PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN
PENDEKATAN BRAIN-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK
STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KEDIRI
Abstract: This study is a quasy experimental that purposing to know the effect of Two Stay Two Stray cooperative
learning using brain-based learning approach towards the students’ chemistry learning achievements on atomic structure
and elements periodic system for X grade students of SMAN 1 Kediri. The learning result used are cognitive aspect.
The instrument uses for data collecting are a multiple choice test. Based on the class XB posttest results obtained
average value 68 with classical completeness 43.75% while the XC-class average value is 54 with a classical
completeness 15.78%. Based on the average value and classical completeness, cooperative learning model two stay two
stray (TSTS) with brain-based learning approach does not give a better effect than the conventional method (lecture and
discussion) on learning outcomes chemistry subject matter of atomic structure and systems periodic elements in class X
of SMAN 1 Kediri. This happens for several reasons, namely internal factors and external factors that affect learning
outcomes, either in the form of seriousness, interest and attention, as well as students' mastery learning methods
applied.
Keywords: Two Stay Two Stray (TSTS), Brain-Based Learning, chemistry learning achievements.
57
J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: 57-60 ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)
unsur dalam brain-based learning tersebut, maka adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Kediri Tahun
model-model pembelajaran kooperatif seperti Pelajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini yaitu
experiential learning, problem-based learning, maupun seluruh siswa kelas XB (kontrol) dan seluruh siswa
cooperative learning dapat dinilai sebagai kelas XC (eksperimen). Teknik sampling yang
pembelajaran yang sesuai dengan otak selama dapat digunakan yaitu purposive sampling. Variabel yang
menghormati peserta didik sebagai individu yang unik diamati berupa variabel bebas (model pembelajaran
dengan konteks sosio-kulturalnya masing-masing [4]. kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan pendekatan
Pembelajaran kooperatif dengan kelima Brain-Based Learninig) dan variabel terikat (hasil
prinsip utamanya yang diimplementasikan melalui belajar kimia siswa). Hasil belajar dalam penelitian ini
sintaks tipe two stay two stray dirasa akan dapat yakni hasil belajar kognitif siswa.
memperkuat interaksi positif antara siswa dengan Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
siswa, sedangkan brain-based learning yang secara ringkas tergambar dalam Tabel 1. Data hasil
menunjukkan bagaimana guru sebagai fasilitator proxy pretest dianalisis menggunakan teknik statistik,
pembelajaran dapat secara peka melihat bagaimana meliputi uji normalitas, uji homogenitas varians, dan
kecenderungan otak siswanya bekerja dan uji Anova [5], sedangkan data posttest dianalisis secara
menyediakan iklim belajar yang baik, dirasa akan deskriptif [6]. Data hasil observasi dianalisis baik
mampu memperkuat interaksi positif antara guru dan secara kuantitatif maupun deskriptif. Lembar observasi
siswa. Dengan demikian, diharapkan hasil belajar dianalisis berdasarkan hasil skor yang diperoleh,
siswa akan menjadi lebih meningkat. kemudian ditentukan kriteria kerjasamanya. Penentuan
kriteria kerjasama disusun berdasarkan petunjuk teknis
2. METODE PENELITIAN penyusunan perangkat penilaian afektif SMA [7].
Jenis penelitian ini adalah quasi experimental
dengan bentuk desain nonequivalent control group
design with proxy pretest. Populasi dalam penelitian ini
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data
Variabel Data Sumber Data Cara Mendapatkan
1. Kemampuan awal siswa Skor Siswa Tes (Proxy pretest)
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN signifikan antara kelas XA, XB, XC, dan XD. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal
Data Hasil Proxy Pretest untuk keempat kelas tersebut adalah sama atau
Hasil analisis uji Anova diperoleh hasil bahwa homogen. Dengan demikian kedua sampel kelas XBdan
tidak terdapat perbedaan hasil proxy pretest yang XC memilik kemampuan proxy pretest yang sama.
58
J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: 57-60 ISSN 1907-1744 (Cetak)
ISSN 2410-1500 (Online)
Dari segi perhatian, kelas eksperimen for Fields Settings. Chicago: Rand McNally
menunjukkan perhatian yang sangat rendah selama College Publishing Company.
proses pembelajaran berlangsung. Hal ini tergambar [7] Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis
dari hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan Penyusunan Perangkat Penilaian Afektif di
kedua yang menunjukkan angka cukup jauh, yakni SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan SMA.
61,81% dibandingkan pada pertemuan pertama yang [8] Nola, DG, Rery RU dan Erviyenni. 2012.
menunjukkan angka 65,45% dan pertemuan ketiga Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik
67,27%. Ketidak-seriusan tersebut juga tergambar dari Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Mencapai
catatan observer yang mengatakan, “Dari awal guru Ketuntasan Belajar Siswa pada
masuk kelas, hampir semua siswa terlihat tidak siap Pembelajaran Kimia di Kelas X-6 SMAN 12
untuk menerima pelajaran kimia. Tidak ada satupun Pekanbaru. Skripsi S1. Universitas Riau.
siswa yang membawa LKS yang sudah dibagikan pada
pertemuan sebelumnya.”
DAFTAR PUSTAKA
[1] Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta.
[2] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012.
Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
[3] Jensen, Eric. 2011. Pemelajaran Berbasis-Otak:
Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta: PT
Indeks.
[4] Gulpinar, Mehmet A. 2005. The Principles of
Brain-Based Learning and Constructivist
Models in Education. Educational Science:
Theory & Practice Vol. 5, No. 2: 299-306.
[5] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D). Bandung: Alfabeta.
[6] Campbell DT, dan Cook TD. 1979.Quasi-
Experimentation Design &Analysis Issues
60