Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIKUM MK SOSIOLOGI UMUM (KPM130)

TOPIK 0 : “ANALISIS REALITAS SOSIAL”

BAHAN BACAAN
• “Drug Traffiker” Dari Cianjur (Irfan Budiman, Rian Suryalibrata, dan Upik Supriyatun)
• Kekecewaan Keluarga Bayi Debora pada RS Mitra Keluarga (Dias Saraswati, CNN
Indonesia)

PERTANYAAN ANALISIS
1. Terdapat 4 (empat) perspektif dalam Sosiologi. Jelaskan perbedaan 4 (empat) perspektif
tersebut!
2. Merujuk pada penjelasan nomor (1), tunjukkan masing-masing perspektif dalam
melakukan analisis bacaan!
3. Terdapat 4 (empat) jenis tindakan sosial, jelas perbedaan keempat tindakan tersebut.
Berdasarkan teori tindakan sosial tersebut, apa tindakan sosial yang terjadi pada
bacaan, berikan contoh kutipan pendukung!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kutub objektif dan subjektif, berikan contoh
berdasarkan fakta bacaan !
DRUG TRAFFICKER DARI CIANJUR

Ola dan dua sepupunya divonis mati oleh pengadilan Tanggerang. Sudah berkali-
kali dia “mengekspor-impor” narkotik. Tapi dia mengaku dipaksa suami.
Rambutnya yang dicat pirang, dibiarkan tergerai. bahagia. Tajudin itu orangnya baik, kepada saya dan
Meski ada rona merah di kedua sudut matanya karena keluarga. Kami sama-sama beragama Islam,”
habis menangis, raut wajah Merika Franola aliasa Ola, tuturnya.
Jum’at siang pekan lalau, tampak cerah. Vonis mati
Ternyata kebahagian hanya sekejab. Soalnya,
yang kutuk majelis hakim pimpinan Asep Iwan Iriawan
perangai asli Tiny ringan tangan mulai muncul. “Ini
di Pengadilan Negeri Tanggerang, tiga hati
bekas disunut rokok akibat Tony menyiksa saya,” Kata
sebelumnya, seperti menguap. “Sedih sih sedih. Saya
Ola seraya menunjuk lengan kirinya.
kan punya dua anak yabgmasih kecil-kecil. Jadi
jangandilihat dari mimik saya yang bisa tersenyum dan Tak Cuma itu. Kepla, punggung, paha, dan kaki Ola
tertawa-tawa.” Katanya. sering menjadi sasaran kemarahan Tajudin. Rosyati,
seorang tetangganya di Perumahan Taman Yasmin,
Wanita berkulit bersihitu kelihatan lebih tegar
Bogor, sempat mendengar terikana Ola sewaktu
ketimbang terhukum mati lainnya. Rani Adriani, yang
disiksa suaminya. Bahkan, beberapa bulan kemudian,
masih sepupunya. Agaknya, Rabi merasasulit
perlakuan Tony makin menjadi-jadi. Ia memukuli Ola
melupakan vonis mati itu. “Saya engga tahu perasaan
hingga terjerambap ke lantai. Akibatnya, Ola dirawat
saya sekarang, antara sedih, marah, dan kecewa.
selama seminggu di Ramah Sakit Azra, Bogor.
Saya ini Cuma kurir. Kok, dihukum seberat ini ?” ujar
Rani. Sambil menunggu putusan banding, dua wanita Namun, perempuan kelahiran 23 November 1970 itu
bersaudara itu mengisi hari0hari dengan beribadah mengaku tetap mencintai Tony. Anehnya, setiap kali
dan berkebun di Lembaga Permasyarakatan Wanita habis digebuki, Ola selalu meminta maaf kepada Tony.
Tangerang. Kata Ola, Tony punya semacam magic yang bisa
membuatnyatakut dan selalu mengalah. Ola pernah
Jalan hidup Ola agaknya berliku. Setamat SMA di
melarikan diri ke rumah orang tuanya, tapi pulang
Cianjur, Jawa Barat, dia merantau ke Jakarta dan
setelah di jemput Tony. “Paling lega kalau dia pergi.
menjadi disc jocker. Dari pekerjaan itu, Ola beroleh
Tapi saya engga tahu dia pergi kemana. Dia jarang di
anak. Ya, apa lagi kalau bukan akibat hubungan intim
rumah,” ujarnya.
dengan seorang pria. “Sebut saja Mr.X”,ucapnya.
Untuk menghidupi Eka Prawira, anaknya yang kini Besamaan dengan itu, Ola mulai mengetahui sosok
berusia tujuh tahun itu, Ola bekerja sebagai disc jocker Tony sebenarnya. Ternyata bisnis pakaian jadi Cuma
di berbagai diskotek di Puncak, Bogor, Bali kedok Tajudin untuk mengambil hati Ola. Menjelang
danTanahabang, Jakarta Pusat. kelahiran anak pertama merka, bisnis pakaian pun
dihentikan.Tajudin kembali ke bisnis asaknya :
Secercah sinar terang tiba-tiba memayungi hidupnya.
narkotik.
Pada Oktober 1997, dia bertemu dengan Tajudin, Pria
asal Negeria. Tajudin alias Tony mengaku berbisnis Nahasnya pula, Tony mengajak serta Ola. Karena tak
pakaian jadi. Mereka bertemu di apartemen Ola di ada pilihan lain, daripada terus disiksa, menurut Ola,
bilangan Kampungbali, Jakarta Pusat. Ketika itu, akhirnya dia tunduk. Beberapa kali dia mengantar
Tajudin mau mencari temannya yang berpacaran pesanan di wilayah Jakarta. Ola mengaku, dari
dengan tetangga Ola. Tapi yang dicari tiada. Ola pun pekerjaan itu, tak sepeser pun duit masuk kantongnya.
menawari Tony menunggu di kamarnya. Sebab semua urusan uang ditangani sang suami.
Kalaupun ia mendapat biaya pengobatan bekas
Sejak pertemuan itu, hubungan Ola dan Tony kian
siksaan Tony.
lekat. Sebulan kemudian, mereka berpacaran dan
tinggal bersama di sebuah rumah kontrakan di Entah bagimana Ola bisa melakoni “bisnis” itu secara
kawasan Kebonsirih, Jakarta Pusat. Beberapa bulan terpaksa. Yang pasti, posisi Ola berangsur-angsur
berjalab, Ola hamil. Dua sejoli itu lantas mengikat meningkat. Dia tak lagi sekedar kurir, tapi sudah
perkawinan di rumah orang tua Ola di Cianjur. Pada menjadi drug trafficker. Ini predikat bagi pengatur lalu-
awal perkawinannya, kehidupan meraka sangat lintas narkotik jenis heroin dan kokain. Nama samaran
Ola pun banyak, antara lain Tania, Rikam dan Cunbe bolak-balik ke Pakistan, London, dan Thailand untuk
Francisca. urusan itu. Aneh juga kalau mereka bisa lolos dan
pengujian sinar X di Bandara Cengkareng.” Tutur
Dari pekerjaan itu, Ola mendapat penghasilan US$
hakim Asep Iwan Irawan kepada Darmawan
200 untuk setiap kali mengirim kurir ke luar negeri.
Sepriyossa dari TEMPO.
Uang itu didapat dari potongan upah kurir, yang
mencapai US$ 3.000. Baru 12 Januari 2003, petualan Ola berakhir di
Bandara Soekarno-Hatta. Cengkareng. Aksi Ola dan
Pada akhir 1999, Olasempat beangkat ke luar egeri,
kedua sepupunya yang menyelundupkan serbuk putih
ke Eropa dan Argentina. Tujuannya adalah mencari
dan bubuk kuning tercium petugas, Kepolisian Daerah
jaur pengiriman narkotik yang aman.
Metro Jaya. Sebelumnya, rantai hitam mereka terkuak
Keruan saja kehidupan Ola juga melonjak. Pasangan setelah polisis meringkus pelaku narkotika di Cianjur.
Ola-Tony mengontrak dulu sekaligus di Kawasan
Di Cengkareng siang itu, Rani dan Deni sebetulnya
Bogor dan Cinere, Jawa Barat. Bak ada gula ada
sudah berada di pesawat Cathay Pacific yang akan
semut, beberapa kerabat yang kesulitan meminta
terbang ke London melalui Hongkok. Tapi polisi
bantuan kepada Ola, di antanya dua sepupu Ola,
keburu menangkap mereka. Dari dalam koper dan tas
yakni Rani Adriani 25 tahun dan Deni Setia Maharwan,
tangan yang di bawa Rani, petugas menemukan 3,5
28 tahun.
kilogram heroin, sementara Deni diperoleh 6 kilogram
Rani alias Melisa Aprilia, yang pernah bekerja sebagai kokain.
pelayam restoran, meminjam uang Rp 5 juta untuk
Ola sendiri dibekuk petugas di tempat parkir mobil
meluasi utangnya ke sebuah bank. “ Saya tidak punya
Bandara, beberapa menit sesudah itu. Sebanyak 3,6
uang untuk membantu Rani. Saya lalu bilang ke suami
kilogram heroin ditemukan di rumah Ola di Bogor,
saya. Akhirnya Ranu pun ikut dalam “bisnis ini”, kata
yang disimpan terpisah masing-masing dalam plastik
Ola. Dari setiap pengiriman serbuk setan itu, Rani
dan sekotak minuman bubuk Nutrisari.
memperoleh honor lebih dari Rp 1 juta. Tugas
pertamanya adalah mengantar heroin ke Bangkok. Pada hari yang sama, Tony sang suami bersama
empat temannya tewas dalam baku tembak dengan
Akan halnya Deni, pria yang sempat menjadi lurah di
polisi yang menyergap. Posisi Tony di rumah
Cianjur, bergabung dengan Ola lantaran terlanjur
kontrakannya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan,
dipinjami uang Rp 20 juta oleh Tony. Akhirnya, Deni
diketahui polisi dari keterangan Ola. Agaknya,
turut menjadi kurir. Sebelum tertangkap. Deni telah
desesakan polisi mempu membuat magic Tony yang
enam kali memasukkan narkotik dari luar negeri.
menjadikan Ola bertekuk lulut itu tak lagi mujarab,
Meskipun demikian, kedua orang itu megaku seperti atau bisa juga cerita mistik itu Cuma fantasi Ola.
tidak sadar bila mereka dimanfaatkan sebagai kurir
Setidaknya hal itu diutarakan pula oleh bekas Kepala
narkotik. Mereka mengaku hanya menerima heroin
Direktorat Reserse Metro Jaya, Senior Superinteden
atau kokain yang telah terbungkus rapi. Rani, misalnya
Alex Bambang Riatmodjo, yang kini menjadi Kepala
saat pergi ke Bangkok mengangka megirimkan
Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung. Menurut
sapatu. Padahal, di dalam sepatu tersimpan heroin.
Alex Bambang, yang memimpin operasi penangkapan
Namun, lama-lama mereka ngeh juga dengan resiko
Ola dan sepupunya di Cengkareng. Ola terhitung
pekerjaan yang dijalani. Tapi keduanya tak kuasa
pemain sandiwara yang andal. “Ola sangat
menolak. Katanya, kalau mereka mangkir sewaktu
propesional dalam menjalankan tugasnya. Dia pintar
bertugas sebagai kurir Ola lah yang menjadi sasaran
berbohonh, berperilaku manis, dan lemah lembut,
kemarahan Tony “Saya jadi engga tega,” ucap Rani.
“kata Alex Bambang.
Sebernarnya, lakon Ola dan kedua sepupunya yang
Alex mengaku tak percaya kalau keterlibatan Ola
terungkap itu Cuma bagian kecil dari kiprah Tony.
dalam perdagangan narkotik semata karena terpaksa.
Disinyalir, Tony merupakan anggota komplotam
“Yang namanya terpaksa itu tidak akan keterusan,”
sindikat narkotoka intrnasional. Tony juga diduga
katanya. Bajkan berdasarkan penyelidikan polisi, dunia
berperan sebagai koordinator bagi sebagian warga
hitam itu sudah digeluti Ola saat menjadi deejay,
Bigeria yang menjadi pengedar narkotik di Indonesia.
sebelum menikah dengan Tony. Belakangan dugaan
Toh, bukan perkara gambang untuk mengungkap Alex dibenarkan pula oleh jaksa Mursidi dan hakim
jaringan narkotik Tony. Organisasinya rapi dan selalu Asep.
lolos dari pengusuran petugas. “Berkali-kali mereka
Irfan Budiman, Rian Suryalibrata (Jakarta), Upik Supriyatun (Bandung).
KEKECEWAAN KELUARGA BAYI DEBORA PADA RS
MITRA KELUARGA
Dias Saraswati , CNN Indonesia, Selasa, 12/09/2017 07:16 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Air muka Tiominar Saat datang ke rumah sakit, tutur Tiominar, kedua
Situmeang sontak berubah ketika mendapatkan orang tua Debora memang sangat tergesa-gesa dalam
pertanyaan terkait rumah sakit dan wafatnya sang kondisi panik. Mereka pun hanya pergi menggunakan
cucu, Tiara Debora Sianjorang. baju tidur seadanya, bahkan tanpa memakai alas kaki.
Awalnya, Tiominar tampak sudah mengikhlaskan atas "(Mereka) cuma pakai baju tidur. Pikir orang itu [rumah
wafatnya sang cucu yang baru berusia empat bulan sakit] ku rasa, 'perasaan saya nanti enggak mampu
tersebut. Namun, mimik muka dan nada suaranya bayar'," ucap Tiominar.
terdengar geram ketika menceritakan rumah sakit Mitra
"Pikiran saya jadi kotor, apa orang itu enggak punya
Keluarga Kalideres, Tangerang.
anak, enggak punya cucu, nanti gimana kalau sama dia
Debora wafat di rumah sakit itu pada 3 September begitu kejadian, begitu pikiran saya," imbuhnya.
2017 akibat telat mendapatkan perawatan intensif.
Sementara paman Debora, Indra Silalahi menyatakan
Alasannya, pihak RS menanti pembayaran uang muka
kedua orang tua Debora telah menjanjikan melunasi
sebelum sang bayi masuk ke ruang PICU (Pediatric
biaya rumah sakit segera setelah mendapat pinjaman
Intensive Care Unit).
dana.
Tiominar mengaku kecewa atas kejadian yang
Apalagi, lanjutnya kedua orang tua Debora memiliki
menimpa cucunya tersebut. Nenek berusia 69 itu
pekerjaan sehingga penulasan biaya pasti bisa
berkisah saat diminta uang muka perawatan, anak dan
dilakukan.
menantunya menjanjikan kepada rumah sakit bakal
melunasi setelah pukul 12.00 WIB. Untuk itu, keduanya Ayah Debora, Rudianto Simanjorang, memiliki usaha
meminta agar bayinya segera mendapatkan perawatan depot isi ulang air minum. Sementara, istrinya, Henny
intensif dulu, sementara mereka mencari pinjaman dari Silalahi bekerja di sebuah perusahaan.
saudara.
Sebagai paman, Indra mengaku memang tak tahu pasti
"Mantu saya sudah telepon keluarga, tapi karena tentang kondisi Debora. Ia hanya tahu dari Rudianto
semua sedang ke gereja enggak ada yang angkat. dan Henny tentang kondisi kesehatan bayi yang lahir
[Mereka harus] tunggu jam 12.00 sudah pada pulang, prematur, saat usia kandungan baru delapan bulan.
tapi pihak rumah sakit bilang enggak boleh," kata
"Setahu saya, dikasih tahu kalau batuk, pilek, lendir aja,
Tiominar yang ditemui di kediamannya, Tangerang,
lainnya enggak ada," ucap Indra.
Senin (11/9).
Iktikad Baik Rumah Sakit
Dengan geram Tiominar mengungkapkan kekecewaan
pada rumah sakit karena tak mau memberikan toleransi Indra mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah
waktu kepada orang tua Debora. Padahal, pihak Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres sempat
sambungnya, seharusnya rumah sakit merawat dulu datang ke rumah atau tidak sebagai bentuk iktikad baik
sambil menunggu pelunasan biaya. dari pihak rumah sakit.
"Tolong dulu cucu (saya), kalau pun meninggal kita "Saya belum lihat wajah mereka [pihak RS]. Saya
pasrah. Tenang pikiran kita, yang penting ada tindakan. kurang tahu pasti, orang tuanya yang lebih tahu,"
Kita enggak marah, enggak dendam. Anak saya juga katanya.
enggak dendam," ujarnya. Sementara ini, katanya, yang telah datang ke keluarga
Atas kejadian tersebut, Tiominar sempat menduga Debora setelah insiden itu menyebar adalah dari pihak
pihak RS tak mau memberikan pertolongan karena Kecamatan Benda dan Karang Taruna Benda. Mereka
mengira orang tua bayi Debora tidak akan mampu datang ke rumah untuk memberikan bantuan.
untuk melunasi biaya pengobatan.
Selain itu, lanjutnya Wali kota Tangerang Arief BPJS, perawat mengabarkan kalau kondisi Debora
Rachadiono juga sempat datang untuk menyampaikan tiba-tiba memburuk. Setelah melakukan resusitasi
bela sungkawa atas meninggalnya bayi Debora. jantung paru selama 20 menit, nyawa bayi Debora tidak
dapat ditolong. (kid/djm)
Dalam laman resminya, RS Mitra Keluarga Kalideres
memberi klarifikasinya, bahwa orang tua Debora
keberatan dengan biaya uang muka ICU sebesar
Sumber:
Rp19,8 juta. Rumah sakit juga sudah berupaya
https://www.cnnindonesia.com/nasional/201709111712
membantu mencari rumah sakit yang punya fasilitas
08-20-240978/kekecewaan-keluarga-bayi-debora-
untuk peserta BPJS.
pada-rs-mitra-keluarga/
Di saat dokter RS Mitra Keluarga sedang berkoordinasi
dengan dokter di rumah sakit rujukan yang rekanan

Anda mungkin juga menyukai