Anda di halaman 1dari 27

Kasus:

Tn. R umur 57 tahun dirawat di rumah sakit RS. Sawerigading mengalami


infeksi saluran nafas, disertai batuk berdahak, badan panas dan sesak napas, ia
mengeluh nyeri dada sebelah kanan atas tembus kebelakang, penyakit sebelumnya
batuk kronis disertai dahak, kebiasaan merokok setiap hari 1 bungkus.

• Step 1:

Kumpulkan istilah-istilah dalam kasus:

• infeksi saluran nafas

• batuk berdahak

• sesak napas

• batuk kronis

• Step 2:

Menentukan kata kunci pada kasus untuk memecahkan masalah:

• Kata Kunci :

• 57 tahun

• Mengalami infeksi saluran nafas disertai batuk berdahak

• Badan panas dan sesak napas

• Mengeluh nyeri dada sebelah kanan atas tembus kebelakang

• Penyakit sebelumnya batuk kronis disertai dahak, kebiasaan


merokok setiap hari 1 bungkus.

• Data Tambahan

• TTV:

TD 130/1000 mmHg

N 98 x/mnt

Suhu : S: 37,6ᵒC
RR :26 xmnt

• Klien nampak meringis

• Klien nampak sesekali memegangi area yang sakit

• Kulit klien teraba panas

• Kulit klien nampak memerah

• Klien nampak cemas

• Klien tidak fokus saat di ajak berbicara

• Klien nampak sesekali meringis


• Klien nampak memengangi area yang sakit
• P : nyeri dirasakan karena penyakit PPOK yang diderita
Q : berupa nyeri tumpul.
R : Bagian dada sebelah kanan tembus belakang
S : skala 7
T : nyeri dirasakan saat batuk dan bergerak

• Step 3

Klarifikasi penyebab/tanda dan gejala pada kata kunci yang terdapat dikasus
(membuat pertanyaan)

Pertanyaan :

• Apa yang menyebabkan Tn.R mengalami batuk berdahak?

• Mengapa Tn.R badannya panas dan sesak?

• Apa hubungan kebiasaan merokok setiap hari 1 bungkus dengan


penyakit yang diderita Tn.R?

• Step 4

Menjelaskan penyebab/tanda dan gejala pada kata kunci yang terdapat dikasus
(menjawab pertanyaan).
• Apa yang menyebabkan Tn.R mengalami batuk berdahak?

Jawab :

Penumonia dapat menyebabkan batuk. Batuk merupakan respon tubuh


karena adanya penumpukan cairan didalam paru-paru sehingga tubuh akan
meresponnya dengan batuk

• Mengapa Tn.R badannya panas, sesak dan nyeri dada?

Jawab :

Demam merupakan salah satu ciri dari penyakit pneumonia. Disaat


setelah paru di infeksi maka dampaknya akan demam. Demam merupakan
respon tubuh terhadap adanya infeksi. Demam yang dialami Tn.R
merupakan respon tubuh Tn.R terhadap proses infeksi yang disebabkan oleh
penyakit Pneumonia yang dideritanya.

Cicir-ciri penyakit pneumonia adalah memiliki napas pendek. Napas


pendek mengakibatkan sesak napas. Karena sesak napas akan lebih sering
terjadi ketika sedang mengalami masalah di saluran pernafasan termasuk
pnemonia.

Penderita dapat mengalami sesak napas karena gangguan pertukaran


udara pada paru yang mengalami radang. Napas cepat dan tarikan dinding
dada ke dalam sebagai kompensasi gangguan pertukaran udara paru sering
ditemui pada penderita. Jika radang mengenai lapisan pembungkus paru
(pleura), maka dapat timbul nyeri dada/perut yang memburuk dengan tarikan
napas (nyeri dada pleuritik).

• Apa hubungan kebiasaan merokok setiap hari 1 bungkus dengan


penyakit yang diderita Tn.R?

Jawab :

Perokok berat dapat mengalami irritasi pada saluran pernafasan


(bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi muccus (riak/dahak),
Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan
Pneumonia.
• Step 5

Pathway proses perjalanan penyakit pada kasus


• Step 6

Menyusun kasus , mulai dari defenisi kasus, anatomi fisiologi, etiologi,


manifestasi klinis dan patofisiologi

• Definisi Pneumonia

Pengertian Pneumonia (Peradangan Organ Paru-paru) – Pneumonia


adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer
menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan
oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit
lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. Namun
penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus
pneumoniae, atau pneumokokus (Kasanah, 2011).

Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang


lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat
rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa
menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit
Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-
kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa beribu-ribu
warga tua setiap tahun (Kasanah, 2011).

Terjadinya Penyakit Pneumonia

Cara penularan virus atau bakteri Pneumonia sampai saat ini belum
diketahui pasti, namun ada beberapa hal yang memungkinkan seseorang
beresiko tinggi terserang penyakit Pneumonia. Hal ini diantaranya adalah:

Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti penderita


HIV/AIDS dan para penderita penyakit kronik seperti sakit jantung, diabetes
mellitus. Begitupula bagi mereka yang pernah/rutin menjalani kemoterapy
(chemotherapy) dan meminum obat golongan Immunosupressant dalam
waktu lama, dimana mereka pada umumnya memiliki daya tahan tubuh
(Immun) yang lemah (Kasanah, 2011).

Perokok dan peminum alkohol. Perokok berat dapat mengalami irritasi


pada saluran pernafasan (bronchial) yang akhirnya menimbulkan secresi
muccus (riak/dahak), Apabila riak/dahak mengandung bakteri maka dapat
menyebabkan Pneumonia. Alkohol dapat berdampak buruk terhadap sel-sel
darah putih, hal ini menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dalam
melawan suatu infeksi (Kasanah, 2011).

Pasien yang berada di ruang perawatan intensive (ICU/ICCU). Pasien


yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas) ‘endotracheal tube’
sangat beresiko terkena Pneumonia. Disaat mereka batuk akan mengeluarkan
tekanan balik isi lambung (perut) ke arah kerongkongan, bila hal itu
mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas (ventilator) maka
potensial tinggi terkena Pneumonia (Kasanah, 2011).

Menghirup udara tercemar polusi zat kemikal. Resiko tinggi dihadapi


oleh para petani apabila mereka menyemprotkan tanaman dengan zat
kemikal (chemical) tanpa memakai masker adalah terjadi irritasi dan
menimbulkan peradangan pada paru yang akibatnya mudah menderita
penyakit Pneumonia dengan masuknya bakteri atau virus.

Pasien yang lama berbaring. Pasien yang mengalami operasi besar


sehingga menyebabkannya bermasalah dalam hal mobilisasi merupakan
salah satu resiko tinggi terkena penyakit Pneumonia, dimana dengan tidur
berbaring statis memungkinkan riak/muccus berkumpul dirongga paru dan
menjadi media berkembangnya bakteri (Kasanah, 2011).

• Anatomi Fisiologi (Kasanah, 2011)

• Hidung
Merupakan saluran pernafasan yang pertama, mempunyai dua
lubang/cavum nasi. Didalam terdapat bulu yang berguna untuk
menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk dalam lubang hidung.
hidung dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa.
• Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan
makanan , faring terdapat dibawah dasar tengkorak , dibelakang
rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher . faring
dibagi atas tiga bagian yaitu sebelah atas yang sejajar dengan koana
yaitu nasofaring , bagian tengah dengan istimus fausium disebut
orofaring, dan dibagian bawah sekali dinamakan laringofaring.
• Trakea
Merupakan cincin tulang rawan yang tidak lengkap (16-20cincin),
panjang 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi
oleh otot polos dan lapisan mukosa . trakea dipisahkan oleh karina
menjadi dua bronkus yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri).
• Bronkus
Merupakan lanjutan dari trakea yang membentuk bronkus utama
kanan dan kiri , bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada
bronkus kiri cabang bronkus yang lebih kecil disebut bronkiolus yang
pada ujung-ujung nya terdapat gelembung paru atau gelembung
alveoli.
• Paru- paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung – gelembung .paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru-
paru kanan tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus . Paru-paru terletak
pada rongga dada yang diantaranya menghadap ke tengah rongga dada
/ kavum mediastinum. Paru-paru mendapatkan darah dari arteri
bronkialis yang kaya akan darah dibandingkan dengan darah arteri
pulmonalis yang berasal dari atrium kiri.besar daya muat udara oleh
paru-paru ialah 4500 ml sampai 5000 ml udara. Hanya sebagian kecil
udara ini, kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang surut .
sedangkan kapasitas paru-paru adalah volume udara yang dapat di
capai masuk dan keluar paru-paru yang dalam keadaan normal kedua
paru-paru dapat menampung sebanyak kuranglebih 5 liter.
Pernafasan ( respirasi ) adalah peristiwa menghirup udara dari
luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh ( inspirasi) serta
mengeluarkan udara yang mengandung karbondioksida sisa oksidasi
keluar tubuh ( ekspirasi) yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan
antara rongga pleura dan paru-paru .proses pernafasan tersebut terdiri
dari 3 bagian yaitu:
• Ventilasi pulmoner.
Ventilasi merupakan proses inspirasi dan ekspirasi yang
merupakan proses aktif dan pasif yang mana otot-otot interkosta
interna berkontraksi dan mendorong dinding dada sedikit ke arah
luar, akibatnya diafragma turun dan otot diafragma berkontraksi.
Pada ekspirasi diafragma dan otot-otot interkosta eksterna
relaksasi dengan demikian rongga dada menjadi kecil
kembali, maka udara terdorong keluar.
• Difusi Gas.
Difusi Gas adalah bergeraknya gas CO2 dan CO3 atau partikel
lain dari area yang bertekanan tinggi kearah yang bertekanann
rendah. Difusi gas melalui membran pernafasan yang
dipengaruhi oleh factor ketebalan membran, luas permukaan
membran, komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2
serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2. Dalam Difusi gas ini
pernfasan yang berperan penting yaitu alveoli dan darah.
• Transportasi Gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan
dan dari jaringan ke paru dengan bantuan darah ( aliran darah ).
Masuknya O2 kedalam sel darah yang bergabung dengan
hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin
sebanyak 97% dan sisa 3 % yang ditransportasikan ke dalam
cairan plasma dan sel
Di dalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil
buangan menembus membran alveoli, dari kapiler darah
dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut
dan hidung.
Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida,
konsentrasi dalam darah mempengaruhi dan merangsang pusat
pernafasan terdapat dalam otak untuk memperbesar kecepatan
dalam pernafasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 lebih banyak.

• Etiologi

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Penyakit Pneumonia adalah


:

• Virus Synsitical respiratorik

• Virus Influensa

• Adenovirus
• Rhinovirus

• Rubeola

• Varisella

• Micoplasma (pada anak yang relatif besar)

• Pneumococcus

• Streptococcus

• Staphilococcus (Niluh, 2013).

• Manifestasi Klinis

Pneumonia bakterial (atau pneumokokus) secara khas diawali dengan


awitan menggigil, demam yang timbul dengan cepat (39,5°C sampai
40,5°C), dan nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk yang dicetuskan oleh
bernapas dan batuk. Pasien sangat sakit dengan takipnea sangat jelas (25
sampai 45 kali/menit) disertai dengan pernapasan mendengkur, pernapasan
cuping hidung, dan penggunaan otot-otot aksesori pernapasan (Niluh,
2013)..

Pneumonia atipikal beragam dalam gejalanya, tergantung pada


organisme penyebab. Banyak pasien mengalami infeksi saluran pernapasan
atas (kongesti nasal, sakit tenggorok), dan awitan gejala pneumonianya
bertahap. Gejala yang menonjol adalah sakit kepala, demam tingkat rendah,
nyeri pleuritis, mialgia, ruam, dan faringitis. Setelah beberapa hari, sputum
mukoid atau mukopurulen dikeluarkan (Niluh, 2013)..

Nadi cepat dan bersambungan (bounding). Nadi biasanya meningkat


sekitar 10 kali/menit untuk setiap kenaikan satu derajat Celcius. Bradikardia
relatif untuk suatu demam tingkatan tertentu dapat menandakan infeksi
virus, infeksi mycoplasma, atau infeksi dengan spesies Legionella (Niluh,
2013)..

Pada banyak kasus pneumonia, pipi berwarna kemerahan, warna mata


menjadi lebih terang, dan bibir serta bidang kuku sianotik. Pasien lebih
menyukai untuk duduk tegak di tempat tidur dengan condong ke arah depan,
mencoba untuk mencapai pertukaran gas yang adekuat tanpa mencoba untuk
batuk atau napas dalam. Pasien banyak mengeluarkan keringat. Sputum
purulen dan bukan merupakan indikator yang dapat dipercaya dari etiologi.
Sputum berbusa, bersemu darah sering dihasilkan pada pneumonia
pneumokokus, stafilokokus, Klebsiella, dan streptokokus. Pneumonia
Klebsiella sering juga mempunyai sputum yang kental; sputum H. influenzae
biasanya berwarna hijau (Niluh, 2013)..

Tanda-tanda lain terjadi pada pasien dengan kondisi lain seperti


kanker, atau pada mereka yang menjalani pengobatan dengan
imunosupresan, yang menurunkan daya tahan terhadap infeksi dan terhadap
organisme yang sebelumnya tidak dianggap patogen serius. Pasien demikian
menunjukkan demam, krekles, dan temuan fisik yang menandakan area solid
(konsolidasi) pada lobus-lobus paru, termasuk peningkatan fremitus taktil,
perkusi pekak, bunyi napas bronkovesikular atau bronkial, egofoni (bunyi
mengembik yang terauskultasi), dan bisikan pektoriloquy (bunyi bisikan
yang terauskultasi melalui dinding dada). Perubahan ini terjadi karena bunyi
ditransmisikan lebih baik melalui jaringan padat atau tebal (konsolidasi)
ketimbang melalui jaringan normal.

Pada pasien lansia atau mereka dengan PPOM, gejala-gejala dapat


berkembang secara tersembunyi. Sputum purulen mungkin menjadi satu-
satunya tanda pneumonia pada pasien ini. Sangat sulit untuk mendeteksi
perubahan yang halus pada kondisi mereka karena mereka telah mengalami
gangguan fungsi paru yang serius (Niluh, 2013)..

• Patofisiologi

Pneumonia bakterial menyerang baik ventilasi maupun difusi. Suatu


reaksi inflamasi yang dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada alveoli dan
menghasilkan eksudat, yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta
karbon dioksida. Sel-sel darah putih, kebanyakan neutrofil, juga bermigrasi
ke dalam alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya mengandung udara.
Area paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi, edema
mukosa, dan bronkospasme, menyebabkan oklusi parsial bronki atau alveoli
dengan mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveolar. Darah vena
yang memasuki paru-paru lewat melalui area yang kurang terventilasi dan
keluar ke sisi kiri jantung tanpa mengalami oksigenasi. Pada pokoknya,
darah terpirau dari sisi kanan ke sisi kiri jantung. Percampuran darah yang
teroksigenasi dan tidak teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan
hipoksemia arterial.

Pneumonia mikoplasma adalah penyebab pneumonia atipikal primer


yang paling umum. Mikoplasma adalah organisme kecil yang dikelilingi
oleh membran berlapis tiga tanpa dinding sel. Organisme ini tumbuh pada
media kultur khusus tetapi berbeda dari virus. Pneumonia mikoplasma
paling sering terjadi pada anak-anak yang sudah besar dan dewasa muda.

Pneumonia kemungkinan ditularkan oleh droplet pernapasan yang


terinfeksi, melalui kontak dari individu ke individu. Pasien dapat diperiksa
terhadap antibodi mikoplasma.

Inflamasi infiltrat lebih kepada interstisial ketimbang alveolar.


Pneumonia ini menyebar ke seluruh saluran pernapasan, termasuk
bronkiolus. Secara umum, pneumonia ini mempunyai ciri-ciri
bronkopneumonia. Sakit telinga dan miringitis bulous merupakan hal yang
umum terjadi. Pneumonia atipikal dapat menimbulkan masalah-masalah
yang sama baik dalam ventilasi maupun difusi seperti yang diuraikan dalam
pneumonia bakterial (Niluh, 2013)..
• Step 7

ASKEP

• Pengkajian

• Identitas

• Identitas Klien

Nama : Tn. R

Jenis kelamin : Laki-Laki

Umur : 57 tahun

Status Pernikahan : menikah

Suku/Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Pernah bekerja sebagai pekerja bangunan

Pendidikan terakhir : SMA

Alamat :-

Nomor Register :-

Tanggal MRS :-

Tanggal Pengkajian :-

Diagnosa Medis : Pneumonia

• Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. P

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 42 tahun

Status Pernikahan : menikah

Suku/Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : IRT
Pendidikan terakhir : SMK

Alamat :-

• Riwayat Keperawatan

• Keluhan utama

Batuk berdahak, badan panas dan sesak nafas

• Riwayat Kesehatan Sekarang

• Tn. R umur 57 tahun dirawat di rumah sakit RS.


Sawerigading mengalami infeksi saluran nafas, disertai
batuk berdahak, badan panas dan sesak napas, ia
mengeluh nyeri dada sebelah kanan atas tembus
kebelakang,

• Riwayat Kesehatan Dahulu

Imunisasi : Klien mengatakan terakhir imunisasi saat masih


kecil.

Alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi.

Penyakit yang pernah diderita : batuk kronis

Obat-obatan yang pernah di digunakan : -

• Riwayat masuk RS : Klien mengatakan sebelumnya


mengalami batuk kronis di sertai dahak
• Riwayat tindakan operasi :-
• Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit


keturunan yang berat atau menular.
• Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum

klien mengeluh nyeri dada sebelah kanan atas tembus belakang,


kesadaran compos mentis.

• Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : TD 130/1000 mmHg

Nadi : N 98 x/mnt

Suhu : S: 37,6ᵒC

RR :26 xmnt

• Antropometri

Tinggi Badan : TB 160 cm

BB : BB 54 kg,

Indeks Masa Tubuh : 21,09 berada dikategori BB normal

• Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala klien bersih,
distribusi rambut merata, tidak rontok, tidak mudah dicabut, tidak
ada benjolan, tidak ada keluhan.

• Mata

Letak bola mata simetris, gerakan bola mata simetris, kelopak mata
tidak ada oedema, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, Tekanan
Intra Okuler (TIO) sama, pupil dan refleks cahaya normal,
ketajaman mata normal OD = 4/5 OS 5/5

• Telinga

Kebersihan telinga bersih, tidak ada oedema dan secret, letak


telinga simetris, fungsi pendengaran baik

• Hidung
Terdapat cuping hidung, kebersihan lubang hidung bersih, tidak ada
oedema dan secret, letak hidung simetris, tidak ada peradangan
membran mukosa hidung, tidak terdapat polip, fungsi penciuman
baik.

• Mulut dan Faring

• Mulut bersih, tidak ada bau mulut, terdapat mukosa pada mulut

• Bibir : Warna pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada kelainan


bentuk

• Gusi : Warna merah muda, tidak ada gingivitis, tidak ada


perdarahan

• Gigi : Jumlah gigi 33, ada caries gigi pada gigi molar, tidak ada
perdarahan, abses, dan benda asing (gigi palsu)

• Lidah : Warna pucat dan pergerakan lidah normal

• Faring : Warna merah muda, tidak ada peradangan, tidak


ada eksudat, tonsil tidak ada pembesaran

• Leher

Bentuk leher normal, tidak ada oedema dan jaringan parut, tidak ada
tekanan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe, tidak ada kaku kuduk dan mobilitas leher normal.

• Thorax dan Dada

Pemeriksaan Radiologis

Pola radiologis dapat berupa pneumonia alveolar dengan gambaran


air bronchogram (airspace disease) misalnya oleh Streptococcus
pneumoniae; bronkopneumonia (segmental disease) oleh antara lain
staphylococcus, virus atau mikoplasma; dan pneumonia interstisial
(interstitial disease) oleh virus dan mikoplasma. Distribusi infiltrat
pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif
untuk kuman aspirasi. Tetapi pada pasien yang tidak sadar, lokasi
ini bisa dimana saja. Infiltrat di lobus atas sering ditimbulkan
Klebsiella, tuberkulosis atau amiloidosis. Pada lobus bawah dapat
terjadi infiltrat akibat Staphylococcus atau bakteriemia.

• Abdomen
Bentuk abdomen datar dan simetris, tidak ada jaringan parut dan
lesi, tidak ada oedema, bising usus 10x permenit, tidak ada nyeri
tekan.

• Ekstremitas atas

Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema,


lesi dan jaringan parut, kuku jari bersih, refleks biceps dan trisep +

• Ekstremitas bawah

Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema,


lesi dan jaringan parut, kuku jari bersih, tidak ada varices, dan
refleks babinski +

• Data Biologis

• Pola Nutrisi

• Makan

Frekuensi : 3x Sehari

Jenis : Nasi + Lauk + Sayur + Buah

Porsi/Jumlah :

Keluhan : nafsu makan berkurang

Makanan yang dipantang : Tidak Ada

Alergi terhadap makanan : Tidak Ada

Suplemen yang dikonsumsi : Vit. C

• Minum

Jenis : Air putih

Jumlah : ± 8 Gelas
• Pola Eliminasi

• Buang Air Besar (BAB) Klien mengatakan


BAB 3x seminggu dengan konsistensi keras

• Buang Air Kecil (BAK)

Input : 480cc

Output : 300cc

Balance : Input – Output = 180cc

Warna : Kuning Jernih

Keluhan : Tidak ada

• Pola Istirahat/Tidur
• Tidur Siang : ± 2 jam
• Tidur Malam : ± 6 Jam
• Keluhan Tidur : Klien mengatakan terkadang
terbangun saat malam hari akibat batuk yang lama
• Personal Hygiene
• Mandi : 1x Sehari
• Jenis Pakaian : Kaos dan sarung
• Perawatan Gigi : Tidak terlalu rutin
• Data Psikologis
• Status Perkawinan : menikah
• Status Emosi : Klien terlihat sering diam dan
malas berbicara
• Pola Koping : klien merasa khawatir dengan
keadaannya saat ini
• Pola Komunikatif :
• Konsep Diri :
Gambaran Diri : Klien tidak terbuka dalam semua pertanyaan

Peran Diri :

Harga Diri :

• Data Sosial
Klien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan
lingkungan sekitar

• Data Spiritual
Klien mengatakan selama sakit hanya sesekali solat 5 waktu

• Analisis Data

Data Subjektif Data Objektif


• Klien mengatakan Klien mengalami infeksi saluran
batuk berdahak nafas,
• Klien mengatakan TTV:
badan panas dan sesak TD 130/1000 mmHg
napas, N 98 x/mnt
• Klien mengeluh nyeri Suhu : S: 37,6ᵒC
dada sebelah kanan atas RR :26 xmnt
tembus kebelakang, • Klien nampak meringis
• Klien mengatkan • Klien nampak sesekali
penyakit sebelumnya memegangi area yang
batuk kronis disertai sakit
dahak, • Kulit klien teraba panas
• Klien mengatakan • Kulit klien nampak
kebiasaan merokok memerah
setiap hari 1 bungkus. • Klien nampak cemas
• Klien mengatakan • Klien tidak fokus saat di
khawatir dengan ajak berbicara
keadaannya saat ini • Klien nampak
menggunakan otot
bantu saat bernafas
• Diagnosa

• Nomor : 00030
Domain : 6

Kelas : 4

Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan


membran alveolar-kapiler ditandai dengan:

Ds :

• Klien mengatakan batuk berdahak

• Klien mengeluh sesak napas,

• Klien mengatkan penyakit sebelumnya batuk kronis disertai


dahak,

• Klien mengatakan kebiasaan merokok setiap hari 1 bungkus.


Do :

• Klien nampak menggunakan otot bantu saat bernafas


• RR: 26 xmnt,
• Hasil pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG) menunjukkan
adanya deviasi aksis kanan, peninggian gelombang P (asma),

• Nomor : 00132
Domain : 12

Kelas : 1

Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis ditandai


dengan

Ds:

• Klien mengeluh nyeri dada sebelah kanan atas tembus


kebelakang,
Do :

• Klien nampak sesekali meringis


• Klien nampak memengangi area yang sakit
• P : nyeri dirasakan karena penyakit PPOK yang diderita
Q : berupa nyeri tumpul.
R : Bagian dada sebelah kanan atas tembus belakang
S : skala 7
T : nyeri dirasakan saat batuk dan bergerak
• TTV :
TD 100/60 mmHg,

N;98 x/mnt,

S: 36ᵒC,

RR: 26 xmnt

• Nomor : 00146
Domain : 9

Kelas : 2

Diagnosa : Ansietas berhubungan dengan perubahan besar pada status


kesehatan ditandai dengan:

Ds :

• Klien mengatakan khawatir dengan keadaannya saat ini.


Do :

• Klien nampak cemas

• Klien tidak fokus saat di ajak berbicara

• Kriteria hasil (NOC) dan Intervensi Keperawatan (NIC)

N Diagnosa Kriteria Hasil (NOC) Intervesi Keperawatan


o. (NIC)
1. Diagnosa : Gangguan NOC: NIC:
pertukaran gas • Respiratory • Posisikan
berhubungan dengan Status : Gas pasien untuk
perubahan membran exchange memaksimalka
alveolar-kapiler ditandai • Keseimbanga n ventilasi
dengan: n asam Basa, • Pasang mayo
Ds : Elektrolit bila perlu
• Klien • Respiratory • Lakukan
mengata Status : fisioterapi dada
kan ventilation jika perlu
batuk • Vital Sign • Keluarkan
berdahak Status sekret dengan
• Klien Setelah dilakukan batuk atau
mengelu tindakan keperawatan suction
h sesak selama …. Gangguan • Auskultasi
napas, pertukaran pasien suara nafas,
• Klien teratasi dengan catat adanya
mengatk kriteria hasi: suara tambahan
an • Mendemonst • Berikan
penyakit rasikan bronkodilator ;
sebelum peningkatan • ……………
nya ventilasi dan …….
batuk oksigenasi • ……………
kronis yang adekuat …….
disertai dengan • Barikan
dahak, indikator 5 pelembab udara
• Klien • Memelihara • Atur intake
mengata kebersihan untuk cairan
kan paru paru dan mengoptimalka
kebiasaa bebas dari n
n tanda tanda keseimbangan.
merokok distress • Monitor
setiap pernafasan respirasi dan
hari 1 dengan status O2
bungkus. indikator 5 • Catat
• Mendemonst pergerakan
rasikan batuk dada,amati
Do : efektif dan kesimetrisan,
• Klien suara nafas penggunaan
nampak yang bersih, otot tambahan,
mengg tidak ada retraksi otot
unakan sianosis dan supraclavicular
otot dyspneu dan intercostal
bantu (mampu • Monitor suara
saat mengeluarka nafas, seperti
bernafa n sputum, dengkur
s mampu • Monitor pola
• RR: 26 bernafas nafas :
xmnt, dengan bradipena,
• Hasil mudah, tidak takipenia,
pemeri ada pursed kussmaul,
ksaan lips) dengan hiperventilasi,
Elektro indikator 4 cheyne stokes,
kardiog • Tanda tanda biot
ram vital dalam • Auskultasi
(EKG) rentang suara nafas,
menunj normal catat area
ukkan dengan penurunan /
deviasi indikator 5 tidak adanya
aksis • AGD dalam ventilasi dan
kanan, batas normal suara tambahan
pening dengan • Monitor TTV,
gian indikator 5 AGD, elektrolit
gelomb • Status dan ststus
ang P neurologis mental
(asma), dalam batas • Observasi
normal sianosis
dengan khususnya
indikator 5 membran
mukosa
• Jelaskan pada
pasien dan
keluarga
tentang
persiapan
tindakan dan
tujuan
penggunaan
alat tambahan
(O2, Suction,
Inhalasi)
• Auskultasi
bunyi jantung,
jumlah, irama
dan denyut
jantung
2. Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan agen injury • Pain Level, Pain management
biologis ditandai dengan • Pain control, • Lakukan
Ds: • Comfort pengkajian
• Klien level nyeri secara
mengelu Setelah dilakukan komprehensif
h nyeri tinfakan keperawatan termasuk
dada selama …. Pasien lokasi,
sebelah tidak mengalami karakteristik,
kanan nyeri, dengan kriteria durasi,
atas hasil: frekuensi,
tembus • Mampu kualitas dan
kebelaka mengontrol faktor
ng, nyeri (tahu presipitasi
Do : penyebab • Observasi
• Klien nyeri, reaksi
nampak mampu nonverbal dari
sesekali menggunaka ketidaknyaman
meringis n tehnik an
• Klien nonfarmakol • Bantu pasien
nampak ogi untuk dan keluarga
memeng mengurangi untuk mencari
angi area nyeri, dan
yang mencari menemukan
sakit bantuan) dukungan
• P : nyeri dengan • Kontrol
dirasaka indikator 5 lingkungan
n karena • Melaporkan yang dapat
penyakit bahwa nyeri mempengaruhi
PPOK berkurang nyeri seperti
yang dengan suhu ruangan,
diderita menggunaka pencahayaan
Q : berupa nyeri n manajemen dan kebisingan
tumpul. nyeri dengan • Kurangi faktor
R : Bagian dada indikator 4 presipitasi nyeri
sebelah kanan • Mampu • Kaji tipe dan
atas tembus mengenali sumber nyeri
belakang nyeri (skala, untuk
S : skala 7 intensitas, menentukan
T : nyeri frekuensi dan intervensi
dirasakan saat tanda nyeri) • Ajarkan tentang
batuk dan dengan teknik non
bergerak indikator 5 farmakologi:
• TTV : • Menyatakan napas dala,
TD 100/60 rasa nyaman relaksasi,
mmHg, setelah nyeri distraksi,
N;98 x/mnt, berkurang kompres hangat
S: 36ᵒC, dengan / dingin
RR: 26 xmnt indikator 5 • Berikan
• Tanda vital analgetik untuk
dalam mengurangi
rentang nyeri : ……...
normal • Tingkatkan
dengan istirahat
indikator 5 • Berikan
informasi
tentang nyeri
seperti
penyebab nyeri,
berapa lama
nyeri akan
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyaman
an dari prosedur
• Monitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
3. Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan perubahan besar • Kontrol Anxiety Reduction
pada status kesehatan kecemasan (penurunan
ditandai dengan: • Koping kecemasan)
Ds : Setelah dilakukan • Kaji faktor
• Klien asuhan selama penyebab
mengata …………… pada cemas
kan klien, kecemasan • Identifikasi
khawatir teratasi dgn kriteria tingkat
dengan hasil: kecemasan
keadaan • Klien mampu • Gunakan
nya saat mengidentifi pendekatan
ini. kasi dan yang
Do : mengungkap menenangkan
• Klien kan gejala • Temani pasien
Klien cemas untuk
nampak dengan memberikan
cemas indikator 5 keamanan dan
• Klien • Vital sign mengurangi
tidak dalam batas takut
fokus normal • Berikan
saat di dengan informasi
ajak indikator 5 faktual
berbicar • Postur tubuh, mengenai
a ekspresi diagnosis,
wajah, tindakan
bahasa tubuh prognosis
dan tingkat • Libatkan
aktivitas keluarga untuk
menunjukkan mendampingi
berkurangnya klien
kecemasan • Instruksikan
dengan pada pasien
indikator 5 untuk
menggunakan
tehnik relaksasi
• Dengarkan
dengan penuh
perhatian
DAFTAR PUSTAKA

Asih, Niluh Gede Yasmin. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan
Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta : EGC Buku Kedokteran.

Gloria M. Bulechek, (et al). 2013. Nursing Interventions Classifications (NIC) 6th
Edition. Missouri: Mosby Elsevier

Moorhed, (et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition.
Missouri: Mosby Elsevier

Kasanah. 2011. Analisis Keakuratan Kode Diagnosis Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Eksasebrasi Akut Berdasarkan ICD 10 Pada Dokumen Rekam Medis Pasien
Rawat Inap Di RSUD SRAGEN. Sragen : Jurnal Keperawatan

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi


2012-2014/Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan
Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica
Ester, Dan Wuri Praptiani. Jakarta; EGC

Anda mungkin juga menyukai