Disusun Oleh:
1. Adib Priambudi (H2A012026)
2. Andhita Amirudin Ambo (H2A012055)
3. Annisa Fasichatul L. S (H2A012010)
4. M. Mirza Fajar Handoko (H2A012047)
5. Rifky Habib Amperawan (H2A012021)
6. Risfal Laksana A (H2A010031)
Kepaniteraan Umum
DEPARTEMEN ILMU THT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
- Nama : Tn. A
- Usia : 30 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Agama : Islam
- Alamat : Telogorejo
- Pekerjaan : PNS (guru)
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 11 Oktober 2016 di
ruang Skill lab FK UNIMUS.
- Keluhan Utama
Hidung meler
- Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan hidung meler yang sudah terjadi sejak 3
bulan. Keluhan terjadi secara tiba-tiba di pagi hari keluar ingus dari kedua
lubang hidung pasien. Keluhan ini terjadi secara terus menerus selama 3
bulan. Dengan ingus yang dikeluarkan berwarna kuning, cair dan tidak
berbau. Keluhan hidung meler yang dirasakan pasien akan semakin keluar
banyak saat di pagi hari dan saat pasien melakukan aktivitas. Untuk
mengurangi keluarnya ingus, pasien mengkonsumsi makanan dan
minuman hangat. Selain itu, pasien merasa berkurang keluhan nya saat
beristirahat. Pasien belum mengkonsumsi obat untuk menangani keluhan
nya tersebut. Pasien juga mengeluhkan ada nya keluhan hidung tersumbat
yang terjadi pada kedua lubang hidung nya. Keluhan ini muncul terus
menerus bebarengan dengan keluhan hidung meler. Keluhan pusing juga
dirasakan oleh pasien. Pusing ini juga dirasakan sejak 3 bulan. Muncul
terus menerus, dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan semakin berat saat
menunduk, menoleh, dan menengadah. Keluhan pusing ini juga disertai
2
dengan keluhan kepala terasa berat terutama saat bangun tidur di pagi
hari. Pasien juga mengeluhkan adanya batuk yang terjadi secara terus
menerus. Batuk berupa batuk kering tidak berdahak yang terjadi
bersamaan dengan hidung meler. Dan pasien juga mengeluhkan sering
terasa adanya cairan yang turun dari belakang hidung ke tenggorokan.
Keluhan ini juga dirasakan sejak 3 bulan bersamaan dengan keluhan-
keluhan yang lain. Pasien tidak mengeluhkan ada nya mata nrocos (-),
penglihatan kabur (-), nyeri telinga (-), telinga terasa penuh (-), serak pada
tenggorokan (-), nyeri telan (-), mual (-), muntah (-).
- Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengakui adanya keluhan yang sama pada 1 tahun lalu. Dan
keluhan yang lalu tersebut sudah di beri pengobatan di klinik. Keluhan
dirasa membaik tetapi sering kambuh. Dalam 1 tahun pasien
menyebutkan sudah kambuh sebanyak 3 kali. Riwayat sakit gigi disangkal
oleh pasien. Riwayat sering bersin-bersin di pagi hari (-), riwayat batuk
lama (-), dan riwayat alergi obat/makanan (-).
- Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat dengan keluhan serupa pada keluarga disangkal oleh pasien.
Pasien juga menyangkal riawayat batuk lama (-), riwayat bersin-bersin di
pagi hari (-), riwayat hipertensi (-), riwayat dm (-) pada keluarga nya.
- Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai PNS (guru). Untuk bekerja, pasien mengendarai
motor dan selalu menggunakan masker. Pendidikan terakhir pasien adalah
sarjana strata satu. Pasien tidak merokok (-) dan tidak mengkonsumsi
alkohol (-). Jendela rumah pasien jarang di buka dan rumah selalu
dibersihkan seminggu dua kali.
4
5. Status lokalis
Kanan Kiri
Abses - -
Fistula - -
Benjolan - -
Darah - -
Aurikula Secret - -
Abses - -
Fistula - -
Benjolan - -
Darah - -
Retroauricula Abses - -
Fistula - -
Benjolan - -
Darah - -
Benjolan - -
Benjolan - -
Benjolan - -
5
Perkusi Preaurikula Tragus diketuk, - -
nyeri/tidak?
Benjolan - -
Mukosa hiperemis - -
Darah - -
Corpus alienum - -
Secret - -
Perforasi - -
Bulging - -
Hasil
Pemeriksaan Hidung
Kanan Kiri
Lesi - -
Septum deviasi - -
Deformitas - -
Secret + +
Darah - -
6
Benjolan - -
Krepitasi - -
Deformitas - -
Sinus maksilaris + +
Sinus frontalis - -
Sinus etmoidalis - -
Sinus frontalis - -
Sinus etmoidalis - -
Krusta - -
Secret + +
Corpus alienum - -
7
Nodul (-)
Darah (-)
Ulcus :
Stomatitis (-)
Lidah :
Atrofi papil lidah (-)
Ulkus (-)
Plak putih (-)
Benjolan (-)
Frenulum lidah (-)
Gigi geligi :
Missing teeth (+)
Karies (+) 1.3 2.3
Tambalan (+)
Gusi (-)
Arcus faring :
Warna hiperemis (-)
Sudut 90o (+)
Ulkus (-)
Uvula :
Deviasi (-)
Lokasi ditengah (+)
Warna hiperemis (-)
Ulkus (-)
Bergetar (-)
Tonsil :
Odem (-)
Ukuran T1 & T1
Kripte melebar (-)
Kripte menyempit (-)
8
Dedritus (-)
Permukaan berbenjol (-)
Dinding posterior faring :
Warna hiperemis (-)
Granulasi (-)
Laringoskopi indirect :
Pangkal Lidah :
Benda asing (-)
Ulkus (-)
Warna hiperemis (-)
Stomatitis (-)
Epiglotis :
Ulkus (-)
Warna hiperemis (-)
Massa (-)
Plica vokalis :
Warna hiperemis (-)
Nodul (-)
Massa (-)
(Bilang iiii)
Simetris atau asimetris Simetris
9
V. RESUME
Pasien Tn.A 30 tahun pekerjaan PNS sebagai guru, datang dengan keluhan
hidung meler kanan dan kiri. Keluhan hidung meler tiba-tiba dirasakan sejak 3
bulan yang lalu. Hidung meler dirasakan terus-menerus dan semakin memberat
sampai mengganggu aktifitas. Pasien merasa lebih baik apabila minum dan
memburuk pada saat sedang beraktifitas dan terutama pada pagi hari. Pasien
terutama pada pagi hari. Keluhan lain yang dirasakan batuk (+), pusing (+),
hidung tersumbat (+). Keluhan pada tenggorokan juga tidak di keluhkan seperti
serak (-), sulit menelan (-). Pasien pernah mengalami keluhan hidung meler
seperti ini sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sekret pada hidung
kanan kiri, sekret berwarna kekuningan, oedema konka, karies pada gigi 1.3 dan
Terapi :
S 3 dd 1 tab p.c
S 2 dd 1 tab p.c
S 3 dd I tab p.c
10
R/ Cetirizine tab 10mg No. X
S 1 dd 1 tab p.c
Edukasi :
VII. PROGNOSIS
11
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
disertai atau dipicu dengan rinitis sehingga sering disebut dengan rinosinusitis.
Penyebab utamanyya ialah salesma (common cold) yang merupakan infeksi dari
B. Etiologi
bermacam rinitis terutama rinitis alergi, rinitis hormonal pada wanita hamil, polip
diskinesia silia seperti pada sindroma kartagener, dan diluar negeri adalah
C. Klasifikasi
gejalanya berlangsung dari beberapa hari sampai 4 minggu. Sinusitis subakut bila
berlangsung dari 4 minggu sampai 3 bulan dan sinusitis kronik bila berlangsung
Tetapi apabila dilihat dari gejalanya, maka sinusitis dianggap sebagai sinusitis
akut bila terdapat tanda-tanda radang akut. Dikatakan sinusitis subakut bila tanda-
tanda radang akut sudah reda dan perubahan histologik bersifat reversible dan
12
irreversible, misalnya sudah berubah menjadi jaringan granulasi atau polipoid.
1. Sinusitis Akut
oleh infeksi, obstruksi mekanis atau alergi. Selain itu juga dapat merupakan
Etiologi
- Rinitis akut
- Infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3, serta P1 dan P2 (dentogen)
Gejala Subyektif
Gejala subjektif dibagi dalam gejala sistemik dan gejala lokal. Gejala
sistemik ialah demam dan rasa lesu. Lokal pada hidung terdapat ingus kental yang
tersumbat, rasa nyeri didaerah sinus yang terkena, serta kadang – kadang
Pada sinusitis maksila nyeri dibawah kelopak mata dan kadang – kadang
menyebar ke alveolus, sehingga terasa nyeri di gigi. Nyeri alih dirasakan di dahi
13
Rasa nyeri pada sinusitis ethmoid di pangkal hidung dan kantus medius.
Kadang – kadang dirasakan nyeri di bola mata atau dibelakangnya, dan nyeri akan
bertambah bila mata digerakkan. Nyeri alih dirasakan di pelipis (parietal). Pada
sinusitis frontal rasa nyeri terlokalisasi di dahi atau dirasakan nyeri diseluruh
kepala. Rasa nyeri pada sinusitis sfenoid di verteks, oksipital, dibelakang bola
Gejala Obyektif
bawah, pada sinusitis frontal di dahi dan kelopak mata atas, pada sinusitis ethmoid
Pada rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema. Pada
sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis ethmoid anterior tampak mukopus
atau nanah di meatus medius, sedangkan pada sinusitis ethmoid posterior dan
sinusitis sfenoid nanah tampak keluar dari meatus superior. Pada rinoskopi
Pemeriksaan Penunjang
atau gelap. Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang
sakit, sehingga tampak lebih suram dibandingkan dengan sisi yang normal.
Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas cairan udara (air
14
Pemeriksaan Mikrobiologi
Terapi
meskipun gejala klinik telah hilang. Antibiotika yang diberikan adalah golongan
penisilin. Diberikan juga obat dekongestan lokal berupa tetes hidung, untuk
rasa nyeri.
telah terjadi komplikasi ke orbita atau intrakranial; atau bila ada nyeri yang hebat
2. Sinusitis Subakut
akutnya (demam, sakit kepala, nyeri tekan) sudah reda. Pada rinoskopi anterior
tampak sekret purulen di meatus medius atau superior. Pada rinoskopi posterior
15
Obat-obat yang diberikan berupa antibiotika berspektrum luas, atau yang
sesuai dengan tes resistensi kuman, selama 10-14 hari. Juga diberikan obat-obat
draenase. Obat tetes hidung hanya boleh diberikan untuk waktu yang terbatas (5
mukolitik.
short wave diathermy), sebanyak 5-6 kali pada daerah yang sakit untuk
pencucian sinus dan juga pembedahan non radikal, seperti bedah Sinus
3. Sinusitis Kronik
mukosa hidung dapat juga disebabkan oleh alergi dan defisiensi imunologik.
menjadi kronis apabila pengobatan pada sinusitis akut tidak sempurna. Adanya
infeksi akan menyebabkan edema konka, sehingga drenase sekret akan terganggu.
Drenase sekret yang terganggu dapat menyebabkan silia rusak dan seterusnya.
16
Gejala Subyektif
Gejala subyekif sangat bervariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari:
- Gejala hidung dan nasofaring, berupa sekret di hidung dan sekret pasca
tuba Eustachius.
lakrimalis.
Nyeri kepala pada sinusitis kronis biasanya terasa pada pagi hari dan akan
berkurang atau hilang setelah siang hari. Penyebabnya belum diketahui dengan
pasti, tetapi mungkin karena pada malam hari terjadi penimbunan ingus dalam
17
Gejala obyektif
akut dan tidak terdapat pembengkakan pada wajah. Pada rinoskopi anterior dapat
ditemukan sekret kental purulen dari meatus medius atau meatus superior. Pada
Pemeriksaan mikrobiologik
sinus maksila dan sinus frontal, pemeriksaan radiologik, pungsi sinus maksila,
pada waktu dilakukan sinoskopi, pemeriksaan meatus medius dan meatus superior
Terapi
memperbaiki drenase dan pembersihan sekret dan sinus yang sakit. Untuk
18
sinusitis maksila dilakukan pungsi dan irigasi sinus, sedangkan untuk sinusitis
etmoid, frontal atau sphenoid dilakukan tindakan pencucian Proetz. Irigasi dan
pencucian sinus ini dilakukan 2 kali dalam seminggu. Bila setelah 5-6 kali tidak
ada perbaikan dan klinis masih tetap banyak sekret purulen, berarti mukosa sinus
sudah tidak dapat kembali normal (perubahan irreversible), maka perlu dilakukan
operasi radikal.
D. Patofisiologi
klirens dari mukosiliar didalam kompleks osteo meatal (KOM). Bila terinfeksi
organ yang membentuk KOM akan mengalami edema, sehingga mukosa yang
saling berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan
lendir tidak dapat dialirkan karena ostium sinus tersumbat. Hal ini menyebabkan
timbulnya tekanan negative di dalam rongga sinus terjadinya transudasi. Hal ini
sehingga silia menjadi kurang aktif dan lendir yang diproduksi mukosa sinus
menjadi lebih kental dan merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteri
pathogen.
Bila sumbatan terus berlangsung akan terjadi hipoksia dan retensi lendir
19
E. Gejala Klinis
menegakan rhinosinusitis yaitu gejala mayor dan gejala minor sebagai berikut:
gejala mayor, atau 1 gejala mayor dan 2 gejala minor. Lokasi nyeri pada wajah
dapat menunjukan lokasi sinus yang sakit, nyeri di pipi menandakan sinusitis
maksila, nyeri diantara atau dibelakang ke dua bola mata menandakan sinusitis
etmoid, nyeri di dahi atau seluruh kepala menandakan sinusitis frontal, pada
sinusitis sphenoid nyeri dirasakan di vertex, oksipital, belakang bola mata, dan
daerah mastoid.
F. Diagnosis
20
kemerah-merahan mungkin menunjukan sinusitis maksila akut,. Pembengkakan
di kelopak mata atas mungkin menunjukan sinusitis frontal akut. Perhatikan pula
naso endoskopi sangat dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini.
Tanda khas ialah adanya pus di meatus medius (pada sinusitis maksila, etmoid
anterior dan frontal) atau di meatus superior (pada sinusitis etmoid posterior dan
sphenoid). Pada rhinosinusitis akut tampak pada pemeriksaan fisik mukosa edem
dan hiperemis. Pada anak sering ada edem dan hiperemis didaerah kantus medius.
a. Pemeriksaan transluminasi
atau gelap. Hal ini lebih mudah diamati bila sinusitis terjadi pada satu
sisi wajah, karena akan Nampak perbedaan antara sinus yang sehat
b. Sinoskopi
21
c. Pencitraan
kasus sinusitis.
d. Kultur
G. Penatalaksanaan
dan pembedahan.
lebih dari 5 hari karena dapat terjadi rebound congestion dan rinitis
dapat timbul rasa nyeri, rasa terbakar, dan rasa kering karena atrofi
22
5. Antihistamin jika pada pasien ada faktor alergi.
6. Kortikosterioid dalam jangka pendek jika ada riwayat alergi yang agak
parah.
Pengobatan operatif dilakukan hanya jika ada gejala sakit yang kronis,
otitis media kronika, bronkitis kronis, atau ada komplikasi seperti abses orbita
paranasalis yaitu dengan cara membebaskan muara sinus dari sumbatan. Operasi
menggunakan kateter balon sinus yang kecil dan lentur (fleksibel) untuk
merusak jalur sinus. Menurut dr Huang metode ini sangat ideal untuk mengatasi
H. Komplikasi
Timbulnya komplikasi karena terapi yang tidak adekuat atau terlambat. Harus
23
2. Muntah.
3. Kejang
kelompak mata
menetap
molar.
J. Prognosis
spontan tanpa pemberian antibiotik. Prognosis untuk sinusitis kronik yaitu jika
24
DAFTAR PUSTAKA
25