Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini, yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Generasi Muda”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Pemahaman dengan generasi muda. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang konsep tersebut . Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
Cover 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I Pendahuluan 4
a. Latar Belakang
b. Tujuan Makalah

BAB II Pembahasan 5

BAB III Penutup 14


a. Kesimpulan
b. Saran

Daftar Pustaka 15
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Pemuda adalah harapan bangsa itulah kalimat yang tepat untuk seorang pemuda, diingat
betapa Pentingnya peranan pemuda dalam mencapai kemajuan baik dibidang politik,
pembangunan dan agama. Dalam tulisan yang singkat ini kami akan membahas tentang remaja,
pemuda dan permasalahannya serta peran pemuda diera modernisasi sekarang ini. Telah kita
ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang dikaitkan dengan
masalah nilai. Hal ini merupakan pengertian ideologis dan kultural dari pada pengertian ilmiah
dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial kedudukannya yang strategis
sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya
maka ibarat satu mata rantai yang terurai panjanng, posisi pemuda dalam masyarakat menempati
mata rantai yang paling sentral karena berfungsi sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan
berkemampuan untuk mengisi dan membina kemerdekaan. Pemuda sebagai harapan bangsa
dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.

I.2 Rumusan Masalah


A. Apa Pengertian Generasi Muda ?
B. Bagaimana Permasalahan , Potensi Generasi Muda dan Peranannya dalam masyarakat ?
C. Dasar Hukum Generasi Muda ?

I.3 Tujuan Makalah


A. Menumbuhkan kesadaran terhadap generasi muda,akan pentingnya Generasi Muda yang baik
terhadap kehidupan.
B. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa harus lebih peka terhadap adanya suatu unsur
budaya dalam kehidupan.
C. Mengetahui pentingnya kehidupan moral digenerasi muda kalau dipisahkan dari aturan
beragama akan menyebabkan kehancuran dan ahlak di generasi muda menjadi buruk.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Generasi Muda
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam
harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan
sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya,
generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan. Generasi Muda adalah terjemahan
dari young generation yang mengandung arti populasi yang sedang membentuk dirinya. Kata
Generasi muda terdiri dari dua kata yang majemuk, kata yang kedua adalah sifat atau keadaan
kelompok individu itu masih berusia muda dalam kelompok usia muda yang diwarisi cita-cita
dan dibebani hak dan kewajiban, sejak dini telah diwarnai oleh kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan dan kegiatan sosial. Maka dalam keadaan seperti ini generasi muda dari suatu
bangsa merupakan Young Citizen.

Pengertian generasi muda erat hubungannya dengan arti generasi muda sebagai generasi
penerus. Yang dimaksud Generasi Muda secara pasti tidak terdapat satu definisi yang dianggap
paling tepat akan tetapi banyak pandangan yang mengartikannya tergantung dari sudut mana
masyarakat melihatnya. Namun dalam rangka untuk pelaksanaan suatu program pembinaan
bahwa "Generasi Muda" ialah bagian suatu generasi yang berusia 0 – 30 tahun. Untuk lebih
dapat mengidentifikasi pengertian, ciri dan aspek yang terkandung dalam dalam Generasi Muda
yaitu:
1. Dilihat dari segi biologis, ada istilah bayi, anak, remaja, pemuda dan dewasa. Anak 1- 12
tahun, remaja 12 - 15 tahun, pemuda 15- 30 tahun, dewasa 30 tahun ke atas.
2. Dilihat dari segi budaya atau fungsional dikenal istilah anak, remaja dan dewasa. Anak 0-12
tahun, remaja 13-18 tahun, dewasa 18-21 tahun ke atas. usia 18 tahun sudah dianggap dewasa,
usia ini dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 21 tahun sebagai permulaan
dewasa. Dilihat dari segi psikologis dan budaya, maka pematangan pribadi ditentukan pada usia
21 tahun. Usia 18 tahun sudah dianggap dewasa, usia ini dalam menuntut hak seperti hak pilih,
ada yang mengambil 21 tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dari segi psikologis dan
budaya, maka pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun.
3. Jika dilihat dari angkatan kerja ditemukan istilah tenaga muda disamping tenaga tua. Tenaga
muda adalah calon-calon yang dapat diterima sebagai tenaga kerja yang diambil antara 18
sampai 22 tahun.
4. Untuk kepentingan perencanaan modern digunakan istilah sumber-sumber daya manusia muda
(Young human resources) sebagai salah satu dari 3 sumber-sumber pembangunan yaitu: sumber-
sumber alam (natural resources), sumber-sumber dana (financial resources), sumber-sumber
daya manusia (human resources).
Sumber-sumber daya generasi muda adalah mereka yang berumur dari umur 0 sampai 18
tahun. Hal itu dapat dilihat dari sudut pandang ideologis, maka idealnya generasi muda adalah
calon pengganti generasi terdahulu dalam hal ini berumur antara 18 - 30 tahun, dan kadang-
kadang sampai umur 40 tahun. Dilihat dari sudut ideologis, maka generasi muda adalah calon
pengganti generasi terdahulu dalam hal ini berumur antara 18 sampai 30 tahun, dan kadang-
kadang sampai umur 40 tahun.
Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda
berada, diperoleh kategori:
a. Siswa usia antara 6 – 18 tahun, yang masih ada dibangku sekolah,
b. Mahasiswa di Universitas atau perguruan tinggi, yang berusia antara 18-21 tahun.
c. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yang berusia antarea 15-30
tahun.
Pembinaan dan pengembangan generasi muda dalam usaha ini mencakup semua aspek
yang disebutkan diatas, maka generasi muda dalam hal ini adalah manusia yang berumur antara
0 sampai 30 tahun. Sedang yang dimaksud dengan pemuda adalah manusia yang berumur antara
15-30 tahun. Masa transisi dewasa dikenal kemudian dengan generasi peralihan (transisi) yakni
mereka yang berumur 30-40 tahun.
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

A. Dasar Hukum Generasi Muda


Islam adalah agama yang sangat memperhatikan generasi muda, baik dalam segi
kehidupan, disiplin, prestasi, dan jiwa karsa setiap penganutnya. Bahkan, sikap disiplin,
misalnya, menjadi bagian integral dari keabsahaan ibadah keagamaan yang pada gilirannya
merupakan pilar dari agama. Dengan kata lain, tanpa pemenuhan disiplin yang telah ditetapkan
dan hukum-hukum agama, maka ibadah yang dikerjakan setiap pemeluk agama menjadi tidak
sah bahkan sia-sia. Dalam Islam, masalah disiplin, etos kerja, motivasi, dan prestasi menduduki
peranan yang sangat penting. Dapat dikatakan bahwa Islam adalah agama yang sangat disiplin.
Hampir seluruh ibadah dalam ajaran Islam mengandung unsur pengajaran dan latihan disiplin.
Dasar adalah pangkal tolak dari suatu aktivitas atau landasan tempat berpijak atas
tegaknya sesuatu. Dasar hukum generasi muda dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1) Dasar dari Segi Yuridis/Hukum
Dasar hukum generasi muda berdasarkan peraturan perundang-undangan, dari segi
yuridis formal ada 3 macam, yaitu:
a. Dasar ideal, yaitu dasar dari falsafah negara, pancasila (sila pertama Pancasila) yaitu
Ketuhanan yang Maha Esa.
b. Dasar struktural/konstitusional, yaitu dasar dari UUD 1945 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2
yang berbunyi:
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan
beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

II.2 Permasalahan , Potensi Generasi Muda dan Peranannya dalam masyarakat


1. Permasalahan generasi muda
Masalah pemuda merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi
dalam hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Problem itu disebabkan karena akibat dari
proses pendewasaan seseorang, penyesuaian dirinya dengan situasi yang baru timbulah harapan
setiap pemuda akan mempunyai masa depan yang lebih baik dari pada orang tuanya.
Masalah antar generasi merupakan salah satu kesalahan masyarakat yang dikenal sejak dulu
kala. Yang dipernasalahkan adalah nilai-nilai masyarakat. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa
masalah antar generasi mencerminkan bagaimana kebudayaan masyarakat itu sendiri.
Sehubungan dengan ini para ahli sosial berpendapat bahwa masalah antar generasi kurang
dan hampir tidak terdapat dimasyarakat tradisional. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa
antar generasi merupakan suatu masalah modern.
Berbagai macam permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme dikalangan masyarakat termasuk
jiwa pemuda.
b. Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum keseimbangannya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal.
d. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tinggi nya tingkat pengangguran dan
setengah pengangguran dikalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya produktifitas
oleh nilai-nilai kekuasaan dan sebagainya.
e. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelefansikan pendapat sikap dan
tindakanya dengan kenyataan yang ada.
Dengan demikian bagaimana semua masalah itu agar dapat dipecahkan olah masyarakat
merupakan cerminan kebudayaan masyarakat itu sendiri.
2. Potensi generasi muda
Potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut
:
a. Idealisme dan daya kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada sehingga dia dapat
melihat kekurangan dalam tatanan tersebut dan secara wajar mampu mencari gagasan baru
sebagai alternatif kearah perwujudan kearah tatanan yang lebih baik
b. Dinamika dan kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda menyebabkan mereka mimiliki potensi kedinamisan dan
kreatifitas, yakni kemampun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan
penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengungkapkan gagasan yang baru
c. Keberanian mengambil resiko
Perubahan dan pembaharua termasuk pembangunan mengandung resiko dapat meleset terhambat
atau gagal. Namun mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan.
d. Optimis dan kegairahan semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi mudah patah semangat. Optimisme dan kegairahan
semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi.
e. Sikap kemandirian dan disiplin murni
Generasi memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap
kemandirian itu perlu dilengkapi kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka dapat
menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti
kuantitatif maupun dalam arti kualitatif, generasi muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih
terbukanya kesempatan belajar dari generasi pendahulunya.
g. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin keanekaragaman masyarakat kita.
Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif, tapi
dapat merupakan potensi dinamis dan kreatif sehingga merupakan sumber yang besar untuk
kemajuan bangsanya. Maka para pemuda dapat didorong untuk menampilkan potensinya yang
terbaik dan diberi peran yang jelas serta bertanggung jawab dalam menuju cita-cita bangsa.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebangsaan, kecintaan dan turut memiliki bangsa dan negara dikalangan
pemuda perlu ditingkatkan
i. Fisik kuat dan jumlah banyak
Potensi ini merupakan kenyataan sosiologis dan demografis. Dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
pembangunan bangsa dan negaranya yang menghendaki pengarahan tenaga dalam jumlah besar.
j. Sikap kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung
jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan terus
menjadi sikap kesatria.
k. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
Para pemuda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan
teknologi secara fungsional dapat dikembangkan sebagai transformator terhadap lingkungannya.

3. Peran pemuda dalam masyarakat


Masa depan suatu bangsa terletak pada generasi mudanya sebab merekalah yang
menggantikan generasi sebelumnya dalam memimpin bangsa oleh karena itu generasi muda
perlu diberi bekal berupa ilmu pengetahuan sesuai dengan tuntunan zaman. Salah satu cara
dalam memperoleh bekal pengetahuan tersebut dapat melalui pendidikan baik formal maupun
nonformal baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi.
Hal-hal yang menghambat kemajuan harus diganti dengan hal-hal baru sesuai dengan
tuntunan dan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam mengadakan perubahan
hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi mereka berada.
Pembagunan yang kita laksanakan itu jelas merupakan rangkaian gerakan perubahan
menuju kemajuan. Dalam beberapa hal, perubahan itu merupakan perombakan yang sangat
mendasar. Perubahan atau kemajuan dalam pembangunan bukan hanya perubahan fisik saja
tetapi membawa serta perubahan sosial. Perubahan sosial itu mengandung kekuatan dinamika
karena mnyangkut tata nilai, sikap dan tingkah laku. Dengan kata lain pembangunan
memerlukan pembaruan.
Pembangunan tidak akan berjalan lancar jika manusia tidak giat bekerja oleh karena itu
pembangunan adalah penggantian yang lama dengan yang baru, yang telah diperhitungkan oleh
keadaan sekitarnya, maka mahasiswa berkewajiban untuk ikut serta dalam derap pembangunan.
Disamping itu mahasiswa bertugas sebagai pelopor pembangunan sehingga perlu difikirkan
kesesuaian macam pembaruan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Meskipun hal-hal baru
itu tidak selalu membawa kebahagiaan kepada masyarakat, bahkan kadang-kadang dapat
menjerumuskan masyarakat ketingkat kehidupan yang kurang baik. Oleh karena itu mahasiswa
yang telah dibekali ilmu pengetahuan tang tinggi hendaknya dapat memilih mana-mana yang
perlu diubah dan tidak perlu diubah disamping itu perlu dipikirkan keikutsertaan masyarakat
dalam pembaharuan tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.
Masalah generasi muda dalam masyarakat erat kaitannya dengan sosialisasi dan
modernisasi. Sosialisasi adalah proses penanaman nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah masyarakat. Berdasarkan jenisnya sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu
sosialisasi primer dan sekunder. Sedangkan modernisasi yaitu proses menuju masyarakat yang
modern, modernisasi dapt pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
yang modern. Adapun proses sosialisasi yang keliru dapat menyebabkan penyimpangan.
Faktor penyebab penyimpangan yaitu:
1. Tidak adanya nilai dan norma
ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian
umum, melainkan berdasar ukuran longgar atau tidaknya norma dan nilai sosial masyarakat
2. Penyalahgunaan peran, otoritas kekuasaan dan status yang dimiliki oleh seseorang kelompok
tertentu di masyarakat yang seluruhnya menjadi contoh yang baik, tetapi melakukan tindakan
penyalahgunaan dengan mengabaikan norma
3. Psikologis
menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan ada kaitannya dengan kepribadian yang memiliki
kecenderungan untuk melakukan penyimpangan
4. Kurangnya kontrol sosial atau pengawasan terhadap pelaksanaan norma dan nilai yang berlaku
di masyarakat
Masalah sosial dalam masyarakat modern dapat dikaji dengan teori interaksionalisme
simbolik Herbert Blumer. Individu dalam interaksionisme simbolik Blumer dapat dilihat pada
tiga premis yang diajukan yaitu pertama, manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan
makna-makna yang ada pada sesuatu itu pada mereka. Kedua, makna tersebut berasal dari orang
lain. Ketiga, makna-manka tersebut disempurnakan pada saat proses interaksi itu berlangsung.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Blumer “bagi seseorang makna dari sesuatu berasal dari
cara-cara orang lain bertindak terhadapnya dalam kaitannya dengan sesuatu itu”. Akibat dari
tindakan itu maka orang lain akan memberikan batasan pada sesuatu yang berasal dari interaksi
itu.

4. Tahap penangan masalah yang dialami generasi muda


a. tahap identifikasi
Dalam era modernisasi serta pesatnya perkembangan informasi menuntut orang untuk selalu
ingin mengetahui perkembangan zaman serta dapat menyimak berbagai peristiwa yang terjadi di
berbagai belahan dunia, yang sangat berpengaruh pada perkembangan intelektualitas dan
perubahan perilaku masyarakat baik positif maupun negatif. Pengaruh negatif tersebut dapat kita
lihat paada pola kehidupan masyarakat yang semakin hari makin jauh dari norma-norma yang
berlaku. Dengan kata lain bahwa pengaruh modernisasi menuntut orang untuk melakukan apa
saja yang mereka inginkan sampai kepada keinginan diluar batas kemampuan mereka. Dorongan
semaacam ini akan mempengaruhi pola hidup seseorang menjadi individualistis, apatis, hura-
hura, serta dampak yang paling parah adalah rusaknya komunitas atau ingkungan sekitar
b. tahap diagnosis
v pendekatan individu
masalah-masalah generasi muda erat kaitannya dengan berbagai pelanggaran terhadap nilan dan
norma yang telah disepakati bersama dalam masyarakat. Untuk mencegah terjadinya masalah
tersebut, hendaknya orang tua memberikan perhatian yang semestinya sehingga perilaku anak
remaja yang hendak dewasa llebih terkontrol, karena bagaimanapun juga generasi muda ikut
menentukan masa depan bangsa
v pendekatan sistem
Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekan Baru (PSBR) merupakan salah satu lembaga sosial
yang mempunyai fungsi pelayanan kepada generasi muda yang mengalami permaslahan sosial
agar mampu hidup mandiri dan terhindaar dari berbagai masalah sosial bagi diri sendiri dan
lingkungannya serta dapat menumbuhkkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki dan
dapat melaksankan fungsi sosialnya. Untu mengetahui seberapa besar masalah-masalah yang
dialami generasi muda, maka yang harus dilakukan adalah membenahi pelaksnaan lembaga yang
bersangkutan.

c. tahap treatment
peningkatan kapasitas pranata sosial berada dalam kerangka pemberdayaan yaitu lebih
menguatkan keberadaan dan peranan-peranan pranata sosial secara terkoordinasi dan terintegrasi
ke dalam suatu wadah koordinasi. Pemberdayaan memungkinkan proses dilakukan secara
partisipasif dan berkemabangnya sinergi antara pemuda dengan berbagai pranata dalam
masyarakat. Pranata sosial yang ada dalam masyarakat dapat melakukan fungsinya sebagai
institusi sosial yang patut dijunjung tinggi oleh semua pihak (masyarakat dan generasi muda). Di
samping itu pranta ini berfungsi sebagai pengayom yang akan memberi pemahaman bagi
masyarakat dan generasi muda agar terhindar dari budaya-budaya yang tidak bernilai dan bahkan
merusak generasi muda

II.3 Peranan Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat

Peranan pemuda dalam masyarakat dibedakan atas dua hal :

1. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan :

 Pemuda meneruskan tradisi dan mendukung tradisi


 Pemuda yang menyesuaikan diri dengan golongan yang berusaha mengubah tradisi.

2. Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dibedakan
menjadi :

 Jenis pemuda pembangkit, yaitu pengurai atau pembuka kejelasan dari suatu masalah
sosial. Contoh sastrawan Rendra dan Chairil anwar pada masanya.
 Jenis pemuda nakal/ delinkuen, yaitu jenis pemuda yang tidak berniat mengadakan
perubahan pada budaya maupun masyarakat tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat
dari masyarakat dengan tindakan menguntungkan bagi diri sendiri.
 Jenis pemuda radikal, yaitu mereka yang berkeinginan besar mengubah masyarakat dan
kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner tanpa memikirkan lebih jauh bagaimana
selanjutnya.

Tujuan pembinaan dan pengembangan generasi muda

1. Memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa


2. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangsa
3. Melahirkan kader-kader pembangunan nasional dengan angkatan kerja berbudi luhur,
dinamis dan kreatif.
4. Mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki kreatifitas kebudayaan nasional.
5. Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa yang berkesadaran dan berketahanan
nasional.

Jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda

a. Kelompok jalur utama

 Jalur keluarga, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan adalah orang tua serta
anggota keluarga terdekat
 Jalur generasi muda, organisasi-organisasi pemuda yang ada seperti OSIS, Senat,
Pramuka, Karang taruna

b. Kelompok jalur penunjang

 Jalur sekolah/ pra sekolah : organisasi orang tua murid, enataan mutu pendidik dan
sarananya.
 Jalur masyarakat : jalur masyarakat yang melembaga (lembaga peribadatan, organisasi
sosial). Jalur masyarakat yang tidak melembaga 9pergaulan sehari-hari, tenpat rekreasi)

c. Kelompok jalur koordinatif (jalur pemerintah)

 Sistem pengkoordinasian melalui Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan


Generasi muda.

Pelaksanaan organisasi pembinaan dan pengembangan generasi muda melalui satuan pengendali
pembinaan generasi muda yang dipimpin oleh mentri urusan pemuda.
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Pemuda merupakan harapan bangsa, pemuda penentu kehidupan masa depan suatu bangsa,
semakin baik kualitas generasi muda secara otomatis akan menjadi semakin baik suatu bangsa
atau negara. Masalah pokok yang sangat menonjol dewasa ini, adalah kaburnya nilai-nilai di
mata generasi muda. Mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan aneka ragam
pengalaman moral, yang menjadikan mereka bingung untuk memilih mana yang baik untuk diri
mereka. Hal ini nampak jelas pada mereka yang sedang berada pada usia remaja, terutama pada
mereka yang hidup di kota-kota besar Indonesia, yang mencoba mengembangkan diri ke arah
kehidupan yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka ragam kebudayaan asing
yang masuk seolah-olah tanpa saringan (filter).
Sikap orang dewasa yang megejar kemajuan lahiriah tanpa mengindahkan nilai-nilai moral
yang bersumber dari agama yang dianutnya, menyebabkan generasi muda kebingungan dalam
bergaul, karena apa yang dipelajarinya di sekolah bertentangan dengan apa yang dialaminya
dalam masyarakat, bahkan mungkin bertolak-belakangan dengan apa yang dilakukan oleh kedua
orang tuanya sendiri di rumah.

III.2 Saran
Seandainya kita segera dapat menyadari bahaya yang terjadi itu dan dapat mengambil
langkah-langkah positif kearah pembinaan kehidupan moral dan agama secara sungguh-sungguh,
mudah-mudahan akan dapatlah terselamatkan Generasi Muda kita dari kehancuran dan tujuan
pembangunan kita dapat tercapai. Diharapkan generasi muda dapat menjaga moral untuk
kemajuan bangsa, Dengan mengambil langkah-langkah positif ke arah pembinaan kehidupan
moral dan ajaran secara sungguh-sungguh, mudah-mudahan dapat terselamatkan generasi muda
kita dari kehancuran dan cita-cita kita dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
http://blogmerko.blogspot.com/2013/03/makalah-tentang-pembinaan-moral-dan.html
http://zzzfadhlan.wordpress.com/2013/10/16/tugas-2-ilmu-sosial-dasar-definisi-peranan-
pembinaan-serta-masalah-pada-generasi-muda/
http://ahsanmaqan.blogspot.com/2012/12/generasi-muda.html
http://adesetiyananda.blogspot.com/2011/11/ujian-sosiologi-terapan_27.html

Anda mungkin juga menyukai