Anda di halaman 1dari 5

ASMA BRONKIAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


KLINIK PERTAMEDIKA IHC
0 1/5

Ditetapkan oleh
Tanggal Terbit Direktur
Klinik Pertamedika IHC
Standar Prosedur
Operasional

Devi D Pritasari
Asma bronkial merupakan gangguan inflamasi kronik
saluran napas yang ditandai dengan obstruksi jalan napas
yang dapat hilang dengan atau tanpa pengobatan
melibatkan berbagai sel inflamasi

Etiologi
Menurut The Lung Association, ada dua faktor yang menjadi
pencetus asma :
A. Pemicu (trigger) yang mengakibatkan terganggunya
saluran pernafasan dan mengakibatkan
mengencang /menyempitnya saluran pernafasan
(bronkho-konstiriksi) tetapi tidak menyebabkan
peradangan, seperti :
 Perubahan cuaca/suhu udara
 Rangsangan sesuatu yang bersifat alergen,
misal : asap rokok serbuk sari, debu, bulu
binatang, dll
 Infeksi saluran nafas
PENGERTIAN  Gangguan emosi
 Kerja fisik/olahraga yang berlebihan

B. Penyebab (inducer) yaitu sel mast sepanjang bronchi


melepaskan zat histamin dan leukotrien sebagai
respon terhadap benda asing, yang menyebabkan
terjadinya :
 Kontraksi otot polos
 Peningkatan pembentukan sekret
 Perpindahan sel darah putih tertentu ke bronchi

Klasifikasi derajat asma :


1. Asma Intermiten, gejala asma < 1 kali/minggu,
asimptomatik, APE diantara serangan normal, asma
malam < 2 kali/bulan, APE > 80%, variabilitas < 20%

2. Asma persisten ringan, gejala asma > 1 kali/minggu,


< 1 kali/hari, asma malam >2 kali/bulan, APE > 80%,
ASMA BRONKIAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


KLINIK PERTAMEDIKA IHC
0 2/5

variabilitas 20 - 30%

3. Asma persisten sedang, gejala asma setiap hari,


setiap hari menggunakan beta 2 agonis kerja singkat,
aktivitas terganggu saat serangan, asma malam > 1
kali/minggu, APE > 60% dan < 80% prediksi atau
variabilitas > 30%

4. Asma persisten berat, gejala asma terus menerus,


asma malam sering, aktivitas terbatas, dan APE <
60% prediksi atau variabilitas > 30%. Asma
eksaserbasi akut dapat terjadi pada semua tingkatan
derajat asma
TUJUAN Menurunkan angka kesakitan asma bronkial
KEBIJAKAN Surat Keputusan Kepala Klinik Pertamedika IHC Nomor 048
Tahun 2018 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Klinik
Pertamedika IHC
Lampiran I Keputusan Menteri Kesehatan Republik
REFERENSI Indonesia Nomor HK.02/02/MENKES/514 tahun 2015
Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1. Dokter menganamnesis pasien tentang riwayat
perjalanan penyakit, faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap asma, riwayat keluarga, riwayat alergi, serta
gejala klinis

2. Dokter melakukan pemeriksaan klinis


 Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan atau
tanpa stetoskop
 Batuk produktif, sering pada malam hari
 Napas atau dada seperti tertekan
 Sesak nafas pada asma khas disertai suara mengi
akibat kesulitan ekspirasi
PROSEDUR  Keadaan sesak hebat yang ditandai dengan giatnya
otot-otot bantú pernafasan dan sianosis yang dikenal
dengan status asmatikus
 Dispnu di pagi hari dan sepanjang malam, sesudah
latihan fisik terutama saat cuaca dingin, berhubungan
dengan infeksi saluran nafas atas, berhubungan
dengan paparan terhadap alergen
 Batuk yang panjang di pagi hari dan larut malam,
berhubungan dengan faktor iritatif batuknya bisa
kering, tapi sering terdapat mukus bening yang di
ASMA BRONKIAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


KLINIK PERTAMEDIKA IHC
0 3/5

ekskresikan dari saluran nafas

3. Dokter merujuk pasien ke laboratorium (bila perlu)


 Darah (terutama eosinofil, IgE total, IgE spesifik)
 Sputum (terutama eosinofil, spiral Curshman, kristal
Charcot-Leyden)
 Foto toraks
 Uji tusuk kulit (skin prick test/SPT)
 Uji bronkodilator (jika ada indikasi)
 Uji provokasi bronkus (jika ada indikasi)
 Analisa gas darah (jika ada indikasi)
 Tes fungsi paru, spirometri atau peak flow meter
untuk menentukan adanya obstruksi jalan napas

4. Dokter memeriksa adanya komplikasi :


Pneumotoraks, pneumomediastinum, emfisema subkutis,
atelektasis, aspergilosis, bronkopulmonar alergik, gagal
nafas, bronkitis, fraktur iga, PPOK (penyakit paru
obstruksi kronis), gagal jantung

5. Dokter menentukan diagnosis penyakit pasien


Diagnosis ditegakkan atas dasar anamenesis dan
auskultasi
Wheezing saat akhir ekspirasi hampir selalu merupakan
tanda penyakit paru obstruktif seperti asma. Pada asma
ringan auskultasi hampir selalu normal bila pasiennya
asimptomatik

6. Dokter menentukan diferential diagnosis


 PPOK (penyakit paru obstruksi kronis)
 Gagal jantung

7. Dokter membuat rujukan (bila perlu)


Spesialis penyakit dalam divisi alergi-imunologi, divisi
pulmonologi

8. Dokter menentukan terapi


A. Tujuan terapi asma adalah :
 Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
 Mencegah kekambuhan
 Mengupayakan fungsi paru senormal mungkin
ASMA BRONKIAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


KLINIK PERTAMEDIKA IHC
0 4/5

serta mempertahankannya
 Mengupayakan aktivitas harian pada tingkat
normal termasuk melakukan latihan fisik
 Menghindari efek samping obat asma
 Mencegah obstruksi jalan nafas yang ireversibel
B. Yang termasuk obat anti asma adalah :
i. Bronkodilator
ii. Agonis β2 :
 Obat ini mempunyai efek bronkodilatasi
 Terbutalin, salbutamol
 Bentuk aerosol dan inhalasi memberikan efek
bronkodilatasi yang sama dengan dosis yang
jauh lebih kecil yaitu 1/10 dosis oral dan
pemberiannya lokal
 Salbutamol : 2 - 4mg, 3x sehari pada orang
dewasa
 Metilxantin, teofilin termasuk golongan ini.
Efek bronkodilatornya berkaitan dengan
konsentrasi dalam serum

iii. Antiinflamasi menghambat inflamasi jalan nafas


dan mempunyai efek supresi dan profilaksis

iv. Kortikosteroid
Prednison hanya dibutuhkan bila obat-obat
diatas tidak menolong dan diberikan beberapa
hari saja untuk mencegah status asmatikus.
Namun pemberiannya tidak boleh terlambat

v. Terapi awal :
 Oksigen 4 - 6 liter/menit
 Agonis β-2 (salbutamol 5mg) inhalasi
nebulasi dan pemberiannya dapat diulang
setiap 20 menit sampai 1 jam

vi. Terapi asma kronik :


 Asma ringan : agonis β2 inhalasi bila perlu
atau agonis β2 oral sebelum latihan fisik atau
terpapar alergen
 Asma sedang : antiinflamasi setiap hari dan
agonis β2 inhalasi bila perlu

vii. Asma berat : rujuk


ASMA BRONKIAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


KLINIK PERTAMEDIKA IHC
0 5/5

9. Dokter mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada


rekam medis
BAGAN ALIR
UNIT TERKAIT Poli Umum
 Buku status rekam medis
DOKUMEN TERKAIT  Kertas resep
 Rujukan eksternal

Anda mungkin juga menyukai