Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KUNJUNGAN

(MATA KULIAH PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN )

ANGKATAN 2015

DIREKTORAT JENDRAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN


KERUSAKAN LINGKUNGAN

Jurusan Teknik Lingkungan

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Bakrie

Jakarta

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kunjungan

Pengelolaan kualitas lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam


pemanfaatan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan lingkungan hidup. Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya
alam, agar lingkungan tetap lestari, harus diperhatikan tatanan/tat acara lingkungan
itu sendiri. Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya Karena
manusia memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Manusia
mampu merombak, memperbaiki, dan mengkondisikan lingkungan seperti yang
dikehendakinya,

1. Manusia mampu berfikir serta meramalkan keadaan yang akan dating


2. Manusia memiliki ilmu dan teknologi
3. Manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang
baik.

Pengelolaan ini pun juga memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup


sebagai tujuan membangun manusia seuutuhnya,
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana,
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
1.2 Tujuan Kunjungan

Sebagai bagian dari perkuliahan dan kegiatan akademik, kunjungan ke


direktorat jendral pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan ini memiliki
tujuan umum dan tujuan khusus bagi mahasiswa, yaitu sebagai berikut :

A. Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui bagaimana sebuah kebijakan publik dibuat,


2. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah pengelolaan
kualitas lingkungan,

B. Tujuan Khusus

1. Sebagai bagian agenda perkuliahan mata kuliah pengelolaan kualitas


lingkungan,
2. Sebagai sarana berkomunikasi dan mengeluarkan gagasan hasil kajian
dimata kuliah pengelolaan kualitas lingkungan,
3. Sebagai sarana memperkenalkan institusi Universitas Bakrie,
khususnya program studi Teknik Lingkungan.

1.3 Manfaat Kunjungan

Kunjungan ke Direktorat jendral pengendalian pencemaran dan kerusakan


lingkungan hidup ini memiliki manfaat yang sangat besar baik bagi mahasiswa dan
juga program studi Teknik Lingkungan.

A. Bagi Mahasiswa

1. Mendapat pengayaan informasi dari salah satu pembuat kebijakan


publik,
2. Mendapatkan berbagai macam informasi aktual dan isu-isu kekinian
yang terkait dengan pegelolaan kualitas lingkungan
3. Mendapatkan gambaran praktis pertimbangan-pertimbangan saat
kebijakan public dibuat,
4. Mengetahui bagaimana Dirjen pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup melakukan pengawasan terhadap ketaatan
penangggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan izin lingkungan,
yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan

B. Bagi Prodi Teknik Lingkungan

1. Mendapatkan pengayaan informasi seputar kebijakan-kebijakan


negara di bidang Teknik Lingkungan,

2. Bekerja sama antara Universitas Bakrie dengan Dirjen pengendalian


pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup ini

1.4 Pelaksanaan Kunjungan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari selasa, 23 Mei 2017, dari mulai pukul
09:00 hingga pukul 11:00 WIB bertempat diruang rapat Direktorat jendral
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, Cipinang Besar Sel.,
Jatinegara, Kota Jakarta Timur. Peserta kunjungan terdri atas 54 mahasiswa program
studi Teknik Lingkungan, di bombing oleh ibu Sirin Fairus,STP,MT. peserta
berangkat dari kampus sekitar pukul 07;45 Wib, tiba di gedung direktorat jendral
pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup Jatinegara, Jakarta Timur, pukul
08:30. Dilanjutkan dengan pengurusan absensi. Setelah itu, peserta menunggu kedatangan
Bpk Sigit Reliantoro selaku Sesditjen PPKL. Tepat pukul 09:00 Bpk Sigit Reliantoro
selaku Sesditjen PPKL datang dan kemudian dilangsungkannya pembukaan dan
diteruskan dengan memberikan kuliah singkat dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Yang beberapa diantaranya menanyakan menyangkut mata kuliah pengelolaan
kualitas lingkungan.
BAB II

PAPARAN HASIL KUNJUNGAN

Beberapa topik yang dibahas dalam pertemuan dengan Dirjen pengendalian


pencemaran dan kerusakan lingkungan. Meliputi udara, krisis air bersih, B3 dsb.
Pertama isu mengenai carryng capacity dengan konsep sapi, padang gembala dan sapi
yang awal mulanya orang berternak masih dibawah kapasitasnya sehingga
produksinya baik. Dengan produksi yang baik tersebut meningkatkan kapasitasnya
dan berlomba-lomba untuk memperoleh kenikmatan dari alam tanpa memperdulikan
itu ada milik Bersama. Akhirnya secara akumulatif terjadi dipadang gembala tersebut
carryng capacity dilewati dan yang terjadi adalah gurun yang hijau menjadi coklat.
Sehingga tidak ada hubungan timbal balik pada kerusakan yang ditimbulkan dan
perlu waktu untuk kembali seperti semula. Untuk mengenai lag yang kerusakannya
tidak dapat dirasakan sekarang tapi 10 hingga 100 tahun kemudian.
Fakta fakta isu lingkungan yang terjadi diindonesia adalah:
1. Tutupan lahan di provinsi
Ada hutan alam,hutan tanaman. Provinsi minimal dapat
mengendalikan fungsi fungsi lingkungannya. Tutupan lahan
yang berwarna merah itu dikatakan tutupan lahan yang kurang
dari 30%. Bahkan wilayah DKI Jakarta 0,47 % yang sebagian
besar menjadi semak belukar yang tidak bermanfaat dan rawan
kebakaran.
2. Lahan tambang tanpa izin
Setelah diidentifikasi sekitar 8600 lahan akses terbuka
atau yang tidak jelas pemakaiannya. Sebagian besar
merupakan bagian tambang besar maupun tambang tanpa izin.
Tambang yang ditandai pada warna merah tersebut merupakan
tambang yang sangat merusak dan berkaitan dengan
emas,merkuri, asam sianida dll.
3. Pencemaran air
Dari 17.000 DAS yang ada di Indonesia 2.149 DAS
sudah masuk kritis. Kritisnya Das ini dihitung dari debit oada
waktu hujan disbanding dengan musim kemarau dan
didapatkan ratio yang berbeda sekali. Kualitas air yang
cenderung turun dari tahun ketahun. Semakin kritis DAS, maka
biaya PDAM untuk mengelola air semakin tinggi.
Kuantitasnya tidak menentu dan kualitasnya menurun.
4. Sampah
Ada 64 jt ton sampah yang setiap tahun yang harus
dikelola. Sampah yang dikelola di TPA hanya sebagian kecil
yang semi sanitary landfill, dan yang lainnya masih open
duming.
5. Udara
Ada 2 fenomena diindonesia yang di dapat data lama
dari AGMS. Menyatakan Udara bersih yang dibagi menjadi :
udara segar, udara sehat, udara bahaya, dan sangat bahaya.
Pada kota-kota besar seperti dijakarta didapatkan udara sehat
hanya dalam beberapa hari saja, lainnya adalah udara sedang
bahkan tidak sehat. Itu semua disebabkan dari kendaraan
bermotor dan industry. Namun pada kota-kota kecil seperti
Pontianak dan palangkaraya udaranya bersih, tetapi ada
beberapa waktu yang udaranya sangat berbahaya. Yaitu karna
kebakaran hutan.
6. Lahan Gambut
Hasil yang didapat oleh dirjen pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan mendapatkan dari
gambut sebesar 855 jt ton CO2 Ekuivalen. 24 jt hektar lahan
gambut yang ada diindonesia. Gambut adalah material material
organic yang mengendap kemudian ia membusuk dan
terakumulasi menjadi tanah. Yang berisikan kayu, dahan,
ranting dan 90% terdiri dari mineral, seperti spons yang
menyerap air. Kemudian lahan tersebut meregulasi air yang
disekitar lahan gambut pada sungai atau air laut. Gambut
secara alami akan mengalami penurunan, sehingga dibuat
kanal. Banyak dilahan gambut yang di drainase pohon yang
akarnya keluar dan ambruk. yaitu gambut mengalami land
subsidence. Maka dari itu perlindungan hutan gambut sangat
essensial bagi dirjen pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan saat ini.

Kerusakan lingkungan hidup sudah sangat kritikal


sehingga diperlukan tidak hanya pada pengelolaan lingkungan
hidup tetapi juga pada fase perlindugan. Sehingga pada UU NO
32 berisikan tentang undang undang pengelolaan dan
perlindungan lingkungan hidup. Jika ingin melakukan
pembangunan maka harus melakukan perencanaan
inventrasisasi sumber daya alam. Pembangunan yang baik
adalah pembangunan yang menggunakan pendekatan ekosistem
bukan merusak ekosistem yang ada. Kemudian ada pula
pemanfaatannya pengendalian, pemeliharaan dan
pengawasannya. Dan semuanya sebaiknya harus dikelola
dengan management lingkungan hidup.

7. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan dibidang ekologi
merupakan salah satu cara yang digunakan oleh Negara
didunia untuk mempertahankan keberlangsungan sumberdaya
alam bagi generasi berikutnya dimasa yang akan datang. Selain
untuk keberlangsungan hidup generasi mendatang,
pembangunan ekologi secara berkelanjutan juga dibutuhkan
untuk keberlangsungan ekosistem yang ada dibumi. Pada
hakekatnya pembangunan berkelanjutan merupakan aktivitas
memanfaatkan seluruh sumberdaya, guna meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat manusia.
Pelaksanaan pembangunan pada dasarnya juga merupakan
upaya memelihara keseimbangan antara lingkungan alami
(sumberdaya alam hayati dan non hayati) dan lingkungan
binaan (sumberdaya manusia dan buatan), sehingga sifat
interaksi maupun interdependensi antar keduanya tetap dalam
keserasian yang seimbang.
Menurut David Goetze (1987) menemukan bahwa kontribusi
pelestarian sumberdaya alam milik bersama lebih besar pada
kelompok-kelompok masyarakat yang kecil dibanding dengan
kelompok yang besar. Hal ini disebabkan karena anggota
kelompok saling mengenal, dapat saling mengawasi perilaku
anggota dan sanksi sosial lebih efektif untuk mengatur
pemanfaatan sumberdaya alam secara bersama-sama

8. Kriteria proper
PELAKSANAAN DOKUMEN LINGKUNGAN/IZIN
LINGKUNGAN
a. Biru
1. Memiliki dokumen lingkungan/izin lingkungan;
2. Melaksanakan ketentuan dalam dokumen
lingkungan/izin lingkungan:
a. Luasan area dan kapasitas produksi masih sesuai
Dokumen Lingkungan/Izin Lingkungan.
b. Jika pengelolaan lingkungan terutama aspek
pengendalian pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3 memiliki
dasar ketentuan dalam AMDAL/UKL-UPL/RKL-
RPL/Laporan pelaksanaan UKL-UPL
3. Melaporkan pelaksanaan dokumen lingkungan/izin
lingkungan (terutama aspek pengendalian
pencemaran air, pengendalian pencemaran udara,
dan Pengelolaan LB3)
b. Merah
Tidak melaksanakan ketentuan dalam dokumen
lingkungan/izin lingkungan: a. Luasan area dan/atau
kapasitas produksi tidak sesuai Dokumen
Lingkungan/izin lingkungan b. Jika Pengelolaan
lingkungan terutama aspek pengendalian pencemaran
air, pengendalian pencemaran udara, dan Pengelolaan
LB3 tidak memiliki dasar ketentuan dalam
AMDAL/UKL-UPL/RKL- RPL/Laporan pelaksanaan
UKL-UPL. 2. Tidak melaporkan pelaksanaan dokumen
lingkungan/izin lingkungan (terutama aspek
pengendalian pencemaran air, pengendalian
pencemaran udara, dan Pengelolaan LB3).
c. Hitam
Tidak memiliki dokumen lingkungan

9. Premis
• Isu Lingkungan dapat menjadi strategi Bisnis – premis I.
Alasan mendasar untuk memasukkan “faktor lingkungan”
kedalam strategi bisnis :
– berpotensi untuk meningkatkan keuntungan
– management untuk mengurangi biaya dan risiko
– meningkatkan nilai dan reputasi – environmental
stewardship
• PROPER Mendorong Inovasi- premis III. Tahun 2015
tercatat 151 inovasi dari 323 perusahaan kandidat Hijau
dan Emas. Tahun 2016 tercatat 260 inovasi dari 247
perusahaan kandidat Hijau dan Emas.

• The Simplicity Cycle – premis baru. The Simplicity Cycle


– A Field Guide to Making Things Better without Making
Them Worse(DAN WARD)

7. Inovasi

Inovasi menurut KBBI adalah penemu-an baru yang


berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal
sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).
Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru) adalah
menciptakan ruang pasar tanpa pesaing dan biarkan kompetisi
tak lagi relavan.

Terdapat 3 Bagian Utama:

I. Mempelajari keunggulan perusahaan-perusahaan yang


sukses serta Sustainable menjalankan bisnis di
bidangnya.
II. Mempelajari bagaimana merumuskan “blue ocean
strategy” dan meninggalkan “red ocean strategy
III. Bagaimana mengeksekusi strategi “blue ocean”

Penilaian Inovasi

Penilaian inovasi dilihat dari beberapa aspek diantaranya


adalah:

 Nilai dari Manfaat ekologi


 Terciptanya Nilai Bisnis
 Meningkatnya Profitabilitas
 Mengurangi beban lingkungan
 Meminimalkan (mengurangi) biaya.

Bagaimana caranya?
Berikut adalah perusahaan besar beserta inovasi mereka,
diantaranya adalah:
1. PT. Jawa Power
PT. Jawa Power memberikan program CSR yang di
dalamnya mencakup:
 Jangkar Randutatah 2014 (JRT’14)
 Gempar si Bro
 Elektrolomus PLTMH
 Energi Petis
 Elektrolomus PLTS
 JAPOMAS dan CANTING SINBO
Inovasi-inovasi yang telah diberikan oleh PT.
Jawa Power telah memberikan dampak yang baik bagi
lingkungan sekitarnya diantaranya adalah JRT’14 dan
Gempar si BRO. Pada JRT’14 PT. Jawa Power telah
memberikan hamper semua aspek pada penilaian inovasi
mereka yaitu, terdapatnya peningkatan indeks
keanekaragaman hayati 0,6 (2013) menjadi 1,47 (2016);
memberikan pendapatan terhadap anggota kelompok
pantai harapan Rp. 1,9jt/bulan; ada sekitar 20.000
pengunjung yang datang per tahunnya; pemanfaatan
limbah B3 Fly Ash 64 ton dan Bottonm Ash.
Selain JRT’14, Gempar si Bro pun memberikan
nilai yang baik terhadap inovasi mereka diantaranya
ialah, meningkatnya pendapatan dari pengrajin sampai
10%; menghasilkan 200 kg slurry/hari; menurunkan
pencemaran dari kotoran sapi.
2. PT. Badak NGL
PT. Badak NGL telah memberikan program
unggulannya pada sepanjang tahun 2011 sampai 2016
diantaranya adalah:
 Tahun 2011: Konservasi Mangrove; Pasar Rawa Indah;
Dana bergulir; BPPKM; Beasiswa; Pengelolaan Hasil
Rumput laut
 Tahun 2012: Pencacah Plastik; Konservasi Mangrove;
Ternak Mandiri; Welder; LBD; Dana Bergulir; Konversi
Kawasan Laut.
 Tahun 2013: Kedo-kedo Sunu Abadi; Pencacah Plastik;
Konservasi Mangrove; Ternak Mandiri; Konversi
Kawasan Laut.
 Tahun 2014: Konservasi Mangrove; Pencacah Plastik;
Konservasi kawasan laut; Ternak Maniri; Budidaya Jamur;
Komunitas Tata Busana; Pengembangan Masyarakat;
TEKASALO
 Tahun 2015: Ekowisata Mangrove; KOCIBU; Budidaya
Lele; Budidaya Jamur; Mangrove Eco Mode; Bonles Eco-
Energy; Pembibitan Pohon Ulin; Biodiesel; Budidaya
Kepiting Bakau
 Tahun 2016: BONTANG KUALA ECOTOURISM;
UMKM PESISIR (8 UMKM WANITA & 3 BUDIDAYA
KERAPU).
3. PT. Pertamina EP Asset 3 – Field Subang
PT. Pertamina EP Asset 3 – Field Subang menghasilkan inovasi
yaitu KAMPUNG ECO GREEN (Rumah Inspirasi Subang) yang
terletak pada Kecamatan Subang, Kelurahan Dangdeur.
 Dari kelurahan Dangdeur sendiri terdapat 4,7 juta ton
sampah setiap tahunnya. Sampah-sampah tersebut diolah
menjadi aspek: Tripod 4M (Konverter Praktis Plastik
menjadi BBA); BANK ROENTAH INSPIRASI (bank
bermata uang sampah). Kemudian pada kelurahan
Dangdeur pun terdapat SANGGAR INSPIRASI (Pusat
Pendidikan & Kebudayaan) yang juga dikelola oleh PT.
Pertamina EP Asset 3 – Field Subang.
 Dari desa Sukamulya & Pasirukem sendiri menghasilkan
lebih dari 8.200 Ton Jerami dibakar setiap tahun. Dari
8.200 ton Jerami pertaminya membaginya dengan
beberapa inovasi diantaranya, GAS API (Pemanfaatan gas
metana hasil fermentasi limbah jerami & kotoran ternak);
BURGER PAKAN (Pakan Alternatif) utnuk peternakan.
4. PT. Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore
PT. Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore ini
memberikan bebrapa inovasinya diantaranya:
 NATURE / LINGKUNGAN: 20.000 Polibag Bibit
Cemara; Laut 16.000 Polibag Bibit Mangrove; 17.000
Mangrove serta Cemara Laut; 90% Tumbuh dengan baik;
839,24 Ton CO2eq Serapan Karbon; 25 Spesies Burung
dilindungi teridentifikasi; 2 Spesies (Near Threaten by
IUCN) Mangrove dibudidayakan; 7 Spesies Lamun dan
rumput laut teridentifikasi; 4,4 Ton Limbah kayu palet,
menjadi Furniture TPM.
 WELLBEING / KESEJAHTERAAN: Peran Aktif
Pemerintah Peraturan Desa No. 27/433.408.12/VII/2016
Tentang Pengelolaan Kawasan Pesisir & Laut Desa
Labuhan; Peraturan Desa No.45/433.408.12/IX/2016
Tentang Pengelolaan Eduwisata Taman Pendidikan
Mangrove; 95 dari sebelumnya 120 Jiwa rumah tangga
miskin telah berpenghasilan Sangat Baik.
Indeks Kepuasan Masyarakat (3,38 dari 4)
 ECONOMY / EKONOMI: 109,2 juta Pendapatan dari
pengelolaan TPM; 125,2 juta Potensi pendapatan
penjualan bibit dan panen silvopasturi; 44,2 juta
Pendapatan dari multiplier effect; SROI 1:2,05. Jika
dibandingkan dengan tahun 2015, pendapatan meningkat
sampai 110%.
 SOCIAL / SOSIAL: 84 dari 208 Pekerja migran
diberdayakan; 64 KK Kelompok Tani Mangrove Cemara
Sejahtera; 4.677 Penerima manfaat desa pesisir sekitar;
927 Pengunjung dari 125 institusi; dan 9 UKM baru serta 5
UKM mendapat manfaat tidak langsung.
BAB III

TANYA JAWAB

1. Dimana kerusakan lingkungan terparah terjadi? Dan bagaimana kondisinya


saat ini? (Wulan Yuningsih - 1152005011)
Jawaban :
Kerusakan lingkungan terparah terjadi pada pertambangan. Kegiatan
pertambangan yang terparah adalah pertambangan yang illegal atau PETI
(Pertambangan Tanpa Izin). Pertambangan tanpa izin menyebabkan
pendapatan negara menurun dan kontribusi terhadap negara pun tidak ada, hal
tersebut membuat China dapat mengambil alih dan membuat eksploitasi
menjadi lebih besar.
Selain itu lahan bekas pertambangan yang sudah habis SDA nya dimanfaatkan
untuk menanam tanaman sawit. Tanaman sawit membutuhkan lahan yang
banyak dan dikarenakan haus air maka lahan tamanan sawit rawan bencana
kebaran. Kebakaran akibat tanaman sawit pernah terjadi pada tahun 2013 dan
2015.
Upaya pencegahan lebih kecil usahanya dibandingkan rehabilitasi. Untuk
merehabiltasi kerusakan akibat pertambangan tanpa izin membutuhkan waktu
yang lama, upaya yang besar dan dana yang banyak. Namun beberapa
pengendalian dapat dilakukan seperti:
- Menutup akses lahan gambut
- Drainase digunakan hanya sebagai sirkulasi
- Sehingga land subsidence akan lebih lambat.
2. Tindakan apa yang dilakukan KLHK untuk pengendalian pencemaran
kerusakan oleh reklamasi? Apakah Ditjen PPKL berhak untuk menghentikan
reklamasi?
Jawaban :
Ditjen hanya bisa jadi evaluator mengenai reklamasi dan second in line untuk
perumusan AMDAL reklamasi di karenakan sudah kalah di pengadilan. Tidak
berhak, karena sudah kalah dan kewenangan itu di pindahkan ke pemprov
yaitu gubernur yang berhak memberikan surat izin dan memberhentikan surat
izin tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
1. Isu lingkungan di Indonesia sama dengan isu lingkungan global Pencemaran
Udara, Krisis Energi, Krisis Air, Perubahan Iklim, Deforestrasi, Kerusakan
keanekaragaman Hayati dan Tata Guna Lahan, Pencemaran bahan beracun
dan logam berat, pengelolaan sampah dan kerusakan serta pencemaran laut.
Isu kerusakan ekosistem gambut merupakan isu spesifik di Indonesia
2. Isu lingkungan terjadi mengikuti pola the tragedy of the commons - Garrett
Hardin
3. Pengelolaan lingkungan hidup secara konvensional dilakukan dengan
pendekatan regulasi pemerintah dan mekanisme pasar. Tren menunjukkan
pengelolaan berbasis masyarakat lokal lebih berhasil menjaga lingkungan
hidup dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
4. Pembangunan berkelanjutan lebih menekanan pada penegakan etika,
regenerasi moral capital dibanding pendekatan teknis. Perubahan perilaku ke
arah perilaku ramah lingkungan perlu dilakukan untuk mengatasi isu-isu
lingkungan
5. Pola pendekatan ini memerlukan pemimpin perubahan yang berpikir secara
global namun bertindak secara lokal.
BAB V
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai