PRAKTIKUM 1
STERILISASI DAN DISINFEKSI RUANG BEDAH
Tujuan Praktikum :
Sebutkan dan jelaskan beberapa teknik sterilisasi dan disinfeksi ruang bedah!
Jawab:
1. Teknik sterilisasi panas kering
Menggunakan sterilisator panas kering baru. Sterilisasi di ruang bagian bawah menggunakan
sinar inframerah untuk peralatan yang tahan panas. Tersedia ruang dibagian atas untuk benda
yang tidak tahan panas dengan menggunakan teknologi ozon. Desinfeksi tingkat tinggi teknik
rebus dengan menggunakan sterilisator basah. Material insulator panas terbuat dari glass wool,
merupakan bahan yang baik untuk menyekat panas secara maksimal sehingga tidak banyak
panas yang terbuang. Menggunakan media air untuk pemrosesan alat (Yudianti et. al 2015).
Peralatan apa saja yang perlu dibersihkan dan didisinfeksi? Berikan alasannya!
Jawab:
1. Meja Bedah
Alasan: Karena meja bedah bersentuhan langsung dengan pasien sehingga rawan terjadi
kontaminasi ataupun transimisi mikroorganisme
2. Lampu operasi
Alasan: Agar terhindar dari transmisi mikroorganisme yang dapat membahayakan pasien
3. Tiang infus
Alasan: Agar terhindar dari transmisi mikroorganisme yang dapat membahayakan pasien
4. Peralatan bedah (ex: scalpel, clamp, dll)
Alasan: Terhindar dari mikroorganisme yang bersifat pathogen, menjaga agar peralatan bedah
tetap steril sehingga mengurangi risiko infeksi sekunder pada pasien ketika melakukan proses
pembedahan.
5. Lemari obat-obatan
Alasan: Agar obat-obat yang disimpan tetap dalam keadaan utuh steril sehingga tidak akan
terkontaminasi dengan benda asing yang asing dapat membahayakan pasien.
6. Instrumen trolley
Alasan: Menjaga peralatan medis agar terhindar dari mikroorganisme tyang bersifat pathogen,
menjaga agar peralatan bedah tetap steril yang dapat membahayakan pasien ketika obat
tersebut diberikan
7. Tempat sampah klinis
Alasan: Tempat sampah sangat penting dilakukan desinfeksi karena agar tidak terjadi
transmisi mikroorganisme yang bersifat pathogen.
8. Pakaian bedah
Alasan: Agar terbebas dari mikroorganisme pathogen yang dapat membahayakan pasien
ketika melakukan proses bedah sehingga tidak akan menimbulkan infeksi sekunder
9. Kain penutup
Alasan: Kain yang menutupi tubuh pasien ketika proses bedah sedang berlangsung harus
dalam keadaan steril agar tidak terjadi transmisi mikroorganisme yang bersifat patogen
sehingga mengurangi risiko infeksi sekunder
10. Tabung dan selang oksigen
Alasan: Tabung dan selang oksigen perlu disterilisasi agar tidak terjadi kontaminasi saat
digunakan pasien. Terutama selang oksigen yang berkontak langsung dengan pasien.
Jelaskan mengapa proses sterilisasi dan disinfeksi ruang bedah penting untuk dilakukan?
Jawab: Strerilisasi dan disinfeksi sangat penting dikarenakan agar ruangan bedah bebas dari
mikroorganisme patogen yang dapat merugikan selain itu juga dengan melakukan kedua hal
tersebut dapat mengurangi atau meminimalisir kontaminasi maupun transmisi
mikroorganisme. Menurut Maryani dan Tri (2016), proses sterilisasi dan desinfeksi
merupakan hal penting untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial yang disebabkan oleh
peralatan atau ruangan yang tidak steril .
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses sterilisasi dan disinfeksi
ruang bedah?
Jawab: Dalam melakukan proses sterilisasi dan desinfeksi lama waktu yang dibutuhkan
tergantung dengan teknik dan bahan apa yang digunakan. Apabila menggunakan teknik udara
panas suhu 140˚C dengan waktu sterilisasi 180 menit, suhu 152˚C selama 60 menit.
Sedangkan, apabila menggunakan teknik pemanasan kering dengan suhu 170˚C dilakukan
sterilisasi selama 60 menit, suhu 160˚C selama 120 menit, suhu 150˚C selama 150 menit, dan
suhu 140˚C selama 180 menit (Suprapto 2009). Perlu diperhatikan juga lama waktu yang
diperlukan untuk sterilisasi dan desinfeksi ruang bedah dipengaruhi oleh luas ruangan karena
semakin luas ruangan semakin membutuhkan waktu lebih banyak dalam proses sterilisasi dan
desinfeksi.
2 Sabun JF Sulfur Salycylic acid dan Membersihkan Teruji klinis sulfur Harga lebih
sulfur kulit dari kotoran dapat merawat mahal dibanding
dan minyak serta kesehatan kulit sabun lainnya,
membunuh serta ampuh dalam memiliki bau
kuman membunuh kuman yang kurang
sedap (sulfur)
Mengapa peralatan dalam ruang bedah (seperti meja bedah, meja alat, meja obat-
obatan, lemari, dsb) perlu dibersihkan minimal 3x dengan menggunakan kain bersih
yang dibasahi detergent?
Jawab: Minimal dibersihkan sebanyak 3x karena agar benar – benar dipastikan bahwa sudah
tidak ada lagi mikroorganisme patogen yang dapat membahayakan pasien. Menurut Erviana
dan Mariyamah (2019), pembersihan dilakukan dengan menggunakan kain yang dibasahi
dengan detergent.
Catatan Tambahan : (boleh tambahkan literatur tentang sterilisasi dan ruang bedah)
Sterilisasi yaitu proses untuk menghancurkan sebagian atau seluruh
mikroorganisme pada sebuah benda atau lingkungan. Sterilisasi dapat didefinisikan sebagai
proses yang secara efektif membunuh atau menghilangkan mikroorganisme yang dapat
berpindah (seperti jamus, bakteri, virus) dari permukaan peralatan (Hardono dan Supriyadi
2020). Menurut Sujoko et. al (2015) sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh
mikroorganisme pengganggu seperti virus, fungi, dan kapang. Sterilisasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu menggunakan uap, kimia,plasma, dan radiasi (Raudah et al.
2017). Desinfeksi adalah proses menghilangkan mikroorganisme yang merugikan dengan
menggunakan zat-zat kimia sintetis maupun bahan alami (Abdullah dan Buraerah 2011).
Menurut Kurniati et. al (2020), desinfeksi dapat dilakukan dengan cara fisik maupun
secara kimiawi.
Daftar Pustaka (minimal 5 tahun terakhir dan penulisannya mengikuti aturan IPB)
Abdullah MT dan Buraerah AH. 2011. Lingkungan fisik dan angka kuman udara ruangan di
rumah sakit umum haji Makassar, Sulawesi Selatan. Kesmas: National Public Health
Journal. 5(5): 206-211.
Erviana D, Mariyamah M. 2019. Perbandingan daya serap membran kitosan dan membran kitosan-
silika terhadap penurunan kadar fosfat pada limbah detergen. Di dalam: Rodiah S, Jabbar
JLA, editor. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan ke-2; 2019 Okt 11;
Palembang, Indonesia. Palembang (ID): Penerbit FST. Hlm. 35-40.
Hardono T dan Supriyadi K. 2020. Modifikasi autoclave berbasis atmega328(suhu). Jurnal
Elektromedik Indonesia. 1(2): 58-65.
Kurniati E, Huy V, Anugroho F, Sulianto A, Amalia N, Nadhifa AR. 2020. Analisis pengaruh pH
dan suhu pada desinfeksi air menggunakan microbubbble dan karbondioksida bertekanan.
Journal of Natural Resources and Environmental Management. 10(2): 247-256.
Maryani M dan Tri C. 2016. Studi efektifitas desinfeksi dan sterilisasi dalam menurunkan angka
kuman alat set medikasi di rumah sakit wijayakusuma Purwokerto tahun 2015. Buletin
Keslingmas. 35(1): 79 – 81.
Raudah, Zubaidah T, Santosa I. 2017. Efektivitas sterilisasi metode panas kering pada alat medis
ruang perawatan luka rumah sakit Dr. H. Soemarmo Sastroadmodjo. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. Vol 4(2): 53-56.
Sujoko A, Mustofa L, Dwi P. 2015. Kajian sterilisasi media tumbuh jamur tiram putih (Pleurotus
Ostreatus (L) Fries) menggunakan steamer baglog. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem. 3(3): 303-314.
Suprapto. 2009. Sterilisasi dan Disinfeksi. Surabaya (ID): Airlangga University Press.
Yudianti I, Suprapti S, Hupitoyo H. 2015. Perbandingan efektifitas sterilisasi panas kering dan
desinfeksi tingkat tinggi teknik rebus terhadap pertumbuh Escherichia Coli. Jurnal
Pendidikan dan Pelayanan Kebidanan Indonesia. 2(1): 53-59.