Anda di halaman 1dari 6

1

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk melatih pada kondisi objek yang alamiah
dengan penelitian sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna darpada generalisasi. Tujuan
pendekatan ini adalah untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data
yang mengandung makna serta memusatkan perhatian pada suatu kasus
secara intensif dan rinci (Sugiyono, 2008).

B. Subjek Penelitian / Partisipan


Partisipan adalah merujuk pada individu-individu yang menjalin
hubungan kerjasama dengan peneliti, berkontribusi dalam pengambilan
keputusan pada riset, serta menyampaikan pada peneliti mengenai hal-hal
yang mereka ketahui atau alami, hal ini biasanya digunakan pada riset aksi
(DePoy & Gitlin, 2015).
Teknik sampling penelitian adalah menggunakan non probability
sampling dengan pendekatan purposive sampling (teknik pengambilan semel
dengan pertimbangan dan tujuan tertentu)
Peneliti akan menghadirkan 2 pasien yang berbeda dengan penyakit
yang sama yaitu 2 pasien anak prasekolah dengan maslah keperawatan dan
diagnosa medis yang sama yaitu penyakit Demam Typhoid.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

42
2

Penelitian ini dilakukan di Ruang Samolo 1 RSUD Sayang Cianjur.


Penelitian dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2018

D. Setting Penelitian
Pasien berada di ruang Samolo 3 RSUD Cianjur di kelas III kasus I
diruang 3 dengan posisi tempat tidur bad ke 7, dan kasus 2 dilorong dengan
posisi tempat tidur bad ke 1. Suasana ruangan bersih dan rapih, pada saat
peneliti melakukan pengkajian suasana ruangan tenang dan bukan jam
kunjungan pasien.

E. Metode Pengumpulan Data


Metode Penelitian pada klien, melakukan observasi dengan menggunakan
aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Metode Observasi dan Pmeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) TTV
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Pernafasan
d) Suhu
4) BB/TB
b. Pemeriksaan Head To Toe (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
1) Penampilan umum
2) Kepala
3) Mata
4) Hidung
5) Telinga
6) Mulut dan tenggorokan
7) Leher
8) Dada
9) Abdomen
10) Tangan (ekstremitas atas)
11) Genetalia
12) Anus
13) Kaki (ekstremitas bawah)
2. Metode wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
3

akan diperoleh. Dalam teknik ini peneliti telah menyiapkan instrument


penelitian berupa pertanyaan pertanyaan tertulis yang alternative
jawabannya pun telah disiapkan. Dalam wawancara ini setiap responden
diberikan pertanyaan yang sama (Sugiyono, 2011).
Peneliti melakukan wawancara untuk menggali identitas, keluhan
responden, dan membicarakan tentang prosedur yang akan dilakukan pada
responden, serta menanyakan kesetujuan untuk dilakukan terapi.
3. Metode dokumentasi
Peneliti melakukan semua tindakan dan semuanya didokumentasikan
melalui asuhan keperawatan.

F. Metode Uji Keabsahan Data


Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas
data/informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data
yang validitas tinggi. Disamping integritas peneliti (karena pneliti menjadi
instrumen utama) maka uji keabsahan data dapat menggunakan triangulasi
sumber/metode. Yaitu menggunakan klien, perawat, keluarga klien sebagai
sumber informasi, sumber dokumentasi dll. Jika informasi yang didapatkan
dari sumber klien, sama dengan yang didapatkan dari perawat dan kelurga
klien, maka informasi tersebut valid.
Keabsahan hasil penelitian merupakan kredibilitas hasil riset dan
kekuatan ilmiah yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
dibahas dengan strategi yang disusun untuk meningkatkan validitas dan
realibilitas, untuk itu digunakan :
1. Memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan
2. Sumber informasi menggunakan triagulasi dari tiga sumber utama yaitu
pasien, perawat, dan kelaurga partisipan yang berhubungan dengan
masalah Tyhpoid Fever
Menurut Norman K Denkin dalam Maleong (2009), Triangulasi:
sebagai gabungan / kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk
mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif
yang berbeda.
a. Triangulasi metode
Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan
cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan
4

metode wawancara (bebas / terstruktur), observasi, dan survey.


Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang
diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan
kebenarannya. (Pasien, perawat, keluarga)
b. Triangulasi sumber data
Menggali kebenaran informal tertentu melalui berbagai metode dan
sumber perolehan data. Misalnya selain wawancara dan observasi,
peneliti bisa menggunakan observasi terlibat, catatan resmi, catatan
atau tulisan pribadi.

G. Metode Analisa Data


Metode analisis, dalam penelitian kualitatif, penulis deskriptif sebagai
mana yang di kemukakan oleh Moleong (2009) mengikuti prosedur sebagai
berikut:
1. Analisa deskriptif dengan mengembangkan kategori-kategori yang
relevan dengan tujuan.
2. Penafsiran atas hasil analisis deskriptif dengan berpedoman dengan teori
yang sesuai
3. Mengacu pada pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini data yang
terkumpul diolah dan diinterpretasikan secara kualitatif dengan maksud
menjawab masalah penelitian . data tersebut ditafsirkan menjadi kategori-
kategori yang berarti menjadi bagian teori atau mendukung teori yang
diinformasikan secara deskriptif.
Analisis PICOT :
1. P: problem ( seperti apa karakteristik pasien/point-point penting, hal-
hal yang berhubungan atau relevan ).
2. I: Intervensi ( berisikan hal berhubungan dengan intervensi yang
diberikan ke pasien ).
5

3. C: Comparison ( pembanding atau hal yang dapat menjadi alternative


intervensi yang digunakan pembanding tindakan yang lain atau
kolerasi hubungan dari intervensi ).
4. O: Outcome ( hasil harapan yang diinginkan dari intervensi yang
diberikan ).
5. T:Timing (waktu).
(Moleong, 2009)
Analisa PICOT:
P : 2 pasien An.M usia 5 tahun dan An.H usia 6 tahun dengan penyakit
demam typhoid.
I :Terapi Bermain Puzzle.
C : perbandingan efektivitas intervensi serta hasil intervensi antara kasus
1 dan 2.
O : cepatnya proses penyembbuhan pada klien
T :kurang lebih selama 3 hari

H. Etika Penelitian
penelitian ini dicantumkan etika yang menjadi dasar penyusunan studi
kasus yang terdiri dari :
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya agar
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui
dampaknya. Jika subyek bersedia, maka peneliti harus menghormati hak
pasien (Hidayat. 2008:83).
Peneliti pada saat melakukan penelitian mempunyai tujuan yaitu
untuk mengurangi reproduksi sputum pada anak akibat pneumoniadengan
menerapkan terapi fisioterapi dada. Cara informed consent kepada
keluarga yaitu menyerahkan lembar informed consent dan meminta ijin
terlebih dahulu seperti: “Assalamualaikum ibu maaf mengganggu
waktunya, saya disini meminta ijin kepada ibu akan melakukan terapi
bermain puzzle terhadap anak ibu untuk mengurangi tingkat kecemasan
6

anak ibu bila dibiarkan akan mempengaruhi perkembangan anak ibu, jika
ibu mengijinkan saya akan langsung melakukannya sekarang”.
2. Anonimity
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan (Hidayat. 2008:83).
Jadi, dalam penelitian ini menggunakan inisial, lambang, ataupun
kode dan hanya peneliti yang mengetahuinya.
3. Confidentiality
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya
oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil penelitian (Hidayat. 2008:83).
Jadi, dalam penelitian ini petugas medis tidak boleh membeberkan
masalah klien, membocorkan rahasia klien dan apapun yang dapat
merugikan klien.

Anda mungkin juga menyukai