Anda di halaman 1dari 10

ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

PRAKTIKUM 1
STERILISASI DAN DISINFEKSI RUANG BEDAH

Tujuan Praktikum :

1. Memahami teknik sterilisasi dan disinfeksi ruang bedah


2. Mengetahui alat dan bahan yang dapat digunakan untuk melakukan sterilisasi dan
disinfeksi ruang bedah
Tanggal Praktikum : 24 Agustus 2021

Dosen : Asisten : Nilai :


1. drh. Budhy Jasa Widyananta, 1. drh. Fitria Senja
MSi Murtiningrum, MSi
2. 2. drh. Bintang Nurul Iman
3. 3. Teresa Wening Anggitasari
(B04180107)

A. DISINFEKSI RUANG BEDAH


Sebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses disinfeksi ruang bedah!
Jawab:
1. Disinfektan harus bersifat efisien, maksimal dalam setiap proses desinfeksi namun harganya
tetap terjangkau
2. Zat yang digunakan tidak boleh bersifat toksik/racun bagi manusia maupun hewan
3. Penggunaan dalam jangka waktu yang tepat sehingga tidak akan menimbulkan korosif
4. Pengunaan desinfektan sesuai dengan dosis yang dianjurkan
Tentunya dalam proses desinfeksi ruang bedah hal yang pertama yang harus
dilakukan adalah mengeluarkan semua peralatan bedah, lalu mulai melakukan desinfeksi
pada lantai ruangan, dinding, jendela, kaca, pintu, mau pun atap-atap ruang bedah. Lantai
disapu bersih lalu dipel dan dikeringkan. Perhatikan pula setiap sudut-sudut ruangan jangan
sampai masih meninggalkan debu atau pun kotoran.

Sebutkan dan jelaskan beberapa teknik sterilisasi dan disinfeksi ruang bedah!
Jawab:
1. Teknik sterilisasi panas kering
Menggunakan sterilisator panas kering baru. Sterilisasi di ruang bagian bawah menggunakan
sinar inframerah untuk peralatan yang tahan panas. Tersedia ruang dibagian atas untuk benda
yang tidak tahan panas dengan menggunakan teknologi ozon. Desinfeksi tingkat tinggi teknik
rebus dengan menggunakan sterilisator basah. Material insulator panas terbuat dari glass wool,
merupakan bahan yang baik untuk menyekat panas secara maksimal sehingga tidak banyak
panas yang terbuang. Menggunakan media air untuk pemrosesan alat (Yudianti et. al 2015).

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH1. IPB
Teknik sterilisasi uap digunakan untuk membunuh organisme dengan cara koagulasi dan
denaturasi protein. Teknik ini relatif murah, efektif terhadap spora bakteri, tidak toksik,
dan efektif terhadap material alat yang beragam. Beberapa yang menggunakan teknik ini
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

2. Teknik sterilisasi uap


Digunakan untuk membunuh organisme dengan cara koagulasi dan denaturasi protein. Teknik
ini relatif murah, efektif terhadap spora bakteri, tidak toksik, dan efektif terhadap material alat
yang beragam. Beberapa yang menggunakan teknik ini adalah Gravity - displacement
sterilizer yaitu mesin autoklaf yang umum digunakan, mesin ini beroprasi dengan adanya
keseimbangan antara uap, tekanan, suhu, dan waktu paparan uap. Selanjut nya ada Prevacuum
sterilizer yaitu mesing yang menggunakan pompa untuk mengeluarkan udara sebelum uap
dihasilkan. Selain itu ada juga Flash sterilizer mesin dengan proses sangat cepat sehingga
digunakan untuk waktu yang terdesak.
3. Sterilisasi kimia
menggunakan Ethylene oxide (EtO) yang bersifat karsinogenik, mutagenic, dan neurotoksik.
Digunakan untuk alat yang tidak dapat disterilisasi menggunakan uap. EtO bersifat mudah
terbakar sehingga dikombinasikan dengan CO2 / hidroflorokarbon.

Peralatan apa saja yang perlu dibersihkan dan didisinfeksi? Berikan alasannya!
Jawab:
1. Meja Bedah
Alasan: Karena meja bedah bersentuhan langsung dengan pasien sehingga rawan terjadi
kontaminasi ataupun transimisi mikroorganisme
2. Lampu operasi
Alasan: Agar terhindar dari transmisi mikroorganisme yang dapat membahayakan pasien
3. Tiang infus
Alasan: Agar terhindar dari transmisi mikroorganisme yang dapat membahayakan pasien
4. Peralatan bedah (ex: scalpel, clamp, dll)
Alasan: Terhindar dari mikroorganisme yang bersifat pathogen, menjaga agar peralatan bedah
tetap steril sehingga mengurangi risiko infeksi sekunder pada pasien ketika melakukan proses
pembedahan.
5. Lemari obat-obatan
Alasan: Agar obat-obat yang disimpan tetap dalam keadaan utuh steril sehingga tidak akan
terkontaminasi dengan benda asing yang asing dapat membahayakan pasien.
6. Instrumen trolley
Alasan: Menjaga peralatan medis agar terhindar dari mikroorganisme tyang bersifat pathogen,
menjaga agar peralatan bedah tetap steril yang dapat membahayakan pasien ketika obat
tersebut diberikan
7. Tempat sampah klinis
Alasan: Tempat sampah sangat penting dilakukan desinfeksi karena agar tidak terjadi
transmisi mikroorganisme yang bersifat pathogen.

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH IPB
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

8. Pakaian bedah
Alasan: Agar terbebas dari mikroorganisme pathogen yang dapat membahayakan pasien
ketika melakukan proses bedah sehingga tidak akan menimbulkan infeksi sekunder
9. Kain penutup
Alasan: Kain yang menutupi tubuh pasien ketika proses bedah sedang berlangsung harus
dalam keadaan steril agar tidak terjadi transmisi mikroorganisme yang bersifat patogen
sehingga mengurangi risiko infeksi sekunder
10. Tabung dan selang oksigen
Alasan: Tabung dan selang oksigen perlu disterilisasi agar tidak terjadi kontaminasi saat
digunakan pasien. Terutama selang oksigen yang berkontak langsung dengan pasien.

Kapan seharusnya sterilisasi dan disinfeksi ruang bedah dilakukan?


Jawab: Melakukan pemeliharaan ruang bedah secara teratur sesuai jadwal dengan tujuan
mencegah infeksi silang dan mempertahankan sterilitas. Ada tiga macam sterilisasi dan
desinfeksi ruang bedah, yaitu secara rutin, mingguan, dan sewaktu. Sterilisasi rutih adalah
pembersihan sebelum dan sesudah penggunaan ruang bedah agar siap pakai. Sterilisasi
mingguan dilkukan secara teratur tiap seminggu sekali. Sterilisasi sewaktu dilakukan bila
ruang bedah digunakan untuk Tindakan pembedahan pada kasus infeksi. Hal ini sudah
ditulisan di dalam.

Jelaskan mengapa proses sterilisasi dan disinfeksi ruang bedah penting untuk dilakukan?
Jawab: Strerilisasi dan disinfeksi sangat penting dikarenakan agar ruangan bedah bebas dari
mikroorganisme patogen yang dapat merugikan selain itu juga dengan melakukan kedua hal
tersebut dapat mengurangi atau meminimalisir kontaminasi maupun transmisi
mikroorganisme. Menurut Maryani dan Tri (2016), proses sterilisasi dan desinfeksi
merupakan hal penting untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial yang disebabkan oleh
peralatan atau ruangan yang tidak steril .

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses sterilisasi dan disinfeksi
ruang bedah?
Jawab: Dalam melakukan proses sterilisasi dan desinfeksi lama waktu yang dibutuhkan
tergantung dengan teknik dan bahan apa yang digunakan. Apabila menggunakan teknik udara
panas suhu 140˚C dengan waktu sterilisasi 180 menit, suhu 152˚C selama 60 menit.
Sedangkan, apabila menggunakan teknik pemanasan kering dengan suhu 170˚C dilakukan
sterilisasi selama 60 menit, suhu 160˚C selama 120 menit, suhu 150˚C selama 150 menit, dan
suhu 140˚C selama 180 menit (Suprapto 2009). Perlu diperhatikan juga lama waktu yang
diperlukan untuk sterilisasi dan desinfeksi ruang bedah dipengaruhi oleh luas ruangan karena
semakin luas ruangan semakin membutuhkan waktu lebih banyak dalam proses sterilisasi dan

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH IPB
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

desinfeksi.

Lengkapi tabel berikut mengenai bahan-bahan (sabun/detergent) yang dapat


digunakan untuk membersihkan dan mendisinfeksi ruang dan peralatan bedah!

No Nama dagang Kandungan Fungsi Kelebihan Kelemahan


(Gambar)

1 Sabun cuci piring Surfaktan 16% Membersihkan Efektif Menyebabkan


ekonomi dan natrium noda serta lemak menghilangkan iritasi pada kulit
salisilat 0.15% membandel dan aroma tak sedap, serta limbah
efektif dalam memberikan cairnya dapat
membunuh keharuman yang menyebabkan
kuman segar, tidak polusi
meninggalkan sisa
sabun, serta bersifat
antibakteri

2 Sabun JF Sulfur Salycylic acid dan Membersihkan Teruji klinis sulfur Harga lebih
sulfur kulit dari kotoran dapat merawat mahal dibanding
dan minyak serta kesehatan kulit sabun lainnya,
membunuh serta ampuh dalam memiliki bau
kuman membunuh kuman yang kurang
sedap (sulfur)

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH IPB
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

3 Vanish Hidrogen Membersihkan Cepat dalam Limbah cairnya


Peroksida 5% noda membandel membersihkan dapat
pada pakaian noda, efektif menyebabkan
dalam membunuh polusi serta dapat
kuman, serta menyebabkan
memberikan iritasi pada kulit
keharuman

4 Pembersih lantai Antibacterial Membersihkan Harga terjangkau, Dapat


Benzalkonium lantai dari noda memberikan menyebabkan
chloride 1% membandel dan keharuman bagi iritasi kulit
juga dapat ruangan, dan
membunuh efektif dalam
kuman membunuh kuman

5 Bayclin NaOCl atau Membersihkan Efektif dalam Limbah cairnya


Natrium pakaian dan mengembalikan dapat
Hipoklori 5,2%, mengembalikan warna putih pada menyebabkan
Hidrogen warna asli pakaian polusi air dan
Peroksida, pakaian juga dapat
Sodium Perborat, menyebabkan
Sodium iritasi pada kulit
Perkarbonat yang ditandai
dengan rasa
perih di kulit

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH IPB
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

6 Detol Chloroxylenol Membunuh Efektif dalam Harga nya


4,8 % kuman dan membasmi kuman sedikit lebih
sebagai mahal dibanding
antiseptik dalam produk lainnya
penanganan luka

7 Rinso Natrium Membersihkan Pencucian lebih Menyebabkan


alkilbenzena pakaian bedah efektif dan lebih iritasi pada kulit
sulfonate 22%, dari noda dan mudah dalam
natrium fosfat kotoran menghilangkan
10%, dan nida maupun
natrium karbonat kuman
30%

8 Vixal HCl 17% Menghilangkan Mampu Dapat


segala noda mengembalikan menyebabkan
permukaan bersih iritasi pada mata
dan mengkilap dan kulit
seperti baru

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH IPB
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

9 Harpic Asam klorida Membersihkan Membersihkan Dapat


(10%) dan noda sekaligus noda membandel menyebabkan
oleylamine membunuh 10 kali lipat iritasi pada kulit
kuman & bakteri. dibandik
produkpembersih
lainnya (claim
produk)

10 Wipol Karbol Pine oil 2.5% Membersihkan Mengandung Limbah cairnya


lantai hingga formula aktif dan dapat
bersih dan kesat efektif untuk menyebabkan
membunuh kuman polusi dan juga
dengan harga yang dapat
terjangkau, selain menyebabkan
itu juga iritasi pada kulit
memberikan
keharuman

Mengapa peralatan dalam ruang bedah (seperti meja bedah, meja alat, meja obat-
obatan, lemari, dsb) perlu dibersihkan minimal 3x dengan menggunakan kain bersih
yang dibasahi detergent?
Jawab: Minimal dibersihkan sebanyak 3x karena agar benar – benar dipastikan bahwa sudah
tidak ada lagi mikroorganisme patogen yang dapat membahayakan pasien. Menurut Erviana
dan Mariyamah (2019), pembersihan dilakukan dengan menggunakan kain yang dibasahi
dengan detergent.

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH IPB
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

Mengapa peralatan tersebut juga perlu dikeringkan setelah dibersihkan?


Jawab: Peralatan perlu dikeringkan setelah dibersihkan karena mencegah agar tidak
lembab yang dikhawatirkan akan tumbuh jamur ataupun mikroorganisme lainya yang
merugikan.

Catatan Tambahan : (boleh tambahkan literatur tentang sterilisasi dan ruang bedah)
Sterilisasi yaitu proses untuk menghancurkan sebagian atau seluruh
mikroorganisme pada sebuah benda atau lingkungan. Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai
proses yang secara efektif membunuh atau menghilangkan mikroorganisme yang dapat
berpindah (seperti jamus, bakteri, virus) dari permukaan peralatan (Hardono dan Supriyadi
2020). Menurut Sujoko et. al (2015) sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh
mikroorganisme pengganggu seperti virus, fungi, dan kapang. Sterilisasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu menggunakan uap, kimia,plasma, dan radiasi (Raudah et al.
2017). Desinfeksi adalah proses menghilangkan mikroorganisme yang merugikan dengan
menggunakan zat-zat kimia sintetis maupun bahan alami (Abdullah dan Buraerah 2011).
Menurut Kurniati et. al (2020), desinfeksi dapat dilakukan dengan cara fisik maupun
secara kimiawi.

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH IPB
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

Daftar Pustaka (minimal 5 tahun terakhir dan penulisannya mengikuti aturan IPB)

Abdullah MT dan Buraerah AH. 2011. Lingkungan fisik dan angka kuman udara ruangan di
rumah sakit umum haji Makassar, Sulawesi Selatan. Kesmas: National Public Health
Journal. 5(5): 206-211.
Erviana D, Mariyamah M. 2019. Perbandingan daya serap membran kitosan dan membran kitosan-
silika terhadap penurunan kadar fosfat pada limbah detergen. Di dalam: Rodiah S, Jabbar
JLA, editor. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan ke-2; 2019 Okt 11;
Palembang, Indonesia. Palembang (ID): Penerbit FST. Hlm. 35-40.
Hardono T dan Supriyadi K. 2020. Modifikasi autoclave berbasis atmega328(suhu). Jurnal
Elektromedik Indonesia. 1(2): 58-65.
Kurniati E, Huy V, Anugroho F, Sulianto A, Amalia N, Nadhifa AR. 2020. Analisis pengaruh pH
dan suhu pada desinfeksi air menggunakan microbubbble dan karbondioksida bertekanan.
Journal of Natural Resources and Environmental Management. 10(2): 247-256.
Maryani M dan Tri C. 2016. Studi efektifitas desinfeksi dan sterilisasi dalam menurunkan angka
kuman alat set medikasi di rumah sakit wijayakusuma Purwokerto tahun 2015. Buletin
Keslingmas. 35(1): 79 – 81.
Raudah, Zubaidah T, Santosa I. 2017. Efektivitas sterilisasi metode panas kering pada alat medis
ruang perawatan luka rumah sakit Dr. H. Soemarmo Sastroadmodjo. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. Vol 4(2): 53-56.
Sujoko A, Mustofa L, Dwi P. 2015. Kajian sterilisasi media tumbuh jamur tiram putih (Pleurotus
Ostreatus (L) Fries) menggunakan steamer baglog. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem. 3(3): 303-314.
Suprapto. 2009. Sterilisasi dan Disinfeksi. Surabaya (ID): Airlangga University Press.
Yudianti I, Suprapti S, Hupitoyo H. 2015. Perbandingan efektifitas sterilisasi panas kering dan
desinfeksi tingkat tinggi teknik rebus terhadap pertumbuh Escherichia Coli. Jurnal
Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia. 2(1): 53-59.

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH IPB
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)

DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI


KRP FKH IPB

Anda mungkin juga menyukai