Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROGRAM-PROGRAM HOME CARE


( Perawatan Rumah )

Disusun Oleh:

Nur Muhammad (16cp1034)


Nurnaningsih (16cp1030)
Nurlaili Indah Sari Rajab (16cp1002)
Jumriani (16cp1019)
Nur Zakinah (16cp1025)
Aminullah (16cp1039)

STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini dikemudian hari.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Takalar, 19 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ......................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...............................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................5
D. Manfaat ...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAAN ...............................................................................6

A. Defenisi Home Care ..........................................................................6


B. Tujuan Home Care .............................................................................6
C. Prinsip Home Care ............................................................................7
D. Program-program Home Care ............................................................7

BAB III PENUTUP ..........................................................................................17

A. Kesimpulan ....................................................................................17
B. Saran ..............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat
dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat
jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena
berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di
institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan
perawatan kesehatan di rumah adalah:
1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi
apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker
stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan
untuk mencapai kesembuhan,
2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada
kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif
lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus
yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien
pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan
pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama.
3. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan
kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat
menikmati kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan
yang ditetapkan,
4. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian pasien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat
mempercepat kesembuhan (Depkes, 2002).

Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah konsep baru


dalam sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan

3
komunitas. Hal ini sudah dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu
Willian Rathbone of Liverpool, England dan juga Florence Nightingale
melakukan perawatan kesehatan di rumah dengan memberikan pengobatan
kepada pasien (masyarakat) yang mengalami sakit terutama terutama mereka
dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri dan
lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis
penyakit infeksi yang umum ditemukan di masyarakat.

Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan


masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna
mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah
dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah.

Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan


perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa
perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan
pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerlukan ijin oprasional.

Selain Home Care, di Indonesia juga di kenal pelayanan One Day Care
atau pelayanan rawat sehari yang merupakan perawatan dalam jangka waktu
pendek (relatif singkat), yaitu 1 hari atau 24 jam. Menurut penelitian hampir
70% rumah sakit Indonesia menerapkan sistem one day care. Pelayanan One
Day Care menghindarkan pasien dari terjadinya infeksi nosokomial karena
pasien tidak perlu di rawat lama di rumah sakit sehingga dapat menekan biaya
yang dikeluarkan oleh pasien.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya antara lain :
1. Apa defenisi Home Care?
2. Tujuan Home Care?
3. Prinsip Home Care?
4. Proram-program Home Care?

4
C. Tujuan
Agar pembaca mendapatkan pengetahuan lebih dan memahami mengenai
pelayanan kesehatan di rumah ( home care )

D. Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik
dibidang profesi agar dapat menerapkan tindakan keperawatan yang sesuai
dalam home care. Pada mahasiswa, untuk dapat menjadi sarana belajar untuk
menambah wawasan dan pengetahuan. Pada masyarakat, agar lebih memahami
mengenai pelayanan kesehatan di rumah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Home Care


Pelayanan kesehatan rumah adalah komponen dari rentang pelayanan
kesehatan yang komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan
untuk indiidu dan keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan
meningkatkan, memelihara atau memulihkan kesehatan atau meningkatkan
kemandirian, menimalkan akibat dari ketidakmampuan dan penyakit
terminal (Warhola, 1980).
Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian
integral dari pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu individu, keluarga, dan masyarakat mencapai kemandirian dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi (Sherwen, 1991).
Menurut ANA (1992) pelayanan kesehatan rumah adalah perpaduan
perawat kesehatan masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari
perawat spesialis yang terdiri dari kumpulan perawat komunitas, seperti
perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat ibu dan anak, perawat
kesehatan masyarakat, dan perawat medikal – bedah.
Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan
rumah adala pasien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan
secara profesional (multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan
membantu pasien kembali ketingkat kesehatan optimum dan mandiri yang
dilaksanakan di rumah beradasarkan kontrak dan merupakan kelanjutan dari
pelayanan keperawatan pada tiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.

B. Tujuan Home Care


1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga

6
2. Tujuan Khusus
1. Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri
2. Meningkatan kemandirian keluarga dalam pemeliharan kesehatan
3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah

C. Prinsip Home Care


Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu
diperhatikan beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home care.
Prinsip – prinsip tersebut diantaranya :
1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter,
bidan, perawat, ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).
3. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
4. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif
dan rehabilitaif.
5. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.
6. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
7. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
8. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home
care.

D. Program-program Home Care


1. Perawatan Lansia Di Rumah
Home care merupakan pelayanan kesehatan di rumah. Pelayanan
kesehatan diberikan secara komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) dengan menggunakan teknologi yang sederhana maupun
teknologi tinggi tetapi tepat guna. Bentuk pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan di rumah klien yang merupakan pelayanan professional,
menggunakan metode sistematik dalam manajemen kasus. Lingkup
pelayanan meliputi :
1) Pelayanan asuhan keperawatan

7
2) Konsultasi medic
3) Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
4) Pelayanan informasi & rujukan
5) Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan dalam rangka
memandirikan klien dan keluarga
6) Hygiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7) Pelayanan perbantuan untuk kegiatan sosial
Adapun program-program/kegiatan Home Care (Perawatan
Kesehatan Rumah) pada Lansia yang dapat dilaksanakan, antara lain:
1) Manajemen Kasus Home Care
a) Melakukan seleksi Kasus
Melakukan spesifikasi pasien Lansia dengan perawatan
khusus (usia lanjut pasca rawat inap dan resiko tinggi) seperti
cedera, diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat, stroke,
amputasi, luka kronis, nutrisi melalui infus, dll. Disamping itu,
pelayanan perawatan rumah dilakukan juga bagi lansia mandiri
meliputi upaya promotif dan preventif.
b) Melakukan pengkajian kebutuhan pasien
Perawat melakukan pengkajian data kebutuhan pasien
seperti kondisi fisik, kondisi psikologis, status social ekonomi, pola
perilaku pasien, sumber-sumber yang tersedia di keluarga.
c) Membuat rencana pelayanan
1) Membuat rencana kunjungan
2) Membuat rencana tindakan
3) Menyeleksi sumber-sumber yang tersedia di keluarga/masyarakat
2) Rencana Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
a) Riwayat kesehatan
b) Lingkungan sosial dan budaya
c) Spiritual
d) Pemeriksaan fisik

8
e) Kemampuan pasien/lansia dalam pemenuhan kebutuhan sehari
f) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga lansia
b. Diagnosa
a) Aktual
b) Resiko
c) Potensial
c. Perencanaan Keperawatan
a) Penentuan prioritas masalah
b) Menentukan tujuan
c) Menyusun rencana secara komprehensif
d. Implementasi Keperawatan
a) Menumbuhkan dan membina hubungan saling percaya dengan
cara memanggil nama klien
b) Menyediakan penerangan cukup: cahaya matahari, ventilasi
rumah, hindarkan dari cahaya silau
c) Meningkatkan rangsangan panca indra melalui buku-buku yang
dicetak besar dan berikan warna yang dapat dilihat
d) Mempertahankan dan melatih daya orientasi realita: kalender,
jam, foto-foto
e) Memberikan perawatan sirkulasi: hindarkan pakaian yang
sempit, mengikat/menekan, mengubah posisi, dukung lansia
untuk melakukan aktivitas, serta melakukan penggosokan pelan-
pelan waktu mandi
f) Memberikan perawatan pernafasan dengan membersihkan
hidung, melindungi dari angin, dan meningkatkan aktivitas
pernapasan dengan latihan napas dalam (latihan batuk). Hati-hati
dengan terapi oksigen, perhatikan tanda-tanda gelisah, keringat
berlebihan, gangguan penglihatan, kejang otot, dan hipotensi
g) Memberikan perawatan pada organ pencernaan: beri makan
porsi kecil tapi sering, beri makanan menarik dan dalam keadaan
hangat, sediakan makanan yang lansia sukai, makanan yang

9
cukup cairan, banyak makan buah dan sayur, berikan makanan
yang tidak membentuk gas, serta sikap fowler waktu makan
h) Memberikan perawatan genitourinaria dengan mencegah
inkontinensia dengan menjelaskan dan memotivasi lansia untuk
BAK tiap 2 jam serta observasi jumlah urine pada saat akan
tidur. Untuk seksualitas, sediakan waktu untuk lansia konsultasi
i) Memberikan perawatan kulit. Mandi: gunakan sabun yang
mengandung lemak, hindari menggosok kulit dengan keras,
potong kuku tangan dan kaki, hindari menggaruk dengan keras,
serta berikan pelembab (lotion) untuk kulit
j) Memberikan perawatan muskuloskeletal: bergerak dengan
keterbatasan, ubah posisi tiap 2 jam, cegah osteoporosis dengan
latihan, lakukan latihan aktif/pasif, senam lanjut usia, serta
anjuekan keluarga atau pendamping lansia untuk membuat klien
mandiri
k) Memberikan perawatan psikososial: jelaskan dan motivasi untuk
sosialisasi, bantu dalam memilih dan mengikuti aktivitas,
fasilitasi pembicaraan, sentuhan pada tangan untuk memelihara
rasa percaya, berikan penghargaan, serta bersikap empati
l) Memelihara keselamatan: usahakan agar pagar tempat tidur
(pengaman) tetap di pasang, posisi tempat tidur yang rendah,
kamar dan lantai tidak berantakan dan licin, cukup penerangan,
bantu untuk berdiri, serta berikan penyangga pada waktu berdiri
bila di perlukan.

2. Perawatan Home Care Pada Pasien Hipertensi


Salah satu penyakit kronis yang di diderita oleh masyarakat dan
membutuhkan waktu yang lama untuk proses kesembuhannya adalah
penyakit hipertensi. Penyakit ini banyak diderita masyarakat dan
membutuhkan perawatan yang intensif. Tentu saja akan membutuhkan
biaya yang sangat besar, mulai dari biaya transportasi hingga biaya untuk
perawatan di rumah sakit.

10
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140
mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen,
1996). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman
Sorensen,1996).Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah
diastolic 90mmHg atau lebih.(BarbaraHearriso1997) Dari ketiga definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah yang abnormal dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic
lebih dari 90 mmHg.
Adapun Asuhan Keperawatan yang dilakukan sebagai berikut:

Contoh Format Askep Home Care

No register: …………

Nama pasien:

Umur:

1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat.
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,
kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian
kapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego.

11
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda :Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjalbpada masa yang lalu.)
e. Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB
akhir akhir ini (meningkat/turun) Riwayat penggunaan diureti
Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,
subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan
setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan
kabur, epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara, efek, proses pikir, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit
kepala.
h. Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,
ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyi nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

12
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala: Faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosporosis,
penyakitjantung, DM. Faktor faktor etnik seperti: orang Afrika-
amerika, Asia Tenggara, penggunaan pil KB atau hormone lain,
penggunaan alcohol/obat.
Rencana pemulangan : bantuan dengan pemantau diri TD/perubahan
Dalamterapiobat.

2. Diagnosa keperawatan, Kriteria Hasil dan Intervensi Keperawatan


Diagnosa 1 .
 Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokontriksi pembuluh darah.
Kriteria Hasil :Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan
tekanan darah / beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam
rentang individu yang dapat diterima, memperlihatkan norma dan
frekwensi jantung stabil dalam rentang normal pasien.
Intervensi:
1) Observasi tekanan darah (perbandingan dari tekanan memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan / bidang masalah
vaskuler).
2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer (Denyutan
karotis,jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati / palpasi.
Dunyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari
vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena)
3) Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas. (S4 umum terdengar pada
pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium,
perkembangan S3 menunjukan hipertropi ventrikel dan kerusakan
fungsi, adanya krakels, mengi dapat mengindikasikan kongesti paru
sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronik).

13
4) Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
(adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler
lambat mencerminkan dekompensasi / penurunan curah jantung).
5) Catat adanya demam umum / tertentu. (dapat mengindikasikan gagal
jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler).
6) Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan distraksi. (dapat
menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek
tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah).
7) Kolaborasi dengan dokter dlam pembrian therafi anti
hipertensi,deuritik. (menurunkan tekanan darah).

Diagnosa 2 :

 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak


seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di


inginkan / diperlukan, melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas
yang dapat diukur.

Intervensi:

1) Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan


parameter : frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat,
catat peningkatan TD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan
kelemahan, berkeringat, pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan
respon fisiologis pasien terhadap stress, aktivitas dan indicator
derajat pengaruh kelebihan kerja / jantung).
2) Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan
kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan
perhatian pada aktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis
pada istirahat penting untuk memajukan tingkat aktivitas
individual).

14
3) Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsi
oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan
jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung).
4) Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi
mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya.
(teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan
sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
5) Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.
(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas
dan mencegah kelemahan).

Diagnosa 3 :

 Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepela berhubungan dengan


peningkatan
tekanan vaskuler cerebral.

Kriteria Hasil :Melaporkan nyeri / ketidak nyamanan tulang / terkontrol,


mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan, mengikuti
regiment farmakologi yang diresepkan.

Intervensi :

1) Pertahankan tirah baring selama fase akut. (Meminimalkan stimulasi


/ meningkatkan relaksasi).
2) Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,
misalnya : kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher serta
teknik relaksasi. (Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler
serebral dengan menghambat / memblok respon simpatik, efektif
dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya).
3) Hilangkan / minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk panjang,dan
membungkuk. (Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi

15
menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatkan tekanan
vakuler serebral).
4) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. (Meminimalkan
penggunaan oksigen dan aktivitas yang berlebihan yang
memperberat kondisi klien).
5) Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam
setelah
makan. (menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja
pencernaan).
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti
ansietas,
diazepam dll. (Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan
rangsangan saraf simpatis).

3. Rekap Alat/Bahan Yang Dipakai


1) Tensi meter
2) Stetoskop
3) Penimbang berat badan
4) Spuit
5) Infus set
6) Obat-obatan

4. Evaluasi
1) Evaluasi Perawat
2) Evaluasi Keluarga

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Home care merupakan pelayanan kesehatan yang holistik dengan
mempertimbangkan aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan ekonomi secara
komprehensip dengan mengutamakan kepentingan dan kepuasan pasien yang
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ada beberapa bentuk pelayanan home
care di masyarakat sehingga home dapat menjadi upaya terbaik bagi pasien –
pasien penyakit kronik atau terminal untuk meningkatkan dan
mempertahankan kemampuan optimal.
Dalam pelaksanaan home care ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
seperti aspek legal dan etik dalam home care, perizinan pendirian home care,
kebijakan dalam home care, dan kepercayaan dan budaya dalam home care.
Hal ini di lakukan untuk menghindari adanya saling menyalahkan dalam home
care sehingga tidak ada pihak yang saling merugikan. Sehingga pasien juga
mendapatkan perawatan yang baik serta perawat juga mengerti dan memahami
peraturan-peraturan yang ada dan langkah-langkah dalam menjalankan home
care. Hal tersebut juga dapat menekan terjadinya pro dan kontra home care di
masyarakat.
Sebagai tenaga profesional, perawat harus mengerti standar pelayanan dan
peran serta fungsi perawat dalam home care sehingga perawat dapat
memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan etis kepada pasien.
Dalam home care juga diperlukan team kesehatan yang solid untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif dan paripurna kepada pasien
sehingga peningkatan kualitas hidup pasien dapat tercapai.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar para pembaca
khususnya kepada mahasiswa untuk dapat meningkatkan pemahamannya

17
darah guna terwujudnya pelaksanaan proses belajar yang baik. Kami
menyadari Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu
kami menyarankan kepada pembaca untuk tetap terus menggali sumber-
sumber yang menunjang terhadap pembahasan yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Syamsudin, 2005. Makalah Seminar Alternatif Model Keperawatan Home Health

Care. Akper Karya Bakti Nusantara Magelang : Magelang.

Potter dan Ferry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.1.Jakarta:EGC

Depkes. RI. 2002. Pengembangan Model Praktik Pelayanan Mandiri

Keperawatan . Jakarta : Pusgunakes

Ainy, Nur. 2011. Makalah Keperawatan Komunitas - Home Nursing.


http://fakhrun-duniakita.blogspot.co.id/2011/12/makalah-keperawatan-
komunitas-home.html. Diakses tanggal pada tanggal 19 Februari 2019

Jatiarso, Eko. 2012. Makalah Home Care.


http://jatiarsoeko.blogspot.co.id/2012/03/makalah-home-care.html.
Diakses pada tanggal 19 Februari 2019

Elvina, Siska. 2015. Makalah Home Care.


http://siskaelvinapurba.blogspot.co.id/2015/11/normal-0-false-false-false-
en-us-x-none_9.html. Diakses pada tanggal 19 Februari 2019

19

Anda mungkin juga menyukai