Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BAHASA INDONESIA

“MENULIS TEKS DISKUSI”

NAMA : HENDRA PRASETYA T. A


KELAS : IX-6
NO. ABSEN : 13
POLEMIK DEBAT CALON PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN 2019

Pemilihan umum atau pesta demokrasi Republik Indonesia akan segera


dilaksanakan pada tanggal 19 April 2019. Kursi presiden dan wakil presiden untuk lima
tahun ke depan akan diperebutkan oleh dua pasangan calon. Komisi Pemilihan Umum
(KPU) mengadakan berbagai persiapan untuk menyabut pemilu yang akan berlangsung.
Salah satu persiapan KPU adalah dengan mengadakan debat calon presiden dan wakil
presiden dalam 5 putaran. Namun, pelaksanaan debat ini masih menuai pro dan kontra di
kalangan masyarakat.

Debat capres/cawapres dianggap perlu karena bertujuan untuk meyakinkan


masyarakat tentang visi, misi, dan program kerja yang diusung oleh kedua paslon. Dengan
ini, masyarakat menjadi mengerti siapa yang menurut mereka layak untuk memimpin
Indonesia dalam lima tahun ke depan. Rakyat biasanya tidak hanya melihat dari visi, misi,
dan program yang dikampanyekan melainkan kesungguhan paslon dalam mengusung
programnya dengan melihat cara berbicara dan ekspresi paslon tersebut dalam meyakinkan
rakyat . Oleh karena itu, adu argumen antara dua pasangan calon juga dapat menjadi
referensi masyarakat mengenai paslon mana yang sanggup mengemban mandat dari
rakyat. Selain itu, masyarakat juga dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan visi misi
kedua pasangan calon.

Debat capres dan cawapres juga berfungsi memberikan arah pandangan kepada
pemilih pemula “swing voters” yang harus mulai memerhatikan masa depan bangsanya
dengan memilih calon pemimpin terbaik menurut hati nuraninya. Para pemilih pemula
biasanya rentan untuk melakukan golput dalam pemilu. Hal ini dikarenakan mereka tidak
tahu bahkan tidak peduli dengan calon presiden dan wakil presiden yang sudah ditetapkan.
Oleh karena itu, debat dapat memberikan pandangan bagi mereka mengenai paslon mana
yang akan dipilih. Dengan itu, tingkat golput dalam pemilu berkurang dan para pemufa
menjadi peduli akan masa depan bangsanya. Selain itu, debat ini juga memberikan dampak
ekonomi masyarakat karena banyak digelar nonton bareng yang pastinya diisi oleh para
pedagang makanan yang menjual makanannya.

Di sisi lain, debat ini dianggap menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat.


Masyarakat terbagi menjadi dua kubu dan saling menyerang satu sama lain. Banyak fitnah
yang beredar dimana-mana untuh menjatuhkan popularitas pasangan yang dilawan. Antara
partai pengusung pasangan calon satu dengan yang lain saling mengkritik kebijakan
pasangan calon lainnya. Media sosial dipenuhi oleh perdebatan netizen mengenai program
yang diusung kedua paslon. Semangat Bhineka Tunggal Ika dikesampingkan demi meraih
kepentingan golongan saja.

Debat juga diprediksi dipenuhi ego kedua paslon dimana paslon satu akan
melemahkan paslon lain demi mendapatkan dukungan lebih banyak dari rakyat. Mereka
tidak berdiskusi untuk mendapat solusi yang terbaik demi bangsa dan negara melainkan
hanya membicarakan masalah secara umum untuk mencari posisi aman.

Debat capres/cawapres memang perlu dilaksanakan. Hal ini untuk memberikan


pandangan kepada rakyat mengenai calon pemimpin bangsa untuk 5 tahun ke depan.
Namun, jangan sampai di tengah tahun politik yang memanas ini terjadi perpecahan dalam
masyarakat. Perbedaan pandangan dalam politik adalah hal yang biasa sehingga kerukunan
sebagai bangsa Indonesia harus tetap dijaga. Seluruh rakyat harus mengutamakan
kepentingan negara daripada menuruti ego dan kepentingan pribadi saja. Oleh karena itu,
marilah kita wujudkan pemilu yang aman dan damai berdasarkan Pancasila dan semangat
Bhinneka Tunggal Ika.

Anda mungkin juga menyukai