TAHUN 2015
Disahkan oleh :
Direktur RSUD
A. Latar Belakang.
B. Tujuan Pedoman.
Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan sanitasi lingkungan di rumah
sakit.
Tujuan Khusus :
a. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan sanitasi
lingkungan di rumah sakit.
b. Sebagai pedoman kerja untuk memberikan pelayanan sanitasi
lingkungan RS.
c. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan terjadinya
infeksi nosokomial RS.
d. Untuk menjamin kenyamanan dan keamanan disetiap unit
penyalanan di rumah sakit
D. Batasan Operasional
a. Ruang bangunan dan halaman rumah sakit adalah semua
ruang/unit dan halaman yang ada di dalam batas pagar rumah
saki (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.
b. Pencahayaan di dalam ruang bangunan rumah sakit adalah
intensitas penyinaran pada suatu bidang kerja yang ada di dalam
ruang bangunan rumah sakit yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif
c. Pengawasan ruang bangunan adalah aliran udara di dalam
ruang bangunan yang memadai untuk menjamin kesehatan
penghuni ruangan.
d. Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki
sehingga mengganggu dan/atau membahayakan kesehatan.
e. Kebersihan ruang bangunan dan halaman adalah suatu keadaan
atau kondisi ruang bangunan dan halaman bebas dari bahaya
dan
f. Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan
dan minuman yang disajikan dan dapur rumah sakit untuk
pasien dan karyawan; makanan dan minuman yang dijual
didalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah
sakit.
g. Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan individu. Misalnya, mencuci tangan,
mencuci piring, membuang bagian makanan yang rusak.
h. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.
i. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas.
j. Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang
dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci,
alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja
dan meja setrika.
k. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus, dan
binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak
menjadi vektor penularan penyakit.
l. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/atau
menghilangkan kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang,
peralatan bahan, dan ruang melalui disinfeksi dan sterilisasi
dengan cara fisik dan kimiawi.
m. Disinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan
jumlah mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak
termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi.
n. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua
mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi.
o. Promosi higiene dan sanitasi adalah penyampaian pesan
tentang higiene dan sanitasi rumah sakit kepada
pasien/keluarga pasien dan pengunjung, karyawan terutama
karyawan baru serta masyarakat sekitarnya agar mengetahui,
memahami, menyadari, dan mau mmbiasakan diri berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) serta dapat memanfaatkan
fasilitas sanitasi rumah sakit dengan benar.
p. Promosi kesehatan lingkungan adalah penyampaian pesan
tentang yang berkaitan dengan PHBS yang sasarannya
ditujukan kepada karyawan.
5. Pencahayaan
Intensitas Cahaya
No Ruangan atau Unit Keterangan
(Lux)
1 Ruang pasien : saat tidak tidur 100 – 200 warna cahaya sedang
: saat tidur Maksimal 50
2 Ruang operasi umum 300-500
Warna cahaya sejuk,
3 Meja operasi 10.000-20.000 tanpa bayangan
4 Anestesi , pemulihan 300 - 500
5 Endoskopy 75 - 100
6 sinar x min 60
7 Koridor min 100
8 Tangga min 100
9 Administrasi / kantor min 100
10 ruang alat / gudang min 200
11 Farmasi min 200
12 Dapur min 200
13 ruang cuci min 100
14 Toilet min 100
15 ruang isolasi khusus tetanus 0,1-0,5 warna cahaya biru
16 ruang luka bakar 100 - 200
6. Suhu , kelembaban
No Ruang / unit Suhu (°C ) Kelembaban Tekanan
1 Operasi 19-24 45-60 positif
2 ruang bersalin 24-26 45-60 positif
3 pemulihan / perawatan 22-24 45-60 seimbang
4 observasi bayi 21-24 45-60 seimbang
5 perawatan bayi 22-26 35-60 seimbang
6 perawatan prematur 24-26 35-60 positif
7 ICU 22-23 35-60 positif
8 jenazah / autopsi 21-24 − negatif
9 penginderaan medis 19-24 45-60 seimbang
10 Lab 22-26 35-60 negatif
11 Radiologi 22-26 45-60 seimbang
12 Sterilisasi 22-30 35-60 negatif
13 Dapur 22-30 45-60 seimbang
14 UGD 19-24 45-60 positif
15 Administrasi 21-26 − seimbang
16 ruang luka bakar 24-26 35-60 positif
7. Kebisingan
D. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Identifikasi limbah
a) Padat
b) Cair
c) Tajam
d) Infeksius
e) Non infeksius
2) Pemisahan
a) Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
b) Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
c) Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
d) Limbah cair segera dibuang ke wastafel atau bak cuci
saluran IPAL
3) Labeling
a) Limbah padat infeksius
Plastik kantong kuning
Kantong warna lain tapi diikat tali warna lain
b) Limbah padat non infeksius
Plastik kantong warna hitam
c) Limbah benda tajam
Wadah tahan tusuk dan air
Safety box
4) Kontainer sampah / tempat sampah
a) Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
b) Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa menggunakan kaki
c) Kontainer dalam keadaan bersih
d) Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak
berkarat
e) Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10-20 meter
f) Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh
g) Kontainer limbah harus dicuci setiap hari
5) Penyimpanan
a) Simpan limbah ditempat penampungan sementara khusus
b) Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan
kuat
c) Beri label pada kantong plastik limbah
d) Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan
sementara
e) Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong
khusus
f) Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan dan tertutup
g) Tidak boleh ada yang tercecer
h) Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
i) Gunakan APD ketika menangani limbah
j) Tempat penampungan sementara harus diarea terbuka,
terjangkau oleh kendaraan, aman dan selalu dijaga
kebersihannya dan kondisi kering.
6) Pengangkutan
a) Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
b) Tidak boleh ada yang tercecer
c) Sebaiknya lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien
d) Gunakan APD ketika menangani limbah
7) Pengolahan
a) Limbah infeksius dibakar dengan incenerator bekerja sama
dengan pihak ke-3
b) Limbah non infeksius di bawa ke TPA bekerja sama dengan
Dinas DPUP.
c) Limbah benda tajam dibakar dengan incenerator bekerjasama
dengan pihak ke-3.
d) Limbah cair dibuang ke wastafel atau bak cuci yang disalurkan
ke IPAL
e) Limbah feses, urine dibuang ke dalam WC yang disalurkan ke
IPAL.
Penanganan Limbah Benda Tajam :
1) Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
2) Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat
3) Segera buang benda tajam ke kontainer yang tersedia
tahantusuk dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi
4) Selalu buang sendiri oleh si pemakai
5) Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai
6) Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan
2. Tata Laksana
a. Di tempat laundry tersedia kran air bersih dengan kualitas
dan tekanan aliran yang memadai, air panas untuk
disinfeksi dan tersedia disinfektan.
b. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat
dengan saluran pembuangan air limbah serta tersedia
mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen yang
tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen
yang berbeda.
c. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen
infeksius dan non infeksius.
d. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang
dilengkapi dengan pengolahan awal (pre-treatment)
sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah.
e. Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai
kegunaannya yaitu ruang linen kotor, ruang linen bersih,
ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan
cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris
atau pengering untuk alat-alat termasuk linen.
f. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai Laundry
tersendiri, pencuciannya dapat bekerjasama dengan pihak
lain dan pihak lain tersebut harus mengikuti persyaratan
dan tatalaksana yang telah ditetapkan
g. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen
harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat pelindung
diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala,
serta dianjurkan memperoleh imunisasi hepatitis B.
G. Strilisasi Ruang
1. Disinfektan harus memenuhi kriteria tidak merusak peralatan
maupun orang, disinfektan mempunyai efek sebagai deterjen
dan efektif dalam waktu yang relatif singkat, tidak terpengaruh
oleh kesadahan air atau keberadaan sabun dan protein yang
mungkin ada.
2. Penggunaan disinfektan harus mengikuti petunjuk pabrik.
3. Pada akhir proses disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis
(ruang operasi dan ruang isolasi) tingkat kepadatan kuman pada
lantai dan dnding 0-5 CFU/cm2, bebas mikroorganisme patogen
dan gas gangren. Untuk ruang penunjang medis (ruang
rawatinap, ruang ICU/ICCU, kamar bayi, kamar bersalin, ruang
perawatan luka bakar, dan laundry) sebesar 5-10 CFU/cm2.
4. Sterilisasi harus menggunakan disinfektan yang ramah
lingkungan.
5. Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan
menguasai prosedur sterilisasi yang aman.
6. Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang
isolasi harus bebas dari mikroorganisme hidup.
E. Landasan Hukum.
a. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
631/Menkes/SK/IV/2005 tanggal 25 April 2005 tentang Pedoman
Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di Rumah
Sakit.
b. Perkasau No Perkasau/172/XII/2011 tanggal 28 Desember 2011,
tentang Pokok-Pokok Organisasi dan Prosedur RSUD
Prambanan.
c. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
d. Pedoman pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit tahun
2001.
e. UU No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
f. UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
g. PP No. 20 tahun 1990 tentang Pencemaran Air.
h. PP No.27 tahun 1999 tentang AMDAL.
i. PP No.85/1999 tentang perubahan PP No 18 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah dan Racun.
j. Permenkes RI No.472/Menkes/Peraturan/V/1996 tentang
Penggunaan Bahan Berbahaya bagi Kesehatan.
k. Permenkes No.416/Menkes/Per/lX/1992 tentang Penyediaan Air
Bersih dan Air Minum.
l. Permenkes No 986/Menkes/Per/Xl/1992 tentang Penyehatan
Lingkungan rumah sakit.
m. Kepmenkes No 1204 / Menkes/ SK/X/2004, tentang persyaratan
kesehatan lingkungan RS.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi ketenagaan
1) 1 (satu) orang penanggung jawab / koordinator Instalasi Sanitasi
Lingkungan RS.
2) 1 (satu) orang pelaksana pelayanan Sanitasi lingkunganan RS.
3) 11 (satu) orang pengelola kebersihan lingkungan RS dan
pembantu teknis pelayanan sanitasi lingkungan RS.
4) 3 orang pengelola linen dan laundry RS.
C. Pengaturan jaga.
Pengaturan jaga diatur oleh Koordinator Instalasi Sanitasi
Lingkungan RS :
a. Petugas sanitasi 2 orang masuk pagi
b. Pengelola kebersihan ( tukang kebun) 1 orang masuk pagi, untuk
cleaning service 10 orang dibagi dalam 3 shift pagi, siang dan
malam.
c.Pengelola laundry dibagi dalam 2 shift pagi dan siang.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang.
Ruang instalasi sanitasi lingkungan RS terdiri dari ruang administrasi /
kantor dan gudang .
B. Standart Fasilitas
1. Sarana Fisik
Sarana fisik untuk instalasi sanitasi lingkungan RS terdiri dari
ruang administrasi/kantor, toilet, gudang bahan / desinfekan
sanitasi, ruang perbengkelan perpipaan, ruang CS, dan IPAL..
Untuk desain ruangan tidak membutuhkan persyaratan khusus.
2. Prasarana
a. Prasarana Listrik
Peralatan sanitasi tidak menggunakan daya listrik yang besar.
b. Prasarana Air
Kebutuhan air hanya membutuhkan 1 toilet dan 1 wastafel
untuk kebersihan tangan setiap saat.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
b. Menyiapkan alat
1) Menghidupkan alat dengan menekan tombol power
2) Mengatur range yang ditentukan ( low, medium, high)
tergantung tingkat kebisingan.
3) Melakukan pengukuran dititik yang telah ditentukan
selama 1-2 menit minimal 6 kali pembacaan
4) Mencatat hasil pengukuran dan hitung rata-rata
kebisingan (lek).
Lek : 10 log 1/n (10L1/10 + 10L1/10 + 10L1/10 + ............) dBA
5) Membuat laporan evaluasi hasil pengukuran untuk
melakukan tindak lanjut.
3. Tata laksana pengukuran kualitas udara ambient, angka kuman
ruang, swab alat dan emisi gas.
a. Penanggung jawab
Petugas Sanitasi
b. Perangkat kerja
1) Surat pengajuan pengambilan sampel ke pihak 3
2) Alat tulis
c. Tata laksana pengukuran :
1) Mengirim surat pengajuan pengambilan sampel kualitas
udara ambient, angka kuman ruang, usap alat dan emisi gas
ke laboratorium yang ditunjuk.
2) Menunggu jadwal pengambilan sampel dari laboratorium
yang ditunjuk.
3) Melakukan persiapan untuk pengambilan sampel
4) Pengambilan sampel dilakukan oleh laboratorium yang
ditunjuk.
5) Pengambilan hasil uji laboratorium
6) Menyusun laporan evaluasi hasil pengujian laboratorium.
a. Surveilans
Melakukan monitoring keberadaan vektor dan binatang pengganggu
(jentik nyamuk, kecoa , tikus, lalat, kucing) dengan melihat tanda-
tanda adanya kotoran, jejak kaki, dan fisiknya langsung.
b. Pencegahan
1) Melakukan pengelolaan sampah maupun limbah yang memenuhi
syarat.
2) Melakukan pemasangan kawat kasa pada ruangan-ruangan
3) Menutup lubang ataupun celah-celah yang memungkinkan
masuknya serangga
4) Melakuan PSN dan 3 M
c. Pemberantasan
1) Abatisasi untuk jentik nyamuk
2) Pemberian ikan sapu-sapu d i bak penampungan air
3) Foging nyamuk di area lingkungan RS
4) Pemberantasan tikus memukul secara fisik, menggunakan
perangkap lem tikus dan insektisida racun tikus .
5) Kecoa dengan blattanex, baygon semprot, dipukul secara fisk, dan
menyiram dengan air panas pada tempat perindukan.
6) Penangkapan kucing yang berada di area RS.
BAB V
LOGISTIK
Dalam melaksanakan pelayanan Instalasi Sanitasi mendapatkan
dukungan logistik dari bagian Gudang logistik sesuai dengan permintaan
yang dibuat setiap 1 bulan, bentuk logistik yang dibutuhkan berupa :
Tempat sampah 4 bh
Safety box 50 box
Plastik sampah hitam jumbo 25 pak
Plastik sampah kuning jumbo 20 pak
Plastik sampah hitam super 18 pak
Abate 1 botol (1/2 kg)
Kaporit 500 gram
Arang aktif ¼ sak
Pasir aktif ¼ sak
Benzalkonium chloride 3% 20 liter
Lem tikus 5 buah
Racun tikus 2 bungkus
Florcleaner pembersih lantai 10 liter
Chlorine lantai 3 liter
Pembersih kaca 5 liter
Pembersih kamar mandi 15 liter
Slumber 3 buah
Serok sampah 6 buah
Alat pel 8 buah
Korok wc, sikat wc 10 buah
Ember 10 literan 6 buah
Lap pembersih 20 buah
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian.
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi
a. Asesmen resiko
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
e. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
b. Aspek Proses
Dilaksanakannya program dan kegiatan Instalasi Sanitasi agar sesuai
dengan perencanaan antara lain:
1) Upaya penilaian mutu yang melekat dalam pelayanan Instalasi
Sanitasi.
2) Ada upaya perbaikan dan peningkatan mutu secara terus
menerus yang dibina oleh Koordinator ruang Instalasi Sanitasi.
c. Aspek Keluaran
Terdapat hasil pencatatan kegiatan dan bisa dilaporkan kepada yang
berwenang.
Terdapat rencana lebih lanjut untuk tindak lanjut dari hasil
temuan/penilaian mutu pelayanan dengan berbagai indicator yang
ditetapkan.
BAB IX
PENUTUP
Ditetapkan di Sleman
pada tanggal Juni 2015