BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
Tiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada
berbagai tingkat hubungan, yaitu dari hubungan intim biasa sampai huungan saling
ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan
mengatasi berbagai kebutuhan sehari hari. Individu tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial. oleh
karena itu individu perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
Kepuasan hubungan dapat dicapai jika individu terlibat secara aktif dalam
proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respons
lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan
timbal balik yang sinkron (Stuart dan Sundeen, 1995, hal. 518). Peran serta dalam
proses hubungan dapat berfluktuasi sepanjang rentang tergantung (dependen) dan
mandiri (independen), artinya suatu saat individu tergantung pada orang lain dan
suatu saat orang lain tergantung pada individu.
Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan ketidakpuasan individu
terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respons
lingkungan yang negatif. Kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya
diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lain (tidak percaya pada orang
lain).
kompromi. Konflik sering terjadi dengan orang tua karena pembatasan dan
dukungan yang tidak konsisten. Teman dengan orang dewasa di luar keluarga
(guru, orang tua, teman) merupakan sumber pendukung yang penting bagi anak.
Kegagalan dalam membina hubungan dengan teman di sekolah kurangnya
dukungan guru dan pembatasan serta dukungan yang tidak konsisten dari orang
tua mengakibatkan anak frustasi terhadap kemampuannya, putus asa, merasa tidak
mampu dan menarik diri dari lingkungan (Haber, dkk., 1987, hal. 91).
Remaja. Pada usia ini anak mengembangkan hubungan intim dengan teman
sebaya dan sejenis dan umumnya mempunyai sahabat karib. Hubungan dengan
teman sangat tergantung sedangkan hubungan dengan orang tua mulai independen.
Kegagalan membina hubungan dengan teman dan kurangnya dukungan orang tua
akan mengakibatkan keraguan akan identitas, ketidakmampuan mengidentifikasi
karir dan rasa percaya diri yang kurang.
Dewasa muda. Pada usia ini individu mempertahankan hubungan
interdependen dengan orang tua dan teman sebaya. Individu belajar mengambil
keputusan dengan memperhatikan saran dan pendapat orang lain, seperti : memilih
pekerjaan, memilih karir, melangsungkan perkawinan.
Kegagalan individu dalam melanjutkan sekolah, pekerjaan, perkawinan akan
mengakibatkan individu menghindari hubungan intim, menjauhi orang lain, putus
asa akan karir.
Pada keluarga :
1. Keluarga mampu berkomunikasi dengan klien secara terapeutik.
2. Keluarga mampu mengurangi penyebab klien menarik diri.