Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELD TRIP) ke PPLI (PT.

PRASADHA PAMUNAH LIMBAH INDUSTRI)


(Tugas Mata Kuliah Hidrologi & Geohidrologi)

Oleh:
Andi Javier Lafiedrido
1152005019

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
2016
LATAR BELAKANG
Field Trip adalah kegiatan rutin yang dilakukan mahasiswa Teknik Lingkungan
Universitas Bakrie bersama dengan dosen pembimbing. Kegiatan yang dilakukan adalah
kunjungan ke institusi atau industri-industri yang berkaitan dengan mata kuliah Teknik
Lingkungan Universitas Bakrie.

Pada kali ini, mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Bakrie beserta para dosen Teknik
Lingkungan melakuka field trip di wilayah Bogor yaitu ke perusahaan PPLI. Perusahaan PPLI
adalah satu – satunya perusahaan yang mengolah sampah industri di Indonesia. Mahasiswa Teknik
Lingkungan angkatan 15 akan mencari tahu lebih dalam lagi tentang pengolahan system drainase
dan sebagainya yang berkaitan dengan mata kuliah Hidrologi & Geohidrologi.

TUJUAN

Adanya kegiatan field trip ini diharapkan mahasiswa Teknik Lingkungan dapat:

1. Mengetahui secara umum cara pengolahan system drainase.


2. Mengetahui pengolahan dalam menangani limbah dan cara pengendalian pencemaran
air tanah.
3. Mengetahui penggunaan air untuk kerja system di PPLI.
4. Mengetahui sumur pantau yang berkenaan dengan air lindinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hari Selasa, 13 Desember 2016 mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Bakrie
melakukan kunjungan field trip ke PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). Kegiatan ini
disambut dengan sambutan Bapak Syarif Hidayah selaku Direktor PPLI. Sambutan beliau
menceritakan tentang awal mula perusahaan ini terbentuk. PPLI dibangun tahun 1993 awal Januari
dan memulai opening pada tahun 1994. Ide dari pembentukan perusahaan ini adalah dari
pemerintah Indonesia sendiri yang menginginkan perusahaan limbah industri B3 yang berguna
untuk mengontrol dan mengendalikan limbah B3 dengan adanya convency basel. Lahan atau lokasi
mempunyai persyaratan yang ketat. Pada tahun 80an-90an dilakukan study oleh pemerintah
dimana lokasi yang tepat dijadikan industri limbah B3 dan lokasi itu bertempat di Desa Nambo ini
yang dulunya adalah tempat bekas penambangan bahan kapur atau semen. Saat pembentukan,
perusahaan ini mempunyai investor yaitu peruahaan multi nasional yang berasal dari Amerika dan
perusahaan ini bergerak di limbah waste management international. Lalu setelah beberapa tahun
mempunyai investor lagi yaitu DOWA. Selain itu, pemerintah mempunyai saham tersendiri untuk
perusahaan ini. Selanjutnya pembukaan oleh Ibu Sirin Fairus selaku Kaprosi Teknik Lingkungan
Universitas Bakrie. Dan pembukaan oleh Ibu Nelly.

PPLI adalah perusahaan pertama dan satu-satunya yang berada di Indonesia dan menjadi
fasilitator yang pertama di ASEAN yang bergerak di pengolahan limbah B3 industri. PPLI ini juga
bergerak di bawah peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Kegiatan dilanjutkan
dengan melakukan touring di sekitar PPLI dengan menggunakan bus yang telah disediakan.
Mahasiswa diberitahukan bahwa drum-drum yang telah berisi limbah b3 tidak boleh terdapat
plafon yang berguna untuk menghindari kebakaran. Terdapat jenis limbah juga yang tidak boleh
terkena air keran yang akan menjadi reaktif. PPLI ini memiliki 2220 truk limbah curah dan terdapat
container yang berisi satu macam limbah yang tidak tercampur limbah lainnya. Selanjutnya,
terdapat kolam bakteri yang berbentuk cekung kolam ini terdri dari proses koagulasi dan aerasi.
Adanya leachet yang dipanaskan dan ditampung dahulu. Air limbah ini ditutup agar terjadi kontak
dengan udara. Dan terdapat landfill yang dapat dilihat. Landfill ini mempunyai dua kelas yaitu
kelas pertama terdapat lima layer dibawahnya dan kelas kedua terdapat empat layer dibawahnya.
Aliran air di PPLI ini dibuat terasering dan tanaman yang berada di landfill adalah tanaman yang
mempunyai akar serabut. Selanjutnya adalah tempat ekualisasi I yaitu untuk penggumpalan lindi.
Mahasiswa berfoto bersama terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan selanjutnya.
Setelah touring selesai mahasiswa kembali di tempat Training Center kembali untuk
mendengarkan seminar. Di seminar ini dijelaskan limbah-limbah apa saja yang dapat diterima dan
selanjunya diolah di PPLI. Sebelum di olah, limbah-limbah yang baru tiba dilakukan screening
terlebih dahulu yang berguna untuk mengetahui karakteristik limbah. Limbah B3 terdapat dua jenis
yaitu radioaktif dan non-radioaktif. Di PPLI ini tidak menerima limbah eksplosif dan limbah
radioaktif. Karakteristik limbah yang dapat diterima adalah limbah yang mempunyai dioksin lebih
dari 1 ppm, refaktan lebih dari 10 ppm, dan oil trafo lebih dari 500 ppm. PPLI hanya mengangkut
limbah infeksius seperti plester, obat kanker, dan lain-lainnya. Dan tidak menerima yang bersifat
patogen. Dari PP 101 yang mengatakan terdapat 796 total limbah dan di PPLI ini hanya menerima
787 limbah. Dari limbah B3 sendiri dibagi menjadi dua kategori. Dan pengangkutannya sendiri
diperlukan driver yang telah mempunyai sertifikasi dari Departemen Perhubungan.

Terdapat dua pengolahan limbah yaitu solid waste management dan liquid waste
management. Solid waste management limbah-limbah yang harus distabilisasi yaitu limbah yang
mengalami leachet lebih dari baku mutu dan harus disolidifikasi yaitu dengan bentuk lumpur tidak
terdapat leachet. Solidifikasi ini pH limbah tersebut setelah di proses harus 9-11. Sedangkan liquid
waste management harus di steam dahulu (dipisahkan dari limbahnya) jika terdapat minyak.
Limbah juga bisa dibiodegradasi. Selanjutnya dijelaskan limbah organik tidak boleh lebih dari
10% supaya tidak merusak HDPE. Dan limbah yang dibuat landfill harus padat dan mempunyai
batas waktu penggunaannya yaitu 3 tahun dan hanya menggunakan landfill 1 dan 2 enurut
peraturan KLHK pasal 63. Dan yang terakhir adalah drilling waste management yaitu untuk
limbah minyak bumi.

Selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Di sesi tanya jawab ini mahasiswa lebih banyak
mengetahui lagi tentang perusahaan pengolahan limbha B3 industri ini. Seperti limbah yang
semakin sulit diolah maka semakin mahal harga pengolahannya tergantuk dari karakteristik limbah
dan reagen untuk mengolah limbahnya. Upaya pengendalian lingkungan sesuai dengan amdal dan
perizinan PPLI. Limbah B3 rumah tangga belum dapat diolah di PPLI. Dan berbagai pengetahuan
lagi tentang landfill yang dimana lokasi landfill harus diseleksi terlebih dahulu agar leachate tidak
terkena groundwater. Landfill dengan HDPE limbahnya sudah melalui pengolahan, tidak leaching,
dan sudat padat. Untuk system drainasenya sendiri PPLI menggunakan system drainase tertutup
dimana untuk mencegah terjadiya penumpahan dan hanya terdapat 2 pintu. Untuk pengolahan
limbahnya sendiri PPLI berupaya untuk pengendalian lingkungan disekitar sana sesuai dengan
amdal dan perizinan PPLI. Sedangkan untuk pencemaran air tanah, PPLI tidak menggunakan air
tanah dalam proses. PPLI menggunakan air PDAM untuk mck. Air tanah disana sangat susah
karena kedalamannya 1200 m, kadang ada atau tidak ada. Disana tidak terdapat aquifer. Untuk
penggunaan airnya sendiri semua air disana dikelola di IPAL dan semua air masuk ke semua
system pengelolaan. Dan untuk sumr pantau yang berkaitan dengan lindi, PPLI mempunyai
beberapa titik sumur pantaunya.

Dari field trip ke PPLI ini mahasiswa Teknik Lingkungan dapat menambah pengetahuan
lebih banyak lagi. Karena dari PPLI ini terdapat berbagai ilmu Teknik Lingkungan seperti P-chem,
amdal, technical, dan lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai