Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“MASA KEJAYAAN ISLAM YANG DINANTIKAN KEMBALI”

Disusun oleh :

Aditya Taufiq R.
XI- MIPA 2

SMA Negeri 2 Bogor


Jln. Keranji Ujung 1, Budi Agung Telp/Fax : (0251) 8318761 Bogor 16165
Website : www.sman2kotabogor.sch.id Email : smandabogor@yahoo.co.id
Kata Pengantar

Saya panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menulis makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tanpa
ada hambatan yang berarti. Shalawat serta salamnya semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya, dan juga kepada kita semua
selaku umatnya yang insya Allah selalu mengikuti ajaran sunahnya.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, dan jauh
dari sempurna, itu di karenakan keterbatasan yang kami miliki, karena kami masih tahap
belajar. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis persembahkan laporan ini agar bermanfaat, untuk menambah
pengetahuan tentang Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali. Terutama bagi kita
siswa/siswi SMA Negeri 2 Bogor di masa yang akan datang.
Bogor, Januari 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Seperti perabadan lain, Islam juga mengalami beberapa periode dalam sejarah. Ada satu
periode dimana Islam bisa menunjukan eksistensinya di Eropa bahkan dunia. Periode tersebut
terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan insinyur muslim bisa memberikan banyak
konstribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan. Mereka melakukannya baik
dengan menjaga tradisi yang telah ada maupun dengan menciptakan penemuan-penemuannya
sendiri.

Sebaliknya, bangsa Eropa waktu itu justru sedang berada di zaman kegelapan (dark ages),
dimana dominasi gereja sangatlah besar sehingga setiap kebenaran (ilmu pengetahuan) harus
sesuai dengan paham gereja. Apabila ada yang menyampaikan sesuatu yang bertentangan
dengan gereja, maka akan mendapatkan hukuman bahkan sampai dibunuh. Hal tersebut
menyebabkan terisolasinya ilmu pengetahuan dari manusia. Padahal sekitar tahun 300 SM,
peradaban Eropa sudah dibangun sedemikian rupa oleh bangsa Yunani dan Romawi. Ilmuan-
ilmuan Yunani mengembangkan filsafat, sementara orang Romawi mengembangkan birokrat.

Ketika Eropa sedang berada dalam masa kegelapan, masyarakat Islam justru mengalami
kemajuan dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Mereka mengambil ilmu-
ilmu yang ada di Yunani dan Romawi kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab. Selain
itu, perkembangan Islam juga dihubungkan dengan letak geografis. Sebelum Islam datang,
kota Mekah merupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW sendiri
juga berasal dari golongan pedagang. Tradisi Ziarah Mekah membuat kota itu menjadi pusat
pertukaran gagasan dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang muslim dalam
jalur perdagangan Afrika-Arab dan Asia-Arab sangat besar dan penting. Hal tersebut
membuat peradaban Islam tumbuh, berkembang dan meluas dengan berdasarkan
perekonomian dagangnya.

2. Rumusan Masalah
Perumusan Masalahnya meliputi :
a. Bagaimana peruses masa kejayaan islam?
b. Bagaimana cara Islam berkembang?
c. Siapa saja tokoh – tokoh pada masa kejayaan islam ?

Tujuan Penulisan
Makalah ini kami buat untuk memenuhi Tugas Agama Islam dimana yang Insya Allah akan
dipresentasikan untuk bahan diskusi menjelang semester ganjil 2014/2015. Ada pun tujuan dari
pembahasan makalah ini yaitu : Untuk mengingat kembali tentang bagaimana masa kejayaan
Islam, untuk mengetahui bagaimana masa kejayaan islam. Dan mengetahui sederetan tokoh-
tokoh masa kejayaan islam dsb.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali

‘Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan, dan
peradabannya yang tinggi’ (Jacques C. Reister).
‘Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses
regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi ‘dinamo’-nya,
Barat bukanlah apa-apa’ (Montgomery Watt).
‘Peradaban berhutang besar pada Islam’ (Barack Obama).
Masa Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali
Tajmahal
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa siapa pun sesungguhnya tak akan bisa mengelak
untuk mengakui keagungan peradaban Islam pada masa lalu dan sumbangsihnya bagi dunia,
termasuk dunia Barat, yang denyutnya masih terasa hingga hari ini. Meski banyak ditutup-
tutupi, pengaruh peradaban Islam terhadap kemajuan Barat saat ini tetaplah nyata.
Lalu, di manakah kejayaan itu saat ini? Islam masa lalu yang gemilang, yang telah banyak
memengaruhi peradaban umat manusia di dunia ini. Memang merupakan sebuah realitas
sejarah. Dengan “mengenang” kembali masa-masa kejayaan dulu, diharapkan umat Islam
secara sadar dan jujur akan mampu melihat kembali kebesaran peradaban Islam masa lalu
sekaligus mengembalikan potensi untuk hadir pada masa kini dan masa yang akan datang
untuk yang kedua kalinya.
Karena itu, selain meretrospeksi keagungan peradaban Islam masa lalu, diharapkan ada upaya
untuk memproyeksi sekaligus merekonstruksi kembali masa depan perabadan Islam di
tengah-tengah hegemoni perabadan Barat sekuler saat ini. Peradaban sekuler itu sekarang
sesungguhnya mulai tampak kerapuhannya dan makin kelihatan tanda-tanda
kemundurannya.
Waktu bergerak maju dan tidak pernah mundur. Begitu juga peristiwa sejarah. Kita sebagai
manusia yang diberi akal, pastinya harus mengingat, apa yang terjadi pada masa lalu dan
bagaimana kejadiannya. Akal bisa memprediksi kejadian yang akan datang dengan belajar
dari masa lalu.
Masa Kejayaan Islam

(sek. 750 M - sek. 1258 M) adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan, dan insinyur di Dunia
Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan,
baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan menambahkan penemuan dan
inovasi mereka sendiri.

Banyak dari perkembangan dan pembelajaran ini dapat dihubungan dengan geografi. Bahkan
sebelum kehadiran Islam, kota Mekahmerupakan pusat perdagangan di Jazirah
Arab dan Muhammad sendiri merupakan seorang pedagang. Tradisi ziarah ke Mekah menjadi
pusat pertukaran gaagasan dan barang. Pengaruh yang dipegang oleh para pedagang Muslim
atas jalur perdagangan Afrika-Arab dan Arab-Asia sangat besar sekali. Akibatnya, peradaban
Islam tumbuh, berkembang, dan meluas dengan berdasarkan pada ekonomi dagangnya,
berkebalikan dengan orang-orang Kristen, India, dan Cina yang membangun masyarakat
dengan berdasarkan kebangsawanan kepemilikan tanah pertanian. Pedagang membawa
barang dagangan dan menyebarkan agama mereka ke Cina (berujung pada banyaknya
penduduk Islam di Cina dengan perkiraan jumlah sekitar 37 juta orang, yang terutama
merupakan etnis Uyghur Turk yang wilayahnya dikuasai oleh Cina), India, Asia tenggara,
dan kerajaan-kerajaan di Afrika barat. Ketika para pedagang itu kembali ke Timur Tengah,
mereka membawa serta penemuan-penemuan dan ilmu pengetahuan baru dari tempat-tempat
tersebut.

Hanya dalam bidang filsafat, para ilmuwan Islam relatif dibatasi dalam menerapkan gagasan-
gagasan nonortodoks mereka. Meskipun demikian, Ibnu Rushd dan polimat PersiaIbnu
Sina membberikan kontribusi penting dalam melanjutkan karya-karya Aristoteles, yang
gagasan-gagasannya mendominasi pemikiran nonkeagamaan dunia Islam dan Kristen.
Mereka juga mengadopsi gagasan-gagasan dari Cina dan India, yang dengan demikian
menambah pengetahuan mereka yang sudah ada sebelumnya. Ibnu Sina dan para pemikir
spekulatif lainnya seperti al-Kindi dan al-
Farabi menggabungkan Aristotelianisme dan Neoplatonisme dengan gagasan-gagasan
lainnya yang diperkenalkan melalui Islam.

Literatur filsafat Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan bahasa Ladino, yang ikut
membantu perkembangan filsafat Eropa modern. Sosiolog-sejarawan Ibnu Khaldun,
warga Kartago Konstantinus orang Afrika yang menerjemahkan naskah-naskah kedokteran
Yunani dan kumpulan teknik matematika Al-Khwarzimi adalah tokoh-tokoh penting pada
Zaman Kejayaan Islam. Pada masa ini juga terjadi perkembangan filsuf non-Muslim. Filsuf
Yahudi Moses Maimonides yang tinggal di Andalusia adalah salah satu contohnya.
SAINS

Banyak ilmuwan penting Islam yang hidup dan berkegiatan selama Zaman Kejayaan Islam.
Di antara pencapaian para ilmuwan pada periode ini antara lain
perkembangantrigonometri ke dalam bentuk modernnya (sangat menyederhanakan
penggunaan praktiknya untuk memperhitungkan fase bulan), kemajuan pada bidang optik,
dan kemajuan pada bidang astronomi.

Kedokteran

Kedokteran adalah bagian penting dari kebudayaan Islam Abad Pertengahan. Sebagai
tanggapan atas keadaan pada waktu dan tempat mereka, para dokter Islam mengembangkan
literature medis yang kompleks dan banyak yang meneliti dan menyintesa teori dan praktik
kedokteran.

Kedokteran Islam dibangun dari tradisi, terutama pengetahuan teoretis dan praktis yang telah
berkembang sebelumnya di Yunani, Romawi, dan Persia. Bagi para ilmuwan
Islam,Galen dan Hippokrates adalah orang-orang yang unggul, disusul oleh para ilmuwan
Hellenik di Iskandariyah. Para ilmuwan Islam menerjemahkan banyak sekali tulisan-tulisan
Yunani ke bahasa Arab dan kemudian menghasilkan pengetahuan kedokteran baru dari
naskah-naskah tersebut. Untuk menjadikan tradisi Yunani lebih mudah diakses, dipahami,
dan diajarkan, para ilmuwan islam mengusulkan dan menjadikan lebih sistematis
pengetahuan kedokteran Yunani-Romawi yang luas dan kadang inkonsisten dengan cara
menulis ensikolpedia dan ikhtisar.

Pembelajaran Yunani dan Latin dipandang sangat jelek di Eropa Kristen Abad Pertengahan
Awal, dan baru pada abad ke-12, setelah adanya penerjemahan dari bahasa Arabmembuat
Eropa Abad Pertengahan kembali mempelajari kedokteran Hellenik, termasuk karya-karya
Galen dan Hippokrates. Dengan memberikan pengaruh yang setara atau mungkin lebih besar
di Eropa Barat adalah Kanon Kedokteran karya Ibnu Sina, yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin dan dibuat manuskrip lalu dicetak dan disebarkan ke seluruh Eropa. Selama
abad kelima belas dan keenam belas saja, karya tersebut diterbitkan lebih dari lima kali.

Di dunia Islam Abad Pertengahan, rumah sakit mulai dibangun di semua kota besar, misalnya
di Kairo, rumah sakit Qalawun memiliki staf pegawai yang terdiri dari dokter, apoteker, dan
suster. Orang juga dapat mengakses apotek, dan fasilitas penelitian yang menghasilkan
kemajuan pada pemahaman mengenai penyakit menular, dan penelitian mengenai mata serta
mekanisme kerja mata.

Perdagangan

Selain di sungai Nil, Tigris dan Efrat, sungai-sungai yang dapat dilalui tidaklah banyak, jadi
perjalanan lewat laut menjadi sangat penting. Ilmu navigasi amat sangat berkembang,
menghasilkan penggunaan sekstan dasar (dikenal sebagai kamal). Ketika digabungankna
dengan peta terinci pada periode ini, para pelaut berhasil berlayar menjelajahi samudara dan
tak lagi perlu bersusah payah melalui gurun pasir. Para pelaut muslim juga berhasil
menciptakan kapal dagang besar bertiang tiga ke Laut Tengah. Nama karavelkemungkinan
berasal dari perahu terawal Arab yang dikenal sebagai qārib.[1] Sebuah kanal buatan yang
menghubungkan sungai Nil dengan Terusan Suez dibangun, menghubungkan Laut
Merah dengan Laut Tengah meskipun itu sering berlumpu.
Runtuhnya peradaban Islam pada masa lalu dikarenakan mulai pudarnya ketaatan
pemeluknya kepada Sang Khālik, saling dengki, dan serakah. Umat Islam tidak memiliki
semangat untuk maju. Ketaatannya kepada Allah dicampuradukkan dengan khurrafat dan
tahayyul. Semangat untuk mengikut (taqlid) tidak dibarengi dengan kekritisan dalam semua
hal. Inilah awal penyebab kemunduran Islam. Andaikan penyebab ini sekarang bisa
diperbaiki, niscaya Islam akan mengulang masa kejayaan yang pernah diraih masa lalu.
Modernisasi telah mengglobal. Ini ditandai dengan pesatnya perkembangan alat-alat
telekomunikasi dan informasi. Modernisasi membuat jarak tidak menjadi hambatan. Secara
sadar berdampak pada dua hal, di satu sisi kecanggihan alat telekomunikasi dan informasi
mempermudah aktivitas manusia, tetapi di sisi lain mempermudah pula untuk melakukan
tindak kejahatan. Hal ini sebenarnya menuntut adanya bangunan moral yang kokoh.
Perpustakaan sekolah sebagai jantung peradaban tidak banyak dikunjungi karena terlena
dengan mainan baru berupa alat komunikasi, seperti handphone. Bukankah Islam jaya karena
keingintahuan akan ilmu pengetahuan begitu besar yang diwujudkan dengan transliterasi
buku-buku berkualitas dan dijadikannya rujukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
yang terus berkembang?

3.Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam

Banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu. Di sini akan
dijelaskan sebagian biografi beberapa tokoh secara singkat. Selanjutnya, tokoh-tokoh yang
tidak dijelaskan biografinya, bisa dicari melalui buku-buku lain yang membahasnya. Berikut
ini tokoh-tokoh muslim yang telah menyumbangkan karyanya untuk peradaban umat
manusia.

1. Ibnu Rusyd (520‒595 H)


Ibnu Rusyd merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu
Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat
di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra
Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau antara lain:
Kitab Bidayat Al- Mujtahid (kitab yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku
tentang kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl
al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan
agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk
mempelajari ilmu Filsafat.

2. Al-Ghazali (450‒505 H)
Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu
Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H dan wafat
pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup
sederhana dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni.
Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai
dengan niat beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani
kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus.
Adapun jasa- jasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai berikut.
1. Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru besarnya.
2. Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
3. Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai
tasawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihya 'Ulum ad-Din, yakni membahas masalah-
masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan tasawwuf berdasarkan al- Qur'an dan hadis. Dalam
bidang filsafat, beliau menulis Tahafut al-Falasifah (tidak konsistennya para filsuf). Al-
Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar
Hujjatul Islam (bukti kebenaran Islam).

3. AI-Kindi (805‒873 M)

Al-Kindi merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Yakub
bin Ishak AI-Kindi, lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M.
AI-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang
filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau
berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama
membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari
Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).

4. AI-Farabi (872‒950 M)

Al-Farabi merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu
Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada
tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi
menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran,
metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang terkenal
berjudul Ar- Royu Ahlul al-Mad3nah wa aI-Fad3lah (pemikiran tentang penduduk negara
utama).

5. Ibnu Sina (980‒1037 M)

Ibnu Sina merupakan salah satu tokoh pada masa kejayaan Islam. Nama lengkapnya Abu Ali
AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan
dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum
Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil
untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku
dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanun Fi At-Tibb, yaitu ensiklopedi
tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifa, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Selama 500 tahun Islam menguasai dunia dengan kekuatannya, ilmu pengetahuan, dan
peradabannya yang tinggi. Periode tersebut terjadi pada saat para filsuf, ilmuwan, dan
insinyur muslim bisa memberikan banyak konstribusi terhadap perkembangan teknologi dan
kebudayaan. Mereka melakukannya baik dengan menjaga tradisi yang telah ada maupun
dengan menciptakan penemuan-penemuannya sendiri.

Sekitar 750 M - sek. 1258 M adalah masa ketika para filsuf, ilmuwan,
dan insinyur di Dunia Islam menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan
teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada ataupun dengan
menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri. Banyak dari perkembangan dan
pembelajaran ini dapat dihubungan dengan geografi. Bahkan sebelum kehadiran Islam,
kota Mekahmerupakan pusat perdagangan di Jazirah Arab dan Muhammad sendiri
merupakan seorang pedagang.

Banyak sekali tokoh Islam yang memiliki keahlian dalam berbagai bidang ilmu yaitu: Ibnu
Rusyd, Al-Ghazali, AI-Kindi, AI-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Sina.
2. Saran
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang menjalani ajaran Allah SWT dan
meneladani sunnah Rasul-Nya hendaknya kita semua sebagai umat Islam wajib untuk
melaksanakan kewajiban dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebab, para pendahulu kita
telah berjuang untuk kemajuan agama Islam walaupun pada saat itu pula Islam mengalami
kemunduran dan pada akhirnya Islam mengalami kebangkitan.

Anda mungkin juga menyukai