A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2001, masyarakat internasional telah mencanangkan Millenium
Development Goals (MDG’s). Komitmen terhadap MDG’s ini diwakili oleh 8 (delapan)
tujuan untuk membuat perubahan yang signifikan terhadap status kesehatan penduduk
dunia. Kesenjangan utama yang mungkin timbul dalam pencapaian tujuan MDGs,
terletak pada perbedaan status kesehatan dan usia harapan hidup antara kaya dan
miskin, antara penduduk negara maju dan negara berkembang, antara laki-laki dan
perempuan, serta antara penduduk daerah pedesaan dan perkotaan, sebagaimana
terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia. Hasil evaluasi WHO tahun 2009,
menunjukkan adanya perubahan mendasar dalam pencapaian tujuan MDGs sebagai
dampak dari intervensi kesehatan terutama intervensi untuk mengontrol HIV dan
immunisasi campak. Namun demikian, data juga menunjukkan bahwa masih dijumpai
adanya kesenjangan (gap) pada masalah kesehatan, kesejahteraan dan Usia Harapan
Hidup penduduk dari berbagai kelompok masyarakat.
Aspek kunci yang harus diperhatikan dalam pemberian pelayanan kesehatan adalah:
keterjangkauan (accessibility), serta kesetaraan dan keadilan (equity) bagi masyarakat.
Pada penerapannya, akses terhadap pelayanan kesehatan dibatasi oleh berbagai
kendala antara lain kendala pembiayaan, kendala bahasa, rendahnya kualitas
pelayanan, serta langkah-langkah intervensi yang masih kurang tepat. Kendala lain
yang juga terkait erat adalah sumber daya manusia kesehatan, serta kesiapan tenaga
kesehatan untuk memberikan pelayanan yang kompeten dan professional sesuai
dengan standar. Berbagai keterbatasan dalam akses pelayanan tersebut akan memiliki
dampak langsung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Sementara itu, Health
Equity dititikberatkan pada upaya-upaya untuk mendorong pergerakan global dalam
mempercepat pencapaian tujuan MDGs.
Pada tahun 2008, WHO sebagaimana direlease oleh The Commission on the Social
Determinants of Health (CSDH) menekankan bahwa perawat dan tenaga kesehatan
lainnya memiliki peran penting di berbagai tatanan baik di fasilitas kesehatan, maupun
di keluarga dan masyarakat, untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan dalam
pencapaian kesehatan, serta mengembangkan pemahaman yang kuat tentang
bagaimana sektor kesehatan dapat berperan mengurangi inequities. Perawat juga
dianjurkan untuk dapat memahami perannya dalam mewujudkan tersedianya pelayanan
kesehatan yang setara dan adil (equitable) dan terjangkau (accessible).
B. TEMA
Closing the Gap: Increasing Access and Equity Through Nursing Services
D. KEGIATAN
1. Pembukaan Pameran Nasional oleh Menteri Kesehatan RI
2. Display produk-produk pelayanan keperawatan di rumah sakit
3. Display perkembangan pendidikan Keperawatan di Indonesia
4. Pencitraan pelayanan keperawatan di Indonesia
5. Talkshow kesehatan dan konsultasi pelayanan kesehatan
6. Pemeriksaan kesehatan kepada publik secara gratis
7. Hiburan (Musik) dan Lomba Band
E. SASARAN
Sasaran kegiatan pameran “Indonesia Nursing Expo 2011” adalah sebagai berikut:
Peserta pameran berjumlah 200 orang berasal dari:
Rumah Sakit
Institusi Pendidikan Keperawatan (FIK, STIKES, Poltekes)
Industri bidang Kesehatan