Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan bertujuan untuk membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sumber daya manusia merupakan faktor penentu bagi keberhasilan pembangunan bangsa
itu sendiri. Sumber daya manusia juga merupakan faktor yang sangat mendasar dalam usaha
pembangunan suatu bangsa dengan demikian usaha pembangunan pendidikan merupakan suatu
hal harus terus dikembangkan jika kita ingin mencapai keberhasilan pembangunan disegala
bidang.
Berkaitan dengan hal di atas, pengembangan dunia pendidikan terus diperhatikan dalam
hal ini kurikulum memiliki peran penting yang cukup besar. Dimana inovasi-inovasi kurikulum
sangat diperlukan dalam pendidikan yang mana diharapkan dapat meningkatkan dan
mewujudkan tujuan pendidikan secara umum.
Orientasi kurikulum merupakan suatu bagian dari strategi meningkatkan capaian
pendidikan yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Dengan demikian dalam penyusunan makalah ini yang akan memaparkan hasil-hasil inovasi
kurikulum.diharapkan dapat memberi gambaran tentang perkembangan dunia pendidikan dalam
lingkup kurikulum secara khusus.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kurikulum tingkat satuan pendidikan ?
2. Bagaimana kurikulum 2013 ?
3. Apa perbedaan kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kurikulum 2013 ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami kurikulum tingkat satuan pendidikan
2. Untuk memahami kurikulum 2013
3. Untuk memahami perbedaan kurikulum tingkat satuan pendidikan dengan kurikulum 2013
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional mengharapkan paling
lambat tahun 2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP. Penyusunan KTSP yang
dipercayakan pada masing tingkat satuan pendidikan ini hampir senada dengan prinsip
implementasi KBK (Kurikulum 2004) yang disebut Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
(KBS). Prinsip ini diimplementasikan untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan
kondisi dan aspirasi mereka. Prinsip Pengelolaan KBS ini mengacu pada “kesatuan dalam
kebijaksanaan dan keberagaman dalam pelaksanaan”. Yang dimaksud dengan “kesatuan
dalam kebijaksanaan” ditandai dengan sekolah-sekolah menggunakan perangkat dokumen
KBK yang “sama” dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan
“Keberagaman dalam pelaksanaan” ditandai dengan keberagaman silabus yang akan
dikembangkan oleh sekolah masing- masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya.
KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP
oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana
yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22
Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan
sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum
pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
1. Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur
kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti
tertera pada Tabel 2. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
a. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS
Terpadu”.
b. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada
Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
No Komponen I II III IV V VI

A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pend. Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 5 5 5
4. Matematika 5 5 5
5. IPA 4 4 4
6. IPS 3 3 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4
8. Pend. Jasmani, Olahraga, dan 4 4 4
Kesehatan
B Muatan Lokal 2 2 2
C Pengembangan Diri 2 2 2

Jumlah 26 27 28 32 32 32

Keterangan :
1. 1 (Satu) jam pelajaran alokasi waktu 35 menit
2. Kelas 1, 2 dan 3 pendekatan Tematik, alokasi waktu per mata pelajaran di atur sendiri oleh S
D/MI
3. Kelas 4,5, dan 6 pendekatan mata pelajaran
4. Sekolah dapat memasukan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global, yang meru
pakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan.
5. Mengenal pembelajaran tematis sekolah dapat menentukan alokasi waktu per-
mata pelajaran sedangkan dalam PMB menggunakan pendekatan tematis.

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap tingkat
dan/atau semester. Standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran pada
setiap tingkat dan semester disajikan pada lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional ini yang terdir atas: Lampiran 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat
SD/MI dan SDLB, Lampiran 2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP/MTs
dan SMPLB, dan Lampiran 3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK.

3. Beban belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program
pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Kedua sistem tersebut
dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan. Satuan
pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket.
Satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori standar
menggunakan sistem paket atau dapat menggunakan sistem kredit semester. Satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK kategori mandiri menggunakan sistem kredit semester.
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket
dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:
a. SD/MI/SDLB berlangsung selama 35 menit;
b. SMP/MTs/SMPLB berlangsung selama 40 menit;
c. SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK berlangsung selama 45 menit.

Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah
sebagai berikut:
a. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SD/MI/SDLB:
1) Kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran;
2) Kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran.
b. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam
pembelajaran.
c. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah
38 s.d. 39 jam pembelajaran.

B. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan
oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan
ini dilakukan karena banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum
yang kurang tepat.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap, yakni :
1. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan
sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.
2. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite
Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR
RI pada 22 November 2012.
3. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen
masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran jaring (on-line) pada laman
http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak.
4. Keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pengembangan Kurikulum Berbasis


Kompetensi (KBK) yang telah dikembangan pada tahun 2004 lalu yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
1. Struktur Kurikulum 2013
No Komponen I II III IV V VI
A Kelompok A
1. Pend. Agama dan 4 4 4 4 4 4
Budi Pekerti
2. Pend. Pancasila dan 5 6 6 4 4 4
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. IPA - - - 3 3 3
6. IPS - - - 3 3 3
B Kelompok B
1. Seni Budaya dan 4 4 4 6 6 6
Prakarya (*)
2. Pendidikan Jasmani 4 4 4 3 3 3
Olahraga dan
Kesehatan (*)
Jumlah 30 32 34 36 36 36

Keterangan :
*) Muatan Lokal seperti memuat Bahasa Daerah
*) Kegiatan Ekstra Kurikuler SD
a) Pramuka (Wajib)
b) UKS
c) PMR

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada
aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih
menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS
didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan
konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III.
Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan
kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.

2. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu
semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan
untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah
35 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih
Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2. Pembelajaran Tematik
Integratif merupakan proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu
latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran
yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga
mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka
pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam
belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi Dasar
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3.

C. Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013


NO PERBEDAAN KURIKULUM 2006 KURIKULUM 2013
1 Tujuan Tujuan pendidikan Pendidikan dasar dan
Pendidikan tingkat satuan menengah, dengan
Tingkat Satuan pendidikan dasar dan mengacu pada
Pendidikan menengah dirumuskan Peraturan Pemerintah
mengacu kepada tujuan Nomor 17 Tahun 2010
umum pendidikan tentang Pengelolaan
berikut. dan Penyelenggaraan
1. Tujuan pendidikan dasar Pendidikan, bertujuan
adalah meletakkan dasar membangun landasan
kecerdasan, bagi berkembangnya
pengetahuan, potensi peserta didik
kepribadian, akhlak agar menjadi manusia
mulia, serta keterampilan yang:
untuk hidup mandiri dan
a. beriman dan bertakwa
mengikuti pendidikan kepada Tuhan Yang
lebih lanjut. Maha Esa, berakhlak
2. Tujuan pendidikan mulia, dan
menengah adalah berkepribadian luhur;
meningkatkan b. berilmu, cakap, kritis,
kecerdasan, kreatif, dan inovatif;
pengetahuan, c. sehat, mandiri, dan
kepribadian, akhlak percaya diri; dan
mulia, serta keterampilan
d. toleran, peka sosial,
untuk hidup mandiri dan demokratis, dan
mengikuti pendidikan bertanggung jawab.
lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan
menengah kejuruan
adalah meningkatkan
kecerdasan,
pengetahuan,
kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan
lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
KTSP ( Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan ) disusun
dalam rangka memenuhi
amanat yang tertuang
dalam Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomer 20 Tahun 2003
tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
Nomer 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional
Pendidikan.

2. Struktur dan Struktur dan muatan Ditinjau dari


Muatan KTSP pada jenjang manajemen sekolah,
Kurikulum pendidikan dasar dan maka KTSP pada
Tingkat Satuan menengah yang tertuang dasarnya merupakan
Pendidikan dalam SI meliputi lima bentuk perencanaan
kelompok mata pelajaran satuan pendidikan pada
sebagai berikut. bidang intrakurikuler,
· Kelompok mata kokurikuler,
pelajaran agama dan ekstrakurikuler untuk
akhlak mulia mencapai visi, misi,
· Kelompok mata dan tujuannya.
pelajaran Dokumen KTSP pada
kewarganegaraan dan jenjang pendidikan
kepribadian dasar dan menengah
· Kelompok mata setidak-tidaknya
pelajaran ilmu meliputi:
pengetahuan dan
1. Kurikulum
teknologi nasionalyang terdiri
· Kelompok mata dari Rasional,
pelajaran estetika Kerangka Dasar
· Kelompok mata Kurikulum, Struktur
pelajaran jasmani, Kurikulum, Deskripsi
olahraga dan kesehatan Matapelajaran, KI dan
KD, dan Silabus untuk
satuan pendidikan
terkait.
2. Kurda yang terdiri dari
KD dan Silabus yang
dikembangkan oleh
daerah yang
bersangkutan, dengan
acuan KI yang
dikembangkan pada
kurikulum nasional
3. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
4. Kegiatan kurikuler
(intrakurikuler,
kokurikuler,
ekstrakurikuler)
5. Kalender Pendidikan.

3. Sistem yang Dalam kurikulum 2006 Dalam kurikulum 2013


digunakan yang digunakan Standar yang
Kompetensi dan digunakan Kompetensi
Kompetensi dasar Inti (KI)
Berbasis mata pelajaran, Berbasis tematik,
masing-masing disiplin sehingga dalam
ilmu dibahas atau pembelajaran yang
dikelompokkan dalam digunakan adalah
satu mata pelajaran. tema-tema yang
menjadi acuan atau
bahan ajar.
4. Silabus yang Silabus yang digunakan Silabus yang
digunakan adalah silabus yang digunakan adalah
dibuat oleh masing- silabus dari pusat,
masing satuan sehingga seluruh
pendidikan yang indonesia
berdasarkan silabus menggunakan silabus
nasional. yang sama.
6 Mata pelajaran Dalam kurikulum 2006, Dalam kurikulum
pancasila mata pelajaran 2013, mata pelajaran
pendidikan pancasila pendidikan
ditiadakan dan diganti kewarganegaraan
dengan mata pelajaran dirubah menjadi
pendidikan pendidikan pancasila
kewarganegaraan. dan kewarganegaraan.

5 Implementasi Dalam kurikulum 2006, Dalam kurikulum


kurikulum sistem yang digunakan 2013, sistem yang
adalah penjurusan. digunakan adalah
peminatan.

7 Beban belajar Beban belajar siswa Beban belajar siswa


siswa terlalu berat karena lebih sedikit dan
banyaknya mata disesuaikan dengan
pelajaran yang terlalu kemampuan siswa
kompleks melebihi
kemampuan siswa.
8 Proses penilaian Berfokus pada Berbasis kemampuan
pengetahuan melalui melalui penilaian
penilaian output proses dan output
10 Penilaian Menekankan aspek Menekankan aspek
kognitif kognitif, afektif,
Test menjadi cara psikomotorik secara
penilaian yang dominan proporsional Penilaian
test dan portofolio
saling melengkapi
11 Pendidik dan Memenuhi kompetensi Memenuhi kompetensi
Tenaga profesi saja Fokus pada profesi, pedagogi,
Kependidikan ukuran kinerja PTK sosial, dan personal
motivasi mengajar
12 Pengelolaan · Satuan pendidikan
· Pemerintah Pusat dan
Kurikulum mempunyai kebebasan Daerah memiliki
dalampengelolaan kendali kualitas dalam
kurikulum pelaksanaan kurikulum
· terdapat kecenderungan di tingkat satuan
satuan pendidikan pendidikan
menyusun kurikulum
· Satuan pendidikan
tanpa mampumenyusun
mempertimbangkan kurikulum dengan
kondisi satuan mempertimbangkan
pendidikan, kebutuhan kondisi satuan
peserta didik, dan pendidikan, kebutuhan
potensi daerah peserta didik, dan
Pemerintah hanya potensi daerah
menyiapkan sampai (Pemerintah Pusat dan
standar isi mata pelajaran Daerah memiliki
(Satuan pendidikan kendali kualitas dalam
mempunyai kebebasan pelaksanaan
dalam pengelolaan kurikulum di tingkat
kurikulum) satuan pendidikan)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa konsep yang dijelaskan bahwa kurikulum
2013 lebih baik dan lebih terarah dibandingkan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Hal ini
dikarenakan dalam kurikulum 2013 guru di tuntut untuk tidak hanya sekedar menyampaikan
materi namun juga untuk mengajarkan nilai-nilai positif untuk membangun karakter peserta
didik dimana di dalam hal ini masing-masing sekolah diperkenankan menyusun sesuai
dengan kemampuan peserta didik dan mengacu pada visi dan misi sekolah masing-masing.
Kompetensi yang dibutuhkan untuk pengembangan karakter tidak terakomodasi di dalamnya
dan dimana hal ini belum mampu terspesifikasikan dimana masing-masing kemampuan
sekolah yang berbeda. Perbedaan struktur kurikulum 2013 pelajarannya lebih sedikit dari
KTSP yaitu yang semula berjumlah 8 mata pelajaran menjadi 6 mata pelajaran.
Walaupun lebih baik karena sudah menekankan terhadap pengembangan karakter,
namun kurikulum 2013 ini tetap harus dikaji dan di evaluasi secara komprehensif dimana
segala kekurangan dan kelebihan harus harus sesuai sehingga dapat memaksimalkan
sosialisasi kurikulum. Kurikulum 2013 ini belum bisa diterapkan karena dibutuhkan
persiapan yang matang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

B. Saran
Hakikat dari perubahan kurikulum haruslah mengandung isi dan arah menuju suatu
perbaikan kondisi atau mengarah pada peningkatan mutu yang lebih baik dari pada
kurikulumsebelumnya.demikian pula harapan tentang perubahan kurikulum 2013 yang segera
di implementasikan pada tahun ini.kita semua berharap,melalui salah satu unsure keunggulan
kurikulum 2013 ini dapat memberikan dampak positif terhadap pembangunan karakter
bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

http://azmi648.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-hakikat-kurikulum.html
http://ajenganggellasari.wordpress.com/2013/02/13/makalah-perbedaan-dan-persamaan-
kurikulum-ktsp-2013/
http://wongpinggiran23.blogspot.com/2013/04/perbandingan-kurikulum-2006-dengan.html

Anda mungkin juga menyukai