Diajukan Kepada :
Disusun Oleh :
30101307023
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
NIM : 30101307023
IDENTITAS PASIEN
II.ANAMNESIS
Diambil dari anamnesis pada tanggal 8 Juli 2017 pukul 09.00 WIB di bangsal
Keluhan Utama
Batuk darah
Tn. AHZ datang ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Semarang, pada
tanggal 4 Juli 2017 pukul 04.50 dengan keluhan batuk darah sejak 3 hari
SMRS. Awalnya saat pertengahan bulan puasa, pasien merasa tidak bisa
timbul dengan frekuensi sekitar 3-4 kali sehari. Lendir tersebut berwarna putih
dengan sedikit gelembung seperti busa. 3 hari terakhir SMRS lendir tersebut
keluar bercampur dengan darah. Pasien mengaku saat lendir tidak dikeluarkan,
pasien tidak bisa berbicara dan merasa sesak. Pasien merasa lebih baik saat
setelah lendir tersebut dipaksakan keluar. Selain itu, pasien mengeluh demam 1
hari SMRS, sesak nafas baik aktifitas dan istirahat, nyeri dada seperti ditusuk
dan menjalar ke punggung dan lengan. Nyeri dada dirasakan berdurasi sekitar
merokok (+), riwayat stroke 4 tahun lalu (+), riwayat penyakit jantung (+),
Riwayat TB (-)
Riwayat DM (-)
A. STATUS GENERALIS
Tanda Vital
Nadi : 89 kali/menit
Suhu : 36 C
Pernapasan : 24 kali/menit
Berat Badan : - kg
Tinggi Badan : - cm
Ektremitas
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary Refill <2 detik / <2 detik <2 detik / <2 detik
Gerak Dalam batas normal Dalam batas normal
5/5 5/5
HASIL NILAI
KIMIA KLINIK
4/7/2017 5/7/2017 6/7/2017 NORMAL
Ureum - 43,1 mg/dL - 17,0- 43,0
Creatinin - 0,7 mg/dL - 0,6 – 1,1
SGOT 29 - - 0-50
SGPT 19 - - 0-50
Albumin - 3,9 g/dL - 3,4 – 4,8
GDS - 95 mg/dL 104 mg/dL 70-115
Natrium 139,0 - - 135,0-147,0
Kalium 4,50 - - 3,50-5,0
Calsium 1,24 - - 1,12-1,32
HbsAg Negatif - - Negatif
HIV Negatif - - Negatif
CKMB - - - 0-24
Cholesterol total - - - <200
Trigliccseride - - - <150
Asam Urat - - - 2,4-7,4
C. X-FOTO THORAX AP
Anamnesis:
2. Demam
3. Batuk
4. Nyeri dada
6. Sesak
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
1. Bronkopneumonia : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,13,14,15
2. CHF NYHA IV: 4,6,10,11,12,15
1. Bronkopneumonia
Ass
- Spesifik
- Non spesifik
Ip. Tx:
- Infus RL 20 tpm.
- Injeksi Ceftriaxone 2 g iv
Ip. Ex:
Ass:
Ductus Arteriosus.
Ip. Dx: O : ASTO (Anti Streptolisin O), CRP (C-Reactive Protein), ureum
kreatinin, EKG.
Ip. Tx: :
- Oksigen 2 liter/menit.
- Captopril 2x25 mg
- Micardis 1x80 mg
- Propanolol 20 mg 3x1
- Diet lunak
Ip. Ex: edukasi pada pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit yang
diderita pasien.
A. BRONKOPNEUMONIA
1. Pendahuluan
suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara anatomi mengenai bagian
lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus yang
jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping
2. Patogenesis
mencapai permukaan:
a. Inokulasi langsung
dari endokarditis trikuspid) atau infeksi lanjutan dari infeksi pleura atau
ruang mediastinum.
Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan tampak 4
a. Zona luar : alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema.
3. Manifestasi Klinik
Beberapa gejala dan tanda klinik yang pada umumnya ditemukan pada
pasien pneumonia:
Tabel 1. Gejala dan tanda yang biasa terdapat pada pasien dengan
Pneumonia
Gejala Tanda
ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat
Batuk-batuk bertambah
Society of America).
Rawat jalan
Fluorokuinolon dan
aztreonam
direkomendasikan
untuk pasien alergi
penisilin
1. Pendahuluan
tubuh. Manifestasi yang khas pada Congestive Heart Failure ialah dispnea,
fatigue dan retensi cairan yang menyebabkan edema paru dan edema
fungsi diastolik (fungsi sistolik atau fraksi ejeksi normal), yang selanjutnya
dalam pengelolaan jangka panjang pada pasien CHF. Edukasi pada pasien
CHF harus dilakukan dengan rutin karena CHF adalah penyakit kronik
2. Patogenesis
satu sistem tubuh melainkan suatu sindroma klinik akibat kelainan jantung
hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang nyata serta suatu keadaan
darah perifer dan hipertropi otot jantung. Kondisi ini juga menyebabkan
air dan garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf adrenergic.
Sebaliknya dapat pula terjadi depresi otot jantung intrinsik tetapi secara
klinis tidak tampak tanda-tanda gagal jantung karena beban jantung yang
ringan. Pada awal gagal jantung akibat CO yang rendah, di dalam tubuh
penurunan volume darah arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang
satu etiologi CHF akan menurunkan aliran darah ke miokard yang akan
rendah dari curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik
dapat dipertahankan.
1. Preload: setara dengan isi diastolik akhir yaitu jumlah darah yang
mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan
oleh panjangnya regangan serabut jantung.
2. Kontraktilitas: mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang
terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang
serabut jantung dan kadar kalsium.
3. Afterload: mengacu pada besarnya ventrikel yang harus di hasilkan
untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang di timbulkan
oleh tekanan arteriole.
3. Manifestasi Klinik
Kriteria Mayor:
selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi miokardium, baik secara
beban akhir.
3. Obat inotropik
Meningkatkan kontraksi otot jantung dan curah jantung.
4. Glikosida digitalis
Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan penurunan volume
distribusi.
6. Inhibitor ACE
Kecuali kontraindikasi, ACEI harus diberikan pada semua pasien gagal jantung
simtomatik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %.ACEI memperbaiki fungsi
ventrikel dan kualitas hidup, mengurangi perawatan rumah sakit karena perburukan
- Riwayat angioedema.
- Stenosis renal bilateral.
- Kadar kalium serum > 5,0 mmol/L.
- Serum kreatinin > 2,5 mg/dL.
- Stenosis aorta berat.
7. β - Bloker
Indikasi pemberian penyekat β :
- Asma.
- Blok AV (atrioventrikular) derajat 2 dan 3, sindroma sinus sakit (tanpa pacu
jantung permanen), sinus bradikardia (nadi < 50 x/menit).
- Pemberian terapi yang tidak direkomendasikan (dengan manfaat yang tidak
terbukti).