Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROTEIN

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kelas A
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

Disusun oleh :
Usmiatul Hasanah
152110101238

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Protein”.
Penulisan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam.
2. Ibu Ninna Rohmawati, S.Gz., M.PH selaku dosen pengajar mata kuliah
Dasar Ilmu Gizi Kelas E Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember.
3. Orang tua kami, atas segala restu dan dukungannya dalam bentuk apapun.
Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
berbagai sumbang saran yang bertujuan untuk penyempurnaan tugas ini dengan
ikhlas penulis terima sebagai umpan balik untuk bahan evaluasi. Semoga tugas ini
dapat memberikan sumbang pikir yang positif dan bermanfaat.

Jember, 16 Januari 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakanng


Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur
dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein ini merupakan konstituen utama penyusun tubuh mulai dari jaringan
kulit, jaringan syaraf, tendon, otot, rambut, dan darah. Protein adalah sel penyusun
tubuh yang eksis menyusun semua sel hidup. Oleh karena protein itu merupakan
konsriruen utama enzim–enzim dan banyak hormon yang berfungsi untuk mengontrol
fungsi tubuh.
Protein adalah salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai
pembentuk strukur sel dari pada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah
polimer dari asam–asam amino yang tersambung melalui ikatan peptida, oleh
karenanya dapat juga disebut sebagai polipeptida. Hal ini yang menarik bahwa protein
pada semua bentuk kehidupan (organisme) mengandung hanya 20 jenis asam amino,
namun interkoneksinya menghasilkan ragam makhluk hidup yang tak terhingga
banyaknya.
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein akan
diuraikan menjadi peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino.
Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino.
Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil,
sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh.
Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan
diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk
asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNA
transkripsi. Kemudian karena hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau
retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
1.2 Rumusan masalah
a. Bagaimana proses pencernaan protein ?
b. Bagaimana proses absobsi, transportasi, dan ekskresi protein ?
c. Apa akibat kekurangan dan kelebihan protein ?

1.3 Tujuan
a. Mahasiswa mampu memahami proses pencernaan protein .
b. Mengerti dan memahami proses absobsi, transportasi, dan ekskresi protein.
c. Mahasiswa dapat mengetahui akibat kekurangan dan kelebihan protein.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Protein
Protein merupakan zat yang sangat penting dibutuhkan oleh manusia karena
protein bukan hanya sekedar bahan struktural, seperti lemak dan karbohidrat. Protein
merupakan kelompok dari makromolekul organik kompleks yang diantaranya
terkandung hidrogen, okisgen, nitrogen, karbon, fosfor dan sulfur serta terdiri dari satu
atau beberapa rantai dari asama mino. Pengertian protein dalam ilmu gizi adalah suatu
kelompok makronutrisi berupa senyawa asam amino yang berfungsi sebagai zat
pembangun dan pendorong metabolisme dalam tubuh. Zat ini tidak dapat dihasilkan
sendiri oleh manusia kecuali lewat makanan seperti halnya makanan yang mengandung
protein. Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain diantaranya
polinukleotida, polisakarida, lipid, dan yang merupakan penyusun utama dalam
perkembangan makhluk hidup. Protein juga merupakan salah satu molekul yang paling
banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan pertama kali oleh Jons Jakob
Berzelius pada tahun 1838.

2.2 Sumber protein


Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun
mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati
adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe dan tahu, serta kacang-kacangan lain.
Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai
biologi tertinggi. Bahan makanan nabati yang kaya akan protein adalah kacang-
kacangan. Sumber protein untuk manusia ada 2, yaitu :

a. Sumber protein hewani.


Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan alat-alat
dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung, jeroan, susu, telur dan
ikan. Ayam dan jenis burung lain merupakan sumber protein yang
berkualitas baik.
b. Sumber protein nabati.
Sedangkan protein nabati terdapan dalam biji-bijian, kacang- kacangan dan
gandum. Satu gram protein mampu menghasilkan energi 4,1 kalori.

2.3 Fungsi protein


Fungsi protein. Protein selain berfungsi sebagai zat pembangun dalam tubuh,
protein juga berfungsi sebagai penyokong berbagai aktifitas organ tubuh dan
metabolisme. Fungsi protein bagi tubuh banyak sekali, berikut adalah beberapa fungsi
protein :

a. Setiap gram dalam protein dapat menghasilkan 4,1 kalori, yang cocok sebagai
sumber energi.
b. Mengatur metabolisme tubuh.
c. Protein dapat sebagai asupan energi utama untuk yang sedang diet rendah gula.
d. Menjaga keseimbangan antara asam basa dan keseimbangan cairan dalam tubuh.
Protein berperan penting dalam menjaga stabilitas pH cairan tubuh.
e. Protein merupakan bahan dalam sintesis substansi seperti halnya hormon, zat
antibodi,dan organel sel lainnya
f. Protein membantu proses pertumbuhan pada anak-anak dan remaja karena sel-sel
tubuh mendapat cukup asupan zat pembangun.
g. Membantu kerja tubuh dalam menetralkan atau menghancurkan zat-zat asing
yang masuk ke dalam tubuh.
Selain itu protein memiliki peranan dan fungsi tertentu dalam tubuh. Fungsi
tersebut sebagai :

1) Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu
senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang
sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya
terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.

2) Alat pengangkut dan penyimpan


Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut
atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut
oksigen dalam otot.Pengatur pergerakan Protein merupakan komponen
utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein
yang saling bergeseran.

3) Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya
kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk
serabut. Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh biasanya
dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal
dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam
tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing lain.

4) Media perambatan impuls syaraf


Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor,
misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

5) Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan
karakter bahan.

2.4 Pencernaan protein


a. Lambung
Pencernaan atau hidrolisis protein dimulai didalam lambung. Asam klorida
lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi), sehingga enzim
pecernaan dapat memecah ikatan peptida. Asam klorida mengubah enzim
pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa lambung menjadi bentuk
aktif pepsin. Karena makanan hanya sebentar tinggal di lambung, pencernaan
protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran polipeptida, proteose dan
pepton.
b. Usus halus
Pencernaan protein dilanjutkan didalam usus halus yang berasal campuran
enzim proteose. Pankreas mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan
mengandung berbagai prekursor protease seperti tripsinogen, kemotripsinogen,
prokarbobsipeptidase, dan proelastase. Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan
peptida tertentu. Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus mengrangsang
dikeluarkannya enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang
berasal dari pankreas menjadi Tripsin aktif.

2.5 Akibat kekurangan protein


Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.
Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-
anak di bawah lima tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara
bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan
Marasmus.
a. Kwashiorkor
Istilah Kwashiorkor pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada
tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam
bahasa Ghana, Kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila
anak kedua sedang di tunggu kelahirannya. Kwashiorkor lebih banyak terdapat
pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat
menyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal
protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejalanya :
1) pertumbuhan terhambat
2) otot-otot berkurang dan lemah.
3) edema.
4) muka bulat seperti bulan (moonface)
5) gangguan psikimotor.
Ciri khas dari Kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan
tangan.Kehadiran Kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum.Pada
Kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu
rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya edema, sehingga penurunan berat
badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan edema menghilang, maka
berat badan yang rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan
tersebut tidak sampai di bawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang
sesuai.
Ciri-ciri :
a) Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.
b) Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis-
garis permukaan yang jelas.
c) Di daerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang
menunjukkan Hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar
yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih mengkilap.
d) Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
e) Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel – sel hati.

b. Marasmus
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak.Marasmus
umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat di
beri makanan tambahan.Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak,
formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena
infeksi.Marasmus berpengaruh dalam waktu yang panjang terhadap mental dan
fisik yang sukar diperbaiki.Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat
banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara
sedang berkembang dan lebih banyak dari Kwashiorkor. Gejalanya :
1) Pertumbuhan terhambat.
2) Lemak di bawah kulit berkurang.
3) Otot – otot berkurang dan melemah.
4) Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti :
panjang, lingkar kepala dan lingkar dada.
5) Muka seperti orang tua (Oldman’s Face).
Pada penderita Marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati
(Hepatomegalia) dan kadar lemak serta kolesterol di dalam darah menurun. Suhu
badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat dan anak tergeletak in – aktif, tidak
ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.
2.6 Akibat kelebihan protein
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi
proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein
tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan.
Kelebihan dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam
amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan
kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan
amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi
susu skim atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein
mencapai 6 g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali
angaka kecukupan gizi AKG) untuk protein.

2.7 Absorpsi protein


Hasil akhir pencernaan protein terutama berupa asam amino dan ini segera
diabsorpsi dalam waktu lima belas menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi
dalam usus halus berupa empat sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi.
Asam amino yang diabsorpsi memasuki sirkulasi darah melalui vena porta dan
dibawa ke hati. Sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian lagi melalui
sirkulasi darah di bawa ke sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang belum
dicerna dapat memasuki mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering
terjadi pada protein susu dan protein telur yang dapat menimbulkan gejala alergi
(immunological sensitive protein ).
Sebagian besar asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai di
ujung usus halus. Hanya 1% protein yang dimakan ditemukan dalam feses. Protein
endogen yang berasal sekresi saluran cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan
diabsorpsi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian protein dalam ilmu gizi adalah suatu kelompok makronutrisi
berupa senyawa asam amino yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pendorong
metabolisme dalam tubuh. Zat ini tidak dapat dihasilkan sendiri oleh manusia kecuali
lewat makanan seperti halnya makanan yang mengandung protein. Klasifikasi protein
ada 2 yaitu, berdasarkan bentuk molekulnya dan berdasarkan komposisi zat
penyusun, Protein memilki keuntungan diantaranya yaitu, Sumber energi,
Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan, Sebagai sintesis hormon,enzim, dan
antibody dan Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel. Disamping
itu Keuntungan protein: Menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk
pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, Mengatur kelangsungan proses di
dalam tubuh, Memberi tenaga jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh
karbohidrat dan lemak.Sumber energy, Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan,
Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibody, Pengatur keseimbangan kadar asam
basa dalam sel dan Kekurangan Protein yaitu, kerontokan rambut, yang paling buruk
ada yang disebut dengan kwasiorkor, penyakit kekurangan protein, kekurangan yang
terus menerus menyebabkan marasmus dan berkibat kematian
Daftar pustaka

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ari, Y. (2008). Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Supariasa. ( 2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Syafrizar, & Welis, W. (2008). Ilmu Gizi. Malang: Wineka Media.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2009). Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Triwibowo, C., & Puspahandani, M. E. (2015). PENGANTAR DASAR ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT Untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat,
Keperawatan, dan Kedokteran. Yogyakarta: Nuha Medika.
No Name. Tersedia [online]http://61.8.75.134/metro/media/pdf/tes_upload.pdf
[di akses pada 15 januari 2019 , pukul 17.00]

Anda mungkin juga menyukai