APPENDISITIS
Disusun oleh:
Pembimbing:
2018
KATA PENGANTAR
penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, maka tidak lupa
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini baik
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui. Appendicitis paling banyak
disebabkan karena obstruksi dari lumen usus. Penyebab obstruksi lumen usus
yang tersering adalah fecalith. Hiperplasia jaringan limfe, tumor appendix dan
sekitar 10 per 10.000 pasien per tahun. Appendisitis lebih sering ditemukan pada
usia 20 – 40 tahun dengan usia rata-rata 31.3 tahun. Angka kejadian pada pria dan
Gejala yang timbul pada appendisitis yaitu nyeri pada epigastrium disertai
mual dan anorexia. Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37.5oC sampai
38.5oC. Nyeri berpindah ke regio abdomen kanan bawah dan menunjukkan tanda
rangsang Mac Burney, nyeri lepas, nyeri tekan dan adanya defense muscular.
Karena appendicitis akut merupakan salah satu penyakit dengan gejala nyeri
abdomen yang paling sering dijumpai dan merupakan salah satu bentuk
kegawatdaruratan, maka sebagai calon dokter umum yang akan bekerja di Unit
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dibagian proximal dan melebar pada bagian distal. Saat lahir, apendiks pendek
Posisi apendiks terbanyak adalah retrocaecal (74%), pelvic (21%), patileal (5%),
vaskularisasi oleh arteri apendicular yang merupakan cabang dari arteri ileocolica.
Arteri apendiks termasuk end arteri. Apendiks memiliki lebih dari 6 saluran limfe
melintangi mesoapendiks menuju ke nodus limfe ileocaeca. Nodus limfe ini mulai
muncul saat 2 minggu setelah lahir dan jumlahnya akan terus meningkat sampai
pubertas.
dari n.torakalis X. Oleh karena itu, nyeri visceral pada apendisitis bermula
disekitar umbilikus.
4
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir dicurahkan ke
caecum. Jika terjadi hambatan, maka akan terjadi apendisitis akut. GALT ( Gut
Namun jika apendiks diangkat, tidak ada mempengaruhi sistem imun tubuh
2.2 Etiologi
Faktor Obstruksi
cacing.
Faktor Bakteri
5
Infeksi enterogen merupakan faktor patogenesis primer pada
Bacteriodes splanicus.
Kecenderungan familiar
sehari-hari.
2.3 Epidemiologi
sekitar 10 per 10.000 pasien per tahun. Appendicitis lebih sering ditemukan pada
usia 20 – 40 tahun dengan usia rata-rata 31.3 tahun. Angka kejadian pada pria dan
2.4 Patofisiologi
apendiks.
hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan invasi bakteri.
Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
Gangren dan perforasi khas dapat terjadi dalam 24-36 jam, tapi waktu tersebut
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan
setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini disebut
dengan apendisitis supuratif akut. Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi
infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan
7
apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi
apendisitis perforasi.
Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan
bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan
2.5 Diagnosis
Tanda awal nyeri di epigastrium atau regio umbilicus disertai mual dan
anorexia. Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5 - 38,5C. Bila
peritoneum lokal di titik Mc Burney, nyeri tekan, nyeri lepas dan adanya
defans muskuler.
tekanan kiri (Rovsing’s Sign) nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
periapendikuler.
Palpasi
a. nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri tekan
lepas.
parietale.
Perkusi
Auskultasi
a. biasanya normal
Rectal Toucher
b. ampula kolaps
9
Uji Psoas
panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan
Uji Obturator
menimbulkan nyeri pada apendisitis pelvika. Pemeriksaan uji psoas dan uji
letak apendiks.
10
Alvarado Score
Characteristic Score
A = Anorexia 1
T = Tenderness in RLQ 2
R = Rebound pain 1
E = Elevated temperature 1
L = Leukocytosis 2
Total 10
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan darah
meningkat.
11
diagnosis banding seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang
2. Radiologis
Pada appendicitis akut yang terjadi lambat dan telah terjadi komplikasi
scoliosis ke kanan
b. USG
USG, terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan
c. Barium enema
12
d. CT-Scan
e. Laparoscopi
maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan appendix
(appendectomy).
2.6 TATALAKSANA
Perawatan Kegawatdaruratan
atau septicemia.
melalui mulut.
13
Antibiotik Pre-Operatif
diindikasikan.
Tindakan Operasi
Bila terjadi abses apendiks maka terlebih dahulu diobati dengan antibiotika
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gejala utama pada appendicitis akut adalah nyeri abdomen. Pada mulanya
terjadi nyeri visceral, yaitu nyeri yang sifatnya hilang timbul dirasakan di daerah
umbilicus dengan sifat nyeri ringan sampai berat. Hal tersebut timbul karena
appendix dan usus halus mempunyai persarafan yang sama, maka nyeri visceral
itu akan dirasakan mula-mula di daerah epigastrium lalu seterusnya akan menetap
di bagian perut kanan bawah dan pada keadaan tersebut sudah terjadi nyeri
somatic yang berarti sudah terjadi rangsangan pada peritoneum parietale dengan
sifat nyeri yang lebih tajam, terlokalisir serta nyeri akan lebih hebat apabila batuk
ataupun berjalan.
vagus namun jarang menjadi berat. Penderita appendicitis akut juga mengeluh
obstipasi sebelum datangnya nyeri dan beberapa penderita mengalami diare, hal
tersebut biasanya pada letak appendix pelvikal yang merangsang daerah rectum.
(MacBurney sign), nyeri lepas (+), nyeri kontra lateral (+), nyeri lepas
kontralateral/ Blumberg sign (+), psoas sign (+), obturator sign (+), Durphy sign
terjadi karena adanya nyeri lepas yang dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi
yang berlawanan. Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas
15
oleh peradangan yang terjadi pada appendix. Obturator sign menunjukkan bahwa
(10.000 - 20.000 /uL) dan pada pasien ini terjadi leukositosis yaitu 14.600/uL.
lokasinya lebih ke medial. Kolitis ditandai dengan feses bercampur darah, nyeri
tajam pada perut bagian bawah, demam dan tenesmus. Obstruksi usus biasanya
auskultasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua.
companies.2010
4. Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta :
Erlangga. 2006
6. Sabiston. Buku Ajar Bedah. Bagiam 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2005.
17