Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Pengenalan dari berbagai bahaya dan resiko kesehatan di lingkungan
kerja biasanya dilakukan pada waktu survey pendahuluan dengan cara
melihat dan mengenal (walk through survey), yang merupakan suatu
langkah dasar yang pertama – tama harus dilakukan dalam upaya program
kesehatan lingkungan kerja. walk through survey diperlukan karena upaya
ini harus bisa dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, paling lama satu
sampai dua jam saja. Jika perusahaannya sangat besar maka dipilih satu
atau dua bagian saja. Dalam panduan harus terlihat bahaya apa yang paling
menonjol, paling nyata dan potensial akan menimbulkan dampak gangguan
kesehatan dan kerugian material.1,2
Walk Through survey adalah survei untuk mendapatkan informasi
yang relatif sederhana tapi cukup lengkap dalam waktu yang relatif singkat
sehingga diperlukan upaya pengumpulan data untuk kepentingan penilaian
secara umum dan analisa sederhana. Walk Through Survey dan Check
list Walk through survey merupakan teknik utama yang penting untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya di lingkungan kerja
yang dapat memberikan efek atau gangguan pada kesehatan pekerja yang
terpajan.3,4,5
Tujuan dari survei ini sendiri adalah agar sebagai seorang pakar
kesehatan lingkungan kerja kita dapat memahami proses produksi, denah
tempat kerja. Kemudian dapat mendengarkan pandangan pekerja dan
pengawas kesehatan dan keselamatan kerja (K3) mengenai lingkungan
kerjanya, memahami pekerja dan tugas pekerja, memahami dan mengenal
bahaya lingkungan kerja serta menginventarisir upaya K3 terhadap
kebijakan, pengendalian dan pemenuhan perundang – undangan.3,4,5

1
Walk through survey adalah salah satu upaya untuk mengenal
bahaya di tempat kerja yang mengandalkan kemampuan indra penglihatan
dan intra pendengaran sekali-sekali dilakukan wawancara dengan pekerja.1
Setelah itu dapat dilakukan diskusi untuk mendapatkan informasi
riwayat singkat tentang industri atau rumah sakit tersebut dan proses yang
terlibat dalamnya seperti denah perusahaan, bagaimana pengaturan dan
populasi pekerja, kebijakan perusahan atau rumah sakit tentang K3,
tanyakan pula pandangan atau pemahaman pimpinan dan pekerja tentang
K3, gambaran penerapan K3 yang dilakukan di lingkungan pekerja tersebut
serta diskusi menyeluruh tentang masalah – masalah yang pernah timbul di
lingkungan kerja tersebut.3,4,5
Produktivitas pekerja yang menurun disebabkan oleh banyak faktor.
Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah adanya penyakit akibat
kerja di IGD. Data dari World Health Organization pada tahun 2000
tertinggi infeksi nosokomial 5 % tahun atau 9 juta orang dari 190 juta yang
dirawat, angka kematian cukup tinggi, National Nosocomial infection
Surveilance system (NNIS) telah mengumpulkan dan menganalisis data
frekuensi infeksi nosocomial yang ada di U.S rumah sakit yang tergabung
di NNIS dilaporkan 26,965 infeksi, 64% disebabkan oleh single pathogen
dan 20% disebabkan oleh multiple pathogen.
Survei diakhiri dengan klarifikasi semua informasi yang telah
diperoleh dengan menjelaskan potensi bahaya yang ditemukan, laporkan
hasil pengamatan, evaluasi dan berikanan saran – saran atau rekomendasi
untuk perbaikan. 3,4,5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa secara langsung dapat melakukan identifikasi faktor-
faktor risiko yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja di
IGD RS Roemani Semarang.

2
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa bahaya potensial di IGD
RS Roemani Semarang.
b. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa risiko kesehatan atau
keselamatan yang dapat ditumbulkan oleh bahaya potensial di IGD
RS Roemani Semarang.
c. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa faktor ergonomi di IGD
RS Roemani Semarang.
d. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa faktor kesehatan atau
keselamatan yang dapat ditimbulkan oleh faktor risiko ergonomi di
IGD RS Roemani Semarang.
e. Mampu mengidentifikasi dan memberikan masukan terkait langkah-
langkah pengendalian untuk mencegah risiko kesehatan atau
keselamatan
C. Manfaat
1. Bagi pihak rumah sakit
a. Dapat mengetahui potensi bahaya fisik dan ergonomi bagi tenaga
medis di IGD RS Roemani Semarang
b. Dapat mengetahui besarnya bahaya fisik dan ergonomi di
lingkungan di IGD RS Roemani Semarang
c. Melindungi rumah sakit dari tuntutan hukum akibat potensi bahaya
fisik dan ergonomi di IGD RS Roemani Semarang
d. Dapat meningkatkan produktifitas karena terjaminnya kesehatan
dan keselamatan kerja bagi para tenaga medis
2. Bagi tenaga medis
Terjaminnya kesehatan dan keselamatan tenaga medis karena
dilakukan identifikasi dan pengendalian bahaya fisik dan ergonomi di
IGD RS Roemani Semarang.

Anda mungkin juga menyukai