Anda di halaman 1dari 6

Agen Penyebab Ringworm dan Cara

Penularannya
Posted by: Debby Fadhilah in Klinik & bedah

Ringworm atau dermatofitosis adalah infeksi oleh jamur/cendawan yang hidup pada bagian kutan/superfisial
atau bagian dari jaringan lain yang mengandung keratin (bulu, kuku, rambut dan tanduk). Ringworm salah
satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur/cendawan yang sering menyerang hewan. Ringworm dapat
menginfeksi bagian kulit, bulu dan kadang-kadang pada kuku. Ringworm adalah salah satu penyakit akibat
infeksi jamur yang dapat menular dari hewan kepada manusia (zoonosis). Biasanya daerah yang terkena
jamur/cendawan akan mengalami alopesia dan warna kulit terlihat abu-abu hingga kuning.
 
Agen Penyebab dari Ringworm
Trichopyton spp. dan Microsporum spp. merupakan 2 jenis kapang yang menjadi penyebab
utama ringworm pada hewan. Kasus ringworm di Indonesia sering menyerang anjing, kucing dan sapi.
Ageb penyebab ringworm ialah cendawan dermatofit yaitu sekelompok cendawan dari
genus Epidermophyton, Microsporum dan Trichophyton. Cendawan dermatofit penyebab ringworm menurut
taksonomi tergolong fungi imperfekti (Deuteromycetes), karena pembiakannya dilakukan secara aseksual,
namun ada juga yang secara seksual tergolong Ascomycetes. Adapun taksonomi dari cendawan
penyebab ringworm yaitu sebagai berikut:
Divisi                      : Amastigomycotina.
Sub-Divisi            : Ascomycotina
Klas                        : Deuteromycetes
Ordo                      : Moniliales
Family                   : Moniliaceae
Genus                   : Microsporum, Trichophyton 
Species                 : Microsporum canis, Microsporum gypseum, Trichophyton mentagrophytes
Ada beberapa spesies cendawan yang hidup di kulit dan bulu, salah satu spesies yang sering menyerang
kucing & anjing adalah Microsporum canis. Cendawan ini umumnya sebagai penyebab ringworm pada
kucing dan paling banyak ditemukan kasusnya. Selain Microsporum canis terdapat jenis jamur lain yang
dapat menyebabkan ringworm.   Spesies jamur yang juga dapat penyebab ringworm yaitu Microsporum
gypseum. Jamur ini banyak ditemukan pada kasus ringworm pada anjing. Microsporum gypseum biasanya
menyerang anjing dan sebagian kecil pada kucing. Hewan terinfeksi oleh jamur ini melalui tanah yang
terkontaminasi. Spesies jamur lain yang menyebabkan ringworm adalah Trichophyton mentagrophytes.
Jamur ini menyerang anjing dan kucing melaui kontak dengan tikus atau rodensia yang terinfeksi. Pada
kucing, hampir seluruh kasus ringworm disebabkan oleh M. canis, sedangkan pada anjing hanya sebagian
saja disebabkan oleh jamur jenis ini.
Spora ringworm dapat bertebaran bebas dan bertahan lama di dalam kandang hewan. Koloni cendawan tetap
hidup dalam feses setengah kering. Cendawan tetap infektif di luar tubuh, misalnya di tanah, jerami, kayu
dan jika ada bahan keratin. M. canis tetap hidup pada rambut yang diletakkan pada suhu kamar selama 323-
422 hari.
Cendawan ini umumnya tidak dapat tumbuh di bawah jaringan kulit atau jaringan yang lebih dalam lagi. Hal
ini diduga karena faktor penghambat yang terdapat di dalam serum darah atau cairan tubuh. Cendawan hidup
dipermukaan tubuh yang mengalami keratinisasi, seperti lapisan tanduk kulit, rambut dan kuku, namun tidak
bersifat invasive dan tidak dapat hidup dalam jaringan yang hidup.
Trichophyton menyerang rambut, kulit dan kuku. Arthrospora tumbuh teratur berderet di dalam rambut
(endotrik) atau sejajar berderet di bagian luar rambut (eksotrik). Pada kulit dan
kuku Trichophyton mempunyai miselia yang bercabang dan bersekat. Bentuk ini tidak dapat dibedakan
dengan Microsporum maupun Epidermophyton.
Microsporum hanya hidup pada rambut dan kulit. Cendawan ini terlihat seperti selubung mosaik yang terdiri
dari spora kecil di sekeliling batang rambut. Epidermophyton hidup pada kulit dan kuku dengan bentuk
bercabang dan bersekat. Pengamatan secara pasti hanya dapat dilakukan dengan pemupukan.
M. canis bersifat eksotrik dan zoofilik yang terdapat pada kucing, anjing, kuda, dan kelinci. Gambaran
mikroskopis dari kultur adalah makrokonidia berbentuk spindle, berdinding tebal dan kasar. Mikrokonidia
berbentuk clubbing dan berdinding halus, sedangkan M. gypseum bersifat eksotrik dan geofilik. Gambaran
mikroskopisnya makrokonidia berbentuk spindle, dinding tipis 3-6 septa, dan mikrokonidianya sedikit dan
berbentuk clubbing. Adapun gambaran mikroskopis dari M. canis dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Gambaran mikroskopis dari Microsporum canis
 
Penularan Ringworm
Penularan ringworm dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Penularan secara langsung terjadi
dengan cara kontak kulit dengan penderita dan penularan secara tidak langsung dapat melalui penggunaan
alat  bersama-sama misalnya pada sisir hewan. Ringworm menyebar melalui kontak dengan rambut atau
ketombe yang terinfeksi dan mengandung spora. Spora jamur/cendawan dapat tersebar dimana-mana seperti
di lantai, rambut yang rontok, kandang, peralatan makan dan minum hewan, tempat tidur hewan, dll. Hewan
yang masih muda dan tua rentan terhadap infeksi jamur/cendawan ini. Masa inkubasi dapat berlangsung
selama  4-10 hari.

ilmuveteriner.com/agen-penyebab-ringworm-dan-cara-penularannya/

Pengobatan dan Pencegahan Ringworm


Posted by: Debby Fadhilah in Klinik & bedah

Ringworm pada anjing


Pengobatan ringworm
Meski secara alamiah ringworm jenis tertentu pada hewan dapat sembuh sendiri, namun pengobatan pada
hewan penderita harus dilakukan. Terdapat dua reaksi utama yang dapat menghilangkan infeksi dermatofit
yaitu:
 Ada tahap transformasi infeksi secara spontan dari stadium anargen (aktif) menjadi stadium tak
aktif (telogen) pada rambut
 Terjadinya penghentian produksi keratin sebagai akibat dari reaksi peradangan yang intensif pada
gelembung matrik rambut
Terdapat 4 kelompok obat yang dapat menghilangkan dermatofit yaitu sebagai berikut:
 Iritan, dilakukan untuk membuat reaksi radang sehingga tidak terjadi infeksi dermatofit.
 Keratolitik, digunakan untuk menghilangkan dermatofit yang hidup pada stratum korneum.
 Fungisidal, secara langsung merusak dan membunuh dermatofit.
 Merubah dari stadium aktif menjadi tidak aktif pada rambut.
Pengobatan ringworm pada hewan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara topikal dengan mengoleskan
obat langsung pada bagian tubuh yang terinfeksi atau pengobatan per oral dengan cara memasukkan obat
melalui mulut. Berikut ini beberapa pengobatan untuk ringworm pada hewan diantaranya:
 Obat yang mengandung lemak, jodium sulfa atau asam salisilat
 Perubahan kulit yang akut pengobatan dapat menggunakan asam borax 2-5 %, kalium
permanganate 1:5000
 Untuk luka yang menahun, kulit tebal, hiperpigmentasi dan keropeng dapat menggunakan
Carbowax yang telah mengandung fungisida.
 Obat lain yang dapat digunakan yaitu asam benzoate 6% dan resareinol 1-10%
 Disamping obat oles yang disebutkan di atas dapat juga menggunakan gliserofulvin dan hasilnya
memuaskan
 Pada lesi kecil digunakan miconazole krim 2% atau larutan thiabendazole setiap hari sampai
sembuh
 Apabila lesi berkembang digunakan 0,5% sulfur atau 1:300 larutan captan sebagai pencuci 2 kali
seminggu
 Pada penyakit kronis dapat diberikan obat sistemik seperti microcrystalin griseofulvin
 Pada hewan yang resisten terhadap griseofulvin dapat diberikan ketoconazole 10-30 mg/kg bb/
hari, walaupun obat ini belum dibuktikan pemakaiannya untuk hewan, natamycin dan azole
peroralmaupun intravena
Baca juga mengenai: Agen Penyebab Ringworm dan Cara Penularannya
 
Pencegahan dan Pengendalian
 Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga kesehatan, menjaga sanitasi dan kebersihan
lingkungan maupun hewannya.
 Mencegah penyebaran penyakit sehingga tidak terjadi endemik apabila ada hewan yang terinfeksi
dengan cara mengisolasi hewan yang terinfeksi dan melakukan desinfeksi pada lokasi yang diduga
menjadi sumber spora.
 Perbaikan gizi hewan dan tata laksana pemeliharaan yang baik.
 Hewan peliharaan seperti anjing dan kucing harus dirawat secara baik dengan cara memandikan
secara teratur, pemberian makanan yang sehat dan bergizi.
 Sedangkan untuk ternak sapi khususnya sapi perah harus sering dijaga kebersihannya dengan
memandikan secara teratur, lalu diberikan konsentrat, rumput dan vitamin seperlunya.
 Vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan, namun memerlukan biaya yang relative mahal.

https://ilmuveteriner.com/pengobatan-dan-pencegahan-ringworm/

https://www.alodokter.com/punya-hewan-peliharaan-hati-hati-tertular-jamur-kulit-
atau-ringworm

Punya Hewan Peliharaan? Hati-hati Tertular Jamur


Kulit atau Ringworm

   
Hewan peliharaan bisa menjadi teman di kala kamu kesepian. Tapi,
tahu nggak kalau hewan peliharaanmu bisa menularkan penyakit? Hewan
peliharaan yang tidak dijaga kesehatan dan kebersihannya bisa menularkan
jamur kulit.
Pastikan untuk memeriksakan hewan peliharaanmu ke dokter hewan dan juga
membawanya ke salon khusus hewan secara berkala, ya. Hal ini perlu dilakukan agar
kesehatan serta kebersihan hewan peliharaanmu terjaga, dan kamu terhindar dari
berbagai macam penyakit infeksi yang dapat menular melalui hewan, seperti jamur
kulit.

Apa Bedanya Jamur Kulit pada Hewan dan Manusia?

Jamur kulit (ringworm) adalah kelainan pada kulit yang bisa terjadi di badan, kulit
kepala, kaki, juga selangkangan. Penyakit kulit ini disebabkan oleh infeksi jamur yang
dikenal dengan nama dermatofita.

Kamu dan hewan peliharaanmu bisa saja saling menularkan penyakit ini melalui
sentuhan. Jika terinfeksi, maka kamu atau hewan peliharaanmu akan mengalami gatal
pada hari keempat hingga dua minggu setelah terpapar. Jamur ini lebih suka tumbuh
di area yang lembap dan bagian tubuh yang sering berkeringat. Wilayah yang
beriklim tropis dan hangat seperti Indonesia juga dapat menjadi tempat yang
memudahkan jamur tumbuh.

Sebenarnya, tidak ada perbedaan jamur kulit (ringworm) pada hewan dan manusia.
Hanya saja, terdapat beberapa gejala yang berbeda. Pada manusia, infeksi jamur kulit
menyebabkan bercak atau ruam melingkar yang gatal, berwarna kemerahan, dengan
bagian tepi lebih merah dan bagian tengahnya bersisik. Selain itu, infeksi jamur kulit
pada manusia bisa menyebabkan area kulit kepala atau janggut menjadi botak.

Sedangkan pada hewan, tidak selalu terdapat gejala. Namun, biasanya hewan yang
terinfeksi jamur kulit akan memiliki kulit yang menebal atau mengeras, terdapat
bercak kemerahan dan melingkar, bulu menjadi rapuh dan mudah rontok, ada bagian
kulit yang menjadi agak pitak atau botak, serta terlihat sering menggaruk-garuk
kulitnya. Cakar atau kuku hewan dapat menjadi lebih rapuh dan terlihat berwarna
lebih putih atau pucat, apabila terdapat jamur pada area tersebut.

Penyakit jamur kulit bisa menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya. Kamu
akan lebih mudah tertular ringworm jika sering tidur bersama dengan hewan
peliharaanmu. Selain itu, barang-barang yang disentuh oleh hewan peliharaan juga
bisa menyebarkan infeksi jamur ini.

Tidak hanya ditularkan melalui hewan peliharaan saja, jamur kulit juga mudah
menular dari manusia ke manusia. Hal ini dikarenakan jamur jenis ini bisa bertahan
lama di tempat-tempat seperti ruang ganti umum, serta barang pribadi misalnya sisir,
topi, handuk, atau kuas make-up.

Penyakit ini sangat mudah menyerang anak kecil, orang lanjut usia, serta orang
dengan daya tahan tubuh yang rendah. Jika kamu memiliki hewan peliharaan seperti
anjing dan kucing, kamu harus berhati-hati jika terdapat gejala-gejala di atas pada
hewan peliharaanmu. Selain anjing dan kucing, hewan ternak seperti sapi, kambing,
babi, dan kuda, juga bisa tertular jamur kulit ini.

Cara agar Tidak Tertular Penyakit Jamur Kulit dari Hewan Peliharaan

Sebelum membeli atau mengadopsi hewan peliharaan, ada baiknya kamu mencermati
kondisi kesehatan hewan tersebut. Selain itu, pastikan toko hewan yang kamu datangi
juga memiliki reputasi yang baik, serta rutin memberikan vaksin pada hewan-
hewannya.

Berikut beberapa tips pencegahan agar tidak tertular jamur kulit dari hewan
kesayanganmu:

 Rutin memberikan vaksin pada hewan, guna mengurangi risiko hewan


terinfeksi penyakit yang dapat menular pada dirimu dan orang lain.
 Berikan makanan bernutrisi dan air minum yang bersih. Jangan biarkan hewan
peliharaanmu meminum air dari toilet, sebab berbagai macam infeksi bisa
menyebar melalui air liur, urine, dan tinja.
 Batasi kontak hewan peliharaan dengan hewan liar di luar rumah.
 Cuci tanganmu dengan sabun dan air hangat, setelah menyentuh hewan
peliharaan.
 Gunakan masker dan sarung tangan ketika membersihkan kandang dan
membuang kotoran hewan.
 Hindari mencium atau menyentuh hewan di bagian mulut.
 Jangan berbagi makanan dengan hewan peliharaan.
 Bersihkan setiap sudut ruangan dalam rumah, khususnya area yang sering
dikunjungi hewan peliharaan Gunakan vacuum cleaner untuk membersihkan
permukaan lantai serta benda-benda di dalam ruangan dari bulu atau serpihan
kulit hewan yang masih menempel.

Selain menjaga kebersihan rumah, sirkulasi dan kondisi udara di dalam rumah juga
perlu diperhatikan, karena jamur dapat dengan mudah tumbuh di tempat-tempat yang
dingin dan lembap.

Berbagai cara di atas dapat kamu lakukan agar tidak tertular jamur kulit dari hewan
peliharaanmu. Apabila kamu mengalami gejala infeksi jamur kulit (ringworm),
sebaiknya berkonsultasilah pada dokter untuk memastikannya. Umumnya, infeksi
jamur kulit bisa diobati menggunakan salep atau krim, di antaranya yang
mengandung ketoconazole, yang dijual bebas di apotik atau toko obat. Namun jika
kondisinya parah, dokter mungkin akan menganjurkan tambahan obat antijamur
dalam bentuk oral (obat minum).

Anda mungkin juga menyukai