Tinea
Kelompok 3 :
- Nur Arofah
-Nur indah Sari
-Rania yustin
-Silvia yulianti
TINEA
A.DEFINISI
Tinea adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh dermatofit, yaitu suatu golongan jamur kulit yang
terdiri atas tiga jenis, Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.[1] Kelainan pada kulit ini
juga dinamakan ringworn yang berupa bercak-bercak bulat, berbatas tegas, terdiri atas eritem, di
tengah bersisik dan pada tepi dengan papula kecil, kadang-kadang disertai vesikel kecil yang tertutup
keropeng.[1] Tinea diidentifikasi sesuai lokasi infeksi Tinea pada tubuh.[2] Berikut ini jenis-jenis
Tinea:[3]
1. Tinea Pedis dan Tinea Manuum yaitu Tinea pada kaki dan kulit;
2. Onychomycosis yaitu Tinea pada kuku;
3. Tinea Corporis yaitu Tinea pada kepala yang gundul;
4. Tinea Crusis yaitu Tinea pada pangkal paha atau selangkangan.
Tinea menyebabkan kelainan pada rambut, sehingga membuat rambut tidak mengilat, rapuh, dan tidak
tebal, lekas hancur, dan pada permukaan terdapat lembah-lembah dan lekukan-lekukan.[1] Jenis-jenis
Tinea menurut penyebabnya dibedakan berdasarkan pembiakan jenis jamur yang menyebabkannya,
dengan demikian digunakan nama: mikrospori, epidermofiti, dan trikofiti.
B.ETIOLOGI
· Kelembaban
· diabetes mellitus
· immunodeficiencies
· nutritional deficiencies,
· kehamilan
· peningkatan umur
· iron deficiencies.
C.KLASIFIKASI
Tinea pedis adalah infeksi jamur di telapak kaki dan kaki. Juga berada diantara jari kaki
dan/ di kuku jari. Tinea pedis merupakan infeksij amur yang paling di temukan. Infeksi ini
sering menjangkit para remaja dan dewasa muda kendati dparat antifungus topical dapat
terjadi pada setiap kelompok usia serta kedua jenis kelamin. Tinea pedis terutama prevalen
pada mereka yang sering mandi pada tempat mandi umum atau berenang di kolam renang.(
MacKie, 1991). Maka dari itu sering disebut kaki atlet karena sebagian besar biasanya
infeksi tinea terjadi pada atlet, ini adalah sebagian besar infeksi tinea yang terjadi. Lesi yang
bervariasi dari skala ringan sampai menyakitkan adanya fisura disertai drainase dan biasanya
diikuti dengan adanya pruritus dan bau busuk. infeksi ini sering terjadi di kronis dengan
tanda yang lebih sering terlihat di musim panas, yang tidak dapat dihindari dimana pada saat
ketika kaki berkeringat di sepatu.
Tinea capitis adalah sebuah infeksi jamur di daerah kulit kepala di daerah rambut.
Adanya lesi ini mengakibatkan adanya keabu-abuan, disekitar, adanya daerah yang mengalmi
kebotakkan, sering diikuti dengan erythema dan crusting. Rambut rontok biasanya permanen.
Tinea capitis lebih sering terjadi pada anak dan dewasa.
·
· Tinea corporis adalah infeksi jamur di badan. Jamur. Hal inilah yang menyebabkan
adanya beberapa perbedaan jamur, dan lesi dapat bervariasi disebabkan oleh organisme.
Sebagian besar adanya lesi dan tambalan sirkular besar dengan mengangkat pingiran vesicle
berwarna merah merah disekitar dari vesikel, papula, atau pustules. Ditunjukkan dengan
adanya pruritus dan erythema.
·
Tinea barbae (jenggot)
Tinea barbae terbatas di wilayah janggut dan leher dan umumnya hanya menjangkiti pria remaja dan
dewasa. Presentasi klinis tinea barbae termasuk inflamasi, plak dalam dan bercak dangkal tanpa
peradangan yang menyerupai tinea corporis
Tinea feciei hanya menyerang wajah. Gejala tinea faciei termasuk bercak bulat kemerahan yang gatal
dan terlihat menonjol dan kasar, memiliki batas bersisik dan mungkin tampak lebih gelap dari kulit di
sekitarnya.
Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarna
(skutula), serta memberi bau busuk seperti bau tikus "moussy odor
· Tinea versicolor adalah infeksi jamur di dada belakang atas, dan kadang-kadang di
lengan. Lesi ini berwarna kuning, merah muda dan coklat di lapisan kulit.. adanya
penambalan ini tidak mempunyai pigmen dan tidak berwarna coklat sawo matang
mempunyai saat diungkapkan dengan sinar ultraviolet
·
· .
· Tinea kruris adalah infeksi jamur dimana tumbuh yang dapat terjadi di lipatan paha
dan bokong. Seringkali dipanggil”jock itch” maka dar itu tinea kruris berhubungan dengan
tinea pedis dan dapat terjadi pada orang yang aktif dalam berolahraga,obesitas dan
menggunakan pakaian dalam yang ketat
.
PATHWAY
kelembapan
Ketidaktahuan
Frustasi
Cemas Takut
Memandang
rendah akan
bersosialisasi
dirinya
TANDA DAN GEJALA
Tanda Terserang Tinea
Sepintas, gejala yang ditunjukkan infeksi jamur kulit terlihat serupa, yaitu; kulit kemerahan, bersisik,
terjadi penebalan (pembengkakan), dan disertai rasa gatal. Namun, Infeksi jamur kulit, tidak hanya
disebabkan oleh satu jenis jamur saja. Jika diteliti, maka setiap jenis jamur menimbulkan gejala yang
berbeda, serta menyerang kulit pada area tubuh yang berbeda.
1. Tinea cruris
Sinonim
Eczema marginatum, Dhobie itch, jockey itch, ringworm of the groin.
Gejala kurap selangkangan muncul yaitu seperti gatal dan panas ketika di garuk serta terdapat
tanda yaitu dengan adanya timbul ruam merah yang meluas seperti bentuk setengah bulan
yang mengarah ke pangkal paha, timbul garis-garis lecet yang bersisik, rasa gatal, dan panas
seperti terbakar
1. Anamnesis
Keluhan penderita adalah rasa gatal dan kemerahan di regio inguinalis dan dapat meluas ke
sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. Dapat pula meluas ke supra pubis dan abdomen
bagian bawah. Rasa gatal akan semakin meningkat jika banyak berkeringat. Riwayat pasien
sebelumnya adalah pernah memiliki keluhan yang sama. Pasien berada pada tempat yang
beriklim agak lembab, memakai pakaian ketat, bertukar pakaian dengan orang lain, aktif
berolahraga, menderita diabetes mellitus. Penyakit ini dapat menyerang pada tahanan penjara,
tentara, atlit olahraga dan individu yang beresiko terkena dermatophytosis.
2. Pemeriksaan Fisik
Efloresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan sekunder. Makula
eritematosa, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau pustula. Jika kronis
atau menahun maka efloresensi yang tampak hanya makula hiperpigmentasi dengan skuama
diatasnya dan disertai likenifikasi. Garukan kronis dapat menimbulkan gambaran likenifikasi.
tinea cruris :
1.Makula eritematus dengan central healing di lipatan inguinal, distal lipat paha, dan
proksimal dari abdomen bawah dan pubis
2.Daerah bersisik
5.Area sentral biasanya hiperpigmentasi dan terdiri atas papula eritematus yang tersebar dan
sedikit skuama
7.Perubahan sekunder dari ekskoriasi, likenifikasi, dan impetiginasi mungkin muncul karena
garukan
8.Infeksi kronis bisa oleh karena pemakaian kortikosteroid topikal sehingga tampak kulit
eritematus, sedikit berskuama, dan mungkin terdapat pustula folikuler
2. Tinea pedis
Sinonim
3.tinea corporis
Sinonim
Tinea sirsinata, tinea glabrosa, Scherende Flechte, kurap, herpes sircine trichophytique.
Gejala tinea corporis biasanya mulai muncul 10 hari setelah tubuh melakukan kontak dengan
jamur. Beberapa tanda dan gejala umum tinea corporis adalah:
Munculnya ruam melingkar kemerahan atau keperakan pada kulit.
Kulit bersisik.
Terasa gatal dan terjadi peradangan.
Muncul luka melepuh dan berisi nanah di sekitar ruam.
Pada kasus yang cukup parah, ruam melingkar yang muncul akan berlipat ganda, tumbuh
besar dan mungkin menyatu. Selain itu, luka melepuh dan bernanah bisa muncul di sekitar
ruam melingkar. Kulit dengan ruam melingkat akan sedikit terangkat dan kulit di bawahnya
terasa gatal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tinea cruris
Pemeriksaan mikologik untuk membantu penegakan diagnosis terdiri atas pemeriksaan langsung
sediaan basah dan biakan. Pada pemeriksaan mikologik untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan
klinis berupa kerokan kulit yang sebelumnya dibersihkan dengan alkohol 70%.
Kulit dibersihkan dengan alkohol 70% → kerok skuama dari bagian tepi lesi dengan memakai scalpel
atau pinggir gelas → taruh di obyek glass → tetesi KOH 10-15 % 1-2 tetes → tunggu 10-15 menit
untuk melarutkan jaringan → lihat di mikroskop dengan pembesaran 10-45 kali, akan didapatkan hifa,
sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat, dan bercabang, maupun spora berderet (artrospora) pada
kelainan kulit yang lama atau sudah diobati, dan miselium
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada medium saboraud dengan
ditambahkan chloramphenicol dan cyclohexamide (mycobyotic-mycosel) untuk menghindarkan
kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan. Identifikasi jamur biasanya antara 3-6 minggu
(Wiederkehr, Michael. 2008)
c.Punch biopsi
Dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis namun sensitifitasnya dan spesifisitasnya
rendah. Pengecatan dengan Peridoc Acid–Schiff, jamur akan tampak merah muda atau menggunakan
pengecatan methenamin silver, jamur akan tampak coklat atau hitam (Wiederkehr, Michael. 2008).
bisa digunakan untuk menyingkirkan adanya eritrasma dimana akan tampak floresensi merah bata
Tinea pedis
1. Pemeriksaan Kalium Hidroksida (KOH) pada kerokan sisik kulit akan terlihat hifa bersepta.
Pemeriksaan ini sangat menunjang diagnosis dermatofitosis. KOH digunakan untuk mengencerkan
jaringan epitel sehingga hifa akan jelas kelihatan di bawah mikroskop. Kulit dari bagian tepi kelainan
sampai dengan bagian sedikit di luar kelainan sisik kulit dikerok dengan pisau tumpul steril dan
diletakkan di atas gelas kaca, kemudian ditambah 1-2 tetes larutan KOH dan ditunggu selama 15-20
menit untuk melarutkan jaringan, setelah itu dilakukan pemanasan. Tinea pedis tipe vesikobulosa,
kerokan diambil pada atap bula untuk mendeteksi hifa.(1,8,18)
2. Kultur jamur dapat dilakukan untuk menyokong pemeriksaan dan menentukan spesis jamur.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanam bahan klinis pada media buatan.
3.Yang dianggap paling baik adalah medium agar dekstrosa Sabouraud. Media agar ini ditambahkan
dengan antibiotik (kloramfenikol atau sikloheksimid).(1,8)
4. Pemeriksaan histopatologi, karakteristik dari tinea pedis atau tinea manum adalah adanya akantosis,
hiperkeratosis dan celah (infiltrasi perivaskuler superfisialis kronik pada dermis). (8,18)
Gambar 7 : Gambaran histopatologi dari tinea pedis; hifa pada lapisan superfisial dari epidermis **
5.Pemeriksaan lampu Wood pada tinea pedis umumnya tidak terlalu bermakna karena banyak
dermatofita tidak menunjukkan fluoresensi kecuali pada tinea kapitis yang disebabkan oleh
Microsporum sp. Pemeriksaan ini dilakukan sebelum kulit di daerah tersebut dikerok untuk
mengetahui lebih jelas daerah yang terinfeksi.(20)
Tinea corporis
Rambut yang tampak dengan jamur M. canis, M. audouinii dan M.ferrugineum mem-berikan
fluoresen warna hijau terang oleh karena adanya bahan pteridin. Jamur lain penyebab tinea kapitis
pada manusia memberikan fluoresen negatif artinya warna tetap unguyaitu M. gypsium dan spesies
Trichophyton (kecuali T. Schoenleinii pe-nyebab tinea favosa memberi fluoresen hijau gelap). Bahan
fluoresen diproduksi oleh jamur yang tumbuh aktif di rambut yang terinfeksi.
Kepala dikerok dengan objek glas, atau skalpel no.15. Juga kasa basah digunakan untuk mengusap
kepala, akan ada potongan pendek patahan rambut atau pangkal rambut dicabut yang ditaruh di objek
glas selain skuama, KOH 20% ditambahkan dan ditutup kaca penutup. Hanya potongan rambut pada
kepalaharus termasuk akar rambut, folikel rambut dan skuama kulit. Skuama kulit akan terisi hifa dan
artrokonidia.
Yang menunjukkan elemen jamur adalah artrokonidia oleh karena rambut-rambut yang lebih panjang
mungkin tidak terinfeksi jamur7. Pada pemeriksaaan mikroskop akan tampak infeksi rambut ektotrik
yaitu pecahan miselium menjadi konidia sekitar batang rambut atau tepat dibawah kutikula rambut
dengan kerusakan kutikula. Pada infeksi endotrik, bentukan artrokonidia yang terbentuk karena
pecahan miselium didalam batang rambut tanpa kerusakan kutikula rambut.
3. Kultur
Memakai swab kapas steril yang dibasahi akua steril dan digosokkan diatas kepala yang
berskuamaatau dengan sikat gigi steril dipakai untuk menggosok rambut-rambut dan skuama dari
daerah luar di kepala, atau pangkal rambut yang dicabut langsung ke media kultur. Spesimen yang
didapat dioleskan di media Mycosel atau Mycobiotic (Sabourraud dextrose agar + khloramfenikol +
sikloheksimid) atau Dermatophyte test medium (DTM). Perlu 7 – 10 hari untuk mulai tumbuh
jamurnya. Dengan DTM ada perubahan warna merah pada hari 2-3 oleh karena ada bahan fenol di
medianya, walau belum tumbuh jamurnya berarti jamur dematofit positif.
Tinea onichomychota
1. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Sampel untuk diagnosis diperoleh dari kerokan (scrapping) dan usapan lesi kulit. Bagian yang
terinfeksi dibersihkan dengan alkohol 70%. Hasil kerokan kemudian diletakkan pada gelas objek steril
selanjutnya ditambahkan 1-2 tetes KOH 10%. Sediaan dibiarkan pada temperatur kamar selama 2-5
meni, dilayangkan beberapa kali di atas api kecil dan dilihat di bawah mikroskop. Adanya hifa atau
konidia menunjukkan infeksi disebabkan oleh jamur.
2. KULTUR BAKTERI
Bila pemeriksaan positif (ditandai adanya hifa atau konidia pada hasil scrapping) dilanjutkan dengan
kultur bakteri. Infeksi positif oleh jamur dikerok dengan skalpel, hasil kerokan diencerkan dengan
akuades hingga 10-2. Hasil pengenceran dikultur pada media nutrient agar, diinkubasi 370C, 24 jam.
Jumlah koloni yang tumbuh dihitung. Jenis bakteri diidentifikasikan dengan pewarnaan Gram. Bakteri
teridentifikasi Gram + atau bentuk kokus dikultur kembali dengan media MSA (Mannitol Salt Agar)
dan diuji katalase. Bakteri Gram – dan bentuk batang dikultur dengan media reaksi biokimia seperti
triple sugar iron agar (TSI), sulfur indole motility agar (SIM), dan simon citrate agar. Dari hasil kultur
bakteri dijumpai pada setiap tinea Staphylococcis aureus, Enterobacter aerogenes dan Staphylococcus
faecalis. Staphylococcus aureus paling banyak dijumpai pada tinea corporis, tinea pedis, dan tinea
kruris.
3. PCR
Apabila evaluasi klinik tidak dapat disimpulkan, metode molekuler PCR untuk identifikasi DNA
jamur dapat dilakukan.
4. HISTOLOGI
Biopsi kulit dengan pewarnaan hematoxylin dan eosin dari tinea corporis menunjukkan spongiosis,
parakeratosis, dan infiltrat superfisial. Neutrofil dapat dilihat dalam stratum korneum yang merupakan
petunjuk diagnostik signifikan. Septa percabangan hifa terkadang dapat terlihat dalam stratum
korneum dengan pewarnaan hematoxylin dan eosin, tetapi pewarnaan jamur khusus misalnya asam-
Schiff, Gomori perak methenamine mungkin diperlukan.
Tinea vesicolor
1. Pemeriksaan flurosensi dengan lampu wood
3. Penemuan Histologis
Organisme yang menyebabkan panu berdiam/berlokasi di stratum corneum. M furfur dapat
dideteksi dengan hematoxylin dan eosin (H&E) saja, meskipun pewarnaan periodic acid-Schiff
(PAS) atau methenamine silver lebih dapat menegakkan diagnosis.
Pada kasus yang jarang, organisme dapat mencapai stratum granulosum, dan bahkan ditemukan di
dalam keratinocytes. Epidermis menunjukkan akantosis dan hiperkeratosis ringan, dan suatu mild
perivascular infiltrate tampak nyata di dermis
Asuhan keperawatan
A.Pengkajian
C.Intervensi