Anda di halaman 1dari 3

http://pusatilmuhikmahalkautsar.blogspot.com/2013/02/saifi-angin-lempit-bumi.

html

SAIFI ANGIN - LEMPIT BUMI

Saifi angin berjalan cepat seperti angin sebenarnya termasuk ilmu tua yang sudah langka. Karena banyak
permintaan, maka dengan ini kami sajikan beberapa macam ritual yang masing-masing berbeda caranya
dan berbeda pula fungsinya. Para peminat silahkan memilih di antara point-point yang ada yang
sekiranya bisa diritualkan.
semoga berhasil. Amin.

A. DENGAN BERPUASA TARKU DZI RUHIN

1. Berpuasa 11 (sebelas) hari. Buka puasa dan makan sahurnya tidak makan semua yang berasal dari
hewan termasuk telur, terasi, petis, madu dll.

2. Do’a di bawah ini dibaca 21x (dua puluh satu kali) tiap selesai sholat fardlu :

‫سنَة َو ِفى‬ َ ‫َربَّنَا آ ِتنَا ِفى الدُّ ْنيَا َح‬


‫ار‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫اب‬
َ َ ‫ذ‬ ‫ع‬
َ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫ق‬
ِ ‫و‬
َ ‫َة‬ ‫ن‬ ‫س‬
َ ‫ح‬
َ ‫ة‬
ِ ‫ر‬
َ ‫ا‬
‫آلخ‬ِ ْ
3. Kalau mau menggunakan :

- Berdiri tegak.

- Do’a dibaca 3x (tiga kali) tanpa nafas.

- Selama berjalan dilarang nengak-nengok ke kiri-kanan apalagi ke belakang dan dilarang berbicara.
http://pusatilmuhikmahalkautsar.blogspot.com/2013/02/saifi-angin-lempit-bumi.html

~Ilmu Melipat Bumi~


Dalam khasanah ilmu-ilmu gaib tanah Jawa dikenal berbagai jenis ilmu kedigdayaan penakluk
jarak dan waktu. Salah satunya adalah Ajian Saipi Angin. Ajian ini ada tiga jenis, dua lainnya
dinamakan Ajian Kidang Kuning dan Asma Gunting.
Ketiga ajian tersebut fungsinya sama, untuk peringan tubuh atau untuk menempuh perjalanan
jauh dengan singkat tanpa merasa susah payah.
Konon, menurut cerita Ajian Saipi Angin hanya bisa dimiliki oleh para pertapa atau pendekar
kelas tinggi. Ajian ini selain sangat langka yang memilikinya, persyaratannya sangat berat.
Aji Saipi Angin menggunakan lelaku, salah satunya berpuasa hanya memakan daun-daun mentah
saja tanpa diberi garam. Minumnya juga air tawar, tetapi dapat juga direbus. Puasanya dimulai
hari Selasa Kliwon.
Ajian Kidang Kuning juga tak kalah hebatnya. Bagi yang sudah menguasainya dapat berlari
dengan cepat hingga kakinya bagai tak menginjak bumi. Syarat untuk menguasai ajian ini salah
satunya yaitu berpuasa dengan cara berpuasa ‘Ngidang’, puasa yang hanya memakan daun-daun
mentah yang berada dibawah, minumnya pun air mentah, boleh direbus asal jangan memakai
garam. Adapun syarat lainnya bila sudah menguasai Ajian ini, bila berjalan dengan orang lain
haruslah berada di depan sendirian.
Sementara itu, Esmu atau Asma Gunting adalah ilmu untuk memotong perjalanan jauh menjadi
dekat. Hanya dengan menyilangkan tangan di depan dada. Syarat untuk menguasainya ialah
dengan membaca tiga kali mantra ajian ketika kita akan makan dan sesudahnya, tidak boleh
mencuci tangan sehabis makan dan bila digunakan ajian ini dibaca tiga kali:
“Tut Jati Lub, Mongso Allah Mongso Rasulullah.”
Kedengarannya sungguh aneh syarat untuk menguasai Esmu Gunting. Tetapi begitulah nenek
moyang kita memberikan petunjuknya, tinggal kita meyakini dan melestarikannya.
Di luar ketiga ilmu penakluk jarak dan waktu tersebut, ternyata masih ada satu ilmu serupa.
Namanya Ilmu Lipat Bumi. Amalan tentang ilmu langka ini di dapatkan dari paranormal
terkemuka saat ini, Saipudin.
“Berkat ketekunan para ulama di zaman dahulu dan seiring perkembangan Islam ditanah air,
banyak ulama atau kiai yang mendapatkan ilmu laduni atau ilmu langsung dari Allah. Mereka
mendapat petunjuk atau ilham untuk menguasai satu ilmu yang bersumber dari Al Qur’an. Salah
satunya adalah Ilmu Lipat Bumi ini,” ungkap Saipudin ketika ditemui di tempat praktiknya di
Kampung Pangkalan No. 63 RT 001 RW 02 Semanan, Kalideres, Jakarta Barat 11850.
Dia juga menuturkan, dirinya mendapatkan ilmu tersebut dari seorang kiai sepuh yang
mendirikan sebuah pondok pesantren di Cirebon, Jawa Barat. “Ilmu Lipat Bumi ini sudah sangat
langka. Karena itu saya bertekad melestarikannya dengan mewedarkannya,” tegas Saipudin.
Menurutnya, para wali di tanah Jawa dahulu juga mempergunakan Ilmu Lipat Bumi ini untuk
memenuhi undangan Sunan Bonang, ketika mereka akan berkumpul untuk mengadakan rapat.
Ketika itu, Sunan Bonang menggunakan bedug untuk memanggil para wali yang menyebar di
http://pusatilmuhikmahalkautsar.blogspot.com/2013/02/saifi-angin-lempit-bumi.html

berbagai tempat di tanah Jawa. Ketika mendengar bedug yang ditabuh Sunan Bonang, para wali
menggunakan Ilmu Lipat Bumi untuk segera memenuhi panggilan Sunan Bonang.
Petunjuk dan amalan Ilmu Lipat Bumi adalah sebagai berikut:
“WA LAMMAA TAWAJJAHA TILQOO’A MADYANA QOOLA ASAA ROBBII
AYYAHDIYANII SAWAA’AS SABIILI WA LAMMAA WARODA MAA’A MADYANA
WAJADA ALAIHI UMMATAM MINANNAASI YASQUUNA WA WAJADA MIN
DUUNIHIM RO’ATAINI TADZUUDAANI QOOLA MAA KHOTBUKUMAA QOOLATAA
LAA NASQII HATTAA YUSDIRORRI’AA’U WA ABUUNAA SYAIKHUN KABIIRUN.
FASAQOO LAHUMAA TSUMMA TAWALLAAIL ADZILLI” (QS. Al Qashash 22-24)
- Puasa 40 hari. Selama berpuasa tidak boleh mengkonsumsi makanan yang bernyawa dan apa
yang keluar darinya, seperti telur dan susu. Puasa dimulai pada hari Kamis.
- Pada hari pertama berpuasa, tepatnya pada malam Jum’at tepat pukul 01:00 dini hari,
pahat/ukir/tulislah ayat tersebut di atas pada sebatang Kayu Badam.
- Lalu, mulai keesokan harinya (Jum’at) sampai genap 40 hari, amalkan ayat di atas sebanyak
100 kali setiap usai menunaikan salat 5 waktu. Sewaktu membaca amalannya, batang Kayu
Badam harus diletakkan di depan Anda.
- Apabila Anda sudah melihat batang Kayu Badam itu bergerak sendiri, maka itu artinya ritual
yang Anda lakukan sudah mencapai taraf keberhasilan.
Lalu, bagaimana cara menggunakannya jika ritual Ilmu Lipat Bumi sudah berhasil? “Apabila
Anda ingin pergi ke suatu tempat yang jauh, maka peganglah batang Kayu Badam itu di tangan
kanan Anda, sambil membayangkan tempat yang akan Anda tuju. Kemudian bacalah ayatnya,
lalu pejamkan kedua mata Anda. Setelah itu segeralah Anda melangkah perlahan, kemudian
bukalah mata Anda kembali. Dengan izin Allah, Anda akan sampai di tempat tujuan.
Subhanallah!” urai Saipudin
http://emputasbih.blogspot.com/2013/04/ilmu-lipat-bumi-ilmu-kidang-kuning-ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai