Anda di halaman 1dari 3

Nama : Terra Saraswati

Kelas : IX A/32
TUGAS BAHASA INDONESIA
“Pengalaman dari pengalaman”
Pagi yang cerah, Terra dan keluarganya melakukan perjalanan menuju ke rumah kakek
buyutnya.
Terra : “Sebenarnya, kapan kita sampai?”
Papah : “Sebentar lagi juga sampai.”
Aurel : “Dari tadi papah bilangnya sebentar lagi.” (kesal)
Mamah : “Ini juga sudah mau sampai.. tapi,kita sarapan dulu ya,anak – anak..”
Terra : “(tersenyum) Oke..”
Papah : “Kita mau makan apa?”
Aurel : “Bubur ayam”
Terra : “Ahhh, memang enak?” (cemberut)
Mamah : “Dicoba dulu, pagi-pagi adanya cuma bubur atau kamu mau soto?”
Terra : “Eh.. bubur saja, jangan soto, nggak doyan.”
Papah : “Masa kamu enggak doyan makan soto.”
Terra : “Siapa?”
Aurel : “Yang tanya”
Semua : (tertawa)
Setelah itu mereka sampai disebuah warung makan, lalu melanjutkan perjalanannya ke
rumah kakek buyutnya.
Mamah : “Ayo turun, kita sudah sampai!”
Terra : (berlari menuju gerbang rumah kakek buyutnya) “Permisi!”
Lalu keluarlah seorang wanita berpakaian bewarna biru.
Mbak Nisa : “Iya, sebentar, ada perlu apa?”
Mamah : “Saya cucunya Eyang Ratidjo”
Mbak Nisa : “Oh iya.. maaf bu,silahkan masuk”
Mamah : “Eyang dimana ya,mbak?”
Mbak Nisa : “Eyang kakung di ruang tamu, eyang uti di dapur bu..”
Terra : “Ayo rel ke ruang tamu!”
Aurel : (berjalan bersama kakaknya menuju ruang tamu) “Eyang kakung!”
Eyang kakung : “Lho, ini siapa?”
Terra : “Ini Terra eyang, kalau ini Aurel..”
Eyang kakung : “Oalah Terra dan adiknya,sudah besar ya ..”
Terra : “Iya eyang, Terra sama Aurel mau salaman dengan eyang uti dulu”
Eyang kakung : “Sepertinya, di dapur tadi..”
Merekapun menuju dapur..
Terra : “Eyang uti apa kabar?baru apa ini?”
Eyang uti : “Baik – baik saja, ini uti baru masak..”
Mbak nisa : “Uti memang suka masak Mbak Terra, kalau disuruh istirahat gak mau.”
Terra : “Yaampun uti.. mantap deh.”
Mamah : “Eyang kakung ditemani dulu sana..”
Lalu seperti yang diperintahkan mamahnya, Terra pun menemani eyang kakungnya.
Terra : (menatap lukisan yang ada diruang tamu) “Eyang, itu lukisannya bagus.”
Eyang kakung : “Iya, itu yang melukis adiknya nenekmu.”
Terra : “Wahh, hebat, lalu yang itu (menunjuk salah satu lukisan) eyang kakung ya?”
Eyang kakung : “Itu memang eyang kakung, kalau eyang kakung bermimpi, eyang selalu
catat, lalu beberapa mimpi juga eyang kakung minta dilukis, seperti yang itu, ada ular melilit
di pohon itu mimpi eyang kakung disaat gunung merapi akan meletus. Kakung juga sering
bermeditasi di Gunung Merapi untuk mendekatkan diri pada Tuhan.”
Terra : “Wah, hebat sekali eyang, oiya yang sampingnya itu lukisan eyang berbaju tentara
dan belakangnya itu siapa?”
Eyang kakung : “Ini waktu kakung mendapat keris Pangeran Diponegoro.”
Terra : “Hah? Pangeran Diponegoro?”
Eyang kakung : “Dahulu kakung sering sekali bertapa di Gua Selarong seperti Pangeran
Diponegoro, dan bahkan kemarin salah satu cucu kakung menikah di rumah klasik tempat
Pangeran Diponegoro ditahan.”
Terra : “Oh.. Karena dia menyukai barang antik, pasti Tante Ria! Wah, pantas sekali waktu
itu bangunannya sangat indah penuh nuasa putih, arsitekturnya juga Belanda,
pemandangannya indah juga.”
Eyang kakung : “Iya, kakung tidak bisa kesana soalnya badan sudah tua, hahaha”(tertawa)
Terra : (tertawa) “Hahaha.. tapi puji Tuhan,kakung selalu sehat.”
Eyang kakung : “Yang penting selalu berserah diri pada Tuhan. Kakung itu kelahiran tahun
1926. Dahulu kakung adalah seorang tentara dan eyang uti adalah pejuang kesehatan. Kakung
menjadi sukarelawan perang, dahulu kakung ikut perang dan sering dikejar – kejar Belanda
bahkan eyang uti ditahan disaat masih mengandung nenekmu, namun mukjizat terjadi ketika
kakung tidak tertembak dalam perang, padahal waktu itu hujan peluru Belanda.”
Terra : (terkejut) “Lalu? Belanda mengejar eyang?”
Eyang kakung : “Iya, kakung dikejar dan terkepung, namun berkat karunia Roh Kudus,
seluruh senapan belanda macet, lalu kakung melarikan diri.”
Terra : “Astaga, lalu setelah itu bagaimana ?”
Eyang kakung : “Kakung menjadi seorang tentara RKPAD Baret Merah,ini buku alumninya”
(menunjukkan fotonya)
Terra : “Woahh.. kakung dahulu menjadi kapten ya?”
Eyang kakung : “Iya, waktu itu kalau tidak salah tahun 1963”
Aurel : “Eyang kakung masih ingat ya?”
Eyang kakung : “Kalau sekarang yang tua masih ingat, yang muda gampang lupa”
Terra : “It’s true (tertawa)”
Saat sedang berbincang, eyang uti datang menghampiri mereka.
Eyang uti : “Ayo kita ke ruang makan, makan dulu, jangan ngobrol terus.”
Aurel : “Iya eyang..”
Mamah : “ Eyang memang mantap, sudah berusia 90 tahun masih kuat – kuat”(tertawa)
Eyang uti : “Masih kuat tapi tinggal kulitnya saja. Sudah ayo ajak anak – anak makan.”
Hari itu Terra mendapatkan banyak hal dari kisah masa lalu eyang kakungnya, bahkan
Terra ingin membuatkan sebuah buku biografi tentang kisah eyang kakungnya tersebut.
Sungguh pengalaman yang menyenangkan baginya, bisa mendengarkan kisah kakek
buyutnya itu.

Anda mungkin juga menyukai