Anda di halaman 1dari 15

METODE GAYA BERAT (GRAVITY)

1. TEORI DASAR
Metoda gravitasi adalah suatu metoda eksplorasi yang mengukuran medan gravitasi pada
kelompok-kelompok titik pada lokasi yang berbeda dalam suatu area tertentu. Tujuan dari
eksplorasi ini adalah untuk mengasosiasikan variasi dari perbedaan distribusi rapat massa dan juga
jenis batuan. Metoda gravitasi ini secara relatif lebih murah, tidak mencemari dan tidak merusak
(uji tidak merusak) dan termasuk dalam metoda jarak jauh yang sudah pula digunakan untuk
mengamati permukaan bulan. Metoda ini tergolong pasif, dalam arti tidak perlu ada energi yang
dimasukkan ke dalam tanah untuk mendapatkan data sebagaimana umumnya pengukuran.

Pengukuran metoda gravity dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: penentuan titik ikat dan
pengukuran titik-titik gaya berat. Sebelum survei dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base
station, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup stabil, mudah dikenal dan di jangkau. Base station
jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base station
sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan petunjuk
arah.

Pada pekerjaan lapangan, peralatan yang akan dipakai dikalibrasi lebih dulu. Hal ini
dilakukan supaya dihindari “kesalahan alat”. Secara teoritis kalibrasi dapat dilakukan dengan
tilting, sementara sistem geometri yang presisi dilibatkan. Tetapi cara ini bukan cara yang biasa.
Secara umum kalibrasi dilakukan dengn mengukur harga suatu tempat yang telah diketahui harga
percepatan gravitasinya sehingga diperoleh harga skalanya (mGal/skala).

Setelah kalibrasi alat dilakukan kemudian ditentukan lintasan pengukuran dan stasiun yang
harga percepatan gravitasinya diketahui (diikatkan dengan titik yang telah diketahui percepatan
gravitasinya). Selanjutnya ditentukan loop lintasan pengukuran dan titik ikat tiap loop pengukuran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan titik pengamatan adalah:

 Letak titik pengkuran harus jelas dan mudah dikenal misal pada titik triangulasi, penunjuk
kilometer, persimpangan jalan dsb.
 Lokasi titik harus dapat dibaca di peta
 Titik pengamatan harus bersifat tetap (permanen), mudah dijangkau, bebas dari ganguan
seperti getaran mesin dsb.
Setelah data diperoleh kemudian dilakukan koreksi-koreksi terhadapnya untuk mendapatkan hasil
yang sebenarnya.
Pada kenyataannya, medan gravitasi bumi di permukaan tidaklah homogen. Gravitasi
sangat dipengaruhi oleh massa jenis benda, termasuk batuan penyusun kerak bumi. Batuan-batuan
dengan massa jenisnya yang beragam tersebut akan mempengaruhi medan gravitasi bumi di
permukaan.

Variasi medan gravitasi di permukaan pun dapat dipengaruhi oleh adanya struktur geologi
di bawah permukaan, termasuk tidak meratanya kondisi topografi/relief permukaan bumi.
Sehingga, posisi pengamatan juga memiliki pengaruh terhadap pengukuran. Pada dasarnya, segala
kondisi geologis di bawah maupun di permukaan dapat mempengaruhi medan gravitasi bumi yang
terukur.

Gmbr. pengaruh struktur geologi, adanya penambahan dan pengurangan massa di bawah
permukaan terhadap medan gravitasi di permukaan.
2. PERSAMAAN-PERSAMAAN PADA METODE GAYA BERAT

2.1 HUKUM NEWTON PADA GRAVITASI


Teori yang mendasari metode ini adalah Hukum Gravitasi Universal NEWTON, yang
menyatakan bahwa gaya tarik F antara dua titik massa m1 dan m2 yang berjarak r (dengan G
adalah konstanta gravitasi) :

(1)

dan Hukum Gerak Newton, yang menyatakan gaya yang bekerja F dipengaruhi oleh massa m dan
percepatan gravitas g :

(2)

Dari kedua hukum tersebut, kemudian dapat diperoleh persamaan Percepatan Gravitasi di
permukaan bumi g (dengan M merupakan massa bumi) :

(3)

2.2 POTENSIAL MEDAN GRAVITASI


Medan gravitasi merupakan medan konservatif, yang merupakan gradien dari suatu fungsi
potensial skalar U. Mengingat g sebagai medan vektor :

(4)

dan potensial gravitasi sebagai besaran skalar, sebagai U :

(5)

Potensial gravitasi U merupakan usaha yang dilakukan gravitasi dalam perpindahan suatu massa
m ke posisi r. Dari dua persamaan tersebut, sehingga diperoleh hubungan percepatan gravitasi g
dengan potensial gravitasi U :

(6)
Potensial gravitasi yang disebabkan oleh adanya distribusi massa continue m dengan densitas
ρ(r0) di dalam volume V adalah :

(7)

Up(r1) merupakan potensial medan gravitasi pada sembarang titik P di luar benda.Percepatan
medan gravitasi bumi beragam di permukaan, dimana nilainya bergantung pada :

 Distribusi massa di bawah permukaan (fungsi densitas ρ(r0)).


 Bentuk bumi yang sebenarnya (batas integral).

2.3 ANOMALI GRAVITASI


Sebagaimana tujuan metode ini adalah untuk mendeteksi adanya suatu anomali medan
gravitasi yang dapat mengindikasikan sesuatu. Secara matematis, dapat didefinisikan bahwa
anomali medan gravitasi di topografi atau di posisi (x,y,z), (Δg (x,y,z)) merupakan selisih dari
medan gravitasi terukur (gobs(x,y,z)) terhadap medan gravitasi teoritis (gTeoritis(x, y, z)). Medan
gravitasi teoritis adalah medan yang diakibatkan oleh faktor-faktor non-geologi dan nilainya
dihitung berdasarkan persamaan yang dijabarkan secara teoritis. Nilai medan ini dipengaruhi oleh
letak lintang, ketinggian, dan massa topografi di sekitar titik tersebut.

2.4 KOREKSI-KOREKSI DALAM METODE GRAVITASI


2.4.1 Koreksi Alat
Koreksi alat dilakukan untuk mengurangi nilai error pada pembacaan alat. Rumus umum
pada koreksi alat adalah:
Read (mGal) = ((Read (scale)-Interval) x Counter Reading) + Value in mGal (8)
2.4.2 Koreksi Pasang Surut (Tidal)
Pengaruh bulan serta matahari dapat memengaruhi nilai gravitasi bumi. Untuk
menghilangkan pengaruh ini maka dilakukan perhitungan koreksi dengan rumus sebagai berikut :
gst = gs + t (9)
dimana gst adalah gravitasi terkoreksi pasang surut, gs adalah gravitasi pada alat dan t merupakan
nilaiterkoreksi pasang surut.
2.1.4 Koreksi Drift
Koreksi drift merupakan koreksi yang dilakukan guna mereduksi error pada pegas di
gravimeter yang disebabkan oleh pengaruh transportasi dari titik satu ke titik lainnya.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dilakukan dengan cara :

Adapun persamaan koreksi drift umumnya diberikan sebagai berikut:


(10)

Dimana :

2.4.3 Koreksi Lintang


Posisi lintang bumi mempengaruhi medan gravitasi permukaan yang terukur. Hal tersebut
disebabkan oleh bentuk bumi yang tidak bulat sempurna (pepat di ekuator), sehingga
mengakibatkan nilai g di ekuator akan lebih kecil dibandingkan g di kutub bumi. Selain itu juga
disebabkan karena pengaruh gaya sentrifungal akibat rotasi bumi.
g(∅) = 978031.8 (1 + 0.005304 sin2 ∅ + 0.0000059 sin2 2∅) (11)

2.4.4 Koreksi Udara Bebas


Adanya beda ketinggian antara titik pengukuran dengan datum/muka air laut rata-rata
(mean sea level) memberikan suatu masalah. Hal ini disebabkan karena medan gravitasi nomal
masih berada pada bidang datum (z = 0) sedangkan medan gravitasi terukurnya, gobs (x,y,z), berada
pada topografi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan koreksi Udara-Bebas (CF),
yang dinyatakan dengan persamaan (h sebagai ketinggian posisi pengukuran) :
CF = 3.086h (12)

Hasil koreksi tersebut kemudian dapat diterapkan untuk memperoleh nilai anomali Udara-Bebas
(ΔgF) :
(13)

2.4.5 Koreksi Bourger


Koreksi Bourger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan terdapat antara
stasiun pengukuran dan tinggi permukaan laut rata-rata yang diabaikan pada koreksi udara bebas.

Perhitungan pada koreksi Bourger (gB )adalah sebagai berikut :


gB = 0.04193 x 𝝆 x h (14)
dimana 𝜌 adalah densitas batuan dan h adalah ketinggian dari atas permukaan laut. Hasil koreksi
Bouguer ini kemudian dapat diterapkan untuk memperoleh nilai anomali Bouguer (ΔgB) :
( (15)

2.4.6 Koreksi Medan (Terrain Correction)


Kondisi topografi yang tidak beraturan di sekitar titik pengukuran akan mempengaruhi
medan gravitasi yang terukur, oleh karena itulah diperlukan koreksi medan.

Koreksi ini menghitung pengaruh ketidakberaturan permukaan atau induksi di sekitar


stasiun pengukuran.

2.5 ANOMALI BOUGUER


Anomali Bouguer adalah 7nomaly yang disebabkan oleh variasi densitas secara lateral pada batuan
di kerak bumi yang telah berada pada bidang referensi yaitu bidang geoid. Persamaan untuk
mendapatkan nilai 7nomaly Bouguer (Gab) adalah:

dimana:
Nilai anomali Bouguer di atas sering disebut sebagai Complete Bouguer Anomaly (CBA).
Sedangkan anomali Bouguer yang didapatkan tanpa memasukkan koreksi medan ke dalam
perhitungan disebut Simple Bouguer Anomaly (SBA). Sementara nilai lain yang biasa digunakan
untuk survei daerah laut adalah Free Air Anomaly (FAA). FAA adalah nilai anomali Bouguer yang
tidak memperhitungkan efek massa batuan sehingga tidak memasukkan koreksi Bouguer ke dalam
perhitungan.

3. AKUISISI
3.1 Alat dan bahan
 GPS
 Kompas
 Datasheet
 Gravimeter La Coste & Romberg G
 Alat-alat Tulis

3.2 SOP Pengukuran dan Alat


1. Pengukuran dilakukan sampai 3x dan catat angka yang keluar terbanyak. Apabila 3x
pengukuran tidak ditemukan data yang sama, maka dilakukan perata-rata an.
2. Pengukuran dilakukan pada area yang jauh dari sungai,gedung dengan basement,dan
kontur tinggian atau rendahan. Minimal 24 meter dari lokasi.
3. Pengukuran yang dilakukan dekat dengan sungai,gedung dengan basement,dan kontur
tinggian atau rendahan perlu dilakukan koreksi terrain.
4. Getaran,guncangan pada alat wajib diminimalisir
5. Setiap pengukuran dilakukan, praktikan wajib mengunci kembali pegasnya

3.3 Perlakuan Gravimeter


Sebelum memulai akuisisi gravimeter alangkah baiknya kita mengenal bagaimana cara
mengoperasikan gravimeter terlebih dahulu. Gravimeter dilengkapi box (wadah) dalam setiap
akuisisinya. Wadah ini berfungsi untuk menahan goncangan gravimeter saat mobilisasi. Ketika
akan memulaipengukuran, PERHATIKAN kuncian pegas (locking knob) selalu TERKUNCI,
hal ini selalu dilakukan karena untuk menjaga regangan pegas gravimeter. Selalu
PERHATIKAN suhu dari pegas gravimeter yaitu 57oC.
3.4 Cara Kerja
Pembacaan nilai gravimeter dimulai dengan meletakkan gravimeter di atas piringan.
Kemudian atur level bubbles menuju posisi setimbang dengan menggunakan leveling screws.
Setelah posisi gravimeter rata, putar locking knob berlawanan arah jarum jam untuk membuka
kuncian pegas. Setelah itu, nyalakan lampu reading & level. Kemudian melalui microscope
eyepiece perhatikan crasshair pada skala reading line untuk digerakkan menuju nilai reading
line alat yaitu 2,8. Nulling dial digunakan untuk menggerakkan counter dengan mengacu
crosshair reading line tepat diatas nilai 2,8. Jika nilai reading line sudah tepat di 2,8 maka
pemutaran nulling dial dapat dihentikan dan di catat nilai counter. Dua angka dibelakang koma
dari nilai counter ditunjukkan oleh angka yang berhimpitan dengan jarum nulling dial. Dalam
setiap pengambilan data, selalu periksa kondis tegak gravimeter dengan melihat kedua posisi
level bubbles. Apabila level bubbles tidak berada di tengah, maka atur posisinya hingga
mencapai seimbang.

Setelah selesai melakukan pembacaan dan pencatatan nilai counter lampu gravimeter
DIMATIKAN dan posisi locking knob DIKEMBALIKAN ke posisi off. Jangan lupa
gravimeter diangkat dan dimasukkan kembali ke dalam kotak pembawa. HATI-HATI terhadap
soket penghubung gravimeter dengan sumber arus karena mudah longgar bahkan dapat lepas
sewaktu memasukkan gravimeter. Terakhir wadah gravimeter ditutup dan dikunci.

3.5 Parameter Akusisi


 Interval stasiun
 Interval titik amat
 Ketelitian stasiun
 Base stasiun
3.6 Flowchart

RAW Data

Konversi Skala Bacaan

Koreksi dan Reduksi


Data

Complete Bouger
Anomaly
Informasi Geologi Lebar window & Estimasi Kedalaman

Anomali Regional Anomali Residual

Forward Modelling

Model 2D Geologi

Interpretasi

Selesai

3.7 Konversi Skala Bacaan


Angka bacaan pada alat ukur biasanya belum menunjukkan nilai gravitasi yang sebenarnya. Angka
bacaan pada alat ukur berupa angka dalam skala alat yang masih harus dikonversi ke nilai gravitasi
dalam skala miligal (mgal). Persamaan untuk mengkonversi skala bacaan alat menjadi satuan
miligal adalah sebagai berikut :

Gukur = VIM+(SB-CR)x FFI (16)

Dimana :
𝐺ukur : nilai gravitasi terukur (mgal)
VIM : value in miligal (mgal)
CR : counter reading yang diperoleh dari table alat
SB : skala bacaan (angka yang terbaca pada alat)
FFI : Factor For Interval yang diperoleh dari tabel konversi alat

4. INTERPRETASI
Setelah dilakukan akuisisi/pengukuran data medan gravitasi di lapangan, melakukan analisa
data (menerapkan koreksi-koreksi), langkah kemudian adalah menafsirkan hasilnya. Penafsiran
dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

Penafsiran ini mempertimbangkan :

 apakah anomali akan ditampilkan sebagai penampang profil 2 dimensi atau peta kontur
distribusi 3 dimensi.
 mengantisipasi ambiguitas, diperlukan integrasi pemahaman dengan informasi geologi.
 penafsiran dalam forward modeling atau inverse modeling

Gmbr. Hasil survey gravitasi, menyatakan peta kontur Anomali Bouger Lengkap (kiri)
dan Anomali Lokal (kanan). (gambar hasil fieldcamp geofisika ugm 2013, sengaja warna
di-greyscale-kan)
Variasi pembacaan nilai gravitasi tergantung pada kondisi struktur geologi dan nilai
densitas anomali.
PENGUKURAN METODE GRAVITASI
KULIAH LAPANGAN GEOTERPADU 2018
DESA LOMBANG SUMENEP MADURA, 27 AGUSTUS - 3 SEPTEMBER 2018
Hari / Tanggal : Operator :
Kelompok : Cuaca :
Tinggi
Nama Elevasi Skala
No Latitude/longitude Waktu Alat KETERANGAN
titik (m) Bacaan
(cm)

9
10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Anda mungkin juga menyukai