PENDAHULUAN
1
terjadi, agar dapat mengurangi terjadinya pelanggaran etika bisnis dalam
dunia usaha.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sudah diatur oleh hukum, sehingga kegiatan bisnisnya tidak
melanggar hukum dan dapat memperoleh keuntungan maksimum.
a. Kontrak bisnis
i. Jaminan hutang
j. Surat-surat berharga
k. Ketenagakerjaan
p. Perpajakan
q. Asuransi
4
r. Menyelesaikan sengketa bisnis
s. Bisnis Internasional
5
2.4 Profil Perusahaan PT Nabisco (Oreo)
Profil Produk
Jenis : Biskuit
6
PT Nabisco pun tepat dalam mengeluarkan produk biskuit coklat berlapis
susu ini, yaitu anak-anak. Ada pepatah mengatakan “tak ada satu pun
orangtua yang tidak menyayangi anaknya.” Ini merpakan uangkapan
yang tepat bagi orang tua yang mempunyai anak-anak terlebih anak yang
berusia masih kecil. Kekhawatiran orang tua ini, menjadi membludak
sebab diisukannya biskuit Oreo, yang merupakan biskuit favorit anak-
anak, mengandung bahan melamin. Hal ini cukup berlangsung lama di
dunia perbisnisan, sehingga tingkat penjualan menrurun drastis. BPOM
dan dinas kesehatan mengatakan bahwa Oreo produksi luar negeri
mengandung melamin dan tidak layak untuk dikonsumsi karena
berbahaya bagi kesehatan maka, harus ditarik peredarannya.
7
berani untuk mengambil tindakan kecurangan untuk menekan biaya
produksi produk. Mereka melakukan hal tersebut hanya untuk
mendapatkan laba yang besar dan ongkos produksi yang minimal.
Mengesampingkan aspek kesehatan konsumen dan membiarkan
penggunaan zat berbahaya dalam produknya. Dalam kasus ini, Oreo
sengaja menambahkan zat melamin padahal bila dilihat dari segi
kesehatan manusia, zat tersebut dapat menimbulkan kanker hati dan
lambung.
Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan jasa”.
8
Pasal 8
Ayat 4 : “pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan
ayat (2) dilarang memperdagangkan barang atau jasa tersebut serta wajib
menariknya dari peredaran”.
Pasal 19 :
9
2.7 Penyelesaian Masalah Yang Dilakukan
a. Menggunakan jasa orang ketiga ahli gizi atau orang yang bekerja
dalam hal penelitian kandungan makanan atau minuman.
Dimana yang kita ketahui bahwa isu akan adanya kandungan
berbahaya pada produk Oreo yang diproduksi di luar negeri mau
tidak mau juga berimbas pada perusahaan dalam negeri yang juga
sama-sama memproduksi Oreo. Pemberitaan yang begitu gencar
dilakukan media massa mau tidak mau menyeret reputasi PT.
Kraft Indonesia dimana yang juga memproduksi produk Oreo.
Dalam awal kemunculannya, Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) menemukan kandungan berbahaya pada
sejumlah produk tersebut. Dalam pers conference tersebut telah
diumumkan bahwa produk yang mengandung bahan berbahaya
yaitu produk yang berlabel ML. Namun bagi masyarakat yang
tidak mendengarkan atau menyimak informasi tersebut secara
detail maka mereka beranggapan bahwa semua produk tersebut
baik diproduksi oleh dalam negeri atau luar negeri beranggapan
bahwa Oreo tidak aman apabila dikonsumsi. Menggunakan jasa
orang ketiga sebagai cara yang harus kita tempuh untuk menguji
produk yang telah produksi. Sehingga dari hasil laboratorium apa
saja yang terkandung dalam makanan ini setelah melewati masa
10
uji coba laboratorium akan terdeteksi dengan baik.
Hal ini perlu dilakukan dalam tahap awal karena pada tahap
membuktikan bahwa produk Oreo yang diproduksi dalam negeri
itu aman untuk dikonsumsi. Dengan hasil temuan pada
laboratorium tersebut akan membuat kita berani untuk berbicara
di depan umum dan memaparkan duduk permasalahan yang
sedang di alami oleh perusahaan akibat imbas dari isu adanya
bahan berbahaya dari produk yang mereka produksi. Dengan hasil
lab yang secara jelas produk Oreo diuji dan menghasilkan hasil
uji lab tersebut merupakan senjata yang ampuh untuk perusahaan
PT. Kraft Indonesia untuk mengklarifikasi akan berita yang telah
membuat produk Oreo produksi dalam negeri ditinggalkan dari
konsumen. Adanya hasil laboratorium yang telah diuji oleh
beberapa ahli dan para pakar gizi yang telah menyaksikannya
akan proses uji lab atas makanan produk Oreo dalam negeri
diharapkan akan menjadi manfaat yang sangat besar bagi
perkembangan produk Oreo agar seperti pada kondisi yang stabil
sebelum isu terkena imbas akan bahan berbahaya yang
terkandung pada produk Oreo.
11
membedakan produk Oreo yang berkode ML dengan produk
Oreo yang diproduksi oleh PT. Kraft Indonesia. Dengan edukasi
yang dilakukan melalui media ini diharapkan agar masyarakat
bisa lebih selektif dalam membeli produk Oreo, selain itu
menyakinkan bahwa produk Oreo tetap masuk dalam daftar
belanja para konsumen. Media merupakan sarana alat komunikasi
yang efektif dalam menyebarkan informasi dari seorang public
relation. Dalam permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan PT.
Kraft Indonesia diharapkan agar masyarakat bisa mengetahui atau
bisa meluruskan pandangannya yang salah mengenai produk Oreo
dalam negeri. Dengan meluruskan pandangan yang selama ini
salah diharapkan masyarakat Indonesia bisa mengembalikan citra
atau image perusahaan PT. Kraft Indonesia.
12
munculnya iklan ferdi hasan yang mengiklankan oreo diolah oleh
produk yang berkualitas, higien, dan bahan baku yang sehat.
Lama kelamaan pun masalah ini hilang ditelan waktu dan citra
Oreo pun kembali bersinar belakangan ini.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
3.2 Kesimpulan
14
Jadi, agar dapat berjalan dengan baik di dalam suatu perusahaan
bukan hanya mementingkan keuntungan atau laba semata melainkan juga
produksi produk, konsumen, lingkungan dan lain sebagainya.
15