Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEMAM KEJANG
DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT SOEDONO, MADIUN

Oleh :
Haidar Surya Ardan (P27835116008)
Yulis Oktavianingsih (P27835116010)
Iqbal Kurniawan (P27835116016)
Isma Nurul Walijah (P27835116020)
Umi Chabibatul Muawanah (P27835116025)
Astria Maulani Rachman (P27835116033)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN GIZI
TAHUN 2019
Satuan Acara Penyuluhan

Topik : Kenali Demam Kejang


Penyuluh : Mahasiswa Program D3 Gizi

Sasaran : Pasien Anak Di Ruang Melati, RSUD dr. Soedono Madiun

Tanggal / Bulan / Tahun : 7 Februari 2019

Waktu : 40 Menit X 1 Hari


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kejang demam yaitu bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38°C). Kejang demam merupakan kejang yang paling sering
terjadi pada anak. Sebanyak 2% sampai 5% anak yang berumur kurang dari 5 tahun
pernah mengalami kejang disertai demam dan kejadian terbanyak pada usia 17-23
bulan. Sekitar 30 sampai 35% anak dengan kejang demam pertama akan mengalami
kejang demam berulang. Adanya faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya
kejang demam berulang adalah riwayat kejang demam dalam keluarga, usia kurang
dari 12 bulan, temperatur yang rendah saat kejang, dan cepatnya kejang setelah
demam (Purwanti dan Maliya, 2008).
Hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi dikaitkan faktor resiko yang
penting adalah demam. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas,
otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih. Faktor resiko
lainnya adalah riwayat keluarga kejang demam, problem pada masa neonatus, kadar
natrium rendah. Setelah kejang demam pertama, kira-kira 33% anak akan mengalami
satu kali rekurensi atau lebih, dan kira-kira 9% akan mengalami 3X recurrent atau
lebih. (Manjoer, 2000)
Tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda, pada anak yang ambang
kejangnya rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38ºC, sedangkan pada anak dengan
ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40ºC atau lebih. Kejang demam
yang berlansung singkat tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi
pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya disertai apnea,
meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi kontraksi otot skelet yang akhirnya
menyebabkan hipoksemia, hiperkapnea, asidosis lactate, hipotensi. Kerusakan pada
daerah mesial lobus temporalis setelah kejang berlangsung lama yang dapat menjadi
matang dikemudian hari, sehingga terjadi serangan epilepsy spontan. Jadi kejang
demam yang berlangsung lama dapat mnenyebabkan kelainan anatomis diotak
sehinggga terjadi epilepsy (Hasan & Alatas, dkk, 2002). Serangan kejang biasanya
terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat
bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya
kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun
untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan
sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf. Untuk ini Livingston membuat kriteria
kejang demam atas 2 golongan, yaitu:
1. Kejang demam sederhana (simple febrile convulsion )
2. Epilepsi yang di provokasi oleh demam
(Epilepsy triggered of by fever menurut Hasan & Alatas, dkk.,2002 di dalam Yunita
dan Syarif, 2014)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Instruksional Umum :
Setelah Dilakukan Penyuluhan, Para Pasien Dan Keluarga
Pasien Memahami Pentingnya Menjaga Pola Makan Dan Gaya Hidup
Untuk Mencegah Terjadinya Demam Kejang.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah Mengikuti Penyuluhan Kesehatan Selama 1 X 40
Menit, Diharapkan Peserta Mampu Memahami Tentang :
1. Definisi demam kejang
2. Etiologi demam kejang
3. Penanganan demam kejang
4. Pencegahan demam kejang

1.3 Kepanitiaan
Ketua Pelaksana : Haidar Surya Ardan
Seketaris : Astria Maulani Rachman
Bendahara : Umi Chabibatul Muawanah
Seksi Acara : Yulis Oktavianingsih
Seksi Pubdekdok : Isma Nurul Walijah
Seksi Humas : Iqbal Kurniawan
1.4 Kegiatan
 8 Februari 2018
No Kegiatan Penyuluh Audience Media Metode
Pembukaan - Mengucapkan - Menjawab
( 3 Menit ) Salam Salam
- Perkenalan - Memperkenalkan - Mendengar
1 Diri kan
Langsung Ceramah
- Menjelaskan Topic
Penyuluhan
- Menjelaskan
Tujuan Penyuluhan
Inti - Menjelaskan - Mendengark
( 20 Menit ) Tentang an dan
- Pengertian Pengertian Dema Memahami
Demam m Kejang
Kejang - Menunjukkan
- Faktor Resiko Faktor Risiko
Demam Demam Kejang
Kejang Pada - Menunjukkan
Lansia Gejala Dan Tanda
- Gejala Dan Demam Kejang Lcd
2 Tanda Demam - Menjelaskan Cara Dan Ceramah
Kejang Pencegahan Laptop
- Cara Demam Kejang
Pencegahan -
Demam
Kejang Pada
Lansia
- Makanan
Sehat Bagi
Demam
Kejang
Evaluasi - Memberikan - Bertanya
( 5 Menit ) Kesempatan Kepada - Mendengark
3 - Pertanyaan Audience Untuk an Tanya
Langsung
Bertanya Jawab
- Menjawab
Pertanyaan Audience
Penutup - Mengucapkan - Mengucapk
( 2 Menit ) Terima Kasih Atas an Sama-
4 - Ucapan Perhatian Audience Sama Langsung Ceramah
Terima Kasih - Mengucapkan Salam - Menjawab
- Salam Penutup Salam
Petugas – Petugas Acara
Moderator : Yulis Oktaviningsih
Notulen : Astria Maulani Rachman
Penyaji : Isma Nurul Walijah
Observer : Iqbal Kurniawan
Fasilitator : Joko Nurcahyono, SST.

Metode
Ceramah Dan Tanya Jawab.

Media
Powerpoint dan Leaflet

Evaluasi
Quiz Menjawab Pertanyaan Dari Pemateri

Sumber Pustaka
Purwanti, O. S. dan Maliya, A. (2008) “Kegawatdaruratan Kejang
Demam pada Anak,” Berita Ilmu Keperawatan Vol.1 No.2, hal.
97–100.

Yunita, V. E. dan Syarif, I. (2014) “Artikel Penelitian Gambaran Faktor


yang Berhubungan dengan Timbulnya Kejang Demam Berulang
pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Anak RS . DR . M .
Djamil Padang Periode Januari,” 5(3), hal. 705–709.

Anda mungkin juga menyukai