Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME TEORI AKUNTANSI

PENDAHULUAN DAN METODOLOGI AKUNTANSI

Inesa Alyadinie NIM 1402154249

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TELKOM UNIVERSITY
A. PENDEKATAN TERHADAP TEORI AKUNTANSI
1. Pendekatan Pajak
Pendekatan yang disukai oleh banyak pendatang baru dalam bidang akuntansi ini
menanyakan apa yang akan dikatakan oleh Internal Revenue Service (IRS) mengenai
suatu masalah. Dilema yang paling jelas dalam pendekatan ini adalah bahwa
pendekatan ini mempersoalkan bagaimana IRS sampai pada kesimpulannya. Tujuan-
tujuan akuntansi pajak sangat berbeda dengan tujuan laporan keuangan. IRS tidak
begitu tertarik pada pengukuran penghasilan suatu perusahaan dibandingkan dengan
penetapan suatu dasar untuk keperluan pajak. Akibatnya, kesimpulan akuntansi pajak
tidak relevan untuk keperluan kita.
2. Pendekatan Legal
Pendekatan kedua terhadap akuntansi yang banyak dipakai para pendatang baru
untuk menganalisis situasi-situasi seperti kasus ABC adalah dengan menyarankan
untuk memperoleh pendapat hukum (legal). seperti dikatakan sebagian orang, suatu
penjualan harus diakui bila hak milik legal berpindah. Sayangnya, cara ini tidak
menyelesaikan masalah tersebut segampang yang diharapkan orang karena biasanya
hak berpindah bila persidangan yang mengadili suatu kasus memutuskan bahwa hak
memang sudah berpindah. FASB, dalam menetapkan suatu Kerangka Dasar
Konseptual untuk akuntansi, menyelidiki penggunaan hukum untuk menetapkan
prinsip-prinsip akuntansi. Mereka mencatat bahwa dalam banyak situasi selalu ada
masalah ekonomi selain masalah legal. mereka tidak selalu sampai pada kesimpulan
yang sama seringkali mencerminkan fakta bahwa para pengacara itu biasanya tertarik
pada penghasilan yang tersedia untuk pajak atau penghasilan yang tersedia untuk
dividen dan bukan pada penghasilan dalam pengertian suatu pertambahan nilai atau
suatu ukuran efisiensi operasional. Jadi ringkasnya, walaupun undang-undang tentu
saja memberikan banyak contoh yang dapat merangsang pemikiran mengenai
masalah-masalah dalam teori akuntansi, undang-undang jarang menjadi faktor yang
menentukan.
3. Pendekatan Etika
Pendekatan etika terhadap teori akuntansi menekankan konsep-konsep keadilan,
kebenaran, dan kewajaran (justice, truth, fairness). Yang menarik, setiap konsep ini
menemukan jalannya sendiri untuk sampai pada Kerangka Dasar Konseptual yang
diciptakan oleh FASB. Pertimbangan seperti tidak adanya kesengajaan untuk
memihak (bias) dan kejujuran penyajian (representational faithfulness) dianggap
sebagai karakterisktik yang perlu dalam sistem akuntansi yang andal. Netralitas, yang
berarti bahwa informasi tidak boleh dipoles agar mempengaruhi perilaku ke arah
tertentu, adalah sifat yang sangat penting dalam penetapan standar. Pertimbangan
etika, dengan kata lain, mempunyai pengaruh yang meresap di seluruh aspek
akuntansi.
4. Pendekatan Ekonomi
Dengan harapan dapat menyelesaikan masalah-masalah seperti yang ditimbulkan
oleh ABC, para akuntan sudah lama mencoba untuk menafsirkan konsep-konsep
akuntansi dilihat dari konsep-konsep ekonomi. Bagian-bagian berikut membeberkan
tiga jalur yang berlainan dalam mengambil pendekatan ekonomi terhadap akuntansi:
makroekonomi, mikroekonomi, dan sosial korporasi.
a. Makroekonomi. Pendekatan makroekonomi mencoba menjelaskan pengaruh
prosedur pelaporan alternatif pada pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi
pada tingkatan yang lebih luas daripada perusahaan, seperti industri atau
perekonomian nasional.
b. Mikroekonomi. Pendekatan mikro ekonomi terhadap teori akuntansi mencoba
menjelaskan pengaruh prosedur pelaporan alternatif pada pengukuran ekonomi
dan aktivitas ekonomi pada tingkatan perusahaan.
c. Akuntansi Sosial Korporasi. Sebuah contoh yang terkenal dalam upaya
memasukkan tujuan-tujuan akuntansi sosial dan makroekonomi ke dalam satu
teori pelaporan korporasi disajikan dalam Corporate Report, sebuah kertas kerja
yang diterbitkan oleh Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales.
Salah satu usulan laporan itu adalah diterbitkannya laporan nilai tambah (value-
added statement) yang mengalokasikan pendapatan, setelah dikurangi biaya
bahan, kepada para pegawai, kreditor, dan pemegang saham. Kelompok-
kelompok ini seringkali secara keseluruhan disebut sebagai stakeholder
(pemegang penyertaan) dalam perusahaan. Pendukung analisis stakeholder
berpendapat, dengan justifikasi tertentu, bahwa akuntansi ortodoks dengan
penekanannya pada pemegang saham, sebenarnya merupakan subhimpunan dari
akuntansi sosial yang penekanannya adalah pada kelompok stakeholder yang
lebih luas.
5. Pendekatan Prilaku
Sebuah alternatif selain pendekatan ekonomi dengan mengandalkan diri pada
pandangan-pandangan psikologi dan sosiologi dalam perkembangan teori akuntansi.
Fokus dalam pendekatan ini adalah pada relevansi informasi yang dikomunikasikan
kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok
sebagai akibat dari disajikannya informasi akuntansi. Pemakai terpenting laporan
akuntansi, yang disajikan kepada mereka yang berada di luar perusahaan, biasanya
dianggap mencakup para pemegang saham, investor, kreditor dan badan-badan
pemerintah; akan tetapi, teori-teori perilaku juga memperhitungkan pengaruh laporan
eksternal pada keputusan manajemen dan efek umpan balik (feedback effect) dari
tindakan para akuntan dan auditor. Jadi teori-teori perilaku mencoba mengukur dan
mengevaluasi pengaruh-pengaruh ekonomi, psikologis, dan sosiologis yang
ditimbulkan oleh prosedur-prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporan.
6. Pendekatan structural
Pendekatan klasik dalam akuntansi untuk menyelesaikan masalah-masalah
seperti yang ditimbulkan oleh ABC dapat disebut sebagai pendekatan yang
“struktural” karena pendekatan itu memfokuskan pada struktur sistem akuntansi itu
sendiri. Sebagian besar dasar pemikiran dalam pendekatan ini, khususnya pada
tingkatan lokal, lakukan dengan analogi. Pendekatan ini mencoba untuk
memperlakukan hal-hal yang serupa dengan cara yang serupa. Pertimbangan
mengenai titik mana yang paling tepat untuk mengakui peristiwa tertentu biasanya
didasarkan pada saat yang dipilih untuk mencatat peristiwa-peristiwa lain. Dengan
kata lain, para akuntan mencoba untuk mengklasifikasikan transaksi-transaksi yang
serupa dengan cara yang serupa atau, lebih formalnya, mengupayakan adanya
konsistensi dalam mencatat dan melaporkan transaksi.

B. MENGKLASIFIKASI TEORI AKUNTANSI


pembahasan tentang bagaimana kita menentukan kebenaran pola pemikiran
tertentu. Dengan cara yang lebih formal, kami membahas bagaimana teori-teori dapat
diklasifikasikan dan kemudian diverifikasi.
1. Teori Sebagai Bahasa
Klasifikasi yang pertama bersandar pada ide bahwa akuntansi adalah bahasa.
Banyak yang menyebut akuntansi sebagai bahasa bisnis. Para ahli teori menyatakan
bahwa ada tiga pertanyaan yang harus diajukan mengenai sebuah bahasa serta kata-
kata dan frasa-frasa yang membentuk bahasa itu:
a. Apa pengaruh kata-kata itu pada pendengar?
b. Apa arti, jika ada, yang dimiliki kata-kata itu?
c. Apakah kata-kata itu masuk akal?
Jawaban terhadap setiap pertanyaan di atas membentuk bagian dalam ilmu
bahasa. Pragmatik adalah ilmu tentang pengaruh bahasa; sematntik adalah ilmu
tentang makna bahasa; dan sintaksis adalah ilmu tentang logika atau tata bahasa. Baik
pendekatan perilaku maupun pendekatan ekonomi yang disinggung di atas terutama
bergaya prakmatik, sedangkan pendekatan struktural terutama bersifat sintaksis.
2. Teori Sebagai Pemikiran
Cara kedua untuk mengklasifikasikan bentuk perdebatan teoritis adalah
dengan menanyakan apakah argumentasi-argumentasi itu mengalir dari hal-hal
yang merupakan generasi menuju hal-hal yang spesifik (pemikiran deduktif) atau
apakah mengalir dari hal-hal yang spesifik menuju generalisasi (pemikiran
induktif).
a. Pemikiran Deduktif. Tujuan merupakan bagian yang penting dalam proses
deduktif, karena tujuan yang berbeda mungkin memerlukan struktur yang sama
sekali berbeda dan menghasilkan prinsip yang berbeda. Metode yang lebih tepat
untuk merumuskan logika dalam pemikiran deduktif ditemukan dalam pendekatan
aksiomatik atau pendekatan matematis terhadap teori akuntansi. Dalam metode
ini, simbol-simbol matematis diberi ide dan konsep tertentu. Kerangka dasarnya
diberikan dalam bentuk model-model matematis yang menggunakan aljabar
matriks atau logika simbolik. metode aksiomatis dapat menghasilkan penerapan
metode deduktif yang sangat teliti. Salah satu kelemahan utama metode deduktif
adalah bahwa, jika salah satu postulat atau premis ternyata salah, kesimpulannya
juga bisa salah.
b. Pemikiran Induktif. Proses induksi terdiri atas penarikan kesimpulan umum
dari hal-hal yang spesifik. Argumentasi induktif biasanya dimulai dengan
seperangkat contoh khusus, menyatakan bahwa contoh-contoh ini mewakili suatu
kesatuan yang lebih besar, dan menyimpulkan suatu generalisasi tentang kesatuan
itu.

Anda mungkin juga menyukai