Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Sehingga kita semua
mengetahui dan menyadari, bahwa manusia sebagai makhluk sosial memaksanya untuk
saling membutuhkan satu sama lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri secara individualis,
akan tetapi mereka mempunyai jiwa sosial. Dan untuk itu mereka memerlukan proses agar
interaksi antar manusia bisa terjalin, salah satunya adalah menggunakan komunikasi. Dengan
begitu kehidupan manusia akan terjadi dengan baik.
Pemikiran, lingkungan serta latar belakang yang berbeda membuat manusia memiliki
persepsi lain dalam mengartikan makna komunikasi. Diluar itu yang terpenting adalah
bagaimana kita bisa memahami makna komunikasi secara garis besar dan macamnya.
Berikut ini sedikit pembahasan tentang bentuk-bentuk komunikasi yang kami ambil dari
beberapa sumber yang bisa dibuat sebagai bahan pembahsan bagi kita sebagai pemula yang
mendalami tentang ilmu komunikasi, yang meliputi komunikasi personal, komunikasi
kelompok, komunikasi publik dan komunikasi masa.

1.2 Tujuan penulisan


1. Mengetahui pengertian komunikasi
2. Memahami bentuk-bentuk komunikasi
3. Mengetahui perbedaan bentuk-bentuk komunikasi
4. Mampu menerapkan komunikasi dalam runag lingkungan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-
gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
2.2 Fungsi Dan Tujuan Komunikasi
Fungsi komunikasi menurut Harol D. Lasswell adalah sebagai berikut :
The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan
menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan (kalau dalam media
massa hal ini sebagai penggarapan berita). Sedangkan tujuan komunikasi adalah sebagai
berikut:
1. Perubahan Sosial dan partisipasi sosial. Memberikan berbagai informasi pada
masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta
terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta
dalam pilihan suara pada pemilu atau ikut serta dalam berperilaku sehat, dan
sebagainya.
2. Perubahan Sikap. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat
dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan
memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat
mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup
sehat.
3. Perubahan pendapat. Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan
akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap
tujuan informasi itu disampaikan, misalnya dalam informasi mengenai pemilu.
Terutama informasi mengenai kebijakan pemerinatah yang biasanya selalu
mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi
yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung
kebijakan tersebut.

2
4. Perubahan perilaku. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat
dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan
memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat
mengikuti pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif terhadap pola
hidup sehat atau mengikuti perilaku hidup sehat.
2.3 Bentuk-Bentuk Komunikasi Menurut Para Pakar Komunikasi
Seperti halnya definisi komunikasi, klasifikasi tipe atau bentuk-bentuk komunikasi
dikalangan para pakar juga berbeda satu sama lainnya.klasifikasi itu didasarkan atas sudut
pandang masing-masing pakar menurut pengalaman dan bidang studinya.
Tidak begitu mudah menyalahkan suatu klasifikasi tidak benar, karena masing-masing
pihak memiliki sumber yang cukup beralasan.
a) Menurut kelompok sarjana komunikasi Amerika
Kelompok sarjana komunikasi Amerika yang menulis buku human
communication (1980) membagi komunikasi atas lima macam tipe, yakni Komunikasi
Antar Pribadi(Interpersonal Communication), Komunikasi Kelompok Kecil (Small
Group Communication), Komunikasi Organisasi (Organizational Comminication),
Komunikasi Massa (Mass communication), Komunikasi Publik (Public Communication).
b) Menurut Josep A. Devito
Josep A Devito seorang profesor komunikasi di city university of New York dalam
bukunya (1982) membagi komunikasi atas empat macam, yakni Komunikasi Antar Pribadi,
Komunikasi Kelompok Kecil, Komunikasi Publik, dan Komunikasi Massa.
c) Menurut R. Wayne Pace dan teman-temannya
Wayne peace dan temanya yang merupaka akademisi dari Brigham Young
University dalam bukunya Techniques for Effectife Communication (1979) membagi
komunikasi atas tiga tipe, yakni komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antar pribadi
serta komunikasi khalayak.
d) Menurut sarjana komunikasi aliran Eropa
Beberapa sarjana komunikasi aliran Eropa hanya membagi komunikasi menjadi dua
macam, yakni Komunikasi Antar Pribadi dan Komunikasi Massa.Di Indonesia ada kalangan
yang membagi komunikasi menjadi dua macam, yakni Komunikasi Massa dan Komunikasi
Sosial.
e) Menurut pakarIlmu Komunikasi
Para pakar ilmu komunikasi mengelompokkan pembagian komunikasi dalam bentuk
yang bermacam-macam. Sebagaimana telah dipaparkan Dedy Mulyana dalam bukunya
3
berjudul Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar bahwasanya komunikasi dilihat dari peserta
komunikasinya terbagi menjadi beberapa bagian, yakni Komuniikasi dengan Diri Sendiri,
Komunikasi Antar Pribadi, Komunikasi Massa, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Kelompok.

2.4 Bentuk-Bentuk Komunikasi Secara Garis Besar


Memerhatikan beberapa pandangan para pakar di atas mengenai tipe-tipe atau bentuk-
bentuk komunikasi maka yang akan kita membagi atas lima tipe, yakni, Komunikasi dengan
diri sendiri (intrapersonal communication), Komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication), Komunikasi kelompok (group communication), Komunikasi publik (public
communication), Komunikasi massa (mass communication)
a) Komunikasi Dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi didalam
individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri. Sepintas lalu
memang agak lucu kedengarannya, kalau ada orang yang berkomunikasi dengan dirinya
sendiri.
Terjadinya proses komunikasi di sini karena adanya seseorang yang memberi arti
terhadap suatu objekyang diamatinya atau terbetik dalam pikirannya. Objek dalam hal ini
bisa saja dalam bentuk benda, kejadian alam, peristiwa, pengalaman, fakta yang mengandung
arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar maupun yang ada di dalam diri seseorang.
Objek yang diamati mengalami proses perkembangan dalam pikiran manusia setelah
mendapat rangsangan dari panca indera yang dimilikinya. Hasil kerja dari pikiran tadi setelah
di evaluasi pad gilirannya akan memberi pengaruh pada pengetahuan, sikap, dan perilaku
seseorang.
Dalam proses pengambilan keputusan, sering kali manusia dihadapkan pada pilihan
kata ya atau tidak. Keadaan semacam ini membawa seseorang pada situasi berkomunikasi
dengan diri sendiri, terutama dalam menentukan untung rugunya suatu keputusan yang akan
di ambil. Cara ini hanya bisa dilakukan dengan metode komunikasi intrapersonal atau
komunikasi dengan diri sendiri.
Beberapa kalangan menilai bahwa proses pemberian arti terhadap sesuatu yang terjadi
dalam andividu, belum dapat dinilai sebagai proses komunikasi, melainkan suatu aktifitas
internal monolog (Asante, 1979)

4
Studi komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) kurang begitu
banyak mendapat perhatian, kecuali dari kalangan yang berminat dalam bidang psikologi
behavioristik.Oleh karena itu, literatur uang membicarakan tentang komunikasi intrapersonal
bisa dikatakan sanagt langka ditemukan.

b) Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)


Komunikasi antar pribadi yang dimaksud disini ialah proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R.
Wayne Pace (1979) bahwa “interpersonal communication is communication involving two or
more people in a face to face setting.”
Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi bisa dibedakan atas dua macam, yakni
komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan komunikasi kelompok kecil (Small Group
Communication).
Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang
dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menrurt Pace dapat dilakukan dalam tiga
bentuk, yakni percakapan, dialog, dan wawancara.Percakapan berlangsung dalam suasana
yang bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih
dalam, dan lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak
yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab.
Komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga
orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya.
Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai sebagai tipe komunikasi
antarpribadi karena; pertama, anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi
yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicaraan berlangsung secara terpotong-
potong dimana semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain
tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi situasi. Ketiga, sumber dan penerima sulit di
identifikasi.Dalam situasi seperti ini, semua anggota bisa berperan sebagai sumber dan juga
pembicara. Oleh karena itu pengaruhnya bisa bermacam-macam, misalnya si A bisa
terpengaruh dari si B, dan si C bisa memengaruhi si B. proses komunikasi seperti ini banyak
ditemukan dalam kelompok studi dan kelompok diskusi.
Pada intinya komunikasi antar pribadi itu akan terjadi manakala antara komunikator
dan komunikan terjadi komunikasi. Untuk maencapai komuniksi efektif, maka persamaan
antara komunikator dan komunikan harus diwujudkan, yaitu situasi komunikasi yang bersifat
hemophyli.Jika situasi seperti ini sudah terwujud maka komunikasi akan lebih efektif sebab
5
antara komunikator dan komunikan bisa benar-benar mengerti akan pesan yang
tersampaikan.Bagaimana dengan komunikasi yang bersifat heterophyli?
Homophyli adalah debuah istilah yang menggambarkan derajatpasangan yang
berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifat (atribut), seperti kepercayaan, nilai,
pendidikan, status sosial, dan sebagainya.Sedangkan Heterophyli adalah sebagai
kebalikannya. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa komunikasi akan lebih efektif
manakala hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat homophyli, yakni sama
keadaannya (dalam sifat/atribut), karena orang selalu cenderung mengadakan komuniksi
dengan orang yang di anggap sama. Akan tetapi tidaklah berarti orang yang berbeda sifat
(heterophyli) tidak dapat efektif dalam berkomunikasi. Mereka dapat berkomunikasi secara
efektif apabila salah satunya atau keduanya memiliki kemempuan untuk melakukan empathy
satu sama lain.
ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain :
1. Arus pesan dua arah. Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan
penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran
pesan mengikuti arus dua arah. Artinya, komunikator dan komunikan dapat berganti
peran secara cepat.
2. Suasana nonformal. Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana
nonformal. Dengan demikian, apabila komunikasi itu berlangsung antara para pejabat
di sebuah instansi, maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kaku berpegang
pada hierarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih pendekatan secara
individu yang bersifat pertemanan.
3. Umpan balik segera. Oleh karena komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan
para pelaku komunikasi secara bertatap muka, maka dapat segera. Seorang
komunikator dapat segera memperoleh balikan atas pesan yang disampaikan dari
komunikan, baik secara verbal maupun nonverbal.
4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat. Komunikasi interpersonal
merupakan metode komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi
berada dalam jarak dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak dalam
arti fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat
tertentu. Sedangkan jarak yang dekat secara psikologis menunjukan keintiman
hubungan antar individu.
5. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik
secara verbal maupun nonverbal. Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi
6
inerpersonal, peserta komunikasi dapat memberdayakan pemanfaatan kekuatan pesan
verbal maupun nonverbal secara simultan. Peserta komunikasi berupaya saling
meyakinkan, dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal
secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi.
Sementara itu Judy C.Pearson (S. Djuarsa Sendjaja, 2002:2.1) menyebutkan enam
karakteristik komunikasi interpersonal, yaitu:
1. Komunikasi interpersonal dimulai dengan diri pribadi (self). Artinya bahwa segala
bentuk proses penafsiran pesan maupun penilaian mengenai orang lain, berangkat
dari diri sendiri.
2. Komunikasi interpersonal bersifat transaksi. Ciri komunikasi seperti ini terlihat dari
kenyataan bahwa komunikasi interpersonal bersifat dinamis, merupakan pertukaran
pesan secara timbal balik dan berkelanjutan.
3. Komunikasi interpersonal menyangkut aspek isi pesan dan hubungan antrapribadi.
Maksudnya bahwa efektivitas komunikasi interpersonal tidak hanya ditentukan oleh
kualitas pesan, melainkan juga ditentukan kadar hubungan antarindividu.
4. Komunikasi interpersonal mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak
yang berkomunikasi. Dengan kata lain, komunikasi interpersonal akan lebih efektif
manakala antara pihak-pihak yang berkomunikasi itu saling bertatap muka.
5. Komunikasi interpersonal menempatkan kedua belah pihak yang berkomunikasi
saling tergantung antar satu dengan yang lainnya (interdependensi). Hal ini
mengindikasikan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan ranah emosi, sehingga
terdapat saling ketergantungan emosional di antara pihak-pihak yang berkomunikasi.
6. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah maupun diulang. Artinya, ketika
seseorang sudah terlanjur mengucapkan sesuatu kepada orang lain, maka ucapan itu
sudah tidak dapat diubah atau diulang, karena sudah terlanjur diterima oleh
komunikan. Ibaratnya seperti anak panah yang sudah terlepas dari busurnya, sudah
tidak dapat ditarik lagi.
c) Komunikasi Kelompok (Group Communication
Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi antara sekumpulan
manusia yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat,
kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat
untuk mengambil suatu keputusan.
7
Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang
dilakukan kelompok kecil tersebut (small group communication).komunikasi kelompok
dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antar pribadi, karena itu kebanyakan teori
komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikas kelompok.Namun demikian jumlah
orang dalam kelompok-kelompok itu tidak bisa ditentukan secara eksak jumlahnya.
Lalu apa yang membedakan komunikasi kelompok dengan komunikasi antar
komunikasi pribadi(interpersonal)??? Antara komunikasi kelompok dengan komunikasi antar
pribadi sebenarnya tidak perlu ditarik garis pemisah. Kedua bidang tersebut bertumpang
tindih dan banyak situasi tatap muka dapat di ungkapkan dalam berbagai cara sesuai dengan
perhatian tujuan si pengamat.
Lalu dalam hal apa kedua bidang tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan???
Baik komunikasi kelompok maupun komunikasi antar pribadi melibatkan dua atau
lebih individu yang secara fisik berdekatan dan yang menyampaikan serta menjawab pesan-
pesan baik secara verbal maupun secara nonverbal. Akan tetapi komunikasi antar pribadi
biasanya dikaitkan dengan pertemuan antara dua, tiga, atau mungkin empat orang yang
terjadi secara spontan dan tidak berstruktur, secangkan komunikasi kelompok terjadi dalam
suasana berstruktur dimana para pesertanya lebih cenderung melihat dirinya sebagai
kelompok serta mempunyai kesadaran tinggi tentang sasaran bersama. Komunikasi kelompok
cenderung dilakukan secara sengaja dibandingkan dengan komunikasi antar pribadi, dan
umumnya para pesertanya lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing-
masing. Meskipun komunikasi kelompok dapat dan memang terjadi dalam suatu kelompok
yang terdiri dari dua, tiga, atau empat individu, ia juga dapat terjadi dalam kelompok tatap
muka yang lebih besar dan kelompok-kelompok tersebut lebih bersifat permanen daripada
kelompok-kelompok yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi.
Sedangkan kriteria pokok yang membedakan antar komunikasi kelompok dengan
komunikasi antar pribadi adalah kadar spontanitas, struktural, kesadaran akan sasaran
kelompok, ukuran kelompok, rekativitas sifat permanen dari kelompok serta identitas diri.
Tentunya, mungkin juga mengaitkan kejadian-kejadian antar pribadi dalam suatu tatanan
komunikasi kelompok atau sebaliknya, tetapi ini tergantung pada perhatian khusus atau
kepentingan si pengamat.
d) Komunikasi publik (public communication)
Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, komunikasi kolektif, komunikasi
retorika, public speaking dan komunikasi khalayak (audience communication). Apapun

8
namanya, komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di mana pesan-pesan
disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar.
Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi interpersonal (pribadi), karena
berlangsung secara tatap muka, tetspi terdapat beberapa perbedaan yang cukup mendasar
sehingga memiliki ciri masing-masing.
Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinu.Dapat di
identifikasi siapa berbicara (sumber) dan siapa pendengarnya.Interaksi antara sumber dan
penerima sangat terbatas, sehingga tanggapan balik juga terbatas.Hal ini disebabkan karena
waktu yang digunakan angat terbatas, dan jumlah khalayak relatif besar.sumber sering kali
tidak dapat mengidentifikasi satu per satu pendengarnya.
Ciri lain yang dimiliki komunikasi publik bahwa pesan yang disampaikan itu tidak
berlangsung secara spontanitas, tetapi terancana dan dipersiapkan lebih awal. Tipe
komunikasi publik biasanya ditemukan dalam berbagai aktivitas seperti kuliah umum,
khotbah, rapat akbar, pengarahan, ceramah, dan semacamnya.
Ada kalangan tertentu menilai bahwa komunikasi publik bisa digolongkan
komunikasi massa bila dilihat pesannya yang terbuka. Tetapi terdapat kasus tertentu dimana
pesan yang disampaikan itu terbatas pada segmen khalayak tertentu.Misalnya pengarahan,
sentiaji, diskusi panel, seminar, dan rapat anggota.Karena itu komunikasi komunikasi publik
bisa juga disebut kominikasi kelompok bila dilihat dari segi tempat dan situasi.
Sebelum radio digunakan sebagai sumber informasi, komunikasi publik banyak sekali
digunakan untuk penyampaian informasi di lapangan terbuka.Namun, sekarang komunikasi
publik kembali banyak dilakukan terutama menjelang pemilu denganpengarahan masa yang
sebanyak-banyaknya. Komuniksi publik seperti ini makin banyak menarik perhatian dan
minat pengunjung jika disertai dengna pertunjukan artis dan ceramah kiai kondang yang
khusus di datangkan untuk menggalang massa.
e) Komunikasi Massa (Mass Communication)
Terdapat berbagai macam pendapat tentang pengertian komunikasi massa. Ada yang
menilai dari segmen khalayaknya, dari segi medianya, dan ada pula dari segi sifat pesannya.
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung
dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepeda khalayak yang sifatnya
massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.
Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang sebelumnya, komunikasi
massa memiliki ciri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik
dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.
9
Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa ialah sumber dan penerima dihubungkan
oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau
institusi yang terdiri dari banyak orang, misal reporter, penyiar, editor, teknisi, dan
sebagainya. Oleh karena itu, proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana
(dipersiapkan lebih awal), terkendali oleh redaktur dan lebih rumit, dengan kata lain
melembaga.
Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat
(tertunda) dan sangat terbatas. Akan tetapi, dengan perkembangan komunikasi yang begitu
cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan televisi, maka umpan balik dari
khalayak bisa dilakukan denga cepat kepada penyiar, misalnya melalui program interaktif.
Selain itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat,
serempak dan luas. Ia mampu menagatasi jarak dan waktu, serta tahan lama bial di
dokumentasikan. Dari segi ekonomi, biaya komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan
dukungan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolanya.
Untuk mencapai efektivitas yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan yang
menggunakan media massa, harus di ketahui karakteristik dari komunikasi massa tersebut,
sebagai berikut:
1) Bersifat simultan, ialah bahwa walaupun komunikan berada pada jarak
satu sama lain terpisah, tetapi media massa mampu membina
keserempakan kontak dengna komunikan dalam penyampaian pesannya.
2) Bersifat umum, ialah pesan yang disampaikan melalui media massa
ditujukan kepada umum dan disamping itu juga mengenai kepentingan
umum.
3) Komunikannya heterogen, sebagai konsekuensi daripada penyebaran yang
teramat luas (jangkauan audiencenya), maka komunikan dari komunikasi
massa terdiri dari berbagai macam, inilah menjadikan komunikannya
heterogen.
4) Berlangsung satu arah, ialah bahwa feedback yang terjadi ialah delayed
feedback, berbeda dengan komunikasi tatap muka.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi yang merupakan aktivitas penting dalam kehidupanya karena perananya
yang amat vital. Tanpa ada komunikasi kehidupan di dunia ini tidak akan berlangsung karena
tanpa komunikasi berarti tidak ada interaksi dan tanpa interaksi kehidupan manusia tidak
akan pernah berlangsung, karena sifat manusia adalah makhluk sosial.
Terlepas dari itu, bentuk-bentuk komunikasi sangatlah bervariasi, setiap manusia
memiliki pandangan yang berbeda mngenai bentuk-bentuk komunikasi tergantung siapa dia
dan apa latar belakang dia, dan perbedaan adalah sesuatu yang sah-sah saja selama
mempunyai alasan yang kuat.
Dari sekian banyak pendapat para pakar komunikasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
bentuk komunikasi secara garis besar terdiri dari 5 bentuk yakniKomunikasi dengan diri
sendiri (intrapersonal communication), Komunikasi antar pribadi (interpersonal
communication), Komunikasi kelompok (group communication), Komunikasi publik (public
communication), Komunikasi massa (mass communication).
Disamping itu, kelima bentuk komunikasi tersebut tentunya jika di kaitkan dengan
dakwah memiliki peran dan konteks yang berbeda-beda. Komunikasi intrapersonal besar
peranya dalam mendakwahi diri sendiri, komunikasi interpersonal besar perananya untuk
menyampaikan pesan di daerah yang asing akan hal baru, komunikasi grup berperan dalam
menyampaikan dakwah dengan orang yang satu tujuan, komunikasi publik kental dalam
proses dakwah pada daerah yang sudah bisa menerima isi pokok dakwah dan yang terakhir
komunikasi massa diperlukan untuk pendakwah di jaman modern sebagai jawaban bahwa
islam menerima sesuatu yang baru yang mempunyai nilai maslahat.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://sulastomo.blogspot.com/2010/12/fungsi-dan-tujuan-komunikasi.html
Kholili,H.M. Komunikasi untuk dakwah.Yogyakarta, CV.Amanah, januari 2009

Cangara, Hafield.H. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2007.

Widjaja,A.W, KOMUNIKASI (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), Jakarta, BUMI


AKSARA, Januari 1993.

A.Goldberg,Alvin dan E.Larson, Carl. Komunikasi Kelompok, Jakarta, Penerbit Universitas


Indonesia (UI-Press), 1985.

Depari, Eduard dan MacAndrews, Colin.Peranan KOOMUNIKASI MASSA dalam


PEMBANGUNAN, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1998.

12

Anda mungkin juga menyukai