kecil
ukurannya namun sangat kuat dan efisien gerakannya. Ada enam otot penggerak
bola mata yang melekat pada bola mata. Keenam otot ini harus bekerja secara
bersama-sama secara sinkron dan tepat serta serentak agar manusia bisa melihat
secara normal untuk melihat ke atas, bawah, samping kanan, samping kiri dan
rotasi atau memutar.
3
Pergerakan kedua bola mata dimungkinkan adanya 6 pasang otot mata
luar. Pergerakan bola mata ke segala arah ini bertujuan untuk memperluas lapangan
pandang, mendapatkan penglihatan foveal dan penglihatan binokular untuk jauh dan
dekat.Otot-otot bola mata ini menggerakkan bola mata pada 3 buah sumbu
pergerakan, yaitu sumbu antero-posterior, sumbu vertical dan sumbu nasotemporal
(horizontal) (fk ui).
Otot penggerak bola mata disebut juga otot ekstra okuler yang sangat kecil
ukurannnya namun sangat kuat dan efisien gerakkannya.Mata digerakkan oleh enam
macam otot, yaitu empat otot lurus (otot rektus) dan dua otot lingkar (otot
oblique).otot-otot lurus terdiri dari otot rektus superior, inferior, medial dan lateral.
Otot-otot ini menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke luar secara
bergantian.sementara otot oblik superior menggerakkan mata ke atas dan ke luar
(aprilia).
Otot bola mata berfungsi untuk menggerakkan bola mata.otot-otot bola mata terdiri
dari:
4
c. Otot rektus superior, kontraksinya akan menghasilkan menggerakkan
mata ke atas (elevasi), dan memutarkan bagian atas mata mendekati
hidung (intorsi). otot ini dipersarafi oleh saraf ke III (saraf okulomotor).
f. Otot oblik inferior yaitu memutarkan bagian atas mata menjauhi hidung
(extorsion) dan membantu gerakan elevasi dan abduksi.
Menurut ilyas (2004) mengemukakan bahwa gerakan mata dia tur oleh 2
jenis otot yang tedapat pada kelopak mata atas, yaitu:
1.Muskulus orbikularis okuli , otot yang melingkari kelopak mata dan
berfungsi untuk menutup kelopak mata.
2.Muskulus levator palpebra yang berjalan dari tepi foramen optik, dan
berakhir atau insersi tepi tarsus superior subkutis palpebra. Kerja otot ini
adalah untuk membuka kelopak mata.
5
2.3 Faal Penglihatan
Faal penglihatan yang optimal dicapai seseorang apabila bayangan benda
yang dilihat oleh kedua mata dapat diterima setajam–tajamnya oleh kedua fovea,
kemudian secara simultan (serentak)dikirim ke susunan saraf pusat untuk diolah
menjadi suatu sensasi berupa bayangan tunggal. Faal penglihatan optimal seperti
tersebut di atas, yang terjadi pada semua araj penglihatan disebut sebagai
penglihatan binokular yang normal.
Agar terjadi penglihatan binokular yang normal, diperlukan persaratan
utama, berupa:
Bayangan yang jatuh pada kedua fovea sebanding dalam ketajaman
maupun ukurannya, hal mana berarti bahwa tajam penglihatan pada kedua mata
tidak terlalu berbeda sesudah koreksi dan tidak terdapat aniseikonia (ukuran benda
yang dilihat maisng-masing mata tidak sama besar.
Kedudukan kedua mata dalam setiap arah penglihatan adalah sedemikian
rupa hingga bayangan benda menjadi perhatiannya aka selalu jatu tepat pada kedua
fovea. Kedudukan kedua mata ini adalah suatu resultan kerjasama seluruh otot-otot
ekstrinsik pergerakan bola mata.
Susunan saraf pusat mampu menerima rangsangan yang datang dari kedua
retina dan menyatukannya menjadi suatu sensasi berupa baynagan tunggal.
Apabila salah satu dari ketiga persyaratan tersebut di atas tidak dipenuhi,
maka akan timbul keadaan penglihatan binokular yang tidak normal.
2.4 Definisi
Strabismus adalah suatu keadaan dimana kedudukan kedua bola mata tidak
searah. Strabismus merupakan suatu kelainan posisi bola mata dan bisa terjadi
pada arah atau jauh penglihatan tertentu saja, atau terjadi pada semua arah dan
jarak penglihatan.
Strabismus merupakan ketidakseimbangan (imbalance) dalam kedudukan
bola mata.
6
Juling atau strabismus berarti sutau kelainann kedudukan bola mata dan
bisa terjadi pada arah atau jarak penglihatan tertentu saja, misalnya kelainan
kedudukan untuk penglihatan jarak jauh saja atau ke arah atas saja, atau terjadi
pada semua arah dan jarak penglihatan.nama lain yang lebih tepat untuk juling
adalah visual sensori motor anomalies (ipm edisi 2)
2.5 Etiologi
Strabismus biasanya disebabkan oleh :
Tarikan yang tidak sama pada 1 atau beberapa otot yang menggerakan mata
(strabismus non-paralitik). Strabismus non-paralitik biasanya disebabkan oleh
suatu kelainan di otak.
Kelumpuhan pada 1 atau beberapa otot penggerak mata (strabismus paralitik).
Kelumpuhan pada otot mata bisa disebabkan oleh kerusakan saraf.
Jenis strabismus yang lain ditemukan pada anak yang menderita rabun dekat.
Ambliopia
Retinopati pada prematuritas
Retinoblastoma
Cedera otak traumatik
Hemangioma di sekitar mata (pada masa bayi)
Sindroma Apert
Sindroma Noonan
Sindroma Prader-Willi
Trisomy 18
Rubella kongenitalis
7
Sindroma inkontinensia pigmen
Cerebral palsy
Strabismus dapat disebabkan oleh masalah dengan otot mata, saraf yang
mengirimkan informasi ke otot, atau pusat kontrol di otak yang mengarahkan
gerakan mata. Ini juga dapat berkembang karena kondisi kesehatan umum
lainnya atau cedera mata.
Botulisme
Diabetes (menyebabkan kondisi yang disebut acquired paralytic strabismus)
Penyakit Graves’
Guillain-Barré syndrome;
Cedera pada mata
Keracunan akibat kerang-kerangan
Stroke
Cedera otak traumatis
Kehilangan penglihatan akibat penyakit mata atau kondisi lainnya.
Sejarah keluarga terhadap strabismus merupakan faktor risiko. Rabun dekat dapat
berkontribusi, terutama pada anak-anak. Penyakit lainnya yang menyebabkan
kehilangan penglihatan juga dapat menyebabkan strabismus.
Tanda utama strabismus adalah mata yang tidak lurus. Terkadang anak-anak akan
menyipitkan mata di bawah sinar matahari yang cerah atau memiringkan kepala
mereka untuk menggunakan mata mereka bersama (American academy).
8
Gejala strabismus berupa:
a. Kedua mata tidak mengarah kearah yang sama
b.Gerakan mata yang tidak terkoordinasi
c. Penglihatan ganda
d.Kehilangan penglihatan
a. Ortoforia
Merupakan kedudukan bola mata di mana kerja otot-otot luar
bola mata seimbang sehingga memungkinkan terjadinya fusi tanpa
usaha apapun .
Fusi adalah pertumbuhan bayangan menjadi satu atau
persatuan, peleburan, dan penggabungan di otak yang berasal dari 2
bayangan mata sehingga secara mental berdasarkan kemampuan otak
didapatkan suatu penglihatan tunggal, yang berasal dari sensasi
masing- masing mata.
9
Ortoforia yang sempurna sebetulnya suatu keadaan yang jarang
dan kedudukan mata tergeser sebesar 3 – 5 derajat pada bidang
horizontal atau 2 derajat pada bidang vertikal masih dianggap dalam
batas normal.pada ortoforia kedudukan bola mata tidak berubah
walaupun refleks fusi diganggu.
b. Heteroforia
Adalah keadaan kedudukan bola mata yang normal namun
akan timbul penyimpangan atau deviasi apabila refleks fusi diganggu.
Macam-macam heterofori yaitu:
Pada bidang horizontal ditemukan esofori dan eksofori Pada
bidang vertikal ditemukan hipo atau hiperforia sedang pada bidang
frontal ditemukan insiklofori dan eksiklofori. Peneyebabnya adalah
akibat tidak seimbangnya atau insufisiensinya otot penggerak mata.
1. Esoforia
Mata berbakat juling ke dalam,esoforia adalah suatu
penyimpangan sumbu penglihatan ke arah nasal yang tersembunyi
oleh karena masih adanya refkeks fusi. Esoforia yang mempunyai
sudut penyimpangan lebih besar pada waktu melihat jauh daripada
melihat dekat disebabkan oleh suatu insufisiensi divergen.
Esofosia yang mempunyai sudut penyimpangan lebih kecil
pada waktu melihat dekat disebabkan ole suatu ekses konvergen.
Biasanya diakibatkan oleh suatu akomodasi yang berlebihan pada
hipermetropi yang tak dikoreksi.
2. Eksoforia
Adalah suatu tendensi penyimpangan sumbu penglihatan kea
rah temporal.eksoforia sering dijumpai pada kelainan
keseimbangan kekuatan otot luar bola mata oleh karena kedudukan
10
bola mata pada waktu istirahat pada umumnya ada pada keadaan
sedikit menggulir ke arah luar.
Pada oaring miopia mudah terjadi eksoforia karena mereka
jarang berakomodasi akibatnya otot-otot untuk berkonvergensi
menjadi lebih lemah di banding seharusnya.
Pengobatan ditujukan pada kesehatan secara umum. Bial ada
kelainan refraksi harus diberikan koreksi.
3. Hiperforia
Adalah suatu tendensi penyimpangan sumbu penglihatan
kearah atas.di mana pada hiperforia akan terjadi deviasi ke atas
pada mata yang ditutup. Umunya keadaan ini disebabkan kerjaan
yang berlebihan otot-otot rektus inferior dan obliqus superior.
Atau kelemahan otot-otot rektus inferior dan obliqus superior.
Pengobatan dapat dengan kaca mata prisma. Dapat juga
dilakukan operasi pada otot – otot rektus superior dan rektus
inferior.
4. Hipoforia
Mata berbakat juling ke bawah. Hipoforia adalah suatu tendensi
penyimpangan sumbu penglihatan ke arah bawah. Mata akan
berdeviasi ke bawah bila ditutup.
11
c. Heterotropia
Adalah suatu keadaan penyimpangan sumbu bola mata yang
nyata di mana kedua sumbu penglihatan tidak berpotongan pada titik
fiksasi.
Keadaan heterotropi adalah kedudukan bola mata dalam
kedudukan primer di mana penyimpangan sudut mewujud. Besarnya
sudut penyimpangan pada semua kedudukan dapat sama besar
(konkomitan) atau tidak sama besar (inkomitan). Pada prakteknya
hanya dipakai istilah inkomitan pada keadaan yang diakibatkan paresis
atau paralisis otot mata.
Heterotropia dapat dalam bentuk-bentuk berdasarkan
kedudukan penyimpangannya yaitu bidang horizontal disebut
eksotropia dan esotropia, bidang vertikal disebut hipertrofi, dan
dibidang sagital disebut insiklotropia dan esiklotropia.
12
1. Esotropia
Juling kedalam atau strabismus konvergen manifes dimana
sumbu penglihatan mengarah ke arah nasal.esotropia adalah suatu
penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata di mana salah satu
sumbu penglihatan menuju titik fiksasi sedangkan sumbu
penglihatan lainnya menyimpang pada bidang horizontal kearah
medial.
Penyebab esotropia
a) Faktor refleks dekat, akomodatif esotropia
b) Hipertoni rektus medius kongenital
c) Hipotoni rektus lateral akuisita
d) Penurunan fungsi penglihatan satu mata pada bayi dan
anak.
13
Esodeviasi akomodatif dan nonreaktif
a. Esotropia refraktif adalah suatu esodeviasi yang timbul sebagai akibat suatu
usaha akomodasi pada hupertopia tak terkoreksi.
Ia biasanya timbul pada anak normal, tetapi sensitif antara usia 2 dan 3
tahun bila terdapat suatu hipertropia sedang sampai tinggi dalam tingkat
+4.00 D atau lebih.
Biasanya esodeviasi mulai bila anak mulai tertarik perhatian untuk
memperhatikan objek –objek jarak dekat.
b. Esotropia akomodatif non-refraktif
Pasien –pasien ini menderita suatu esotropia sedang untuk jarak jauh dengan
suatu esotropia yang lebih besar untuk jarak dekat.. esotropia akomodatif non
rekfraktif biasanya menjadi jelas nyata usia 2 dan 3 tahun.
2. Eksotropia
Juling keluar atau strabismus divergen manifes dimana sumbu
penglihatan kea rah temporal.
Eksotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan
yang nyata di mana salah satu sumbu penglihatan menuju titik
fiksasi sedangkan sumbu penglihatan yang lainnya menyimpang
pada bidang horizontal ke arah lateral.
14
Penyebab – penyebab eksotropia :
a. Herediter, unsur herediter sangat besar , yaitu trait autosomal
dominant.
b. Inervasi, tetapi tidak terdapat abnormalitas yang berarti dalam
bidang sensorimotor
c. Anatomi, kelainan untuk rongga orbita misalnya pada penyakit
crouzoun.
15
sinar di tengah pupil sedang mata yang lain di nasal berarti pasien
juling ke luar atau eksotropia dan sebaliknya bila refleks sinar sentolop
pada kornea berada di bagian temporal kornea berarti mata tersebut
juling ke dalam atau esotropia.
16
3) Mata kanan tidak bergerak sama sekali, yang berarti bahwa
mata kanan berkedudukan normal, lurus atau telah
berfiksasi.
d. Uji tutup mata berganti
Bila satu mata ditutup dan kemudian mata yang lain maka bila
kedua mata berfiksasi normal maka mata yang dibuka tidak
bergerak. Bila terjadi pergerakan pada mata yang baru dibuka
berarti terdapat foria atau tropia.
2.9 Penatalaksanaan
Tujuan penanganan juling adalah untuk mendapatkan penglihatan
binokular tunggal.
17
otak dengan mata. Latihan ini bertujuan untuk memfokuskan mata
terhadap objek benda, dengan menutup satu mata yang normal. Hal ini
secara otomatis akan memaksa otak untuk menerima satu bentuk
gambar yang dikirim oleh mata, sehingga tidak akan tampak
penglihatan ganda.
2.10 Komplikasi
a. Supresi
b. Amblyopia
Yaitu menurunkan visus pada satu/dua mata dengan atau tanpa koreksi
kacamata dan tanpa adanya kelainan organiknya.
18
3. Anomalous retinal correspondence
Adalah suatu keadaaan dimana fovea dari mata yang baik
(yang tidak berdeviasi) menjadi sefaal dengan daerah diluar fovea dari
mata yang berdeviasi.
4. Defect otot
Missal : kontraktur
-Kontraktur otot mata biasanya timbul pada strabismus yang bersudut
besar dan berlangsung lama.
-Perubahan-perubahan sekunder dari struktur konjungtiva & jaringan
fasia yang ada disekeliling otot menahan pergerakan normal mata.
19
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Strabismus merupakan suatu kondisi di mana kedua mata tidak melihat pada
tempat yang sama pada saat yang bersamaan. Biasanya terjadi pada orang
yang memiliki kontrol otot mata yang buruk atau sangat rabun jauh.
Strabismus, juga dikenal dengan mata juling yaitu kondisi di mana ketika
mata Anda tidak berbaris ke arah yang sama ketika Anda fokus pada suatu
objek. Berbagai kondisi dapat menyebabkan strabismus
2. Macam –macam mata juling: heterofori yaitu:Pada bidang horizontal
ditemukan esofori dan eksofori Pada bidang vertikal ditemukan hipo atau
hiperforia sedang pada bidang frontal ditemukan insiklofori dan eksiklofori.
Dan Heterotropia dapat dalam bentuk-bentuk berdasarkan kedudukan
penyimpangannya yaitu bidang horizontal disebut eksotropia dan esotropia,
bidang vertikal disebut hipertrofi, dan dibidang sagital disebut insiklotropia
dan esiklotropia.
3. Tujuan pengobatan strabismus adalah membangun / mengembalikan
penglihatan binouler tunggal, sehingga dengan sendirinya secara kosmetik
indah. Pengobatan strabismus tergantung pada penyebab / jenis julingnya
mata. Tapi secara garis besar pengobatan juling dapat dilakukan dengan kaca
mata, latihan dan operasi, sebaiknya pengobatan strabismus dilakukan tidak
lama setelah terjadinya strabismus.
20
DAFTAR PUSTAKA
21