PRAKTIKUM 1
STERILISASI DAN DISINFEKSI RUANG BEDAH
Tujuan Praktikum :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses disinfeksi ruang bedah, yaitu
desinfektan yang digunakan, alat dan barang dalam ruang yang akan didisinfeksi, orang
yang akan melakukan disinfeksi, dan ruang bedah itu sendiri. Desinfektan yang
digunakan perlu diperhatikan jenis bahannya dan konsentrasinya agar optimal
penggunaannya. Alat dan barang dalam ruang sebisa mungkin dikeluarkan terlebih dahulu
dari ruangan lalu didesinfeksi secara terpisah dari ruangan. Namun jika alat dan barang
sudah permanen, desinfeksi saja di dalam ruangan. Orang yang akan melakukan
disinfeksi harus cermat dan sudah steril agar desinfeksinya optimal. Ruang bedah yang
akan didesinfeksi harus dikosongkan selama dan beberapa waktu setelah desinfeksi agar
selain menghindari kontaminasi, juga tidak menimbulkan alergi atau efek toksik lainnya
pada orang lain akibat terpapar desinfektan tertentu.
Sebutkan dan jelaskan beberapa teknik sterilisasi dan disinfeksi ruang bedah!
Sterilisasi dengan uap merupakan metode yang paling sering digunakan untuk
desinfeksi ruang bedah. Uap akan menghancurkan mikroba melalui koagulasi dan
denaturasi protein seluler. Jika uap ditempatkan pada kompartemen yang tertutup dan
tekanan ditingkatkan, suhu akan meningkat namun volume yang tersedia di dalam
2. Sterilisasi kimia
Sterilisasi kimia menggunakan gas ethylene oxide (EtO) bersuhu rendah. Metode
ini digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang tidak dapat terpapar panas. Gas EtO dapat
merusak metabolisme dan reproduksi sel karena mekanisme kerjanya melalui alkilasi
protein dan asam nukleat. Gas ini bersifat toksik, sehingga memerlukan keahlian dalam
pengaplikasiannya. Gas ini juga mudah terbakar sehinnga perlu dikombinasikan
penggunaannya dengan CO2 atau hidrokloroflurokarbon.
3. Sterilisasi Plasma
Peralatan apa saja yang perlu dibersihkan dan didisinfeksi? Berikan alasannya!
1. Meja bedah, agar saat melakukan tindakan operasi/ pembedahan tidak akan
mengontaminasi pasien yang akan dioperasi.
2. Meja peralatan bedah, karena meja tersebut digunakan untuk meletakkan peralatan
bedah sehingga kebersihannya perlu dijaga.
3. Baju bedah, karena baju bedah dekat hubungannya dengan pasien atau jaringan pada
proses bedah,
4. Alat- alat bedah, karena alat-alat bedah merupakan benda yang berhubungan langsung
dengan tubuh maupun jaringan dalam tubuh pasien.
7. Tabung dan selang oksigen, agar tidak terjadi infeksi dari saluran pernafasan karena
udara kontaminasi dari selang oksigen yang tidak steril.
8. Alas kaki, karena orang di dalam ruang bedah tidak menginjakkan kakinya langsung ke
9. Kain penutup bedah, karena kain inilah yang menutupi tubuh pasien selain area yang
dibedah.
10. Tempat obat-obatan, obat-obatan yang akan digunakan pada tindakan bedah harus
berada pada tempat yang steril. Jika terkontaminasi, dikhawatirkan terjadi perubahan
pada obat-obatan tersebut.
11. Area jendela, karena pertukaran udara dalam ruang bedah terjadi melalui jendela
maupun ventilator, selain itu debu juga dihindari sehingga perlu di bersihkan.
Sterilisasi dan desinfeksi harus dilakukan sebelum dan sesudah ruang tersebut
digunakan. Terutama alat-alat yang digunakan secara langsung saat bedah berlangsung.
Alat-alat bedah harus steril sebelum dan sesudah digunakan dan hanya di sentuh oleh
orang yang steril saat bedah berlangsung. Jika alat-alat bedah tersentuh orang yang tidak
steril, maka perlu dilakukan sterilisasi terlebih dahulu sebelum dipakai untuk bedah.
Jelaskan mengapa proses sterilisasi dan disinfeksi ruang bedah penting untuk dilakukan?
Proses sterilisasi dan disinfeksi ruang bedah pentinga karena bertujuan mencegah
terjadinya infeksi sekunder pada pasien akibat terkontaminasi dari kontaminan yang ada
pada ruang dan peralatan bedah yang tidak steril atau tercemar. Infeksi sekunder yang
muncul akibat kontaminasi dari ruang bedah tentu sangat merepotkan dan merugikan.
Selain itu bertujuan mencegah terjadinya kontaminasi pada orang yang beraktivitas di
dalam dan sekitar ruang bedah dari ruang bedah itu sendiri. Kontaminan yang muncul
bisa dari bawaan orang di dalam ruang bedah, maupun pasien yang ditangani di dalam
ruang.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses sterilisasi dan disinfeksi
ruang bedah?
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses sterilisasi dan disinfeksi ruang
bedah tergantung dari beberapa faktor, yaitu luas ruang bedah, jumlah tenaga yang
melakukan sterilisasi dan disinfeksi, metode sterilisasi ruang bedah yang digunakan, jenis
bahan dan konsektrasi desinfektan yang digunakan. Sehingga agar waktu yang
dibutuhkan dalam proses sterilisasi dan desinfeksi optimal, faktor-faktor tersebut perlu
dioptimalkan juga.
Mengapa peralatan dalam ruang bedah (seperti meja bedah, meja alat, meja obat-obatan,
lemari, dsb) perlu dibersihkan minimal 3x dengan menggunakan kain bersih yang
dibasahi detergent?
Karena agar kebersihan peralatan ruang bedah terjaga secara maksimal, baik dari
debu maupun mikroorganisme yang dapat menjadi kontaminan. Detergent mudah
didapat, harganya murah dan mengandung bahan aktif seperti Linier alkil benzene
sulfonate yang dapat membunuh kuman, menghilangkan noda termasuk debu pada
peralatan bedah.
Catatan Tambahan : (boleh tambahkan literatur tentang sterilisasi dan ruang bedah)
Daftar Pustaka (minimal 5 tahun terakhir dan penulisannya mengikuti aturan IPB)
Cahyana GH. 2020. Desinfeksi novel corona virus di dalam air minum PDAm dan air limbah untuk fase
normal baru. Serambi Engineering. 5(3): 1262-1273.
Kurniati E, Huy VT, Anugroho F, Sulianto AA, Amalia N, Nadhifa AR. Analisis pengaruh pH dan suhu
pada desinfeksi air menggunakan microbubble dan karbondioksida bertekanan. Journal of Natural
Resources and Enviromental Management. 10(2): 247-256.
Mashitoh D. 2018. Optimasi mesin sterilisasi tegangan tinggi berbasis dielectric barrier discharge plasma
Salmonella Sp. Dan total mikroba menggunakan responses surface methodology pada telur ayam
(Galuus gallus domesticus) [Thesis]. Malang (ID): Fakultas Teknologi Pertaniaan, Universitas
Brawijaya.
Muzakar K. 2015. Pengaruh lama waktu sterilisasi sinar ultraviolet terhadap angka kuman udara di ruang
operasi instalasi bedah RSUD Dr. Moewardi Surakarta [skripsi]. Semarang (ID): Universitas
Diponegoro.
Sulistya, C. E., Olivia W., & John P. (2015). Pola bakteri yang berpotensi menjadi sumber penularan
infeksi nosokomial di irina C ruangan Intermediate care (IMC) Blu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm), 3(1).