Wilayah pesisir diartikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan lautan yaitu batas kearah daratan meliputi wilayah-wilayah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih terpengaruh oleh proses laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi garam. Sementara batas kearah lautan adalah daerah yang terpengaruhi oleh proses- proses alami di daratan seperti sendimentasi dan mengalirnya air tawar kelaut serta daerah- daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan. Kay dan Alder mengatakan bahwa wilayah pesisir adalah wilayah yang merupakan tanda atau batasan wilayah daratan dan wilayah perairan yang mana proses kegiatan atau aktivitas bumi dan penggunaan lahan masih mempengaruhi proses dan fungsi kelautan. Kawasan pesisir pada dasarnya merupakan batasan (Interface) antara kawasan laut dan darat yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya baik secara bio- geofisik maupun social-ekonomi yang menyediakan barang dan jasa (Goods and services) bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya (Beneficiaries). Dengan demikian kawasan pesisir dapat diartikan sebagai kawasan peralihan ekosistem darat dan laut yang saling mempengeruhi dimana kearah 12 mil dari garis pantai untuk provinsi dan sepertiga dari wilayah laut untuk kabupaten kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota dengan karakteristik kearah darat dapat meliputi wilayah daratan baik kering mapun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut. Sementara ke arah laut perairan pesisir mencakup wilayah terluar dari wilayah paparan benua yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alamiah yang terjadi berasal dari darat. Adanya kondisi seperti ini sangat mendukung bagi wilayah pesisir dijadikan daerah yang potensial dalam pengembangan wilayah keseluruhan. Hal ini menunjukan garis batas nyata wilayah pesisir tidak ada. Batas wilayah pesisir hanyalah garis khayalan yang letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi setempat. 1.1.1 Perencanaan Serta Lokasi Wilayah Pantai Watotena Adonara, salah satu pulau di ujung timur Flores, adonara memiliki aneka potensi alam yang indah. Salah satu pantai paling terkenal dan paling indah di Adonara adalah Pantai Watotena. Nama pantai ini sebenarnya adalah Neren Watotena tapi Warga Adonara biasa menyebutnya Pantai Watotena saja. Pantai Watotena berada di Desa Nelerereng, Kecamatan Ileboleng Adonara Timur, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Kondisi topografi merupakan suatu aspek yang menjelaskan tentang suatu kawasan apakah layak atau tidak layak untuk diperuntukan sebagai kawasan pengembangan. Wilayah Desa Nelerreng terletak pada elevasi 4-170 meter di atas permukaan laut. Dilihat dari tingkat kemiringan lereng kawasan pantai Neren Watotena memiliki kemiringan 0-15% yang diketegorikan sebagai laha- lahan datar hingga landai. Sedangkan kemiringan 15-30% berada pada permukiman penduduk Desa Nelerereng yang merupakan daerah perbukitan. Peranan atau fungsi dari kemampuan lahan terhadap kondisi kemiringan lereng akan sangat besar pengaruhnya. Hal ini jika dilihat dari data-data yang ada dimana obyek wisata pantai Neren Watotena yang memiliki atau berada pada kemiringan lereng 0-90 15% (datar hingga landai) sehingga kawasan tersebut layak atau sesuai untuk dikembangkan sebagai lahan peruntukkan wisata/ rekreasi. Nama Watotena sendiri berarti perahu dari batu, atau batu yang berbentuk perahu. Hal ini bisa anda lihat dari batuan hitam (batu magma) yang mengapiti bibir pantai ini berbentuk seperti perahu. Pemandangan di Pantai Watotena ini sangat indah, dengan deburan ombak perlahan dan desiran angin pantai yang menyejukan dengan view gunung “ile boleng” dan pulau lembata serta pulau solor, membuat anda merasa nyaman dan ingin lebih lama lagi berada ditempat ini. Pantai Watotena sangat menawan. Dengan pasir putih bersih dan air laut bergradasi hijau biru, membuat siapa saja jatuh cinta terhadap pantai ini. Panorama di sekitar pantai juga sangat menarik. Anda bisa melihat Pulau Lembata di sebelah timur, Pulau Solor di sebelah barat daya, dan Gunung Ile Boleng yang menjulang tinggi di sebelah utara. Selain pasir putih dan laut biru, daya tarik pantai ini adalah batu-batu magma aneka bentuk dan formasi yang menghiasi bibir pantai. Kehadiran batu magma hitam yang diduga berasal dari letusan Gunung Ile Ape tersebut semakin mempercantik Pantai Watotena. Dengan leindahan pantai Watotena ini masyarakat di sekitar dapat di manfaatkan untuk menyediakan tempat atau pondok untuk berjualan minuman dan makanan. Untuk masalah kebersihan di tempat ini, tentu saja menjadi prioritas utama. Pantai dengan pasir putih dan laut yang jernih serta biru ini semakin mengagumkan ketika matahari akan terbenam, anda akan disuguhkan sunset yang sangat luar biasa indahnya. Untuk mencapai Watotena bisa menggunakan perahu motor dari Larantuka dan berlabuh di dermaga Terong atau Pelabuhan Waiwerang di pulau Adonara. Watotena berjarak 6 km dari Pelabuhan Waiwerang dan membutuhkan waktu sekitar 30 Menit dari Waiwerang dan secara keseluruhan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam dari Pelabuhan Larantuka. Dalam perjalanan dari Larantuka menuju Watotena di pulau Adonara, akan tersuguh pemadangan menarik di sekitar pulau Adonara dan beberapa pulau bagian Timur Flores seperti Solor dan Lembata.
1.1.2. Permasalahan yang Timul di Wilayah pantai Watotena
Kawasan pantai Neren Watotena memiliki banyak potensi wisata yang mempunyai daya tarik yang unik, yang didukung dengan letaknya yang sangat strategis dan dijadikan sebagai obyek wisata pantai. Namun sala satu kelemahan disektor pantai Watotena yaitu belum optimalnya pengelolaan sarana dan prasarana yang ada seperti : A. Sarana Akomodasi Kondisi sarana akomodasi pada kawasan pantai Neren Watotena saat ini masih sangat minim, dimana pada obyek ini juga belum memiliki sarana pendukung, sehingga para pengunjung hanya datang dalam waktu sesaat untuk menikmati panorama alam dan berekreasi. B. Rumah Makan dan Penginapan Pada kawasan pantai Neren Watotena belum tersedia sarana rumah makan dan penginapan/villa. Hal ini merupakan sala satu faktor penghambat perkembangan kawasan pantai Neren Waotena. Berdasarkan observasi di lapangan para pengunjung mengeluhkan akan kurangnya tersedia sarana ini, hal ini dapat merepotkan para pengunjung ketika berkunjung pada pantai ini dengan membawa kebutuhan lainya dari tempat asalnya masing- masing, sehingga waktu untuk berekreasi dan kegiatan lain terbatas. C. Tempat Parkiran Kondisi perpakiran pada kawasan pantai Neren Wototena masih sangat semrawut. Lokasi perparkiran yang ditentukan oleh pengelolah obyek sangat sempit untuk menampung jumlah kendaraan yang datang, sehingga pengunjung dengan seenaknya memarkir kendaraan pada sembarang tempat, hal ini menyebabkan terjadi kemacetan ketika pengunjung akan meninggalkan lokasi secara bersamaan, selain itu terjadi polusi dari kendaraan. Untuk keamanan perpakiran belum sepenuhnya terjamin keamanan kendaraan para pengunjung, karena belum ada pengelola perpakiran pada pantai Watotena. D. Sampah Pada kawasan pantai Neren Watotena ini, belum tersedianya prasarana tempat/tong- tong sampah dan peringatan tertulis tentang pembuangan sampah. Hal ini yang menyebabkan pengunjung dengan semaunya membuang sampah pada sembarang tempat. Keberadaan sampah ini dapat mengancam kelestarian lingkungan sehingga menimbulkan pencemaran terhadap pantai dan air laut di pantai ini, karena sampah yang terbuang berupa sampah basa dan sampah kering. Oleh karena itu diperlukan penanganan khusus karena sampah merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi keindahan suatu kawasan pantai ditinjau dari estetika lingkungan, jika dibiarkan berserahkan tanpa ada tindak lanjut penangannya.
1.1.3.. Pengelolaannya Dalam Menyelesaikan Masalah Pantai Watotena
Kawasan pantai Neren Watotena secara administrasi merupakan bagian dari Desa Nelerereng. Kawasan pantai Neren Watotena memiliki potensi dan kekayaan alam yang dapat dijadikan sebagai nilai jual dalam bidang kepariwisataan, dimana pantai ini memiliki beberapa keunikan dan ciri khas seperti keindahan pantai dengan pasir yang putih dan halus, panorama alam, keunikan bebatuan, flora dan fauna dan beberapa kebiasan masyarakat yang telah menjadi tradisi dan budaya yang berbeda dan mempunyai karakter dan ciri khas. Untuk itu dalam pengembangan pantai di Kabupaten Flores Timur yang terkhususnya pantai Neren Watotena untuk arahan penanganan adalah sebagai berikut :
1) Penanganan sampah dapat dikelolah dengan berbagai cara dengan penyediaan
bak/tong sampah pada lokasi yang padat dengan aktifitas pengunjung, sehingga sampah-sampah yang telah terkumpul di dalam bak/tong sampah langsung dibuang ke kontainer sampah. Adapun kontainer sampah di letakan jauh dari lokasi pantai, sehingga kotoran dan baunya tidak terjangkau oleh wisatawan yang berkunjung dan didukung dengan peraturan tertulis dalam bentuk papan pengumuman, pamflet dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh wisatawan, maupun secara lisan yang disampaikan dari pusat informasi dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan pantai ini. 2) Perlu adanya pembenahaan sarana perparkiran dan jaminan keamanan kendaraan. Dalam hal ini lokasi perparkiran di tempatkan ± 200 meter dari pantai dengan menerapkan sistem perparkiran kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga tidak terjadi kemacetan ketika pengunjung meninggalkan lokasi wisata. Selain itu pada lokasi parkiran disediakan tempat-tempat sampah agar sampah makanan yang digunakan oleh pengunjung pada saat menujuh ke pantai Watoteni ini tidak terbuang pada sembarang tempat dan polusi asap kendaraan tidak terkontaminasi dengan pantai. 3) Peningkatan kondisi jalan yang menghubungkan pantai Watotena dan antar obyek, dan pembukaan jalan baru . 4) Pemerintah berkoordinasi dan melibatkan masyarakat dalam mengembangkan pantai Watotena ini. 5) Pengikutsertaan masyarakat dalam pegadaan tempat penjualan souvenir di kawasan pantai Watotena. 6) Pengadaan dana berupa bantuan dan melibatkan masyarakat dibawah koordinasi pemerintah Kabupaten Flores Timur dalam pembukaan dan pengembangan sehingga masyarakat merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab. 7) Bekerjasama dengan pihak swasta 8) Pengadaan sarana penginapan dan pelengkapnya seperti restoran dan sejenisnya. 9) Penyuluhan tentang pentingnya kelestarian lingkungan.
1.1.4. Letak Lokasi dan Dokumentasi
Pantai Watotena berada di Desa Nelerereng, Kecamatan Ileboleng Adonara Timur, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. DOKUMENTASI