Ditetapkan oleh
Tanggal Terbit Direktur
Klinik Pertamedika IHC
Standar Prosedur
Operasional
Devi D Pritasari
Asma bronkial merupakan gangguan inflamasi kronik
saluran napas yang ditandai dengan obstruksi jalan napas
yang dapat hilang dengan atau tanpa pengobatan
melibatkan berbagai sel inflamasi
Etiologi
Menurut The Lung Association, ada dua faktor yang menjadi
pencetus asma :
A. Pemicu (trigger) yang mengakibatkan terganggunya
saluran pernafasan dan mengakibatkan
mengencang /menyempitnya saluran pernafasan
(bronkho-konstiriksi) tetapi tidak menyebabkan
peradangan, seperti :
Perubahan cuaca/suhu udara
Rangsangan sesuatu yang bersifat alergen,
misal : asap rokok serbuk sari, debu, bulu
binatang, dll
Infeksi saluran nafas
PENGERTIAN Gangguan emosi
Kerja fisik/olahraga yang berlebihan
variabilitas 20 - 30%
serta mempertahankannya
Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat
normal termasuk melakukan latihan fisik
Menghindari efek samping obat asma
Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel
B. Yang termasuk obat anti asma adalah :
i. Bronkodilator
ii. Agonis β2 :
Obat ini mempunyai efek bronkodilatasi
Terbutalin, salbutamol
Bentuk aerosol dan inhalasi memberikan efek
bronkodilatasi yang sama dengan dosis yang
jauh lebih kecil yaitu 1/10 dosis oral dan
pemberiannya lokal
Salbutamol : 2 - 4mg, 3x sehari pada orang
dewasa
Metilxantin, teofilin termasuk golongan ini.
Efek bronkodilatornya berkaitan dengan
konsentrasi dalam serum
iv. Kortikosteroid
Prednison hanya dibutuhkan bila obat-obat
diatas tidak menolong dan diberikan beberapa
hari saja untuk mencegah status asmatikus.
Namun pemberiannya tidak boleh terlambat
v. Terapi awal :
Oksigen 4 - 6 liter/menit
Agonis β-2 (salbutamol 5mg) inhalasi
nebulasi dan pemberiannya dapat diulang
setiap 20 menit sampai 1 jam