Anda di halaman 1dari 4

TUGAS REKAYASA LINGKUNGAN

JUDUL:
PENANGANAN LIMBAH LOGAM BERAT INDUSTRI MENGGUNAKAN
FILTER MIKROALGA

Oleh:

Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik


Universitas Diponegoro
Semarang
2018
PENANGANAN LIMBAH LOGAM BERAT INDUSTRI
MENGGUNAKAN FILTER MIKROALGA

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang
banyak, sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia
serta makhluk hidup lainnya. Air merupakan unsur pokok dalam kehidupan
manusia, dipergunakan untuk rumah tangga, industri, pertanian, rekreasi,
transportasi, perikanan dan lain-lain. Disamping itu air dapat pula menyebarkan
penyakit, terutama penyakit infeksi saluran pencernaan makanan. Makin padatnya
penduduk di daerah, dan semakin berkembangnya industri pencemaran air tidak
dapat dihindari lagi. Pencemaran air dapat terjadi pada air permukaan maupun air
dalam tanah. Yang dimaksud dengan air permukaan adalah air sungai, air danau,
air sumur dangkal, air laut, sedang yang dimaksud dengan air dalam tanah adalah
sungai bawah tanah, lapisan air dalam tanah. dan air sumur dalam.
Semakin maraknya kehadiran industri di tanah air tak pelak membawa efek
samping berupa semakin banyaknya limbah yang akan dibuang ke lingkungan.
Pengendalian lingkungan akibat pencemaran buangan industri merupakan salah
satu masalah yang perlu ditanggulangi, karena sangat berpotensi menimbulkan
perubahan kualitas air akibat masuknya limbah yang berasal dari kegiatan tersebut.
Limbah industri cair sebagian besar masih mengandung logam berat yang sulit
diolah sehingga akan sangat mudah menurunkan kualitas air bersih. Limbah
industri yang mengandung logam berat, dapat menyebabkan semakin tingginya
bahan pencemar yang dibawa oleh aliran sungai menuju muara dan akan
terakumulasi di laut. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada biota laut yang ada
didalamnya sehingga berdampak pada kehidupan manusia yang ketergantungannya
terhadap lingkungan perairan laut sangat besar.
Pengolahan limbah industri untuk menghilangkan atau mereduksi
konsentrasi logam berat dapat dilakukan secara fisika kimia yang membutuhkan
biaya mahal. Alternatif untuk menghilangkan logam berat dari lingkungan tercemar
dapat digunakan suatu agen bioremediasi, salah satunya dengan menggunakan
mikroalga. Mikroalga ialah organisme mirip tanaman namun tidak memiliki akar,
batang dan daun. Mikroalga dapat dijumpai dengan mudah di permukaan air tawar
dan air laut dengan bentuk menyerupai rambut-rambut halus. Organisme
fotosintetik ini juga menghasilkan 50% oksigen yang terkandung di atmosfer. Dari
ratusan ribu spesies mikroalga yang ada di Bumi, baru sekitar 35.000 spesies saja
yang mampu diidentifikasi oleh manusia. Ini menunjukkan bahwa potensi
mikroalga sangat besar untuk dikembangkan.
Sejauh ini, mikroalga telah cukup banyak dimanfaatkan dalam berbagai
bidang, mulai dari perikanan (sebagai makanan larva ikan), industri farmasi
(penghasil suplemen bernutrisi tinggi), hingga energi alternatif biodiesel (dengan
menghasilkan etanol). Penggunaan mikroalga sebagai bioremoval seperti
Chlorella, Spirogyra, Nannochloropsis, Scenedesmus, dan Quadricauda dapat
digunakan sebagai agen bioremediasi karena mudah dibudidayakan, tidak
membutuhkan biaya mahal, lebih ramah lingkungan, lebih efektif, dan berpotensi
sebagai material biosorben. Bioakumulasi dan biosorpsi logam berat dengan
mikroalga inaktif (mati) maupun hidup telah digunakan di bidang bioremediasi.
Dalam remediasi limbah logam berat di perairan umumnya digunakan
senyawa klorin (Cl2) sedangkan dalam bioremediasi dapat digunakan mikroalga
yang diantaranya berjenis . Mikroalga lebih disukai dalam bioremediasi limbah
logam berat dibandingkan agen biologis lain seperti mikroba dan jamur karena
struktur tubuhnya lebih mudah berikatan dengan ion logam sehingga memiliki
kemampuan adsorpsi yang lebih tinggi. Selain itu mikroalga juga merupakan agen
yang dapat mereduksi limbah secara berkelanjutan (sustainable), tidak seperti
klorin yang dapat langsung habis setelah beberapa kali digunakan.

Gambar 1 Prototype Alat Untuk Pengananan limbah


Remediasi yang menggunakan klorin biasanya dilakukan dengan metode
presipitasi, yakni memisahkan kandungan logam berat dari air dengan
mengendapkannya di dalam sebuah bak. Pada Gambar 1, digunakan metode filtrasi
melalui sebuah filter yang merupakan sebuah bioreaktor. Bioreaktor tersebut
menggunakan konsep filter dikarenakan metode nya lebih mudah yaitu hanya
dengan melewatkan limbah padat ke bioreaktor. Nantinya, mikroalga yang telah
dikeringkan diletakkan diantara dua lapisan jaring dalam sebuah tangki bioreaktor.
Begitu limbah cair dilewatkan, ion logam berat akan terserap oleh mikroalga
sehingga dihasilkan kualitas air bersih yang lebih baik.
Berikut hasil studi yang dilakukan oleh Endah Rita Sulistya Dewi (2015)
tentang Respon Penurunan Konsentrasi Logam Berat Kromium (Cr) dan
Pertumbuhan Mikroalga Chlorella vulgaris pada Media Kultur

Gambar 1 Konsentrasi Limbah Padat (Cr) yang Terserap (mg/L)


Keterangan :
K : Media kultur dengan penambahan konsentrasi logam Cr 0 mg/L
Cr 1 : Media kultur dengan penambahan konsentrasi logam Cr 1 mg/L
Cr 3 : Media kultur dengan penambahan konsentrasi logam Cr 3 mg/L
Cr 5 : Media kultur dengan penambahan konsentrasi logam Cr 5 mg/L

Sumber :
- https://www.itb.ac.id/news/5186.xhtml
- jurnal Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Anda mungkin juga menyukai