SKIZOFRENIA PARANOID
OLEH:
SITTI RAHMADANI S.
K1A1 09 021
SUPERVISOR
dr. JUNUDA RAF, Sp.KJ, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
STATUS PASIEN
Nama : Tn. I
Pekerjaan/sekolah : - / S1
I. RIWAYAT PENYAKIT :
A. Keluhan utama dan alasan MRSJ : pasien gelisah dan mengamuk hingga memukul
adiknya sendiri
- Faktor stresor psikososial : ada, yaitu pasien sudah tidak bekerja lagi
akibat kontrak kerja di Balikpapan telah berakhir.
- Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya : pada tahun 2012, pasien pernah mengalami hal yang sama,
namun sempat menghilang. Gejala kembali dialami pada awal 2013
2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif : ganja ( sejak tahun 2010 sampai 2012)
E. Riwayat kehidupan keluarga : Hubungan dengan saudara baik. Riwayat keluhan yang
sama pada keluarga tidak ada.
F. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya : pasien mengakui dirinya sakit dan perlu
berobat
2. Afek : sesuai
E. Proses Berfikir :
1. Arus pikiran :
2. Isi pikiran :
G. Daya Nilai :
H. Tilikan (insight) : 6
Pemeriksaan Fisik :
1. Status General :
Sistem kardiovascular : Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
2. Status Neurologis :
IV. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA : (Tuliskan hanya yang ada gangguan secara
singkat)
Laki – laki 32 tahun, MRS dengan keluhan mengamuk, dan memukuli adik sendiri.
Terdapat hendaya dalam sosial, pekerjaan dan waktu senggang. Terdapat ganguan isi pikiran
berupa halusinasi audiovisual, terdapat preokupasi bahwa tidak ada yang sanggup membayar
gajinya. Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.
VII. PROGNOSIS :
Skizofrenia tidak bisa disembuhkan sampai sekarang. Tetapi dengan bantuan Psikiater
dan obat-obatan, skizofrenia dapat dikontrol. Pemulihan memang kadang terjadi, tetapi tidak
bisa diprediksikan. Dalam beberapa kasus, penderita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Keringanan gejala selalu nampak dalam 2 tahun pertama setelah penderita diobati, dan
berangsur-angsur menjadi jarang setelah 5 tahun pengobatan. Pada umur yang lanjut, di atas
40 tahun, kehidupan penderita skizofrenia yang diobati akan semakin baik, dosis obat yang
diberikan akan semakin berkurang, dan frekuensi pengobatan akan semakin jarang.Peranan
Psikolog juga sangat penting dan mendukung penanganan penderita skizofrenia melalui
psikotherapy dengan CBT : Cognitive Behavior Therapy yang menggunakan berbagai teknik.
Skizofrenia paranoid merupakan salah satu tipe dari enam jenis skizofrenia dalam
Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ-III) diberi kode diagnosis
F20.0. Skizofrenia Paranoid merupakan gangguan psikotik yang merusak yang dapat
melibatkan gangguan yang khas dalam berpikir (delusi), persepsi (halusinasi), pembicaraan,
emosi dan perilaku. Keyakinan irasional bahwa dirinya seorang yang penting (delusi
grandeur) atau isi pikiran yang menunjukkan kecurigaan tanpa sebab yang jelas, seperti
bahwa orang lain bermaksud buruk atau bermaksud mencelakainya. Para penderita
skizofrenia tipe paranoid secara mencolok tampak berbeda karena delusi dan halusinasinya,
sementara keterampilan kognitif dan afek mereka relatif utuh. Mereka pada umumnya tidak
mengalami disorganisasi dalam pembicaraan atau afek datar. Mereka biasanya memiliki
prognosis yang lebih baik dibandingkan penderita tipe skizofrenia lainnya, Durand, dkk
(2007).
Ciri utama skizofrenia tipe paranoid ini adalah adanya waham yang mencolok atau
halusinasi auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan afek yang relatif masih
terjaga, sedangkan katatonik relatif tidak menonjol. Waham biasanya adalah waham kejar
atau waham kebesaran, atau keduanya, tetapi waham dengan tema lain (misalnya waham
cemburu, keagamaan, atau somatisasi) mungkin juga muncul. Halusinasi juga biasanya
berkaitan dengan tema wahamnya,
Sebagai tambahan :
a. halusinasi atau waham harus menonjol :
o suara-suara halusinasi yg mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik.
o Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin
ada tetapi jarang menonjol.
o Waham hampir setiap jenis, seperti ; waham dikendalikan,
waham kejar, waham curiga yang paling khas.
b. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak menonjol.
IX. RENCANA TERAPI :
Psikofarmaka :
- Chlorpromazine 2 X 1
- Haloperidol 2X1
Psikoterapi : supportif
Terapi Suportif berguna dalam membina kepercayaan pasien kepada dokter sehingga mau
menceritakan masalahnya dan juga mau menjalani terapi dengan baik. Selain itu juga
membantu hubungan pasien dengan orang-orang disekitarnya serra membuat pasien mau
sembuh serta kembali pada kehidupan normal
Sosioterapi :
Setelah pemulangan pasien, hal yang paling penting adalah proses pemulihan
baik durasi dan dan strategi dalam menurunkan stress serta mengatasi masalah
dan pelibatan kembali pasien ke dalam aktivitas keluarga.
Terapi kelompok biasanya memusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan
dalam kehidupan nyata. Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi
sosial, meningkatkan rasa persatuan dan meningkatkan hubungan dengan
orang-orang disekitar pasien.
X. FOLLOW UP :
S ; 36,6 ºC P : 20 x/menit
KU : tenang
S ; 36,6 ºC P : 20 x/menit
KU : tenang
Halusinasi visual (+)
S ; 36,6 ºC P : 20 x/menit
KU : tenang
S ; 36,6 ºC P : 20 x/menit
KU : tenang
S ; 36,7 ºC P : 20 x/menit
KU : tenang
S ; 36,7 ºC P : 20 x/menit
KU : tenang