Anda di halaman 1dari 4

I.

Hari dan Tanggal


Rabu, 3 Oktober 2018.
II. Materi Praktikum
Uji Kesadahan Magnesium (Mg).
III. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui kadar kesadahan Mg dari suatu sampel air tertentu.
IV. Dasar Teori
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan
jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa
kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks
banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan
diterapkan pada titrasi. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian
adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula
kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut
penggunaan EDTA. Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan
EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan
beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang
menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di
rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum
yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan
ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan
berbagai zat kimia, ataupun dengan menggunakan resin penukar ion. Air sadah
digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan jenis anion yang iikat oleh kation (Ca2+,
Mg2+).
Eriochrome Black T (EBT) adalah indikator kompleksometri yang merupakan
bagian dari pengompleksian,contohnya proses determinasi kesadahan air. Di dalam
bentuk protonate EBT berwarna biru. Lalu berubah menjadi warna merah ketika
membentuk komplek dengan kalsium,magnesium, dan ion logam lainnya. Nama lain dari
Eriochrome Black T adalah,Solochrome Black T atau EBT. Suatu kelemahan EBT
adalah larutannya tidak stabil. Bila disimpan akan terjadi penguraian secara
lambat,sehingga setelah jangka waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Sebagai
gantinya dapat diganti dengan indikator Calmagite Indikator ini stabil dan dalam
kebanyakan sifatnya sama dengan Erio T. EDTA adalah singkatan dari Ethylene Diamine
Tetra Acid, yaitu asam amino yang dibentuk dari protein makanan.
Zat ini sangat kuat menarik ion logam berat (termasuk kalsium) dalam jaringan tubuh
dan melarutkannya, untuk kemudian dibuang melalui urine. EDTA sebenarnya adalah
ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen
dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih
dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat
(asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen
penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul.
V. Sampel Praktikum
Air sumur disuatu sumur di kota Banjarbaru.
VI. Prosedur Kerja
a. Standardisasi larutan EDTA 0,01 M dengan larutan CaCO3
 Dipipet 5,0 ml larutan CaCO3 ke dalam erlenmayer
 Ditambahkan aquadest sampai volume kira-kira 50 ml
 Ditambahkan 2 ml larutan Buffer pH 10 dan indikator EBT sepucuk sendok
 Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari
merah anggur sampai biru.
b. Penetapan Kadar Mg
 Dipipet 100,0 ml larutan sampel air ke dalam erlenmayer
 Ditambahkan 2 ml Buffer NaOH
 Ditambahkan indikator murexid sepucuk sendok
 Dititrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari
warna merah menjadi ungu.
VII. Data Pengamatan
a. Baku Primer
 Berat : 0,2509 gram.
 Vlarutan : 250,0 ml.
 BM : 100,09 gram/mol.
 VPipet : 5,0 ml.
b. Baku Sekunder
VTitrasi : 5,0 ml.
c. Kesadahan total
VTitrasi : 1, 35 ml
VPipet : 100,0 ml
d. Kadar Mg
Vtitrasi kadar Ca : 0,65 ml.
BA Mg : 24,31
VIII. Perhitungan
a. Baku Primer
B CaCO3 0,2509 gram
Kons. CaCO3 = V CaCO3 X BM CaCO3 = 0,25 L X 100,09 gram/mol = 0,0100 M.

b. Baku Sekunder
(V1 X C1) = (V2 X C2)
(5,0ml x 0,0100 M) = (5,0ml x C2)
5,0 ml X 0,0100 M
C2 = = 0,0100 M.
5,0 ml

c. Kadar Mg
[( V kesadahan total−V Ca) X M EDTA X BA Mg X 1000
Ppm Mg =
ml sampel
[(1,35 ml −0,65ml) X 0,0100 M X 24,31 X 1000
= = 1,7017 ppm
100 ml

IX. Hasil
 M. Baku primer : 0,0100 M.
 M. Baku Sekunder : 0,0100 M.
 Kadar Mg : 1,7017 ppm
X. Nilai Normal
Standard air bersih menurut Badan Standard Nasional tahun 2009, bahwa kadar Mg
(Mangan) adalah 0,1 ppm.
XI. Pembahasan
Setelah melakukan praktikum kesadahan Mg2+ , banyak hal-hal yang harus menjadi
perhatian agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam melakukan petitrasian seperti
penggunaan larutan Buffer pH 10 dan Buffer NaOH tidak boleh sampai tertukar karna
jika sampai tertukar akan merubah reaksi dan hasil yang sesungguhnya tidak akan terlihat
dan masih banyak hal lainnya yang harus diperhatikan.
XII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel air
sumur yang telah diperiksa tidak memenuhi standard nilai normal air bersih.
XIII. Daftar Pustaka
 Chang, Rymond. 2003. Edisi Ketiga. Kimia Dasar. Jakarta. Erlangga.
 Fardiaz, srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara.Yogyakarta. Kanisius.
 Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta. PT Gramedia.
 Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerjemah : A. Saptorahardjo.
UI-Prees. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai