PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan bertujuan untuk membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber daya manusia merupakan faktor penentu bagi keberhasilan pembangunan bangsa
itu sendiri. Sumber daya manusia juga merupakan faktor yang sangat mendasar dalam usaha
pembangunan suatu bangsa dengan demikian usaha pembangunan pendidikan merupakan suatu
hal harus terus dikembangkan jika kita ingin mencapai keberhasilan pembangunan disegala
bidang.
Berkaitan dengan hal di atas, pengembangan dunia pendidikan terus diperhatikan dalam
hal ini kurikulum memiliki peran penting yang cukup besar. Dimana inovasi-inovasi kurikulum
sangat diperlukan dalam pendidikan yang mana diharapkan dapat meningkatkan dan
mewujudkan tujuan pendidikan secara umum.
Orientasi kurikulum merupakan suatu bagian dari strategi meningkatkan capaian
pendidikan yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Dengan demikian dalam penyusunan makalah ini yang akan memaparkan hasil-hasil inovasi
kurikulum.diharapkan dapat memberi gambaran tentang perkembangan dunia pendidikan dalam
lingkup kurikulum secara khusus.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kurikulum tingkat satuan pendidikan ?
2. Bagaimana kurikulum 2013 ?
3. Apa perbedaan kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kurikulum 2013 ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami kurikulum tingkat satuan pendidikan
2. Untuk memahami kurikulum 2013
3. Untuk memahami perbedaan kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN
A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pend. Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 5 5 5
4. Matematika 5 5 5
5. IPA 4 4 4
6. IPS 3 3 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4
8. Pend. Jasmani, Olahraga, dan 4 4 4
Kesehatan
B Muatan Lokal 2 2 2
C Pengembangan Diri 2 2 2
Jumlah 26 27 28 32 32 32
Keterangan :
1. 1 (Satu) jam pelajaran alokasi waktu 35 menit
2. Kelas 1, 2 dan 3 pendekatan Tematik, alokasi waktu per mata pelajaran di atur sendiri oleh S
D/MI
3. Kelas 4,5, dan 6 pendekatan mata pelajaran
4. Sekolah dapat memasukan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global, yang meru
pakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan.
5. Mengenal pembelajaran tematis sekolah dapat menentukan alokasi waktu per-
mata pelajaran sedangkan dalam PMB menggunakan pendekatan tematis.
3. Beban belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program
pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut
dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan. Satuan
pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket.
Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar
menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:
a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;
b. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;
c. SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.
Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
a. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:
1) Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;
2) Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.
b. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam
pembelajaran.
c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah
38 s.d. 39 jam pembelajaran.
B. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan
oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan
ini dilakukan karena banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum
yang kurang tepat.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap, yakni :
1. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan
sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.
2. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite
Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR
RI pada 22 November 2012.
3. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen
masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran jaring (on-line) pada laman
http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak.
4. Keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Keterangan :
*) Muatan Lokal seperti memuat Bahasa Daerah
*) Kegiatan Ekstra Kurikuler SD
a) Pramuka (Wajib)
b) UKS
c) PMR
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada
aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS
didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan
konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III.
Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan
kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.
2. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu
semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan
untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah
35 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih
Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2. Pembelajaran Tematik
Integratif merupakan proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu
latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran
yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga
mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka
pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam
belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi Dasar
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa konsep yang dijelaskan bahwa kurikulum
2013 lebih baik dan lebih terarah dibandingkan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Hal ini
dikarenakan dalam kurikulum 2013 guru di tuntut untuk tidak hanya sekedar menyampaikan
materi namun juga untuk mengajarkan nilai-nilai positif untuk membangun karakter peserta
didik dimana di dalam hal ini masing-masing sekolah diperkenankan menyusun sesuai
dengan kemampuan peserta didik dan mengacu pada visi dan misi sekolah masing-masing.
Kompetensi yang dibutuhkan untuk pengembangan karakter tidak terakomodasi di dalamnya
dan dimana hal ini belum mampu terspesifikasikan dimana masing-masing kemampuan
sekolah yang berbeda. Perbedaan struktur kurikulum 2013 pelajarannya lebih sedikit dari
KTSP yaitu yang semula berjumlah 8 mata pelajaran menjadi 6 mata pelajaran.
Walaupun lebih baik karena sudah menekankan terhadap pengembangan karakter,
namun kurikulum 2013 ini tetap harus dikaji dan di evaluasi secara komprehensif dimana
segala kekurangan dan kelebihan harus harus sesuai sehingga dapat memaksimalkan
sosialisasi kurikulum. Kurikulum 2013 ini belum bisa diterapkan karena dibutuhkan
persiapan yang matang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
B. Saran
Hakikat dari perubahan kurikulum haruslah mengandung isi dan arah menuju suatu
perbaikan kondisi atau mengarah pada peningkatan mutu yang lebih baik dari pada
kurikulumsebelumnya.demikian pula harapan tentang perubahan kurikulum 2013 yang segera
di implementasikan pada tahun ini.kita semua berharap,melalui salah satu unsure keunggulan
kurikulum 2013 ini dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan karakter
bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://azmi648.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-hakikat-kurikulum.html
http://ajenganggellasari.wordpress.com/2013/02/13/makalah-perbedaan-dan-persamaan-
kurikulum-ktsp-2013/
http://wongpinggiran23.blogspot.com/2013/04/perbandingan-kurikulum-2006-dengan.html